Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN HASIL DISKUSI KELOMPOK

PEMICU 1 BLOK 1
“PANDEMI COVID-19 DAN DOKTER GIGI”

Oleh:
KELOMPOK 7

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
TIM PENYUSUN

KELOMPOK 7
Ketua : Masyhuri Taufiqul Haq (210600123)
Sekeretaris : Clarissa Athaya Aglin (210600075)
Anggota :
 Rezky Nadira (210600031)
 Kevin (210600032)
 Ribka Ulina Ritonga (210600033)
 Willy Tandjaya (210600034)
 Dor Maduma Elseria Lumbangaol (210600035)
 Alviannisa dinda pratiwi (210600073)
 Elsa Maria Siburian (210600074)
 Sarah Gustiayu Ardhana (210600120)
 Aisyah Fathinah (210600121)
 Natasya Umairah Balqis Lubis (210600122)
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Pandemi Covid-19 ini membawa banyak sekali perubahan dalam beberapa aspek
kehidupan kita. Baik dari aspek budaya, sosial, ekonomi dan tentunya kesehatan. Peranan
dokter gigi di era pandemi Covid-19 ini memunculkan pertanyaan dipikiran kita, seperti
Apakah dokter gigi harus tetap membuka praktik atau apakah aman jika dokter gigi
membuka praktiknya disituasi seperti sekarang ini?, dan masih banyak lagi pertanyaan
lainnya seputar peranan dokter gigi di era pandemi Covid-19 ini.

Disini, kita akan membahas bagaimana seharusnya seorang dokter gigi menyikapi dan
menghadapi pandemi Covid-19. Bagaimana seharusnya dokter gigi menjalankan
tanggungjawabnya terhadap kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia. Begitu pula
kewajibannya pada negara sebagai tenaga kesehatan yang harus ikut andil dalam
melawan virus Covid-19 ini.

2. DESKRIPSI TOPIK
Penyusun : Drs. Edi Sumarno, M.Hum.; Dra. Sabariah Bangun, M.Si
Skenario : Pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung sejak awal tahun 2020 hingga
kini menimbulkan efek yang luas, termasuk terhadap dokter gigi. Kiranya
belum ada penelitian yang membahas tentang pengaruh Covid-19 terhadap
praktik layanan kesehatan dokter gigi. Kenyataannya, banyak dokter gigi yang
sementara tidak membuka layanan praktik. Bisa jadi ini disebabkan oleh
kekhawatiran para dokter gigi akan terpapar penyakit ini. Atau, bisajadi pasien
juga enggan ke dokter gigi karena alasan yang sama. Namun demikian, apa
pun alasannya kesehatan gigi dan mulut setiap warga, tetap harus menjadi
perhatian, terutama bagi dokter gigi dan juga mahasiswa Fakultas Kedokteran
Gigi.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Menurut anda apa yang harus dilakukan dokter gigi disituasi pandemi Covid-19
seperti saat ini?
Seorang dokter gigi juga merupakan bagian dari tenaga kesehatan. Dimasa
pandemi Covid-19 ini, seorang gigi dapat tetap membuka praktek dengan penerapan
protokol kesehatan yang ketat. contohnya seperti mewajibkan penggunaan masker
yang lebih baik (masker medis dan masker bedah), menyediakan tempat cuci tangan,
dan hand sanitizer bagi pasien. Seorang dokter gigi juga dapat mengenakan APD (alat
pelindung diri) karena seperti yang kita tahu, praktik dokter gigi pada era pandemi ini
tentu sangat berisiko karena transmisi utama virus ini melalui droplet yang keluar saat
batuk atau bersin. 1 Semua dilakukan demi memenuhi tanggung jawab dokter gigi
terhadap kesehatan gigi dan mulut masyarakat, dan kewajibannya untuk menolong
sesama manusia. Sebagaimana yang terdapat pada UU No. 29 tahun 2004 ayat 50 dan
51 menyatakan bahwa, seorang dokter/dokter gigi wajib memberi pertolongan atas
dasar kemanusiaan. Pernyataan ini juga sejalan dengan sila ke-2 pancasila yaitu
kemanusiaan yang adil dan beradab.
Seorang dokter gigi juga dapat membantu mensosialisasikan tentang bahaya
Covid-19 dan menjaga hubungan baik dengan masyarakat. Karena, dokter gigi juga
merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa orang lain. Meskipun begitu,
sebagai individu, seorang dokter gigi juga diharapkan agar mementingkan kesehatan
diri sendiri dengan tetap waspada dan menerapkan prokes.

2. Sebagai mahasiswa fakultas kedokteran gigi, apa kontribusi yang bisa lakukan
agar pandemi ini bisa segera berakhir?
Mahasiswa/i FKG merupakan calon tenaga kerja dimasa depan. Begitu
diterima dijurusan rumpun kesehatan, seorang mahasiswa/i sudah memiliki
tanggungjawab untuk berkontribusi pada masyarakat terkait hal-hal kesehatan.
Terlebih lagi mahasiswa/i yang berasal dari perguruan tinggi negri yang biasanya
mendapat pendanaan dari pemerintah yang dipilih oleh masyarakat. Wajib bagi kita
untuk berkontribusi agar hak masyarakat dapat terpenuhi.
Mahasiswa/i dapat berkontribusi dengan membuat berbagai kegiatan seperti
mengedukasi masyarakat mengenai bahaya Covid-19, sosialisasi tentang pentingnya
vaksin dan prokes, hingga menggalang dana untuk korban terdampak Covid-19.
Karena adanya kebijakan social distancing dan ppkm, maka hal diatas tidak dapat
dilaksanakan secara langsung. Inilah yang menyebabkan banyak perubahan, terutama
pada bidang budaya. Internet dan media sosial berkembang pesat. Mahasiswa/i dapat
menggunakan menggunakan aplikasi online meeting atau media sosial untuk
sosialisasi. Begitu pula dengan penggalangan dana yang dapat dilakukan di situs-situs
terverifikasi.

