Anda di halaman 1dari 3

Beberapa hari terakhir jumlah pasien positif Covid-19 mengalami tren lonjakan mencapai seribu kasus

per hari. Bahkan pada Kamis (9/7), laporan kasus harian mencatatkan rekor tertinggi dengan 2.657 kasus
positif. Lonjakan jumlah kasus positif Covid-19 ini seiring dengan semakin masifnya tes yang dilakukan
pemerintah.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menargetkan dalam sehari dapat melakukan tes sebanyak sepuluh
ribu spesimen. Kemampuan pemerintah dalam melakukan tes Covid-19 yang semakin besar tentu patut
diapresiasi. Sehingga orang yang terinfeksi virus corona dapat terdeteksi dengan cepat sebelum
menularkan ke orang lain.
Namun di lain sisi, beberapa daerah sudah memasuki era new normal. Sejak awal tampaknya
masyarakat gagal paham dengan istilah new normal. Masyarakat menganggap new normal berarti sudah
merdeka dari Covid-19, padahal masih jauh panggang dari api. Perilaku masyarakat menunjukkan
aktivitas normal tanpa memperhatikan protokol kesehatan. Kondisi ini barangkali juga turut
berkontribusi terhadap meningkatnya kasus covid-19 secara signifikan.

Padahal new normal seharusnya mengubah perilaku lama menjadi kebiasaan baru dengan memakai
masker, menjaga jarak sosial maupun fisik, rajin mencuci tangan, serta disiplin mengikuti protokol
kesehatan.

Juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menegaskan bahwa masyarakat
harus memahami bahwa new normal bukan berarti situasi sudah kembali normal. Namun, new normal
merupakan fase di mana kita harus mengubah kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru untuk
menciptakan situasi aman di tengah pandemi. Beraktivitas secara produktif dengan mengikuti protokol
kesehatan menjadi pilihan yang wajib dilakukan tanpa tawar menawar.

Kehidupan new normal atau kembali beraktivitas dengan menerapkan kebiasaan baru adalah sebuah
keniscayaan. Yakni, kebiasaan baru untuk berperilaku bersih dan sehat sesuai protokol kesehatan.
Kebiasaan baru ini harus disadari dan dijalankan oleh masyarakat sebagai gaya hidup yang melekat di
masa new normal.

New normal merupakan jalan tengah untuk menyelamatkan masyarakat dari pandemi Covid-19
sekaligus dampak sosial ekonominya. Sehingga masyarakat dapat beraktivitas secara produktif dan
aman.

Kesadaran Masyarakat

Melihat masyarakat yang mulai beraktivitas di era new normal, secara kasat mata saya masih melihat
kesadaran masyarakat akan bahaya Covid-19 masih rendah. Masyarakat mulai cuek dan masa bodoh
dengan adanya pandemi Covid-19. Hal ini tampak dari aktivitas yang dilakukan masyarakat semakin
longgar dalam mematuhi protokol kesehatan. Padahal mematuhi protokol kesehatan adalah syarat
mutlak bagi masyarakat untuk beraktivitas secara produktif dengan aman.

Terlebih saat ini penyebaran Covid-19 semakin luas seiring dengan melonjaknya kasus positif setiap
harinya. Dalam kondisi penyebaran virus corona yang semakin luas, kesadaran masyarakat akan
penerapan protokol kesehatan harusnya semakin ketat. New normal yang seharusnya diikuti dengan
protokol kesehatan justru hanya dipahami sebagai kembalinya aktivitas seperti semula. Pembatasan
sosial yang sudah dilakukan sebelumnya dianggap sudah cukup untuk menghalau virus corona.

Padahal sama sekali belum cukup; new normal harus diikuti dengan protokol kesehatan yang ketat.
Tanpa memperhatikan protokol kesehatan yang ketat, maka berpotensi terinfeksi Covid-19. Pasalnya
Covid-19 masih jauh dari selesai. Virus ini dapat menginfeksi kita dengan mudah jika kita abai dengan
protokol kesehatan.

Aktivitas yang dilakukan di masa new normal tentu belum sepenuhnya aman. Pasalnya kita harus hidup
berdampingan dengan Covid-19, sadar akan kehadirannya yang sewaktu-waktu berpotensi menginfeksi
kita. Maka proteksi wajib kita lakukan untuk melindungi diri kita dan orang lain. Memakai masker,
menjaga jarak sosial maupun fisik, rajin mencuci tangan, serta disiplin mengikuti protokol kesehatan
wajib kita patuhi.

Kepatuhan ini bukan semata-mata karena perintah atau kebijakan pemerintah, namun harus sudah
melekat sebagai sebuah kebutuhan yang disadari oleh masyarakat. Kesadaran diri dan pengetahuan
masyarakat mengenai new normal akan membuat masyarakat paham sehingga melahirkan kepedulian
terhadap diri sendiri serta orang lain.

Sebagai masyarakat kita adalah garda terdepan dalam menghadapi Covid-19, sedangkan dokter dan ahli
kesehatan lainnya merupakan garda terakhir. Semakin masyarakat peduli dan sadar akan bahaya Covid-
19, maka penanganan menjadi lebih mudah. Dokter dan ahli kesehatan akan fokus terhadap
penanganan kasus orang yang sudah terpapar virus. Sedangkan masyarakat berupaya meminimalisir
terjadinya penularan.

Memutus Persebaran

Masyarakat berperan penting dalam memutus persebaran Covid-19 di Tanah Air. Kedisiplinan
masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan selama beraktivitas di masa new normal akan
membantu kita semua dalam mencegah semakin meluasnya virus.

Sikap kedisiplinan dalam mematuhi protokol kesehatan merupakan bentuk kesadaran dan kepedulian
kita pada sesama. Karena sikap disiplin yang kita tunjukkan selama beraktivitas di masa new normal
akan menolong banyak orang dan membantu percepatan penanganan Covid-19.

Kedisiplinan masyarakat dalam menjaga diri dan kesadaran untuk saling peduli menjaga keselamatan
bersama menjadi tumpuan pencegahan penularan wabah. Beradaptasi dalam kebiasaan baru di masa
new normal akan membawa masyarakat tidak tertular. Mengubah kebiasaan lama dengan kebiasaan
baru dengan mematuhi protokol kesehatan secara ketat diharapkan bisa memutus mata rantai
penularan virus.

Terakhir, saya ingin mengajak kita semua untuk membangun kesadaran dan kepedulian dalam
menjalankan protokol kesehatan. Sebab inilah satu-satunya ikhtiar yang bisa kita lakukan untuk dapat
terhindar dari bahaya Covid-19 yang mengintai kita.

Anda mungkin juga menyukai