Anda di halaman 1dari 6

ADAPTASI KEBIASAAN BARU DALAM PANDEMI COVID-19

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas bahasa Indonesia

Semeter Genap Tahun Ajaran 2021-2022

Nama/Absen:Nyoman Akbarindho Januarta (24)

Kelas:XIMIPA5

SMA NEGERI 3 JEMBER

TAHUN AJARAN 2021/2022


DAFTAR ISI:

1. Pendahuluan
a.apa itu COVID-19
2. ISI
A.DAMPAK COVID-19
B.ADAPTASI KEBIASAAN PADA MASA
PANDEMI COVID-19
1.pendahuluan
Apa yang dimaksud Pandemic COVID-19
WHO (World Health Organization atau Badan Kesehatan Dunia) secara
resmi mendeklarasikan virus corona (COVID-19) sebagai pandemi pada
tanggal 9 Maret 2020. Artinya, virus corona telah menyebar secara luas di
dunia. Istilah pandemi terkesan menakutkan tapi sebenarnya itu tidak ada
kaitannya dengan keganasan penyakit tapi lebih pada penyebarannya yang
meluas. Ingat, pada umumnya virus corona menyebabkan gejala yang ringan
atau sedang, seperti demam dan batuk, dan kebanyakan bisa sembuh dalam
beberapa minggu. Tapi bagi sebagian orang yang berisiko tinggi (kelompok
lanjut usia dan orang dengan masalah kesehatan menahun, seperti penyakit
jantung, tekanan darah tinggi, atau diabetes), virus corona dapat menyebabkan
masalah kesehatan yang serius. Kebanyakan korban berasal dari kelompok
berisiko itu. Karena itulah penting bagi kita semua untuk memahami cara
mengurangi risiko, mengikuti perkembangan informasi dan tahu apa yang
dilakukan bila mengalami gejala. Dengan demikian kita bisa melindungi diri
dan orang lain.

Apa dampak pandemic COVID-19 terhadap


lingkungan hidup
Ketika Pandemi Covid-19 menyebar, belakangan populer juga pembahasan terkait
penularan penyakit melalui hewan, terutama satwa liar yang kerap diperjual belikan
secara ilegal. Artinya, publik pun menyoroti keharusan pemerintah dan aparat untuk
benar-benar mengendalikan perburuan dan perdagangan ilegal pada satwa liar.Pandemi
yang sedang terjadi ini memaksa pemerintah untuk melakukan tindakan pencegahan
penularannya dengan melakukan pembatasan sosial di beberapa daerah yang berstatus
waspada. Akan tetapi, hal tersebut tidak menyurutkan perburuan dan perdagangan satwa
liar secara ilegal. Sehingga hal ini mencerminkan pemberlakuan new normal pun tak
berpengaruh nyata pada bisnis satwa liar secara ilegal.

Dari sekelumit contoh kasus pada isu-isu lingkungan hidup ini dapat
memperlihatkan pemberlakuan new normal dalam isu lingkungan tidak sepenuhnya
berpengaruh nyata. Sebagian isu besar lingkungan hidup memang terkait dengan
kebijakan pemerintah yang memberlakukan pembatasan sosial.Munculnya penyakit-
penyakit baru pun dapat menjadi risiko terburuk apabila kita melakukan pembiaran
terhadap perburuan dan perdagangan ilegal satwa liar. Pada contoh kasus emisi karbon
itu telah memberikan pembelajaran kepada kita dampak yang ditimbulkan bilamana
pemerintah secara tegas memberlakukan aturan protokol kesehatan.Di mana yang
dikampanyekan oleh pemerintah salah satunya ialah bekerja dari rumah dan belajar dari
rumah yang secara otomatis mengurangi beban transportasi di jalanan. Hal ini pun
mengakibatkan beban kendaraan pun berkurang dan penggunaan bahan bakar pun
berkurang.Seiring dengan beberapa hal yang telah disebutkan, terkait penderitaan
lingkungan hidup ada baiknya kita kurangi dan lebih merawat lingkungan hidup di
sekitar kita. Pertama, kita mesti bisa berdamai dengan lingkungan di sekitar
kita.Masyarakat perkotaan ataupun pedesaan pun harus mendapat jaminan kesehatan
dengan menerapkan prinsip-prinsip kesehatan lingkungan, bukan hanya mengandalkan
pemerintah semata. Pemerintah sebaiknya pun memfasilitasi kebutuhan-kebutuhan
masyarakat terkait pemeliharaan lingkungan yang sehat.

Adaptasi kebiasaan baru dalam pandemi COVID 19


Berdasarkan temuan korban COVID-19 pertama tersebut, pemerintah langsung
mempersiapkan lebih dari 100 rumah sakit untuk menangani korban yang terpapar virus
tersebut. Pemerintah berupaya maksimal untuk mencegah titik awal penularan COVID-
19. Selain penyediaan rumah sakit untuk korban COVID-19, pemerintah juga melakukan
pencegahan penularan terhadap masyarakat dengan mengeluarkan kebijakan “Bekerja
dari Rumah, Belajar dari Rumah, dan Beribadah dari Rumah”. Kebijakan tersebut untuk
mendukung berjalannya kebijakan Social Distancing yaitu jaga jarak dan berupaya
menghindari kerumunan masa. Adanya jaga jarak dalam berinteraksi dengan orang lain
dan tetap tinggal di rumah diharapkan mampu memutus rantai penyebaran COVID-19.
Upaya lain yang dilakukan oleh pemerintah untuk mencegah penyebaran COVID-19
adalah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) beberapa daerah di
Indonesia. PSBB diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang tercatat
dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2020. PSBB melingkupi pembatasan
sejumlah kegiatan penduduk tertentu dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi COVID-
19. Pembatasan tersebut meliputi peliburan sekolah dan tempat kerja, pembatasan
kegiatan keagamaan, pembatasan kegiatan di tempat umum, pembatasan kegiatan sosial
budaya, pembatasan moda transportasi, dan pembatasan kegiatan lainnya khusus terkait
aspek pertahanan dan keamanan. PSBB disesuaikan dengan keadaan berdasarkan daerah
dan waktunya juga menyesuaikan daerah. Selain itu, jika keluar rumah atau ke tempat
umum harus mengikuti aturan protokol kesehatan.

KESIMPULAN

Pada masa Pandemi kebiasaan yang kita perlukan dalam membantu progam
pemerintah menangani jumblah kasus COVID-19,yakni

1.Melakukan aktivitas kerja dan pembelajaran dirumah


2.Membiasakan untuk melakukan Social Distacing dilingkungan masyarakat

3.Mengenakan masker dan melakukan 3M

4.Bila mengalami sakit atau gangguan yang mirip dengan genjala COVID-19 segera
untuk melakukan isolasi mandiri selama kurang atau lebih dari 3 hari

DAFTAR PUSTAKA: Adityo, Susilo., C. Martin Rumende., Ceva W Pitoyo., Widayat


Djoko Santoso., Mira Yulianti., Herikurniawan., Robert Sinto., Gurmeet Singh., Leonard
Nainggolan., Erni J Nelwan., Lie Khie Chen., Alvina Widhani., Edwin Wijaya., Bramantya
Wicaksana., Maradewi Maksum., Firda Annisa, Chyntia OM Jasirwan, Evy Yunihastuti. 2020.
Corona Virus Disease 2019 : Tinjauan Literatur Terkini. Dapertemen Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas IndonesiaRSUPN dr. Cipto Mangunkusumo. Jakarta

Link: http://ejurnal-litbang.patikab.go.id/index.php/jl/article/view/249

Anda mungkin juga menyukai