11190130000060(PBSI/2B)
Pendahuluan
Infeksi virus ini disebut COVID-19 dan pertama kali ditemukan di kota Wuhan,
Cina, pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan cepat dan telah menyebar ke
wilayah lain di Cina dan ke beberapa negara, termasuk Indonesia. Hal ini membuat
beberapa negara di luar negeri menerapkan kebijakan untuk
memberlakukan lockdown dalam rangka mencegah penyebaran virus Corona. Di Indonesia
sendiri, diberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada
banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun,
virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru
(pneumonia), Middle-East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS).
Gejala awal infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa berupa gejala flu, seperti
demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Setelah itu, gejala bisa
memberat. Pasien bisa mengalam demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak
napas, dan nyeri dada. Gejala-gejala tersebut muncul ketika tubuh bereaksi melawan virus
Corona.
Namun, secara umum ada 3 gejala umum yang bisa menandakan seseorang terinfeksi
virus Corona, yaitu: Demam (suhu tubuh di atas 38 derajat Celsius), Batuk, dan Sesak
napas. Menurut penelitian, gejala COVID-19 muncul dalam waktu 2 hari sampai 2 minggu
setelah terpapar virus Corona.
Pembahasan
Ini yang harus kaliah tahu, aplikasi tersebut akan memperkuat pendataan dan
pengolahan materi advokasi agar pemuda dapat ikut menyuarakan kebutuhan masyarakat
di berbagai daerah, terkait pencegahan dan pengendalian Covid-19. Pada hari senin, 6 april
2020 tercatat 62 perwakilan organisasi pemuda dan individu dari 23 provinsi tergabung
dalam koalisi Gerakan #GardaMudaBerantasCOVID19. Adapun, perwakilan organisasi
pemuda tersebut bergerak dalam dua batalion yang memiliki beberapa misi. Mulai dari
pemetaan kasus dan kondisi implementasi kebijakan efektif di daerah, analisa rekomendasi
kebijakan, serta kampanye kreatif.
Senior Advisor on Gender and Youth to the WHO DG, Diah Saminarsih
menyampaikan bahwa peran kaum muda dalam situasi darurat kesehatan tidak dapat
dikesampingkan. Menurut dia, kaum muda memiliki kapasitas dan kesempatan untuk
menciptakan lingkungan pemungkin (enabling environment) dalam situasi apapun,
termasuk dalam situasi darurat kesehatan. "Mereka memiliki kecepatan, ketangguhan,
kecerdasan, serta jejaring untuk menginisiasi inovasi berbasis teknologi sehingga
memudahkan masyarakat bahkan pengambil keputusan atau kebijakan di daerah masing-
masing," kata Diah dalam diskusi online bertajuk "Pelibatan Kaum Muda dalam Respon
Darurat COVID-19 di Indonesia".1
Beberapa himbauan lain juga seakan menjadi norma baru di Indonesia seperti, cuci
tangan, tidak berjabat tangan, tidak menyentuh wajah, memakai masker saat sakit,
melakukan social distancing atau pembatasan sosial . Berawal dari kota Wuhan, China.
Tidak pernah terbayangkan bahwa severe acute respiratory syndrome coronavirus
2 (SARS-CoV-2) atau virus Corona akan menjadi pandemi yang menakutkan bagi
Indonesia. Bahkan Pilkada 2020 saja bisa jadi ditunda karena corona atau yang paling
parah kita akan mengalami
Pembatasan sosial adalah menjaga jarak setidaknya dua meter dari orang lain dan
menghindari kerumunan untuk mencegah penularan penyakit. Intinya, masyarakat diminta
untuk tidak melakukan kegiatan apapun di luar rumah, terutama jika kegiatan tersebut
tidak terlalu penting atau masih bisa diwakilkan dan diselesaikan dengan layanan
jasa. Mengapa kita harus melakukan social distancing? Serangkaian tindakan social
distancing diprediksi dapat mencegah orang sakit untuk melakukan kontak dengan orang
lain, dan yang terpenting adalah mengurangi atau menekan penyebaran COVID-19.
1
https://www.kompas.com/sains/read/2020/04/08/090200623/pentingnya-peran-kaum-muda-
lawan-virus-corona-pandemi-covid-19?page=1. Diakses pada hari Kamis, 16 April 2020. Pukul 11:33 WIB.
