Proposed By :
MAY ARISKA NASUTION
1905151003
PENDAHULUAN
Setelah setahun lebih kita berada dalam kondisi adanya pandemi Covid-
19, dimana segala aktivitas kita lakukan dari rumah baik sekolah, bekerja,
maupun beribadah guna mencegah penyebaran virus covid-19, terkecuali bagi
mereka yang memang tidak bisa melakukan aktivitas dari rumah saja maka
mereka harus bekerja keluar rumah tetapi dengan tetap mematuhi segala
protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Namun seiring berjalannya waktu, kita semua menyadari bahwa untuk
tetap berada di dalam rumah untuk waktu yang lama tentu tidaklah efektif
untuk kehidupan. Banyak sektor-sektor yang terkena dampak besar dikala
adanya pandemi Covid-19 ini. Sektor ekonomi salah satu sektor yang terkena
dampak pandemi Covid-19, maka dari itu untuk menjaga keseimbangan
perekenomian sejumlah Negara termasuk Indonesia mulai melonggarkan
kebijakan terkait mobilitas masyarakatnya. Akan tetapi, tidak bisa dipungkiri
dan dianggap sepele kasus Covid-19 memang belum benar-benar musnah, dan
korban jiwa akibat Covid-19 juga terus bertambah, maka dari itu pola
kehidupan yang baru atau new normal pun mulai diimplementasikan.
Dengan menerapkan kehidupan new normal ( new normal life ), kita
mulai dapat melakukan aktivitas di luar rumah dengan tetap mematuhi
protokol kesehatan yaitu dengan memakai masker kemanapun pergi, selalu
mencuci tangan dengan sabun, tetap menjaga jarak, menghindari kontak fisik,
dan menghindari kerumunan.
Tatanan kehidupan new normal, baru bisa dilakukan setelah adanya
indikasi penurunan kurva kasus penyebaran angka Covid-19 dan tersedianya
fasilitas kesehatan yang mumpuni dan pengawasan yang ketat. Pemerintah
sendiri telah memberikan panduan dengan mengeluarkan Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK 01.07/MENKES/328/2020 tanggal
20 Mei 2020 tentang Panduan Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 di
tempat kerja perkantoran dan industri dalam mendukung keberlangsungan
usaha pada situasi pandemi Covid-19.
Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan tidak henti-hentinya
melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat agar memahami
protokol kesehatan yang harus dilakukan dimanapun kita berada, baik di
rumah, di kantor, di sekolah maupun di tempat ibadah termasuk tempat-
tempay umum seperti pasar dan swalayan.
Tujuan diimplementasikannya kehidupan new normal ini adalah agar
masyarakat tetap produktif dan menjalankan aktivitasnya di tengah pandemi
Covid-19 serta tetap terlindungi dari penularan Covid-19.
"Ada sebuah cara untuk menghitung, yaitu apa yang disebut dengan basic
reproduction number. Jadi basic reproduction number itu adalah sebuah angka
yang menunjukkan sebuah virus atau sebuah bakteri atau sebuah penyakit itu
bagaimana daya tularnya dari seseorang ke orang lain,” terang Menteri PPN.
Misalnya, Menteri PPN mencontohkan campak itu daya tularnya itu 12-
18 yang artinya basic reproduction number-nya atau yang disingkat dengan
R0/R naugth kalau disebutnya.
“R naught itu tulisannya N A U G H T, R naught, itu campak itu 12-18
dan dia melalui aerosol. Kemudian ada juga misalnya batuk rejan atau pertusis
itu 5,5. Kemudian kalau kita ingat Flu Spanyol pada 100 tahun yang lalu itu
1,4 sampai 2,8,” kata Menteri PPN.Artinya, menurut Suharso, satu orang itu
bisa menularkan sampai 2-3 orang dan Covid-19-19 di seluruh dunia itu yang
direkam oleh WHO adalah dari 1,9 sampai 5,7 R0-nya.Untuk Indonesia,
sampai hari ini diperkirakan 2,5 yang artinya 1 orang itu bisa menularkan ke 2
atau 3 orang.
“Tugas kita adalah bagaimana pada waktu tertentu kita bisa menurunkan
R0 itu dari yang namanya 2,5 atau 2,6 persisnya menjadi di bawah 1, artinya
dia tidak sampai menularkan ke orang lain,” tandas Menteri PPN. Caranya,
menurut Menteri PPN, adalah banyak hal dan ini tidak bisa melalui modifikasi
cara kampanye vaksinasi, tidak, tetapi ini hanya dapat dimodifikasi melalui
satu intervensi sosial yang bentuknya antara lain yang kita lakukan, seperti
PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) sekarang.
“Beberapa kebijakan publik yang diambil oleh pemerintah, dan
melindungi wajah dan seterusnya dengan menggunakan masker. Jadi itu
caranya adalah untuk kita bagaimana mendapatkan apa yang disebut dengan
R0 itu. Jadi R0 itu akan kita tekan sedemikian rupa,” kata Menteri PPN.
R0 itu, lanjut Menteri PPN, pada waktu t disebut dengan Rt (effective
reproduction number). “Sekarang kita akan menghitung itu untuk semua
kabupaten/kota dan seluruh provinsi di Indonesia. Itu indikator pertama yang
kita akan gunakan, yaitu R0 atau Rt-nya,” ujarnya.
