Anda di halaman 1dari 28

KARYA TULIS ILMIAH

TINJAUAN UPAYA PENCEGAHAN COVID-19 DI PASAR TRADISIONAL

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk kelulusan di SMA PLUS

Disusun Oleh:

Nama : SITI ALIYA FAZRIAH

NISN : 3057429708

SMA PLUS YASPIDA SUKABUMI YAYASAN SOSIAL DAN PENDIDIKAN


ISLAM DARUSSYIFA FITROh

Jl.parungseah No.43 KM.04 Cipetir Kadudampit Sukabumi, Jawa Barat


ABSTRAK

Virus corona merupakan jenis virus baru yang kini tengah


menggemparkan dunia karena telah menginfeksi ribuan juta manuasi di dunia
dalam waktu yang singkat. Penyakit virus corona (covid19) adalah penyakit
menular yang di sebabkan oleh virus severe acute respiratory syndrome
coronavirus 2 (SARS-coV-2). Covid-19 dapat menyebabkan gangguan sistem
pernapasan, mulai dari gejala yang ringan seperti flu, hingga infeksi paru-paru
seperti pnemonia. Penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu melihat dan
mendapatkan gambaran secara langsung tentang upaya pencegahan covid-19
yang dapat di lakukan di pasar tradisional. Sampel ysng digunakan yaitu 77
pedagang dari 11 variabel jenis pedagang. Hasil penelitian tinjauan upaya
pencegahan covid-19 di pasar tradisional dengan mengikutin peraturan protokol
kesehatan covid-19 yakni 4M (Memakai masker, Mencuci tangan, Menjaga
jarak, dan Menghindari Kerumunan) belum berjalan dengan baik.
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kepada Allah SWT, atas Karunia dan Rahmatnya diberi
kesempatan untuk dapat menyelesaikan sebuah karya ilmiah ini. Shalawat serta
salam senantiasa terlimpah curahkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW
beserta keluarga, sahabat dan tabiin tabiatnya yang semoga selalu ada yang
semoga selalu ada dalam rahmat dan lindungan Allah SWT. Dalam
terlaksananya tugas karya ilmiah ini masih banyak dari pihak yang terlibat oleh
karenanya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Allah SWT. Atas segala kesempatan yang telah di berikan


sehingga terlaksananya pengerjaan karya tulis ilmiah ini dengan
lancar.
2. Orang tua dan keluarga yang selalu memberikan motivasi dan
dukungan untuk setiap langkah perjalanan dalam proses
pengerjaan karya tulis ilmiah ini.
3. Bapak Dr. KH. E. Supriatna Mubarok M. Sc, MM, selaku
pimpinan umum pondok pesantren Darussyifa Al-Fitroh dan ibu
Dra. Hj. Lani Melani, M. Pd selaku pimpinan Yayasan Sosial
Pendidikan Islam Darussyifa Al-Fitroh (YASPIDA) dan
keduanya juga sekaligus menjadi orang tua pondok
pesantren Darussyifa Al-Fitroh yang selalu memberi arahan
motivasi dan dorongan kepada penulis.
4. Bapak H. Uce Gunawan, S.Ag, M.M Sebagai kepala SMA
PLUS YASPIDA Sukabumi, yang selalu memberikan nasehat
yang tiada hentinya sehingga memotivasi kami dalam
lingkungan sekolah
5. Ibu pembimbing beserta seluruh guru dan structural di SMA
PLUS YASPIDA Sukabumi yang sealalu berupaya
menjadikan kami siswa-siswi yang berprestasi dalam
bidangnya masing masing.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Virus corona merupakan jenis virus baru yang kini tengah


menggemparkan dunia karena telah menginfeksi ribuan juta manusia
dalam waktu yang singkat. Penyakit virus corona (Covid-19) adalah
penyakit menular yang disebabkan oleh virus severe acute respiratory
syndrome coronavirus 2 (SARS-coV-2). Covid-19 dapat menyebabkan
gangguan sistem pernapasan, mulai dari gejala yang ringan seperti flu,
hingga infeksi paru-paru seperti pneumonia.
Kasus pertama penyakit ini terjadi di kota wuhan, cina pada akhir
Desember 2019. Setelah itu Covid-19 menular antar manusia dengan
sangat cepat dan menyebar ke puluhan negara, termasuk indonesia,
hanya dalam beberapa bulan. Mengantisipasi pembayaran dan
peningkatan jumlah pendeita maka penerapan protokol kesehatan perlu
di lakukan oleh masyarakat. Covid-19 dapat menular dari manusia ke
manusia melalui percikan (droplet) dari penderita yang bersin atau batuk
dan kontak erat dengan penderita atau kontak yang dengan permukaan
dan benda yang terkontaminasi.
Aspek kesehatan, sosial, dan ekonomi harus berlajan beriringan dan
saling mendukung. Masyarakat harus melakukan perubahan pola hidup
dengan tatanan dan adaptasi kebiasaan yang baru (new normal) agar
dapat hidup produktif dan terhindar dari penularan COVID-19.
Kedisiplinan dalam menerapkan prinsip pola hidup yang lebih bersih dan
sehat merupakan kunci dalam menekan penularan COVID-19 pada
masyarakat pasar sehingga diharapkan wabah COVID-19 dapat segera.

