Anda di halaman 1dari 76

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Setiap manusia mengharapkan dapat menjalani kehidupannya dengan

tubuh yang sehat. Oleh karenanya maka dilakukan berbagai cara dan upaya untuk

tetap menjadikan tubuh tetap sehat dan kuat. Kesehatan manusia dalam kurang

lebih dua tahun terakhir ini diperhadapkan dengan ancaman corona virus disease

2019, disingkat Covid-19. Covid-19 yang merupakan tipe Virus SARS-CoV-2

diduga menyebar di antara orang-orang terutama melalui percikan pernapasan

(droplet) yang dihasilkan selama batuk. Percikan ini juga dapat dihasilkan dari

bersin dan pernapasan normal. Selain itu, virus dapat menyebar akibat menyentuh

permukaan benda yang terkontaminasi dan kemudian menyentuh wajah seseorang.

Penyakit COVID -19 paling menular saat orang yang menderitanya memiliki

gejala, meskipun penyebaran mungkin saja terjadi sebelum gejala muncul. Periode

waktu antara paparan virus dan munculnya gejala biasanya sekitar lima hari, tetapi

dapat berkisar dari dua hingga empat belas hari (Maunde, dkk. 2021).

Pandemi Covid 19 yang bukan hanya merusak tatanan Kesehatan dunia

akan tetapi juga telah memporak-porandakan pranata social dan ekonomi

masyarakat belum ada obat yang secara pasti mampu menyembuhkan. Olehnya

maka menjadikan pemerintah melakukan berbagai tindakan untuk pencegahan dan

pengendalian. Langkah nyata yang dilakukan oleh pemerintah dalah dengan

menerapkan protocol kesehatan seperti menjaga jarak, menjauhi kerumunan,

1
memakai masker, mencuci tangan, bekerja dari rumah, belajar dari rumah dan

beribadah dari rumah.

Kebijakan yang ditetapkan dan dilaksanakan oleh pemerintah mulai dari

pembatasan sosial berskala besar sebagaimana Peraturan Pemerintah Nomor 21

Tahun 2020; Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/382/2020;

penerapan protocol kesehatan secara ketatat dengan memakai masker, menjaga

jarak, menjauhi kerumunan (social distancing dan physical distancing), vaksinasi

sampai dengan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat sebagaimana

Instruksi Mendagri No. 22 Tahun 2021 dan Instruksi Mendagri No. 23 Tahun 2021

yang masih diperpanjang sampai dengan awal tahun 2022.

Semua kebijakan yang ditetapkan dan dilakukan oleh pemerintah dalam

pencegahan dan pengendalian penyebaran Covid 19 wajib untuk dipatuhi oleh

seluruh lapisan masyarakat. Akan tetapi harus diakui dan dapat dijumpai dalam

berbagai aktivitas masyarakat baik yang ada di daerah perkotaan maupun

masyarakat yang ada di desa tidak melakukan secara tepat dan benar penerapan

protocol Kesehatan sebagaimana kebijakan yang ada. Untuk dapat menjadikan

kebijakan yang dilaksanakan mencapai tujuan maka diperlukannya pengawasan

dari unsur pimpinan maupun pelaksana. Hal ini penting dilakukan agar dapat

diketahui dengan pasti sampai dimana kebijakan yang dilakukan benar – benar

terlaksana dengan baik. Hal inipun dianggp perlu dilakukan dalam penerapan

protokol Kesehatan Covid 19 .

Pengawasan atas penerapan protokol Kesehatan Covid 19 perlu dilakukan

agar pandemic ini dapat cepat berlalu. Dibutuhkan adanya ketaatan dari semua

2
komponen masyarakat dalam penerapan protokol Kesehatan Covid 19. Satuan

tugas penanganan Covid 19 yang dibentuk oleh pemerintah pada semua level

pemerintahah memiliki tangungjawab bukan hanya dalam penerapan protokol

Kesehatan Covid 19 akan tetapi juga dalam pengawasan kepada masyarakat atas

penerapan protokol Kesehatan Covid 19.

Ditemukannnya masyarakat yang tidak patuh dalam penerapan protokol

Kesehatan Covid 19 seperti pada penggunaan masker, aktivitas diluar yang

ditentukan serta dalam berkerumun memerlukan Tindakan pengawasan dan

pemberian sanksi. Oleh karenannya maka diperlukannya telaah secara ilmiah dalam

kajian pengawasan dalam penerapan protokol Kesehatan Covid 19. Sebab dari

reveie atas penelitian terdahulu yang berkaitan dengan Covid 19 belum ditemukan

adanya penelitian yang secara khusus melakukan pengkajian mengenai pengawasan

pemererintah desa pada penerapan protokol Kesehatan Covid 19.

Memperhatikan situasi yang terjadi dalam masyarakat di Desa Kanonang

Tiga Kecamatan Kawangkoan Kabupaten Minahasa serta masih berkembangnya

berbagai varian baru dari Covid 19 maka diperlukannya pengawasan secara

kontinue bagi masyarakat dalam penerapan protokol Kesehatan Covid 19. Agar

dapat ditemukannya cara dan Langkah yang tepat dalam pelaksanaan pengawasan

penerapan protokol Kesehatan Covid 19 maka diperlukannya penelitian secara

ilmiah. Maka dalam kesempatan ini peneliti akan melakukan penelitian yang

berkaitan dengan pengawasan pada penerapan protokol Kesehatan Covid 19 dengan

lokasi penelitian di Desa Kanonang Tiga Kecamatan Kawangkoan Kabupaten

Minahasa.

3
1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian yang dikemukakan

diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimanakah pengawasan

yang dilakukan oleh Pemerintah Desa Kanonang Tiga Kecamatan Kawangkoan

Kabupaten Minahasa pada penerapan protokol Kesehatan Covid 19 ?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk

menjelaskan pengawasan yang dilakukan oleh Pemerintah Desa Kanonang Tiga

Kecamatan Kawangkoan Kabupaten Minahasa pada penerapan protokol Kesehatan

Covid 19 dalam kajian ilmu administrasi publik.

1.4. Manfaat Penelitian

Dengan adanya pelaksanaan penelitian ini, maka diharapkan hasil

penelitian ini nantinya memberikan manfaat baik secara akademis maupun secara

praktis. Manfaat dari hasil penelitian ini yaitu :

1. Secara Akademis, hasil penelitian ini sekiranya dapat menjadi bagian dalam

proses pengembangan konsep dan teori pengawasan pemerintah yang berkaitan

dengan penangaan pandemi Covid 19 dan Kesehatan masyarakat dalam kajian

administrasi publik.

2. Secara Praktis, hasil penelitian ini sekiranya menjadi bahan rekomendasi bagi

Pemerintah Desa Kanonang Tiga Kecamatan Kawangkoan Kabupaten Minahasa

pada pengawasan penerapan protocol Kesehatan akibat pandemi Covid 19.

4
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai pijakan dalam memahami

masalah maupun teori serta metode dibagi dalam dua bagian besar. Pertama yaitu

penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penanganan Covid 19 dan kedua

penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengawasan. Adapun penelitian –

penelitian terdahulu tersebut yaitu :

No Penulis Kajian

1 Riski, Posumah dan Upaya penanganan penyebaran Virus Covid-19 ini

Kolondam. 2021. tidak akan membuahkan hasil yang diinginkan jika

respon dan partisipasi masyarakat masih kurang.

Penanggulangan wabah Covid-19 memerlukan

pendekatan kultural, dan karenanya peranan para

tokoh dan pihakpihak yang memegang kekuatan

kultural dalam masyarakat sangat vital.

Perlu melibatkan pemerintah desa seperti Kepala

Desa, serta pihak berwenang seperti jajaran

Kepolisian dan TNI dalam hal pengawasan terhadap

masyarakatnya.

Mengatasi wabah Covid-19 memerlukan sinergi

semua pihak, kesadaran dan pengorbanan semua

5
pihak, tidak hanya pemerintah, tetapi juga

masyarakat.

Menerapkan pendekatan social distancing, stay at

home, cuci tangan dengan sabun (Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat / PHBS), dan memakai masker jika

keluar rumah terutama bagi yang kurang sehat.

Kualitas sumber daya pelaksana yang masih kurang

dalam penerapan penanggulangan Covid 19.

Pemerintah Desa harus lebih bertanggung jawab

dalam pelaksanaan program penanggulangan Covid-

19 terutama dapat mengarahkan masyarakat untuk

senantiasa mematuhi protokol kesehatan.

2 Rengkung, Tampi Pemerintah dalam penanganan dan pencegahan

dan Londa (2021) pandemik ini melalui kebijakan-kebijakan yang

diambil sebagai langkah preventif dalam menghadapi

wabah bencana non alam ini. Sebab wabah COVID-

19 ini tidak hanya berpengaruh pada aspek kesehatan,

melainkan pada aspek-aspek lainnya seperti aspek

ekonomi dan aspek sosiologis.

Pemerintah menetapkan panduan protokol kesehatan

yang memuat anjuran-anjuran yang harus dipatuhi

masyarakat dalam upaya memutus mata rantai

penyebaran virus ini. Protokol kesehatan yang telah

6
ditetapkan yaitu menjaga kebersihan tangan, jangan

menyentuh wajah, terapkan etika batuk dan bersin,

pakai masker, jaga jarak, isolasi mandiri serta

menjaga kesehatan.

Protokol kesehatan ini dikenal dengan 3 M (Mencuci

tangan, Memakai masker, Menjaga jarak) dan 3 T

(Tracing, Tracking, Treatment).

Adanya mosi tidak percaya akan Covid 19 yang

berakibat pada ketidaktaatan pada protokol

kesehatan dan memungkinkan melahirkan klaster

baru penyebaran COVID-19.

3 Sabilla, Dengo dan Tugas seorang pengawas yaitu memberi bantuan atau

Londa layanan pemecahan masalah terhadap tenaga

kependidikan yang memerlukannya. Para pengawas

dalam melaksanakan tugasnya mengacu kepada

tugas-tugas yang telah baku. Tugas-tugas tersebut

kemudian dijabarkan secara teknis sehingga

memungkinkan terlaksana.

Agar pelaksanaan pengawasan dapat terlaksana

dengan baik pengawas diharuskan memiliki kerja

yang baik pula.

Kualitas program pengawasan, pelaksanaan program,

serta laporan pelaksanaan program, tidak berjalan

7
secara maksimal karna pelaksanaan pengawasan

diperhadapkan dnegan kualitas Sumber Daya

Manusia dari pengawas.

Komitmen pengawas dalam menjalankan tugas,

kepekaannya terhadap masalah serta kejituannya

dalam mengatasi masalah, tidak berjalan secara

maksimal karna hanya sebagian pengawas yang

betul-betul berkomitmen menjalankan tugasnya.

4 Paputungan, Rares Pemerintah memeliki kewajiban dalam menjalankan

dan Mambo, 2018. fungsi pengasawan terlebih yang berhubungan

dengan Kesehatan masyarakat.

Pengawasan pemerintah berkaitan dengan

pengendalian, pemeriksaan, inspeksi dan supervisi.

Pengawasan inspeksi adalah kegitan yang di mana

petugas harus turun langsung meninjau pelaksanaan

kegiatan.

Perlunya Tindakan tegas dari peemrintah atas hasil

pengawasan yang melangar aturan.

5 Lolowang, Rompas Pengawasan dari setiap bagian desa diperlukan untuk

dan Mambo (2018). mewujudkan pembangunan desa yang sesuai dengan

kebutuhan desa itu sendiri.

Pengawasan merupakan aspek penting yang harus

ada di setiap organisasi sehingga proses pengamatan,

8
penentuan staandar kerja, untuk memastikan agar

segala aktivitas dalam organisasi dapat terlaksana

sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya.

Pengawasan juga merupakan salah satu fungsi dalam

manajemen yaitu controling.

2.1. Konsep Pengawasan

Pengawasan yang dalam Bahasa Inggris disebut controlling merupakan

salah satu fungsi manajemen yang fundamental atau fungsi organik manajemen

merupakan kegiatan membandingkan atau mengukur yang sedang atau sudah

dilaksanakan dengan kriteria, norma-norma standar atau rencanarencana yang

sudah ditetapkan sebelumnya (Terry, 2000). Pengawasan dapat diartikan sebagai

proses kegiatan monitoring untuk meyakinkan bahwa semua kegiatan organisasi

terlaksana seperti yang direncanakan dan sekaligus juga merupakan kegiatan untuk

mengoreksi dan memperbaiki bila ditemukan adanya penyimpangan yang akan

mengganggu pencapaian tujuan (Jasmani & Syaiful, 2013: 30). Pengawasan juga

merupakan fungsi manajemen yang diperlukan untuk mengevaluasi kinerja

organisasi atau unit-unit dalam suatu organisasi guna menetapkan kemajuan sesuai

dengan arah yang dikehendaki (Sabilla, dkk. 2021).

Pengertian pengawasan oleh Harold Koontz dan Cyrill O’Donnell,

Controlling is the measuring and correcting of activities of subordinates to assure

that events conform to plans. Control can be defined as the process of monitoring

activities to determine wether individuals units and the organization it self are

9
obtaining and utilizing their recources effectively and efficiently so as to

accomplish their objectives, and where this in not being achieved, implementing

corrective action. Definisi ini menjelaskan bahwa pengawasan adalah pengukuran

dan perbaikan kegiatan-kegiatan bawahan untuk menjamin bahwa kejadiankejadian

sesuai dengan rencana-rencana. Pengawasan adalah berhubungan dengan

pembandingan kejadian-kejadian dengan renacana-rencana dan melakukan

tindakan-tindakan koreksi yang perlu terhadap kejadiankejadian yang menyimpang

dari rencana-rencana (Tambingon, dkk (2020). Situmorang sebagaimana dikutip

dalam Tambingon, dkk (2020) mengemukakan pengawasan adalah: “setiap usaha

dan tindakan dalam rangka untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan tugas yang

dilaksanakan menurut ketentuan dan sasaran yang hendak dicapai. “ Bertitik tolak

kedua argumentasi tentang pengertian pengawasan yang telah disebutkan di atas,

maka

Ndraha (2003: 197) mengatakan pengawasan sebagai proses, berlangsung

dibawah empat prinsip pengawasan yang juga adalah prinsip organisasi, yaitu: (1)

koordinasi sebagai hubungan timbal balik semua faktor di dalam suatu situasi, (2)

koordinasi dengan kontak langsung antar manusia yang berkepentingan, (3)

koordinasi pada tahap awal setiap kegiatan, dan (4) koordinasi sebagai sebuah

proses yang berjalan terus menerus.

Siagian (2000) Pengawasan merupakan proses pengamatan dari seluruh

kegiatan organisasi guna lebih menjamin bahwa pekerjaan yang sedang dilakukan

sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Selain itu juga

merupakan usaha sadar dan sistemik untuk lebih menjamin bahwa semua tindakan

10
operasional yang diambil dalam organisasi benar-benar sesuai dengan rencana yang

telah ditentukan sebelumnya.