Kenyataannya, masih saja ada pihak-pihak yang „tidak bisa diatur‟ dengan
himbauan social distancing. Sebagian pihak menganggap bahwa kebijakan Pemerintah
untuk meliburkan sekolah di beberapa wilayah menjadi kesempatan emas untuk berlibur
bersama keluarga. Beberapa tempat wisata seperti puncak dan pantai dikunjungi oleh
banyak orang yang menganggap COVID-19 itu bagian dari takdir Tuhan, jadi tidak perlu
ditakuti! lalu, apa hubungannya social distancing dengan pemuda? Di sinilah peran kita
sebagai pemuda diperlukan. Sepatutnya pemuda menjadi contoh yang baik untuk
menerapkan pembatasan sosial ini, bukan sebaliknya!
Banyak kegiatan produktif lainnya yang bisa kita lakukan di dalam rumah, yang
mungkin selama ini kita abaikan. Misalnya, membaca buku, memasak, melukis, bahkan
menjalin hubungan yang lebih erat lagi dengan keluarga. Dengan melakukan pembatasan
sosial, kita bukan hanya sedang menolong nyawa orang lain, namun juga menyelamatkan
nyawa kita sendiri. Bagaimana jika orang-orang masih bertahan dengan „kekolotan‟
mereka? Kita tahu bahwa berhadapan dengan orang yang ngeyel itu memang sangat
menyebalkan.
Sebagai pemuda, beri edukasi kepada teman-teman terdekat kamu. Entah itu satu
geng atau beda geng. Sampaikan kepada mereka secara baik-baik bahwa Covid-19 ini
bukan hal yang patut diremehkan. Meskipun kita tidak menunjukkan gejala apapun yang
mengarah kepada virus ini, namun bisa saja kita adalah carrier atau individu yang
menularkan virus ke orang-orang di sekitar tanpa kita sadari. Selain itu, jangan lupa
sampaikan kepada ayah ibu kalian bahwa untuk saat ini, menjauhi kegiatan di luar rumah
adalah hal yang terbaik. Katakan bahwa kalian sangat menyayangi mereka, dan ingin
mereka sehat-sehat selalu.
Melakukan social distancing adalah panggilan moral yang harus dimiliki oleh kita
semua. Kalau kamu benar-benar menyayangi diri sendiri, ayah, ibu, keluarga, dan sahabat-
sahabat kamu, coba bayangkan wajah mereka setiap kali kamu mau melangkahkan kaki ke
luar rumah.Ingatlah bahwa dengan menerapkan dan selalu mengingatkan orang-orang
terdekat akan pentingnya social distancing, kamu sedang melindungi mereka dan ikut andil
dalam mencegah penyebaran virus ini.
Kita mengetahui bahwa tidak semua profesi bisa dikerjakan dari rumah (work from
home). Beberapa di antaranya adalah dokter, perawat, pekerja pabrik, supir, petani, dan
pedagang kaki lima. Pada beberapa hari yang lalu, saya menyimak berita di televisi, bahwa
banyak driver online yang pendapatannya sangat minim. Biasanya mereka sehari mendapat
Rp. 75.000,- namun saat ini driver online dibatasi sebab pandemi COVID-19. Jadi, mereka
mendapat hanya setengahnya saja. Saya merasa miris dan iba kepada driver online yang
hanya mengharapkan gajinya pada penumpang.
Apalagi kita sebagai mahasiswa yang mampu, selain melakukan social distancing
dan menguatkan informasi digital. Saya berpikiran untuk memberikan sedekah bagi orang
yang membutuhkan, agar mereka juga dapat menghasilkan pendapatan yang tidak minim.
Memberikan sedekah ini tidak hanya berbentuk nominal atau uang saja, kita juga dapat
memberikan donasi seperti sembako, masker, dan hand sanitizer. Karena zaman wabah
COVID-19 ini justru harga masker dan hand sanitizer semakin tinggi dan jarang di
temukan di apotek, toko, super market lainnya.
Dalam memberikan sedekah ini, kita membentuk kelompok bansos, mungkin jika
kalian mengikuti organisasi di kampus, kalian bisa bentuk kelompok bansos dengan
anggota organisasi kalian. Atau jika kalian aktif mengikuti karang taruna di lingkungan
rumah, kalian bisa bentuk kelompok bansos dengan anggota karang taruna tersebut. Maka
dari itu, jika kita bersosialisasi dengan masyarakat, kita dapat merasakan kemanusiaan
yang benar-benar terjalin hubungannya dengan damai, sentosa, dan sejahtera. Orang lain
merasa bahagia dengan adanya bantuan sosial atau penggalan dana untuk bershodaqoh,
Allah SWT. pun memberikan kita pahala yang berlipat ganda.
