Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN TANDA BAHAYA KEHAMILAN

Dosen Pembimbing : Ratnawati.M.Kep

Disusun Oleh :

RAHMADINNA WIDIYANI

(202002040009)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN

PEKALONGAN

2021
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

KESEHATAN IBU HAMIL

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TIRTO 1

Pokok Bahasan : Kesehatan ibu hamil

Sub Pokok Bahasan : Tanda bahaya kehamilan, jenis penyebab


dan penanganan.

Penyaji : Rahmadina Widiyani

Hari dan Tanggal Pelaksanaan : senin 13 Juni 2021

Waktu : 15 menit

Tempat : laboratorium

A. TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM


Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1x20 menit, ibu
hamil dapat memahami tentang Tanda bahaya kehamilan, jenis penyebab
dan penanganan.

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 1x20 menit,
pelajar dapat :
1. Mengetahui tanda bahaya kehamilan
2. Mengetahui jenis penyebab
3. Mengetahui penanganan dari bahaya kehamilan
A. SASARAN
Sasaran ditunjukan kepada masyarakat ambukembang

B. STRATEGI PELAKSANAAN
Hari dan Tanggal Pelaksanaan : Senin 13 Juni 2021
Waktu : 15 menit
Tempat : Ruang laboratorium

C. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

No Tahap Waktu Kegiatan Media


.
1. Pembuka 5Menit - Salam
- Memperkenalkan diri
- Menyebutkan tujuan penyuluhan
2. Pelaksanaan 10menit Menjelaskan tentang : Leaflet
- Mengetahui tanda bahaya kehamilan
- Mengetahui jenis penyebab Lembar
- Mengetahui penanganan dari bahaya Balik
kehamilan
3. Penutup 5 menit - Tanya jawab
(evaluaasi) - Memberikan reiforcemen positif atas
jawaban yang diberikan
- Menutup pembelajaran dengan salam

D. METODE
Metode yang digunakan :
1. Ceramah
2. Diskusi / tanya jawab

E. MEDIA
Media yang digunakan :
1. Leaflet
2. Lembar Balik

F. MATERI
Terlampir
G. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
 Kesepakatan dengan pelajar
 Kesiapan materi
 Tempat yang digunakan nyaman dan mendukung
2. Evaluasi Proses
 Pelajar bersedia untuk diberikan pendidikan kesehatan
 Pelajar antusias untuk bertanya tentang hal-hal yang tidak
diketahui
 Peserta menjawab semua pertanyaan yang telah diberikan
3. Penyuluh
 Dapat memfasilitasi jalannya penyuluhan
 Dapat menjalankan perannya sesuai dengan tugas
4. Evaluasi Hasil
 Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan

H. DAFTAR PERTANYAAN
Setelah diberikan penyuluhan kesehatan tentang kejang demam diharapkan
keluarga mampu menjawab pertanyaan :
1. Jelaskan kembali apa tanda bahaya pada saat kehamilan
2. Menyebutkan jenis pnyebab dari bahaya kehamilan
3. Menjelaskan penanganan dari bahaya kehamilan

I. DAFTAR PUSTAKA
file:///F:/SEMESTER%206/REPRODUKSI/PENDKES%20KES.IBU
%20HAMIL/jtptunimus-gdl-liyamuslim-6791-3-babii.pdf
https://www.katapena.info/2017/02/makalah-tanda-bahaya-kehamilan-
lengkap.html?m=1
Ismail,Rita.Kasim,Deswani(dkk).2011.Pendidikan Kesehatan Dalam
Keperawatan Maternitas.Jakarta:Trans Info Penerbit
MATERI TANDA BAHAYA,PENYEBAB DAN PENANGANAN
PADA IBU HAMIL

