Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN RADIKULOPATI LUMBAL


DI RUANG JABAL NUR RSUD SMC
Disusun untuk memenuhi tugas laporan individu praktik klinik
Keperawatan Dasar

Disusun Oleh:
NADIYYA NURFAUZIYYAH
P20620522060

2B
PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS
JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA
2023

A. KONSEP TEORI
1. Pengertian Penyakit
Radikulopati lumbal atau nyeri punggung bawah atau Low Back Pain (LBP) adalah
suatu keadaan tidak nyaman atau rasa nyeri yang akut pada di daerah ruas lumbalis
kelima dan sakralis (L5-S1) bersumber dari tulang belakang yaitu pada daerah spinal
(punggung bawah), otot, saraf, atau struktur lainnnya di sekitar daerah tersebut.
2. Etiologi
Etiologi nyeri punggung bermacam – macam, yang paling banyak adalah penyebab
sistem neuromuskuloskeletal. Disamping itu LBP dapat merupakan nyeri rujukan dari
gangguan sistem gastrointestinal, sistem genitorinaria atau sistem kardiovaskuler.
Proses infeksi, neoplasma dan inflasi daerah panggul dapat juga menimbulkan LBP.
Penyebab sistem neuromuskuloskeletal dapat diakibatkan beberapa faktor seperti otot,
discusinvertebralis, sendi apofiseal, kompresi saraf, metabolik, psikogenik, dan umur.
3. Anatomi Fisiologi
Kolumna vertebralis atau rangkaian tulang belakang adalah sebuah struktur lentur
yang dibentuk oleh sejumlah tulang yang disebut vertebra atau ruas tulang belakang.
Vertebra dikelompokan dan dinamai sesuai dengan daerah yang ditempatinya. Tujuh
vertebra servikal atau ruas tulang bagian leher membentuk daerah tengkuk. Dua belas
vertebra torakalis atau ruas tulang punggung membentuk bagian belakang toraks atau
dada. Lima vertebra lumbalis atauruas tulang pinggang membentuk daerah lumbal
atau pinggang. Lima vertebra sakralis atau ruas tulang kelangkang membentuk
sacrum atau tulang kelangkang. Empat vertebra kosigeus atau ruas tulang tungging
membentuk tulang koksigeus atau tulang tungging.
Fungsi kolumna vertebralis yaitu bekerja sebagai pendukung badan yang kokoh dan
sekaligus juga bekerja sebagai penyangga dengan perantaraan tulang rawan cakram
invertebralis yang lengkungannya memeberi fleksibilitas dan memungkinkan
membengkok tanpa patah. Cakramnya juga berguna untuk menyerap goncangan yang
terjadi bila menggerakan berat badan seperti waktu berlari atau meloncat, dan dengan
demikian otak dan sumsum tulang belakang terlindung terhadap goncangan.
Kolumna vertebralis juga memikul berat badan, menyediakan permukaan untuk kaitan
otot, dan membentuk tapal batas posterior yang kukuh untuk ronggarongga badan dan
memberi kaitan pada iga.
4. Tanda dan Gejala
Berdasarkan pemeriksaannya tanda dan gejala nyeri punggung bawah dapat
dikategorikan ke dalam 3 kelompok yaitu:
1. Nyeri punggung bawah sederhana
Adanya nyeri pada daerah sepanjang tulang belakang tanpa penjalaran atau
keterlibatan saraf di bawahnya. Nyeri saat bergerak, derajat nyeri bervariasi setiap
waktu, dan tergantung dari aktivitas fisik.
2. Nyeri punggung bawah dengan gangguan persyarafan
Gejalanya nyeri yang menjalar ke lutut, tungkai, dan kaki.
3. Nyeri punggung bawah menurut kegawatannya
Ada riwayat trauma fisik berat seperti jatuh dari ketinggian ataupun kecelakaan
kendaraan bermotor, adanya nyeri tanpa pergerakan yang konstan dan progresif,
ditemukan nyeri daerah perut dan atau dada. Merasakan nyeri hebat pada malam
hari yang tidak membaik dengan posisi telentang, penurunan beratbadan yang
tidak diketahui sebabnya, menggigil, dan atau demam, pergerakan punggung
sangat terbatas dan persisten dan adanya gejala kencing tertahan.
5. Patofisiologi (Pathway)
6. Pemeriksaan Diagnostik
1) Lumbal Pungsi
Dengan Pungsi Lumbal maka dapat diketahui warna LCS, adanya sumbatan
aliran, jumlah sel, kadar protein, NaCl dan glukosa.
2) Foto Rontgen
Untuk melihat fracture korpus vertebra, prosesus spinosus, spondilolistesis,
bamboo spine, destruksi vertebra, osteofit, scoliosis, hiperlordosis dan
spondilosis.
3) ENMG/EMG
Untuk mengetahui radiks mana yang terkena dan apakah terdapat
polineuropati.
Pengukuran nyeri yang paling mungkin adalah dengan pendektan obyektif
yang menggunakan respon fisiologik terhadap nyeri itu sendiri.
7. Penatalaksaan Medis
Penanganan nyeri punggung dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti merubah
gaya hidup, terapi non obat, dan penyembuhan menggunakan obat.
 Merubah gaya hidup
- Diusahakan untuk bergerak aktif
- Menurunkan berat badan berlebih
- Belajar membungkuk atau mengangkat benda dengan posisi yang tepat
- Menyesuaikan postur tubuh dengan pekerjaan (sesuai ergonomi)
 Terapi non obat
Fisioterapi, osteopati dan chiropraktic merupakan bentuk terapi yang melakukan
manipulasi terhadap bagian tulang punggung untuk meredakan nyeripunggung.
 Penggunan obat
- Analgesik
Penghilang nyeri yang bekerja dengan cara mengganggu proses transmisi
nyeri
- Nonsteroidal OTC
Obat anti peradangan yang digunakan untuk meringankan nyeri dan
mengurangi peradangan.
- Methocarbomol
Obat relaksasi otot yang berfungsi meredakan kejang otot.
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
1) Identitas pasien
Nama, umur, jenis kelamin, alamat, agama, pendidikan, pekerjaan, agama,
suku/bangsa, status pernikahan
2) Identitas Pennggung Jawab
Nama, umur, jenis kelamin, alamat, agama, pendidikan, pekerjaan, agama,
suku/bangsa, status pernikahan, hubungan dengan pasien
3) Aktivitas dan istirahat
Gejala : Riwayat pekerjaan yang perlu mengangkat benda berat, duduk,
mengemudi dalam waktu lama, membutuhkan papan/matras waktu
tidur, penurunan rentang gerak dari ekstrimiter pada salah satu bagian tubuh,
tidak mampu melakukan aktivitas yang biasanya dilakukan.
Tanda : Atropi otot pada bagian tubuh yang terkena, gangguan dalam
berjalan.
4) Eliminasi
Gejala : Konstribusi, mengalami kesulitan dalam defekasi, adanya
inkontenensia/retensi urine
5) Integritas Ego
Gejala : Ketakutan akan timbulnya paralysis, ansietas masalah pekerjaan,
finansial keluarga.
Tanda : Tampak cemas, depresi menghindar dari keluarga/ orang terdekat
6) Neurosensori
Gejala : Kesemutan, kekakuan, kelemahan dari tangan/kaki
Tanda : Penurunan refleks tendon dalam, kelemahan otot, hipotonia, nyeri
tekan/spasme pavavertebralis, penurunan persesi nyeri (sensori)
7) Nyeri/kenyamanan
Gejala : Nyeri seperti seperti tertusuk tertusuk pisau yang akan semakin
memburuk dengan adanya batuk, bersin, membengkokan badan, mengangkat
kaki, atau fleksi pada leher, nyeri yang tidak ada hentinya atau adanya episode
nyeri yang lebih berat secara interminten; nyeri menjalar ke kaki, bokong
(lumbal) atau bahu/lengan; kaku pada leher (servikal). Terdengar adanya
suara
“krek” saat nyeri baru timbul/saat trauma atau merasa “punggung patah”,
keterbatasan untuk mobilisasi/membungkuk kedepan
Tanda : Sikap: dengan cara bersandar dari bagian tubuh yang terkena,
perubahan cara berjalan, berjalan dengan terpincang-pincang, pinggang
terangkat pada bagian tubuh yang terkena, nyeri pada saat palpasi.
8) Keamanan
Gejala : Adanya riwayat masalah punggung yang baru saja terjadi
9) Penyuluhan dan pembelajaran
Gejala : Gaya hidup; monoton atau peraktif
Pertimbangan : DRG menunjukan rata-rata perawatan: 10,8 hari
10) Rencana pemulangan : Mungkin memerlukan batuan transportasi, perawatan
diri dan penyelesaian tugas-tugas.
2. Diagnosa Keperawatan, Luaran Keperawatan, dan Intervensi Keperawatan
No. Diagnosa (SDKI) Luaran (SLKI) Intervensi (SIKI)
1. (D. 0077) Nyeri (L. 08066) Manajemen Nyeri
akut b.d agen Tingkat nyeri  Observasi
pencedera fisiologis dengan ekspektasi - Identifikasi PQRST
d.d menurun. Kriteria  Terapeutik
Mayor hasil: - Berikan teknik
DS: mengeluh nyeri  Keluhan nyeri nonfarmakologis untuk
DO: tampak menurun (5) meredakan nyeri
meringis, bersikap  Meringis - Kontrol lingkungan yang
protektif, gelisah, menurun (5) memperberat rasa nyeri
frekuensi nadi  Sikap - Fasilitasi istirahat dan
meningkat, sulit protektif Tidur
tidur menurun (5)  Edukasi

