Quality (Q)
Region/radiation (R)
Severity (S)
Treatment (T)
Location (L)
Duration (D)
Characteristics (C)
Treatment (T)
Severity (S)
KSM ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF RSCM-FKUI
ALAT PENGUKURAN DERAJAT NYERI
Pada pasien dewasa
▪ Visual analog score
▪ Numerical Rating Score
▪ BPS (Behavioral Pain score)
Pada pasien anak
▪ FLACC Scale ( Face, Legs, Activity, Cry and Consolability)
▪ Wong – Baker Faces scale
Hasil skor perilakunya adalah 0 rileks dan nyaman, 1-3 nyeri ringan/ketidaknyamanan ringan, 4-6
nyeri sedang, 7-10 nyeri hebat/ketidaknyamanan berat. KSM ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF RSCM-FKUI
ALAT PENGUKURAN DERAJAT NYERI
Wong – Baker Faces scale
Morfin
Nalbuphine
Sedasi
Kappa Butorphanol
Analgesia spinal
Oxycodone
Dynorphin
Analgesia
Leu-enkephalin
Delta Perilaku
Beta-endorphine
Epileptogenik
Disforia
Nalorphine
Sigma Halusinasi
Pentazocine
Stimulasi napas
Reseptor opioid beserta efek klinis dan agonis reseptorKSM ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF RSCM-FKUI
TATALAKSANA KEPERAWATAN NYERI
Fentanyl
▪ Fentanyl merupakan agonis opioid sintetik golongan fenilpiperidin. Fentanyl memiliki potensial
analgesia 75-125 kali lebih besar daripada morfin dengan awitan lebih cepat dan durasi lebih
pendek
▪ Hal ini disebabkan karena fentanyl memiliki kelarutan lemak yang tinggi. Meskipun fentanyl memiliki
awitan cepat, namun terdapat penundaaan waktu (lag time) antara konsentrasi puncak plasma
dengan puncak perlambatan pada EEG selama 6.4 menit.
▪ Meskipun fentanyl memilik durasi kerja yang pendek namun waktu paruh eliminasinya lebih panjang
dari morfin.