Saya membaca di internet bahwa pria lulusan Harvard University itu juga
menerangkan ada tiga hal yang bisa dilakukan kaum milenial:
1. Menjaga jarak atau social distancing.
Menurut saya, beribadah, bekerja, sekolah di rumah saja terlebih dahulu. Namun,
saya melihat di sekitar lingkungan yang saya tempati, masih banyak orang lain yang tidak
mengikuti aturan Pemerintah dan tidak percaya dengan adanya virus corona ini. untuk itu,
saya sebagai pemuda penting dalam menghadapi COVID-19, sebab generasi millennial ini
penular terbesar. Ironisnya banyak pemuda yang meremehkan, padahal virus ini sangat
berbahaya terutama bagi orang-orang yang di sekitarnya. Jadi, kita harus mengajak orang
lainuntuk berdiam diri di rumah atau menajga jarak.
3. Mengingatkan sekitar untuk tidak saling menyerang dan saling membully sesama.
2
https://wargamuda.com/youth-policy/pandemi-covid-19-pemuda-indonesia-bisa-apa/. Diakses
pada Hari Kamis, 16 April 2020. Pukul 11:38 WIB.
Saat ini jangan saling menyalahkan orang lain terkait virus corona yang menyebar,
kita sebagai pemuda wajib menolong sesama dengan bantu dana, donasi. Jika kalian
alumni mahasiswa Kedokteran, sebaiknya memberikan konsultasi gratis tanpa dipungut
biaya apapun.3
Kita sebagai mahasiswa, generasi millennial, kaum pemuda, ataupun relawan muda
harus melakukan pencegahan COVID-19 dengan melakukan edukasi melalui sosialisasi
yang tepat dengan menjelaskan perihal informasi terkait dengan COVID-19, baik gejala,
cara penularan, maupun langkah-langkah pencegahan lainnya. Kita sebagai pemuda juga
harus mendata penduduk rentan sakit, seperti orang tua, balita, orang yang memiliki
penyakit menahun, penyakit tetap, penyakit kronis lainnya. Tugas lainnya, pemuda harus
mengidentifikasi fasilitas-fasilitas desa yang bisa dijadikan sebagai ruang isolasi,
melakukan penyemprotan disinfektan, dan menyediakan cairan pembersih tangan (hand
sanitizer) di tempat umum, seperti balai desa, menyediakan alat kesehatan untuk deteksi
dini, perlindungan, serta pencegahan penyebaran wabah dan penularan COVID-19.
Selain itu, relawan muda menyediakan informasi pentinng terkait dengan
penanganan COVID-19 seperti nomor telepon rumah sakit rujukan, nomor telepon
ambulan, dan lain-lain. Relawan muda juga melakukan deteksi dini penyebaran COVID-19
dengan memantau pergerakan masyarakat. Tidak hanya pencegahan, relawan muda juga
bertugas melakukan penanganan terhadap warga desa korban COVID-19 melalui kerja
sama dengan rumah sakit atau puskesmas setempat, penyiapan ruang isolasi di desa,
merekomendasikan kepada warga yang pulang dari daerah terdampak COVID-19 untuk
melakukan isolasi diri, membantu menyiapkan logistic kepada warga yang masuk ruang
isolasi.4
Dalam menghadapi masa krisis yang penuh ketidakpastian, setiap elemen
masyarakat khususnya kita sebagai pemuda yang aktif harus berkontribusi dalam
pencegahan COVID-19. Beberapa waktu lalu, sejumlah mahasiswa Universitas Indonesia
berasal dari Fakultas Kedokteran UI dan Fakultas Ilmu Komputer UI berkolaborasi
menciptakan platform penyedia asesmen risiko terkena COVID-19 yang diberi nama
EndCorona. Soft launching EndCorona dilakukan secara live streaming melalui akun
Youtube resmi FKUI. EndCorona dilengkapi berbagai fitur yang dapat membantu
masyarakat menghadapi COVID-19 di Indonesia. Di antaranya, asesmen kerentanan
3
https://m.tribunnews.com/nasional/2020/03/23/peran-milenial-tangani-covid-19-belva-devara-
jaga-jarak-perangi-hoaks-tidak-saling-menyalahkan?page=all. Diakses pada hari Kamis, 16 April 2020. Pukul
11:46 WIB.
4
Jawa Pos, Edisi 78:1982, Surabaya, PT Grafiti Pers.