 Gelisah - Jelaskan strategi

menurun (5) meredakan nyeri

 Kesulitan - Anjurkan memonitor

tidur menurun nyeri secara mandiri

(5) - Ajarkan teknik


nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
 Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
2. (D. 0054) Gangguan (L. 05042) Dukungan Ambulasi
mobilitas fisik b.d Mobilitas fisik  Observasi
gangguan dengan - Identifikasi adanya nyeri
neuromuskular ekspektasi atau keluhan fisik
Mayor meningkat. lainnya
DS: mengeluh sulit Kriteria hasil: - Identifikasi toleransi fisik
menggerakan  Pergerakan melakukan ambulasi
ekstremitas ektremitas - Monitor frekuensi
DO: kekuatan otot meningkat (5) jantung dan tekanan
menurun, ROM  Kekuatan otot darah sebelum memulai
menurun meingkat (5) ambulasi
 ROM - Monitor kondisi umum
meningkat (5) selama melakukan
ambulasi
 Terapeutik
- Fasilitasi aktivitas
ambulasi dengan alat
bantu (mis. tongkat,
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia (SDKI). Edisi 1. Jakarta: Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia (SIKI). Edisi 1. Jakarta: Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan
Indonesia (SLKI). Edisi 1. Jakarta: Persatuan Perawat Indonesia

Anda mungkin juga menyukai