Inu Kencana (2010:81-82) Pengawasan adalah salah satu fungsi dalam

manajemen untuk menjamin agar pelaksanaan kerja berjalan sesuai dengan standar

yang telah ditetapkan dalam perencanaan, apabila pelaksanaan kerja berjalan tidak

sesuai dengan standar perencanaan, walaupun secara tidak sengaja tetap ke arah

yang lebih baik, hal ini tampak klasik dan tradisional, di subut lepas kontrol.

Pengawasan merupakan Tindakan dalam mengetahui sejauh mana penyimpangan,

penyalahgunaan, kebocoran, kekurangan, pemborasan, kemubaziran,

penyelewengan, dan lainlain kendala di masa yang akan datang (Paputungan, dkk.

2018).

Maman Ukas (2004:338) Secara inti unsur pengawasan itu terdiri atas (1)

pengukuran dari pada penyelenggaraan (measurement of the performance), (2)

membandingkan penyelengaraan dengan standar untuk mengetahui perbedaannya

(comparison of performance with standard to determine the feedback), dan (3)

mengadakan tindaka korektif (corrective action). Pengawasan bertujuan untuk

meningkatkan kemampuan setiap orang yang terlibat langsung maupun tidak

langsung dalam sebuah pembangunan dengan cara melibatkan diri dalam

pengambilan keputusan dan kegiatan-kegiatan selanjutnya. Sebab pengawasan dari

setiap bagian desa diperlukan untuk mewujudkan pembangunan desa yang sesuai

dengan kebutuhan desa itu sendiri. Pengawaasan adalah serangkaian proses

evaluasi terhadap pelaksanaan pekerjaan yang telah dilakukan, guna menjamin

bahwa semua pekerjaan yang sedang berjalan sesuai dengan apa yang

11
diharapkan/direncanakan. Dengan adanya pengawasan, kesalahan-kesalahan yang

telah terjadi diharapkan dapat diperbaiki dan tidak terulang di kemudian hari.

(Lolowang, dkk 2018).

Pengawasan didefinisikan sebagai kegiatan pengamatan, pemantauan,

pemeriksaan, pengukuran dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas pokok dan

fungsi melalui indikator : personalia petugas atau unsur-unsur yang dilibatkan

dalam melakukan pengawasan; metode atau sistem prosedur (misalnya tata kerja,

langkahlangkah dan cara pelaksanaannya); sarana yang digunakan (misalnya

laporan kemajuan, diskusi, dan lain-lain); dan tindak lanjut hasil pengamatan,

pemantauan, evaluasi (Kabiay, dkk. 2017). Menurut Simbolon (2004:61)

pengawasan ialah suatu proses diman pimpinan ingin mengetahui apakah hasil

pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh bawahanya sesuai dengan

rencana,perintah,tujuan, kebijakan yang telah ditentukan. Jelasnya pengawasan

harus berpedoman pada: 1. Rencana (planning) yang harus ditentukan. 2. Perintah

(orders) terhadap pelaksanaan pekerjaan (performance). 3. Tujuan. 4. Kebijakan

yang telah ditentukan sebelumnya.

Tambingon, dkk (2020) mengemukakan bahwa pengawasan merupakan

suatu bentuk pola pikir dan pola tindakan untuk memberikan pemahaman dan

kesadaran kepada seseorang atau beberapa orang yang diberikan tugas untuk

dilaksanakan dengan menggunakan berbagai sumber daya yang tersedia secara baik

dan benar, sehingga tidak terjadi kesalahan dan penyimpangan yang sesungguhnya

dapat menciptakan kerugian oleh lembaga atau organisasi yang bersangkutan.

12
Dilapanga, dkk (2020) mengemukakan bahwa Pengawasan dan pengendalian

merupakan kegiatan untuk mengukur kinerja aktual, membandingkan dengan

standar dan melakukan tindakan perbaikan. Jika kinerja actual lebih kecil dari

standar atau dengan kata lain jika pengawasan yang dilakukan tidak sesuai standar

yang ditetapkan maka fungsi. Pengawasn atau pengendalian penting bukan hanya

karena memberi informasi tentang keberhasilan atau kegagalan pencapaian tujuan

organisasi tapi juga men jamin bahwa organisasi dan tindakan – tindakan

anggotanya bergerak melalui pengamatan atau pengendalian yang sudah

ditetapkan.

2.3. Dimensi Pengawasan

Agar pengawasan dapat berjalan dengan baik ada beberapa dimensi

pengawasan yang perlu dipahami oleh pengawas. Handoko dalam Tambingo, dkk

(2020) mengatakan terdapat; 5 (lima) dimensi pengawasan yaitu (1). Penetapan

standar hasil yang diinginkan; (2). Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan;

(3). Pengukuran pelaksanaan kegiatan; (4). Pembandingan pelaksanaan dengan

standar dan analisa penyimpangan; (5). Pengambilan tindakan korektif bila

diperlukan. Sedangkan, Robbins and Coulter (2005:460) terdiri dari empat dimensi

yaitu: standars, measurements, comparison dan action.

Menurut Sudjana, (2006) bahwa indikator kerja pengawas dalam dimensi

pelaksanaan pengawasan yaitu :

1. Kualitas program pengawasan, pelaksanaan program, serta laporan

pelaksanaan program

13
2. Komitmen pengawas dalam menjalankan tugas, kepekaannya terhadap

masalah serta kejituannya dalam mengatasi masalah.

3. Terobosan baru dalam penerapkan strategi/langkah pembinaan peningkatan

mutu organisasi.

4. Kualitas hubungan antar pribadi pengawas dengan yang diawasai.

Winardi (2011:589). Fungsi pengawasan dapat dibagi dalam tiga macam

tipe, atas dasar fokus aktifitas pengawasan, antara lain:

1. Pengawasan Pendahuluan (Preliminary Control) Prosedur-prosedur

pengawasan pendahuluan mencakup semua upaya manajerial guna

memperbesar kemungkinan bahwa hasil-hasil aktual akan berdekatan

hasilnya dibandingkan dengan hasil-hasil yang direncanakan. Merumuskan

kebijakan-kebijakan termasuk dalam fungsi perencanaan sedangan tindakan

implementasi kebijakan merupakan bagian dari fungsi pengawasan.

2. Pengawasan pada saat kerja berlangsung (Cocurrent Control) Concurrent

Control terutama terdiri dari tindakan-tindakan para suvervisor yang

mengarahkan pekerjaan pada bawahan mereka. Direction Control

berhubungan dengan tindakan-tindakan para manajer sewaktu mereka

berupaya untuk : (1). Mengajarkan para bawahan mereka bahwa bagaimana

cara penerapan metode-metode serta prosedur-prosedur yang tepat. (2).

Mengawasi pekerjaan mereka agar pekerjaan dilaksanakan sebagaimana

mestinya. Proses memberikan pengarahan bukan saja meliputi caradengan

apa petunjjuk-petunjuk dikomunikasikan tetapi meliputi juga sikap orang-

orang yang memberikn penyerahan.

14
3. Pengawasan Feed back (Feed back Control) Sifat khas dari metode-metode

pengawasan feed back (umpan balik) adalah bahwa dipusatkan perhatian

pada hasil-hasil historikal, sebagai landasan untuk mengoreksi tindakan-

tindakan masa mendatang. Adapun sejumlah metode Pengawasan feed back

yang banyak dilakukan oleh dunia bisnis yaitu : (1). Analisis Laporan

Keuangan (2). Analisis Biaya Standar (3). Pengawasan Kualitas (4).

Evaluasi Hasil Pekerjaan.

Siagian (2008:115-116) untuk menjadi indikator pengukuran di dalam

pengawasan itu sendiri, yaitu :

a. Pengawasan Langsung yang terlihat pada Inspeksi Langsung sebagai

pengawasan yang dilakukan secara langsung atau pemeriksaaan mendadak

oleh atasan terhadap bawahan pada saat kegiatan sedang dilakukan;

Observasi di tempat (On-the-spot-observation). Observasi adalah

pengawasan yang dilakukan oleh atasan terhadap bawahan sebelum

kegiatan dilakukan; Laporan di tempat (on-the-sport-report). Laporan di

tempat adalah laporan yang disampaikan bawahan secara langsung kepada

atasan saat mengadakan inpeksi langsung pada saat kegiatan sedang

dilaksanakan.

b. Pengawasan tidak langsung berupa Laporan Tertulis (Laporan tertulis

merupakan suatu pertanggungjawaban kepada atasan mengenai pekerjaan

yang dilaksanakan, sesuai dengan instruksi dan tugas-tugas yang diberikan

atasan); Laporan Lisan (Laporan lisan adalah laporan yang disampaikan

bawahan secara langsung kepada atasan mengenai kendala yang dihadapi

15
saat melaksanakan kegiatan, baik berupa penyimpangan ataupun sasaran-

saran).

Hasibuan sebagaimana dikutip dalam Takbir, dkk. (2016) mengemukakan

bahwa pada dasarnya ada dua jenis metode pengawasan/pengendalian, yaitu:

1. Pengawasan/pengendalian preventif (preventive control); adalah

pengawasan yang dilakukan sebelum tindakan atau kegiatan dilakukan

dengan maksud supaya tidak terjadi penyimpanganpenyimpangan.

Pengawasan preventif ini dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti:

membuat peraturan yang berhubungan dengan tata cara suatu kegiatan;

membuat pedoman-pedoman kerja; menetapkan sanksi-sanksi terhadap

pelanggaran, mengkoordinasikan segala macam kegiatan; dan menentukan

sistem koordinasi pelaporan dan pemeriksaan.

2. Pengawasan/pengendalian represif (repressive control); adalah pengawasan

yang dilakukan setelah kegiatan dilaksanakan atau setelah terjadi

penyimpangan/kesalahan dalam pelaksanaan kegiatan, dengan maksud

tidak terjadi pengulangan kesalahan. Pengawasan represif ini dapat

dilakukan dengan cara seperti: membandingkan antara hasil-hasil kegiatan

dengan rencana yang telah ditentukan; mencari penyebab terjadinya

kesalahan/penyimpangan; memberikan penilaian terhadap hasil kegiatan;

melaksanakan sanksi-sanksi yang telah ditentukan terhadap

penyimpangan/kesalahan; menilai kembali prosedur-prosedur yang telah

ditentukan; dan mengecek kebenaran laporan yang dibuat oleh petugas

pelaksana.

16
Makmur (2011) mngemukakan jenis - jenis pengawasan yaitu :

1. Pengawasan fungsional.

2. Pengawasan masyarakat.

3. Pengawasaan administratif.

4. Kelembagaan teknis.

5. Pengawasan pimpinan.

6. Pengawasan barang.

7. Pengawasan jasa.

8. Pengawasan internal.

9. Pengawasan eksternal.

Silalahi, (2009) mengemukakan langkah-langkah kegiatan pengawasan

yaitu :

1. Menentukan objek-objek yang akan diawasi.

2. Menetapkan standar sebagai alat ukur pengawasan atau yang menggambarkan

pekerjaan yang dikehendaki.

3. Menentukan prosedur, waktu dan teknik yang dipergunakan.

4. Mengatur hasil kerja yang dilaksanakan.

5. Membandingkan antara hasil kerja dengan standar untuk mengetahui apakah ada

perbedaan.

6. Melakukan tindakan-tindakan perbaikan terhadap suatu penyimpangan atau

penyimpangan-penyimpangan yang berarti (significant).

Adapun prinsip-prinsip pengawasan juga dijelaskan oleh Silalahi, (2009)

adalah:

17
1. Pengawasan harus berlangsung terus-menerus bersamaan dengan pelaksanaan

kegiatan atau pekerjaan.

2. Pengawasan harus menemukan, menilai dan menganalisis data tentang

pelaksanaan pekerjaan secara objektif.

3. Pengawasan bukan semata-mata untuk mencari kesalahan tetapi juga mencari

atau menemukan kelemahan dalam pelaksanaan pekerjaan.

4. Pengawasan harus member bimbingan dan mengarahkan untuk mempermudah

5. Pelaksaan pekerjaan dalam pencapaian tujuan.

6. Pengawasan tidak menghambat pelaksanaan pekerjaan tetapi harus

menciptakan efisiensi (hasil guna).

7. Pengawasan harus fleksibel.

8. Pengawasan harus berorientasi pada rencana dan tujuan yang telah ditetapkan

(plan and objective oriented).

9. Pengawasan dilakukan terutama pada tempat-tempat strategis atau kegiatan-

kegiatan yang sangat menentukan atau control by exception.

10. Pengawasan harus membawa dan mempermudah melakukan tindakan

perbaikan (corrective action).

Sementara itu tujuan dilaksanakannya fungsi control oleh Silalahi, (2009)

di jelaskan adalah :

1. Mencegah terjadinya penyimpangan pencapaian tujuan yang telah direncanakan.

2. Agar proses kerja sesuai dengan prosedur yang telah digariskan atau ditetapkan.

3. Mencegah dan menghilangkan hambatan dan kesulitan yang akan, sedang atau

mungkin terjadi dalam pelaksanaan kegiatan.

18
4. Mencegah penyimpangan penggunaan sumber daya.

5. Mencegah penyalahgunaan otoritas dan kedudukan.

Duncan dalam Harahap (2005) mengemukakan bahwa beberapa sifat

pengawasan yang efektif sebagai berikut:

1. Pengawasan harus dipahami sifat dan kegunaannya. Oleh karena itu harus

dikomunikasikan. Masing-masing kegiatan membutuhkan system

pengawasan tertentu yang berlainan dengan system pengawasan bagi

kegiatan lain. System pengawasan untuk bidang penjualan dan system untuk

bidang keuangan akan berbeda. Oleh karena itu system pengawasan harus

dapat merefleksi sifat-sifat dan kebutuhan dari kegiatan yang harus diawasi.

Pengawasan dibidang penjualan umumnya tertuju pada kualitas penjualan,

sementara pengawasan di bidang keuangan tertuju pada penerimaan dan

penggunaan dana.

2. Pengawasan harus mengikuti pola yang dianut organisasi. Titik berat

pengawasan sesungguhnya berkisar pada manusia, sebab manusia itulah

yang melakukan kegiatan dalam badan usaha atau organisasi, maka suatu

system pengawasan harus dapat memenuhi prinsip berdasarkan pola

organisasi. Ini berarti bahwa dengan suatu system pengawasan,

penyimpangan yang terjadi dapat ditunjukkan pada organisasi yang

bersangkutan.