COVID-19, hotline lengkap rumah sakit dan dinas kesehatan daerah se-Indonesia, helpline
FKUI yang dikelola oleh humas FKUI, konten edukasi dan berita terpercaya, statistik
harian yang datanya diambil dari Kementerian Kesehatan RI, dan data tracking untuk
penelitian.
Fitur asesmen berfungsi mengetahui kondisi diri sendiri. Asesmen ini dapat
digunakan untuk mengelompokkan pengguna sesuai kerentanan mengidap COVID-19
dengan kategori risiko rendahh, hati-hati, rentan, dan sangat rentan. Pengkajian tersebut
didasarkan pada pengkajian mendalam tim pembimbing FKUI-RSCM dari jurnal ilmiah
terpercaya, termasuk juga rekomendasi Nasional dan Internasional berbasis bukti. Inisiator
EndCorona Arya Lukmana menjelaskan cara kerja fitur asesmen kerentanan terhadap
COVID-19 ini. “Data dari asesmen ini kalau dicentang , FKUI akan mengoleksi data
tersebut tanpa mengoleksi data identitas. Tujuannya adalah penelitian untuk
mengembangkan pengetahuan FKUI terhadap COVID-19”ujarnya.
Setelah itu, pengguna bisa mengisi rangkaian pertanyaan yang telah didesain
khusus oleh tim pembimbing FKUI-RSCM. Pengguna bisa mendapatkan hasil asesmen
selama kurang lebih tiga menit. Apabila sudah masuk kategori rentan atau sangat rentan,
pengguna akan dianjurkan untuk menghubungi hotline nasional, whatsapp FKUI, maupun
dinas kesehatan dan rumah sakit, semuanya sudah masuk dalam daftar platform. Menurut
Arya, EndCorona juga dilengkapi fitur belajar dan pranala penting. Fitur belajar ini
didesain seperti instagram story atau whatsapp story yang mudah dipahami oleh
masyarakat.
Di dalam pranala penting, para pengguna bisa melihat peta rumah sakit rujukan
Indonesia, tautan langsung ke WHO, dan peta kasus COVID-19 secara global maupun
nasioanal. EndCorona juga hadir sebagai kanal informasi dan edukasi untuk membantu
masyarakat menemukan pengetahuan yang benar berdasarkan ilmu kedokteran,
memberikan informasi, situasi tekini, dan mencegah berkembangnya berita hoaks
mengenai COVID-19. Melalui aplikasi ini, berharap bisa menjadi salah satu solusi dan
upaya memutuskan mata rantai penyebaran penyakit.5
Universitas Pelita Harapan(UPH) mengarahkan 88 orang relawan untuk membantu
penganan pasien COVID-19 di sejumlah rumah sakit Siloam Hospital. Mereka terdiri atas
mahasiswaa dan alumni muda dari Fakultas Kedokteran dan Fakultas Keperawatan.
Fakultas Kedokteran UPH menerjunkan 50 orang merupakan mahasiswa program profei
5
Republika, Edisi 98: 1993, Yogyakarta, PT Republika Media Mandiri.
dan dokter baru. Sejak 30 maret mereka disebar di Siloam Hospital Kelapa Dua, Rumah
Sakit Umum Siloam, Siloam Hospital Mampang, dan Siloam Hospital Lippo Village.
Dekan FK UPH, Pof Eka J Wahjoepramono, mengatakan pihaknya secara khusus
mendorong para dokter muda untuk berkontribusi menangani wabah COVID-19 ini
sebagai manifestasi sumpah nomor saty seorang dokter yakni mengabdikan diri untuk
kemanusiaan.
Adapun Fakultas Keperawatan UPH mengerahkan 38 mahasiswanya sebagai
bagian dari Program Profesi Ners. Sebanyak 18 orang ditempatkan di Siloam Hospitals
Kelapa Dua dan 20 sisanya di Siloam Mampang 9 Residence. Dosen sekaligus Koordinator
Relawan FON UPH, Marisa, mengatakan 38 mahasiswanya dari program profesi itu sudah
mulai dikerahkan sejak 23 Maret 2020 lalu. Mereka akan terus membantu hingga
berakhirnya masa tanggap darurat COVID-19 di Indonesia.
