Anda di halaman 1dari 13

POLMED INTERNAL SELECTION TO NPEO 2021

PRODUKTIVITAS DI TENGAH PANDEMI

Proposed By :
MAY ARISKA NASUTION

1905151003

POLITEKNIK NEGERI MEDAN


MEDAN
2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Setelah setahun lebih kita berada dalam kondisi adanya pandemi Covid-
19, dimana segala aktivitas kita lakukan dari rumah baik sekolah, bekerja,
maupun beribadah guna mencegah penyebaran virus covid-19, terkecuali bagi
mereka yang memang tidak bisa melakukan aktivitas dari rumah saja maka
mereka harus bekerja keluar rumah tetapi dengan tetap mematuhi segala
protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Namun seiring berjalannya waktu, kita semua menyadari bahwa untuk
tetap berada di dalam rumah untuk waktu yang lama tentu tidaklah efektif
untuk kehidupan. Banyak sektor-sektor yang terkena dampak besar dikala
adanya pandemi Covid-19 ini. Sektor ekonomi salah satu sektor yang terkena
dampak pandemi Covid-19, maka dari itu untuk menjaga keseimbangan
perekenomian sejumlah Negara termasuk Indonesia mulai melonggarkan
kebijakan terkait mobilitas masyarakatnya. Akan tetapi, tidak bisa dipungkiri
dan dianggap sepele kasus Covid-19 memang belum benar-benar musnah, dan
korban jiwa akibat Covid-19 juga terus bertambah, maka dari itu pola
kehidupan yang baru atau new normal pun mulai diimplementasikan.
Dengan menerapkan kehidupan new normal ( new normal life ), kita
mulai dapat melakukan aktivitas di luar rumah dengan tetap mematuhi
protokol kesehatan yaitu dengan memakai masker kemanapun pergi, selalu
mencuci tangan dengan sabun, tetap menjaga jarak, menghindari kontak fisik,
dan menghindari kerumunan.
Tatanan kehidupan new normal, baru bisa dilakukan setelah adanya
indikasi penurunan kurva kasus penyebaran angka Covid-19 dan tersedianya
fasilitas kesehatan yang mumpuni dan pengawasan yang ketat. Pemerintah
sendiri telah memberikan panduan dengan mengeluarkan Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK 01.07/MENKES/328/2020 tanggal
20 Mei 2020 tentang Panduan Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 di
tempat kerja perkantoran dan industri dalam mendukung keberlangsungan
usaha pada situasi pandemi Covid-19.
Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan tidak henti-hentinya
melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat agar memahami
protokol kesehatan yang harus dilakukan dimanapun kita berada, baik di
rumah, di kantor, di sekolah maupun di tempat ibadah termasuk tempat-
tempay umum seperti pasar dan swalayan.
Tujuan diimplementasikannya kehidupan new normal ini adalah agar
masyarakat tetap produktif dan menjalankan aktivitasnya di tengah pandemi
Covid-19 serta tetap terlindungi dari penularan Covid-19.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa arti dan makna kehidupan new normal yang sebenarnya?


2. Apakah yang membedakan kehidupan new normal dengan kehidupan yang
sebelumnya?
3. Apakah semua masyarakat dapat mengimplementasikan kehidupan new
normal tersebut?
4. Apakah syarat suatu kehidupan tersebut dikatakan kehidupan new normal?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Sebagai edukasi untuk pembaca mengenai kehidupan new normal.


2. Sebagai acuan perbandingan kehidupan new normal dengan kehidupan
yang sebelumnya.
3. Sebagai panduan dalam menjalankan kehidupan new normal.
BAB II
ISI