3. Pengawasan harus dapat mengidentifikasi masalah organisasi. Tujuan

utama dari pengawasan ialah mengusahakan agar apa yang direncanakan

menjadi kenyataan. Oleh karena itu, agar system pengawasan benar-benar

19
efektif, artinya dapat merealisasi tujuannya, maka suatu system pengawasan

setidaknya harus dapat dengan segera mengidentifikasi kesalahan yang

terjadi dalam organisasi. Dengan adanya identifikasi masalah atau

penyimpangan, maka organisasi dapat segera mencari solusi agar

keseluruhan kegiatan operasional benarbenar dapat mendekati apa yang

direncanakan sebelumnya.

4. Pengawasan harus fleksibel. Suatu system pengawasan adalah efektil

bilamana system pengawasan itu memenuhi prinsip fleksibilitas. Ini berarti

bahwa pengawasan itu dapat tetap dipergunakan, meskipun terjadi

perubahan-perubahan terhadap rencana di luar dugaan.

5. Pengawasan harus ekonomis. Sifat ekonomis dari suatu system pengawasan

sungguh-sungguh diperlukan. Tidak ada gunanya membuat system

pengawasan yang mahal, bila tujuan pengawasan itu dapat direfleksikan

dengan suatu system pengawasan yang lebih murah. System pengawasan

yang dianut perusahaanperusahaan besar tidak perlu ditiru bila pengawasan

itu tidak ekonomis bagi suatu organsiasi lain. Hal yang perlu dipedomani

adalah bagaimana membuat suatu system pengawasan dengan benarbenar

merealisasikan motif ekonomi. Pengawasan yang efektif tergantung pada

situasi dan kondisi yang dihadapi. Tidak ada suatu system pengawasan yang

berlaku untuk semua situasi dan semua organisasi.

2.4. Protokol Kesehatan Penanganan Covid 19.

OVID-19 disebabkan oleh SARS-COV2 yang termasuk dalam keluarga

besar coronavirus yang sama dengan penyebab SARS pada tahun 2003, hanya

20
berbeda jenis virusnya. Gejalanya mirip dengan SARS, namun angka kematian

SARS (9,6%) lebih tinggi dibanding COVID-19 (kurang dari 5%), walaupun

jumlah kasus COVID-19 jauh lebih banyak dibanding SARS. COVID-19 juga

memiliki penyebaran yang lebih luas dan cepat ke beberapa negara dibanding

SARS.Gejala umum berupa demam ≥380C, batuk kering, dan sesak napas. Jika ada

orang yang dalam 14 hari sebelum muncul gejala tersebut pernah melakukan

perjalanan ke negara terjangkit, atau pernah merawat/kontak erat dengan penderita

COVID-19, maka terhadap orang tersebut akan dilakukan pemeriksaan

laboratorium lebih lanjut untuk memastikan diagnosisnya.

(http://infeksiemerging.kemkes.go.id.).

Penerapan protocol Kesehatan dalam penanganan Covid 19 sebagaimana

Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 dan Keputusan Menteri Kesehatan

Nomor HK.01.07/MENKES/382/2020 dan juga terpublikasi dalam

https://covid19.go.id/p/protokol yaitu :

1. Cuci Tangan. Mencuci tangan secara rutin menjadi protokol kesehatan 5M yang

pertama dan dirasa efektif untuk mencegah penularan virus corona. Agar

hasilnya maksimal, kamu disarankan untuk mencuci tangan setidaknya selama

20 detik dengan menggunakan air mengalir dan sabun. Lakukan sesering

mungkin, terutama pada kondisi:

a) Sebelum menyentuh makanan.

b) Setelah menggunakan toilet.

c) Setelah menutup hidung saat batuk atau bersin.

d) Setelah beraktivitas di luar ruangan.

21
Jika tidak ada air yang mengalir, kamu bisa menggunakan produk pembersih tangan

yang mengandung alkohol setidaknya dengan kadar sebesar 70 persen.

2. Pakai Masker. Saat pandemi mulai melanda dunia, Organisasi Kesehatan Dunia

(WHO) menyebutkan bahwa penggunaan masker hanya dilakukan untuk orang-

orang yang terserang penyakit, bukan orang yang sehat. Akan tetapi, pada

kenyataannya, pandemi yang masih belum usai dan terus memakan korban

membuat penggunaan masker pun diwajibkan untuk seluruh lapisan

masyarakat. Bahkan, di beberapa negara, Amerika Serikat misalnya, pusat

kesehatan setempat mewajibkan masyarakat negara tersebut memakai masker

bahkan saat berada di rumah untuk kondisi tertentu. Misalnya:

a) Ada anggota keluarga yang terserang COVID-19.

b) Ada anggota keluarga yang berisiko terpapar virus corona karena

beraktivitas di luar rumah.

c) Merasakan adanya gejala yang mengarah pada infeksi virus corona.

d) Ruangan yang sempit.

e) Tidak bisa menjaga jarak dengan anggota keluarga lainnya.

Bahkan, di beberapa rumah sakit pun kini dianjurkan untuk menggunakan masker

dobel. Ini karena mengingat terus berkembangnya virus corona menjadi berbagai

varian baru yang lebih ganas dan mematikan.

3. Menjaga Jarak. Protokol kesehatan 5 M selanjutnya adalah menjaga jarak saat

sedang beraktivitas di luar ruangan. Adanya aturan ini juga berdasarkan pada

Keputusan Menteri Kesehatan RI dalam “Protokol Kesehatan Bagi Masyarakat di

Tempat dan Fasilitas Umum Dalam Rangka Pencegahan dan Pengendalian

22
COVID-19.” Aturan tersebut menyebutkan, setiap orang wajib menjaga jarak

setidaknya sejauh 1 meter dengan orang lain guna mencegah paparan droplets dari

orang yang batuk, bersin, atau bicara. Pun, sebaiknya hindari berkerumun, tempat

ramai, dan berdesakan. Apabila tidak mungkin menjaga jarak, bisa dibuat rekayasa

untuk menghindari risiko paparan. Rekayasa dalam bentuk administrasi bisa

berupa membatasi jumlah orang dalam ruangan atau mengatur ulang jadwal.

Sementara itu, rekayasa dalam bentuk teknis bisa dilakukan dengan cara membuat

batas atau partisi di ruangan atau mengatur jalur masuk dan keluar di satu tempat.

4. Menjauhi Kerumunan. Selain tiga hal di atas, menjauhi kerumunan juga

merupakan protokol kesehatan yang harus dilakukan. Menurut Kementerian

Kesehatan RI (Kemenkes), masyarakat diminta untuk menjauhi kerumunan saat

berada di luar rumah. Ingat, semakin banyak dan sering kamu bertemu orang, maka

kemungkinan terinfeksi virus corona pun semakin tinggi. Oleh sebab itu, hindari

tempat keramaian terutama bila sedang sakit atau berusia di atas 60 tahun (lansia).

Menurut riset, lansia dan pengidap penyakit kronis memiliki risiko yang lebih tinggi

terserang virus corona.

5. Mengurangi Mobilitas. Virus penyebab corona bisa berada di mana saja. Jadi,

semakin banyak waktu yang kamu habiskan di luar rumah, maka semakin tinggi

pula risiko tubuh terpapar virus jahat ini. Oleh karena itu, bila tidak ada keperluan

yang mendesak, tetaplah berada di rumah.

Sementara itu di Provinsi Sulawesi Utara Gubernur telah mengeluarkan

Peraturan Gubernur Sulawesi Utara Nomor 20 tahun 2020 tentang Optimalisasi

Pencegahan Penyebaran (OPP) Covid 19. Kebijakan ini diterapkan pada semua

23
kabupaten / kota yang ada di Provinsi Sulawesi Utara. Peraturan Gubernur ini

bertujuan membatasi kegiatan tertentu dan pergerakan orang dan/atau barang dalam

menekan penyebarab Covid 19 serta meningkatkan antisipasi perkembangan

eskalasi penyebaran. Peraturan Gubernur ini juga mebagai pedoman dalam

memperkuat penanganan kesehatan, menangani dampak sosial dan ekonomi akibat

penyebaran Covid 19, perubahan kegiatan masyarakat yang berkaitan dengan

belajar, bekerja dan beribadah dari rumah.

Adapun yang selalu dikomuniasikan oleh pemerintah dalam protocol

penanganan dan pencegahan mewabahnay Covid 19 yaitu :

1. Mencuci tangan

2. Menjaga jarak

3. Memakai masker

4. Menjauhi kerumunan

5. Bekerja dari rumah

6. Beribadah dari rumah

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif yaitu penelitian

yang digunakan untuk meneliti objek yang alamiah di mana peneliti sebagai

24
instrument kunci. Pada dasarnya penelitian kualitatif dilaksanakan dalam keadaan

yang alamiah (natural setting) dan data yang dikumpulkan umumnya bersifat

kualitatif. Oleh karena itu penelitian ini disebut penelitian kualitatif. Menurut

Sugiyono (2020) bahwa penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang

digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah, sebagai lawannya

eksperimen, di mana peneliti sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data

dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisa data bersifat induktif, dan hasil

penelitian lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Informan dalam

penelitian kualitatif berkembang terus secara bertujuan (purposive) sampai data

yang dikumpulkan dianggap memuaskan.

3.2. Fokus Penelitian

Penelitian ini didesain untuk menjelaskan tentang pengawasan yang

dilakukan oleh Pemerintah Desa Kanonang Tiga Kecamatan Kawangkoan

Kabupaten Minahasa pada penerapan protokol Kesehatan Covid 19. Untuk dapat

menjelaskan hal tersebut maka langkah-langkah kegiatan pengawasan sebagaimana

konsep pengawasan yang dikemukakan oleh Silalahi, (2009) fokus penelitian.

Pilihan focus penelitian yaitu :

1. Menentukan objek-objek yang akan diawasi.

2. Menentukan prosedur, waktu dan teknik yang dipergunakan.

3. Melakukan tindakan-tindakan perbaikan terhadap suatu penyimpangan atau

penyimpangan-penyimpangan yang berarti.

25
3.3. Sumber-Sumber Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

a) Data Primer, yaitu diperoleh dengan cara wawancara dan observasi. Menurut

Sugioyono (2020), wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk

bertukar pikiran dan ide melalui tanya-jawab, sehingga dapat dikonstruksikan

makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara yaitu peneliti mengadakan

tanya-jawab dengan sumber informasi, di mana hasil tanya-jawab dapat

dicatat ataupun direkam. Hasil wawancara berupa tanya-jawab dalam

penelitian ini dicatat melalui daftar pertanyaan yang telah disusun berdasarkan

pada fokus penelitian. Sedangkan observasi yaitu diperoleh dengan cara

mendatangi langsung lokasi yang telah ditetapkan sebagai objek penelitian

(observasi langsung) dalam rangka untuk memperoleh informasi yang jelas

tentang masalah yang diteliti guna pengamatan atau pengumpulan data.

Kegiatan observasi berkaitan dengan aktivitas pengamatan secara langsung

terhadap objek untuk mengetahui keberadaan objek, situasi, kondisi, konteks,

ruang beserta maknanya dalam upaya pengumpulan data penelitian.

b) Data Sekunder, yaitu data yang sudah ada yang diperoleh dari sumber atau

pihak lain seperti lembaga atau instansi yang ada kaitannya dengan penelitian

ini. Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan yang disimpan (data

dokumenter) ataupun statistik yang dipublikasikan maupun tidak

dipublikasikan.

26
3.4. Teknik Pengumpulan Data

Beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan dalam rangka

memperoleh data data primer maupun sekunder sebagai berikut :

1) Wawancara

Teknik wawancara digunakan untuk mendapatkan data primer melalui

informan kunci. Informan kunci adalah mereka yang dipastikan memahami

dan mengetahui permasalahan yang hendak di teliti sehingga tingkat

akurasi data dapat dijamin.

2) Dokumentasi

Dokumentasi ialah setiap bahan yang tertulis yang dipersiapkan untuk

penelitian, pengujian suatu peristiwa atau record maupun yang tidak

dipersiapkan.

3) Observasi

Observasi dilaksanakan dengan melakukan pengamatan secara langsung

terhadap objek penelitian, dengan maksud memperoleh gambaran empirik

pada hasil temuan dilapangan. Hasil dari obsevasi ini dapat mempermudah

dalam menjelaskan keterkaitan dari fenomena-fenomena yang ada.

3.5. Informan Penelitian

Informan penelitian adalah orang yang memberikan data dan informasi yang

relevan dengan masalah penelitian. Informan merupakan narasumber atau sumber

data primer yang sangat dibutuhkan dalam penelitian. Informan yang diwawancarai

pada penelitian rencananya 10 orang yang terdiri dari :

1. Unsur Pimpinan Pemerintah Desa yaitu Hukum Tua

27
2. Unsur Pelaksana Pemerintah Desa yaitu Kepala Urusan, Kepala Seksi dan

Kepala Dusun.

3. Unsur Satuan Tugas Penanganan Covid 19 tingkat Desa

4. Unsur Masyarakat Desa.

3.5. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisa data kualitatif, seperti yang dikemukakan oleh Milles dan Huberman

(Sugiyono, 2020) yang mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis kualitatif

secara interaktif dan berlangsung secara terus- menerus sampai tuntas. Aktivitas

atau langkah-langkah dalam analisis data yaitu sebagai berikut:

1) Reduksi data (data reduction) mereduksi data berarti merangkum, memilih

hal-hal yang pokok difokuskan pada hal-hal yang penting sesuai dengan

tema dan polanya. Jadi laporan penelitian yang berupa data penelitian

masih merupakan bahan mentah, direduksi, disingkatkan, dipadatkan

intisarinya, dan disusun secara sistematis sehingga mudah dikendalikan.

Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran

yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan

pengumpulan data selanjutnya, dan mencari bila diperlukan.

2) Penyajian data (data display) penyajian data ini dilakukan dalam bentuk

uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, atau dilakukan penyajian

data dengan teks yang bersifat naratif.

28
3) Penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusi drawing, and verivication).

