Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

TANDA BAHAYA KEHAMILAN


DI GANG KISEPUH RT 05 RW 01 ANYER

Disusun oleh :

Fadhila Azkiya,S.ST, M.Kes

AKADEMI KEBIDANAN AL-ISHLAH CILEGON

Jl. Al-Ishlah No.01 Jombang Wetan Cilegon Banten

Telp. (0254) 386-912


SATUAN ACARA PENYULUHAN
TANDA BAHAYA KEHAMILAN

Pokok Bahasan : Penyuluhan Tanda Bahaya Kehamilan


Sub Pokok Bahasan : a. Pengertian tanda bahaya kehamilan
b. Tanda bahaya kehamilan trimester I
c. Tanda bahaya kehamilan trimester II
d. Tanda bahaya kehamilan trimester III

Hari/Tanggal : Sabtu, 20 Agustus 2016


Waktu : 08.00 WIB s/d selesai
Tempat : BPM Novia Maliyah, Amd. Keb
Sasaran : Ibu hamil

I. Tujuan Umum Dan Khusus


1. Tujuan umum
Setelah mengikuti penyuluhan ini, diharapkan ibu – ibu mengetahui
dan memahami tentang tanda bahaya kehamilan trimester 1,2,3.

2. Tujuan Khusus
a. Ibu mampu menjelaskan tentang pengertian Tanda Bahaya
Kehamilan
b. Ibu mampu menyebutkan tanda bahaya kehamilan trimester 1
c. Ibu mampu menyebutkan tanda bahaya kehamilan trimester 2
d. Ibu mampu menyebutkan tanda bahaya kehamilan trimester 3

II. Materi
Terlampir
III.Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya jawab

IV. Media Penyuluhan


1. Poster

V. Kegiatan Penyuluhan
No. Kegiatan Kegiatan
Media Waktu
Penyuluhan Mahasiswa
1. Pembukaan : Menjawab salam
Memberikan salam Mendengarkan
Memperkenalkan diri Mendengarkan Ceramah 2 Menit
Menjelaskan tujuan Mendengar dan
penyuluhan memperhatikan
2. Menjelaskan tentang Mendengarkan
pengertian Tanda dan
Bahaya Kehamilan memperhatikan
Menjelaskan Tanda Bertanya dan aktif
Bahaya Kehamilan Menjawab
Trimester 1, 2, 3 pertanyaan Flipchart 15 Menit

3. Memberikan Bertanya dengan


kesempatan ibu aktif
untuk bertanya Menjawab dengan Tanya
10 Menit
Menganjurkan aktif Jawab
pertanyaan kepada
ibu
4. Evaluasi Hasil Mendengarkan 2 Menit
Mengevaluasi dan mampu
penjelasan yang telah menjelaskan Ceramah
disampaikan kembali apa yang
telah disampaikan

5. Penutup :
Kesimpulan Menjawab salam Ceramah
1 Menit
Mengucapkan salam
dan terimakasih

VI. Evaluasi
A. Prosedur : Lisan
B. Jumlah Soal : 2 Soal
C. Pertanyaan :
1. Jelaskan Pengertian Tanda Bahaya Kehamilan ?
2. Sebutkan Tanda Bahaya Kehamilan Trimester 1, 2, 3.

D. Jawaban :
1. Pengertian Tanda bahaya kehamilan adalah tanda – tanda yang
mengindikasi adanya bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan
periode antenatal, yang apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi
bisa menyebabkan kematian ibu (Pusdiknakes, 2003)
2. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester I (10 - 12 Minggu)
Trimester I adalah usia kehamilan 1- 3 bulan atau kehamilan
berusia 0 - 12 minggu, salah satu asuhan yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan untuk menapis adanya risiko ini yaitu melakukan
pendeteksian dini adanya komplikasi/penyakit yang mungkin terjadi
selama hamil muda. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester I meliputi:
a. Mual muntah berlebihan
b. Demam tinggi
c. Nyeri perut bagian bawah
d. Penglihatan kabur
e. Perdarahan pervaginam
f. Anemia

Tanda Bahaya Kehamilan Trimester II ( 13 - 28 Minggu)


a. Demam Tinggi
b. Bayi kurang bergerak seperti biasa
c. Selaput kelopak mata pucat

Tanda Bahaya Kehamilan Trimester III ( 29 – 42 Minggu )


a. Perdarahan Pervaginam
b. Sakit Kepala Yang Hebat
c. Penglihatan Kabur
d. Bengkak di muka atau tangan
e. Janin Kurang Bergerak Seperti Biasa
f. Pengeluaran Cairan Pervaginam (Ketuban Pecah Dini)

