Anda di halaman 1dari 19

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

TANDA TANDA BAHAYA MASA NIFAS PADA IBU

Dosen Pengampu Mata Kuliah :


Andri Tri Kusumaningrum, S.SiT.,M.Kes

Disusun Oleh:
Intan Delta Mega Sagita (2102021821)

DIII KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Satuan Acara
Penyuluhan (SAP) dengan tema tanda tanda bahaya masa nifas pada Ibu

Satuan Acara Penyuluhan ini disusun sebagai referensi bagi masyarakat untuk
menambah wawasan mengenai tanda tanda bahaya masa nifas pada Ibu

Kami ucapan terimakasih kepada Dosen Pembimbing yang telah membantu dan
mendukung dalam penyelesaian Satuan Acara Penyuluhan (SAP) ini. Semoga Satuan
Acara Penyuluhan (SAP) ini bermanfaat bagi kita semua dalam menambah wawasan
mengenai tanda tanda bahaya masa nifas pada Ibu

Lamongan, 15 Oktober 2022

Penulis
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

TANDA TANDA BAHAYA MASA NIFAS PADA IBU

Pokok bahasan :Tanda tanda bahaya masa nifas pada ibu Sub bahasan
:
1). Pengertian masa nifas
2). Pengertian tanda bahaya masa nifas
3). Macam macam tanda bahaya masa nifas pada ibu
4). Penanganan yang harus dilakukan jika mengalami tanda bahaya masa nifas
Penyuluh : Bidan Intan
Moderator : Ketua umum pembinaan kesejahteraan keluarga (PKK)
Tempat : Balaidesa Pejok Kedungadem
Sasaran : Ibu nifas
Waktu : Minggu , 16 oktober 2022 pukul 09.00 - 09.40 WIB
LATAR BELAKANG

Masa nifas merupakan masa setelah persalinan yaitu terhitung dari setelah plasenta
keluar, masa nifas disebut juga masa pemulihan, dimana alat-alat kandungan akan
kembali pulih seperti semula.
Masa nifas merupakan masa ibu untuk memulihkan kesehatan ibu yang umumnya
memerlukan waktu 6-12 minggu (Nugroho, Nurrezki, Desi, & Wilis, 2014). Nifas

adalah periode mulai dari 6 jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan (Kementrian
Kesehatan, 2014).
Pelayanan pacsa persalinan harus terselenggara pada masa itu untuk memenuhi
kebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi dini dan pengobatan
komplikasi dan penyakit yang mungkin terjadi, serta penyediaan pelayanan pemberian
ASI, cara menjarangkan kehamilan, imunisasi dan nutrisi bagi ibu (Saifuddin,2010).
Pada wanita atau ibu nifas penjelasan mengenai tanda-tanda bahaya masa nifas sangat
penting dan perlu, dikarenakan masih banyak ibu atau wanita yang sedang hamil atau
pada nifas tidak mengetahui tentang tanda-tanda bahaya masa nifas, baik yang
diakibatkan masuknya kuman kedalam alat kandungan seperti eksogen (kuman datang
dari luar), autogen (kuman masuk dari tempat lain dari dalam tubuh) dan endogen
(darijalan lahir sendiri). Keadaan ini terutama disebabkan oleh konsekuensi ekonomi,
disamping ketidaksediaan pelayanan atau rendahnya peranan fasilitas dalam
menyediakan pelayanan kesehatan yang cukup berkualitas. Rendahnya kualitas
pelayanan kesehatan juga menyebabkan rendahnya keberhasilan promosi kesehatan
dan deteksi dini serta penatalaksanaan yang adekuat terhadap masalah dan penyakit
yang timbul pada masa pasca persalinan (Winkjosastro, 2010).
TUJUAN

A. TUJUAN UMUM

Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan mengenai tanda tanda bahaya


pada ibu nifas selama 40 menit, diharapkan ibu nifas dapat mengerti dan
memahami tentang tanda tanda bahaya pada ibu nifas termasuk perdarahan
dan infeksi