2.1 Pengertian New Normal

Sebagaimana yang telah dikatakan oleh Ketua Tim Pakar Gugus


Percepatan Penanganan Covid-19, Bapak Wiku Adisasmito, “ new normal
adalah perubahan perilaku untuk tetap melakukan aktivitas normal dengan
ditambah menerapkan protokol kesehatan guna mencegah terjadinya
penularan Covid-19. Secara sederhana, new normal ini hanya melanjutkan
kebiasaan-kebiasaan yang selama ini dilakukan saat diberlakukannya
karantina wilayah atau Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
New normal juga diartikan sebagai skenario untuk mempercepat
penanganan COVID-19 dalam aspek kesehatan dan sosial ekonomi. Dalam
konteks Indonesia, pemerintah mengumumkan rencana untuk
pengimplementasian kebijakan new normal dengan mempertimbangkan
analisis pada studi epidemiologis dan kesiapan masing-masing wilayah.
Prinsip utama dari rencana new normal yang akan diterapkan ini adalah
adaptasi kebiasaan baru dengan pola hidup yang akan menuntun pada
terciptanya kehidupan dan perilaku baru masyarakat. Lebih lanjut,
implementasi kebijakan new normal akan dikawal oleh penerapan protokol
kesehatan secara ketat.
New normal dalam bahasa Indonesia artinya adalah kenormalan baru.
Kenormalan baru merupakan keadaan normal yang baru yang belum ada
sebelumnya. New normal adalah keadaan beradaptasi terhadap lingkungan
dalam bentuk perilaku gaya hidup dan cara kerja dengan tetap mengedepankan
protokol kesehatan agar masyarakat Indonesia tetap produktif, tetap
melakukan aktivitas ekonomi, tetap sehat, dan terhindar dari virus Covid-19.
Kalau kita membahas kenormalan baru, banyak sekali hal-hal yang
sebelumnya kita rasa tidak normal tetapi di era new normal ini menjadi
sesuatu yang normal. Seperti misalnya sebelum era new normal, memakai
masker di tempat umum adalah sesuatu yang aneh, sekarang di era
kenormalan baru memakai masker adalah suatu keharusan, bila tidak memakai
masker di tempat umum menjadi sesuatu yang aneh.
Bekerja biasanya harus di kantor dan sekolah atau di kampus, rapat dan
pelatihan pun harus bertemu ditempat yang disepaki tetapi sekarang di era
kenormalan baru bekerja, belajar dan rapat tidak lagi dilakukan di kantor,
sekolah, kampus tetapi dilakukan di rumah secara daring.
Dari penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa perilaku, gaya hidup,
metode kerja di era new normal tidak akan sama dengan sebelum kehadiran
Covid-19. Sehingga kita harus merubah perilaku, cara hidup, cara kerja, dan
cara berpikir kita di era new normal. Kita harus mau berubah, kita harus
beradaptasi dengan perilaku yang dibutuhkan di era new normal ini agar kita
sehat, panjang umur, dan produktif.

2.2 Persiapan Melakukan Adaptasi New Normal

Apa sajakah persiapan yang perlu dilakukan untuk menuju kehidupan


new normal? Persiapan yang menjadi dasar tentunya adalah
mempersiapkan mental untuk menerima segala perubahan kebiasaan yang
akan terjadi. Masyarakat diminta untuk berperilaku hidup sehat dan
mengikuti protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah guna
mencegah penyebaran Covid-19. Diantaranya adalah dengan melakukan
aktivitas sebagai berikut :
1. Selalu menggunakan masker jika bepergian ke luar rumah.
2. Memahami etika batuk.
3. Tidak ke luar rumah jika tak memiliki kepentingan mendesak.
4. Rajin mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun atau
menggunakan hand sanitizer dengan kadar alkohol minimal 60%.
5. Tidak bertukar barang dengan orang lain di tempat kerja, misalnya
membawa piring, gelas, dan sendok sendiri.
6. Menjaga jarak dan menghindari kerumunan

Indikator Suatu Wilayah Dapat Dikatakan Siap Untuk New Normal

1. Sudah tidak ada penularan di daerah terkait atau perluasan kejadian


kasus Covid-19.

2. Kapasitas sarana kesehatan harus tersedia lebih besar jumlahnya untuk


pasien dengan diagnose Covid-19.

3. Risiko virus Covid-19 diminimalkan dengan PHBS, pakai masker di


semua tatanan kehidupan.