A. Tanda Bahaya Kehamilan Penyebab Dan Penanganan Pada Ibu Hamil


Selama masa kehamilan, ibu memiliki resiko terjadinya gangguan
kehamilan yang membahayakan ibu dan janinnya. Tanda dan gejala yang
perlu diwaspadai pada ibu hamil antara lain :
1. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester I (0 – 12 minggu)
a. Perdarahan Pada Kehamilan Muda
Salah satu komplikasi terbanyak pada kehamilan ialah terjadinya
Perdarahan. Perdarahan dapat terjadi pada setiap usia kehamilan.
Pada kehamilan muda sering dikaitkan dengan kejadian abortus,
misscarriage, early pregnancy loss. Perdarahan pada kehamilan
muda dikenal beberapa istilah sesuai dengan pertimbangan masing-
masing, setiap terjadinya perdarahan pada kehamilan maka harus
selalu berfikir tentang akibat dari perdarahan ini yang
menyebabkan kegagalan kelangsungan kehamilan (Hadijanto,
2008).
b. Muntah terus dan tidak bisa makan pada kehamilan
Mual dan muntah adalah gejala yang sering ditemukan pada
kehamilan trimester I. Mual biasa terjadi pada pagi hari, gejala ini
biasa terjadi 6 minggu setelah HPHT dan berlangsung selama 10
minggu. Perasaan mual ini karena meningkatnya kadar hormon
estrogen dan HCG dalam serum.
Mual dan muntah yang sampai mengganggu aktifitas sehari hari
dan keadaan umum menjadi lebih buruk, dinamakan Hiperemesis
Gravidarum (Wiknjosastro, 2002, p.275).

Penanganan Umum
Mual muntah dapat diatasi dengan:
 Makan sedikit tapi sering
 Hindari makanan yang sulit dicerna dan berlemak
 Jaga masukan cairan, karena cairan lebih mudah ditolelir
dari pada makanan padat.
 Selingi makanan berkuah dengan makanan kering. Makan
hanya makanan kering pada satu waktu makan, kemudian
makanan berkuah pada waktu berikutnya.
 Hindari hal hal yang memicu mual, seperti bau, gerakan
atau bunyi
 Istirahat cukup
 Hindari hal hal yang membuat Anda berkeringat atau
kepanasan, yang dapat memicu rasa mual (Curtis, 2000:28)

c. Selaput kelopak mata pucat


Merupakan salah satu tanda anemia. Anemia dalam kehamilan
adalah kondisi ibu dengan keadaan hemoglobin di bawah 11 gr%
pada trimester I. Anemia dalam kehamilan disebabkan oleh
defisiensi besi dan perdarahan akut bahkan tak jarang keduanya
saling berinteraksi. Anemia pada trimester I bisa disebabkan
karena mual muntah pada ibu hamil dan perdarahan pada ibu hamil
trimester I (Saifuddin, 2002, p.281).

Penanganan
Anemia dapat ditangani dengan minum tablet zat besi dan istirahat
cukup. (Curtis, 2000: 47).

d. Demam Tinggi
Ibu menderita demam dengan suhu tubuh >38ºC dalam kehamilan
merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala
adanya infeksi dalam kehamilan. Menurut SDKI tahun 2007
penyebab kematian ibu karena infeksi (11%). Penanganan demam
antara lain dengan istirahat baring,minum banyak dan mengompres
untuk menurunkan suhu (Saifuddin, 2002, p.249). Demam dapat
disebabkan oleh infeksi dalam kehamilan yaitu masuknya
mikroorganisme pathogen ke dalam tubuh wanita hamil yang
kemudian menyebabkan timbulnya tanda atau gejala–gejala
penyakit. Pada infeksi berat dapat terjadi demam dan gangguan
fungsi organ vital. Infeksi dapat terjadi selama kehamilan,
persalinan dan masa nifas (Pusdiknakes, 2003).

Penanganan Umum
Demam tinggi dapat ditangani dengan: istirahat baring, minum
banyak, kompres untuk menurunkan suhu. (Saiffudin, 2002: 84)

2. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester II (13 – 28 minggu)


a. Demam Tinggi
Ibu menderita demam dengan suhu tubuh >38ºC dalam kehamilan
merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala
adanya infeksi dalam kehamilan. Menurut SDKI tahun 2007
penyebab kematian ibu karena infeksi (11%). Penanganan demam
antara lain dengan istirahat baring, minum banyak dan
mengompres untuk menurunkan suhu (Saifuddin, 2002, p.249).
Demam dapat disebabkan oleh infeksi dalam kehamilan yaitu
masuknya mikroorganisme pathogen ke dalam tubuh wanita hamil
yang kemudian menyebabkan timbulnya tanda atau gejala–gejala
penyakit.
Pada infeksi berat dapat terjadi demam dan gangguan fungsi organ
vital. Infeksi dapat terjadi selama kehamilan, persalinan dan masa
nifas (Pusdiknakes, 2003).