Masyarakat memiliki peran penting dalam memutus mata rantai


penularan COVID-19 agar tidak menimbulkan sumber penularan
baru/cluster pada tempat-tempat dimana terjadinya pergerakan orang,
interaksi antar manusia dan berkumpulnya banyak orang. Masyarakat
harus dapat beraktivitas kembali ke dalam situasi pandemi COVID-19
dengan beradaptasi pada kebiasan baru yang lebih sehat, lebih bersih,
dan lebih taat, yang di laksanakan oleh seluruh komponen yang ada di
masyarakat memberdayakan semua sumber daya yang ada. Peran
masyarakat untuk dapat memutus mata rantai penularan COVID-19
(risiko tertular dan menularkan) harus dilakukan dengan menerapkan
protokol kesehatan melalui perlindungan kesehatan individu dan
perlindungan kesehatan masyarakat.
Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan
pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara
lansung dan biasanya ada proses tawar menawar. Pasar merupakan
salah satu lokasi yang rawan penularan atau menjadi klaster penularan
virus corona. Peran pasar tradisional bagi masyarakat sangat penting.
Sebab, pasar tradisional merupakan pusat distribusi pangan rakyat.
Sehingga pasar harus dijaga supaya tetap aman dari covid-19 (Satuan
Tugas Penanganan Covid-19).
Kegiatan ekonomi masyarakat banyak dilakukan di pasar, mulai
dari jual beli bahan makanan, barang-barang pokok dan barang tersier
juga di lakukan di pasar. Hal tersebut menyebabkan keramaian manusia
yang tidak bisa terhindarkan. Dalam keadaan yang mana seharusnya
physical distancing diterapkan, banyak pasar yang tidak bisa mengikuti
aturan tersebut. Sehingga, klaster penyebaran Covid-19 di pasar pun
melonjak bahkan di masa transisi menuju new normal seperti yang di
rencanakan.
Maraknya klaster pasar belakangan ini agak berbanding terbalik
dangan rencana pemerintah untuk melaksanakan new normal. Masa new
normal keadaan seharusnya membaik, namun munculnya klaster
penyebaran dan tidak kunjung menurunnya jumlah pasien-19
menunjukkan bahwa indonesia dirasa belum layak untuk menerapkan
new normal dan berdamai dengan virus corona. Oleh karena itu, maka
sangat penting dilakukan upaya pencegahan penularan \ untuk
meminimalizir penularan virus tersebut terutama di pasar tradisional.
Melihat negara indonesia yang semakin hari angka terinfeksi virus
Covid-19 yang terus meningkat membust berbagai daerah melakukan
kebijakan untuk mencegah penyebaran dari virus Covid-19. Sesuai
dengan arahan presiden jokowi yang memerintahkan kepala daerah
mulai dari provinsi hingga kabupaten dan kota menetapkan situasi
penyebaran Covid-19 di wilayahnya dengan berkonsultasi dengan badan
Nasional Penanggulangan Bencana, pernyataan presiden tersebut
menetapkan Indonesia dalam status bencana nasional Non Alam Covid-19
(Zahrotunnimah, 2020).
Sesuai dengan arahan dari presiden tersebut membuat para
pemerintah kota maupun daerah menerapkan berbagai upaya antisipasi
penyebaran viru Covid-19. Seperti adanya arahan untuk menggunkan
masker, physical distancing maupun social distancing, serta work from
home ataupun menganjurkan masyarakat menerapkan pola hidup bersih
dan sehat, sehingga dapat meminimalisir penyebaran dari virus ini.
Beragam kebijakan dan aturan yang dibuat untuk merespon penyebaran
virus Covid-19, maka harus di lakukan tinjauan sistem upaya pencegahan
penularan
Covid-19 tersebut dengan pola kesadaran dan perilaku masyarakat.
Dalam tulisan ini peneliti tertarik untuk meninjau upaya pencegahan
yang dapat dilakukan untuk meminimalizir penularan Covid tersebut.
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), dianggap cara yang sangat
efektif diterapkan saat ini untuk mencegah diri dari paparan virus Covid-
19. Seperti yang telah banyak di i lakukan oleh masyarakat perkotaan,
pedesaan juga ikut menerapkannya. Perilaku sehat yang dimaksud
merupakan perilaku masyarakat yang proaktif untuk memelihara dan
meninngkatkan kesehatan, mencegah resiko terjadinya penyakit,
melindungi diri dari penyakit serta berperan aktif dalam gerakan
kesehatan masyarakat (Wulansari 2011).
Sesuai data terakhir yang diperoleh dari PEMKAB Humbang
Hasundutan, jumlah orang yang terpapar virus covid-19 62 orang , yang
sembuh sebanyak 58 orang, meninggal sebanyak 2 orang dan yang sedang
di isolasi dalam perawatan sebanyak 8 orang. Pada pasar tersebut
kemungkinan para pedagang dan pengunjung di pasar kurang dalam
mematuhi protokol kesehatan covid-19 seperti tidak memakai masker,
tidak menjaga jarak, tidak mencuci tangan pakai sabun dan tidak
menghindari kerumunan. Dimana sesuai yang kita ketahui penerapan 4M
sangat diperlukan dalam upaya pencegahan penularan covid-19.
Berdasarkan latar belakang diatas maka, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian di pasar tradisional dengan judul “Tinjauan Upaya
Pencegahan Covid-19 Di Pasar Tradisional”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “ Bagaimanakah Upaya Pencegahan yang Dapat
Dilakukan Untuk Mencegah Penularan Covid-19 di pasar Tradisional”.

1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui upaya pencegahan Covid-19 di pasar Tradisional .

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui apakah pedagang yang berada di pasar


tradisional menggunakan jenis masker yang dianjurkan seperti
masker N95, masker bedah dan masker kain 3 lapis

b. b. Untuk mengetahui apakah pedagang di pasar

tradisional mencuci tangan dengan sabun serta

menerapkan 7 langkah cara cuci tangan yang bersih

c. Untuk mengetahui apakah pedagang mejaga jarak

Minimal 1 meter dengan pedagang lainnya di pasar

Tradisional

d. Untuk mengetahui bagaimana tindakan pedagang

dalam menghindari kerumunan di pasar tradisional.