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru dan

sebelumnya belum pernah ada. Temuan penelitian berupa deskripsi data

yang didasarkan atas fakta lapangan dan telah dianalisis dengan

menjadikan konsep pengawasan sebagai pijakan kajian.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1. Profil Desa Kanonang Tiga

29
Desa Kanonang Tiga Terbentuk Sebagai Desa Setelah Dimekarkan Dari

Desa Kanonang Satu Kecamatan Kawangkaon Kabupaten Minahasa Paada Tanggal

27 Agustus Tahun 2008 Dengan Nama Desa Persiapan Kanonang Tiga Kecamatan

Kawangkoan Kabupaten Minahasa Dan Pada Tanggal 02 November Tahun 2010

Desa Persiapan Kanonang Tiga Resmi Menjadi Desa Definitive Desa Kanonang

Tiga Kecamatan Kawangkoan Kabupaten Minahasa Bersdasarkan No .199 Tahun

2010. Saat Desa Kanonang Tiga Memiliki Jumlah Penduduk 253 Kk 798 Jiwa Dan

Terbagi Dari 4 Jaga Dan Masing Masing Jaga Dipimpin Oleh 1 Orang Kepala Jaga

dan 1 Orang Meweteng. Umur Desa Persiapan Sampai Desa Definitive Sudah

Berjalan 12 Tahun. Adapun Hukum Tua yang menjabar yaitu :

NO PERIODE NAMA HUKUM KET

TUA

1 2008-2011 ANDRI R. POLI Penjabat

2 2011-Sampai sekarang VERRA V.V. Hukum Tua

LUMINTANG

Desa Kanonang Tiga Adalah Sebuah Desa Yang Terletak Di Wilayah

Keaamatan Kawangkoan Kabupaten Minahasa Propinsi Sulawesi Utara . Terdiri

Dari 4 Jaga Dengan Batas Wilayah :

Utara : Kelurahan Sendangan Selatan Kecamatan Kawangkoan

Timur : Desa Tompaso Dua Kecamatan Tompaso Barat

Selatan : Desa Kanonang Satu Kecamatan Kawangkoan Barat

Barat : Desa Kayuuwi Kecamatan Kawangkoan Barat

30
Desa Kanonang Tiga Memanjang Dari Timur Kebarat Dengan Luas 250,8

Ha Beriklim Tropis Dan Berada Pada Ketenggian 678 Meter Diatas Permukaaan

Laut Sehingga Desa Kanonang Tiga Berada Di Dataran Tinggi ,Minahasa

Adapun data profil Desa sebagai berikut :

No Uraian Keterangan

1 Tanah Pemukiman 9.5 Ha

2 Tanah Sawah 48.2 Ha

3 Tanah Perkebunan 171.1 Ha

4 Potensi Sumber Pertanian; Peternakan

Daya Alam dan Tanah/Lahan

5 Jumlah Penduduka 798 Jiwa

6 Jumlah Penduduk 389 Jiwa

Laki-Laki

7 Jumlah Penduduk 409 Jiwa

Perempuan

8 Sarana Pendidikan :

Taman Kanak- 1 Buah

Kanak 2 Buah

Sekolah Dasar 1 Buah

SLTP

Pertumbuhan perekonomian desa kanonang tiga sangat pesat ,itu di tandai dengan

transaksi keuangan yang terjadi di desa kanonang tiga diakibatkan karena

31
tumbuhnya usaha perdagangan seperti Warung Sembako, Kelontongan, Warung

Makan, Toko Bangunan, Percetakan Holoubrik, Industri Rumah Tangga,

Fotografer, Peternakan, Transportasi, Usaha Pakan Ternak dan lain – lain.

Secara administratif desa kanonang tiga dibagi dalam empat jaga dan masing-

masing jaga dipimpin oleh satu orang kepala jaga dan satu orang meweteng

No Nama jabatan Jaga Jumlah KK

1. Hanny Kepala jaga I

R.M.Wowiling

2. Joice manopo meweteng I

3. John mamengko Kepala jaga II

4. Hendra Rontos meweteng II

5 Feki Bujung Kepala jaga III

6 Adri Pantow meweteng III

7 Olha Sumulat Kepala jaga IV

8 Dra. Vonni D. Tuwo meweteng IV

Serta di perkuat dengan adanya dua orang kepala urusan dan dua orang

kepala seksie

No Nama Jabatan ket

1 Irpan Anuba Kasie Pemerintahan

2. Mercie A. Tumbelaka. Kasie Pembangunan

Amd.Kep

3. Devi I. Lumintang Kaur Keuangan

32
4. Mike Pioh Kaur Umum

Adapun yang merupakan tugas pokok dan fungsi Pemerintah Desa

Kanonang Tiga dapat dijelaskan sebagai berikut :

Kepala Desa

1. Menyelenggarakan pemerintahan desa berdasarkan kebijakan yang

ditetapkan bersama BPD

2. Mengajukan rancangan peraturan Desa

3. Menetapkan peraturan-peraturan yang telah mendapatkan persetujuan

bersama BPD

4. Menyusun dan mengajukan rancangan peraturan desa mengnenai APB Desa

untuk dibahas dan ditetapkan bersama BPD

5. Membina kehidupan masyarakat Desa

6. Membina ekonomi desa

7. Mengordinasikan pembangunan desa secara partisipatif

8. Mewakili desanya di dalam dan luar pengadilan dan dapat menunjuk kuasa

hukum untuk mewakilinya sesuai dengan paeraturan perundang-undangan;

dan

9. Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan peraturan perundang-

undangan.

Sekretaris Desa

33
1. Tugas Pokok : Membantu Kepala Desa dalam mempersiapkan dan

melaksanakan pengelolaan administrasi Desa, mempersiapkan bahan

penyusunan laporan penyelenggaraan Pemerintah Desa.

2. Fungsi :

a. Penyelenggara kegiatan administrasi dan mempersiapkan bahan

untuk kelancaran tugas Kepala Desa

b. Melaksanakan tugas kepala desa dalam hal kepala desa berhalangan

c. Melaksanakan tugas kepala desa apabila kepala desa diberhentikan

sementara

d. Penyiapan bantuan penyusunan Peraturan Desa

e. Penyiapan bahan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa

f. Pengkoordinasian Penyelenggaraan tugas-tugas urusan; dan

g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Desa.

Kepala Urusan Umum

1. Tugas Pokok : Membantu Sekretaris Desa dalam melaksanakan

administrasi umum, tata usaha dan kearsipan, pengelolaan inventaris

kekayaan desa, serta mempersiapkan bahan rapat dan laporan.

2. Fungsi :

a. Pelaksanaan, pengendalian dan pengelolaan surat masuk dan surat

keluar serta pengendalian tata kearsipan

b. Pelaksanaan pencatatan inventarisasi kekayaan Desa

c. Pelaksanaan pengelolaan administrasi umum

34
d. Pelaksanaan penyediaan, penyimpanan dan pendistribusian alat tulis

kantor serta pemeliharaan dan perbaikan peralatan kantor

e. Pengelolaan administrasi perangkat Desa

f. Persiapan bahan-bahan laporan; dan

g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris Desa.

Kepala Urusan Keuangan

1. Tugas Pokok : Membantu Sekretaris Desa dalam melaksanakan pengelolaan

sumber pendapatan Desa, pengelolaan administrasi keuangan Desa dan

mempersiapkan bahan penyusunan APB Desa.

2. Fungsi :

a. Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan Desa

b. Persiapan bahan penyusunan APB Desa; dan

c. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris Desa.

Kepala Urusan Pemerintahan

1. Tugas Pokok : Membantu Kepala Desa dalam melaksanakan pengelolaan

administrasi kependudukan, administrasi pertanahan, pembinaan,

ketentraman dan ketertiban masyarakat Desa, mempersiapkan bahan

perumusan kebijakan penataan, Kebijakan dalam Penyusunan produk

hukum Desa.

2. Fungsi :

a. Pelaksanaan kegiatan administrasi kependudukan

b. Persiapan bahan-bahan penyusunan rancangan peraturan Desa dan

keputusan Kepala Desa

35
c. Pelaksanaan kegiatan administrasi pertanahan

d. Pelaksanaan Kegiatan pencatatan monografi Desa

e. Persiapan bantuan dan melaksanakan kegiatan penataan

kelembagaan masyarakat untuk kelancaran penyelenggaraan

pemerintahan Desa

f. Persiapan bantuan dan melaksanakan kegiatan kemasyarakatan yang

berhubungan dengan upaya menciptakan ketentraman dan

ketertiban masyarakat dan pertahanan sipil; dan

g. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan kepada Desa.

Administrasi Pemerintahan Desa :

1. Pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP)

2. Pembuatan Kartu Keluarga (KK)

3. Pembuatan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) bagi warga

Desa yang berkehidupan ekonomi kurang mampu agar

mendapatkan penangguhan-penangguhan. Misalkan

penangguhan atau pengurangan beban biaya di rumah sakit.

Pembuatan surat ini tidak memerlukan biaya, digratiskan bagi

warga Desa yang memerlukan. Dalam perkembangannya SKTM

ini berubah menjadi Kartu Multiguna, Kartu ini dapat digunakan

oleh satu keluarga yang diwakili oleh kepala keluarga sebagai

pemegang kartu

4. Surat Keterangan Lalu Lintas

5. Surat Keterangan NTCR

36
6. Surat Pengantar Pernikahan

7. Surat Keterangan Naik Haji

8. Surat Keterangan Domisili

9. Surat Keterangan Pengantar Kepolisian

10. Surat Keterangan Pindah

11. Surat Keterangan Lahir/Mati

12. Surat Keterangan Ke Bank dll.

13. Surat Keterangan Pengiriman Wesel

14. Surat Keterangan Jual Beli Hewan

15. Surat Keterangan Izin Keramaian

16. Pengenaan Pungutan atas Transaksi Jual beli Hasil Bumi

dikenakan dari harga transaksi jual beli dan dikenakan kepada

pembeli atau penjual

17. Pengenaan pungutan atas transaksi jual beli tanah rumah

dikenakan dari harga transakasi jual beli dan dikenakan kepada

pembeli atau penjual

18. Surat Keterangan Tebang Kayu/Bambu

19. Tarip pengenaan pungutan pengusaha angkutan sewa sarana dan

BUMdes; dan

20. Perusahaan PT/CV atau pemborong dan sejenisnya dari jumlah

anggaran.

Kepala Urusan Ekonomi Pembangunan

37
1. Tugas Pokok : Membantu Kepala Desa dalam melaksanakan penyiapan

bahan perumusan kebijakan teknis pengembangan ekonomi masyarakat dan

potensi desa, pengelolaan administrasi pembangunan, pengelolaan

pelayanan masyarakat serta penyiapan bahan usulan kegiatan dan

pelaksanaan tugas pembantuan.

2. Fungsi :

a. Penyiapan bantuan-bantuan analisa & kajian perkembangan

ekonomi masyarakat

b. Pelaksanaan kegiaatan administrasi pembangunan

c. Pengelolaan tugas pembantuan; dan

d. Pelaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Desa.

Kepala Urusan Kesejahtraan Rakyat

1. Tugas Pokok : Membantu Kepala Desa dalam melaksanakan penyiapan

bahan perumusan kebijakan teknis Penyusunan Program Keagamaan serta

melaksanakan Program pemberdayaan masyarakat dan sosial

kemasyarakatan.

2. Fungsi :

a. Penyiapan bahan untuk pelaksanaan program kegiatan keagamaan

b. Penyiapan dan pelaksanaan program perkembangan kehidupan

beragama

c. Penyiapan bahan dan pelaksanaan program, pemberdayaan

masyarakat dan sosial kemasyarakatan; dan

d. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Desa.

38
Kepala Dusun

Tugas :

1. Membantu pelaksanaan tugas kepala desa dalam wilayah kerjanya

2. Melakukan pembinaan dalam rangka meningkatkan swadaya dan gotong

royong masyarakat

3. Melakukan kegiatan penerangan tentang program pemerintah kepada

masyarakat

4. Membantu kepala desa dalam pembinaan dan mengkoordinasikan kegiatan

RW (Rukun Wilayah) dan RT (Rukun Tetangga) diwilayah kerjanya

5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala desa.

Fungsi :

1. Melakukan koordinasi terhadap jalannya pemerintah desa, pelaksanaan

pembangunan dan pembinaan masyarakat diwilayah dusun

2. Melakukan tugas dibidang pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan

yang menjadi tanggung jawabnya

3. Melakukan usaha dalam rangka meningkatkan partisipasi dan swadaya

gotong royong masyarakat dan melakukan pembinaan perekonomian

4. Melakukan kegiatan dalam rangka pembinaan dan pemeliharaan

ketrentaman dan ketertiban masyarakat

5. Melakukan fungsi-fungsi lain yang dilimpahkan oleh kepala desa.

39
sementara itu untuk Badan Perwakilan Desa dapat dijekaskan bahwa BPD

mempunyai fungsi menetapkan peraturan desa bersama kepala desa, menampung

dan menyalurkan aspirasi masyarakat.

Tugas :

1. Membahas rancangan peraturan desa bersama kepala desa

2. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan desa dan

peraturan kepala desa

3. Mengusulkan, pengangkatan dan pemberhentian kepala desa

4. Membentuk panitia pemilihan kepala desa

5. Menggali, menampung, menghimpun, merumuskan dan menyalurkan

aspirasi masyarakat

6. Menyusun tata tertib BPD.

Hak :

1. Meminta keterangan kepada pemerintah desa

2. Menyatakan pendapat Kewajiban

3. Mengamalkan pancasila, melaksanakan UUD 1945 dan mentaati segala

peraturan perundang-undangan

4. Melaksanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan

desa

5. Mempertahankan dan memelihara hukum nasional sera keutuhan NKRI

6. Menyerap, menampung, menghimpun dan menindaklanjuti aspirasi

masyarakat

7. Memproses pemilihan kepala desa

40
8. Mendahulukan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi, kelompok

dan golongan

9. Menghormati nilai-nilai sosial budaya dan adat istiadat masyarakat

setempat

10. Menjaga norma dan etika dalam hubungan kerja dengan lembaga

kemasyarakatan.

4.1.2. Tugas Pokok dan Fungsi Pemerintah Desa Berdasarkan Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2016

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2016 sebagai

penjabaran atas Undang Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa, Pemerintahan

Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat

setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pasal 1

ayat 2 UU No. 6 Tahun 2014 menjelaskan bahwa Pemerintahan desa terdiri atas

Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Pemerintah desa

sendiri adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu perangkat

Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa. Sedangkan Badan

Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah lembaga yang

melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari

penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara

demokratis. Sehingga dari Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2016

sebagai penjabaran atas Undang Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa dapat

dikemukaan bahwa :

41
Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Desa:

1. Kepala Desa berkedudukan sebagai Kepala Pemerintahan Desa yang

memimpin penyelenggaraan Pemerintahan Desa.

2. Kepala Desa bertugas menyelenggarakan Pemerintahan Desa,

melaksanakan pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan

pemberdayaan masyarakat Desa.

3. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud maka Kepala Desa

memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut :

a. Menyelenggarakan Pemerintahan Desa, seperti tata praja Pemerintahan,

penetapan peraturan di desa, pembinaan masalah pertanahan, pembinaan

ketentraman dan ketertiban, melakukan upaya perlindungan masyarakat,

administrasi kependudukan, dan penataan dan pengelolaan wilayah;

b. Melaksanakan pembangunan, seperti pembangunan sarana prasarana

perdesaan, dan pembangunan bidang pendidikan, kesehatan;

c. Pembinaan kemasyarakatan, seperti pelaksanaan hak dan kewajiban

masyarakat, partisipasi masyarakat, sosial budaya masyarakat, keagamaan,

dan ketenagakerjaan;

d. Pemberdayaan masyarakat, seperti tugas sosialisasi dan motivasi

masyarakat di bidang budaya, ekonomi, politik, lingkungan hidup,

pemberdayaan keluarga, pemuda, olahraga, dan karang taruna;

e. Menjaga hubungan kemitraan dengan lembaga masyarakat dan lembaga

lainnya.