VII. Sumber Pustaka


1. Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan, Peneyakit
Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan.
Jakarta : EGC.
2. Nugraheny,Esti.2010.Asuhan Kebidanan Pathologi.Yogyakarta:
Pustaka Rihama
3. Prawirohardjo, Sarwono, 2005. Ilmu Kebidanan, Jakarta: Yayasan
Bina Pustaka
4. Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
5. Sarwono, 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

MATERI PENYULUHAN TANDA BAHAYA KEHAMILAN


A. Pengertian
Tanda bahaya kehamilan adalah tanda – tanda yang mengindikasi
adanya bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan periode antenatal,
yang apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan
kematian ibu (Pusdiknakes, 2003)

B. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester I (10 - 12 Minggu)


Trimester I adalah usia kehamilan 1- 3 bulan atau kehamilan berusia 0 -
12 minggu, salah satu asuhan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk
menapis adanya risiko ini yaitu melakukan pendeteksian dini adanya
komplikasi/penyakit yang mungkin terjadi selama hamil muda. Tanda
Bahaya Kehamilan Trimester I meliputi:

a. Mual muntah berlebihan


Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala
yang wajar dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I. Mual
biasa terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan
malam hari.
Gejala gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari
pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10
minggu. Mual dan muntah terjadi pada 60-80 % primigravida dan
40-60 % multigravida. Satu diantara seribu kehamilan, gejala
gejala ini menjadi lebih berat. Perasaan mual ini disebabkan oleh
karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG dalam
serum. Pengaruh fisiologik kenaikan hormon ini belum jelas,
mungkin karena sistem saraf pusat atau pengosongan lambung
yang berkurang. Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan
dengan keadaan ini, meskipun demikian gejala mual muntah yang
berat dapat berlangsung sampai 4 bulan.Pekerjaan sehari-hari
menjadi terganggu dan keadaan umum menjadi buruk.Keadaan
inilah disebut hiperemisis gravidarum. Keluhan gejala dan
perubahan fisiologis menentukan berat ringanya penyakit.
(Sarwono, 2005: 275)
Mual muntah dapat diatasi dengan: Makan sedikit tapi sering,
hindari makanan yang sulit dicerna dan berlemak, Jaga masukan
cairan, karena cairan lebih mudah ditolelir dari pada makanan
padat, selingi makanan berkuah dengan makanan kering. Makan
hanya makanan kering pada satu waktu makan, kemudian makanan
berkuah pada waktu berikutnya. Hindari hal hal yang memicu
mual, seperti bau, gerakan atau bunyi, istirahat cukup, hindari hal
hal yang membuat Anda berkeringat atau kepanasan, yang dapat
memicu rasa mual (Curtis, 2000:28)
Jika muntah terus menerus bisa terjadi kerusakan
hati.Komplikasi lainya adalah perdarahan pada retina yang
disebabkan oleh meningkatnya tekanan darah ketika penderita
muntah. (Rochjati, 2003:2)
b. Demam Tinggi
Ibu hamil menderita deman dengan suhu tubuh lebih 38° C
dalam kehamilan merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat
merupakan gejala adanya infeksi dalam kehamilan. Demam tinggi
dapat ditangani dengan: istirahat baring, minum banyak, kompres
untuk menurunkan suhu. (Saiffudin, 2002: 84) Komplikasi yang
ditimbulkan akibat mengalami demam tinggi antara lain: sistitis
(infeksi kandung kencing), pielonefritis Akut (infeksi saluran
kemih atas). (Saifuddin, 2002:86)
c. Nyeri Perut Yang Hebat
Nyeri perut pada kehamilan 22 minggu atau kurang. Hal ini
mungkin gejala utama pada kehamilan ektopik atau abortus.
(Saifuddin, 2002: 98). Nyeri abdomen yang tidak berhubungan
dengan persalinan normal adalah tidak normal. Nyeri abdomen
yang mungkin menunjukkan masalah yang mengancam
keselamatan jiwa adalah yang  hebat, menetap dan tidak hilang
