Anda di halaman 1dari 60

1

STUDI KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. SO DENGAN
DIAGNOSA MEDIS CA CERVIX DI RUANG
BOUGENVILLE RSUD dr. DORIS
SYLVANUS PALANGKA RAYA

OLEH:

TEDIE SETIYO

NIM : 2018.B.19.0497

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

PRODI DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN

TAHUN 2020
2

SURAT PERNYATAAN

Nama : TEDIE SETIYO

Nim : 2018.B.19.0497

Program Studi : DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN

Judul : Asuhan Keperawatan Pada Ny. SO Dengan Diagnosa

Medis CA Cervix Di Ruang Bougenville

RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Asuhan Keperawatan ini


merupakan hasil karya saya sendiri dan bukan plagiat, begitu pula hal yang terkait
didalamnya baik mengenai isinya, sumber yang saya kutip, maupun teknik
didalam pembuatan dan penyusunan laporan ini.
Pertanyaan ini akan saya pertanggung jawabkan sepenuhnya, apabila
dikemudian hari bukti bahwa asuhan keperawatan ini bukan hasil karya saya atau
plagiat, maka saya akan menerima sanksi atas perbuatan saya tersebut
berdasaskan peraturan yang berlaku.

Dibuat di : Palangka Raya


Pada Tanggal : Desember 2020

Saya Yang Menyatakan

Tedie Setiyo

i
3

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ini disusun Oleh :


Nama : Tedie Setiyo
NIM : 2018.B.19.0497
Program studi : Diploma Tiga Keperawatan
Tingkat Semester : III/V
Judul studi kasus : Asuhan Keperawatan Pada Ny.SO Dengan Diagnosa
Medis CA Cervix st IIIB Di Bougenville RSUD dr. Doris
Sylvanus Palangka Raya

Telah melaksanakan praktik Keperawatan Medikal Bedah II sebagai


persyaratan untuk menempuh Praktik Klinik Keperawatan III (PKK III) Program
Studi Diploma Tiga Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Palangka Raya

PEMBIMBING PRAKTIK
Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

(Eva priskila, S,Kep.,Ners) (Fransisca Yuli Andreiani S.Kep)


Mengetahui,
KUP PS Diploma Tiga Keperawatan

(Dewi Apriliyanti Ners., M.Kep)

ii
4

LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan Keperawatan Pada Ny.SO Dengan Diagnosa Medis CA Cervix ST

IIIB Di Bougenville RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya

Oleh:

TEDIE SETIYO

(2018.B.19.0497)

Telah diselesaikan sebagai laporan Praktik Klinik Keperawatan III

Penerapan Keperawatan Medikal Bedah II

Palangka Raya, Desember 2020

Pembimbing 1 Pembimbing 2

(Eva priskila, S,Kep.,Ners) (Fransisca Yuli Andreiani, S.Kep)

iii
5

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik hidayah-nya untuk dapat menyelesaiyakan “Asuhan
Keperawatan Pada Ny. SO Dengan Diagnosa Medis CA Cervix ST IIIB Di
Bougenville RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya”.

penulis banyak sekali memperoleh masukan, bimbingan, petunjuk-


petunjuk, pengetahuan yang sangat berharga dari berbagai pihak, sehingga
Laporan Studi Kasus ini dapat terselesaikan walaupun masih banyak
kekurangannya. Untuk itu perkenankan penulis mengucapkan terima kasih
kepada:

1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd.,M.Kes selaku Ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya.
2. Ibu Dewi Apriliyanti,Ners.,M.Kep selaku Ketua Program Studi Diploma Tiga
Keperawatan.
3. Ibu dr. Yayu Indrianty, Sp. KGA selaku Direktur Rumah Sakit Dr. Doris
Sylvanus Palangka Raya yang telah memberikan ijin sehingga kami dapat
dinas di RSUD Dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.
4. Bapak Zia Abdul Aziz.S.Kep.NS sebagai Kordinator Praktek Klinik
keperawatan III.
5. Kepala ruangan di ruangan Bougenville RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka
Raya.
6. Ibu Dewi Apriliyanti,Ners.,M.Kep selaku Penguji 1 di Ruang Bougenville
RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.
7. Ibu Fransisca Yuli Andreiani, S.Kep selaku Penguji 2 di Ruang Bougenville
RSUD Dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.
8. An. MZ sebagai pasien dan keluarga yang mau bekerja sama dalam
memberikan informasi dan data-data yang diperlukan.
9. Orang Tua tercinta dan seluruh keluarga yang memberikan dukungan dan
semangat untuk saya sehingga dapat menyelesaikan laporan studi kasus ini.
6

10. Semua pihak yang turut ambil bagian dalam membantu penyelesaian laporan
studi kasus ini, baik secara moril dan materil.

Semoga Laporan Studi Kasus ini dapat berguna bagi perkembangan ilmu
pengetahuan terutama dalam bidangiv Keperawatan. Penulis menyadari dalam
penulisan Laporan Studi Kasus ini masih banyak kekurangan dan kelemahan yang
jauh dari sempurna, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk perbaikan dimasa yang mendatang. Akhir kata penulis
mengucapkan terima kasih.

Palangka Raya, Desember 2020

Penulis
7

DAFTAR ISI
v

Halaman

COVER
SURAT PERYATAAN................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iv
DAFTAR ISI................................................................................................... vi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................... 4
1.4 Manfaat Penulisan..................................................................................... 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Penyakit.............................................................................. 5
2.2 Manajemen Keperawatan.......................................................................... 13
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian................................................................................................. 18
3.2 Diagnosa Keperawatan.............................................................................. 33
3.3 Intervensi Keperawatan............................................................................. 34
3.4 Implementasi Keperawatan....................................................................... 38
3.5 Evaluasi Keperawatan............................................................................... 38
BAB 4 PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian................................................................................................. 43
4.2 Diagnosa Keperawatan.............................................................................. 43
4.3 Intervensi Keperawatan............................................................................. 44
4.4 Implementasi Keperawatan....................................................................... 45
4.5 Evaluasi Keperawatan............................................................................... 46
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan................................................................................................ 47
5.2 Saran.......................................................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA
8

LAMPIRAN-LAMPIRAN

vi
1

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini kanker merupakan salah satu permasalahan kesehatan utama
dunia. Data dari World Health Organization (WHO) setiap tahunnya ada
sekitar 6,25 juta jiwa terkena kanker dan 9 juta jiwa meninggal dunia
dalam 80 tahun terakhir. Terdapat dua kanker yang dominan pada wanita
yaitu kanker payudara dan kanker seviks. Jika dilihat dari angka
mortalitas dan morbiditas kanker serviks menempati urutan ke 2 setelah
kanker payudara.
Kanker serviks adalah kanker yang tumbuh di serviks, yaitu
perbatasan antara uterus dan vagina. Pada tahun 2015, WHO
menyatakan bahwa kanker serviks menempati urutan ke 4 penyebab
kanker namun pada umumnya di usia 54 – 44 tahun kanker serviks masih
menempati urutan ke 2 dengan angka kejadian 528.000 kasus baru dan
angka kematian mencapai 266.000 jiwa. Afrika Timur, Indonesia,
Malaysia dan Afrika Selatan menjadi Negara dengan factor resiko
tertinggi di dunia. Kejadian kanker serviks di Indonesia menempati
urutan ke 2 setelah kanker payudara, yaitu sebesar 20.928 kasus dan
9.928 angka kematian. Insiden kejadian kanker serviks di Indonesia
adalah < 19, 92 % per 100.000 wanita per tahun.

Salah satu penyebab terjadinya kanker serviks adalah Human


Papiloma Virus (HPV). Virus ini baru akan menjadi kanker setelah 10
sampai 20 tahun dengan ditandai oleh adanya lesi pre kanker. Faktor
resiko utama terjadinya kanker serviks adalah wanita yang sering
berganti-ganti pasangan seksual, berhubungan seksual dengan pasangan
yang beresiko tinggi, merokok, melemahnya system kekebalan tubuh
dan koitus usia dini yaitu dibawah usia 16 tahun (Erwin dkk, 2016).
Keluhan utama yang paling sering diutarakan oleh penderita adalah
nyeri dalam perjalanan penyakitnya dan merupakan alasan paling umum