Tugas Pokok dan Fungsi Sekretaris Desa

42
1. Sekretaris Desa berkedudukan sebagai unsur pimpinan Sekretariat Desa.

2. Sekretaris Desa bertugas membantu Kepala Desa dalam bidang administrasi

pemerintahan.

3. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana yang dimaksud maka Sekretaris

Desa mempunyai fungsi :

a. Melaksanakan urusan ketatausahaan seperti tata naskah, administrasi surat

menyurat, arsip, dan ekspedisi.

b. Melaksanakan urusan umum seperti penataan administrasi perangkat desa,

penyediaan prasarana perangkat desa dan kantor, penyiapan rapat,

pengadministrasian aset, inventarisasi, perjalanan dinas, dan pelayanan

umum.

c. Melaksanakan urusan keuangan seperti pengurusan administrasi keuangan,

administrasi sumber-sumber pendapatan dan pengeluaran, verifikasi

administrasi keuangan, dan admnistrasi penghasilan Kepala Desa,

Perangkat Desa, BPD, dan lembaga pemerintahan desa lainnya.

d. Melaksanakan urusan perencanaan seperti menyusun rencana anggaran

pendapatan dan belanja desa, menginventarisir data-data dalam rangka

pembangunan, melakukan monitoring dan evaluasi program, serta

penyusunan laporan.

e. Melaksanakan buku administrasi desa sesuai dengan bidang tugas

Sekretaris Desa atau sesuai dengan Keputusan Kepala Desa.

f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Desa dan Pemerintah

yang lebih tinggi.

43
Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Urusan Umum

1. Kepala urusan umum berkedudukan sebagai unsur staf sekretariat.

2. Kepala urusan umum bertugas membantu Sekretaris Desa dalam urusan

pelayanan administrasi pendukung pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan.

3. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.

4. Untuk melaksanakan tugas kepala urusan umum mempunyai fungsi:

a. Melaksanakan urusan ketatausahaan seperti tata naskah dinas;

b. Melaksanakan administrasi surat menyurat;

c. Melaksanakan arsiparis dan ekspedisi pemerintahan desa;

d. Melaksanakan penataan administrasi Perangkat Desa;

e. Penyediaan prasarana Perangkat Desa dan Kantor;

f. Penyiapan rapat-rapat;

g. Pengadministrasian aset desa;

h. Pengadministrasian inventarisasi desa;

i. Pengadministrasian perjalanan dinas;

j. Melaksanakan pelayanan umum.

Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Urusan Keuangan

1. Kepala urusan perencanaan berkedudukan sebagai unsur staf sekretariat.

2. Kepala urusan perencanaan bertugas membantu Sekretaris Desa dalam

urusan pelayanan administrasi pendukung pelaksanaan tugas-tugas

pemerintahan.

3. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.

4. Untuk melaksanakan tugas kepala urusan perencanaan mempunyai fungsi:

44
a. Mengkoordinasikan urusan perencanaan Desa;

b. Menyusun RAPBDes;

c. Menginventarisir data-data dalam rangka pembangunan Desa;

d. Melakukan monitoring dan evaluasi program Pemerintahan Desa;

e. Menyusun rencana pembangunan jangka menengah desa (RPJMDesa) dan

rencana kerja pemerintah desa (RKPDesa);

f. Menyusun laporan kegiatan Desa;

g. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.

E. Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Urusan Perencanaan

1. Kepala urusan perencanaan berkedudukan sebagai unsur staf sekretariat.

2. Kepala urusan perencanaan bertugas membantu Sekretaris Desa dalam

urusan pelayanan administrasi pendukung pelaksanaan tugas-tugas

pemerintahan.

3. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.

4. Untuk melaksanakan tugas kepala urusan perencanaan mempunyai fungsi:

a. Mengkoordinasikan urusan perencanaan Desa;

b. Menyusun RAPBDes;

c. Menginventarisir data-data dalam rangka pembangunan Desa;

d. Melakukan monitoring dan evaluasi program Pemerintahan Desa;

e. Menyusun rencana pembangunan jangka menengah desa (RPJMDesa) dan

rencana kerja pemerintah desa (RKPDesa);

f. Menyusun laporan kegiatan Desa;

g. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.

45
Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Seksi Pemerintahan

1. Kepala seksi pemerintahan berkedudukan sebagai unsur pelaksana teknis di

bidang pemerintahan.

2. Kepala seksi pemerintahan bertugas membantu Kepala Desa sebagai

pelaksana tugas operasional di bidang pemerintahan.

3. Untuk melaksanakan tugas Kepala Seksi pemerintahan mempunyai fungsi :

a. Melaksanakan manajemen tata praja Pemerintahan Desa;

b. Menyusun rancangan regulasi desa;

c. Melaksanakan pembinaan masalah pertanahan;

d. Melaksanakan pembinaan ketenteraman dan ketertiban masyarakat Desa;

e. Melaksanakan upaya perlindungan masyarakat Desa;

f. Melaksanakan pembinaan masalah kependudukan;

g. Melaksanakan penataan dan pengelolaan wilayah Desa;

h. Melaksanakan pendataan dan pengelolaan Profil Desa;

i. Melakukan tugas – tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.

Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Seksi Kesejahteraan

1. Kepala seksi kesejahteraan berkedudukan sebagai unsur pelaksana teknis di

bidang kesejahteraan.

2. Kepala seksi kesejahteraan bertugas membantu Kepala Desa sebagai

pelaksana tugas operasional di bidang kesejahteraan .

3. Untuk melaksanakan tugas Kepala Seksi kesejahteraan mempunyai fungsi :

a. Melaksanakan tugas sosialisasi serta motivasi masyarakat di bidang sosial

budaya;

46
b. Melaksanakan tugas sosialisasi serta motivasi masyarakat di bidang

ekonomi;

c. Melaksanakan tugas sosialisasi serta motivasi masyarakat di bidang politik;

d. Melaksanakan tugas sosialisasi serta motivasi masyarakat di bidang

lingkungan hidup;

e. Melaksanakan tugas sosialisasi serta motivasi masyarakat di bidang

pemberdayaan keluarga;

f. Melaksanakan tugas sosialisasi serta motivasi masyarakat di bidang

pemuda, olah raga dan karang taruna;

g. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atas

Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Seksi Pelayanan

1. Kepala seksi pelayanan berkedudukan sebagai unsur pelaksana teknis di

bidang kesejahteraan.

2. Kepala seksi pelayanan bertugas membantu Kepala Desa sebagai pelaksana

tugas operasional di bidang pelayanan.

3. Untuk melaksanakan tugas Kepala Seksi pelayanan mempunyai fungsi :

a. Melaksanakan penyuluhan dan motivasi terhadap pelaksanaan hak dan

kewajiban masyarakat Desa;

b. Meningkatkan upaya partisipasi masyarakat Desa;

c. Melaksanakan pelestarian nilai sosial budaya masyarakat Desa;

d. Melaksanakan pelestarian nilai sosial budaya, keagamaan dan

ketenagakerjaan masyarakat Desa;

e. Melaksanakan pekerjaan teknis pelayanan nikah, talak, cerai dan rujuk;

47
f. Melaksanakan pekerjaan teknis urusan kelahiran dan kematian;

g. Melaksanakan pembangunan sarana dan prasarana perdesaan;

h. Melaksanakan pembangunan bidang pendidikan;

i. Melaksanakan pembangunan bidang kesehatan;

Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Dusun

1. Kepala Dusun berkedudukan sebagai unsur satuan tugas kewilayahan yang

bertugas membantu Kepala Desa dalam pelaksanaan tugasnya di

wilayahnya.

2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud maka Kepala Dusun

memiliki fungsi:

a. Pembinaan ketentraman dan ketertiban, pelaksanaan upaya perlindungan

masyarakat, mobilitas kependudukan, dan penataan dan pengelolaan

wilayah.

b. Mengawasi pelaksanaan pembangunan di wilayahnya.

c. Melaksanakan pembinaan kemasyarakatan dalam meningkatkan

kemampuan dan kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungannya.

d. Melakukan upaya-upaya pemberdayaan masyarakat dalam menunjang

kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Desa

4.2. Deskripsi Hasil Wawancara

Informan yang diwawancarai pada penelitian ini berjumlah 10 orang yang

terdiri dari :

48
a. Unsur Pimpinan Pemerintah Desa yaitu Hukum Tua

b. Unsur Pelaksana Pemerintah Desa sebanyak 3 orang yaitu Kepala Urusan,

Kepala Seksi dan Kepala Dusun.

c. Unsur Satuan Tugas Penanganan Covid 19 tingkat Desa sebanyak 2 orang

d. Unsur Masyarakat Desa sebanyak 4 orang.

Adapun wawancara yang dilakukan dengan seluruh informan berkaitan

dengan upaya untuk menemukan data dan fakta lapangan berkaitan dengan

pengawasan yang dilakukan oleh Pemerintah Desa Kanonang Tiga Kecamatan

Kawangkoan Kabupaten Minahasa pada penerapan protokol Kesehatan Covid 19.

Untuk dapat menjelaskan hal tersebut maka langkah-langkah kegiatan pengawasan

sebagaimana konsep pengawasan yang dikemukakan oleh Silalahi, (2009) yaitu

menentukan objek-objek yang akan diawasi, menentukan prosedur, waktu dan

teknik yang dipergunakan dan melakukan tindakan-tindakan perbaikan terhadap

suatu penyimpangan atau penyimpangan-penyimpangan yang berarti.

1. Hasil Wawancara Dengan Hukum Tua

Hasil wawancara dengan Hukum Tua diperoleh data dan informasi bahwa

pengawasan yang dilakukan oleh Pemerintah Desa Kanonang Tiga Kecamatan

Kawangkoan Kabupaten Minahasa pada penerapan protokol Kesehatan Covid 19

yaityu berkaitan dengan aktivitas masyarakat keluar dan masuk desa, penggunaan

masker saat beraktivitas di luar rumah, pelaksanaan kegiatan yang melibatkan

banyak orang seperti ibadah maupun kegiatan social kemasyarakatan, ketersediaan

sarana pendukung penerapan protocol kesehehatan di tempat umum seperti tempat

cuci tangan, alat pengukur suhu tubuh. Pengawasan juga dilakukan pada pintu

49
masuk/keluar desa (batas desa), aktivitas kegiatan belajar mengajar di sekolah

maupun dalam kegiatan vaksinasi. Semua ini dilakukan sebagaimana instruksi dari

Pemerintah Kabupaten Minahasa dan Kecamatan Kawangkoan. Kegiatan

pengawasan selain dilakukan oleh pemerintah juga dibantu oleh satuan tugas yang

ada di desa serta ada patrol dari kecamatan yang merupakan gabungan dari

Pemerintah Kecamatan Kawangkoan, Kepolisian dan TNI. Semua berjalan dengan

baik sesuai dengan rencana yang ada. Masyarakat desa juga turut membantu

menjalankan pengawasan khususnya kepada masyarakat luar desa yang datang

berkunjung maupun beraktivitas di Desa Kanonang Tiga (seperti pedagang

keliling). Adapun objek-objek yang diawasi yaitu pintu masuk/keluar desa dengan

menyediakan pokso jaga, sekolah, tempat ibadah serta tempat – tempat yang

dimana dilakukannya kegiatan masyarakat yang menghadirkan banyak masyarakat.

Adapun prosedur pengawasan dilakukan dalam hal penerapan protocol Kesehatan

yaitu menjaga jarak, menggunakan masker, tempat cuci tangan, pelaksanaan

pengukuran suhu tubuh serta keikutsertaan masyarakat dalam kegiatan vaksinasi

tahap satu, tahap dua maupun saat ini tahap tiga. Adapun waktu pengawasan

dilakukan untuk di pos jaga pada awal pandemic sampai dengan akhir tahun 2021

terlebih saat penerapan PPKM dilakukan 24 jam dengan adanya pembagian waktu

jaga oleh satuan tugas yang ada di desa. Akan tetapi untuk tahun 2022 dari awal

tahun sampai dengan saat ini dilakukan secara insidential. Pola pengawasan yang

dilakukan saat ini yaitu berupa pengawasan pencegahan dengan cara memberikan

arahan, pengumuman dan peringatan agar masyarakat tetap mematuhi penerapan

protocol Kesehatan. Adapun teknik yang dipergunakan dan melakukan tindakan-

50
tindakan perbaikan terhadap suatu penyimpangan atau penyimpangan-

penyimpangan yang berarti yaitu memberikan pembinaan dan arahan kepada

masyarakat yang tidak taat dalam menerapkan protokol Kesehatan seperti dalam

memakai masker saat beraktivitas diluar rumah, meminta bantuan kepada pimpinan

gereja untuk juga mengingatkan umatnya agar mematuhi protocol Kesehatan saat

menjalankan ibadah, memberikan bantuan seperti masker kepada masyarakat saat

awal pandemic, menyediakan tempat – tempat cuci tangan di beberapa titik lokasi

di desa.

2. Hasil Wawancara Dengan Kepala Urusan

Wawancara yang dilakukan dengan seorang Kepala Urusan yaitu Kepala Urusan

Umum di Peemrintah Desa Kanonang Tiga sehubungan dengan pengawasan yang

dilakukan oleh Pemerintah Desa Kanonang Tiga Kecamatan Kawangkoan

Kabupaten Minahasa pada penerapan protokol Kesehatan Covid 19. Data dan

informasi yang diperoleh bahwa Pemerintah Desa Kanonang Tiga tela, sementara

dan akan terus melakukan pengawasan atas penerapan protocol Kesehatan

sehubungan dengan pandemic Covid 19 sebagaimana perintah dari Pemerintah

Kabupaten Minahasa. Sekalipun memang saat ini sudah mulai masuk dalam situasi

baik. Pada saat pandemic terjadi di tahun 2020 sampai dengan tahun 2021

Pemerinrah Desa Kanonang Tiga telah melaksanakan tugas dalam pengawasan

penerapan protocol Kesehatan di desa. Adapun yang dilakukan dalam hal

mengawasi masyarakat Ketika beraktrivitas di luar rumah. Pemerintah mewajibkan

masyarakat untuk menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah,

mengawasai masyarakat agar tidak berkerumun. Masyarakat selalu dianjurkan

51
untuk tidak atau membatasi aktivitas dalam perkumpulan yang menghadirkan

banyak orang, mebatasi kegiatan – kegiatan masyarakat termasuk kegiatan

keagamaan, mewajibkan warung/toko yang ada di desa untuk menyediakan tempat

cuci tangan bagi pengunjung. Pemerintah desa juga melakukan pengetatan dalam

hal masyarakat yang masuk maupun keluar desa. Pemerintah desa membentuk

satuan tugas yang terdiri dari aparat desa yang dibantu oleh hansip dan pimpinan

gereja serta generasi muda. Secara bergiliran satuan tugas ini melakukan penjagaan

di pintu masuk/keluar desa, melakukan patrol di desa dalam pemantauan bagi

masyarakat yang beraktivitas. Melakukan peninjauan di sekolah dan tempat ibadah

untuk memastikan diterapkannya protocol Kesehatan.