4. Risiko kasus impor dapat dikelola.

5. Protokol Covid-19 dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.


Indikator New Normal Saat Pandemi Covid-19

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan


Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Suharso Monoarfa,
menyampaikan beberapa indikator dari WHO dalam rangka skenario new
normal di tengah pandemi corona.
"Jadi WHO memberikan beberapa indikator yang diminta untuk dapat
dipatuhi oleh semua negara di dunia dalam rangka menyesuaikan kehidupan
normalnya, new normal-nya itu dengan COVID-19, sampai kita belum
menemukan vaksin," jelas Kepala Bappenas.

Indikator yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Tidak Menambah Penularan atau Memperluas Penularan atau


Semaksimalnya Mengurangi Penularan

"Ada sebuah cara untuk menghitung, yaitu apa yang disebut dengan basic
reproduction number. Jadi basic reproduction number itu adalah sebuah angka
yang menunjukkan sebuah virus atau sebuah bakteri atau sebuah penyakit itu
bagaimana daya tularnya dari seseorang ke orang lain,” terang Menteri PPN.
Misalnya, Menteri PPN mencontohkan campak itu daya tularnya itu 12-
18 yang artinya basic reproduction number-nya atau yang disingkat dengan
R0/R naugth kalau disebutnya.
“R naught itu tulisannya N A U G H T, R naught, itu campak itu 12-18
dan dia melalui aerosol. Kemudian ada juga misalnya batuk rejan atau pertusis
itu 5,5. Kemudian kalau kita ingat Flu Spanyol pada 100 tahun yang lalu itu
1,4 sampai 2,8,” kata Menteri PPN.Artinya, menurut Suharso, satu orang itu
bisa menularkan sampai 2-3 orang dan Covid-19-19 di seluruh dunia itu yang
direkam oleh WHO adalah dari 1,9 sampai 5,7 R0-nya.Untuk Indonesia,
sampai hari ini diperkirakan 2,5 yang artinya 1 orang itu bisa menularkan ke 2
atau 3 orang.
“Tugas kita adalah bagaimana pada waktu tertentu kita bisa menurunkan
R0 itu dari yang namanya 2,5 atau 2,6 persisnya menjadi di bawah 1, artinya
dia tidak sampai menularkan ke orang lain,” tandas Menteri PPN. Caranya,
menurut Menteri PPN, adalah banyak hal dan ini tidak bisa melalui modifikasi
cara kampanye vaksinasi, tidak, tetapi ini hanya dapat dimodifikasi melalui
satu intervensi sosial yang bentuknya antara lain yang kita lakukan, seperti
PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) sekarang.
“Beberapa kebijakan publik yang diambil oleh pemerintah, dan
melindungi wajah dan seterusnya dengan menggunakan masker. Jadi itu
caranya adalah untuk kita bagaimana mendapatkan apa yang disebut dengan
R0 itu. Jadi R0 itu akan kita tekan sedemikian rupa,” kata Menteri PPN.
R0 itu, lanjut Menteri PPN, pada waktu t disebut dengan Rt (effective
reproduction number). “Sekarang kita akan menghitung itu untuk semua
kabupaten/kota dan seluruh provinsi di Indonesia. Itu indikator pertama yang
kita akan gunakan, yaitu R0 atau Rt-nya,” ujarnya.

2. Menggunakan Indikator Sistem Kesehatan Yakni Seberapa Tinggi


Adaptasi dan Kapasitas dari Sistem Kesehatan Bisa Merespons Untuk
Pelayanan COVID-19

"Jadi apabila nanti ada penularan baru atau ada yang mesti dirawat itu
benar-benar tersedia atau tidak. Jadi misalnya jumlah kasus yang baru itu
jumlahnya harus lebih kecil dari kapasitas pelayanan kesehatan yang bisa
disediakan,” katanya.

Kapasitas pelayanan kesehatan yang disediakan itu, menurut Menteri


PPN, harusnya 60% dari total kapasitas kesehatan, misalnya, kalau sebuah
rumah sakit punya 100 tempat tidur, maka maksimum 60 tempat tidur itu
untuk Covid-19.