B. TUJUAN KHUSUS
Setelah mendapatkan penjelasan selama 40 menit ibu nifas akan mampu :
a. Menjelaskan pengertian masa nifas
b. Menjelaskan pengertian tanda bahaya masa nifas pada ibu
c. Menyebutkan macam macam tanda bahaya masa nifas pada ibu
d. Menjelaskan penanganan yang harus dilakukan jika mengalami tanda
bahaya masa nifas
C. METODE PEMBELAJARAN
a. Ceramah
b. Tanya Jawab
D. MATERI PENYULUHAN
Terlampir
E. MEDIA PENYULUHAN

Leaflet
F. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur

• Dalam penyuluhan mengenai tanda tanda bahaya masa nifas pada ibu telah
dilakukan tahap persiapan mengenai kontrak waktu, tempat serta materi yang
akan disampaikan pada para ibu nifas
• Materi disiapkan dalam bentuk satuan acara penyuluhan (SAP) yang dibuatkan
dalam bentuk leaflet dengan ringkas, menarik, dan mudah dimengerti oleh para
ibu nifas
• Penggunaan media lengkap dan kondisi tempat yang kondusif.

2. Evaluasi Proses
Sasaran
a. Para ibu nifas hadir untuk mengikuti penyuluhan
b. Para ibu nifas aktif mendengarkan materi yang disampaikan
c. Di dalam proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara penyuluh dan
para ibu nifas
d. Para Ibu nifas yang hadir diharapkan tidak ada yang meninggalkan tempat
penyuluhan.
Penyuluh
a. Penyuluh menguasai langkah kegiatan saat penyuluhan.
b. Penyuluh memahami materi yang akan dijelaskan kepada para ibu nifas

G. EVALUASI HASIL
• Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
• Para ibu nifas mampu memahami tentang tanda tanda bahaya masa nifas
• Para ibu nifas mampu menjelaskan ulang tentang tanda tanda bahaya masa nifas
NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN METODE
PESERTA

1 09.00 Pembukaan : 1. Menjawab salam Ceramah


1. Mengucap salam. 2. Mendengarkan
2. Memperkenalkan diri.

3. Menjelaskan maksud dan


tujuan dari penyuluhan.
4. Menyebutkan materi yang
akan diberikan.
5. Kontrak waktu.
2 09.10 Penyampaian materi 1. Menyimak Ceramah
a. Pengertian masa nifas 2. Memperhatikan
b. Pengertian tanda bahaya
masa nifas
c. Macam macam tanda bahaya
masa nifas pada ibu. d.
Penanganan yang harus
dilakukan jika mengalami tanda
bahaya masa nifas

3 09.35 Evaluasi 1. Masyarakat bertanya Ceramah dan


1. Menyimpulkan isi. tanya jawab
2. Penyuluh menjawab
2. Penyuluhan secara singkat.
3. Kesempatan peserta bertanya
kepada penyuluh. 4.
Penyuluh menanyakan
kesulitan selama penyuluhan
kepada ibu nifas mengenai
materi yang disampaikan.

4 09.40 Penutup 1. Mendengarkan Ceramah


1. Memberikan apresiasi Ceramah
kepada para ibu nifas 2. Menjawab salam
2. Mengucapkan
terimakasih atas perhatian para
ibu nifas
3. Mengucapkan maaf apabila
ada kesalahan.
4. Mengucapkan salam

H. SETTING

Keterangan :
Merah : Penyaji / penyuluh (Bidan Intan) Hijau :
Moderator (Ketua Umum PKK).
Biru muda: Para ibu nifas
TANDA TANDA BAHAYA MASA NIFAS PADA IBU

A. Pengertian Masa Nifas


Masa nifas (puepurium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai
sampai alat – alat kandungan kembali seperti pra-hamil. Lama masa nifas ini yaitu
6-8 minggu. Jadi masa nifas (puepurium) adalah setelah keluarnya plasenta sampai
alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal masa nifas
berlangsung selama 6 samapai 40 hari (Setyo Retno Wulandari, 2011). Akan
tetapi, seluruh otot genetalia baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan
dalam waktu 3 bulan (Astutik, 2015). Periode pasca persalinan meliputi masa
tranisi kritis bagi ibu, bayi dan keluarganya secara fisiologis, emosional dan social
(Haryani, 2012).