3. Hasil Wawancara Dengan Kepala Seksi

Wawancara yang dilakukan dengan Kepala Seksi Pemerintah di DEsa Kanonang

Tiga sehubungan dengan pengawasan yang dilakukan oleh Pemerintah Desa

Kanonang Tiga Kecamatan Kawangkoan Kabupaten Minahasa pada penerapan

protokol Kesehatan Covid 19. Adapun data dan informasi yang diperoleh bahwa

saat terjadinya pandemic Covid 19 maka pemerimtah desa sebagaimana instruksi

dari Pemerintah Kabupaten Minahasa maka dilakukan pengawasan atas aktivitas

masyarakat desa. Adapun objek-objek yang diawasi yaitu tempat – tempat

keramaian atau tempat aktivitas yang dapat membuat masyarakat banyak

berkumpul seperti warung sembako, toko, warung makan, tenpat ibadah, sekolah,

pintu masuk dan keluar desa. Adapun prosedur pengawasan dilakukan dalam hal

penerapan protocol Kesehatan yaitu menjaga jarak antasa masyarakat yang satu

dengan masyarakat yang lain di tempat umum, penggunaan masker, penyediaan

52
tenpat cuci tangan, pengukuran suhu tubuh, masyarakat yang usia lanjut dan rentan

terhadap penyakit ketika beraktivitas di luar rumah, proses belajar mengajar,

kegiatan peribadatan, kegiatan – kegiatan masyarakat lainnya seperti acara

pernikahan, acara ucapan syukur maupun acara kedukaan serta aktivitas masyarakat

lainnya. Peemrintah juga melakukan pengawasan bagi masyarakat dalam kegiatan

vaksinasi. Waktu dan teknik yang dipergunakan dalam kegiatan pengawasan yaitu

secara langung kepada masyarakat di desa, memberikan pengumuman melalui

pengeras suara dan membuat papan/baliho yang berisikan pengumuman tentang

penerapan protocol Kesehatan, mengaktifkan pos jaga di pintu masuk/keluar desa,

melakukan kunjungan langusng di tenpat umum seperti warung sembako, toko,

warung makan, tenpat ibadah, sekolah. Adapun tindakan-tindakan perbaikan jika

ditemukan penyimpangan atau pelanggaran yaitu melakukan pembinaan dan

meminta masyarakat untuk tidak mengulangi lagi kesalahan yang dilakukan serta

terus melaklukan sosialisasi tentang protocol kesehatan.

4. Hasil Wawancara Dengan Kepala Dusun.

Hasil wawancara dengan Kepala Dusun di Desa Kanonang Tiga sehubungan

dengan pengawasan yang dilakukan oleh Pemerintah Desa Kanonang Tiga

Kecamatan Kawangkoan Kabupaten Minahasa pada penerapan protokol Kesehatan

Covid 19 bahwa pemerintah sebagaimana instruksi dari pimpinan melakukan

pengawasan baik secara langsung maupun secara tidak langsung dalam segala

aktivitas masyarakat agar mematuhi penerapan protocol Kesehatan seperti

memakai masker Ketika beraktivitas di luar rumah, menjaga jarak dan menjauhi

kerumunan, rajin mencuci tangan, tidak beraktivitas di luar rumah jika dalam

53
kondisi Kesehatan yang kurang baik serta hal – hal lainnya yang berkaitan dengan

upaya mencegahan pandemic Covid 19 termasuk dalam kelakukan vaksinasi.

Adapun objek-objek yang diawasi yaitu masyarakat yang beraktivitas di luar

rumah, kegiatan peribadatan, kegiatan belajar di sekolah, tempat – tempat

berdagang seperti warung/took, masyarakat luar desa yang datang di Desa

Kanonang Tiga maupun kegiatan social/keagamaan yang dilakukan oleh

amsyarakat desa. Prosedur pengawasan dilakukan dalam hal penggunaan masker,

pengukuran suhu tubuh, penyediaan fasilitas pendukung penerapan protocol

Kesehatan, jumlah masyarakat yang berada dalam satu tempat umum. Waktu

pengawasan dilaksanakan secara terus menerus baik melalui satuan tugas yang ada

di desa maupun melalui patrol yang dilakukan oleh pemerintah kecamatan. Teknik

yang dipergunakan dalam melakukan pengawasan yaitu secara langusng turun di

lapangan maupun melalui pengumuman di pengeras suara, pengumuman melalui

baliho yang telah dipasang di desa serta berkoordinasi dengan pimpinan gereja.

Tindakan-tindakan perbaikan yang dilakukan Ketika ditemukannya pelanggaran

yaitu memberikan pembinaan dan mengarahkan cara yang benar dalam penerapan

peraturan.

5. Hasil Wawancara Dengan Satuan Tugas Penanganan Covid 19 tingkat Desa

Hasil wawancara yang dilakukan dengan Satuan Tugas Penanganan Covid 19

tingkat Desa yang juga merupakan unsur Badan Perwakilan Desa

tentangpengawasan yang dilakukan oleh Pemerintah Desa Kanonang Tiga

Kecamatan Kawangkoan Kabupaten Minahasa pada penerapan protokol Kesehatan

Covid 19. Data dan informasi yang diperoleh bahwa objek-objek yang diawasi yaitu

54
masyarakat yang beraktivitas di desa melalui pintu masuk/keluar desa, tempat

umum seperti warung, tenpat makan, rumah gereja saaat ibadah, kegiatan

peribadatan yang mengjadirkan banyak orang, acara keluarga yang menghadirkan

banyak orang, kegiatan belajar di sekolah, penggunaan masker, penyediaan dan

penggunaan fasilitas pendukung seperti pengukur suhu tubuh maupun tempat cuci

tangan. Adapun prosedur pengawasan yang telah ditentukan untuk diawasi yaitu

dalam penggunaan masker, kehadiran masyarakat ditempat umum serta masyarakat

yang dari luar desa Ketika datang di DEsa Kanonang Tiga.Waktu dan teknik yang

dipergunakan dalam pengawasan dimana dibentuk satuan tugas, melakukan

pengawasan secara bergiliran. Khusus saat tahun 2020 dan tahun 2021 dalam

penerapan PPKM pengawasan sangat ketat. Hal tersebut sangat berbeda dengan

saat sekarang yang lebih kepada pengawasan pencegahan melalui pengumuman dan

ajakan masyarakat untuk tetap menerapkan protocol Kesehatan. Saat ini

pengawasan lebih ketat dalam hal kegiatan vaksinasi. Tindakan-tindakan perbaikan

jika ditemukan adanya pelanggaran penerapan protocol yaitu dilakukan teguran,

meminta untuk membuat pernyataan tidak akan melanggar protocol Kesehatan serta

terus mengingatkan masyarakat untuk tetap menerapkan protocol Kesehatan.

Disaat penerapan PPKM Tindakan yang dilakukan memang lebih ketat seperti tidak

mengizinkan masyarakat luar disa untuk beraktivitas di dalam desa. Masyarakat

desa yang melakukan perjalanan keluar desa Ketika Kembali di desa dilakukan

pemantauan kondisi Kesehatan sampai dengan satu minggu.

6. Hasil Wawancara Dengan Satuan Tugas Penanganan Covid 19 tingkat Desa

55
Hasil wawancara dengan anggota satuan tugas di desa dalam hal pengawasan yang

dilakukan oleh Pemerintah Desa Kanonang Tiga Kecamatan Kawangkoan

Kabupaten Minahasa pada penerapan protokol Kesehatan Covid 19 yaitu bahwa

objek pegawasan pada aktivitas masyarakat di luar rumah seperti di tempat

keramaian atau di warung dan di kegiatan peribadatan maupun tempat

berlangsungnya acara keluarga. Pengawasan juga dilakukan kepada masyarakat di

pintu gerbang desa untuk masyarakat yang datang, keluar maupun melintasi Desa

Kanonang Tiga. Prosedur pengawasan dalam hal penggunaan masker, pengukuran

suhu tubuh serta aturan lainnya seperti vaksinasi, penyediaan tempat cuci tangan.

Waktu dan teknik yang dipergunakan dalam kegiatan pengawasan berkaitan dengan

waktu aktivitas masyarakat. Di tahun 2020 sampai dengan tahun 2021 pengawasan

sangat ketat. Akan tetapi di tahun 2022 sudah tidak terlalu ketat. Pemerintah

dibangtu oleh satuan tugas penanganan covid 19 tingkat desa dalam melakukan

pengawasan. Tindakan-tindakan perbaikan yang dilakukan yaitu memberikan

teguran, meminta masyarakat yang melanggar untuk membuat pernyataan,

menyediakan fasilitas tempat cuci tangan di beberapa lokasi dalam desa, bekerja

sama dengan pimpinan gereja dan organsiasi social kemasyarakatan untuk bersama

melakukan pengawasan dan mengingatkan masyarakat dalam penerapan protocol

Kesehatan.

7. Hasil Wawancara Dengan Masyarakat Petani

Hasil wawancara dengan seorang masyarakat desa sehubungan dengan pengawasan

yang dilakukan oleh Pemerintah Desa Kanonang Tiga Kecamatan Kawangkoan

Kabupaten Minahasa pada penerapan protokol Kesehatan Covid 19. Data yang

56
diperoleh bahwa pemerintah melakukan pengawasan melalui batas desa/[intu

masuk desa bagi masyarakat yang dari desa keluar maupu dari luar kedalam.

Pemerintah juga melakukan patrol di desa dalam memantau aktivitas masyarakat

seperti dalam kegiatan ibadah, dalam aktivitas sekolah serta ditempat umum seperti

warung/toko. Pengawasan dilakukan secara langusng oleh hukum tua bersama

apparat desa maupun melalui satuan tugas yang adalah gabungan dari pemerintah

dan masyarakat. Pengawasan dilakukan di siang maupun malam hari. Pemerintah

juga melakukan pembagian masker, menyediakan tempat cuci tangan di dalam desa

serta bekerja sama dengan pimpinan gereja dalam mengingatkan masyarakat untuk

taat pada aturan protocol Kesehatan.

8. Hasil Wawancara Dengan Masyarakat Pedagang

Hasil wawancara dengan masyarakat pedagang sehubungan dengan pengawasan

yang dilakukan oleh Pemerintah Desa Kanonang Tiga Kecamatan Kawangkoan

Kabupaten Minahasa pada penerapan protokol Kesehatan Covid 19 yaitu Ketika

kami melakukan aktivitas yaitu diwarung. Informan selaku pedagang sembako

dimintakan untuk menyediakan tenpat cuci tangan, melayani masyarakat denagn

cara memakai masker, tidak membuka usaha sampai larut malam serta tidak

melayani masyarakat secara langsung dalam jarak yang dekat. Hukum Tua dan

petugas melakukan kunjungan pada siang maupun malam hari. Pemerintah juga

terus mengingatkan kami tentang penerapan protocol Kesehatan serta memberikan

sanksi jika kami melanggar aturan yang ada.

9. Hasil Wawancara Dengan Masyarakat Pegawai Negeri Sipil

57
Hasil wawancara dengan masyarakat selaku PNS yang adalah seorang guru sekolah

dasar yang ada di Desa Kanonang Tiga. Dari wawancara yang dilakukan diperoleh

data bahwa pengawasan yang dilakukan oleh Pemerintah Desa Kanonang Tiga

Kecamatan Kawangkoan Kabupaten Minahasa pada penerapan protokol Kesehatan

Covid 19 yaitu meminta informan dan pihak sekolah untuk mmenyediakan fasilitas

penunjang penerapan protocol Kesehatan, melakukan pemeriksaan atas

ketersediaan dan penggunaan fasilitas penunjang Kesehatan di sekolah. Pemerintah

juga melakukan pemantauan atas berlangsungnya kegiatan belajar mengajar di

sekolah. Pemerintah berkoordinasi dan bekerja sama dengan pihak sekolah dalam

hal penerapan protocol Kesehatan. Pengawasan dilakukan di siang hari saat jam

kerja dan waktu berlangusngnya belajar mengajar.

10. Hasil Wawancara Dengan Masyarakat Pimpinan Umat Beragama

Hasil wawancara yang dilakukan dengan Masyarakat Pimpinan Umat Beragama

sehubungan dengan pengawasan yang dilakukan oleh Pemerintah Desa Kanonang

Tiga Kecamatan Kawangkoan Kabupaten Minahasa pada penerapan protokol

Kesehatan Covid 19 yaitu bahwa pemerintah memintakan informan selaku

pimpinan gereja untuk melaksanakan kegiatan peribadatan dengan dua cara yaitu

menghadirkan jemaat secara terbatas dan juga melakukan pelayanan ibadah secara

online. Pemerintah juga melakukan peninjauan tentang ketersediaan fasilitas

penunjanga penerapan protocol Kesehatan seperti ketersediaan dan berfungsinya

tempat cuci tangan, alur masuk dan keluar jemaat dalam beribadah, durasi waktu

ibadah serta hal – hal lainnya yang berkaitan dengan penerapan protocol Kesehatan

termasuk dalam penggunaan masker dan pengukuran suhu tubuh. Pemerintah juga

58
meminta informan untuk membantu pemerintah dalam hal terus mensosialisasikan

cara penerapan protocol Kesehatan saat kegiatan ibadah berlangsung.

4.3. Rangkuman Hasil Penelitian

1. Objek Pengawasan

a. Objek pegawasan adalah segala aktivitas masyarakat di desa dalam bekerja,

belajar, beribadah dan aktivitas social lainya. Serta pemantauan akan

masyarakat luar desa yang beraktivitas di dalam desa.

b. Objek pengawasan juga dilakukan dalam pemantauan kondisi Kesehatan

masyarakat.

c. Tahun 2022 objek pengawasan lebih diarahkan pada masyarakat yang belum

dan telah melakukan vaksinasi.

d. Objek pengawasan dibagi dalam : Gerbang masuk dan keluar desa, tempat –

tempat ibadah, sekolah, warung/toko kelontong, tempat – tempat keramaian.