“Nah, pasien baru yang datang itu jumlahnya dalam sekian hari itu harus
di bawah 60. Itu yang disebut dengan kapasitas sistem kesehatan yang terukur
yang bisa dipakai dalam rangka apakah kita melonggarkan atau tidak
melonggarkan, mengurangi atau tidak mengurangi PSBB,” jelasnya.

3. Survei Yakni Cara Menguji Seseorang atau Sekelompok Kerumunan


Apakah Berpotensi Memiliki COVID-19 atau Tidak Sehingga Dilakukan
Tes Masif

Dengan kapasitas yang sekarang, lanjut Menteri PPN sudah naik 10.000
sampai 12.000 (tes per hari), bahkan kemarin tanggal 18 Mei sudah mencapai
12 ribu lebih tes, maka diharapkan dalam 1 bulan ke depan kita bisa mencapai
angka 1.838 per 1 juta penduduk. “Nanti kita bandingkan sekarang dengan
Malaysia, Malaysia itu 14.304, Filipina 2.238, Brasil yang relatif hampir sama
kayak Indonesia itu 3.462, Vietnam 2.828, Thailand lebih tinggi lagi 4.099,
India 1.744,” tandasnya.

Seperti arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahwa semua itu harus
melakukan tes masif secara cepat dan dengan jumlah yang masif.
Dengan 3 indikator itu, Pemerintah akan menempatkan sebuah daerah itu
siap atau tidak dan WHO mensyaratkan R0-nya tadi itu atau R0 pada waktu t
atau Rt, itu setidak-tidaknya dalam waktu 14 hari. “Jadi kalau sudah 14 hari
itu posisinya di bawah 1, maka daerah itu dinyatakan siap untuk melakukan
penyesuaian atau pengurangan PSBB. Itu yang penting,” tambahnya.

Bappenas telah mencoba menyiapkan dashboard untuk kabupaten dan


provinsi seluruh Indonesia, sehingga bisa lihat daerah mana saja yang sudah
boleh pada 14 hari ke depan dan mana yang belum boleh, dan kalau boleh itu
dengan cara seperti apa. “Yang penting yang harus kita ingat bahwa
menurunya R0 tadi itu bukan berarti virusnya hilang, tidak, tetapi virusnya itu
kita bisa kendalikan,” urai Kepala Bappenas.

2.3 Perilaku Produktif di Era New Normal

Apakah Produktif itu? Perilaku produktif adalah kemampuan atau


kecakapan seseorang untuk dapat menghasilkan kegiatan-kegiatan yang kreatif
dan imajinatif, dimana hasilnya dapat berupa memanfaatkan sumber daya
yang ada di sekitarnya secara maksimal dengan tidak melakukan pemborosan
(efektif dan efisien). Produktivitas itu tidak diukur dari banyaknya sumber
daya yang habis dan lama jam kerja yang dihabiskan tapi dari seberapa
bermanfaat hasil karya kita, seberapa besar dampak pekerjaan kita tersebut
bagi kemajuan perusahaan, bagi lingkungan kita dan bagi kemajuan diri kita
pribadi. Oleh karena itu bekerja harus dengan hikmat, cerdas, dengan
perencanaan, dan dengan tujuan yang jelas sehingga kita mampu menjadi
orang yang produktif.

Kehadiran pandemi Covid-19 ini membuat banyak kecemasan, kerugian,


dan ketakutan. Covid-19 ini telah menjangkiti lebih dari 220 negara di dunia.
Per tanggal 12 Agustus 2020 sebanyak 20.5 Juta Kasus, 746 Ribu Meninggal,
dan Indonesia Urutan 23. Kondisi ini membuat kita harus mampu beradaptasi
dan mengubah cara hidup, gaya hidup dalam menjalani aktivitas sehari-hari.

Kebijakan penerapan new normal yang ditetapkan Pemerintah harus kita


patuhi dengan cara pandang yang positif, pikiran yang kritis dan perilaku yang
produktif. Kita harus dapat keluar dari zona nyaman dan berpindah ke zona
yang membuat kita menjadi bertumbuh dan berkembang produktif. Mari kita
lakukan perubahan, baik itu perubahan cara pandang, perubahan gaya hidup,
dan perubahan perilaku kerja agar kita tetap produktif dan terhindar dari
Covid-19 di era new normal ini.