Kegiatan mereka, kata Marisa, membantu tim dokter dan perawat rumah sakit. Di
samping itu, mereka juga membantu pemenuhan kebutuhan dasar pasien dan pemberian
terapi sesuai pesanan medis di bawah supervise perawat Siloam Hospitals. Baik relawan
dokter maupun perawat, lanjut Marisa, semuanya telah dibekali terlebih dahulu sebelum
diterjunkan. Tim Manajemen Siloam dan Nursing Division Siloam Hospitals membekali
mereka terkait perawatan pasien COVID-19, penggunaan APD, dan sistem operasional
rumah sakit. Khusus untuk relawan dokter, mereka diberikan materi tambahan dari
Ancillary Medical Affairs (AMA) unit dan Doctors Training Siloam Head Office.6
Itulah beberapa contoh peran mendidik pemuda dalam mencegah COVID-19
diambil dalam kutipan media cetak yakni koran. Diri sendiri juga perlu mencegah COVID-
19 di antaranya sering mencuci tangan memakai sabun, bekerja, belajar, beribadah di
rumah, jaga jarak dan hindari kerumunan, tidak berjabat tangan, serta memakai masker
apabila sakit atau harus berada di tempat umum. Dalam meningkatkan imunitas/kekebalan
tubuh di antaranya konsumsi gizi seimbang, tidak merokok, suplemen vitamin, aktivitas
fisik/senam ringan, istirahat cukup, dan mengendalikan penyakit penyerta seperti diabetes
mellitus, hipertensi, kanker.
Dalam menerapkan etika batuk dan bersin di antaranya gunakan masker, tutup
mulut dan hidung dengan lengan atas bagian dalam, gunakan tisu dan buang di tempat
sampah tertutup, segera mencuci tangan memakai sabun dengan air mengalir. Dalam
menjaga jarak di antaranya jika harus ke tempat umum gunakan masker, hindari
6
Ibid,.
kerumunan/keramaian, tidak menerima tamu/berkunjung, anak sebaiknya bermain di
rumah, tidak bersalaman, tunda mudik. Dalam pembatasan interaksi fisik di antaranya jaga
jarak dengan orang lain minimal 1 meter, hindari bepergian ke tempat wisata, jangan pergi
ke luar kota atau ke luar negeri, bekerja, belajar , beribadah di rumah, jika Anda sakit,
dilarang mengunjungi orangtua yang berumur di atas 60 tahun, jika Anda tinggal satu
rumah jangan interaksi dengan mereka.7
Wabah penyebaran virus Corona atau Covid-19 semakin tak terbendung. Beberapa
negara sudah menerapkan sistem lockdown. Hal ini bertujuan agar virus berbahaya ini
tidak semakin meluas. Sampai saat ini, vaksin untuk mencegah virus Covid-19 belum
ditemukan. Namun, beberapa orang yang terkena bisa dinyatakan sembuh dan terbebas
dari virus mematikan tersebut dengan mengikuti saran yang diberikan oleh tenaga medis
yang menangani pasien tersebut. Oleh karena itu, sebagai generasi millennial yang sehat
dan memiliki imun yang kuat sangat dianjurkan mengikuti saran yang diberikan
Pemerintah saat ini agar penyebaran virus Covid-19 ini tidak semakin menyebar. Saatnya
kita sadar , inilah 5 peran penting pemuda dalam pencegahan COVID-19 di antaranya
Hal ini biasanya sering dilakukan oleh kaum hawa ketika bertemu dengan teman
akrabnya. Saling berjabat tangan kemudian berpelukan atau cipika-cipiki itu menjadi hal
yang biasa, namun untuk keadaan saat ini, hal tersebut sangat tidak dianjurkan. Tidak
bersentuhan dan saling menjaga jarak adalah salah satu cara yang disarankan Pemerintah
untuk mencegah penularan virus Covid-19.
Ditulis dalam buku Kementerian Kesehatan Republik Indonesia berjudul “Apa yang Harus
7
Dengan berbagai aktivitas yang dilakukan selama seharian, tentu begitu banyak
bakteri yang menempel di tangan. Terutama saat kondisi seperti ini. Penyebaran virus
COVID-19 ini bisa tertular apabila tangan kita tidak bersih. Rajin mencuci tangan dengan
sabun juga salah satu cara untuk mencegah virus COVID-19 masuk ke dalam tubuh.