3. Hingga saat ini, banyak warga negara yang masih tidak percaya adanya virus
Covid-19 dengan berbagai variannya. Sebagai calon tenaga kesehatan, jika anda
diminta menjadi relawan untuk mensosialisasikan tentang Covid-19 dan bahaya
yang ditimbulkannya, apakah anda siap untuk melaksanakannya?
Kita harus siap. Karena menjadi relawan merupakan bentuk bakti kita kepada
negara. UU No. 3 tahun 2002 pasal 9 ayat 2b singkatnya menyatakan bahwa setiap
profesi memiliki pengabdian pada negara juga ketahanan negara. 2 Pandemi Covid-19
ini termasuk ancaman bagi negara dan berdampak pada ekonomi, sosial, budaya, dll.
Pemerintah telah mencoba untuk memperlambat penyebaran virus ini. Dengan
menjadi relawan, maka kita sudah membantu pemerintah dalam memperlambat
penyebaran Covid-19.
Denga berkontribusi, kita tidak hanya melaksanakan bakti pada negara, tapi
juga tanggungjawab sebagai sesama manusia. Baik dalam bentuk bantuan langsung,
sosialisasi, penggalangan dana atau sekadar meluruskan hoax yang tersebar di
masyarakat.

4. Adanya wabah covid 19 ini tdk ada yg tahu kapan berakhirnya, apakah pantas
seorang dokter gigi harus menutup prakternya selama pandemi ini masih ada.
Coba beri tanggapan bagaimana pendapat saudara.
Tidak seharusnya seorang dokter gigi menutup praktiknya di masa pandemi
seperti ini. Tentu masih ada orang yang membutuhkan perawatan gigi. Terutama pada
daerah yang tidak memiliki banyak tempat praktik dokter gigi. Menurut kode etik
dokter gigi dari pdgi, seorang dokter gigi memiliki tanggung jawab kepada pasien. 3
Jika seorang dokter gigi menutup praktiknya, maka ia telah melanggar kode etik
tersebut. Jika seorang dokter gigi menutup praktiknya, ia telah melanggar sumpah
dokter gigi untuk membaktikan hidupnya atas dasar kemanusiaan terutama dalam
bidang kemanusiaan. 4 Ia juga melanggar sila ke-2 dari Pancasila yaitu kemanusiaan
yang adil dan beradab.
Praktik dokter gigi sangat berisiko karena transmisi utama virus ini melalui
droplet yang keluar saat batuk atau bersin. 1 Hal ini tentu menjadi kekhawatiran besar
bagi seorang dokter gigi. Tapi, hal ini tidak menjadi alasan bagi seorang dokter gigi
untuk menutup praktiknya. Dokter gigi dapat memberlakukan prokes ketat di tempat
praktik, seperti memakai APD, menyemprotkan disinfektan, mewajibkan masker
medis, dan menaruh wadah cuci tangan. Hal ini dapat mengurangi kekhawatiran
dokter gigi dan tetap mementingkan kesehatan diri sendiri.

5. Penyakit covid 19 ini membuat kita sebagai manusia menjadi merasa tdk
nyaman dan aman. Apa yg hrs kits lakukan agar diri kita merasa lebih nyaman
dan aman. Beri solusinya menurut anda sebagai dokter gigi!
Untuk dapat merasa aman dan nyaman, tentunya kita harus menaati peraturan
dan protokol kesehatan di masa pandemi ini. Sekaligus menjalankan kewajiban kita
sebagai warga negara untuk wajib paruh kepada peraturan pemerintah. Begitu juga
peran kita sebagai dokter gigi, kita harus membantu pemerintah dalam memperlambat
pernyebaran virus Covid-19 ini. Kita dapat mengedukasi dan mensosialisasikan
tentang bahaya virus Covid-19 kepada masyarakat lain. Begitu pula peran kita antar
sesama manusia. Kita harus saling mengingatkan satu sama lain karena kita juga
merupakan makhluk sosial yang sejatinya tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain.
Patuhi prokes, kurangi mobilitas, dan vaksin adalah hal yang dapat membuat kita
merasa aman dan nyaman di masa pandemi ini.
DAFTAR PUSTAKA

1. Koesoemawati, R. Peranan ibu dan remaja dalam pemeliharaan kesehatan gigi di


masa pandemi Covid-19. Webinar nasional universitas mahasaraswati 2020; 175-181.
2. Mahendra P.R.A, Kartika. Kebijakan pemberlakua lockdown sebagai antisipasi
penyebaran Corona Virus Covid-19. Jurnal Pendidikan kewarganegaraan undiksha
2020; 8(3): 227-238.
3. Sudjana A, dkk. Rancangan kode etik kedokteran gigi. E-jurnal pdgi. 2008.
4. Yusri A, Meilia P.D.I. Dokter mogok kerja: sebuah tinjauan etika. Jurnal etika
kedokteran Indonesia 2019; (3)1: 23-27.

Anda mungkin juga menyukai