1
2

untuk mencari dan mendapatkan bantuan medis, 45-100 % penderita


mengalami nyeri yang sedang hingga nyeri berat. Keluhan nyeri banyak
dijumpai pada pasien-pasien kanker. Nyeri yang dialami oleh pasien-
pasien kanker adalah nyeri yang diklasifikasikan dalam nyeri kronis
karena nyeri tersebut dialami dan berlangsung selama lebih dari 3 bulan
(Saragih, 2016).
Nyeri pada pasien kanker merupakan suatu fenomena subjektif yang
merupakan gabungan antara faktor fisik dan non fisik. Nyeri dapat
berasal dari berbagai bagian tubuh ataupun sebagai akibat dari terapi dan
prosedur yang dilakukan termasuk operasi, kemoterapi dan radioterapi
(Rasjidi, 2016)
Reaksi fisik seseorang terhadap nyeri meliputi perubahan
neurologis yang spesifik dan sering dapat diperkirakan. Reaksi pasien
terhadap nyeri dibentuk oleh berbagai faktor yang saling berinteraksi
mencakup umur, sosial budaya, status emosional, pengalaman nyeri masa
lalu, sumber nyeri dan dasar pengetahuan pasien. Kemampuan untuk
mentoleransi nyeri dapat menurun dengan pengulangan episode nyeri,
kelemahan, marah, cemas dan gangguan tidur. Toleransi nyeri dapat
ditingkatkan dengan obat-obatan, alkohol, hipnotis, kehangatan,
distraksi dan praktek spiritual (Le Mone & Burke, 2015).
Berdasarkan hasil komunikasi penulis terhadap 3 pasien kanker
serviks yang sedang menjalani rawat inap didapatkan bahwa ketiga
pasien tersebut mengatakan merasakan nyeri pada bagian vaginanya.
Nyeri yang dirasakan oleh ketiga pasien tersebut rata-rata telah mereka
alami lebih dari 3 bulan dan dapat dikategorikan sebagai nyeri kronis.
Ketiga pasien kanker serviks tersebut mengatakan penanganan yang
mereka lakukan untuk mengatasi nyeri yang dialaminya yaitu dengan
mentaati semua perintah yang danjurkan oleh dokter, antara lain dengan

meminum obat secara teratur, menjaga asupan nutrisi, dan istirahat


yang cukup.
3

Manajemen nyeri pada pasien kanker serviks menjadi penting


kaitannya dengan upaya-upaya menghilangkan nyeri atau pain relief.
Manajemen nyeri meliputi terapi farmakologis antara lain dengan
pemberian analgesik dan terapi non farmakologis. Terapi non
farmakologis merupakan suatu cara untuk mengurangi nyeri dengan
pendekatan non farmakologi contohnya yaitu relaksasi distraksi,
massage, guided imaginary, dan lain sebagainya. Menurut Demir (2016)
teknik nonfarmakologis merupakan suatu tindakan mandiri perawat
dalam mengurangi nyeri, diantaranya dengan suatu tindakan mandiri
perawat dalam mengurangi nyeri, seperti teknik relaksasi, distraksi,
biofeedback Transcutan Elektric Nervous Stimulating (TENS), guided
imagery, terapi musik, accupresur, aplikasi panas dan dingin, foot
massaged an hipnotis.Management nyeri non farmakologi untuk
menghilangkan nyeri meliputi teknik distraksi, teknik pemijatan
(massage), teknik relaksasi, terapi musik, guided imaginary, meditasi,
imajinasi terbimbing. Teknik- tekniktersebut dapat menurunkan
intensitas nyeri, mempercepat penyembuhan dan membantu dalam tubuh
mengurangi berbagai macam penyakit seperti depresi, stress dll (Kozier:
2016).
Pengobatan kanker konvensional seperti radiation therapy
menyebabkan berbagai efek samping traumatis dengan tingkat keparahan
dan durasi yang berbeda. Efek samping pengobatan kanker yang paling
umum adalah kelelahan (80%), insomnia (73%), nyeri (48%), dan mual
atau muntah (48%). Salah satu teknik penanganan nyeri menggunakan
pendekatan non farmakologi yaitu dengan Massage Effleurage.
Massage Effleurage adalah suatu gerakan dengan mempergunakan
seluruh permukaan tangan melekat pada bagian-bagian tubuh yang
digosok dengan ringan dan menenangkan. Massage Effleurage
bertujuan untuk meningkatkan sirkulasi darah, menghangatkan otot
abdomen, dan meningkatkan relaksasi fisik dan mental. Massage
Effleurage merupakan teknik relaksasi yang aman, mudah dan tidak
4

perlu biaya, tidak memiliki efek samping dan dapat dilakukan sendiri
atau dengan bantuan orang lain (Trisnowiyanto, 2016).

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam studi kasus ini adalah bagaimanakah asuhan


keperawatan pada ny. So dengan diagnosa medis ca cervix st iiib di
bougenville rsud dr. Doris sylvanus palangka raya ?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan Penulisan Ini Adalah Untuk Asuhan Keperawatan Pada Ny. SO
Dengan Diagnosa Medis CA Cervix ST IIIB Di Bougenville RSUD Dr.
Doris Sylvanus Palangka Raya.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Manfaat Teoritis
Diharapkan Dapat Meningkatkan Asuhan Keperawatan Pada Ny. SO
Dengan Diagnosa Medis CA Cervix ST IIIB Di Bougenville RSUD Dr.
Doris Sylvanus Palangka Raya.
1.4.2 Manfaat Praktis
1.4.2.1 Bagi Perkembangan IPTEK
Hendaknya Informasi Yang Didapat Dari Penelitian Ini Menjadi Sumber
Pengetahuan Dan Menjadi Acuan Untuk Penelitian Yang Akan
Dilaksanakan Selanjutnya Tentang Asuhan Keperawatan Pada Ny. SO
Dengan Diagnosa Medis CA Cervix ST IIIB Di Bougenville RSUD Dr.
Doris Sylvanus Palangka Raya.
1.4.2.2 Bagi Mahasiswa
Mahasiswa Memperoleh Pengetahuan Serta Menambah Wawasan
Pengetahuan Dan Sebagai Acuan Agar Dapat Menerapkan Peran
Perawat Salah Satunya Sebagai Educator, Agar Dapat Meningkatkan
Derajat Kesehatan Masyarakat.
5

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KONSEP DASAR MEDIS
2.1.1 Definisi

Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut
rahim sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol
dan merusak jaringan normal di sekitarnya (Manuaba, 2016). Kanker serviks
merupakan karsinoma yang primer berasal dari serviks atau kanalis servikalis
dan atau porsio (Cunningham, 2016).

Menurut Diana, Rama (2015), kanker serviks merupakan tumor ganas


yang tumbuh didalan leher rahim atau serviks yang terdapat pada bagian
terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina.

2.1.2 Etiologi

Penyebab terjadinya kelainan pada sel-sel serviks tidak diketahui secara


pasti tetapi terdapat beberapa faktor resiko yang berpengaruh pada terjadinya
kanker serviks antara lain :

2.1.2.1 Human Papiloma Virus (HPV)

Merupakan penyebab kutil genitalis atau kondiloma akuminata yang


ditularkan melalui hubungan seksual, sedangkan varian yang berbahaya
yaitu HPV tipe 16, 18, 45, dan 56.

2.1.2.2 Merokok

Kandungan tembakau pada rokok akan merusak sistem kekebalan dan


mempengaruhi tubuh untuk melawan infeksi HPV pada serviks.

2.1.2.3 Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini dibawah 18


tahun
6

2.1.2.4 Berganti-ganti pasangan seksual

2.1.2.5 Pernah menikah dengan penderita kanker serviks


5
2.1.2.6 Pemakaian Dietilstilbestrol (DES)

Biasanya banyak digunakan pada wanita hamil untuk mencegah keguguran


(banyak digunakan tahun 1940-1970).

2.1.2.7 Pemaikaian pil KB

2.1.2.8 Gangguan sistem kekebalan tubuh

2.1.2.9 Infeksi Herpes genitalis atau infeksi Klamidia menahun

2.1.2.10 Golongan ekonomi rendah, karena ketidakmampuan melakukan


papsmear secara rutin.

2.1.3 Epidemiologi

Kanker serviks biasanya menyerang wanita berusia 35- 55 tahun, 90% dari
kanker serviks berasal dari sel skuamosa yang melapisi serviks dan 10%
sisanya berasal dari sel kelenjar penghasil lendir pada saluran servikal yang
menuju kedalam rahim (Nurarif & Hardhi, 2015).

2.1.4 Klasifikasi

Tahapan atau stadium kanker menurut FIGO (2000) dalam Nurarif &
Hardhi (2015):

Stadium Keterangan
Stadium 0 Karsinoma insitu, karsinoma intraepitel
Stadium I Karsinoma masih terbatas di serviks (penyebaran
ke korpus uteri diabaikan)
Stadium I A Invasi kanker ke stroma hanya bisa didiagnosis
secara mikroskopik. Lesi yang dapat dilihat
secara makroskopik walau dengan invasi yang
7

superficial dikelompokkan pada stadium I B


Stadium I A 1 Invasi ke stroma dengan kedalaman tidak lebih
3,0 mm dan lebar horizontal lesi tidak lebih 7
mm
Stadium I A 2 Invasi ke stroma lebih dari 3 mm tetapi kurang
dari 5 mm dan perluasan horizontal tidak lebih 7
mm
Stadium I B Lesi yang tampak terbatas pada serviks atau
secara mikroskopiklesi lebih luas stadium I A 2
Stadium I B 1 Lesi yang tampak tidak lebih dari 4 cm dari
dimensi terbesar
Stadium I B 2 Lesi tampak > 4 cm dari diameter terbesar
Stadium II Tumor menginvasi diluar uterus, tapi belum
mengenai dinding panggul/ sepertiga distal/
bawah vagina
Stadium II A Tanpa invasi ke parametrium
Stadium II B Menginvasi parametrium
Stadium III Tumor meluas ke dinding panggul dan/
mengenai sepertiga bawah vagina dan/
menyebabkan hidronefrosis atau tidak
berfungsinya ginjal
Stadium III A Tumor meluas ke sepertiga bawah vagina dan
tidak invasi ke parametrium tidak sampai ke
dinding panggul
Stadium III B Tumor meluas ke dinding panggul dan/
menyebabkan hidronefrosis atau tidak
berfungsinya ginjal
Stadium IV Tumor meluas keluar dari organ reproduksi
Stadium IV A Tumor menginvasi ke mukosa kandung kemih
atau rektum dan/ keluar dari rongga panggul
minor
Stadium IV B Metastasis jauh penyakit mikroinvasif, invasi
stroma dengan kedalaman 3 mm/ kurang dari
membran basalis epitel tanpa invasi kerongga
pembuluh limfe/darah/melekat dengan lesi
8

kanker serviks

2.1.5 Manifestasi Klinis

Tanda –tanda dini kanker seviks kebanyakan tidak menimbulkan gejala,


akan tetapi dalam perjalanannya akan menimbulkan beberapa gejala antara lain
(Sastrawinata, 2017) :

2.1.5.1 Keputihan yang makin lama makin bau akibat infeksi dan nekrosis
jaringan

2.1.5.2 Perdarahan yang terjadi diluar senggama (tingkat II dan III)

2.1.5.3 Perdarahan yang dialami segera setelah senggama (75-880%)

2.1.5.4 Perdarahan spontan saat defekasi

2.1.5.5 Perdarahan spontan pervaginam

Menurut Sarwono (2016) pada tahap lanjut keluhan berupa :


1) Cairan pervaginam yang berbau busuk

2) Nyeri panggul

3) Nyeri pinggang dan pinggul

4) Sering berkemih

5) Buang air besar atau air kecil sakit

6) Gejala penyakit yang redidif (nyeri pinggang, edema kaki unilateral,


obstruksi ureter)

7) Anemi akibat perdarahan berulang

8) Rasa nyeri akibat infiltrasi sel tumor ke serabut saraf


9

2.1.6 Patofisiologi

Adanya faktor penyebab terjadinya kanker serviks akan menyebabkan


munculnya lesi pre invasif yang berkembang melalui stadium displasia, adanya
mutasi genetik pengendali sel kanker (onkogen, tumor supresor, repair genes)
yang memperantari timbulnya transformasi maligna. Lesi pre invasif akan
mengalami regresi secara spontan sebanyak 3-35%, bentuk ringan memiliki
angka regresi yang tinggi. Waktu yang diperlukan dari displasia menjadi
karsinoma in situ (KIS) berkisar 1-7 tahun, sedangkan dari KIS berubah
menjadi invasif sekitar 3-20 tahun. proses berkembangnya kanker serviks
berlangsung lambat diawali dengan perubahan displasia perlahan-lahan
menjadi progresif. Displasia ini akan muncul apabila ada aktivitas regenerasi
epitel yang meningkat misalnya akibat trauma mekanik,/ kimiawi, infeksi
virus/bakteri, atau gangguan keseimbangan hormon. Sekitar 7-10 tahun
perkembangan tersebut menjadi bentuk preinvasif menjadi invasif pada stroma
serviks dengan keganasan. Perluasan lesi di serviks menimbulkan luka,
pertumbuhan eksofitik, atau dapat berinfiltrasi ke kanalis serviks dapat meluas
juga ke forniks, jaringan pada serviks, parametria, akhirnya dapat menginvasi
rektum atau kandung kemih.virus DNA ini menyerang epitel permukaan
serviks pada sel basal zona transformasi dibantu oleh faktor resiko lain
menyebabkan perubahan gen pada molekul vital yang tidak dapat diperbaiki,
menetap dan kehilangan sifat serta kontrol pertumbuhan sel normal sehingga
menjadi keganasan (Manuaba, 2016).

2.1.7 Woc
10
11

2.1.8 Pemeriksaan Diagnostik

2.1.8.1 Sitologi/ Pap Smear : untuk mengamati sel-sel yang abnormal di rahim

2.1.8.2 Test IVA (inspeksi visual dengan asam asetat) : metode pemeriksaan dengan
mengoles serviks dengan asam asetat, jika tidak ada perubahan warna maka tidak ada
infeksi pada serviks

2.1.8.3 Schillentest

2.1.8.4 Kolposkopi : memeriksa menggunakan alat dan dibesarkan 10-40 kali

2.1.8.5 Kolpomikroskopi : melihat hapusan vagina (pap smear) dengan pembesaran


sampai 200 kali

2.1.8.6 Biopsi : untuk menentukan jenis karsinomanya

2.1.8.7 Konisasi : dilakukan bila hasil sitologi meragukan

2.1.8.8 Foto paru dan CT Scan dilakukan atas indikasi dari pemeriksaan klinis atau geja
yang timbul

2.1.8.9 Laboratorium : adanya peningkatan leukosit, LED (darah lengkap, fungsi ginjal,
fungsi hati) (Manuaba, 2016)

2.1.9 Penatalaksanaan Medis

Pemilihan dalam melakukan penatalaksanaan kanker serviks tergantung dari lokasi,


ukuran tumor, stadium, usia, keadaan umum penderita dan rencana penderita untuk hamil
lagi. Pengobatan pada lesi prekanker bisa dilakukan :

2.1.9.1 Kriosurgeri/ pembekuan

2.1.9.2 Kauterisasi/ pembakaran bisa disebut juga diatermi

2.1.9.3 LEEP (Loop Electrosurgical Excision Procedure)

2.1.9.4 Radiasi : dapat dipakai untuk semua stadium, bisa untuk wanita gemuk tua dan
pada medical risk

2.1.9.5 Cytostatika : bleomicyn terapi terhadap karsinoma serviks yang radio resisten

2.1.9.6 Pembedahan laser untuk menghancurkan sel-sel abnormal tanpa melukai


jaringan sehat di sekitarnya
12

2.1.9.7 Kemoterapi, adapun tujuannya antara lain :

1) Mengurangi massa tumor selain melalui pembedahan atau radiasi

2) Memperbaiki kualitas hidup

3) Mengurangi komplikasi akibat metastase (Sarwono, 2017)

2.1.10 Komplikasi

Komplikasi yang berkaitan dengan intervensi pembedahan antara lain :

2.1.10.1 Fistula uretra

2.1.10.2 Disfungsi kandung kemih

2.1.10.3 Emboli pulmonal

2.1.10.4 Infeksi pelvis

2.1.10.5 Obstruksi usus besar

2.1.10.6 Fistula rektovaginal

Komplikasi yang dialami segera saat terapi radiasi yaitu :


1) Reaksi kulit

2) Sistitis radiasi

3) Enteritis

Komplikasi yang berkaitan dengan kemoterapi yaitu supresi sumsum tulang, mual, muntah
karena penggunaan kemoterapi yang mengandung siplatin. (Sofian, 2017)

2.1.11 Pencegahan

2.1.11.1 Perubahan pola diet atau makan banyak sayur dan buah yang mengandung
antioksidan dan mencegah kanker misal alpukat, brokoli, kol, wortel, anggur, jeruk,
tomat.

2.1.11.2 Vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks, diberikan untuk wanita yang
belum terinfeksi HPV resiko tinggi (16 dan 18).

2.1.11.3 Melakukan pap smear (Manuaba, 2016)


13

2.2 KONSEP KEPERAWATAN

2.2.1 Pengkajian

2.2.1.1 Keluhan utama : nyeri intraservikal disertai keputihan menyerupai air, berbau
bahkan bisa terjadi perdarahan

2.2.1.2 Riwayat penyakit dahulu : riwayat abortus, infeksi pasca abortus, infeksi masa
nifas, riwayat anggota keluarga yang menderita penyakit kanker.

2.2.1.3 Pemeriksaan fisik

1) Inspeksi : pasien tampak kelelahan, kurus, sering mual, kulit pucat karena
anemia, meringis menahan sakit, mata cekung

2) Palpasi : nyeri pada abdomen dan punggung bawah

2.2.2 Diagnosa

2.2.2.1 Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis (kanker serviks)

2.2.2.2 Disfungsi seksual berhubungan dengan proses penyakit

2.2.2.3 Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan

2.2.2.4 Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang

penyakit.

2.2.2.5 Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan radiasi


14

2.2.3 Intervensi

Intervensi atau rencana keperawatan adalah segala treatment yang akan dikerjakan oleh
perawat yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai luaran
(outcome) yang diharapkan serta tindakan yang akan diberikan kepada klien sesuai dengan
kebutuhan berdasarkan diagnose yang muncul. Intervensi keperawatan berdasarkan Standar
Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI, 2018) dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(SLKI, 2019) dan dijabarkan dalam tabel sebagai berikut.

No Diagnosa Tujuan Intervensi


.

1 Nyeri akut Setelah dilakukan Intervensi : Manajemen Nyeri


berhubungan tindakan (I.08238)
dengan agen keperawatan 1. Observasi
pencedera fisiologis selama 1x7 jam
a. Identifikasi lokasi,
(D.0077) diharapkan nyeri
karakteristik, durasi, frekuensi,
dapat menurun
kualitas, intensitas nyeri.
dengan kriteria
b. Skala nyeri
hasil: (L.08066)
c. Identifikasi respons nyeri non
1. Kemampuan
verbal
menuntaskan
d. Identifikasi faktor yang
aktivitas
memperberat dan
meningkat
memperingan nyeri.
dengan skor 5
1. Terapeutik
2. Keluhan nyeri
a. Berikan teknik nonfarmakologi
menurun
untuk mengurangi nyeri
dengan skor 5
b. Kontrol lingkungan yang
3. Meringis
memperberat rasa nyeri
menurun
c. Fasilitas istirahat dan tidur
dengan dengan
2. Edukasi
skor 5
a. Jelaskan penyebab, periode,
4. Gelisah
dan pemicu nyeri
menurun
b. jelaskan strategi meredakan
dengan skor 5
nyeri
5. Frekuensi nadi
c. anjurkan memonitor nyeri
membaik
secara mandiri
dengan skor 5
d. Ajarkan teknik
6. Pola napas
nonfarmakologis untuk
membaik
mengurangi rasa nyeri
dengan skor 5
7. Tekanan darah 3. Kolaborasi
membaik Kolaborasi pemberian analgetik,
dengan skor 5
jika perlu
15

No Diagnosa Tujuan Intervensi


.

2 Disfungsi seksual Setelah dilakukan Intervensi : Edukasi Seksualitas


tindakan (I. 12447)
berhubungan dengan
keperawatan selama 1. Observasi
proses penyakit (D.0069) 1x7 jam Disfunngsi a.identifikasi kesiapan dan
seksual dapat kemampuan menerima
dipahami dengan informasi
kriteria hasil:
2. Terapeutik
(L.07056)
a. sediakan materi dan media
1. Menunjukan
pendirian seksual pendidikan kesehatan
yang jelas 5 b. jadwalkan pendidikan
2. Integrasi kesehatan sesuai
orientasi seksual kesepakatan
ke dalam c. berikan kesempatan untuk
kehidupan bertanya
sehari-hari 5
3. Edukasi
3. Menyusun
a. jelaskan anatomi dan
batasan-batasan
sesuai jenis fisiologi sistem reproduksi
kelamin 5 laki-laki dan perempuan
b. jelaskan perkembangan
seksulitas sepanjang siklus
kehidupan
c. jelaskan resiko tertular
penyakit menular seksual dan
AIDS akibat seks bebas

3 Ansietas berhubungan Setelah dilakukan Intervensi : Manajemen Energi


tindakan (I.09314)
dengan perubahan status
keperawatan selama 1. Observasi
kesehatan 1x7 jam diharapkan
a. Identifikasi saat tingkat
Ansietas dapat
(D.0080) ansietas berubah
teratasi dengan
b. Identifikasi kemampuan
kriteria hasil:
mengambil keputusan
(L.09093)
c. monitor tanda-tanda ansietas
1. Verbalisasi
2. Terapeutik
kebingungan 5
2. Verbalisasi a. ciptakan suasana teraupeutik
khawatir akibat untuk menumbuhkan
kondisi yang kepercayaan
dihadapi 5 b. temani pasien untuk
mengurangi kecemasan
3. Prilaku gelisah 5 c. gunakan pendekatan yang
4. Prilaku teggang tenang dan meyakinkan
16

5 3. Edukasi
a. jelaskan prosedur
b. informasikan secara faktual
mengenai diagnosis,
pengobatan, dan prognosis
c. latih teknik relaksasi
4. Kolaborasi
a. kolaborasi pemberian obat
antiansietas

4 Defisiensipengetahuan Setelah dilakukan Intervensi : Edukasi Kesehatan


tindakan (I.12383)
berhubungan dengan keperawatan 1x60 1. Observasi
menit diharapkan
a. Identifikasi kesiapan dan
kurangnya informasi kondisi pasien dapat
membaik dengan kemampuan dalam meneriman
tentang penyakit. kriteria hasil:
informasi
(L.12111)
(D.0087) 1. Melakukan 2. Terapeutik
tindakan untuk
a. Sediakan materi dan media
mengurangi factor
risiko dengan skala pendidikan kesehatan
5
b. Berikan kesempatan untuk
2. Menerapkan
program perawatan bertanya
dengan skala 5
Edukasi
c. Ajarkan perilaku hidup bersih
dan sehat
5 Gangguan integritas kulit
berhubungan dengan Setelah dilakukan Intervensi : Perawatan Integritas
radiasi (D.0192) tindakan Kulit (I.11353)
keperawatan selama 1. Observasi
1x7 jam Gangguan a. Idenfikasi penyebab
integritas kulit dapat gangguan integritas kulit
teratasi dengan 2. Teraupeutik
kriteria hasil: a. ubah posisi tiap 2 jam
(L.14125) 3. Edukasi
1. kerusakan
jaringan skala 5 a. anjurkan menggunakan
2. kerusakan lapisan pelembab
kulit skala 5 b. anjurkan minum air yang
cukup
c. anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi
17

2.2.4 Implementasi
Implementasi adalah tahap keempat dalam proses keperawatan yang merupakan
serangkaian kegiatan/tindakan yang dilakukan oleh perawat secara langsung pada klien.
Tindakan keperawatan dilakukan dengan mengacu pada rencana tindakan/intervensi keperawatan
yang telah ditetapkan/ dibuat.

2.2.5 Evaluasi
Evaluasi adalah tahap terakhir dari proses keperawatan dengan cara melakukan
identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau tidak. Evaluasi
keperawatan dilakukan untuk menilai apakah masalah keperawatan telah teratasi atau tidak
teratasi dengan mengacu pada kriteria evaluasi.
18

BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
FORMAT ASUHAN KEPERAWATANMEDIKAL BEDAH II
Nama Mahasiswa : Tedie Setiyo
NIM : 2018.B.19.0497
Ruang Praktek : Ruang bougenville
Tanggal Praktek : Senin, 30 November 2020
Tanggal & Jam Pengkajian : Senin, 30 November 2020. Pukul 10.00 WIB
I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. SO
Umur : 46 th
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku/Bangsa : Dayak/Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT (ibu rumah tangga)
Pendidikan : SMA
Status Perkawinan : kawin
Alamat : Jl. Rinjani
Tgl MRS : 25/11/2020. Pukul 13.50 WIB
Diagnosa Medis : CA Cervix st IIIB
B. RIWAYAT KESEHATAN /PERAWATAN
1. Keluhan Utama :
Pasien mengeluh keluar darah pervaginam, pasien tampak lemah
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien mengeluh keluar darah pervagina sebelum MRS, pasien masuk IGD tgl
25/11/2020 sesampainya di IGD pasien mendapatkan terapi Inf NacL 0,9% 20tpm.
Setelah dari ruangan IGD pasien dirujuk keruangan Bougenville pasien mendapatkan
terapi inf nacl 0,9% 20tpm, inj cefritaxone 3x20mg, inj kalnex 3x500mg, p/o SF 2x1.
3. Riwayat Penyakit Sebelumnya (riwayat penyakit dan riwayat operasi)
Pasien mengatakan tidak pernah memiliki riwayat operasi dan sebelumnya pasien
belum pernah masuk rumah sakit.
19

4. Riwayat Penyakit Keluarga


Pasien mengatakan tidak memiliki penyakit turunan.

18
GENOGRAM KELUARGA :

Keterangan:

= Laki-laki

= Perempuan

= Meninggal

= Pasien

= Tinggal bersama

C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum :
Pasien tampak lemas
2. Status Mental :
a. Tingkat Kesadaran : compos mentis
b. Ekspresi wajah : wajah pasien tampak lemas dan pucat
c. Bentuk badan : ideal
d. Cara berbaring/bergerak : kemampuan bergerak terbatas, ADL dibantu
sebagian
e. Berbicara : pasien dapat berbicara dengan jelas
f. Suasana hati : kuatir dengan penyakitnya
g. Penampilan : pasien terlihat rapi
20

h. Fungsi kognitif :
 Orientasi waktu : pasien mengatakan bahwa hari ini hari senin
 Orientasi Orang : pasien dapat mengenal perawat
 Orientasi Tempat : Klien dapat mengetahui bahwa sedang di RS
i. Halusinasi : Dengar/Akustic  Lihat/Visual  Lainnya Tidak ada
j. Proses berpikir : Blocking  Circumstansial  Flight oh ideas
 Lainnya
k. Insight : Baik  Mengingkari  Menyalahkan orang lain
m. Mekanisme pertahanan diri :  Adaptif  Maladaptif
n. Keluhan lainnya : ………………….
3. Tanda-tanda Vital :
a. Suhu/T : 360C  Axilla  Rektal  Oral
b. Nadi/HR : 98x/mt
c. Pernapasan/RR : 20x/tm
d. Tekanan Darah/BP : 123/50mm Hg

4. PERNAPASAN (BREATHING)
Bentuk Dada : simetris
Kebiasaan merokok : Tidak ada Batang/hari
 Batuk, sejak ………………………………………

 Batuk darah, sejak ………………………………………


 Sputum, warna ………………………………………

 Sianosis

 Nyeri dada

 Dyspnoe nyeri dada  Orthopnoe  Lainnya …….………..

 Sesak nafas  saat inspirasi  Saat aktivitas  Saat istirahat

Type Pernafasan  Dada  Perut  Dada dan perut


 Kusmaul  Cheyne-stokes  Biot
 Lainnya
Irama Pernafasan  Teratur  Tidak teratur
Suara Nafas  Vesukuler  Bronchovesikuler
 Bronchial  Trakeal
21

Suara Nafas tambahan  Wheezing  Ronchi kering


 Ronchi basah (rales)  Lainnya……………
Keluhan lainnya :
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
Masalah Keperawatan :
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................

5. CARDIOVASCULER (BLEEDING)
 Nyeri dada  Kram kaki  Pucat

 Pusing/sinkop  Clubing finger  Sianosis

 Sakit Kepala  Palpitasi  Pingsan

 Capillary refill > 2 detik  < 2 detik

 Oedema :  Wajah  Ekstrimitas atas


 Anasarka  Ekstrimitas bawah
 Asites, lingkar perut ……………………. cm

 Ictus Cordis  Terlihat  Tidak melihat


Vena jugularis  Tidak meningkat  Meningkat
Suara jantung Normal, S1 S2 (lup dup)
 Ada kelainan
Keluhan lainnya :
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
Masalah Keperawatan :
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
6. PERSYARAFAN (BRAIN)
22

Nilai GCS : E :4
V :5
M :6
Total Nilai GCS : 15
Kesadaran :  Compos Menthis  Somnolent  Delirium
 Apatis  Soporus  Coma
Pupil :  Isokor  Anisokor
 Midriasis  Meiosis

Refleks Cahaya : Kanan  Positif  Negatif


 Kiri  Positif  Negatif
 Nyeri, lokasi ………………………………..

 Vertigo  Gelisah  Aphasia  Kesemutan

 Bingung  Disarthria  Kejang  Trernor

 Pelo
Uji Syaraf Kranial :
Nervus Kranial I : pasien dapat membedakan bau teh dan kopi
(olfaktorius)
Nervus Kranial II : pasien dapat melihat dengan jelas orang di sekitar
(optikus)
Nervus Kranial III : pasien dapat mengerakan otot disekitar mata
(Okulomotoris)
Nervus Kranial IV : pasien dapat mengerakan mata kebawah dan kedalam
(Troklearis)
Nervus Kranial V : pasien dapat menggunyah dengan baik
(Trigeminus)
Nervus Kranial VI : pasien dapat mengerakan bolat mata kekiri dan kanan
(Abdusen)
Nervus Kranial VII : pasien dapat mengekspresikan wajah sesuai suasana hati
(Fasialis)
Nervus Kranial VIII : pasien dapat mendengar suara orang berbicara
(Vestibulokoklearis)
Nervus Kranial IX : pasien dapat merasakan sensasi rasa
(Glosofaringeus)
23

Nervus Kranial X : pasien dapat menelan


(Vagus)
Nervus Kranial XI : pasien dapat mengerakan bahu
(Assesorius)
Nervus Kranial XII : pasien dapat mengerakan lidah
Uji Koordinasi :
Ekstrimitas Atas : Jari ke jari  Positif  Negatif
Jari ke hidung  Positif  Negatif
Ekstrimitas Bawah : Tumit ke jempul kaki  Positif  Negatif
Uji Kestabilan Tubuh :  Positif  Negatif
Refleks :
Bisep :  Kanan +/-  Kiri +/- Skala………….
Trisep :  Kanan +/-  Kiri +/- Skala………….
Brakioradialis :  Kanan +/-  Kiri +/- Skala………….
Patella :  Kanan +/-  Kiri +/- Skala………….
Akhiles :  Kanan +/-  Kiri +/- Skala………….
Refleks Babinski  Kanan +/-  Kiri +/-
Refleks lainnya : ..........................................................................................
Uji sensasi : ..........................................................................................
..........................................................................................
Keluhan lainnya :
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................

Masalah Keperawatan :

...............................................................................................................................
...............................................................................................................................

7. ELIMINASI URI (BLADDER) :


Produksi Urine : 1700cc/24 jam
Warna :
Bau :
 Tidak ada masalah/lancar  Menetes  Inkotinen
 Oliguri  Nyeri  Retensi
24

 Poliuri  Panas  Hematuri


 Dysuri  Nocturi
 Kateter  Cystostomi
Keluhan Lainnya :
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
Masalah Keperawatan :
Defisit nutrisi

8. ELIMINASI ALVI (BOWEL) :


Mulut dan Faring
Bibir :
Gigi : bersih
Gusi : bersih
Lidah : bersih
Mukosa :
Tonsil : ...................................................................................................
Rectum :
Haemoroid :
BAB : 1x/hr Warna :..……… . Konsistensi : …………….
 Tidak ada masalah  Diare  Konstipasi  Kembung

 Feaces berdarah  Melena  Obat pencahar  Lavement


Bising usus : ..........................................................................................
Nyeri tekan, lokasi : ..........................................................................................
Benjolan, lokasi : ..........................................................................................
Keluhan lainnya :
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
Masalah Keperawatan :
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
9. TULANG - OTOT – INTEGUMEN (BONE) :
 Kemampuan pergerakan sendi  Bebas  Terbatas
 Parese, lokasi
25

 Paralise, lokasi ...................................................................................................


 Hemiparese, lokasi ............................................................................................
 Krepitasi, lokasi .................................................................................................
 Nyeri, lokasi
 Bengkak, lokasi .................................................................................................
 Kekakuan, lokasi ...............................................................................................
 Flasiditas, lokasi ................................................................................................
 Spastisitas, lokasi ..............................................................................................
 Ukuran otot  Simetris
 Atropi
 Hipertropi
 Kontraktur
 Malposisi
Uji kekuatan otot :  Ekstrimitas atas………..  Ekstrimitas bawah……..
 Deformitas tulang, lokasi...................................................................................
 Peradangan, lokasi..............................................................................................
 Perlukaan, lokasi................................................................................................
 Patah tulang, lokasi............................................................................................
Tulang belakang  Normal  Skoliosis
 Kifosis  Lordosis
10. KULIT-KULIT RAMBUT
Riwayat alergi  Obat............................................................................
 Makanan....................................................................
 Kosmetik....................................................................
 Lainnya......................................................................
Suhu kulit  Hangat  Panas  Dingin

Warna kulit  Normal  Sianosis/ biru  Ikterik/kuning


 Putih/ pucat  Coklat tua/hyperpigmentasi
Turgor  Baik  Cukup  Kurang
Tekstur  Halus  Kasar
Lesi :  Macula, lokasi
 Pustula, lokasi............................................................
26

 Nodula, lokasi............................................................
 Vesikula, lokasi..........................................................
 Papula, lokasi.............................................................
 Ulcus, lokasi..............................................................
Jaringan parut lokasi..............................................................................................
Tekstur rambut ...................................................................................................
Distribusi rambut...................................................................................................
Bentuk kuku  Simetris  Irreguler
 Clubbing Finger  Lainnya....................
Masalah Keperawatan :
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
11. SISTEM PENGINDERAAN :
a. Mata/Penglihatan
Fungsi penglihatan :  Berkurang  Kabur
 Ganda  Buta/gelap

Gerakan bola mata :  Bergerak normal  Diam


 Bergerak spontan/nistagmus
Visus : Mata Kanan (VOD) :............................................................
Mata kiri (VOS) :.............................................................
Selera  Normal/putih  Kuning/ikterus  Merah/hifema
Konjunctiva  Merah muda  Pucat/anemic

Kornea  Bening  Keruh


Alat bantu  Kacamata  Lensa kontak  Lainnya tidak ada
Nyeri : .................................................................................................
Keluhan lain:
…………………………………………………………………
b. Telinga / Pendengaran :
Fungsi pendengaran :  Berkurang  Berdengung  Tuli
c. Hidung / Penciuman:
Bentuk :  Simetris  Asimetris
 Lesi

 Patensi

 Obstruksi
27

 Nyeri tekan sinus

 Transluminasi
Cavum Nasal Warna………………….. Integritas……………..
Septum nasal  Deviasi  Perforasi  Peradarahan
 Sekresi, warna ………………………
 Polip  Kanan  Kiri  Kanan dan Kiri
Masalah Keperawatan :
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................

12. LEHER DAN KELENJAR LIMFE


Massa  Ya  Tidak
Jaringan Parut  Ya  Tidak
Kelenjar Limfe  Teraba  Tidak teraba
Kelenjar Tyroid  Teraba  Tidak teraba
Mobilitas leher  Bebas  Terbatas

13. SISTEM REPRODUKSI


a. Reproduksi Pria
Kemerahan, Lokasi......................................................
Gatal-gatal, Lokasi.......................................................
Gland Penis .................................................................
Maetus Uretra ..............................................................
Discharge, warna ........................................................
Srotum ....................................................................
Hernia ....................................................................
Kelainan ……………………………………………
Keluhan lain ………………………………………….
a. Reproduksi Wanita
Kemerahan, Lokasi......................................................
Gatal-gatal, Lokasi.......................................................
Perdarahan ada pengeluaran pervagina
Flour Albus ..............................................................
Clitoris .......................................................................
28

Labis ....................................................................
Uretra ....................................................................
Kebersihan :  Baik  Cukup  Kurang
Kehamilan : ……………………………………
Tafsiran partus : ……………………………………
Keluhan lain ada pendarahan pervagina

Payudara :
 Simetris  Asimetris
 Sear  Lesi
 Pembengkakan  Nyeri tekan
Puting :  Menonjol  Datar  Lecet  Mastitis
Warna areola ....................................................................................................
ASI  Lancar  Sedikit  Tidak keluar
Keluhan lainnya.................................................................................................
Masalah Keperawatan :
...............................................................................................................................
..........................................................................................................................
D. POLA FUNGSI KESEHATAN
1. Persepsi Terhadap Kesehatan dan Penyakit :
...............................................................................................................................
2. Nutrisida Metabolisme
TB : Cm
BB sekarang : Kg
BB Sebelum sakit : Kg
Diet :
 Biasa  Cair  Saring  Lunak
Diet Khusus :
 Rendah garam  Rendah kalori  TKTP
 Rendah Lemak  Rendah Purin  Lainnya……….
 Mual
 Muntah…………….kali/hari
Kesukaran menelan  Ya  Tidak
Rasa haus  Ya  Tidak
29

Keluhan lainnya.....................................................................................................

Pola Makan Sehari-hari Sesudah Sakit Sebelum Sakit


Frekuensi/hari 3x sehari 3x sehari
Porsi ½ porsi 2 porsi
Nafsu makan Berkurang Ada nafsu makan
Jenis Makanan Nasi, sayur, ikan Nasi, sayur, ikan,
buah
Jenis Minuman Air mineral Air mineral, teh
Jumlah minuman/cc/24 1700cc 1700cc
jam
Kebiasaan makan Makan pakai sambal
Keluhan/masalah
Masalah Keperawatan
Defisit nutrisi
3. Pola istirahat dan tidur
Pasien dapat tidur malam selama 8 jam dan tidur siang selama 1 jam
Masalah Keperawatan
…………………………………………………………………………………………
4. Kognitif :
Tidak ada gangguan konsep diri
Masalah Keperawatan

5. Konsep diri (Gambaran diri, ideal diri, identitas diri, harga diri, peran ) :
Pasien sering kali mengalami perubahan, baik secara fisik maupun psokologis
Masalah Keperawatan
…………………………………………………………………………………………
6. Aktivitas Sehari-hari
Pasien pergerakan terbatas, ADL dibantu sebagian
Masalah Keperawatan
…………………………………………………………………………………………
7. Koping –Toleransi terhadap Stress
Pasien merasa cemas tentang penyakit nya

Masalah Keperawatan
30

…………………………………………………………………………………………
8. Nilai-Pola Keyakinan
Pasien sering berdo’a untuk disembuhkan penyakit nya
Masalah Keperawatan
…………………………………………………………………………………………
E. SOSIAL - SPIRITUAL
1. Kemampuan berkomunikasi
Pasien sangat baik saat berkomunikasi terhadap di sekitar nya
2. Bahasa sehari-hari
Indonesia
3. Hubungan dengan keluarga :
Pasien tidak ada konflik dengan keluarga
4. Hubungan dengan teman/petugas kesehatan/orang lain :
Hubungan pasien dengan keluaraga,teman dan petugas kesehatan sangat lah
baik
5. Orang berarti/terdekat :
Keluarga ( suami dan anak)
6. Kebiasaan menggunakan waktu luang :
Istirahat di atas tempat tidur
7. Kegiatan beribadah :
Ibadah di atas tempat tidur
F. DATA PENUNJANG (RADIOLOGIS, LABORATORIUM, PENUNJANG
LAINNYA)
Hasil lab 13/11/2020
No Paramters Hasil Nilai normal
1 Gds 129 70-130mg/dl
2 Ureum 258 6-21mg/dl
3 Creatinin 23,54 mg/dl 0,5-1,1mg/dl
4 Leukosit 34.300 11.000 mcl
5 Hb 5,2 12-16g/dl
6 Trombosit 384.000 150.000-450.000
31

G. PENATALAKSANAAN MEDIS
No Nama obat Dosis Indikasi Efek samping
Pemberian
1 Inf. nacl 0,9% 20tpm Obat ini digunakan untuk  efek samping berupa
pengobatan dehidrasi tangan/kaki mengalami
isotonik ekstraseluler, bengkak, nyeri sendi,
deplesi natrium dan juga kaku, kram otot,sakit
dapat digunakan sebagai kepala, mual,
pelarut sediaan injeksi.
2 Inj. Ceftriaxone 3x20mg obat yang digunakan Nyeri perut, mual,
untuk mengatasi berbagai muntah, diare, pusing,
infeksi bakteri yang mengantuk, sakit
terjadi pada tubuh. kepala.
3 inj kalnex 3x500mg - Untuk fibrinolisis lokal mual, muntah, gatal,
seperti konisasi servik kemerahan, anoreksia,
- Edema diare, mengantuk,
- Pendarahan abnormal sakit kepala
5 p/o SF (ferrous sulfate) 2x1 Untuk mengobati atau Sembelit, sakit perut,
mencegah kadar zat besi tinja berwarna hitam
rendah dalam darah atau berwarna gelap,
misalnya untuk anemia pewarnaan sementara
atau selama kehamilan pada gigi

Senin, 30 November 2020


Mahasiswa

(Tedie Setiyo)

ANALISIS DATA
DATA SUBYEKTIF DAN KEMUNGKINAN
MASALAH
DATA OBYEKTIF PENYEBAB

DS: pasien mengatakan Penurunan konsentrasi Perfusi perifer tidak efektif


keluar darah pervagina hemoglobin (D.0009)
32

DO: -Warna kulit pucat


-Turgor kulit menurun
-Edema
- TTV, TD: 123/50
RR:20x/mnt N: 98x/mnt S:
36 HB 5,2

DS: Mengeluh lelah Kelemahan Resiko intoleransi aktivitas


DO: -pasien tampak lemah (D.0060)
- TTV, TD: 123/50
RR:20x/mnt N: 98x/mnt S:
360C

Ketidak mampuan Resiko defisit Nutrisi


DS: Nafsu makan menurun mengabsorbsi nutrien (D.0032)
DO:- Otot pengunyah
lemah
- Otot menelan lemah
- Membran mukosa pucat

Perubahan Biopsikososial Disfungsi seksualitas


DS:- mengungkapkan seksualitas (D.0069)
aktivitas seksual berubah
- Mengungkapkan eksitasi
seksual berubah
- Merasakan hubungan
seksual tidak memuaskan
- Mengeluh hasrat seksual
menurun
- Mengungkapkan fungsi
seksual berubah

DO:Tidak mampu
menuntaskan aktivitas

PRIORITAS MASALAH

1. Perfusi perifer tidak efektif b.d penurunan konsentrasi hemoglobin d.d hemoglobin
rendah 5,2 g/dl (D.0009)
2. Resiko defisit nutrisi b.d ketidak mampuan mengabsorbsi nutrien d.d nafsu makan
menurun (D.0032)
3. Resiko intoleransi aktivitas b.d kelemahan d.d pasien dibantu dalam beraktivitas
(D.0060)
4. Disfungsi seksualitas b.d perubahan biopsikososial seksualitas d.d hasrat seksual
menurun (D.0069)
33
34

RENCANA KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. SO

Ruang Rawat : Bougenville

Diagnosa Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi Rasional


Keperawatan
DX 1 Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen perdarahan (I.02040) Observasi
1x7 jam diharapkan perfusi perifer tidak
Perfusi perifer tidak Observasi - Untuk mengetahui faktor pendarahan
efektif dapat meningkat dengan kriteria
efektif b.d penurunan - Untuk mengetahui masuk dan
hasil: 1. Identifikasi penyebab pendarahan
konsentrasi hemoglobin keluarnya cairan
(L.02017) 2. Monitor intake dan ouput cairan
(D.0009) Edukasi
1. Kelembapan membran mukosa Edukasi - Untuk mempercepat penyembuhan
dapat meningkat dengan skor 5
1. Anjurkan membatasi aktivitas Kolaborasi
2. Kelembapan kulit dapat meningka
dengan skor 5 Kolaborasi
- Agar hb kembali normal
3. Perdarahan vagina dapat menurun 1. Kolaborasi pemberian tranfusi darah
dengan skor 5
4. Hemoglobin dapat meningkat
dengan skor 5
35

DX 2 Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen nutrisi (I.03119) Observasi


1x7 jam diharapkan Defisit nutrisi dapat - Untuk mengetahui keadaan umum
Resiko defisit nutrisi Observasi
meningkat dengan kriteria hasil: pasien dan mengetahui perubahan status
b.d ketidak mampuan
mengabsorbsi nutrien (L.03030) nutrisi
1. Identifikasi status nutrisi
(0032) -Untuk mengetahui perkembangan berat
1. Porsi makanan yang dihabiskan 2. Monitor berat badan
meningkat dengan skor 5 badan pasien
2. Kekuatan otot mengunyah Terapeutik
Terapeutik
meningkat dengan skor 5
3. Kekuatan otot menelan meningkat Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
-Untuk memenuhi kalori dan protein
dengan skor 5 pasien
4. Verbalisasi keingan untuk Edukasi
meningkatkan nutrisi meningkat Edukasi
Anjurkan posisi duduk, jika mampu
dengan skor 5
-Agar pasien merasa nyaman dan rileks
Kolaborasi
Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi
- Untuk menentukan nutrisi yang sesuai
dengan kondisi pasien.

Diagnosa Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi Rasional


Keperawatan
36

Dx 3 Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen energi (I.05178) Observasi


1x7 jam diharapkan intoleransi aktivitas Observasi
Resiko intoleransi - Untuk mengetahui fungsi tubuh yang
dapat membaik dengan kriteria hasil: 1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
aktivitas b.d kelemahan mengakibatkan kelelahan
(D.0060) (L.05047) mengakibatkan kelelahan
- Untuk memantau kelelahan fisik dan
2. Monitor kelelahan fisik dan emosional
1. Kemudahan dalam melakukan emosional
3. Monitor pola tidur
aktivitas sehari-hari dapat meningkat - Untuk memantau pola tidur
4. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama
dengan skor 5 - Untuk memantau lokasi dan
melakukan aktivitas
2. Perasaan lemah dapat membaik ketidaknyamanan selama
Teraupeutik
dengan skor 5 beraktivitas
1. Lakukan latihan rentan gerak pasif atau aktif
2. Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan Teraupeutik
Edukasi
1. Anjurkan tirah baring - Untuk melatih rentan gerak pasif dan
2. Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap aktif
3. Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan - Supaya pasien lebih tenang
gejala tidak berkurang
4. Ajarkan strategi koping untunk mengurangi Edukasi
kelelahan - Untuk mengatur berbaringan pasien
Kolaborasi - Supaya aktivitas teratur
1. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara - Supaya pasien atau keluarga bisa
meningkatkan asupan makanan menghubungi perawat jika ada
gejala lelah tidak berkurang
- Supaya pasien bisa menyelesaikan
masalahnya
37

DX 4 Setelah dilakukan tindakan keperawatan Edukasi Seksualitas (I. 12447) Kolaborasi


Disfungsi seksualitas 1x7 jam diharapkan Disfungsi
b.d perubahan Observasi - Supaya meningkatkan asupan
seksualitas dapat meningkat dengan
biopsikososial kriteria hasil: (L.07055) makanan pasien
1. identifikasi kesiapan dan kemampuan
seksualitas (D.0069)
1. Kepuasan hubungan seksual menerima informasi Obesrvasi
Terapeutik
meningkat dengan skor 5 - Untuk mengetahui kesiapan pasien
1. sediakan materi dan media pendidikan
2. Verbalisasi aktivitas seksual berubah menerima informasi
kesehatan
meningkat dengan skor 5 Terapeutik
2. jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
3. Verbalisasi eksitas seksual berubah - Untuk bahan penkes
kesepakatan
meningkat dengan skor 5 - Supaya terjadwal penkes
3. berikan kesempatan untuk bertanya
4. Verbalisasi fungsi seksual berubah Edukasi
Edukasi
meningkat dengan skor 5 1. jelaskan anatomi dan fisiologi sistem - Supaya pasien paham anatomi
reproduksi laki-laki dan perempuan teproduksi
2. jelaskan perkembangan seksulitas sepanjang - Supaya pasien paham siklusnya
siklus kehidupan - Supaya pasien tahu akibat dari seks
3. jelaskan resiko tertular penyakit menular bebas
seksual dan AIDS akibat seks bebas
38

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Hari/Tanggal Tanda tangan dan


Implementasi Evaluasi (SOAP)
Jam Nama Perawat
Senin, 30 Perfusi perifer tidak efektif b.d penurunan S: -pasien mengatakan masih lemah
november 2020, konsentrasi hemoglobin
O: pasien tampak lemah
10.30. WIB
(D.0009)
- Konjungtiva terlihat anemis
Observasi - Bibir, wajah, telapak tangan tampak
pucat
3. Mengidentifikasi penyebab pendarahan
- TD: 123/50mmhg, N.98x/menit,
4. Memonitor intake dan ouput cairan
RR.20x/menit, S.360C Tedie Setiyo
Edukasi
A: Masalah belum teratasi
2. Menganjurkan membatasi aktivitas
P: Lanjutkan intervensi
Kolaborasi
2. Berkolaborasi pemberian tranfusi darah

Selasa, 01
Desember 2020, Resiko defisit nutrisi b.d ketidak S: pasien mengatakan nafsu makan
11.30. WIB mampuan mengabsorbsi nutrien (0032)
39

Observasi meningkat

1. Mengidentifikasi status nutrisi O: pasien terlihat makan meningkat

2. Memonitor berat badan A: masalah teratasi Tedie Setiyo


P: intervensi dihentikan
Terapeutik

Memberikan makanan tinggi kalori dan


tinggi protein

Edukasi

Menganjurkan posisi duduk, jika mampu

Kolaborasi

Berkolaborasi dengan ahli gizi


40

Hari/Tanggal Tanda tangan dan


Implementasi Evaluasi (SOAP)
Jam Nama Perawat
Rabu, 02 Resiko intoleransi aktivitas b.d kelemahan S: pasien mengatakan masih bergantung
Desember 2020 (D.0060) pada keluarga dalam beraktivitas
pukul 09.00 WIB Observasi
1. Mengidentifikasi gangguan fungsi tubuh O: pasien Tampak lemas
yang mengakibatkan kelelahan A: masalah belum teratasi
2. Memonitor kelelahan fisik dan Tedie Setiyo
P: lanjutkan intervensi
emosional
3. Memonitor pola tidur
4. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan
selama melakukan aktivitas
Teraupeutik
1.Melakukan latihan rentan gerak pasif
atau aktif
2.Memberikan aktivitas distraksi yang
menenangkan
Edukasi
1.Menganjurkan tirah baring
2.Menganjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap
3.Menganjurkan menghubungi perawat
jika tanda dan gejala tidak berkurang
4.Mengajarkan strategi koping untunk
mengurangi kelelahan
41

Kolaborasi
1.Berkolaborasi dengan ahli gizi tentang
cara meningkatkan asupan makanan

Kamis, 03
Disfungsi seksualitas b.d perubahan
Desember 2020 biopsikososial seksualitas (D.0069) S: pasien mengatakan paham apa yang
pukul 09.00 WIB Observasi dejelaskan perawat
1. Mengidentifikasi kesiapan dan O: pasien Tampak mengerti dan saat di
kemampuan menerima informasi tanya perawat pasien bisa menjawab apa
Terapeutik yang ditanyakan perawat
1. Menyediakan materi dan media
pendidikan kesehatan A: masalah teratasi Tedie Setiyo
2. Menjadwalkan pendidikan kesehatan P: intervensi dihentikan
sesuai kesepakatan
3. Memberikan kesempatan untuk
bertanya
Edukasi
1. Menjelaskan anatomi dan fisiologi
sistem reproduksi laki-laki dan
perempuan
2. Menjelaskan perkembangan seksulitas
sepanjang siklus kehidupan
3. Menjelaskan resiko tertular penyakit
menular seksual dan AIDS akibat seks
42

bebas
43

BAB 4
PEMBAHASAN

Pada bagian ini penulis akan membahas tentang kesesuaian maupun kesenjangan
antara kasus nyata yang ditemukan di lapangan dengan teori yang ada.
4.1 Pengkajian
Pengkajian dilakukan dengan metode autoanamnesa dan alloanamnesa pada hari
Senin, 30 November 2020. Pukul 10.00 WIB, Mengadakan pengamatan, observasi secara
langsung, pemeriksaan fisik, catatan medis dan catatan keperawatan. Dari hasil
pengkajian, dengan nama Ny. SO, umur 46 tahun, agama islam. Alamat jln.Rinjani.
Keluhan dari pasien mengeluh keluar darah pervagina. Saat dilakukan pemeriksaan tanda-
tanda vital tekanan darah 123/50 mmhg Nadi 98x/menit suhu tubuh 36C 0 pernafasan
20x/menit, bunyi nafas vesikuler. Melihat dari keadaan umum, klien terlihat lemah,
kemampuan bergerak terbatas, ADL sebagian di bantu, kesadaran compos mentis.
Menurut teori pengkajian Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada
daerah mulut rahim sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak
terkontrol dan merusak jaringan normal di sekitarnya (Manuaba, 2016). Kanker serviks
merupakan karsinoma yang primer berasal dari serviks atau kanalis servikalis dan atau
porsio (Cunningham, 2016).

Dalam melakukan pengkajian terhadap cancer cerviks, penulis mengkaji dengan


inspeksi. Jika dibandingkan antara teori dan kasus yang diambil secara nyata di ruang
bougenville RSUD dr.doris sylvanus Palangkaraya, terdapat perbedaan dalam pengkajian.
Penulis tidak melakukan inspeksi.
4.2 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul pada Ny. SO dengan diagnosa keperawatan
CA Cerviks, Perfusi perifer tidak efektif, resiko defisit nutrisi, resiko intoleransi aktivitas,
dan disfungsi seksualitas. Muncul 4 diagnosa ini dikarenakan tanda dan gejala pada
Ny.SO saling berkaitan. Diagnosa keperawatan diangkat perfusi perifer tidak efektif pada
Ny.SO karena adanya hubungan pada proses penyakit CA Cervix dengan pernyataan dari
pasien bahwa ada pengeluaran darah pervagina. Penulis mengamati klien terlihat lemah.

43
44

Diagnosa kedua adalah yaitu resiko defisit nutrisi, diagnosa ketiga adalah resiko
intoleransi aktivitas dan diagnosa yang keempat adalah disfungsi seksulitas.
Pada teori ada 4 diagnosa keperawatan yang muncul yaitu perfusi perifer tidak
efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi hemoglobin, resiko defisit nutrisi
berhubungan dengan ketidak mampuan mengabsorbsi nutrient, resiko intoleransi
aktivitas berhubngan dengan kelemahan dan Disfungsi seksualitas berhubungan dengan
perubahan biopsikososial seksualitas.
4.3 Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan yang dilakukan oleh penulis pada diagnosa keperawatan
perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi hemoglobin
adalah Identifikasi penyebab pendarahan, Monitor intake dan ouput cairan, Anjurkan
membatasi aktivitas, Kolaborasi pemberian tranfusi darah.

Intervensi dengan diagnosa keperawatan resiko defisit nutrisi berhubungan


dengan ketidak mampuan mengabsorbsi nutrient adalah Identifikasi status nutrisi,
Monitor berat badan, Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein, Anjurkan posisi
duduk, jika mampu, Kolaborasi dengan ahli gizi.

Intervensi dengan diagnosa keperawatan resiko intoleransi aktivitas berhubngan


dengan kelemahan adalah Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan
kelelahan,, Monitor kelelahan fisik dan emosional, Monitor pola tidur, Monitor lokasi dan
ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas, Lakukan latihan rentan gerak pasif atau
aktif, Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan, Anjurkan tirah baring , Anjurkan
melakukan aktivitas secara bertahap, Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan
gejala tidak berkurang, Ajarkan strategi koping untunk mengurangi kelelahan, Kolaborasi
dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan.
Intervensi dengan diagnosa keperawatan Disfungsi seksualitas berhubungan
dengan perubahan biopsikososial seksualitas adalah identifikasi kesiapan dan
kemampuan menerima informasi, sediakan materi dan media pendidikan Kesehatan,
jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan, berikan kesempatan untuk bertanya,
jelaskan anatomi dan fisiologi sistem reproduksi laki-laki dan perempuan, jelaskan
perkembangan seksulitas sepanjang siklus kehidupan, jelaskan resiko tertular penyakit
menular seksual dan AIDS akibat seks bebas.
45

4.4 Implementasi Keperawatan


Implemenasi keperawatan yang dilakukan oleh penulis pada diagnosa
keperawatan perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi
hemoglobin adalah Mengidentifikasi penyebab pendarahan, Memonitor intake dan ouput
cairan, Menganjurkan membatasi aktivitas, Berkolaborasi pemberian tranfusi darah.

Implementasi dengan diagnosa keperawatan resiko defisit nutrisi berhubungan


dengan ketidak mampuan mengabsorbsi nutrient adalah Mengidentifikasi status nutrisi,
Memonitor berat badan, Memberikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein,
Menganjurkan posisi duduk, jika mampu, Berolaborasi dengan ahli gizi.

Implementasi dengan diagnosa keperawatan resiko intoleransi aktivitas


berhubngan dengan kelemahan adalah Mengidentifikasi gangguan fungsi tubuh yang
mengakibatkan kelelahan,, Memonitor kelelahan fisik dan emosional, Memonitor pola
tidur, Memonitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas, Melakukan
latihan rentan gerak pasif atau aktif, Memberikan aktivitas distraksi yang menenangkan,
Menganjurkan tirah baring, Menganjurkan melakukan aktivitas secara bertahap,
Menganjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala tidak berkurang, Mengajarkan
strategi koping untunk mengurangi kelelahan, Berkolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan.
Implementasi dengan diagnosa keperawatan Disfungsi seksualitas
berhubungan dengan perubahan biopsikososial seksualitas adalah Mengidentifikasi
kesiapan dan kemampuan menerima informasi, Menyediakan materi dan media
pendidikan Kesehatan, Menjadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan,
Memberikan kesempatan untuk bertanya, Menjelaskan anatomi dan fisiologi sistem
reproduksi laki-laki dan perempuan, Menjelaskan perkembangan seksulitas sepanjang
siklus kehidupan, menjelaskan resiko tertular penyakit menular seksual dan AIDS akibat
seks bebas.

Dari fakta dan teori implementasi keperawatan diatas tidak banyak perbedaan,
menurut penulis hal tersebut menyesuaikan dengan intervensi yang telah disusun.
46

4.5 Evaluasi Keperawatan


Berdasarkan teori Menurut Craven dan Hirnle (2010) evaluasi didefenisikan
sebagai keputusan dari efektifitas asuhan keperawatan antara dasar tujuan keperawatan
klien yang telah ditetapkan dengan respon perilaku klien yang tampil.
Penilaian  dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam melaksanakan rencana
tindakan yang telah ditentukan, untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan klien secara
optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan.
Sedangkan evaluasi yang didapatkan oleh penulis dari 4 masalah diatas dalam
diagnosa perfusi perifer tidak efektif penulis menyimpulkan bahwa masalah belum
teratasi dengan ditandai klien masih terlihat lemas dan lermah, pada resiko defisit nutrisi
penulis menyimpulkan masalah teratasi karena pasien makan teratur dan posrsi makanan
yang di habiskan meningat, resiko intoleransi aktivitas penulis menyimpulkan bahwa
masalah belum teratasi dengan di tandai pasien mengatakan masih bergantung pada
keluarga dalam beraktivitas dan disfungsi seksualitas penulis menyimpulkan bahwa
masalah teratasi .
Jika dibandingkan antara teori dan rencana evaluasi yang disusun penulis, terdapat
perbedaan di mana tidak semua hasil yang diharapkan dari evaluasi sesuai dengan teori
yang ada. Hal ini disebabkan adanya masalah keperawatan yang lebih banyak muncul dan
bervariasi serta tidak sesuai dengan masalah keperawatan yang muncul pada teori,
sehingga hasil yang diharapkan dari evaluasi pun berbeda dari teori yang ada.
47

BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim
sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak
jaringan normal di sekitarnya
Asuhan keperawatan pada Ny.SO dengan perfusi perifer tidak efektif di ruang
bougenville RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya yaitu. Dilakukan intervensi pada
diagnosa Intervensi keperawatan yang dilakukan oleh penulis pada diagnosa keperawatan
perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi hemoglobin
adalah Identifikasi penyebab pendarahan, Monitor intake dan ouput cairan, Anjurkan
membatasi aktivitas, Kolaborasi pemberian tranfusi darah. Intervensi dengan diagnosa
keperawatan resiko defisit nutrisi berhubungan dengan ketidak mampuan mengabsorbsi
nutrient adalah Identifikasi status nutrisi, Monitor berat badan, Berikan makanan tinggi
kalori dan tinggi protein, Anjurkan posisi duduk, jika mampu, Kolaborasi dengan ahli
gizi. Intervensi dengan diagnosa keperawatan resiko intoleransi aktivitas berhubngan
dengan kelemahan adalah Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan
kelelahan,, Monitor kelelahan fisik dan emosional, Monitor pola tidur, Monitor lokasi dan
ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas, Lakukan latihan rentan gerak pasif atau
aktif, Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan, Anjurkan tirah baring , Anjurkan
melakukan aktivitas secara bertahap, Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan
gejala tidak berkurang, Ajarkan strategi koping untunk mengurangi kelelahan, Kolaborasi
dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan. Intervensi dengan diagnosa
keperawatan Disfungsi seksualitas berhubungan dengan perubahan biopsikososial
seksualitas adalah identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi, sediakan
materi dan media pendidikan Kesehatan, jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan, berikan kesempatan untuk bertanya, jelaskan anatomi dan fisiologi sistem
reproduksi laki-laki dan perempuan, jelaskan perkembangan seksulitas sepanjang siklus
kehidupan, jelaskan resiko tertular penyakit menular seksual dan AIDS akibat seks bebas.
TTV, TD : 123/50 MmHg, S : 36.0 0C, RR : 20 x/menit N : 98 x/menit. sedangkan

47
48

masalah resiko defisit nutrisi dan disfungsi seksualitas penulis menyimpulkan bahwa
masalah teratasi.

5.2 Saran
5.2.1 Bagi Tempat Praktek
Diharapkan laporan ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk
meningkatkan motivasi dan kemampuan perawat dalam penerapan asuhan keperawatan
dan semoga laporan ini dapat menjadi bahan masukan dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan pada pasien yang mengalami CA Cervix.

5.2.2 Bagi Institusi Pendidikan


Diharapkan laporan ini dapat digunakan sebagai referensi bacaan untuk digunakan
untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi para pembacanya.

5.2.3 Bagi Laporan Selanjutnya


Diharapkan dari hasil laporan studi kasus ini dapat memberikan manfaat bagi
mahasiswa-mahasiswi yang akan datang yaitu sebagai bahan masukan mengenai asuhan
keperawatan pada pasien dengan CA Cervix serta laporan selanjutnya hendaknya
menggali lebih dalam lagi gambaran atau faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan
antara teori dan praktek dalam asuhan keperawatan pada pasien dengan CA Cervix.
49

DAFTAR PUSTAKA

Cunningham. 2016. Obstetri dan Ginekologi. USA : Mc Graw-Hill Company.


Diana, Rama. 2015. Kanker Payudara, Mengenal Seluk Beluk Kanker. Jogjakarta :
Mediaction.
Manuaba. 2016. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC
Nurarif & Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis
dan

Sofian, Amru. 2017. Rustam Mochtar Obstetri. Edisi 3. Jakarta : EGC.

Sastrawinata. 2017. Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : Widya Medika.

Sarwono. 2017. Pengantar Ilmu Kebidanan. Edisi 4. Yayasan Pustaka.


50

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN
Jalan Beliang No. 110 Palangka Raya Telp/Fax. (0536) 3327707

LEMBAR KONSULTASI
PENULISAN LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN
MAHASISWA PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN III
TAHUN AJARAN 2020/2021

Nama : Tedie Setiyo


NIM : 2018.B.19.0497
Judul Laporan Asuhan Keperawatan : Asuhan Keperawatan pada Ny.SO
dengan Diagnosa Medis CA Cervix di
Ruang Bougenville RSUD dr. Doris
Sylvanus Palangka Raya
Pembimbing I (Akademik) : Eva priskila, S,Kep.,Ners
Pembimbing II (Lahan Praktik) : Fransisca Yuli Andreiani, S.Kep

KEGIATAN BIMBINGAN LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN


No. Tgl/WAKTU Catatan Pembimbing Paraf Paraf
Pembimbing Mahasiswa
1. Senin, 30 Pembagian kasus
Novemver
2020
Pukul 09.00
WIB
51

Fransisca Yuli
Andreiani, S.Kep Tedie Setiyo

2. Selasa, 01 Revisi laporan pendahuluan


Desember bagian intervensi
2020 Pukul
16.30 WIB

Fransisca Yuli
Andreiani, S.Kep Tedie Setiyo
3. Rabu, 02 Perbaikan diagnosa
Desember keperawatan Sesuai dengan
2020 Pukul buku SDKI
19.00 WIB

Fransisca Yuli
Andreiani, S.Kep Tedie Setiyo
4. Jum’at, 04 DX berdasarkan SDKI, SIKI,
Desember SLKI
2020 pukul
10.00 WIB

Fransisca Yuli
Andreiani, S.Kep Tedie Setiyo
5. Perbaiki sesuai saran
Sab’tu 05
Desember
2020 Pukul
19.00 Wib

Fransisca Yuli
Andreiani, S.Kep Tedie Setiyo

6.

7.
52

Anda mungkin juga menyukai