2. Prosedur, Waktu dan Teknik Pengawasan.

Prosedur pengawasan :

a. Memantau segala aktivitas masyarakat desa saat berada di luar rumah.

b. Memantau segala aktivitas dari masyarakat tamu yang berkunjung di desa.

c. Memantau penerapan protocol kesehatan (mengawasai masyarakat dalam

penggunaan masker, menjaga jarak jika ada dalam kumpulan banyak orang,

pengukuran suhu tubuh, penggunaan dan pemanfaatan tempat cuci tangan).

Waktu pengawasan :

59
a. Pada tahun 2020 sampai dengan tahun 2021 dilakukan pengawasan secara

bergantian oleh pemerintah desa dan satuan tugas saat siang hari dan malam

hari.

b. Pada tahun 2022 waktu pengawasan tidak seketat tahun sebelumnya.

Dilakukan hanya secara insidential oleh pemerintah desa pada siang hari dan

malam hari hanya mengingatkan masyarakat melalui pengeras suara.

c. Pengawasan secara ketat dilakukan di gerbang masuk/keluar desa oleh Satuan

Tugas Covid 19 tingkat desa.

Teknik Pengawasan :

a. Turun langung di desa oleh pemerintah desa maupun bersama satuan tugas

tingkat desa.

b. Pemerintah desa bersama pemerintah kecamatan melalui patrol keliling desa.

c. Melakukan pengawasan pencegahan dengan cara melakukan sosialisasi,

pengumuman di pengeras suara, membuat baliho yang berisi informasi tata

cara protocol Kesehatan, bekerja sama dengan pimpinan gereja dan organisasi

kemasyarakatan untuk turut mengawasi dan mengingatkan masyarakat dalam

penerapan protocol Kesehatan.

3. Tindakan Perbaikan Pengawasan.

a. Memberikan pembinaan kepada masyarakat yang tidak mematuhi

penerapan protocol Kesehatan.

b. Menyediakan fasilitas penunjang penerapan protocol Kesehatan seperti

adanya pembagian masker, penyediaan tempat cuci tangan di ruang terbuka.

60
c. Memaksimalkan kerjasama dengan pimpinan gereja untuk membantu

pemerintah dalam pengawasan penerapan protocol Kesehatan.

d. Memberi peran kepada organisasi social dan keagamaan masyarakat desa

untuk sama – sama terlibat membantu pemerintah dalam pengawasan.

4.4. Pembahasan

Pemerintah desa sebagai unsur penyelenggara negara yang diberi

kewenangan dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, pemberdayaan

serta keamanan dan ketertiban. Pemerintah desa juga diberikan tanggungjawab

untuk mengelola dan memanfaatkan segala potensi yang dimiliki oleh desa untuk

peningkatan kesejahtraan. Oleh karena itu maka diperlukannya pemerintah desa

yang memiliki kemampuan dalam menjalankan tugas dan fungsinya secara baik

berdasarkan ketentuan yang berlaku.

Ketika pandemi Covid 19 terjadi sejak tahun 2020 telah banyak kebijakan

yang ditetapkan dan dilaksanakan oleh negara dari tingkat pusat sampai dengan

tingkat desa/kelurahan dalam penerapan protocol Kesehatan bagi masyarakat.

Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020; Keputusan Menteri Kesehatan

Nomor HK.01.07/MENKES/382/2020; Instruksi Mendagri No. 22 Tahun 2021;

Instruksi Mendagri No. 23 Tahun 2021 merupakan kebijakan – kebijakan yang

telah dan sementara diberlakukan oleh negara kepada masyarakat dalam upaya

penerapan protocol Kesehatan. Menjadi tangungjawab pemerintah termasuk

pemerintah desa bukan hanya mengimplementasikan kebijakan tersebut diatas akan

tetapi juga memastikan bahwa masyarakat mematuhi isi kebijakan tersebut secara

61
baik dan benar. Olehnya untuk dapat memastikan adanya kepatuhan dari

masyarakat atas kebijakan pemerintah dalam hal penerapan protocol Kesehatan

maka diperlukannya aktivitas pengawasan.

Aktivitas pengawasan dalam penerapan protokol kesehatan di tingkat desa

merupakan tangungjawab dari pemerintah desa setempat. Pengawasan oleh Siagian

(2000) ditekankan pada proses pengamatan dalam memberikan kepastian bahwa

apa yang direncanakan terlaksana sesuai dengan yang diharapkan. Pengertian ini

memberikan makna bahwa dalam penerapan protocol Kesehatan sebagaimana

kebijakan yang telah ditetapkan dan dilaksanakan oleh pemerintah diperlukan

pengamatan oleh pemerintah untuk memastikan penerapan protocol Kesehatan

berjalan secara baik dan benar.

Desa Kanonang Tiga Kecamatan Kawangkoan Kabupaten Minahasa sejak

pandemi Covid 19 tahun 2020 sampai dengan saat ini terus berupaya menjalankan

fungsi pengawasan dalam memastikan seluruh masyarakat desa mematuhi protocol

Kesehatan dalam segala aktivitasnya setiap hari. Berkaitan dengan pengawasan di

desa Lolowang, dkk (2018) memberikan menjelaskan bahwa pengawasan

dilakukan agar dapat meningkatkan kemampuan setiap orang yang terlibat langsung

maupun tidak langsung dalam sebuah pembangunan dengan cara melibatkan diri

dalam pengambilan keputusan dan kegiatan-kegiatan selanjutnya. Sebab

pengawasan dari setiap bagian desa diperlukan untuk mewujudkan pembangunan

desa yang sesuai dengan kebutuhan desa itu sendiri.

Pengawaasan adalah serangkaian proses evaluasi terhadap pelaksanaan

pekerjaan yang telah dilakukan, guna menjamin bahwa semua pekerjaan yang

62
sedang berjalan sesuai dengan apayang diharapkan/direncanakan. Dengan adanya

pengawasan, kesalahan-kesalahan yang telah terjadi diharapkan dapat diperbaiki

dan tidak terulang di kemudian hari (Lolowang. dkk, 2018). Dalam upaya

pengawasan maka Silalahi (2009) menjelaskan bahwa setidaknya terdapat tiga

komponen yang dapat dilakukan dalam aktivitas pengawasan yaitu 1). Menentukan

objek-objek yang akan diawasi; 2). Menentukan prosedur, waktu dan teknik yang

dipergunakan dan 3). Melakukan tindakan-tindakan perbaikan terhadap suatu

penyimpangan atau penyimpangan-penyimpangan yang berarti.

Didasarkan pada konsep pengawasan yang dikemukakan oleh Silalahi

(2009) maka untuk menjelaskan pengawasan yang dilakukan oleh Pemerintah Desa

Kanonang Tiga Kecamatan Kawangkoan Kabupaten Minahasa pada penerapan

protokol Kesehatan Covid 19 dalam kajian ilmu administrasi publik dapat

dijelaskan sebagai berikut :

1. Objek Pengawasan

Objek pengawasan merupakan hal-hal yang harus diawasi dalam

pelaksanaan suatu rencana atau kegiatan. Objek pengawasan akan sangat

tergantung dari program atau kegiatan yang dilaksanakan. Objek pengawasan juga

akan berkaitan dengan kuantitas dan kualitas program, biaya yang digunakan dalam

pelaksanaan program, pelaksanaan (implementasi) program, yaitu pengawasan

terhadap waktu pelaksanaan, tempat pelaksanaan dan proses pelaksanaan, apakah

sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam perencanaan maupun hal-hal yang

bersifat khusus, yaitu pengawasan yang ditujukan kepada hal-hal khusus yang

ditetapkan oleh pimpinan atau manajer.

63
Berkaiatan dengan pengawasan pemerintah dalam penerapan protocol

kesehatan maka yang merupakan objek pengawasan adalah orang/masyarakat baik

secara pribadi maupun kelompok dalam aktivitas kesehariannya. Objek pegawasan

adalah segala aktivitas masyarakat di desa dalam bekerja, belajar, beribadah dan

aktivitas social lainya. Serta pemantauan akan masyarakat luar desa yang

beraktivitas di dalam desa. Dalam kaitannya dengan objek pengawasan aktivitas

masyarakat desa saat bekerja dapat dijelaskan bahwa Pemerintah Desa Kanonang

Tiga telah melakukan pengawasan dalam aktivitas masyarakat di luar rumah.

Ketika masyarkat berada di desa menuju ke tempat ibadah, ke warung ataupun

beraktivitas lainnya maka pemerintah pengawasi dalam penggunaan masker maupu

dalam menjaga jarak atau tidak berkerumun.

Demikian pula halnya Ketika menjalankan aktivitas beribadah maka

pemerintah juga telah menjalankan fungsi pengawasan dalam memastikan bahwa

Ketika masyarakat datang beribadah dalam kodisi kesehatan yang baik/tidak sakit,

mematuhi protocol kesehatan dalam hal memakai masker, ada jarak untuk tempat

duduk, pengawasan juga dilakukan dalam kapasitas ruangan, penyediaan dan

penggunaan tempat cuci tangan, alur masuk dan keluar jemaat sampai dengan

waktu kegiatan peribadatan. Hal ini juga dilakukan dalam pengawasan kegiatan

belajar mengajar di Sekolah Dasar dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama yang ada

di Desa Kanonang Tiga Kecamatan Kawangkoan Kabupaten Minahasa.

Hal lainnya yang juga menjadi objek pengawasan selain aktivitas

masyarakat adalah dilakukan dalam pemantauan kondisi kesehatan masyarakat.

Pemantauan dalam hal kondisi Kesehatan masyarakat lebih difokuskan untuk

64
memastikan keberadaan masyarakat desa jangan sampai ada yang terdampak Covid

19. Jika ada gejala yang ditemukan maka akan langusng berkoordinasi dengan tim

Kesehatan di tingkat kecamatan maupun kabupaten. Akan ettapi sejak tahun 2020

sampai dengan tahun 2021 maupun saat ini pengawasan dalam hal kondisi

Kesehatan masyarakat baik dan terkendali sehingga tidak ada temuan kasus

pandemic.

Untuk tahun 2022 objek pengawasan lebih diarahkan pada masyarakat

yang belum dan telah melakukan vaksinasi. Hal ini dilakukan berkaitan dengan

instruksi dari Pemerintah Kabupaten Minahasa dalam upaya untuk memastikan

semua masyarakat telah menerima vaksin. Oleh karena pandemic Civid 19 mulai

menurun yang diharapkan dapat berakhir secara keseluruhan maka pemerintah

melakukan pemantauan dan pengawasan bagi masyarakat yang belum mengikuti

atau belum mendapatkan vaksin untuk segera divaksin. Pengawasan dalam

kaitannya dengan objek ini telah dilaksankan dan berjalan dengan baik.

Demikian pula halnya dalam kaitannya objek pengawasan dibagi pada

gerbang masuk dan keluar desa, tempat – tempat ibadah, sekolah, warung/toko

kelontong, tempat – tempat keramaian merupakan pembagian objek pengawasan

yang berkaitan dengan tempat masyarakat beraktivitas di desa. Pemerintah Desa

Kanonang Tiga Kecamatan Kawangkoan Kabupaten Minahasa menjadikan

gerbang masuk dan keluar desa, tempat – tempat ibadah, sekolah, warung/toko

kelontong, tempat – tempat keramaian sebagai bagian dari objek pengawasan hal

ini sesuai dengan arahan dari Pemerintah Kabupaten Minahasa serta sesuai dengan

kondisi desa. Melalui adanya penetapan objek pengawasan ini maka memudahkan

65
pemerintah desa dalam melakukan pengawasan berkaitan dengan penerapan

protocol kesehatan akibat pandemic Covid 19 di Desa Kanonang Tiga Kecamatan

Kawangkoan Kabupaten Minahasa.

2. Prosedur, Waktu dan Teknik Pengawasan.

Prosedur pengawasan dilakukan sesuai dengan Keputusan Menteri

Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/382/2020. Berdasarkan kebijakan ini maka

pemerintah memiliki tangungjawab untuk memastikan adanya penerapan protocol

kesehatan secara ketatat dengan memakai masker, menjaga jarak, menjauhi

kerumunan (social distancing dan physical distancing), vaksinasi sampai dengan

pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat. Dari penelitian yang telah

dilakukan maka dapat dijelaskan bahwa Pemerintah Desa Kanonang Tiga

Kecamatan Kawangkoan Kabupaten Minahasa berdasarkan prosedur yang ada

telah melakukan pemantauan dalam segala aktivitas masyarakat desa saat berada di

luar rumah. Pemantaua atas aktivitas masyarakat ini sesuai dengan objek

pengawasan yang dijelaskan dalam bagian diatas sebagaimana isi kebijakan yaitu

dalam hal memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan (social distancing

dan physical distancing), vaksinasi sampai dengan pemberlakukan pembatasan

kegiatan masyarakat.

Prosedur pengawasan juga dilakukan kepada masyarakat dalam hal

memantau segala aktivitas dari masyarakat tamu yang berkunjung di desa.

Pemantauan atas aktivitas masyarakat tamu yang berkunjung di desa berkaitan

dengan penerapan protocol kesehatan serta melakukan pemeriksaan atas identitas

kependudukan, tujuan dilakukannya kunjungan di desa. Hal ini dilakukan bukan

66
untuk menghalangi masyarakat beraktivitas, akan tetapi menjamin kondisi

Kesehatan masyarakat desa agar tidak terkontaminasi dengan Covid 19.

Berdasarkan peraturan yang ada maka pemerintah desa bersama dengan

Satuan Tugas Covid 19 memiliki kewajiban dalam memantau penerapan protocol

kesehatan (mengawasai masyarakat dalam penggunaan masker, menjaga jarak jika

ada dalam kumpulan banyak orang, pengukuran suhu tubuh, penggunaan dan

pemanfaatan tempat cuci tangan). Hal – hal tersebut diatas telah dilakukan oleh

pemerintah desa sesuai dengan prosedur yang berlaku.

Selain prosedur pengawasan, pemerintah desa juga telah menetapkan

waktu pengawasan. Berdasarkan data penelitian ditemukan bahwa waktu

pengawasan pada tahun 2020 sampai dengan tahun 2021 dilakukan pengawasan

secara bergantian oleh pemerintah desa dan satuan tugas saat siang hari dan malam

hari. Hal ini dilakukan karena tahun 2020 sampai dengan tahun 2021 merupakan

tahun yang dimana Covid 19 sangat tinggi dalam telah banyak masyarakat yang

terkontaminasi virus. Sehingga pemerintah melakukan pengawasan secara ketat.

Akan tetapi pada tahun 2022 waktu pengawasan tidak seketat tahun

sebelumnya. Dilakukan hanya secara insidential oleh pemerintah desa pada siang

hari dan malam hari hanya mengingatkan masyarakat melalui pengeras suara.