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Covid – 19 Virus Corona (Corona Virus Disease) adalah virus yang menyebabkan
penyakit ringan sampai berat. Virus ini berasal dari Wuhan, China dan sampai saat ini
telah menyebar ke berbagai penjuru dunia terutama Indonesia. Virus ini menyebabkan
penyakit inveksi saluran pernapasan dengan berbagai gejala ringan seperti pilek, sakit
tenggorokan, batuk, dan demam. Dalam kondisi saat ini, virus corona bukanlah suatu
wabah yang bisa diabaikan begitu saja. Jika dilihat dari gejalanya, orang awam akan
mengiranya hanya sebatas influenza biasa, tetapi bagi analisis kedokteran virus ini
cukup berbahaya dan mematikan. Saat ini di tahun 2020, perkembangan penularan virus
ini cukup signifikan karena penyebarannya sudah mendunia dan seluruh negara
merasakan dampaknya termasuk Indonesia. Virus corona pada umumnya ditemukan
pada hewan-hewan seperti unta, ular, hewan ternak, kuing dan kelelawar. Manusia
dapat tertular apabila terdapat riwayat kontak dengan hewan tersebut. Namun dengan
kasus meledaknya jumlah kasus di Wuhan, menunjukkan bahwa virus corona ini dapat
ditularkan melalui manusia ke manusia. Virus ini ditularkan melalui dropet, yaitu
partikel air yang berukuran kceil dan biasanya keluar ketika sedang batuk atau bersin.
Apabila cairan tersebut terhirup seseorang akan beresiko tertular penyakit ini.3
Meskipun kemungkinan semua orang dapat terinfeksi penyakit ini, tetapi seseorang
yang kondisi daya tahan tubuh rendah, juga mereka yang 3 Ririn Niviyanti Putri,
Indonesia dalam Menghadapi Pandemi Covid-19, Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari
Jambi, 20(2), Juli 2020, DOI 10.33087/jiubj.v20i2.1010 . 10 lanjut usia, serta
mmemiliki penyakit kronis mudah sekali terjangkit infeksi virus ini. Seseorang yang
terjangkit penyakit ini memiliki gejala rang berbeda-beda sesuai dengan keparahan yang
diderita. Pada umumnya mereka akan menunjukkan gejala demam tinggi disertai
menggigil, batuk kering, pilek, hidung berair dan bersin-bersin, nyeri tenggorokan dan
sesak napas. Gejala tersebut dapat bertambah parah dengan cepat dan menyebabkan
gagal napas hingga mengalai kematian. Gejala virus ini biasanya munuldua hari hingga
empat belas hari setelah terpapar virus tersebut. Sebagaimana telah disebut penyakit ini
pertama kali ditemukan pada Desember 2019 di Wuhan, Ibukota Provinsi Hubei China,
dan sejak saat itu menyebar secara global, mengakibatkan pandemic coronavirus 2019-
2020. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendeklarasikan wabah koronavirus 2019-
2020 sebagai Kesehatan Masyarakat Darurat Internasional (PHEIC) pada 30 Januari
2020, dan pandemi pada 11 Maret 2020.4 Covid-19 pertama dilaporkan di Indonesia
pada tanggal 2 Maret 2020 sejumlah dua kasus. Data 31 Maret 2020 menunjukkan kasus
yang terkonfirmasi berjumlah 1.528 kasus dan 136 kasus kematian. Tingkat mortalitas
Covid-19 di Indonesia sebesar 8,9%, angka ini merupakan yang tertinggi di Asia
Tenggara.5 Sampai saat ini kasus corona virus telah menyebar luas dan menjangkit
banyak korban di berbagai Negara. Pemerintah telah menerapkan restriksi yang ketat
untuk memutus rantai penyebaran virus. Sejumlah Negara di isolasi dengan sistem
lockdown dan untuk pasien 4 Eman Supriatna, “Wabah Corona Virus Disease Covid 19
Dalam Pandangan Islam,” SALAM; Jurnal Sosial & Budaya Syar-i 07, no. 06 (2020).
Hlm. 556. 5 Adityo Susilo et al., “Coronavirus Disease 2019: Tinjauan Literatur Terkini
Coronavirus Disease 2019: Review of Current Literatures,” Jurnal Penyakit Dalam
Indonesia 07, no. 01 (2020). hlm. 46. 11 yang terinfeksi dipantau secara ketat. Dengan
sistem yang diterapkan tentunya berpengaruh terhadap jalannya perekonomian suatu
Negara. Sejak mewabahnya Covid-19 pemerintah selalu menyuarakan tentang Social
Distancing, juga berarti tidak menyentuh orang lain, termasuk jabat tangan. Sentuhan
fisik adalah cara yang paling memungkinkan seseorang terpapar SARS-CoV2 (virus
corona baru) dan cara termudah untuk menyebarkannya. Ingat, jaga jarak sejauh 2 meter
dan jangan bersentuhan. Social distancing tidak akan dapat mencegah 100 persen
penularan, tapi dengan mengikuti aturan sederhana ini, individu dapat memainkan peran
penting dalam memperlambat penyebaran virus. Dengan semakin meluasnya yang
terkena corona, maka social distancing diganti menjadi physical distancing, artinya
menjaga jarak fisik sangatlah penting dalam membantu untuk mencegah penyebaran
Covid19. Jika masyarakat tidak mengindahkan hal tersebut dan terus menentang
perintah dari pemerintah, itu akan memiliki efek yang menghancurkan bagi masyarakat
Indonesia. dan saat ini Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan menerbitkan
Peraturan Menteri Kesehatan No. 9 Tahun 2020 tentang Pedoman Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB) dalam rangka mempermudah dan mempercepat penanganan
Covid-19 ini. Yang mana pembatasan tersebut meliputi meliburkan sekolah-sekolah,
kampuskampus, tempat kerja, pembatasan kegiatan keagamaan, pembatasan ditempat
atau fasilitas umum, pembatasan sosial budaya, pembatasan moda transportasi, dan
pembatasan kegiatan lainnya yang dapat menyebabkan timbulnya keramaian atau
perkumpulan. Hal demikian itu dilakukan semata-mata bukan untuk membatasi ruang
gerak dari berbagai yang berkepentingan, melainkan metode jitu dalam memutus rantai
penyebaran covid-19 ini. Pandemi Covid-19 telah menyebabkan kondisi ekonomi
Indonesia terancam krisis. Namun demikian dengan cukup sigap pemerintah telah
mengeluarkan beberapa kebijakan dengan memberikan stimulus dunia 12 usaha dan
masyarakat untuk meminimalisir risiko yang diakibatkan pandemi Covid-19 yang masih
berlangsung. Meskipun demikian permasalahan ekonomi yang dihadapi Indonesia saat