Perubahan perilaku yang dapat kita lakukan di masa new normal yang
membuat kita menjadi individu yang produktif dan terhindar dari penularan
Covid-19 adalah sebagai berikut:

1. Tetap menerapkan protokol kesehatan dengan disiplin dan kesadaran yang


tinggi. Secara bersama menaati protokol kesehatan. Kita akan produktif
bila kita sehat dan terhindar dari penyebaran virus Covid-19. Oleh karena
itu selalu patuhilah protokol kesehatan dimana pun dan kapan pun kita
berada.

2. Kita dapat bekerja dengan menggunakan komputer, laptop, smart phone,


headset,dll. Semua ini adalah sarana dan alat yang membuat kita semakin
produktif dalam bekerja dan terhindar dari Covid-19. Karena dengan
sarana ini kita bisa melakukan segala tugas dan pekerjaan dengan cepat
dan mudah terutama apabila sarana ini terhubung dengan internet yang
mempunyai jaringan yang baik.
3. Tetap terhubung dengan internet dan telepon sebagai alat komunikasi.
Sehingga bila atasan dan rekan kerja menelepon atau bertanya via daring
seperti email, whatsapp kita bisa segera memberikan respon.Dengan
terhubung dengan internet, pekerjaan-pekerjaan kita menjadi lebih mudah
dan lebih cepat selesai, mempermudah kita mendapatkan pengetahuan dan
wawasan yang dibutuhkan, lebih efektif dan efisien dalam mengirim dan
menerima file, waktu pengerjaan yang lebih singkat dan hasil kerja lebih
bagus, internet juga merupakan alat bantu berjualan yang paling efektif
dan efisien terutama di era new normal seperti sekarang ini.
4. Bekerja dari rumah. Pada kondisi new era saat ini bekerja dari rumah
adalah hal yang biasa dilakukan dan yang sebaiknya dilakukan untuk
menghindari penularan virus Covid-19. Sebelum kehadiran Covid-19
bekerja harus di kantor dan belajar harus di sekolah dan di kampus.
Bekerja dari rumah akan lebih produktif bila terhubung dengan jaringan
internet. Bekerja di rumah lebih produktif karena waktu kerja yang lebih
fleksibel yang bahkan lebih banyak dihabiskan untuk melakukan pekerjaan
kantor. WFH sangat tepat dilakukan khusus untuk karyawan yang disiplin,
termotivasi dan memiliki manajemen waktu yang baik dalam bekerja.
Bekerja dari rumah memiliki banyak keuntungan di saat pandemi ini yaitu
tidak banyak terbuang waktu dan tenaga untuk mencapai kantor serta
pulang dari kantor dan mengurangi biaya transportasi, mengurangi
kecemasan, serta mengurangi resiko tertular Covid-19.
5. Kita dapat melakukan rapat secara online atau daring. Rapat tidak harus
dilakukan secara tatap muka langsung, tidak lagi berkumpul bersama dan
tidak lagi di tempat yang disepakati bersama. Pada saat new normal ini,
Rapat dilakukan secara online atau daring. Peserta rapat online hanya
memerlukan aplikasi pilihan video conference yang terinstal seperti zoom
metting, google metting dan terkoneksi internet. Rapat dengan daring
membuat kita lebih produktif, tidak menghabiskan waktu, tenaga, biaya
dan terhindar dari penularan penyakit karena tidak berkumpul bersama di
tempat yang ditentukan. Rapat dengan sistem daring bisa langsung melihat
dari dekat wajah-wajah semua peserta rapat, rapat bisa dilakukan kapan
saja, di mana saja, peserta nya bisa berasal dari daerah mana saja di
seluruh dunia, setiap peserta rapat dapat terhubung tanpa harus
memikirkan jarak, bahan materi bisa langsung di lihat bersama oleh semua
peserta.
6. Kita dapat melakukan seminar maupun  workshop yang secara online atau
daring. Sangat efektif dan efisien melakukan seminar dan workshop
secara online sehingga kegiatan ini sangat sering dilakukan setiap
perusahaan untuk meningkatkan produktifitas kerja pegawai dan
perusahaan.
7. Melakukan kegiatan yang selama ini tertunda. Di era new normal di mana
sebahagian besar karyawan menyelesaikan tugas di rumah dan tinggal di
rumah. Banyak yang telah melakukan kegiatan produktif dengan
menunjukkan kemampuan diri. Mengubah hobi menjadi profesi yang
akhirnya memberikan penghasilan tambahan di era new era ini, seperti
menulis di koran, menulis di blog, menjadi youtuber dengan memberikan
informasi yang berkualitas kepada pendengar, melakukan olahraga online,
merubah hobi masak menjadi bisnis dan sebagainya.
Dan masih banyak lagi aktivitas yang dapat kita lakukan untuk tetap
produktif di era new normal ini. Oleh karena itu, kita sebagai penduduk
Indonesia mari tetap optimis, mari berpikir positif, dan berpikir kritis, serta
tetap produktif agar kita dapat membawa mamfaat bagi diri sendiri, orang
terdekat maupun Bangsa dan Negara.