"Jadi apabila nanti ada penularan baru atau ada yang mesti dirawat itu
benar-benar tersedia atau tidak. Jadi misalnya jumlah kasus yang baru itu
jumlahnya harus lebih kecil dari kapasitas pelayanan kesehatan yang bisa
disediakan,” katanya.
“Nah, pasien baru yang datang itu jumlahnya dalam sekian hari itu harus
di bawah 60. Itu yang disebut dengan kapasitas sistem kesehatan yang terukur
yang bisa dipakai dalam rangka apakah kita melonggarkan atau tidak
melonggarkan, mengurangi atau tidak mengurangi PSBB,” jelasnya.
Dengan kapasitas yang sekarang, lanjut Menteri PPN sudah naik 10.000
sampai 12.000 (tes per hari), bahkan kemarin tanggal 18 Mei sudah mencapai
12 ribu lebih tes, maka diharapkan dalam 1 bulan ke depan kita bisa mencapai
angka 1.838 per 1 juta penduduk. “Nanti kita bandingkan sekarang dengan
Malaysia, Malaysia itu 14.304, Filipina 2.238, Brasil yang relatif hampir sama
kayak Indonesia itu 3.462, Vietnam 2.828, Thailand lebih tinggi lagi 4.099,
India 1.744,” tandasnya.
Seperti arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahwa semua itu harus
melakukan tes masif secara cepat dan dengan jumlah yang masif.
Dengan 3 indikator itu, Pemerintah akan menempatkan sebuah daerah itu
siap atau tidak dan WHO mensyaratkan R0-nya tadi itu atau R0 pada waktu t
atau Rt, itu setidak-tidaknya dalam waktu 14 hari. “Jadi kalau sudah 14 hari
itu posisinya di bawah 1, maka daerah itu dinyatakan siap untuk melakukan
penyesuaian atau pengurangan PSBB. Itu yang penting,” tambahnya.
Perubahan perilaku yang dapat kita lakukan di masa new normal yang
membuat kita menjadi individu yang produktif dan terhindar dari penularan
Covid-19 adalah sebagai berikut:
Berikut ini beberapa panduan aktivitas yang dapat diterapkan di masa new
normal, antara lain :
Penerapan new normal akan membuat kita lebih mudah untuk keluar
rumah. Namun, mengingat pandemi COVID-19 masih berlangsung, kita harus
tetap menerapkan langkah pencegahan dasar kapan pun dan di mana pun kita
berada. Selain itu, jangan memaksakan diri untuk keluar rumah saat sedang
tidak fit. Ada beberapa tips yang harus dilakakukan ketika sehabis dari luar
rumah, antara lain :
1. Buka alas kaki sebelum masuk ke dalam rumah.
2. Semprotkan disinfektan pada alas kaki maupun peralatan yang kamu
gunakan.
3. Cuci tangan dengan air dan sabun.
4. Lepaskan pakaian yang dikenakan dan segera masukkan ke dalam tempat
cucian yang tertutup.
5. Mandi dan berganti pakaian bersih sebelum bersantai atau berkumpul
dengan keluarga.
Selain itu, pastikan kamu membawa botol minum agar tetap terhidrasi
selama perjalanan.Yang paling penting untuk diingat selama berada di dalam
transportasi umum adalah mengurangi interaksi dan menjaga jarak setidaknya
1 meter dengan penumpang lain. Bila hal ini tidak memungkinkan, sebaiknya
jangan menggunakan transportasi umum.
4. Ketika berbelanja
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hidup dalam era new normal merupakan adaptasi untuk kita semua.
Adaptasi kebiasaan perlu kita lakukan untuk agar kita dapat tetap
menjalankan segala aktivitas sehari-hari di tengah pandemi Covid-19
dengan tetap mengikuti protokol kesehatan. Namun dengan adanya
kehidupan new normal ini, kita tidak boleh sepele dan tetap mengingat
bahwa pandemi Covid-19 belumlah musnah sepenuhnya. Kita harus tetap
waspada demi menjaga diri sendiri dan orang yang kita sayangi. Namun,
terlepas dari ada tidaknya suatu virus, kita memang harus selalu menjaga
kebersihan dan kesehatan diri. Di era new normal ini, kita dapat
melakukan banyak hal yang bermanfaat dan tetap produktif seperti yang
telah dipaparkan di atas untuk mengisi waktu luang di tengah pandemi.
Sebagai makhluk yang sempurna dibanding dengan makhluk ciptaan
Tuhan yang lainnya, kita tidak boleh menyerah dan pasrah dengan
keadaan. Kita diberikan akal untuk berpikir, dan organ tubuh untuk
mendukung melakukan berbagai hal yang baik dan membawa manfaat
untuk sesama. Tetap jaga kesehatan untuk kita semua, dan semoga
pandemi Covid-19 ini akan berakhir.
REFERENSI
https://www.kompas.com/tren/read/2020/05/20/063100865/mengenal-apa-
itu-new-normal-di-tengah-pandemi-corona-?page=all
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-sidempuan/baca-
artikel/13169/New-Normal-di-Tengah-Pandemi-Covid-19.html
https://tirto.id/apa-itu-new-normal-dan-bagaimana-penerapannya-saat-
pandemi-corona-fCSg
https://www.diskes.baliprov.go.id/adaptasi-kebiasaan-baru-di-masa-
pandemi-covid-19/
https://waspada.co.id/2020/08/perubahan-perilaku-sumber-daya-manusia-
yang-produktif-di-era-new-normal/