ini merupakan kondisi yang berbeda dengan krisis sebelumnya. Pertama karena kunci
dari permasalahan ekonomi adalah wabah, sehingga kondisinya harus bisa
mengendalikan wabah itu sendiri dan sudah disepakati oleh pakar ekonomi bahwa
penyelamatan jiwa harus diutamakan daripada ekonomi, karena kalau belum bisa
megendalikan wabah maka segala teori yang mengandalkan kebijakan ekonomi itu
menjadi tidak berlaku. Mencermati perkembangan saat ini, kekhawatiran justru muncul
dengan kondisi keuangan syariah khususnya lembaga keuangan mikro syariah. Sektor
keuangan syariah saat ini lebih di dominasi oleh dua bagian yaitu capital market dan
perbankan, yang paling mengena adalah lembaga keuangan syariah yang memang
berhubungan langsung dengan sektor rill namun dalam hal ini adalah lembaga keuangan
mikro syariah. BPRS, KSPPS dan BMT yang melayani unit usaha yang mengandalkan
transaksi harian, dengan kecenderungan orang work from home itu membuat orang
tidak prefer melakukan aktivitas di luar rumah sehingga akan berdampak langsung
dengan likuiditasnya. Sementara itu, kebijakan pemerintah untuk meringankan beban
pembiayaan masyarakat yang memiliki akses pada dunia perbankan seperti program
relaksasi dalam jangka waktu pendek mungkin dapat berjalan efektif, tapi durasi wabah
tidak ada yang bisa memperkirakan dirasa tidak cukup memberi solusi untuk sektor rill,
karena memang relaksasi diperuntukkan bagi lembaga keuangan, padahal sektor usaha
adalah lembaga strategis dari mitra keuangan sektor syariah. Peningkatan kasus Covid-
19 yang tak kunjung usai membuat semua aspek kehidupan ikut bergejolak. Salah
satunya berdampak pada aspek ekonomi, terutama yang bergelut dalam dunia perbakan
juga ikut merasakan dampak. Pembiayaan dalam dunia perbankan seakan ikut 13
menjajaki ketidakstabilan. Penurunan pembiayaan pada sisi mudharabah dan kenaikan
pada sisi murabahah. Hai ini menyebabkan ketidakstabilan pada profitabilitas bank.
Dimana sisi operasionalnya akan terganggu. Akibatnya dana yang disalurkan belum
sepenuhnya mengalami kembalian kewajiban dari nasabah.6 Saat ini peningkatan risiko
lembaga-lembaga keuangan syariah menjadi sesuatu yang tak terhindarkan. Peningkatan
risiko ini akan terjadi tidak hanya pada bank umum syariah, tetapi juga pada lembaga-
lembaga keuangan syariah lain seperti bank pembiayaan rakyat syariah, perusahaan
pembiayaan syariah dan lembaga keuangan mikro syariah. Di antaranya dalam bentuk
risiko operasional, risiko pembiayaan, risiko pasar dan risiko likuiditas. Di luar itu,
lembaga-lembaga keuangan syariah juga akan mengalami perlambatan laju
pertumbuhan aset, minimal hingga berakhirnya masa-masa kritis wabah Covid-19.
Untuk itu langkah mitigasi untuk menghadapi dampak penyebaran Covid-19 terhadap
aktivitas ekonomi dan bisnis syariah di Indonesia perlu dilakukan. Pertama, menegaskan
posisi bisnis-bisnis syariah sebagai bagian tak terpisahkan dari masyarakat Indonesia
yang sedang berjuang mengatasi wabah Covid-19. Para pelaku ekonomi dan bisnis
syariah harus menunjukkan empati dan solidaritas kepada para pemangku kepentingan.
Di antaranya memberi kelonggaran working from home kepada karyawankaryawan,
tetap memberikan layanan terbaik kepada para pelanggan dalam batas-batas yang
memungkinkan dan mendukung kebijakan pemerintah untuk mengurangi potensi
penyebaran Covid-19 secara keseluruhan. Kedua, bersiap untuk kemungkinan terburuk
serta membuat peta jalan untuk bertahan dan keluar dari dampak penyebaran Covid-19.
Belajar dari pengalaman negara-negara lain yang telah lebih dulu menjadi pandemi,
pelaku ekonomi dan bisnis syariah tak seharusnya meremehkan 6 Aulia Rahman,
Analisis Pembiayaan Pada Masa Pandemic, Jurnal Ekonomi Islam, Vol. 1, No. 2
(2020). 14 dampak wabah Covid-19. Namun, cepat atau lambat penyebaran Covid19
pasti akan berakhir. Oleh karena itu, peta jalan untuk bertahan dan keluar dari dampak
penyebaran Covid-19 juga sangat penting. Peta jalan ini dapat bersifat sederhana atau
pun kompleks tergantung pada skala masing-masing bisnis syariah. Ketiga, mengambil
manfaat dari paket stimulus yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam rangka
menghadapi dampak penyebaran Covid-19, baik stimulus fiskal, stimulus nonfiskal,
maupun stimulus sektor keuangan. Meskipun paket stimulus yang dikeluarkan oleh
pemerintah saat ini masih jauh dari ideal, tetapi setidaknya dapat mengurangi beban
yang harus ditanggung bisnis-bisnis syariah di tengah merebaknya Covid-19. BMT
Makmur Sejahtera Wlingi dalam operasionalnya tidak berbeda dengan perbankan pada
umumnya, yakni menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi atau perantara
keuangan yang mempertemukan antara masyarakat yang kelebihan dana dengan
masyarakat yang kekurangan dana dituntut untuk dapat berinteraksi dengan orang
banyak. Namun disisi lain, ancaman terhadap paparan virus Covid-19 menjadi
tantangan bagi BMT Makmur Sejahtera Wlingi. Berbagai kebijakanpun dikeluarkan
manajemen perusahaan untuk tetap dapat bertahan ditengah pandemi Covid-19. B.
Pendapatan Pendapatan merupakan unsure yang paling penting dalam sebuah
perusahaan maupun lembaga keuangan karena pendapatan akan dapat menentukan maju
mundurnya suatu perusahaan. Oleh karena itu perusahaan maupun lembaga keuangan
harus berusaha semaksimal mungkin untuk memperoleh pendapatan yang diharapkan
dengan menggunakan sumber yang ada dalam perusahaan maupun lembaga keuangan
seefisien mungkin. Pendapatan adalah suatu perolehan yang di dapat dari operasional
sebuah perusahaan, biasanya disebut dengan istilah yang bermacam- 15 macam, yaitu
pendapatan jasa, penjualan, sewa, bunga, deviden, dan royalty. Komponen penting dari