setelah beristirahat. Hal ini bisa berarti apendisitis, kehamilan
ektopik, aborsi, penyakit radang pelviks, persalinan preterm,
gastritis, penyakit kantong empedu, iritasi uterus, abrupsi plasenta,
infeksi saluran kemih atau infeksi lain.
Komplikasi yang dapat timbul pada nyeri perut yang hebat
antara lain: kehamilan ektopik, pre-eklampsia, persalinan
premature,  solusio plasenta,  abortus,  ruptur uteri imminens
(Irma,2008:7)
Penanganan Umum :
a) Lakukan segera pemeriksaan umum meliputi tanda vital
(nadi, tensi, respirasi, suhu). Jika dicurigai syok, mulai
pengobatan sekalipun gejala syok tidak jelas, waspada dan
evaluasi ketat karena keadaan dapat memburuk dengan
cepat.
b) Jika ada syok segera terapi dengan baik (Saifuddin, 2002:
98)
d. Penglihatan Kabur
Penglihatan menjadi kabur atau berbayang dapat disebabkan
oleh sakit kepala yang hebat, sehingga terjadi oedema pada otak
dan meningkatkan resistensi otak yang mempengaruhi sistem saraf
pusat, yang dapat menimbulkan kelainan serebral (nyeri kepala,
kejang), dan gangguan penglihatan.
Perubahan penglihatan atau pandangan kabur, dapat menjadi
tanda pre-eklampsia. Masalah visual yang mengidentifikasikan
keadaan yang mengancam jiwa adalah perubahan visual yang
mendadak, misalnya penglihatan kabur atau berbayang, melihat
bintik-bintik (spot), berkunang-kunang.Selain itu adanya skotama,
diplopia dan ambiliopia merupakan tanda-tanda yang menujukkan
adanya pre-eklampsia berat yang mengarah pada eklampsia. Hal ini
disebabkan adanya perubahan peredaran darah dalam pusat
penglihatan di korteks cerebri atau didalam retina (oedema retina
dan spasme pembuluh darah). (Uswhaaja, 2009: 5)
e. Perdarahan pervaginam / Perdarahan dari jalan lahir
Perdarahan yang terjadi pada masa kehamilan kurang dari 22
minggu. Perdarahan pervaginam dalam kehamilan adalah cukup
normal. Pada masa awal kehamilan, ibu akan mengalami
perdarahan yang sedikit (spotting) di sekitar waktu terlambat
haidnya. Perdarahan ini adalah perdarahan implantasi dan  normal,
perdarahan kecil dalam kehamilan adalah pertanda dari “Friabel
cervik”. Perdarahan semacam ini mungkin normal atau mungkin
suatu tanda adanya infeksi.Jika terjadi perdarahan yang lebih (tidak
normal) yang menimbulkan rasa sakit pada ibu. Perdarahan ini bisa
berarti aborsi, kehamilan molar atau kehamilan ektopik.Macam
macam perdarahan pervaginam :
1. Abortus
Pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 20
minggu dan berat janin kurang dari 500 gram. Tanda-
tandanya : perdarahan dengan nyeri abdomen, rasa mulas atau
rasa nyeri. Terkadang disertai syok.
2. Kehamilan ektopik
Kehamilan di mana implantasi dan pertumbuhan hasil konsepsi di
luar endometrium atau di luar rahim. Tanda-tandanya : perdarahan
berwarna coklat tua dan umumnya sedikit, nyeri perut, uterus
terasa lembek.
3. Molahidatidos (Hamil Anggur)
Kehamilan abnormal di mana hampir seluruh vili korialisnya
mengalami perubahan hidrofik. Tanda-tandanya : Perdarahan 
berulang, nyeri perut, tidak teraba bagian janin, tidak terdengar DJJ
janin
f. Anemia
Anemia  adalah masalah medis yang umum terjadi pada banyak
wanita hamil. Jumlah sel darah merah dalam keadaan rendah,
kuantitas dari sel sel ini tidak memadai untuk memberikan oksigen
yang dibutuhkan oleh bayi.Anemia sering terjadi pada kehamilan
karena volume darah meningkat kira kira 50% selama kehamilan.
Darah terbuat dari cairan dan sel. Cairan tersebut biasanya
meningkat lebih cepat dari pada sel- selnya. Hal ini dapat
mengakibatkan penurunan hematokrit (volume, jumlah atau persen
sel darah merah dalam darah).Penurunan ini dapat mengakibatkan
anemia.
Anemia dapat ditangani dengan minum tablet zat besi dan
istirahat cukup. (Curtis, 2000: 47). Anemia dalam kehamilan
memberikan pengaruh langsung terhadap janin sedangkan
komplikasi pada kehamilan trimester I yaitu anemia dapat
menyebabkan terjadinya missed abortion, kelainan kongenital,
abortus/keguguran. (Ayurai, 2009: 4)