Penyebaran virus Covid-19 yang semakin cepat ini secara tidak langsung
mengajarkan kita untuk hidup bersih dan sehat. Rajin berolahraga serta makan makanan
yang bergizi yang kaya akan vitamin dan kalsium sangat penting untuk menjaga imunitas
agar tidak mudah terserang virus Covid-19. Jangan lupa juga untuk minum air putih dan
menjaga pola tidur supaya tubuh tetap sehat.8
8
https://www.idntimes.com/life/inspiration/rizna-m-hidayah/5-peran-millennial-yang-bisa-
membantu-pencegahan-covid-19-yuk-peka-c1c2/5. Diakses pada jum’at 17 april 2020. Pukul 14:41 WIB.
c. Jika harus keluar rumah, hindari kerumunan, jaga jarak, dan menggunakan
masker.
d. Membuka jendela untuk mendapatkan sirkulasi udara yang baik. Jika
menggunakan kipas angina atau AC, perlu dilakukan pemeliharaan secara rutin
e. Segera mandi dan mengganati pakaian setelah bepergian.9
Tidak hanya peran pemuda saja dalam menghadapi virus COVID-19, namun peran
kita sebagai umat muslim sangatlah penting di antaranya:
Mendorong agar ummat Islam tetap tenang dan waspada dalam menghadapi
pandemi Covid-19 di manapun berada. Selain itu, mengimbau agar ummat Islam tidak
menyebarkan berita atau informasi hoaks seputar pandemi Covid-19. Serta
menangkal dan meminimalkan potensi penyebaran virus Covid-19.
Mengimbau agar ibadah shalat ini tetap dilakukan berjamaah di rumah masing-
masing bersama anggota keluarga. Ibadah shalat Jumat dan shalat berjamaah di masjid bisa
dilaksanakan seperti biasa di wilayah-wilayah yang terkendali dan memiliki potensi
penularan rendah. Namun Dewan Syariah Wahdah Islamiyah mengimbau agar ummat
Islam tetap waspada akan risiko penularan yang ada di sekitar.
9
Ditulis dalam Surat Edaran Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tentang Penggunaan Bilik
Desinfeksi dalam Rangka Pencegahan Penularan COVID-19.
Selain berikhtiar dengan melakukan beragam anjuran upaya pencegahan, ummat
Islam juga diharapkan selalu takarub kepada Allah agar terhindar dari musibah dengan cara
memperbanyak zikir, istighfar, taubat dan berdoa. Kita sebai umat muslim untuk
memperbanyak sedekah, meninggalkan perilaku zalim hingga beramar makruf nahi
mungkar. Karena bukan tidak mungkin bila kejadian pandemi Covid-19 ini adalah salah
satu cara Allah memberikan peringatan agar ummat Islam semakin mendekatkan diri
kepada-Nya.
5. Qunut Nazilah
Dewan Syariah Wahdah Islamiyah juga mengajak ummat Islam untuk melakukan
kunut nazilah. Kunut nazilah adalah memanjatkan doa untuk menangkal turunnya mala
petaka. Dewan Syariah Wahdah Islamiyah mengungkapkan ada dua kaifiah dalam
melakukan kunut nazilah. Salah satunya adalah doa Qunut diucapkan pada setiap shalat
fardhu, yaitu ketika i'tidal setelah rukuk pada rakaat terakhir. Kedua, doa kunut nazilah
dibaca secara jahar oleh imam, baik pada shalat jahriyyah seperti Shalat Subuh, Maghrib
dan Isya, atau saat Shalat Sirriyyah seperti Shalat Zuhur dan Ashar, yang kemudian
diamini oleh para makmum.10
Mungkin dalam essay yang saya paparkan saat ini, Presiden Joko Widodo
menetapkan bahwa selama situasi COVID-19 ini belum terselesaikan, kita selaku
mahasiswa dianjurkan untuk di rumah saja selama satu semester dalam melaksanakan
perkuliahan secara daring. Memang itu sangat membosankan, kita berjam-jam menatap
laptop, kuota internet menipis, ditambah lagi tugas semakin banyak, serta uang kuliah
tunggal semester depan naik. Belum tentu penghasilan orangtua mereka terbilang banyak.
10
https://republika.co.id/berita/q7gafw384/5-peran-aktif-ummat-islam-batasi-penyebaran-
covid19. Diakses pada sabtu, 18 april 2020. Pukul 12:56 WIB.
Kita sebagai mahasiswa mampu berpikir kritis, tolonglah berikan kami hak yang cukup
seperti kuota internet gratis untuk seluruh mahasiswa Indonesia, atau berikan kami dana
subsidi pendidikan yang layak, agar kami juga tidak merasa terbebankan.
Penutup
Jadi, kita sebagai mahasiswa atau generasi muda memiliki peran penting dalam
mencegah COVID-19 di antaranya: