OLEH:
SRI WAHYUNI
NIM : 2018.B.19.0496
1
SURAT PERNYATAAN
Sri Wahyuni
i
ii
LEMBAR PENGESAHAN
PEMBIMBING PRAKTIK
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Asuhan Keperawatan pada Ny. B Dengan Diagnosa Medis Selulitis Pedis
Distra di Ruang Bougenville RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya
Di Susun Oleh :
Sri Wahyuni
(2018.B.19.0496)
Penguji I Penguji II
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Asuhan
Keperawatan ini yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada Ny. B dengan
Diagnosa Medis Selulitis Pedis Distra di Ruang Bougenville RSUD dr. Doris
Sylvanus Palangka Raya ”.
Laporan Asuhan Keperawatan ini merupakan salah satu syarat untuk
memenuhi tugas Praktik Klinik Keperawatan III. Penulis menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang dapat membangun.
Penulis
v
DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii
KATA PENGANTAR..............................................................................................iv
DAFTAR ISI.............................................................................................................v
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................2
1.3 Manfaat................................................................................................................2
1.4 Tujuan Penulisan..................................................................................................3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................4
1.1 Konsep Dasar Vertigo.......................................................................................4
1.1 Konsep Asuhan Keperawatan...........................................................................12
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN......................................................................17
3.1 Pengkajian.........................................................................................................17
3.2 Analisa Data......................................................................................................33
3.3 Prioritas Masalah ..............................................................................................34
3.4 Rencana Keperawatan.......................................................................................35
3.5 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan.........................................................38
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Penyakit ini biasanya didahului trauma, karena itu tempat predileksinya di tungkai
bawah. Gejala prodormal selulitis adalah demam dan malaise, kemudian diikuti
tanda-tanda peradangan yaitu bengkak (tumor), nyeri (dolor), kemerahan (rubor),
dan teraba hangat (kalor) pada area tersebut. Penyakit kulit yang disebabkan oleh
Staphylococcus, Streptococcus, atau oleh keduanya disebut pioderma. Penyebab
utamanya ialah Staphylococcus aureus dan Streptococcus B hemolyticus,
sedangkan Staphylococcus epidermidis merupakan penghuni normal di kulit dan
jarang menyerang infeksi. Faktor predisposisi pioderma adalah higiene yang
kurang, menurunnya daya tahan tubuh, dan telah ada penyakit lain di kulit. Salah
satu bentuk pioderma adalah selulitis yang akan dibahas pada referat ini.
Di era globalisai seperti sekarang tidak hanya seputar ilmu pengetahuan,
teknologi dan kedokteran saja yang berkembang pesat, namun pengetahuan
masyarakat dan tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang lebih
baik dan profesional juga semakin meningkat. oleh karena itu perawat dituntut
untuk dapat memberikan asuhan keperawatan secara profesional. (Depkes RI,
2011). Salah satu bentuk pelayanan tersebut adalah bidang keperawatan dimana
keperawatan tersebut diberikan secara komprehensif dan berkesinambungan serta
memandang pasien dari berbagai aspek bio-psiko-sosio-spiritual dan diutamakan
sesuai dengan kebutuhan pasien. berdasarkan kondisi ideal tersebut penulis
sebagai perawat berusaha komprehensif dalam melayani pasien khususnya pada
pasien Selulitis yang paling banyak pada anak-anak dan usia lanjut. (Depkes RI,
2011).
Selulitis mempunyai tiga karakteristik yaitu, peradangan supuratif sampai
di jaringan subkutis, mengenai pembuluh limfe permukaan, plak eritematus, batas
tidak jelas dan cepat meluas. Selulitis sendiri dapat terjadi pada berbagai tingkat
1
2
usia penyebab Selulitis diantaranya adalah infeksi bakteri dan jamur, serta
disebabkan oleh penyebab lain seperti genetik, gigitan serangga dan lain – lain.
Untuk menghindari terkena Selulitis biasanya dilakukan dengan melembabkan
kulit secara teratur, potong kuku jari tangan dan kaki secara hati-hati, lindungi
tangan dan kaki, rawat secara tepat infeksi kulit pada bagian superficial.
Mempertimbangkan hal tersebut maka penulis turut berperan aktif dalam
mempertimbangkan asuhan keperawatan dengan pendekatan proses keperawatan
pada pasien Selulitis yang akan penulis susun dalam bentuk laporan studi kasus
berjudul “Asuhan Keperawatan KMB pada Ny. B dengan Diagnosa Medis
Selulitis Pedis Distra di ruang Bougenville di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka
Raya”.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan umum
Diharapkan dapat melaksanakan Asuhan Keperawatan pada Ny. B dengan
Diagnosa Medis Selulitis Pedis Distra di ruang Bougenville di RSUD dr. Doris
Sylvanus Palangka Raya.
1.3.2 Tujuan Khusus
1) Mampu melakukan pengkajian pada Ny. B dengan Diagnosa Medis
Selulitis Pedis Distra di ruang Bougenville di RSUD dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya.
2) Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Ny. B dengan
Diagnosa Medis Selulitis Pedis Distra di ruang Bougenville di RSUD dr.
Doris Sylvanus Palangka Raya.
3) Mampu menyusun intervensi keperawatan pada Ny. B dengan Diagnosa
Medis Selulitis Pedis Distra di ruang Bougenville di RSUD dr. Doris
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
4
5
Selulitis merupakan infeksi pada lapisan kulit yang lebih dalam. Dengan
karakteristik sebagai berikut :
1. Peradangan supuratif sampai di jaringan subkutis.
2. Mengenai pembuluh limfe permukaan.
3. Plak eritematus, batas tidak jelas dan cepat meluas.
2.1.2 Etiologi
Penyebab Selulitis paling sering pada orang dewasa adalah
Staphylococcus aureus dan Streptokokus beta hemolitikusgrup A sedangkan
penyebab Selulitis pada anak adalah Haemophilus influenzatipe b (Hib),
Streptokokus beta hemolitikusgrup A, dan Staphylococcus aureus. Streptococcuss
beta hemolitikusgroup B adalah penyebab yang jarang pada Selulitis. Selulitis
pada orang dewasa imunokompeten banyak disebabkan oleh Streptococcus
pyogenes dan Staphylococcus aureus sedangkan pada ulkus diabetikum dan ulkus
dekubitus biasanya disebabkan oleh organisme campuran antara kokus gram
positif dan gram negatif aerob maupun anaerob. bakteri mencapai dermis melalui
jalur eksternal maupun hematogen. Pada imunokompeten perlu ada kerusakan
barrier kulit, sedangkan pada imunokopromais lebih sering melalui aliran darah.
onset timbulnya penyakit ini pada semua usia. (Gillespie, 2017)
Penyakit Selulitis umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri dan jamur,
namun ada beberapa penyebab lain dari selulitis yaitu :
2.1.2.1 Infeksi bakteri dan jamur
1) Disebabkan oleh Streptococcus grup A dan Staphylococcus aureus
2) Pada bayi yang terkena penyakit ini dibabkan oleh Streptococcus grup
3) Infeksi dari jamur Aeromonas Hydrophila, tapi Infeksi yang
diakibatkan jamur termasuk jarang.
4) S. Pneumoniae (Pneumococcus)
2.1.2.2 Penyebab lain
1) Gigitan binatang, serangga, atau bahkan gigitan manusia.
2) Kulit kering
3) Eksim
4) Kulit yang terbakar atau melepuh
5) Diabetes
6
terlokalisasi. Kulit tampak merah, bengkak, licin disertai nyeri tekan dan teraba
hangat.Ruam kulit muncul secara tiba-tiba dan memiliki batas yang tegas. Bisa
Kulit tampak merah, bengkak, licin disertai nyeri tekan dan teraba hangat. Ruam
kulit muncul secara tiba-tiba dan memiliki batas yang tegas. Bisa disertai memar
1) Demam
2) Nyeri kepala
3) Nyeri otot
4) Tidak enak badan
5) Malaise
6) Edema
7) Lesi
8
2.1.4 Patofisiologi
Kerusakan integritas kulit hampir selalu mendahului infeksi, karena
organisme invasif menyerang area yang terganggu, kejadian ini membuat sel
pertahanan kewalahan, seiring perkembangan Selulitis, organisme menyerang
jaringan disekitar lokasi luka awal (Kimberly, 2016).
Invasi bakteri masuk melalui trauma, luka, gigitan serangga berinvasi
streptokokus dan staphylococcus aureus melalui barier epidermal yang rusak
menyerang kulit dan subkutan, masuk ke jaringan yang lebih dalam dan menyebar
secara sistemik yang menyebabkan terjadinya reaksi infeksi/inflamasi yang
merupakan respon dari tubuh sehingga muncul nyeri, pembengkakan kulit, lesi
kemerahan dan demam.
Bakteri pathogen yang menembus lapisan luar menimbulkan infeksi pada
permukaan kulit atau menimbulkan peradangan. Penyakit infeksi sering berjangkit
pada orang gemuk, rendah gizi, orang tua dan pada orang dengan diabetes
mellitus yang pengobatannya tidak adekuat.
Gambaran klinis eritema lokal pada kulit dan sistem vena serta limfatik
pada ke dua ekstremitas atas dan bawah. Pada pemeriksaan ditemukan kemerahan
yang karakteristi hangat, nyeri tekan, demam dan bakterimia.
Selulitis yang tidak berkomplikasi paling sering disebabkan oleh
streptokokus grup A, streptokokus lain atau staphilokokus aereus, kecuali jika
luka yang terkait berkembang bakterimia, etiologi microbial yang pasti sulit
ditentukan, untuk abses lokalisata yang mempunyai gejala sebagai lesi kultur pus
atau bahan yang diaspirasi diperlukan. Meskipun etiologi abses ini biasanya
adalah stapilokokus, abses ini kadang disebabkan oleh campuran bakteri aerob
dan anaerob yang lebih kompleks. Bau busuk dan pewarnaan gram pus
menunjukkan adanya organisme campuran.
Ulkus kulit yang tidak nyeri sering terjadi. Lesi ini dangkal dan berindurasi dan
dapat mengalami infeksi. Etiologinya tidak jelas, tetapi mungkin merupakan hasil
perubahan peradangan benda asing, nekrosis dan infeksi derajat rendah.
9
2.1.4.1 WOC
2.1.5 Komplikasi
Menurut (Kimberly, 2016) komplikasi selulitis sebagai berikut:
1) Sepsis : Kondisi medis serius dimana terjadi peradangan seluruh tubuh
akibat infeksi.
2) Trombosis Vena Profunda : Peradangan pada dinding vena serta
tertariknya trombosit dan leokosit pada dinding yang mengalami radang.
3) Perburukan Selulitis
4) Abses lokal : Pengumpulan nanah akibat infeksi bakteri.
5) Tromboflebitis : Kondisi dimana terbentuknya bekuan dalam vena
sekunder akibat inflamasi atau trauma dinding vena karena obstruksi
vena sebagian.
6) Limfangitis : Merupakan infeksi pembuluh limfa.
7) Amputasi : Suatu keadaan ketiadaan sebagian atau seluruh anggota
gerak, prosedur pemotongan.
2.1.6 Pemeriksaan Penunjang
Jika sudah mengalami gejala seperti adanya tanda systemic, maka untuk
melakukan diagnosis membutuhkan penegakan diagnosis tersebut dengan
melakukan pemeriksaan lab seperti :
1) Complete blood count(pemeriksaan darah lengkap), menunjukkan
kenaikan jumlah leukosit dan rata-rata sedimentasi eritrosit. Sehingga
mengindikasikan adanya infeksi bakteri.
2) BUN level.
3) Creatinine level.
4) Culture darah
2.1.7 Penatalaksanaan
Menurut (Kimberly, 2012) penatalaksanaan selulitis sebagai berikut :
1) Anti Biotik, seperti sefuroksim sefuroksim dan sefaleksin.
2) Anti Jamur Topikal, seperti mupirosin
k) Ekstremitas
Kaji nyeri, kekuatan dan tonus otot
5 jika perlu
1.
No. Diagnosa Tujuan dan Intervensi
Keperawatan Kriteria Hasil
2. Hipertermia Setelah Intervensi : Manajemen Hipertemia
berhubungan dilakukan (I.15506)
proses infeksi tindakan 1. Observasi
(D.0130) keperawatan a. Identifikasi penyebab
selama x7 jam hipertemia
diharapkan b. Monitor suhu tubuh
hipertemia dapat c. Monitor kadar elektrolit
menurun dengan d. Monitor keluaran urine
kriteria hasil: e. Monitor komplikasi akibat
1. Suhu tubuh hipertemia
menurun 2. Terapeutik
dengan skor a. sediakan lingkungan yang
5 dingin
2. Tidak ada b. longgarkan atau lepaskan
perubahan pakaian
dengan c. basahi atau lepaskan pakaian
warna kulit d. berikan cairan oral
dengan skor 3. Edukasi
5 a. anjurkan tirah baring
3. Tekanan 4. Kolaborasi
darah normal a. Kolaborasi pemberian cairan
dengan skor dan elektrolit intravena, jika
5 perlu
3. Gangguan Setelah Intervensi : Perawatan Integritas
integritas kulit dilakukan Kulit (I.11353)
berhubungan tindakan 1. Observasi
dengan keperawatan a. Idenfikasi penyebab
neuropati selama x7 jam gangguan integritas kulit
perifer diharapkan b. Observasi balutan luka
( D.0192) pasien mampu c. Observasi luka
mempertahanka 2. Terapeutik
n integritas kulit a. Ubah posisi setiap 2 jam jika
yang baik tirah baring
dengan kriteria b. Gunakan produk berbahan
hasil: c. Jaga kebersihan kulit agar
1. Integritas tetap bersih dan kering
kulit yang d. Ganti balutan luka bila perlu
baik bisa 3. Edukasi
dipertahanka a. Anjurkan minum air yang
n (Sensasi, cukup
elastisitas, b. Anjurkan meningkatkan
temparatur, asupan asupan nutrisi
hidrasi, c. Anjurkan meningkatkan
teksturpigme asupan buah dan sayur
16
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
17
18
GENOGRAM KELUARGA :
19
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Pasien
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum :
Pasien tampak lemah, kesadaran compos mentis (E4V5M6), irama
nafas teratur dan tidak suara nafas tambahan, kemampuan pergerakan
terbatas, ADL mandiri, pasien terpasang infuse di tangan sebelah
kanan dengan cairan NaCl 0,9 % 8 tpm. Terpasang cateter, TTV TD:
120/90 mmHg, N: 84x/menit, RR: 22x/menit, S: 36,8°C.
2. Status Mental :
a. Tingkat Kesadaran : Compos Mentis
b. Ekspresi wajah : Pasien meringis wajahnya ketika
merasakan nyeri
c. Bentuk badan : Ideal
d. Cara berbaring/bergerak : /kemampuan pergerakkan terbatas
e. Berbicara : Pasien dapat berbicara dengan
jelas
f. Suasana hati : Sedih
g. Penampilan : Rapi dan sederhana
h. Fungsi kognitif :
Orientasi waktu : Pasien mampu mengingat waktu
bahwa sekarang pagi
Orientasi Orang : Pasien mampu mengenal dan
mengingat orang disekitarnya
terutama pada suami dan
keluarganya
20
4. PERNAPASAN (BREATHING)
Bentuk Dada : Simetris
Kebiasaan merokok : Tidak pernah merokok
Batang/hari
Batuk, sejak : Tidak ada
Batuk darah, sejak : Tidak ada
Sputum, warna: Tidak ada
Sianosis : Warna kulit tidak ada kebiru-biruan
Nyeri dada : Tidak ada nyeri saat bernafas
Dyspnoe nyeri dada Orthopnoe Lainnya…….………..
Sesak nafas saat inspirasi Saat aktivitas Saat
istirahat
Type Pernafasan :
Dada Perut Dada dan perut
Kusmaul Cheyne-stokes Biot
Lainnya
21
Refleks Cahaya :
Kanan Positif Negatif
Kiri Positif Negatif
Nyeri, lokasi ………………………………..
Vertigo Gelisah Aphasia
Kesemutan
Bingung Disarthria Kejang
Trernor Pelo
Uji Syaraf Kranial :
Nervus Kranial I : (Olfactorius) pasien bisa membedakan aroma kopi
dan teh.
Nervus Kranial II : (Optikus) pasien dapat melihat dengan jelas orang
disekitarnya.
Nervus Kranial III : (Okulomotorius) pasien dapat menggerakkan otot
disekitar mata.
Nervus Kranial IV : (Troklearis) pasien dapat menggerakkan mata ke
bawah dan ke atas.
Nervus Kranial V: (Trigeminus) pasien mampu mengunyah dengan
baik.
Nervus Kranial VI : (Abdusen) pasien dapat dapat menggerakkan bola
mata ke arah datangnya cahaya
Nervus Kranial VII : (Facialis) pasien dapat mengekspresikan wajah
sesuai suasana hati.
Nervus Kranial VIII : (Vestibulotroklearis) pasien dapat mendengar
suara bisikan perawat.
Nervus Kranial IX : (Glasofaringeus) pasien dapat menelan dengan
baik.
Nervus Kranial X : (Vagus) fungsi pita suara pasien baik
Nervus Kranial XI : (Assesorius) pasien dapat menoleh ke kiri dan
kanan.
Nervus Kranial XII : (Hipoglosus) pasien dapat menggerakkan lidah
ke kiri dan ke kanan.
23
Uji Koordinasi :
Ekstrimitas Atas :
Jari ke jari Positif Negatif
Jari ke hidung Positif Negatif
Ekstrimitas Bawah :
Tumit ke jempul kaki : Positif Negatif
Uji Kestabilan Tubuh : Positif Negatif
Refleks :
Bisep : Kanan +/- Kiri +/- Skala………….
Trise : Kanan +/- Kiri +/- Skala………….
Brakioradialis : Kanan +/- Kiri +/- Skala………….
Patella : Kanan +/- Kiri +/- Skala………….
Akhiles : Kanan +/- Kiri +/- Skala………….
Refleks Babinski Kanan +/- Kiri +/-
Refleks lainnya :
Uji sensasi :
Keluhan lainnya :
Masalah Keperawatan :
Atropi
Hipertropi
Kontraktur
Malposisi
Uji kekuatan otot :
Ekstrimitas atas 5/5. Ekstrimitas bawah 4/4
Deformitas tulang, lokasi
Peradangan, lokasi
Perlukaan, lokasi bagian kaki kanan luas 5x3 cm dengan kedalaman
<1 cm
Patah tulang, lokasi
Tulang belakang Normal Skoliosis
Kifosis Lordosis
10. KULIT-KULIT RAMBUT
Riwayat alergi Obat
Makanan
Kosmetik
Lainnya
Suhu kulit Hangat Panas Dingin
b. Telinga / Pendengaran :
Fungsi pendengaran :
Berkurang Berdengung Tuli
c. Hidung / Penciuman:
Bentuk : Simetris Asimetris
Lesi
Patensi
Obstruksi
Nyeri tekan sinus
Transluminasi
27
Labis ....................................................................
Uretra ....................................................................
Kebersihan : Baik Cukup Kurang
Kehamilan : …………………
Tafsiran partus : …………………
Keluhan lain :…………………..
Payudara :
Simetris Asimetris
Sear Lesi
Pembengkakan Nyeri tekan
Puting : Menonjol Datar Lecet Mastitis
Warna areola :
ASI Lancar Sedikit Tidak keluar
Keluhan lainnya :
Masalah Keperawatan :
D. POLA FUNGSI KESEHATAN
1. Persepsi Terhadap Kesehatan dan Penyakit :
Pasien mengatakan bahwa ingin cepat sembuh dan dapat beraktivitas
sehari-hari seperti biasa dan pasien tidak mengetahui tentang penyakit
yang ia derita saat ini.
2. Nutrisida Metabolisme
TB : 158 Cm
BB sekarang : 58 Kg
BB Sebelum sakit : 59 Kg
Diet :
Biasa Cair Saring Lunak
Diet Khusus :
Rendah garam Rendah kalori TKTP
Rendah Lemak Rendah Purin Lainnya……….
Mual
Muntah…………….kali/hari
Kesukaran menelan Ya Tidak
29
pasien merasa sangat puas dengan status dan posisinya dalam keluarga
dan juga pada jenis kelamin yang di milikinya.
Harga diri : Pasien mengatakan merasa minder terhadap penyakit yang
diderita.
Peran : Pasien mengatakan bahwa sudah mampu dan bangga menjadi
seorang istri dan seorang ibu bagi anak-anaknya.
Masalah Keperawatan :
6. Aktivitas Sehari-hari
Hanya berbaring dan duduk diatas tempat tidur tetapi ADL pasien
dapat dilakukan secara mandiri
Masalah Keperawatan :
7. Koping –Toleransi terhadap Stress
Mendekatkan diri kepada Tuhan ketika banyak pikiran
Masalah Keperawatan :
8. Nilai-Pola Keyakinan
Pasien aktif beribadah
Masalah Keperawatan
E. SOSIAL – SPIRITUAL
1. Kemampuan berkomunikasi : Pasien mampu berkomunikasi dengan
jelas
2. Bahasa sehari-hari : Bahasa Indonesia dan bahasa dayak
3. Hubungan dengan keluarga : Sebagai istri dan ibu
4. Hubungan dengan teman/petugas kesehatan/orang lain : Hubungan
dengan teman dan petugas kesehatan terjalin hormonis dan kooperatif
5. Orang berarti/terdekat : Suami, anak, orang tua dan keluarga
6. Kebiasaan menggunakan waktu luang : Istirahat diatas tempat tidur
7. Kegiatan beribadah : Sholat 5 waktu
F. DATA PENUNJANG (RADIOLOGIS, LABORATORIUM,
PENUNJANG LAINNYA)
Sabtu, 28 November 2020
No. Parameter Hasil Satuan Nilai Normal
1. HB 7,3 g/Dl 10.5-18.0
2. GDS 200 Mg/dl < 200
31
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
No Nama Obat Dosis Indikasi Efek Samping
. Pemberian
1. inf nacl 0,9% 8 tpm Untuk
mengganti
cairan tubuh
2. Inf Dapat Pusing, sakit kepala,
metronidazole mengobati mual, muntah, hilang
infeksi bakteri nafsu makan
dan parasit
3. inj. 3x 20mg Mengatasi Pusing, vertigo, mual dan
furosemide penumpukan muntah, diare,
cairan dalam penglihatan buram,
tubuh sembelit
4. inj. 3x1 gr Menangani Batuk, sesak napas,
Cefoperazone infeksi karena demam, menggigil
bakteri badan terasa lemah dan
lelah, mual, urine
berwarna gelap
nyeri saat buang air kecil
5. Asam folat 3x1 Membantu Mual, ruam merah pada
tubuh dalam kulit, insomnia,
memecah, gangguan kejang
menggunakan,
sekaligus
membentuk
protein baru.
Sri Wahyuni
ANALISIS DATA
Q: nyeri tumpul
R: dibagian kaki kanan
S: skala 4
T: hilang timbul
DO:
- Pasien tampak meringis
- Pasien tampak
mengerutkan wajahnya
- TTV :
TD=120/90 mmHg
N=84x/menit
RR=22x/menit,
S= 36,8°C
DS: Neuropati perifer Gangguan Integritas
Pasien mengatakan kaki Kulit
pada bagian kanan bengkak
DO:
- Kaki kanan bengkak
- Terdapat luka Selulitis
Pedis Distra
- Kondisi luka teraba
hangat berwarna merah
- Terdapat kulit yang mati
- Luas luka 5x3 cm
dengan kedalaman <1
cm
DS: Penurunan konsentrasi HB Perfusi Perifer Tidak
Pasien mengatakan lemah dalam darah Efektif
DO:
- Pasien tampak
lemah
- Konjungtiva anemis
- Bibir, wajah telapak
tangan pucat
- HB : 7,3 g/dL
PRIORITAS MASALAH
RENCANA KEPERAWATAN
Perfusi perifer tidak efektif Setelah dilakukan tindakan keperawatan Intervensi : Perawatan Sirkulasi (I.02079)
berhubungan dengan selama x7 jam diharapkan pasien
Penurunan konsentrasi HB mampu mempertahankan integritas kulit 1. Identifikasi factor resiko gangguan sirkulasi 1. Untuk mengetahui faktor resiko
yang baik dengan kriteria hasil : 2. Monitor panas, kemerahan, nyeri atau bengkak gangguan sirkulasi
dalam darah
1. Penyembuhan luka meningkat pada ekstremitas 2. Untuk mengetahui sejauh mana
dengan skor 5 3. Hindari pemasangan infus atau pengambilan 3. Dapat mencegah masalah lain
2. Nyeri ekstremitas dapat menurun darah di area keterbatasan perfusi 4. Supaya kulit cepat membaik
dengan skor 5 4. Anjurkan melakukan perawatan kulit yang 5. Untuk mempercepat penyembuhan
3. Turgor kulit membaik dengan skor 5 tepat 1.
5. Anjurkan program diet untuk memperbaiki
sirkulasi
38
5. Mengganti balutan luka - Kondisi luka teraba hangat berwarna merah Sri Wahyuni
6. Menganjurkan menghindari terpapar suhu ekstrem - Luas luka 5x3 cm dengan kedalaman <1 cm
7. Mengajarkan keluarga untuk merawat luka secara
mandiri A= masalah belum teratasi
P= lanjutkan intervensi
Rabu, 2 Desember 1. Mengidentifikasi factor resiko gangguan sirkulasi S= Pasien mengatakan masih lemah
2. Memonitor panas, kemerahan, nyeri atau bengkak
2020 pada ekstremitas O=
3. Menghindari pemasangan infus atau pengambilan - Pasien masih tampak lemah
08:35 WIB darah di area keterbatasan perfusi - Konjungtiva masih terlihat anemis
4. Menganjurkan melakukan perawatan kulit yang tepat - Bibir, wajah telapak tangan masih tampak pucat
Sri Wahyuni
5. Menganjurkan program diet untuk memperbaiki
sirkulasi A= masalah belum teratasi
P= lanjutkan intervensi
40
LEMBAR KONSULTASI
PENULISAN LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN
MAHASISWA PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN III
TAHUN AJARAN 2020/2021
40
41
Sri
Wahyuni
2. Selasa, 01 Menambahkan referensi LP
Desember Lengkapi Asuhan
2020 Keperawatan
Mencari photo sesuai studi
kasus
Sri
Wahyuni
3. Rabu, 02 Menambahkan Diagnosa
Desember Perbaikan sesuai saran
2020
Sri
Wahyuni
4. Jumat, 04
Desember
2020
DAFTAR PUSTAKA
42
Huda Amin Nurarif dan Hardhi Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis NANDA & NIC NOC. Jogjakarta : Mediaction.
42