sebuah penetapan laba adalah dalam perusahaan menjadi tolak ukur dalam menentukan
apakan perusahaan tersebut mengalami perkembangan. Oleh karena itu, perusahaan
akan berupaya semaksimal mungkin untuk mendapatkan penghasilan sesuai dengan
yang di inginkan. Menurut teory Gregory Mankiw yaitu laba dapat dikategorikan
sebagai pendapatan, “pendapatan diperoleh dari laba adalah hasil penggangguran dari
pendapatan total dikurangi biaya total. Pendapatan total adalah jumlah pendapatan yang
diterima oleh suatu perusahaan dari penjual produknya. Pendapatan menurut ilmu
ekonomi merupakan nilai maksimum yang dikonsumsi oleh seorang dalam suatu
periode dengan mengharapkan keadaan sama pada akhir periode seperti keadaan
semula.7 Pendapatan menurut Kamus Bisnis Islam disebut juga dengan ratib, salary,
reward yang merupakan uang yang diterima seseorang dari perusahaan dalam bentu
gaji, upah, sewa, laba, dan sebagainya.8 Sedangkan menurut Kamus istilah Keuangan
dan Perbankan, pendapatan merupakan penerimaan uang tunai yang diperoleh selama
jangka waktu tertentu baik dari hasil penjualan barang maupun jasa piutang ataupun dari
sumber-sumber lain.9 Jadi menurut istilah, pendapatan adalah uang yang diterima
seseorang sebagai hasil penjualan barang atau jasa. Tujuan utama sebuah perusahaan
adalah untuk mendapatkan laba. Laba atau profit dapat diperoleh apabila
memndapatkan pendapatan. Dalam hal pendapatan kita tidak bisaterlepas dengan hasil
suatu perusahaan yang memperoleh imbalan yang pada umumnya dinamakan 7 Nurul
Huda, Ekonomi Mikro Islam, (Jakarta: Prenada Nedia Group, 2009), Hlm.21. 8 Ibid,
Hlm 80. 9 Alimansyah dan Padji, Kamus Istilah, Hlm. 456. 16 penjualan. Penjualan
disini berupa transaksi penjualan barang maupun biaya. 10 Menurut Belkaoui
pendapatan dimaknai sebagai : a. Aliran masuk asset bersih yang berasal dari penjualan
barang dan jasa b. Aliran keluar barang dan jasa dari perusahaan kepada pelanggan c.
Produk perusahaan yang dihasilkan dari produksi barang atau jasa oleh perusahaan
selama periode tertentu. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan adalah:
a. Kesempatan kerja yang tersedia, semakin banyak kesempatan kerja yang tersedia
berarti semakin banyak penghasilan yang bisa diperoleh dari hasil kerja tersebut. b.
Jenis pekerjaan, terdapat banyak jenis pekerjaan yang dapat dipilih seseorang dalam
melakukan pekerjaannya untuk mendapatkan penghasilan. c. Kecakapan dan keahlian,
dengan kecakapan dan keahlian yang tinggi akan dapat meingkatkan efisiensi dan
efektifitas yang pada ahirnya pula terhadap penghasilan. d. Motivasi atau dorongan juga
mempengaruhi jumlah penghasilan, semakin besar dorongan untuk melakukan
pekerjaan, semakin besar pula penghasilan yang diperoleh. e. Keuletan bekerja,
pengertian keuletan dapat disamkan dengan ketekunan, keberanian untuk menghadapi
segala macam tantangan. f. Banyak sedikitnya modal yang digunakan, besar kecilnya
usaha yang dilakukan yang dipergunakan. Suatu usaha yang besar akan dapat
memberikan peluang yang besar pula terhadap pendapatan yang akan diperoleh. Suatu
pendapatan diukur dengan nilai wajar yang diterima, jumlahnya tergantung dari
persetujuan antara perusahaan dengan pembeli 10 Hadi Widjaja dan Rivai Wirasasmita,
Manajemen Dana Bank (Bandung: CV Pionir Jaya, 1989) Hlm. 139. 17 degan
pengukuran nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima oleh perusahaan
dikurangi dengan jumlah discount dagang dan rabat volume yang iperbolehkan
peruahaan, umumnya berbentuk setara kas. Penghasilan pada dasarnya dihasilkan
terbanyak biasanya dari sebuah perolehan keuntungan operasioanl penjualan produk
atau jasa yang telah diberikan. Dalam lingkup perbankan adapun kegiatan
operasionalnya yang dijalankan guna memperoleh sebuah penghasilan yaitu sebagai
berikut memberikan jasa pinjaman kredit kepada nasabah, penghasilan atau jasa aktiva
yang memberitahukan dan memperkirakan pendapatan. Pendapatan pada lembaga
keuangan bank, diperoleh dari pendapatan operasional dan pendapatan non operasional.
Untuk pendapatan operasional diperoleh dari usaha pokoknnya sedangkan non
operasional berasal bukan dari usaha pokok bank. Dalam perbankan hasil dari
penyaluran dana berupa pembiayaan dapat memberikan menjadi sumber pendapatan
bank. Diantaranya diperoleh dari bagi hasil atas kesepakatan mudharabah dan
musyarokah, keuntungan atas kontrak jual beli, hasil sewa atas akad ijarah dan ijarah
muntahiya bittamlik, dan fee serta biaya administrasi atas jasa yang telah diberikan.11
C. Baitul Mall Wa Tanwil / BMT 1. Pengertian BMT Secara lughowi atau bahasa baitul
mal berarti rumah dana dan baitul tanwil berati rumah usaha.12 Secara etimologis,
istilah “Baitul Maal” berarti “rumah uang”, sedangkan “baitut tamwil” mengandung 11
Ismail Nawawi, Perbankan Syariah (Jakarta: CV. Dwiputra PustakaJaya, 2012) Hlm.
482. 12 Muhammad Ridwan, manajemen Baitul Mall Wa Tanwil (BMT), (Yogyakarta:
UII Press,2004), Hlm. 126 18 pengertian “rumah pembiayaan”.13 Sehingga dikatakan
bahwa Baitul Maal Wat tamwil (BMT) merupakan suatu lembaga yang terdiri dari dua
istilah, yaitu baitul maal dan baitul tamwil. Baitul maal lebih mengarah pada usahausaha
non profit, seperti zakat, infaq dan sedekah. Adapun baitul tamwil sebagai usaha
pengumpulan dan penyaluran dana komersial.14 Sehingga dapat ditarik kesimpulan
bahwa Baitul Mall Wa Tanwil adalah lembaga keuangan yang dioperasikan dengan
sistem syariat Islam. BMT juga merupakan sebuah institusi yang menjalankan dua
kegiatan secara terpadu yakni sebagai baitul mall yang merupakan kegiatan sosial atau
bisa disebut men-tasarufkan dana sosial. Sebagai baitul tanwil yaitu sebagai lembaga
bisnis yang bermotif laba. BMT bergerak dalam bidang peningkatan ekonomi
masyarakat kecil, melalui berbagai kegiatan menghimpun berbagai jenis simpanan atau
tabungan dari nasabah yang biasa disebut anggota dan selanjutnya dikembangkan
melalui pembiayaan, investasi atau penyertaan modal usaha bagi anggota lain yang
membutuhkan sedangkan baitul mall sebagai Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang
melakukan kegiatan sosial yakni mendorong, menggerakkan dan menghimpun zakat,
infaq, shodaqoh dari para nasabahnya yang kemudian disalurkan melalui kegiatan sosial
membantu masyarakat yang kurang mampu. Dasar hukum Indonesia yang digunakan
untuk BMT adalah koperasi. “BMT berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 serta
berlandaskan prinsip syariah Islam, keimanan, keterpaduan, kekeluargaan,
kebersamaan, kemandirian, dan pofesiaonalisme”. Dengan demikian adanya lembaga
BMT menjadi organisasi legal sebagai lembaga keuangan syariah, BMT harus
berpegang teguh 13 Dr. Jamal Lulail Yunus, S.E., M.M., Managemen Bank Syariah “
mikro”, Malang: UINMalang Press (anggota IKAPI), 2009, hlm 5 14 Nurul Huda,
Mohamad Heykal, Lembaga Keuangan Islam Tinjauan Teoritis dan Praktis, Jakarta: PT.
Fajar Interpratama Mandiri, 2013, hlm.363 19 terhadap prinsip-prinsip syariah.
Keimanan juga berlandaskan atas keyakinan untuk tumbuh dan berkembang,
keterpaduan mengisyaratkan adanya harapan untuk mencapai keuksesan tersebut diraih
secara bersama. Berarti BMT tidak dapat hidup hanya bergantung pada uluran tangan
pemerintah, tetapi harus berkembang dari meningkatnya partisipasi anggota dan
masyarakat. Oleh karena itu dalam pola pengelolaannya haruslah professional. 2. Visi
dan Misi BMT a. Visi BMT Visi BMT harus mengarah pada upaya untuk mewujudkan
BMT menjadi lembaga yang mampu meningkatkan kualitas ibadah anggota (ibadah
dalam arti luas), sehingga mampu berperan sebagai wakil-pengabdi Allah SWT,
memakmurkan kehidupan anggota pada khususnya dalam masyarakat pada umumnya.
Titik tekan perumusan visi BMT dalam mewujudkan lembaga yang profesiaonal dan
dapat meningkatkan kualitas ibadah. Ibadah disini harus dipadami secara luas yakni
tidak hanya mecangkup aspek ritual peribadatan seperti sholat, tetapi mencangkup
segala aspek kehidupan. Sehingga setiap kegiatan yang dioperasikan BMT harus
berorientasi pada upaya mewujudkan ekonomi yang adil dan makmur. Masing-masing
BMT dapat saja merumuskan visinya sendiri. Karena visi sangat dipengaruhi oleh
lingkungan bisnisnya, latar belakang masyarakatnya serta para pendiri lembaga
BMTnya. Namun prinsip dalam perumusan visi harus sama dan dipegang teguh. Karena
visi sifatnya jangka panjang, maka perumusannya harus dilakukan dengan sngguh-
sungguh. Pendirian tidak dapat begitu saja mengabaikan aspek ini.15 15 Ibid , Hlm. 127
20 b. Misi BMT Misi BMT adalah membangun dan mengembangkan tatanan
perekonomian dan struktur masyarakat madani yang adil berkemakmuran –
berkemajuan, serta makmur-maju berkeadilan berlandaskan Syariah dan ridho Allah
SWT. Dari pengertian diatas, dapat dipahami bahwa misi BMT bukan semata-mata
mencari keuntungan dan penumpukan laba modal pada segolongan orang kaya saja,
tetapi lebih berorientasi pada pendistribusian laba yang merata dan adil, sesuai dengan
prinsip-prinsip ekonomi Islam. Masyarakat ekonomi kelas bawah mikro harus di dorong
untuk barpartiipasi dalam modal melalui simpanan, penyertaan modal, sehigga mereka
dapat menikmati hasil-hasil BMT. 16 3. Tujuan BMT Didirikannya BMT berkemajuan,
meningkatkan kualitas usaha ekonomi untuk kesejahteraan anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya. Pengertian di atas dapat dipahami bahwa BMT berorientasi
pada upaya peingkatan keejahteraan anggota dan masyarakat. Anggota harus
diberdayakan (empowering) supaya dapat mandiri.dengan sendirinya, tidak dapat
dibenarkan jika para anggota dan masyarakat menjadi sangat tergantung pada BMT.
Dengan menjadi anggota BMT, masyarakat dapat meningkatkan taraf hidup melalui
peningkatan usahanya. Pemberian modal pinjaman sedapat mungkin dapat
memandirikan ekonomi para peminjam. Oleh sebab itu, sangat perlu dilakukan
pendampingan. Dalam pelemparan pembiayaan, BMT harus dapat menciptakan suasana
keterbukaan, sehingga dapat mendeteksi berbagai kemungkinan yang timbul dari
pembiayaan. Untuk 16 Ibid, Hlm. 128 21 mempermdah pendampingan, pendekatan pola
kelompok menjadi sangat penting. Anggota dikelompokkan berdasarkan uaha yang
sejenis atau kedekatan tempat tinggal, sehingga BMT dapat dengan mudah melakukan
pendampingan. 4. Prinsip Utama BMT Dalam melaksanakan usahanya BMT berpegang
teguh pada prinsip utama sebagai berikut : a. Keimanan dan ketaqwaan kepada Allah
SWT dengan mengimplementasikan pada prinsip-prinsip syariah dan muamalah Islam
kedalam kehidupan nyata. b. Keterpaduan, yakni nilai-nilai spiritual dan moral
menggerakkan dan mengarahkan etika bisnis yang dinamis, proaktif, progresif, adil dan
berakhlak mulia. c. Kekelargaan yakni mengutamakan kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi. d. Kebersamaan, yakni kesatuan pola piker, sikap dan cita-cita
antara semua elemen BMT. e. Kemandirian, yakni mandiri di atas semua golongan
politik. f. Profesionalisme, yakni semangat kerja yang tinggi (amalusholih/ahsanu
amalah), yakni dilandasi keimanan. g. Istiqomah, konsisten,konsekuen,
kontinuitas/berkelanjutan tanpa henti dan tanpa pernah putus asa. 5. Fungsi BMT a.
Megidentifikasi, memobilisasi, mengorganisasi, mendorong, dan mengembangkan
potensi serta kemampuan potensi ekonomi angota, kelompok anggota muamalat
(Pokusma) dan daerah kerja lainnya. 22 b. Meningkatkan kualitas SDM anggota dan
pokusma menjadi lebih professional dan islami sehingga semakin utuh dan tangguh
dalam menghadapi persaingan global. c. Menggalang dan memobilisasi potensi
masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan anggota. d. Menjadi perantara
keuangan (financial intermediary), antara agniya sebagai shahibul mall dengan du’afa
sebagai mudharib, terutama untuk dana-dana sosial seperti zakat, infaq, sedekah, wakaf,
hibah, dan lain-lain. e. Menjadi perantara keuangan (financial intermediary), antara
pemilik dana (shahibul mall), baik sebagai pemodal maupun penimpan dengan
pengguna dana (mudhorib) untuk pengembangan usaha produktif. D. Kajian Penelitian
Terdahulu Penelitian terdahulu digunakan untuk menjadi acuan dalam menyusun
penelitian, supaya terjamin keasliannya. Beberapa penelitian yang digunakan sebagai
berikut : Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti Metode Analisis Hasil
Penelitian Persamaan Penelitian Perbedaan Penelitian 1. Ihsan Effendi dan Prawidya
Hariani Penelitian ini merupakan penelitian yang membandingk Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa kondisi krisis yang Persamaan dalam penelitian ini terdapat pada
persamaan Perbedaan pada penelitian ini terdapat pada perbedaan objek penelitian dan
23 RS (2020)17 an kinerja bank syariah sebelum masa Covid-19 dan sesudah masa
Covid-19. Subyek dalam penelitian ini seluruh perbankan syariah nasional, baik yang
berstatus Bank Umum Syariah (BUS) maupun Unit Usaha Syariah (UUS). Data yang
digunakan Penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Bank Indonesia dan
Otoritas Jasa Keuangan diakibatkan pandemic covid-19 ROA bank umum syariah dan
unit usaha syariah mengalami penurunan secara signifikan. Namun posisi bank syariah
ROA masih positif. NPF bank umum syariah sama sekali tidak terganggu sedangkan
NPF unit usaha syariah mengalami kenaikan yang cukup signifikan. FDR bank syariah
sangat teknik analisis data yang digunakan, yaitu membanding kan data laporan
keuangan sebelum Covid-19 dan setelah Covid-19 perbedaan pada variabel yang
digunakan, yaitu menggunakan variabel Return on Assets (ROA), non performing
finance (NPF) dan financing to deposit ratio (FDR). Sedangkan penelitian penulis
menggunakan variabel pendapatan sebelum dan sesudah covid19. 17 Ihsan Effendi dan
Prawidya Hariani RS, Dampak Covid-19 Terhadap Bank Syariah, Ekonomikawan :
Jurnal Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan, Vol.20 No. 2 Desember 2020. 24 yang
secara resmi telah mempublikasi secara resmi melalui website stabil. Tidak ada
perubahan yang signifikan selama covid19. 2. Aulia Rahman, (2020)18 Penelitian ini
menganalisis tentang pembiayaan pada masa pandemic. Metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif sederhana, dimana peneliti akan
menghitung atau mentabulasi tentang dataHasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Pandemi Covid-19 sangat mempengaruhi pembiayaan pada bank syariah, juga juga
mempengaruhi terhadap tingkat resiko pembiayaan bermasalah pada pembiayaan yang
disalurkan Persamaan dalam penelitian ini adalah sama sama jenis penelitian kuantitatif
dalam menganalisis dampak covid dilembaga keuangan syariah. Perbedaan dalam
penelitian ini variable yang digunakan adalah NPF dan pembiayaan mudharabah.
Sedangkan pada peneitian penulis menggunaan variable pendapatan sebelum dan
sesudah adanya covid-19. 18 Aulia Rahman, Analisis Pembiayaan Pada Masa
Pandemic, Al-Sharf Jurnal Ekonomi Islam, Vol. 1, No. 2 (2020). 25 data yang
digunakan. oleh bank kepada nasabah. Pembiayaan bermasalah berpengaruh terhadap
tingkat profitabilitas dan operasional bank. 3. M. Ja’far Shiddiq Sunariya, S.H. dan Putri
Raudhatu l Itsnaini (2020)19 Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan bagaimana
dampak yang disebabkan oleh virus corona terhadap lembaga keuangan bank syariah.
Metode yang digunakan adalah metode Hasil penelitian menunjukkan bahwa dampak
dari pandemi covid-19 terhadap beberapa sektor, salah satunya sektor ekonomi. Beberap
dampaknya yakni Dampak covid-19 terhadap Persamaan dari penelitian ini adalah sama
sama menjelaskan tentang dampak yang ditimbulkan karena adanya covid 19 terhadap
lembaga keuangan syariah. Perbedaan dari penelitian ini, metode yang digunakan
adalah dengan metode kualitatif dan dampak yang dijelaskan mengenai beberapa sector.
Sedangkan pada penelitian penulis menggunakan metode 19 M. Ja’far Shiddiq
Sunariya, S.H. dan Putri Raudhatul Itsnaini, Dampak Covid-19 Terhadap Lembaga
Keuangan Syariah (Perbankan Syariah), Pengadilan Agama Martapura 2020. 26
penelitian kualitatif. Penulis menggunakan teknik pengamatan berupa observasi
terhadap berita berita yang berkaitan dengan virus covid-19 (corona) ini. perekonomian
di Indonesia 1) Pertumbuhan ekonomi indonesia bisa minus 0,4. 2) Penurunan dalam
sektor ekspor dan impor. 3) Sektor UMKM 4) Nilai tukar Rupiah anjlok terhadap Dolar
AS. Selain itu juga terdapat Dampak covid-19 terhadap sektor Bank Syariah: 1)
Penyaluran kredit (pembiayaan) 2) Penurunan kualitas asset. 3) Pengetatan margin
bunga bersih. kuantitatif dan dampak yang dipaparkan terhadap pendapatan lembaga
keuangan syariah saja. 4. Mardhurr ositanings Penelitian ini bertujuan Hasil penelitian
Persamaan dalam Perbedaan dalam penelitian 27 ih dan Muhamm ad Syarqim Mahfudz
(2020)20 untuk mengetahui dampak covid-19 terhadap manajemen perbankan syariah.
Metode yang digunakan adalah Analisis Studi komparatif untuk memperbandi ngkan
manajemen strategi operasional di Bank Umum Syariah menghadapi Pandemi Covid-19
dan dampak Covid-19 tentang menunjukkan bahwa fungsi intermediasi Bank, yaitu
Pembiayaan dan DPK, semua Bank menunjukkan adanya gejolak. Pada sisi pembiayaan
Bank Syariah Mandiri dan Bank Mega Syariah selama Januari hingga Maret 2020
cenderung meningkat. Sementara itu, Bank Bukopin Syariah, Victoria Bank Syariah dan
Bank BJB penelitian yaitu persamaan pada analisa komparatif data sebelum Covid-19
dan sesudah Covid-19 ini adalah terdapat pada variabel yang digunakan menggunakan
variabel untuk mengetahui manajemen strategi operasional dan kegiatan intermediasi
perbankan syariah. Variebl yang digunakan yaitu Pembiayaan dan DPK (Penghimpunan
Dana). Sedangkan penelitian penulis menggunakan variabel pendapatan sebelum dan 20
Mardhurrositaningsih dan Muhammad Syarqim Mahfudz, Dampak Pandemi Covid-19
Terhadap Manajemen Industri Perbankan Syariah: Analisis Komparatif, Jurnal Ekonomi
dan Manajemen, Vol. 2, No. 1, Juni 2020 28 kegiatan intermediasi Bank Syariah.
Syariah menunjukkan fluktuatif. Pada sisi Penghimpunan Dana (DPK), Bank Syariah
Bukopin menunjukkan penurunan selama Januari hingga Maret 2020. Sementara itu,
Bank Mandiri Syariah, Bank Mega Syariah, Bank Syariah BJB, dan Bank Victoria
Syariah menunjukkan fluktuatif. sesudah covid - 19. 5. Ilhami dan Husni Penelitian ini
merupakan penelitian Hasil dari penelitian ini adalah Persamaan dalam penelitian ini
Perbedaan penelitian ini terdapat pada 29 Thamrin (2021)21 kuantitatif dengan
pendekatan deskriptif. Data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data
Statistik Perbankan Syariah yang dipublish Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Pengujian
penelitian ini menggunakan paired sample t-test untuk mengukur seberapa besar
perbedaan kinerja keuangan perbankan Dampak Covid-19 terhadap Kinerja Keuangan
Perbankan Syariah di Indonesia yang dilihat dari hasil uji rasio CAR, ROA, NPF dan
FDR tidak signifikan menunjukan adanya perbedaan kinerja keuangan. Artinya
perbankan syariah di Indonesia masih mampu bertahan di tengah masa pandemi
terdapat persamaan pada teknik analisa yang digunakan. Yaitu menggunaka n analisa
komparatif sebelum Covid-19 dan setelah Covid-19 rasio keuangan yaitu menggunakan
rasio CAR, ROA, NPF dan FDR. Sedangkan penelitian penulis menggunakan variabel
pendapatan sebelum dan sesudah covid19. 21 Ilhami & Husni Thamrin, Analisis
Dampak Covid 19 Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Di Indonesia, Jurnal
Tabarru’ : Islamic Banking and Finance, Vol. 4 No. 1, Mei 2021 30 syariah Indonesia,
sebelum diumumkanny a kasus Covid19 dan sesudah pengumuman. 6. Muhamm ad
Reza Septriawa n, Sri Mulyani, M Iqbal (2021)22 Penelitian akan melihat dampak
restrukturisasi kredit terhadap pendapatan bank-bank di Indonesia. penelitian ini
dilakukan dengan pendekatan kuantitatif, dengan rujukan data yang digunakan adalah
data Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t terlihat nilai signifikansi 0,00
< 0,05 dengan nilai koefisien sebesar -1,260 yang artinya restrukturisasi kredit
berpengaruh negatif terhadap pendapatan Persamaan dari penelitian ini adalah sama
sama menggunaka nppendekatan kuantitatif dengan rujukan data skunder. Perbedaan
penelitian ini menggunakan variable restrukturisasi kredit, sementara penelitian penulis
hanya menggunakan variable pendapatan sebelum dan seudah covid19. 22 Muhammad
Reza Septriawan, Sri Mulyani, M Iqbal, Pengaruh Rektrukturisasi Kredit di Masa
Pandemi Covid-19 Terhadap Pendapatan pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia, Ekonomis: Journal of Economics and Business, Vol 5 No 1,
Maret 2021. 31 sekunder, berupa laporan keuangan seluruh emiten perbankan (45
emiten) yang dilaporkan dan dirangkum pada situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI).
bank, maka dapat disimpulkan bahwa variabel restrukturisasi kredit (X) secara parsial
berpengaruh negatif terhadap variabel pendapatan (Y). Semakin tinggi restrukturisasi
kredit maka akan semakin rendahnya jumlah pendapatan perusahaan perbankan yang
terdaftar di BEI. Hasil dari koefisien determinasi menunjukkan kemampuan variabel
independen dalam 32 menerangkan variasi variabel dependen sebesar 0,945 atau 94.5%
yang berarti bahwa pengaruh restrukturisasi kredit (X) terhadap pendapatan (Y) sebesar
94.5% dan sisanya 5.5% dipengaruhi oleh variabel lain di luar model penelitian ini. 7.
Dinar Riftiasari, Sugiarti Sugiarti (2020)23 Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui apakah terdapat perbedaan Hasil penelitian menunjukkan terdapat
perbedaan yang signifikan pada Persamaan penelitian ini adalah sama sama
menggunaka n metode penelitian Perbedaan penelitian ini menggunakan variable CAR,
ROA, LDR, NPL dan BOPO. Sedangkan 23 Dinar Riftiasari, Sugiarti Sugiarti, Analisis
Kinerja Keuangan Bank Bca Konvesional Dan Bank Bca Syariah Akibat Dampak
Pandemi Covid-19, Jurnal Manajemen Bisnis (JMB), Volume 33 No 2, Desember 2020.
33 rata-rata CAR, ROA, NPL/NPF, LDR/FDR, dan BOPO. Metode penelitian ini
merupakan metode komparatif yang mencari perbandingan antara kinerja keuangan
bank BCA konvensional dan bank BCA syariah dengan metode analisis yang digunakan
independent sample t-test. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan
keuangan triwulanan variabel CAR, ROA, LDR, NPL, dan BOPO tidak terdapat
perbedaan yang signifikan selama pandemi Covid-19. komparatif untuk membanding
kan data. penulis menganalisis variable pendapatan sebelum dan sesudah covid19. 34
yang diterbitkan oleh bank BCA konvensional dan bank BCA syariah periode Maret
dan Juni 2020. E. Kerangka Konseptual Gambar 2.1 Kerangka Konseptual BMT
Makmur Sejahtera Wlingi Pendapatan Sebelum Covid-19 Pendapatan Sesudah Covid -
19 Uji Deskriptif Uji Normalitas Uji Parametrik (Uji independent sample t-test) Uji Non
Parametrik (Uji Mann Withney ) 35 F. Hipotesis Penelitian H0 : Tidak ada perbedaan
pendapatan sebelum dan sesudah adanya Covid19 pada BMT Makmur Sejahtera
Wlingi. Hi : Ada perbedaan pendapatan sebelum dan setelah adanya Covid-19 pada
BMT Makmur Sejahtera Wlingi.

Anda mungkin juga menyukai