B. Pengertian Tanda Bahaya Masa Nifas Pada Ibu


Tanda bahaya masa nifas adalah suatu tanda yang abnormal yang
mengidentifikasikan adanya bahaya atau komplikasi yang dapat terjadi selama
masa nifas, apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan
kematian ibu (Pusdiknakes, 2003).

C. Macam Macam Tanda Bahaya Masa Nifas Pada Ibu


1. Perdarahan pasca persalinan (postpartum)
Perdarahan pasca persalinan (post partum) adalah perdarahan yang melebihi 500600
ml setelah bayi lahir (Eny, 2009). Terbaginya ada 2 bagian yaitu:
1) Perdarahan post partum primer (early post partum hemorrhage) yang terjadi
dalam 24 jam setelah anak terlahir atau perdarahan dengan volume seberapapun
tetapi terjadi perubahan keadaan umum ibu dan tanda-tanda vital sudah
menunjukkan analisa adanya perdarahan. Penyebab utama adalah atonia uteri,
retensio plasenta, sisa plasenta dan robekan jalan lahir. Terbanyak dalam 2 jam
pertama.
2) Perdarahan post partum sekunder (late post partum hemorrhage) yang terjadi
setelah 24 jam hingga masa nifas selesai. Perdarahan postpartum sekunder yang
terjadi setelah 24 jam, biasanya terjadi antara hari ke 5 sampai 15 postpartum.

Penyebab utamanya adalah robekan jalan lahir dan sisa plasenta. Menurut
Manuaba (2008), perdarahan post partum merupakan penyebab penting
kematian maternal.
Tanda perdarahan postpartum
1. Perdarahan tidak berkurang atau berhenti
2. Tekanan darah menurun
3. Detak jantung meningkat
4. Suhu tubuh menurun
5. Pernafasan meningkat
6. Lemas dan pucat
7. Uterus terasa lembek
8. Rasa sakit di perut setelah melahirkan tidak kunjung membaik
9. Pembengkakan daerah tubuh
Faktor-faktor penyebab perdarahan post partum adalah:

1. Paritas lebih dari 5.


2. Jarak persalinan yang pendek.
3. Persalinan yang dilakukan dengan tindakan yaitu pertolongan kala uri sebelum
waktunya, pertolongan persalinan oleh dukun, persalinan dengan tindakan
paksa. (Notoatmodjo, 2008) Penanganan :
Untuk mengatasi kondisi ini dilakukan penanganan umum dengan perbaikan
keadaan umum dengan pemasangan infuse, transfuse darah, pemberian antibiotic,
dan pemberian uterotonika. Pada kegawatdaruratan dilakukan rujukan ke rumah
sakit (Manuaba, 2008).
2. Infeksi pada masa postpartum
Infeksi alat genital dalalm masa nifas yang ditandai dengan meningkatnya suhu >38
yang terjadi selama 2 hari berturut-turut dalam waktu dalam 10 hari pertama
postpartum, kecuali 24 jam pertama postpartum. Tanda dan Gejala :
1) Infeksi Luka Perineal dan Luka Abdominal
• Nyeri yang terlokalisir
• Disuria
• Demam ringan (biasanya di bawah 38,3 C)
• Nadi dibawah 100 x/menit
• Oedema dan Inflamasi pada tempat luka
• Pus, eksudat berwarna kelabu kehijauan
• Luka membuka
2) Infeksi Endometrium
• Takikardi, 100-140x/mnt
• Suhu 38-40 C
• Menggigil
• Nyeri tekan uterus yang meluas secara lateral
• Sub involusi
• Distendi abdomen
• Lochea sedikit atau banyak berbau busuk
• Jumlah sel darah putih meningkat Tanda dan Gejala :

Tanda dan gejala yang timbul pada infeksi post partum antara lain demam, nyeri di
daerah infeksi, terdapat tanda kemerahan pada daerah yang terinfeksi, fungsi organ
terganggu.

Gambaran klinis infeksi post partum adalah sebagai berikut:

a. Infeksi lokal

Warna kulit berubah, timbul nanah, bengkak pada luka, lokea bercampur nanah,
mobilitas terbatas, suhu tubuh meningkat.

b. Infeksi umum

Sakit dan lemah, suhu badan meningkat, tekanan darah menurun, nadi meningkat,
pernafasan meningkat dan sesak, penurunan kesadaran hingga koma, gangguan
involusi uteri, lokea berbau, bernanah dan kotor.

Penanganan :

1) Segera dilakukan kultur dari sekret vagina dan servik, luka operasi dan darah,
serta uji kepekaan untuk mendapatkan antibiotika yang tepat.
2) Memberikan dosis yang cukup dan adekuat.
3) Memberikan antibiotika spektrum luas sambil menunggu hasil laboratorium.
4) Pengobatan mempertinggi daya tahan tubuh seperti infus, transfusi darah,
makanan yang mengandung zat-zat yang diperlukan tubuh serta perawatan
lainnya sesuai komplikasi yang ada.

3. Lochea yang berbau busuk


Lochea adalah cairan yang dikeluarkan uterus melalui vagina dalam masa nifas,
jumlah lebih banyak dari pengeluaran darah dan lendir waktu menstruasi dan berbau
anyir (cairan ini berasal dari bekas melekatnya atau implantasi placenta) Lochea
Purulenta adalah lochea yang keluar karena adanya infeksi, keluar cairan seperti
nanah dan berbau busuk Faktor penyebab:
Ini terjadi karena infeksi dan komplikasi plasenta rest. Plasenta rest merupakan
bentuk perdarahan pasca partus berkepanjangan sehingga pengeluaran lochea
disertai darah lebih dari 7 – 10 hari. Dapat terjadi perdarahan baru setelah
pengeluaran lochea normal, dan dapat berbau akibat infeksi plasenta rest. Pada
evaluasi pemeriksaan dalam terdapat pembukaan dan masih dapat diraba sisa
plasenta atau membrannya. Subinvolusi uteri karena infeksi dan menimbulkan
perdarahan terlambat (Manuaba, 2008).
Penanganan :

Tindakan penanganan meliputi pemasangan infus profilaksis, pemberian antibiotik


adekuat, pemberian uterotonika (oksitosin atau metergin), dan tindakan definitif
dengan kuretase dan dilakukan pemeriksaan patologi-anatomik (Notoatmodjo,
2008).
4. Pengecilan rahim terganggu (Sub involusi uterus)
Involusi adalah keadaan uterus mengecil oleh kontraksi rahim dimana berat rahim
dari 1000 gram saat setelah bersalin menjadi 40-60 gram 6 minggu kemudian. Bila
pengecilan ini kurang baik atau terganggu disebut sub involusi (Eny, 2009).
Tanda dan Gejala Sub Involusi
1. Perdarahan uterus yang tidak teratur atau berlebihan
2. Kram nyeri yang irreguler pada kasus tertahannya hasil konsepsi
3. Kenaikan suhu pada kasus sepsis
4. Saat uterus di palsasi terasa lembek
5. Tinggi uterus lebih besar dari normal
6. Pucat, pusing, gelisah, nadi lemah, ekstermitas dingin, tekanan darah rendah
7. Keluarnya lochea abnormal yang berlebih dan atau berkepanjangan
8. Keluarnya lochea sering kali gagal berubah dari bentuk rubra ke bentuk serosa,
lalu ke bentuk alba Faktor penyebab:
Ini terjadi karena infeksi dan komplikasi plasenta rest. Plasenta rest merupakan
bentuk perdarahan pasca partus berkepanjangan sehingga pengeluaran lochea
disertai darah lebih dari 7 – 10 hari. Dapat terjadi perdarahan baru setelah
pengeluaran lochea normal, dan dapat berbau akibat infeksi plasenta rest. Pada
evaluasi pemeriksaan dalam terdapat pembukaan dan masih dapat diraba sisa
plasenta atau membrannya. Subinvolusi uteri karena infeksi dan menimbulkan
perdarahan terlambat (Manuaba, 2008).
Penanganan :
Pengobatan dilakukan dengan memberikan injeksi methergin setiap hari ditambah
ergometrin per oral. Bila ada sisa plasenta lakukan kuretase. Berikan antibiotik
sebagai pelindung infeksi (Prawirohardjo,2008).
5. Nyeri pada perut dan pelvis
Tanda-tanda nyeri perut dan pelvis dapat menyebabkan komplikasi nifas
seperti peritonitis. Peritonitis adalah peradangan pada peritonium yang biasa
disebabkan oleh infeksi selaput rongga perut , peritonitis umum dapat menyebabkan
kematian 33% dari seluruh kematian karena infeksi Faktor penyebab:
Peritonitis nifas bias terjadi karena meluasnya endometritis, tetapi dapat juga
ditemukan bersama-sama dengan salpingo-ooforitis dan sellulitis pelvika.
Selanjutnya pada kemungkinan bahwa abses pada sellulitis mengeluarkan nanahnya
ke rongga paritonium dan menyebabkan peritonitis. (Prawirihardjo, 2008).
Gejala klinik peritonoitis dibagi 2 yaitu :
1) Peritonitis terbatas pada daerah pelvis
Gejala-gejalanya tidak seberapa berat seperti pada peritonitis umum. Penderita
demam, perut bawah nyeri dan bengkak, nafsu makan menurun, tetapi keadaan

umum tetap baik. Pada pelvio peritonitis bisa terdapat pertumbuhan abses
(Prawirohardjo, 2008).
2) Peritonitis umum
Peritonitis umum disebabkan oleh kuman yang sangat pathogen dan merupakan
penyakit berat. Suhu meningkat, nadi cepat dan kecil, perut kembung dan nyeri, ada
defense musculaire, pucat, mata cekung, kulit muka dingin, anoreksia,

kadangkadang muntah, nyeri perut hebat d sebagian besar abdomen terdapat apa
yang dinamakan facies hippocratica. Mortalitas peritonitis umum tinggi
(Prawirohardjo, 2008).
Penanganan :
Pengobatan dilakukan dengan pengisapan nasogastrik, pasang infuse intravena,
berikan kombinasi antibiotic sampai ibu tidak demam selama 48 jam ( ampisilin 2 g
melalui intravena setiap 6 jam, ditambah gentamisin 5 mg/kg berat badan melalui
intravena setiap 24 jam, ditambah metronidazol 500 mg melalui intravena setiap 8
jam) (Pamilih, 2006).
6. Pusing dan lemas yang berlebihan
Menurut Manuba (2005), pusing merupakan tanda-tanda bahaya pada masa nifas,
pusing bisa disebabkan oleh karena darah tinggi (sistol >140 mmHg dan diastole
>110 mmHg).
Lemas yang berlebihan juga merupakan tanda-tanda bahaya, dimana keadaan lemas
disebabkan oleh kurangnya istirahat dan kurangnya asupan kalori sehingga ibu
kelihatan pucat, tekanan darah rendah (sistol <100 mmHg diastole <60 mmHg).
Penanganan gejala tersebut adalah :
1) Mengkonsumsi tambahan 500 kalori setiap hari.
2) Makan dengan diit berimbang untuk mandapatkan protein, mineral dan
vitamin yang cukup.
3) Minum sedikitnya 3 liter setiap hari.
4) Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat setidaknya selama 40
hari pasca bersalin.
5) Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan kadar
vitaminnya pada bayinya.
6) Istirahat yang cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan.
7. Suhu tubuh ibu > 380C
Dalam beberapa hari setelah melahirkan suhu badan ibu sedikit baik antara
37,20C37,80C oleh karena reabsorbsi benda-benda dalam rahim dan mulainya
laktasi, dalam hal ini disebut demam reabsorbsi. Hal itu adalah normal.
Namun apabila terjadi peningkatan melebihi 380C beturut-turut selama 2 hari
kemungkinan terjadi infeksi. Infeksi nifas adalah keadaan yang mencakup semua
peradangan alat-alat genetalia dalam masa nifas (Prawirohardjo,2008).
Penanganan umum bila terjadi demam : a)
Istirahat baring.
b) Rehidrasi peroral atau infuse.
c) Kompres atau kipas untuk menurunkan suhu.
d) Jika ada syok segera beri pengobatan, sekalipun tidak jelas gejala syok harus
waspada untuk menilai berkala karena kondisi ini dapat memburuk dengan
cepat (Prawirohardjo,2008).