2.4 Panduan Aktivitas dalam Menjalani Kehidupan New Normal di


Tengah Pandemi

Berikut ini beberapa panduan aktivitas yang dapat diterapkan di masa new
normal, antara lain :

1. Saat harus keluar rumah dan kembali lagi ke rumah

Penerapan new normal akan membuat kita lebih mudah untuk keluar
rumah. Namun, mengingat pandemi COVID-19 masih berlangsung, kita harus
tetap menerapkan langkah pencegahan dasar kapan pun dan di mana pun kita
berada. Selain itu, jangan memaksakan diri untuk keluar rumah saat sedang
tidak fit. Ada beberapa tips yang harus dilakakukan ketika sehabis dari luar
rumah, antara lain :
1. Buka alas kaki sebelum masuk ke dalam rumah.
2. Semprotkan disinfektan pada alas kaki maupun peralatan yang kamu
gunakan.
3. Cuci tangan dengan air dan sabun.
4. Lepaskan pakaian yang dikenakan dan segera masukkan ke dalam tempat
cucian yang tertutup.
5. Mandi dan berganti pakaian bersih sebelum bersantai atau berkumpul
dengan keluarga.

2. Sewaktu menggunakan transportasi umum

Bila kamu harus bepergian ke suatu tempat dan menggunakan transportasi


umum, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan selain menerapkan langkah
pencegahan dasar. Untuk memudahkanmu dalam menjaga kebersihan tangan,
bawalah selalu hand sanitizer. Jangan menyentuh wajah dengan tangan yang
belum dibersihkan.

Selain itu, pastikan kamu membawa botol minum agar tetap terhidrasi
selama perjalanan.Yang paling penting untuk diingat selama berada di dalam
transportasi umum adalah mengurangi interaksi dan menjaga jarak setidaknya
1 meter dengan penumpang lain. Bila hal ini tidak memungkinkan, sebaiknya
jangan menggunakan transportasi umum.

3. Selama bekerja di kantor

Dimulainya new normal akan membuat para karyawan kembali bekerja di


kantor secara bertahap setelah beberapa bulan bekerja dari rumah. Agar tetap
aman dan terhindar dari virus Corona di tempat kerja, kamu perlu menerapkan
protokol kesehatan dengan memakai masker, menhindari kontak fisik, mejaga
jarak, dan selalu menjaga kebersihan diri dan mencuci tangan dengan sabun.

4. Ketika berbelanja

Bila kamu harus berbelanja membeli bahan makanan, kemungkinan kamu


akan bertemu dengan banyak orang. Batasi menyentuh barang-barang di toko
maupun di tempat umum. Setelah menyentuh barang-barang tersebut, jangan
menyentuh wajah atau barang-barang pribadi, misalnya tas dan handphone,
sebelum mencuci tangan dan tetap menjaga jarak. Tujuannya adalah untuk
mengurangi risiko terkontaminasi virus Corona. Selain itu, usahakan untuk
tidak berlama-lama saat belanja. Catat barang-barang apa saja yang perlu
dibeli dan langsung ke kasir ketika semua sudah Anda dapatkan.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari uraian diatas, penulis menyimpulkan penerapan kehidupan new


normal merupakan satu langkah yang baik untuk tetap melanjutkan
kehidupan demi menjaga keseimbangan seluruh sektor yang terkena
dampak pandemi Covid-19. Mengingat, sudah setahun lebih kita berada
dalam situasi pandemi Covid-19, keadaan ini tidak memungkinkan untuk
kita jika harus berdiam diri di rumah dan menyerah pada keadaan. Salah
satunya cara adalah dengan berdamai dan hidup berdampingan dengan
musuh kita yaitu virus Covid-19 dengan tetap menerapkan secara disiplin
dan mematatuhi segala protokol kesehatan. Dengan harapan yang besar
bahwa pandemi Covid-19 akan benar-benar musnah dari Indonesia.
Namun, tidak bisa dipungkiri adanya pandemi virus Covid-19 juga melatih
mental kita untuk bekerja dalam tekanan dimana yang kita ketahui semua
situasi di masa pandemi Covid-19 menjadi sulit namun kita dapat melalui
itu semua. Dan beberapa ide dan inovasi juga lahir di masa pandemi ini,
dimana sebelumnya jika kita ingin melaksanakan seminar ataupun
workshop kita harus mengeluarkan dana yang besar untuk acara tersebut
karena harus menyewa tempat, menyediakan konsumsi, dan menghadirkan
narasumber secara langsung, akan tetapi di masa pandemi ini kita dapat
memikirkan ide untuk mengganti mekanisme seminar agar tidak
melakukan perkumpulan di suatu tempat karena itu tidak diperbolehkan,
maka muncullah ide untuk melakukannya secara daring, dimana segala
sesuatunya dapat dilakukan dengan mudah dan tentunya menghemat biaya,
serta hasil dari acara tersebut juga memuaskan sehingga banyak para
perusahaan, instansi pemerintah maupun instansi pendidikan mengambil
langkah ini sebagai solusi di tengah pandemi Covid-19.
3.2 Saran

Hidup dalam era new normal merupakan adaptasi untuk kita semua.
Adaptasi kebiasaan perlu kita lakukan untuk agar kita dapat tetap
menjalankan segala aktivitas sehari-hari di tengah pandemi Covid-19
dengan tetap mengikuti protokol kesehatan. Namun dengan adanya
kehidupan new normal ini, kita tidak boleh sepele dan tetap mengingat
bahwa pandemi Covid-19 belumlah musnah sepenuhnya. Kita harus tetap
waspada demi menjaga diri sendiri dan orang yang kita sayangi. Namun,
terlepas dari ada tidaknya suatu virus, kita memang harus selalu menjaga
kebersihan dan kesehatan diri. Di era new normal ini, kita dapat
melakukan banyak hal yang bermanfaat dan tetap produktif seperti yang
telah dipaparkan di atas untuk mengisi waktu luang di tengah pandemi.
Sebagai makhluk yang sempurna dibanding dengan makhluk ciptaan
Tuhan yang lainnya, kita tidak boleh menyerah dan pasrah dengan
keadaan. Kita diberikan akal untuk berpikir, dan organ tubuh untuk
mendukung melakukan berbagai hal yang baik dan membawa manfaat
untuk sesama. Tetap jaga kesehatan untuk kita semua, dan semoga
pandemi Covid-19 ini akan berakhir.

REFERENSI

https://www.kompas.com/tren/read/2020/05/20/063100865/mengenal-apa-
itu-new-normal-di-tengah-pandemi-corona-?page=all
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-sidempuan/baca-
artikel/13169/New-Normal-di-Tengah-Pandemi-Covid-19.html
https://tirto.id/apa-itu-new-normal-dan-bagaimana-penerapannya-saat-
pandemi-corona-fCSg
https://www.diskes.baliprov.go.id/adaptasi-kebiasaan-baru-di-masa-
pandemi-covid-19/
https://waspada.co.id/2020/08/perubahan-perilaku-sumber-daya-manusia-
yang-produktif-di-era-new-normal/

Anda mungkin juga menyukai