Penanganan Umum
Demam tinggi dapat ditangani dengan: istirahat baring, minum
banyak, kompres untuk menurunkan suhu. (Saiffudin, 2002: 84)
b. Bayi kurang bergerak seperti biasa
Gerakan janin tidak ada atau kurang (minimal 3 kali dalam
1 jam). Ibu mulai merasakan gerakan bayi selama bulan ke-5 atau
ke-6. Jika bayi tidak bergerak seperti biasa dinamakan IUFD (Intra
Uterine Fetal Death). IUFD adalah tidak adanya tanda-tanda
kehidupan janin didalam kandungan.
Beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal.
Jika bayi tidur gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak
paling sedikit 3 kali dalam 1 jam jika ibu berbaring atau
beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik
(Pusdiknakes, 2003).

c. Selaput kelopak mata pucat


Merupakan salah satu tanda anemia. Anemia dalam
kehamilan adalah kondisi ibu dengan keadaan hemoglobin di
bawah <10,5 gr% pada trimester II. Anemia pada trimester II
disebabkan oleh hemodilusi atau pengenceran darah. Anemia
dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi (Saifuddin,2002,
p.281).

3. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester III (29 – 42 minggu)


a. Perdarahan Pervaginam
Dilihat dari SDKI tahun 2007 penyebab kematian ibu
dikarenakan perdarahan (28%). Pada akhir kehamilan perdarahan
yang tidak normal adalah merah, banyak dan kadang-kadang tidak
disertai dengan rasa nyeri. Perdarahan semacam ini berarti plasenta
previa. Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta
berimplantasi pada tempat yang abnormal yaitu segmen bawah
rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri
interna. Penyebab lain adalah solusio plasenta dimana keadaan
plasenta yang letaknya normal, terlepas dari perlekatannya sebelum
janin lahir, biasanya dihitung sejak kehamilan 28 minggu.
b. Sakit Kepala Yang Hebat
Sakit kepala selama kehamilan adalah umum, seringkali
merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit
kepala yang menunjukkan masalah yang serius adalah sakit kepala
hebat yang menetap dan tidak hilang dengan beristirahat. Kadang-
kadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin
mengalami penglihatan yang kabur. Sakit kepala yang hebat dalam
kehamilan adalah gejala dari pre-eklampsia (Pusdiknakes, 2003).
c. Penglihatan Kabur
Penglihatan menjadi kabur atau berbayang dapat
disebabkan oleh sakit kepala yang hebat, sehingga terjadi oedema
pada otak dan meningkatkan resistensi otak yang mempengaruhi
sistem saraf pusat, yang dapat menimbulkan kelainan serebral
(nyeri kepala, kejang), dan gangguan penglihatan. Perubahan
penglihatan atau pandangan kabur, dapat menjadi tanda pre-
eklampsia. Masalah visual yang mengidentifikasikan keadaan yang
mengancam jiwa adalah perubahan visual yang mendadak,
misalnya penglihatan kabur atau berbayang, melihat bintik-bintik
(spot), berkunang kunang. Selain itu adanya skotama, diplopia dan
ambiliopia merupakan tanda-tanda yang menujukkan adanya
preeklampsia berat yang mengarah pada eklampsia. Hal ini
disebabkan adanya perubahan peredaran darah dalam pusat
penglihatan di korteks cerebri atau didalam retina (oedema retina
dan spasme pembuluh darah) (Pusdiknakes, 2003).
 Penanganan Umum
 Jika tidak sadar atau kejang. Segera dilakukan mobilisasi
seluruh tenaga yang ada dan menyiapkan fasilitas tindakan
gawat darurat
 Segera dilakukan penilaian terhadap keadaan umum
termasuk tanda tanda vital sambil menanyakan riwayat
penyakit sekarang dan terdahulu dari pasien atau
keluarganya.(Saifuddin, 2002: 33)
d. Bengkak di muka atau tangan
Hampir separuh dari ibu-ibu akan mengalami bengkak yang
normal pada kaki yang biasanya muncul pada sore hari dan
biasanya hilang setelah beristirahat atau meletakkannya lebih
tinggi. Bengkak dapat menunjukkan adanya masalah serius jika
muncul pada permukaan muka dan tangan, tidak hilang setelah
beristirahat, dan diikuti dengan keluhan fisik yang lain. Hal ini bisa
merupakan pertanda pre-eklampsia.
Penanganan Umum
 Istirahat cukup
 Mengatur diet, yaitu meningkatkan konsumsi makanan
yang mengandung protein dan mengurangi makanan yang
mengandung karbohidrat serta lemak
 Kalau keadaan memburuk namun memungkinkan dokter
akan mempertimbangkan untuk segera melahirkan bayi
demi keselamatan ibu dan bayi.(Hendrayani, 2009:3)

e. Janin Kurang Bergerak Seperti Biasa


Gerakan janin tidak ada atau kurang (minimal 3 kali dalam
1 jam). Ibu mulai merasakan gerakan bayi selama bulan ke-5 atau
ke-6. Jika bayi tidak bergerak seperti biasa dinamakan IUFD (Intra
Uterine Fetal Death). IUFD adalah tidak adanya tanda-tanda
kehidupan janin didalam kandungan. Beberapa ibu dapat
merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur gerakannya
akan melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam 1
jam jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan
minum dengan baik (Pusdiknakes, 2003).
Penanganan Umum
1) Memberikan dukungan emosional pada ibu
2) Menilai denyut jantung janin (DJJ):
 Bila ibu mendapat sedative, tunggu hilangnya
pengaruh obat, kemudian nilai ulang
 Bila DJJ tidak terdengar minta beberapa orang
mendengarkan menggunakan stetoskop Doppler.
(Saifuddin, 2002 : 109)

f. Pengeluaran Cairan Pervaginam (Ketuban Pecah Dini)


Yang dimaksud cairan di sini adalah air ketuban. Ketuban
yang pecah pada kehamilan aterm dan disertai dengan munculnya
tanda-tanda persalinan adalah normal. Pecahnya ketuban sebelum
terdapat tanda-tanda persalinan dan ditunggu satu jam belum
dimulainya tanda-tanda persalinan ini disebut ketuban pecah dini.
Ketuban pecah dini menyebabkan hubungan langsung antara dunia
luar dan ruangan dalam rahim sehingga memudahkan terjadinya
infeksi. Makin lama periode laten (waktu sejak ketuban pecah
sampai terjadi kontraksi rahim), makin besar kemungkinan
kejadian kesakitan dan kematian ibu atau janin dalam rahim
(Marjati Kusbandiyah Jiarti, Julifah Rita, 2010).

Penanganan Umum
 Konfirmasi usia kehamilan, kalau ada dengan USG
 Dilakukan pemeriksaan inspekulo (dengan speculum DTT)
untuk menilai cairan yang keluar (jumlah, warna,bau) dan
membedakan dengan urin.
 Jika ibu mengeluh perdarahan akhir kehamilan (setelah 22
minggu), jangan lakukan, pemeriksaan dalam secara digital.
 Mengobservasi tidak ada infeksi
 Mengobservasi tanda tanda inpartu (Saifuddin, 2002: 112)
g. Kejang
Menurut SDKI tahun 2007 penyebab kematian ibu karena
eklampsi (24%). Pada umumnya kejang didahului oleh makin
memburuknya keadaan dan terjadinya gejala-gejala sakit kepala,
mual, nyeri ulu hati sehingga muntah. Bila semakin berat,
penglihatan semakin kabur, kesadaran menurun kemudian kejang.
Kejang dalam kehamilan dapat merupakan gejala dari eklampsia
(Saifuddin, 2002, p.212)

Penanganan
 Baringkan pada sisi kiri tempat tidur arah kepala
ditinggikan sedikit untuk mengurangi kemungkinan aspirasi
secret, muntahan, atau darah
 Bebaskan jalan nafas
 Hindari jatuhnya pasien dari tempat tidur
 Lakukan pengawasan ketat (Saifuddin, 2002:34)

h. Selaput kelopak mata pucat


Merupakan salah satu tanda anemia. Anemia dalam
kehamilan adalah kondisi ibu dengan keadaan hemoglobin di
bawah 11 gr% pada trimester III. Anemia dalam kehamilan
disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut bahkan tak
jarang keduanya saling berinteraksi. Anemia pada Trimester III
dapat menyebabkan perdarahan pada waktu persalinan dan nifas,
BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah yaitu kurang dari 2500 gram)
(Saifuddin, 2002).
i. Demam Tinggi
Ibu menderita demam dengan suhu tubuh >38ºC dalam
kehamilan merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat
merupakan gejala adanya infeksi dalam kehamilan. Menurut SDKI
tahun 2007 penyebab kematian ibu karena infeksi (11%).
Penanganan demam antara lain dengan istirahat baring, minum
banyak dan mengompres untuk menurunkan suhu (Saifuddin,
2002, p.249). Demam dapat disebabkan oleh infeksi dalam
kehamilan yaitu masuknya mikroorganisme pathogen ke dalam
tubuh wanita hamil yang kemudian menyebabkan timbulnya tanda
atau gejala–gejala penyakit. Pada infeksi berat dapat terjadi demam
dan gangguan fungsi organ vital. Infeksi dapat terjadi selama
kehamilan, persalinan dan masa nifas (Pusdiknakes, 2003).

Anda mungkin juga menyukai