Pengaruh anemia terhadap kehamilan :


a) Bahaya selama kehamilan
Dapat terjadi abortus, Persalinan prematuritas, Hambatan
tumbuh kembang janin dalam rahim, Mudah terjadi
infeksiaman dekompensasi kordis (Hb < 6 gr%), Mola
hidatidosa, Hiperemesis gravidarum, Perdarahan antepertum,
Ketuban pecah dini (KPD).
b) Bahaya saat persalinan
Gangguan his, kekuatan mengejan, Kala pertama dapat
berlangsung lama, dan terjadi partus terlanta, Kala ke dua
berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan sering
memerlukan tindakan operasi kebidanan. Kala uri diikuti
retensio plasenta, dan perdarahan pospartum karena atonia
uteri, Kala empat dapat terjadi perdarahan postpartum sekunder
dan atonia uteri.
c) Pada kala nifas
Terjadi subinvolusi uteri menimbulkan perdarahan postpartum,
Memudahkan infeksi puerperium, Pengeluaran ASI berkurang,
Terjadi dekompensasi koris mendadak setelah persalinan,
Anemia kala nipas, Mudah terjadi infeksi mamae
d) Bahaya terhadap janin
Abortus, Terjadi kematian intrauteri, Persalinan prematuritas
tinggi, Berat badan lahir rendah, Kelahiran dengan anemia,
Dapat terjadi cacat bawaan, Bayi mudah mendapat infeksi
sampai kematian perinatal.

C. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester II ( 13 - 28 Minggu)


d. Demam Tinggi
e. Bayi kurang bergerak seperti biasa
Gerakan janin tidak ada atau kurang (minimal 3 kali dalam 1 jam).
Ibu mulai merasakan gerakan bayi selama bulan ke-5 atau ke-6. Jika
bayi tidak bergerak seperti bias dinamakan IUFD (Intra Uterine Fetal
Death). IUFD adalah tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin
didalam kandungan. Gerakan janin tidak ada atau kurang (minimal 3
kali dalam 1 jam). Ibu mulai merasakan gerakan bayi selama bulan
ke-5 atau ke-6. Jika bayi tidak bergerak seperti biasa dinamakan
IUFD (Intra Uterine Fetal Death). IUFD adalah tidak adanya tanda-
tanda kehidupan janin didalam kandungan.
f. Selaput kelopak mata pucat
Merupakan salah satu tanda anemia. Anemia dalam kehamilan
adalah kondisi ibu dengan keadaan hemoglobin di bawah <10,5 gr%
pada trimester II. Anemia pada trimester II disebabkan oleh hemodilusi
atau pengenceran darah. Anemia dalam kehamilan disebabkan oleh
defisiensi besi (Saifuddin,2002, p.281).

D. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester III ( 29 – 42 Minggu )


a. Perdarahan Pervaginam
b. Sakit Kepala Yang Hebat
c. Penglihatan Kabur
d. Bengkak di muka atau tangan
e. Janin Kurang Bergerak Seperti Biasa
f. Pengeluaran Cairan Pervaginam (Ketuban Pecah Dini)
Ketuban yang pecah pada kehamilan aterm dan disertai dengan
munculnya tanda-tanda persalinan adalah normal. Pecahnya ketuban
sebelum terdapat tanda-tanda persalinan dan ditunggu satu jam belum
dimulainya tanda-tanda persalinan ini disebut ketuban pecah dini.
Ketuban pecah dini menyebabkan hubungan langsung antara dunia
luar dan ruangan dalam rahim sehingga memudahkan terjadinya
infeksi. Makin lama periode laten (waktu sejak ketuban pecah sampai
terjadi kontraksi rahim), makin besar kemungkinan kejadian kesakitan
dan kematian ibu atau janin dalam rahim (Marjati Kusbandiyah Jiarti,
Julifah Rita, 2010).

g. Kejang
Menurut SDKI tahun 2007 penyebab kematian ibu karena eklampsi
(24%). Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya
keadaan dan terjadinya gejala-gejala sakit kepala, mual, nyeri ulu hati
sehingga muntah. Bila semakin berat, penglihatan semakin kabur,
kesadaran menurun kemudian kejang. Kejang dalam kehamilan dapat
merupakan gejala dari eklampsia (Saifuddin, 2002, p.212).
DAFTAR PUSTAKA

1. Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan, Peneyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.
2. Nugraheny,Esti.2010.Asuhan Kebidanan Pathologi.Yogyakarta: Pustaka
Rihama
3. Prawirohardjo, Sarwono, 2005. Ilmu Kebidanan, Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka
4. Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
5. Sarwono, 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai