Oleh :
Celly Trianovita
Cynthia Permatasari
Muftia Maesaroh
Tutut Hardiyanti
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT, berkat rahmat serta hidayah Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Kelas ibu hamil ini dengan
judul ”Tanda Bahaya Kehamilan”. Adapun maksud dan tujuan penulisan SAP ini yaitu
untuk pedoman diadakannya penyuluhan pada kelas ibu hamil.
Dalam penulisan SAP ini, penulis banyak mendapatkan bantuan moral dan
materil, untuk itu pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada bidan Chodijah, STr. Keb. Selanjutnya kami
menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan
SAP ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga penulisan SAP ini dapat bermanfaat bagi
yang membaca, serta dapat menjadi sumbangan pemikiran yang bermanfaat bagi agama,
bangsa, dan negara.
Kelompok Penulis
SATUAN ACARA PENYULUHAN
I. LATAR BELAKANG
Faktor penyebab kematian ibu di Indonesia masih di dominasi oleh timbulnya
bahaya yang terjadi selama kehamilan sehingga menyebabkan terjadinya
komplikasi yaitu perdarahan, eklamsia, partus lama, komplikasi aborsi dan
infeksi.
Tanda-tanda bahaya kehamilan bisa terjadi pada masa ibu hamil maupun
bersalin. Masalah ini dapat berdampak pada ibu maupun bayi yang akan
dilahirkan, dinyatakan bahwa dari keseluruhan ibu yang mengalami komplikasi
kehamilan 4 % mengalami perdarahan berlebih, 2 % mengalami mulas sebelum
9 bulan, masing-masing kurang dari 1 % mengalami demam dan kejang dan 8
% ibu mengalami hipertensi, kepala pusing, posisi janin sungsang, dan oedema
(Kementrian Kesehatan, 2012).
Tanda bahaya kehamilan harus diketahui dan diantisipasi sedini mungkin agar
tidak terjadi kegawatan pada kehamilan sehingga menyebabkan kematian.
V. METODE
1.Ceramah
2.Diskusi
3.Tanya Jawab
VI. MEDIA
Buku KIA
b. Menyampaikan kesimpulan
Menjawab salam
penyuluhan
c. Memberi salam
VIII. SUMBER
Kemenkes RI. 2012. Profil Kesehatan Indonesia 2012. Jakarta: Kemenkes RI
Depkes RI. 2016. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta. Depkes RI
Kemenkes RI. 2015. Petunjuk Teknis Penggunaan Buku Kesehatan Ibu dan Anak.
Depkes dan JICA
Sunarsih, T. 2011. Asuhan Kehamilan Untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika
Prasetyawati, A. 2012. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dalam Millenium Development
Goals (MDG’S). Yogyakarta : Nuha Medika
PERSIAPAN PERSALINAN
I. Tujuan
A. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti penyuluhan tentang persiapan persalinan, selama
50 menit diharapkan sasaran mampu memahami tentang materi
yang disampaikan.
B. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan tentang persiapan Persalinan
diharapkan sasaran mampu :
1. Menyebutkan Persiapan Persalinan
2. Mengetahui pengertian Persalinan
3. Menyebutkan tanda – tanda persalinan
4. Menyebutkan tanda – tanda bahaya dalam persalinan
5. Menyebutkan bahaya yang mungkin terjadi jika persalinan tidak
ditolong oleh petugas kesehatan
IV. Media
Leaflet
V. Waktu Pelaksanaan
Materi:
Persalinan
3. Penutup (10 Memberikan Memberikan Diskusi dan
menit) pertanyaan kepada tanggapan dan Ceramah
ibu tentang materi pertanyaan
yang telah
disampaikan
Menyimpulkan Memperhatikan
materi yang telah dan memberikan
disampaikan respon
VI. Sumber
Depkes RI. 2016. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta. Depkes RI
Wiknjosastro, Hanifa. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo
Depkes RI. 2016. 10 T dalam Pemeriksaan Kehamilan. Jakarta: Kemenkes RI
Persiapan Persalinan
A. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun
kedalam jalan lahir. Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala,
tanpa komplikasi baik ibu maupun janin.
B. Persiapan Persalinan
a. Tempat yang akan dijadikan sebagai tempat melahirkan.
b. Siapkan donor darah jika sewaktu-waktu diperlukan ibu
c. Biaya pada waktu melahirkan.
d. Menyiapkan kendaraan jika sewaktu-waktu ibu perlukan.
e. Merencanakan ditolong persalinan oleh siapa.
f. Memastikan ibu dan keluarga menyepakati amanat persalinan di stiker P4K.
g. Menyiapkan fotokopi KTP ibu dan bapak, JAMKESMAS / KIS / BPJS, KK
h. Menyiapakan baju ibu, baju bayi dan lain-lain.
i. Merencanakan penggunaan KB
C. Tanda Tanda Persalinan
Tanda – tanda permulaan persalinan
a. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun. Pembukaan servik ini biasanya
didahului oleh pendataran dari servik. Yang dimaksud dengan pendataran servik
adalah pemendekan dari canalis cervicalis, yang semula berupa sebuah saluran yang
panjangnya 1-2 cm, menjadi suatu lubang saja dengan pinggir yang tipis.
b. Perasaan sakit diperut dan dipinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah dari
uterus yang mengakibatkan pembukaan serviks (frekuensi minimal 2 kali dalam 10
menit). Kekuatan kontraksi : menimbulkan naiknya tekanan intrauterine sampai 35
mmHg. Kekuatan kontraksi secara klinis ditentukan dengan mencoba apakah jari
kita dapat menekan dinding rahim ke dalam. Interval antara kedua kontraksi: pada
permulaan persalinan his timbul sekali dalam 10 menit, pada kala pengeluaran
sekali dalam 2 menit.
Selama kehamilan bayi tersumbat dalam rahim oleh gumpalan lender yang
lengket pada leher rahim. Saat persalinan dimulai dan serviks mulai membuka,
gumpalan mucus tadi terhalau. Pada saat bersamaan membrane yang mengelilingi
bayi dan cairan amniotic agak memisah dari dinding rahim. Penampakan dari darah
dan mucus yang keluar tampak bagai cairan lengket berwarna merah muda.
d. Ketuban Pecah
Saat kebocoran dimulai, bisa dirasakan seperti semburan air atau hanya
rembesan, namun sebenarnya pecahnya membrane takkan terasa karena membrane
tidak memiliki saraf. Seringkali pada ketuban pecah ini ibu merasakan seperti
mengompol, namun untuk memastikan apa yang keluar melalui jalan lahir tersebut
apakah urin atau cairan ketuban dari baunya. Urin biasanya mempunyai bau yang
khas, demikian halnya dengan cairan ketuban namun cairan ketuban ini berbau
anyir. Saat ketuban pecah maka akan keluar cairan ketuban melaui jalan lahir,
selama masa perjalanan menuju ke tenaga kesehatan sebaiknya gunakan pembalut
untuk menampung cairan yang keluar untuk mengurangi ketidaknyamanan bagi ibu.
D. Proses Melahirkan
1. Didahului dengan mulas teratur, semakin lama semakin kuat dan sering.
2. Pada kehamilan pertama, bayi biasanya lahir setelah 12 jam sejak mules teratur. Pada
kehamilan kedua dan kehamilan berikutnya, biasanya bayi lahir setelah 8 jam sejak mules
teratur. Ibu masih boleh berjalan, makan dan minum. Selama proses melahirkan sebaiknya
ibu didampingi suami dan keluarga.
3. Jika terasa sakit, tarik nafas panjang lewat hidung, lalu keluarkan lewat mulut.
4. Jika terasa ingin buang air besar segera beritahu bidan/dokter. Bidan atau dokter akan
mengarahkan/ memimpin ibu mengejan sesuai dengan dorongan rasa ingin mengejan yang
timbul.
5. Setelah bayi lahir dan sehat segera lakukan inisiasi menyusu dini (IMD).
6. IMD adalah segera meletakkan bayi di dada ibu (ada kontak kulit ibu dan kulit bayi
sekurang-kurangnya 1 jam untuk memberikan kesempatan kepada bayi menyusu sesegera
mungkin). IMD merangsang keluarnya ASI, memberi kekebalan pada bayi serta
meningkatkan kekuatan batin antara ibu dan bayinya. IMD mencegah pendarahan pada ibu.
7. Ibu dapat segera dipasang IUD dalam waktu 10 menit setelah plasenta lahir bila ibu dan
suami sepakat untuk mengikuti KB dengan metode AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim).
E. Tanda-Tanda Bahaya Dalam Persalinan
a. Perdarahan lewat jalan lahir
b. Tali pusar atau tangan bayi keluar dari jalan lahir
c. Ibu mengalami kejang
d. Ibu tidak kuat mengejan
e. Air ketuban keruh dan berbau
f. Ibu gelisah dan mengalami kesakitan yang hebat