8. Infeksi dan peradangan parenkim kelenjar payudara (mastitis).


Mastitis bernanah dapat terjadi setelah minggu pertama pascasalin, tetapi biasanya
tidak sampai melewati minggu ke 3 atau ke 4 (Prawirohardjo, 2008).
Gejala awal mastitis :

demam yang disertai menggigil, nyeri dan takikardia. Pada pemeriksaan payudara
membengkak, mengeras, lebih hangat, kemerahan dengan batas tegas, dan disertai
rasa nyeri (Prawirohardjo, 2008).
Penanganan utama mastitis adalah :
a) Memulihkan keadaan dan mencegah terjadinya komplikasi yaitu bernanah
(abses) dan sepsis yang dapat terjadi bila penanganan terlambat, tidak cepat,
atau kurang efektif.
b) Susukan bayi sesering mungkin.
c) Pemberian cairan yang cukup, anti nyeri dan anti inflamasi.
d) Pemberian antibiotic 500 mg/6 jam selama 10 hari.
e) Bila terjadi abses payudara dapat dilakukan sayatan (insisi) untuk
mengeluarkan nanah dan dilanjutkan dengan drainase dengan pipa agar nanah
dapat keluar terus.
9. Baby blues
Disebabkan oleh perubahan perasaan yang dialami ibu saat hamil sehingga sulit
menerima kehadiran bayinya. Perubahan perasaan ini merupakan respon alami
terhadap rasa lelah yang dirasakan, selain itu juga karena perubahan fisik dan
emosional selama beberapa bulan kehamilan (Eny, 2009).
Gejala-gejala baby blues antara lain : a)
Menangis.
b) Mengalami perubahan perasaan.
c) Cemas.
d) Kesepian.
e) Khawatir mengenai sang bayi.
f) Penurunan gairah sex, dan kurang percaya diri terhadap kemampuan menjadi
seorang ibu. Penanganan bila terjadi baby blues yaitu hilang tanpa
pengobatan, pengobatan psikologis dan antidepresan, konsultasi psikiatrik
untuk pengobatan lebih lanjut (tiga bulan) (Manuaba, 2008).
10. Depresi masa nifas (depresi postpartum)
Depresi masa nifas adalah keadaan yang amat serius. Hal ini disebabkan oleh
kesibukannya yang mengurusi anak-anak sebelum kelahiran anaknya ini. Ibu yang
tidak mengurus dirinya sendiri, seorang ibu cepat murung, mudah marah-marah.
(Eny, 2009).
Gejala-gejala depresi masa nifas adalah :
a) Sulit tidur bahkan ketika bayi sudah tidur.
b) Nafsu makan hilang.
c) Perasaan tidak berdaya atau kehilangan kontrol.
d) Terlalu cemas atau tidak perhatian sama sekali pada bayi.
e) Tidak menyukai atau takut menyentuh bayi.
f) Pikiran yang menakutkan mengenai bayi
g) Sedikit atau tidak ada perhatian terhadap penampilan pribadi.
h) Gejala fisik seperti banyak wanita sulit bernafas atau perasaan berdebar-debar.

Penanganan :

1. Hindari pekerjaan atau kegiatan tak penting. Jangan sampai merasa sangat lelah.
Istirahat yang cukup dapat mencegah terjadinya gangguan emosional.

2. Olah raga.

3. Pemberian dukungan dari pasangan, kekuarga, lingkungan maupun, tenaga


kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Wulandari, Setyo Retno. Asuhan Kebidanan Ibu Masa Nifas. Jakarta :
Gosyen Publishing, 2011.

Astutik, R. Y. 2015. Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan Menyusui. Jakarta:


CV. Trans Info Media.

Sulistyoningsih, Haryani. 2012. Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Graha
Ilmu. Yogyakarta

Notoatmodjo, Soekidjo, 2008, Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi revisi.

Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Ambarwati, E.R. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta : Mitra


CendikiaPress.

Manuaba, I.B.G, Chandra Manuaba, Fajar Manuaba. 2008. “Obstetri

Gynekologi”. Jakarta : EGC.

Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo.


Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Pamilih, Ns. 2006. Manajemen Komplikasi Kehamilan dan Persalinan.


Jakarta : EGC.

Abdul Bari Saifuddin. 2010. Ilmu Kebidanan, edisi4. Jakarta: Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo
Wiknjosastro, H. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
DAFTAR HADIR

NO. NAMA ALAMAT TANDA TANGAN

10

11

12
LEAFLET

Anda mungkin juga menyukai