Anda di halaman 1dari 6

DAMPAK COVID-19 TERHADAP BERBAGAI ASPEK

ARTIKEL

Sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas Sisiologi Pariwisata

Disusun oleh :

Aldi Tridarmawan

NPM :

2018.10.021

STIEPAR YAPARI-AKTRIPA

BANDUNG

2020
DAMPAK COVID-19 TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT

Peraturan atau kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah tentu sangat berpengaruh
terhadap segala sektor, termasuk perekonomian dan kehidupan sosial dalam masyarakat.
Berdasarkan informasi di media ini beberapa hari lalu bahwa lebih kurang 50 juta orang
terancam kehilangan pekerjaan akibat dampak dari pandemi virus corona (Covid-19), sulit untuk
dibayangkan bila terjadi pengangguran maka masalah sosial akan terus bermunculan. Namun,
semua itu perlu digarisbawahi bahwa apa pun yang dilakukan pemerintah adalah sebagai bentuk
kepedulian terhadap rakyatnya, karena mencegah itu lebih baik daripada mengobati.

Selain itu, dampak pengaruh virus corona (Covid-19)  dalam kehidupan sosial
masyarakat,  di antaranya adalah timbulnya rasa curiga dan hilangnya kepercayaan terhadap
orang-orang yang ada di seputaran kita atau yang baru kita kenal. Sebagai contoh pada saat kita
membeli makanan, baik di warung yang berlabel maupun kaki lima kita pasti akan mencari tahu
apakah bersih atau tidak.  Apakah pelayan ada bersentuhan dengan orang yang terjangkit virus
atau tidak, adakah petugas atau pelayan yang mencuci tangan pada saat mengolah atau
memproses makanan yang kita pesan atau tidak, sehingga timbul keraguan.

Pada saat kita berbicang atau berjumpa baik di lingkungan kantor maupun di lingkungan
rumah dan dengan masyarakat setempat kita pun enggan berjabat tangan, meskipun mereka
adalah orang tua, sebagaimana yang kita ajarkan kepada anak-anak kita untuk selalu
menghormati yang lebih tua. Namun, situasi saat ini mengharuskan kita untuk menghindari
berjabat tangan dan harus menjaga jarak ± 2 meter bila ingin berbicara dengan orang lain,
apalagi orang yang tidak kita kenal.

Untuk mematuhi imbauan dalam pertemuan atau rapat mengharuskan kita memakai
masker, tapi di sisi lain ada juga yang tidak menggunakan masker, bahkan batuk sembarangan,
hal ini tentu menimbulkan kecurigaan, kita pun terkadang cepat menghindar. Masalah ini tentu
akan membuat yang bersangkutan merasa tersinggung, apalagi kalau ada yang mengatakan
bahwa itu corona,  rekan kerja tentu langsung meninggalkan atau menjauhinya.

Virus corona (covid-19) telah melumpuhkan perekonomian dunia, termasuk Indonesia,


sebagaimana terlihat dalam kehidupan sehari-hari di kalangan menengah ke bawah seperti
pedagang kelontong, penjual ikan, dan pedagang sayur. Mereka merasakan menurunnya daya
beli masyarakat karena ketidaknyamanan para konsumen dalam berbelanja.

Lain lagi kisah seorang sopir yang biasanya dapat memenuhi kebutuhan keluarganya,
tetapi dengan merebaknya kasus virus corona ini masyarakat enggan menggunakan transportasi
umum. Imbauan pemerintah untuk lockdown atau karantina mandiri di rumah masing-masing
dengan meliburkan aktivitas tatap muka di sekolah, perguruan tinggi, dan perkantoran tidak
semua mematuhinya, bahkan ada yang menggunakan waktu karantina mandiri untuk menikmati
liburan. Hal ini tentu menjadi masalah bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga masyarakat,
maka sangat dibutuhkan kesadaran akan keselamatan diri dan lingkungan.

Sejak diberlakukannnya peraturan tidak dibenarkan ada kumpulan keramaian seperti di


masjid,  maka hampir semua masjid pada saat shalat berjamaah hanya beberapa orang yang
hadir, sehingga masjid tampak sepi. Situasi ini menimbulkan kegelisahan apakah semua larangan
yang telah ditetapkan semuanya bermanfaat karena di satu sisi sebagai umat Islam, apabila  di
masjid tidak ada lagi orang yang shalat berjamaah,  tidak ada lagi pengajian, tak terdengar lagi
zikir,  maka tanpa sadar kita telah meninggalkan modal menuju akhirat. Bukankah dengan
adanya musibah kita seharusnya semakin memenuhi masjid untuk berzikir dan berdoa? 
Kegiatan yang dilaksanakan di masjid  tentu bagi yang merasa dirinya sehat dan untuk
pencegahan virus corona ini bila perlu pemerintah juga memasang alat pengukur suhu tubuh
ketika memasuki masjid. 

Menghadapi musibah Covid-19 bukan hanya para medis yang berperan, tetapi juga
hendaknya pemerintah mengajak para ulama dan pemuka agama untuk ikut berperan aktif,
sehingga masyarakat merasa tenang dan tidak dihantui oleh berita-berita yang menakutkan.
Peran serta keluarga dengan memberikan pemahaman dan penanganan yang baik kepada anggota
keluarga menjadi faktor utama dalam keberhasilan pencegahan Covid-19.

Akhirya, kita pasti akan kembali kepada Allah, Sang Pencipta. Jika waktu itu telah tiba maka tak
seorang pun mampu mencegahnya. Namun, sebagai manusia kita harus berusaha untuk terhindar
dari penyakit dan menjaga umur dengan baik.
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Pengaruh Corona terhadap Kehidupan
Sosial Masyarakat, https://aceh.tribunnews.com/2020/03/21/pengaruh-corona-terhadap-
kehidupan-sosial-masyarakat?page=2.

Editor: bakri

DAMPAK COVID-19 TERHADAP SEKTOR PARIWISATA

Adapun sektor pariwisata merupakan salah satu yang terdampak sangat besar dari
kasus wabah virus corona ini. Pariwisata yang pada awalnya kian mengalami pertumbuhan
yang begitu pesat saat ini seakan melemah dan mengalami penurunan yang sangat drastis.
Penurunan yang terjadi dalam sektor pariwisata untuk saat ini tidak akan bisa ditanggulangi
sampai kasus COVID-19 ini menemukan titik terang penyelesaiannya. Adapun percobaan
yang diberlakukan oleh pemerintah Indonesia dalam mempertahankan sektor pariwisata dari
dampak negatif COVID-19 dengan pemberian insentif terhadap industri pariwisata dan
pemberian diskon kepada wisatawan nyatanya tidak akan berdampak apa-apa untuk saat ini.
Kebijakan yang diberlakukan oleh pemerintah diatas disusul dengan pernyataan yang
disampaikan oleh salah satu Pakar Pariwisata dari Universitas Andalas, Sari Lenggogeni
melalui wawancara dengan Republika.co.id, yang disusun oleh Yolanda (Selasa, 25 Februari
2020), beliau (Sari Lenggogeni) mengatakan bahwa pemberian insentif yang diberlakukan itu
tidak akan memberikan dampak signifikan bagi kunjungan ke destinasi pariwisata. Pada
situasi dan kondisi saat ini daya tarik wisatawan baik asing maupun lokal sangat menurun
akibat kekhawatiran virus corona tersebut. Hal itu sudah terlihat dari banyaknya para
wisatawan yang membatalkan agenda wisatanya ke berbagai destinasi di Indonesia. Jadi tidak
akan banyak membantu sampai virus ini mereda.

Berdasarkan pernyataan Sari Lenggogeni kepada Republika.co.id tersebut, kita dapat


mengetahui bahwa rasa kekhawatiran dan ketakutan wisatawan akan penularan virus corona
membentuk persepsi dan sikap wisatawan dalam memutuskan niat/rencana perjalanannya.
Lenggogeni et al. (2019), menyatakan bahwa keputusan tentang niat/rencana perjalanan ini
awalnya terbentuk karena adanya persepsi resiko perjalanan yang dipertimbangkan oleh
wisatawan. Resiko kesehatan merupakan salah satu aspek persepsi resiko perjalanan yang
menjadi prioritas pertimbangan wisatawan dalam kondisi yang terjadi saat sekarang ini,
bahkan resiko kesehatan kini dianggap sebagai perihal yang tidak dapat ditoleransi dan
menjadi dasar keputusan yang mutlak untuk penundaan dan pembatalan niat perjalanannya.

Resiko kesehatan yang dianggap sangat rentan terjadi saat ini khususnya penularan
virus corona menyebabkan wisatawan menunda/membatalkan rencana perjalanannya dan
lebih memilih untuk mengurangi aktifitas diluar ruangan dan berdiam diri dirumah. Kini
terlihat sangat jelas bahwa COVID-19 secara nyata telah mampu melumpuhkan sektor
pariwisata yang tengah berkembang saat ini dan juga tidak menutup kemungkinan akan
mengancam stabilitas ekonomi dan sosial negara secara global jika kasus ini tak kunjung
terselesaikan.

Jika penyebaran virus corona tidak ditanggulangi secara serius maka ditakutkan dapat
menimbulkan dampak yang lebih buruk kedepannya. Maka dari itu diperlukan peran nyata
dari pemerintah dan segenap jajarannya untuk secara cepat, tepat dan maksimal mencari dan
menemukan solusi dalam upaya pencegahan dan penanganan kasus penyebaran virus corona
ini. Namun tidak cukup hanya dengan peran pemerintah dengan segenap jajarannya saja,
kesadaran daripada masyakarat untuk menjaga kesehatan dan keselamatan pribadi dan
keluarga juga harus ditingkatkan guna mencegah penularan virus corona tersebut. Dengan
kata lain dibutuhkan sinergi antara pemerintah dan masyarakat untuk secara bersama-sama
menyelesaikan permasalahan COVID-19 yang tengah terjadi

DAFTAR REFERENSI :

Lenggogeni, S., Ritchie, B. W., Slaughter, L., Lenggogeni, S., Ritchie, B. W., Understanding,
L. S., Lenggogeni, S., & Ritchie, B. W. (2019). Understanding travel risks in a
developing country : a bottom up approach. Journal of Travel & Tourism Marketing,
36(8), 941–955. https://doi.org/10.1080/10548408.2019.1661329

Yolanda, F. (2020). Pakar: Insentif Pariwisata tak akan Beri Dampak Besar. Republika.Co.Id.
https://nasional.republika.co.id/berita/q69b3u370/pakar-insentif-pariwisata-tak-akan-
beri-dampak-besar

Anda mungkin juga menyukai