Sementara itu pengawasan secara ketat dilakukan di gerbang masuk/keluar desa

oleh Satuan Tugas Covid 19 tingkat desa. Pengawasan yang dilakukan berdasarkan

waktu yaitu pada siang hari maupun pada malam hari selain dilakukan langusng

oleh pemerintah juga bersama dengan satuan tugas. Pengawasan berdasarkan waktu

juga mengalami perubahan oleh karena dengan semakin terkendalinya penyebaran

67
Covid 19 serta semakin menurunnya masyarakat yang terkontaminasi maupun yang

terdampak.

Berkaitan dengan teknik pengawasan, data penelitian menunjukan bahwa

pemerintah melakukan pengawasan dengan bentuk atau cara turun langung di desa

oleh pemerintah desa maupun bersama satuan tugas tingkat desa. Selain itu juga

pemerintah desa bersama pemerintah kecamatan melalui patrol keliling desa.

Teknik atau cara dilakukannya pengawasan ini sesuai dengan konsep dan teori

pengawasan seperti pengewasan secara langsung. Sebagaimana yang dikemukakan

oleh Siagian (2008:115-116) bahwa pengawasan langsung atau yang juga dikenal

dengan sebutan inspeksi langsung. Bentuk atau cara pengawasan ini dilakukan

secara langsung atau pemeriksaaan mendadak saat kegiatan sedang dilakukan. Hal

ini dalam artian bahwa Pemerintah Desa Kanonang Tiga melakukan pengawasan

secara turun langusn di dalam aktivitas masyarakat desa untuk memastikan bahwa

protocol Kesehatan dipatuhi oleh masyarakat desa saat beraktivitas di luar rumah.

Pengawasan dengan cara melakukan observasi di tempat aktivitas masyarakat

seperti di tempat ibadah, warung maupun aktivitas masyarakat lainnya

memudahkan pemerintah desa dalam mengendalikan penyebaran Covid 19.

Teknik pengawasan lainnya yang dilakukan oleh pemerintah desa yaitu

dengan cara melakukan pengawasan pencegahan dengan cara melakukan

sosialisasi, pengumuman di pengeras suara, membuat baliho yang berisi informasi

tata cara protocol Kesehatan, bekerja sama dengan pimpinan gereja dan organisasi

kemasyarakatan untuk turut mengawasi dan mengingatkan masyarakat dalam

penerapan protocol Kesehatan. Bentuk Teknik pengawasan ini sesuai dengan

68
konsep pengawasan pengendalian preventif (preventive control) sebagaimana

dijelaskan oleh Takbir, dkk. (2016). Sebab Pengawasan/pengendalian preventif

merupakan pengawasan yang dilakukan sebelum tindakan atau kegiatan dilakukan

dengan maksud supaya tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan. Pengawasan

preventif ini dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti: membuat peraturan

yang berhubungan dengan tata cara suatu kegiatan; membuat pedoman-pedoman

kerja; menetapkan sanksi-sanksi terhadap pelanggaran, mengkoordinasikan segala

macam kegiatan; dan menentukan sistem koordinasi pelaporan dan pemeriksaan.

3. Tindakan Perbaikan Pengawasan.

Pengawasan yang dilakukan oleh Pemerintah Desa Kanonang Tiga

Kecamatan Kawangkoan Kabupaten Minahasa pada penerapan protokol Kesehatan

Covid 19 dalam kajian ilmu administrasi public berupakan bagian yang penting

juga dalam Tindakan perbaikan. Hal ini mengandung pengertian bahwa kegiatan

pengawasan dilakukan agar diperoleh data dan informasi untuk dijadikan sebagai

bahan evaluasi serta menjadi dasar pijakan bagi pemerintah dalam melakukan

perbaikan.

Sebagaimana dijelaskan dalam Takbir, dkk. (2016) bahwa

Pengawasan/pengendalian represif (repressive control) adalah pengawasan yang

dilakukan setelah kegiatan dilaksanakan atau setelah terjadi

penyimpangan/kesalahan dalam pelaksanaan kegiatan, dengan maksud tidak terjadi

pengulangan kesalahan. Pengertian ini sejalan dengan aspek pengawasan yang

dikemukakan oleh Silalahi (2009) dalam hal melakukan tindakan-tindakan

69
perbaikan terhadap suatu penyimpangan atau penyimpangan-penyimpangan yang

berarti.

Pengawasan represif sebagaimana dalam Takbir, dkk. (2016) ini dapat

dilakukan dengan cara seperti: membandingkan antara hasil-hasil kegiatan dengan

rencana yang telah ditentukan; mencari penyebab terjadinya

kesalahan/penyimpangan; memberikan penilaian terhadap hasil kegiatan;

melaksanakan sanksi-sanksi yang telah ditentukan terhadap

penyimpangan/kesalahan; menilai kembali prosedur-prosedur yang telah

ditentukan; dan mengecek kebenaran laporan yang dibuat oleh petugas pelaksana.

Dari proses penelitian yang dilakukan maka ditemukan bahwa pemerintah desa

dalam pengawasan protocol Kesehatan di Desa Kanonang Tiga memberikan

pembinaan kepada masyarakat yang tidak mematuhi penerapan protocol Kesehatan.

Dengan adanya pengawasan dalam penerapan protocol Kesehatan maka

dengan jelas dapat dikemukakan bahwa Pemerintah Desa Kanonang Tiga telah

melakukan upaya represif dalam hal menyediakan fasilitas penunjang penerapan

protocol Kesehatan seperti adanya pembagian masker, penyediaan tempat cuci

tangan di ruang terbuka. Upaya dalam perbaikan dalam penerapan protocol

Kesehatan bahwa pemerintah desa memaksimalkan kerjasama dengan pimpinan

gereja untuk membantu pemerintah dalam pengawasan penerapan protocol

Kesehatan. Serta memberi peran kepada organisasi social dan keagamaan

masyarakat desa untuk sama – sama terlibat membantu pemerintah dalam

pengawasan.

70
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan maka penelitian ini menyimpulkan

bahwa pengawasan yang dilakukan oleh Pemerintah Desa Kanonang Tiga

Kecamatan Kawangkoan Kabupaten Minahasa pada penerapan protokol Kesehatan

Covid 19 :

1. Pemerintah desa menetapkan objek pegawasan yaitu segala aktivitas masyarakat

di desa dalam bekerja, belajar, beribadah dan aktivitas social lainya, kondisi

kesehatan masyarakat serta pada masyarakat yang belum dan telah melakukan

vaksinasi. Dalam memudahkan pemerintah menetapkan objek pengawasan

maka aktivitas masyarakat diawasi saat beraktivitas mulai dari gerbang masuk

dan keluar desa, tempat – tempat ibadah, sekolah, warung/toko kelontong,

tempat – tempat keramaian. Pengawasan pemerintah desa berdasarkan objek

pengawasan ini sesuai dnegan kebijakan pemerintah dan lingkungan masyarakat

desa.

2. Pengawasan pemerintah dalam hal prosedur pengawasan berkaitan dengan

kegiatan pemantau segala aktivitas masyarakat desa saat berada di luar rumah,

masyarakat tamu yang berkunjung di desa, mengawasai masyarakat dalam

penggunaan masker, menjaga jarak, pengukuran suhu tubuh, penggunaan dan

pemanfaatan tempat cuci tangan.

3. Terjadi perubahan waktu pengawasan antara tahun 2020 sampai dengan tahun

2021 dan ditahun 2022. Pengawasan secara ketat di siang maupun malam hari

71
pada tahun 2020 dan tahun 2021 karena penyebaran Covid 19 saat itu sangat

tinggi. Sementara di tahun 2022 hanya secara insidential oleh pemerintah desa

pada siang hari dan malam hari hanya mengingatkan masyarakat melalui

pengeras suara.

4. Teknik pengawasan yang dilakukan adalah turun langung di desa oleh

pemerintah desa maupun bersama satuan tugas tingkat desa, bersama pemerintah

kecamatan melalui patrol keliling desa serta melakukan pengawasan pencegahan

dengan cara melakukan sosialisasi, pengumuman di pengeras suara, membuat

baliho yang berisi informasi tata cara protocol Kesehatan, bekerja sama dengan

pimpinan gereja dan organisasi kemasyarakatan untuk turut mengawasi dan

mengingatkan masyarakat dalam penerapan protocol Kesehatan.

5. Tindakan perbaikan dalam pengawasan yaitu memberikan pembinaan kepada

masyarakat yang tidak mematuhi penerapan protocol Kesehatan, menyediakan

fasilitas penunjang penerapan protocol kesehatan dan melakukan kerjasama

dengan pimpinan gereja untuk membantu pemerintah dalam pengawasan

penerapan protocol Kesehatan serta memberi peran kepada organisasi social dan

keagamaan masyarakat desa untuk sama – sama terlibat membantu pemerintah

dalam pengawasan.

5.2. Saran

Untuk dapat memperbaiki dan memperkuat pengawasan yang dilakukan

oleh Pemerintah Desa Kanonang Tiga Kecamatan Kawangkoan Kabupaten

Minahasa pada penerapan protokol Kesehatan Covid 19 maka disarankan :

72
1. Pengawasan dalam bentuk turun langung di desa tetap dilakukan oleh oleh

pemerintah desa.

2. Pengawasan pencegahan dengan cara melakukan sosialisasi, pengumuman di

pengeras suara, membuat baliho yang berisi informasi tata cara protocol

Kesehatan tetap dilakukan.

3. Kerjasama dengan pimpinan gereja dan organisasi kemasyarakatan tetap

dilanjutkan.

4. Fasilitas penunjang penerapan protokol kesehatan yang sudah ada tetap

difungsikan dan diperbaiki jika ada yang rusak.

5. Pengawasan untuk masyarakat dalam program vaksinasi berlu dilakukan secara

persuarif atau pendekatan kekeluargaan.

73
DAFTAR PUSTAKA

Dilapanga.C.S, Laloma.A dan Londa.V.Y, 2020. Efektivitas Fungsi Pengawasan


Pembangunan Oleh DPRD Kabupaten Bolaang Mongondow. Jurnal
Administrasi Publik. Volume 6 Nomor 90.

Harahap, S. S. 2005. Sistem Pengawasan Manajemen (Managemen Control


System), Jakarta: PT Pustaka Quantum.

Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 30 Tahun 2021 Tentang Pemberlakuan


Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 4, Level 3 dan Level 2 Corona
Virus Disease 2019 Di Wilayah Jawa dan Bali.

Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 03 Tahun 2022 Tentang Pemberlakuan


Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 3, Level 2 dan Level 1 Covid-19
di Wilayah Jawa dan Bali.

Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 04 Tahun 2022 Tentang Pemberlakuan


Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 3, Level 2 dan Level 1 Serta
Mengoptimalkan Posko Penanganan Covid-19 di Tingkat Desa dan
Kelurahan Untuk Pengendalian Penyebaran Covid-19 Di Wilayah
Sumatera, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua.

Kabiay.O, Posumah.J.H dan Kolondam. H.F. 2017. Pengaruh Pengawasan


Terhadap Disiplin Kerja Pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten
Halmahera Utara. Jurnal Administrasi Publik. Volume 4 Nomor 48.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/382/2020 tentang


Protokol Kesehatan bagi Masyarakat di tempat dan Fasilitas Umum Dalam
Rangka Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (Covid
19).

Lolowang. F.J, Rompas.W.Y dan Mambo. R. 2018. Pengaruh Pengawasan


Terdahap Pengelolaan Dana Desa di Desa Kayuuwi Satu Kecamatan
Kawangkoan Barat. Jurnal Administrasi Publik. Volume 4 Nomor 56.

Makmur. 2011. Efektivitas Kebijakan Kelembagaan Pengawasan. Bandung :


Rafika Aditama

Maman Ukas. 2004. Manajemen: Konsep, Prinsip dan Aplikasi. Bandung : Penerbit
Agnini.

Maunde. R. Posumah.J dan Kolondam. H.F. 2021. Implementasi Kebijakan


Pemerintah Dan partisipasi Masyarakat Dalam Penanggulamngan
Covid 19 di Desa Kuma Selatan Kecamatan Essang Selatan Kabupaten
Kepulauan Talaud. Jurnal Administrasi Publik. Volume 7 Nomor 99.

74
Paputungan.R. Rares.J.J dan Mambo. R. 2018. Pengawasan Dinas Kesehatan
Dalam Pengoperasian Depot Air Minum Isi Ulang di Kecamatan
Pinolosian Kabupaten Bolaang Moingondow Selatan. Jurnal
Administrasi Publik. Volume 4 Nomor 49.

Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 Tentang Pembatasan Sosial Berskala


Besar.

Rengkung. C.I.R, Tampi.G.B dan Londa.V.Y. 2021. Komunikasi Publik


Pemerintah Kota Manado Dalam Penanganan Covid 19. Jurnal
Administrasi Publik. Volume 7 Nomor102.

Sabilla.S. Dengo.S dan Londa.V.Y. 2021. Fungsi Pengawasan Oleh Tenata


Pengawas Sekolah Menengah Pertama Dinas Pendidikan Kabupaten
Ciamis Dimasa Pandemi Covid 19. Jurnal Administrasi Publik. Volume
7 Nomor 111.

Siagian, S. P. 2005. Fungsi-fungsi Manajerial.edisi revisi. Jakarta

Sondang P. S. 2008. Administrasi Pembangnan. Konsep, Dimensi dan Strateginya.


Jakarta : Bumi Aksara.

Silalahi U. 2009. Studi Tentang Ilmu Administrasi. Bandung : Sinar Baru


Algensindo

Simbolon, M. M. 2004. Dasar-dasar Administrasi dan manajemen. Jakarta. Penerbit


Ghalia Indonesia

Sudjana, N. 2006. Standar Mutu Pengawas Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu


Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Direktorat Tenaga Kependidikan
Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta

Sugiono. 2020. Metode Penelitian Kualitatif Untuk Penelitian yang Bersifat :


Eksploratif, Enterpretif, Interaktif dan Konstruktif. Bandung : Alfabeta

Syafiie, Inu Kencana 2010. Ilmu Administrasi Publik. Jakarta. Rineka Cipta

Takbir.F.L, Londa.V dan Tampongangoy.D. Efektivitas Pengawasan Camat Dalam


Pengelenggaraan Pemerintah Desa di Kecamatan Talawaan Kabupaten
Minahasa Utara. Jurnal Administrasi Publik. Volume 3 Nomor 41.

Tambingon.A.D, Tampi.J.R.E dan Londa.V.Y. 2020. Pengawasan Kantor Otoritas


Wilayah VIII Pada Standra Pelayanan Penumpang Kelas Ekonomi
Niaga Berjadwal Dalam Negeri di Bandar Udara Sam Ratulangi. Jurnal
Administrasi Publik. Volume 5 Nomor 81.

75
Terry G. R. 2000. Prinsip-prinsip Manajemen (edisi bahasa indonesia). Bandung.
PT. Bumi Aksara.

Winardi. 2011. Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarta. PT. Rineka Cipta.

76

Anda mungkin juga menyukai