Anda di halaman 1dari 4

Tatanan Hidup Baru “New Normal” di Indonesia

Oleh: SHOFI EKA PRATIWI

Mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

Seperti yang kita ketahui bahwa beberapa Negara di dunia saat ini sedang mengalami pandemik
COVID-19, yang disebabkan oleh virus corona. Virus ini bukanlah penyakit pandemik yang
pertama kali terjadi di Dunia. Sebelum muncul virus ini, di Dunia sudah mengalami beberapa
pandemik yang diakibatkan oleh virus jenis lain, seperti pandemik flu babi yang diakibat virus
H1N1 pada 2009. Pada saat itu, flu babi menginfeksi kurang lebih 1,4 miliar orang di seluruh
dunia dan membuat ratusan ribu orang meninggal dunia.

Jauh sebelum itu, Dunia juga pernah mengalami pandemik yaitu pada tahun 1918-1920, yaitu
pandemik spanish flu yang diperkirakan menginfeksi kurang lebih 500 juta orang di seluruh
dunia. Selain itu, salah satu pandemik sangat buruk yang pernah tercatat dalam sejarah Dunia
adalah pandemik Black Plague atau yang sering juga disebut sebagai Black Death. Kasus yang
meninggal akibat virus ini tercatat lebih dari setengah populasi manusia yang ada di benua
Eropa kala itu.

WHO (World Health Organization) adalah sebuah lembaga internasional yang didirikan oleh
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mempunyai tanggungjawab untuk memberikan arah
dan kebijakan dalam penanganan kesehatan masyarakat dunia. WHO juga aktif melakukan
tugas-tugas yang diembannya diantaranya adalah, bertugas menanggulangi kesehatan dengan
cara membantu melakukan pembatasan terhadap penyakit-penyakit menular, memberikan
bantuan kesehatan kepada negara-negara yang membutuhkan, membantu meningkatkan
kesejahteraan dan kesehatan ibu dan anak, serta mendorong dan membantu pelaksanaan
penelitian-penelitian dalam bidang kesehatan.
Indonesia merupakan salah satu anggota PBB yang masih aktif, maka tidak heran WHO juga
memberi saran kepada Indonesia tentang bagaimana cara untuk menghentikan pandemik virus
corona ini. Kebijakan-kebijakan yang telah dikeluarkan oleh WHO sebagaian besar sudah
diterapkan di Indonesia seperti, sering mencuci tangan dengan sabun , memakai masker, social
distancing (pembatasan sosial), New Normal (tatanan hidup baru) dan beberapa kebijakan
lainya.

WHO telah mengeluarkan kebijakan baru tentang bagaimana cara agar roda perekonomian di
suatu Negara tetap tumbuh dan berkembang disaat pandemik virus seperti sekarang ini.
Mereka menamai kebijakan baru dengan nama New Normal. Kebijakan tersebut disambut baik
oleh pemerintah Indonesia dan Rencananya akan diterapkan juga dalam waktu dekat ini.
Namun, muncul beberapa pertanyaan dikalangan masyarakat Indonesia yang masih awam
dengan kata New Normal. Salah satu pertanyaannya adalah

Apakah yang dimaksut dengan New Normal itu, dan apa yang harus dilakukan oleh Masyarakat
dalam memasuki era New Normal ini?

New Normal itu sendiri adalah sebuah tatanan hidup baru ditengah situasi pandemik seperti
sekarang ini, yang bertujuan agar, rodo perekonomian di suatu Negara tetap berkembang dan
berjalan seperti biasa, tetapi dengan tetap mematui protokol kesehatan yang ada, seperti, cuci
tangan dengan sabun, memakai masker, jaga jarak minimal 2 meter, orang yang beresiko
tertular virus seperti orang yang berusia diatas 45 tahun sebaiknya bekerja dari Rumah, dan
masih banyak lagi SOP kesehatan yang lainnya yang wajib dipatui pada saat New Normal
diberlakukan. Masyarakat dimintak untuk taat kepada peratutan/SOP yang telah dibuat agar
bisa memutus mata rantai penyebaran virus ini dengan cepat.

Pemerintah pada saat ini sedang melakukan sosialisai dan berbagai persiapan lain guna untuk
memenuhi syarat New Normal agar bisa diterapkan di Indonesia. WHO juga mengingatkan,
setiap Negara yang hendak melakukan transisi, pelonggaran pembatasan, dan skenario New
Normal harus memperhatikan hal-hal berikut ini:

Bukti yang menunjukkan bahwa transmisi COVID-19 dapat dikendalikan.


Kapasitas sistem kesehatan masyarakat termasuk rumah sakit tersedia untuk mengidentifikasi,
mengisolasi, menguji, melacak kontak, dan mengkarantina.

Risiko virus corona diminimalkan dalam pengaturan kerentanan tinggi , terutama di panti
jompo, fasilitas kesehatan mental, dan orang-orang yang tinggal di tempat-tempat ramai.

Langkah-langkah pencegahan di tempat kerja ditetapkan dengan jarak fisik, fasilitas mencuci
tangan, dan kebersihan pernapasan.

Risiko kasus impor dapat dikelola.

Masyarakat memiliki suara dan dilibatkan dalam kehidupan New Normal.

Menurut data dari biro pers sekretariat presiden terdapat 25 kabupaten/kota yang siap untuk
melakukan New Normal, yaitu:

1. Kota Pekanbaru

2. Kota Dumai

3. Kabupaten Kampar

4. Kabupaten Pelalawan

5. Kabupaten Siak

6. Kabupaten Bengkalis

7. Kota Palembang

8. Kota Prabumulih

9. Kota Tangerang

10. Kota Tangerang Selatan

11. Kabupaten Tangerang

12. Kota Tegal


13. Kota Surabaya

14. Kota Malang

15. Kota Batu

16. Kabupaten Sidoharjo

17. Kabupaten Gresik

18. Kabupaten Malang

19. Kota Palangkaraya

20. Kota Tarakan

21. Kota Banjarmasin

22. Kota Banjar Baru

23. Kabupaten Banjar

24. Kabupaten Barito Kuala

25. Kabupaten Buol

Untuk daerah lain akan menyusul supaya bisa menerapkan New Normal di masa pandemi virus
ini. Tentunya penerapan New Normal kepada daerah lain berdasarkan data tingkat reproduksi
secara umum (R0) dan angka reproduksi per hari (Rt) terhadap virus tersebut.

“Akan kita lihat dari angka dan fakta di lapangan yang berkaitan dengan R0 dan Rt. Apabila
efektif, kita akan gelar perluas lagi ke provinsi yang lain,” ujar Presiden Joko Widodo di Istana
Merdeka Jakarta, Rabu (27/5).

Presiden Joko Widodo juga menyiapkan kurang lebih ada 340.000 personel gabungan TNI dan
Polri yang akan menjaga di 1.800 objek, meliputi aktivitas lalu lintas masyarakat, pusat
perbelanjaan, pasar rakyat, hingga sejumlah tempat pariwisata.

Anda mungkin juga menyukai