Anda di halaman 1dari 77

GAMBARAN PENATALAKSANAAN DEFISIT

PENGETAHUAN TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA


NY T P1A0 DENGAN POST SECTIO CAESAREA HARI KE- 2
ATAS INDIKASI PRE-EKLAMPSIA BERAT (PEB) DI RUANG
WIJAYA KUSUMA RUMAH SAKIT dr. DRADJAT
PRAWIRANEGARA SERANG
TAHUN 2017

KARYA TULIS ILMIAH


LAPORAN STUDI KASUS

NIA WIWIN DIANTI


NIM 3014041090

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN FALETAHAN


PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
SERANG
2017
GAMBARAN PENATALAKSANAAN DEFISIT
PENGETAHUAN TENTANG PERSONAL HYGIENE
PADA NY T P1A0 DENGAN POST SECTIO CEASAREA HARI
KE-2 ATAS INDIKASI PRE-EKLAMPSIA BERAT (PEB)
DI RUANG WIJAYA KUSUMA RUMAH SAKIT
dr. DRADJAT PRAWIRANEGARA SERANG
TAHUN 2017

KARYA TULIS ILMIAH


LAPORAN STUDI KASUS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan


Program Studi DIII Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Faletehan Serang

NIA WIWIN DIANTI


NIM 3014041090

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN FALETAHAN


PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
SERANG
2017

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT,karena tas berkat dan rahmatnya
penulis dapat menyelesaikan laporan studi kasus yang berjudul “gambaran
penatalaksanaan defisit pengetahuan tentang personal hygiene pada Ny T P1A0
dengan post operasi sectio caesarea hari ke-2 atas indikasi Pre-eklampsia berat
(PEB) diruang wijaya kusuma dr.Drajat prawiranegara serang Tahun 2017”
Laporan studi kasus ini disusun sebagai syarat untuk menyelesaikan Program
Studi Diploma III Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Faletehan
Serang

Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,
sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan laporan studi kasus ini. Penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Fifi musfirowati S.Kep.
Ners selaku pembimbing I , Asma Juita Syam S.ST.M.Kes selaku pembimbing II,
dan Nyai Nurhayati.S.Kep.Ners selaku penguji lahan praktek yang telah
meluangkan waktu, memberikan masukan, bimbingan dan dukungan dengan
penuh kesabaran. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada
1. H. Maman Sutisna, SKM, M.Kes, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Faletehan Serang.
2. Riffa Ismanti S.KP, M.kep, selaku Ketua Program Studi Diploma III
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Serang
3. Selaku Direktur Rumah Sakit Umum Dr Dradjat Prawiranegara
4. Fifi musfirowati S.Kep. Ners selaku pembimbing I
5. Asma Juita Syam S.ST.M.Kes selaku pembimbing II
6. Nyai Nurhayati.S.Kep.Ners selaku penguji lahan praktek
7. Seluruh dosen pengajar Diploma III Keperawatan yang telah memberikan
ilmu dan arahannya
8. Orang tua, kakak, adik dan seluruh keluarga tercinta yang selalu memberikan
dukungan, doa serta materi yang dibutuhkan dalam penyusunan laporan studi
kasus ini
9. Para sahabat yang selalu memberikan semangat dan motivasi.

V STIKes Faletehan Serang


10. Seluruh rekan- rekan mahasiswa/i program Studi Diploma III Keperawatan
tahun 2014 dari kelas A, B Dan C Yang selalu saling memberikan semangat
dan saling membantu dalam penyusunan laporan studi kasus ini.

Penulis menyadari laporan studi kasus ini masih jauh dari kata kesempurnaan,
masukan sangat diharapkan untuk perbaikan laporan studi kasus selanjutnya.
Semoga bantuan yang diberikan mendapatkan balasan kepada Allah SWT.
Penulis berharap semoga laporan studi kasus ini memberikan wawasan tentang
penatalaksanaan defisit pengetahuan tentang personal hygiene

Serang, 13 juli 2017

Penulis

V STIKes Faletehan Serang


ABSTRAK

Nama : Nia Wiwin Dianti


Program studi : Program Diploma III Keperawatan
Judul : Gambaran penatalaksanaan defisit pengetahuan tentang
personal hygiene pada klien Ny T P1A0 dengan post
sectio caesarea hari ke-2 atas indikasi pre-eklampsia
berat (PEB) diruang Wijaya kusuma Rumah Sakit Dr
Dradjat Prawiranegara Serang tahun 2017

Laporan Studi Kasus ini membahas Gambaran penatalaksanaan defisit pengetahuan tentang
personal hygiene pada klien Ny T P1A0 dengan post sectio caesarea hari ke-2 atas indikasi pre-
eklampsia berat (PEB) diruang Wijaya kusuma Rumah sakit Dr Dradjat Prawiranegara Tahun
2017. Karya tulis ini dilatarbelakangi oleh Karena kurangnya pengetahuan akan menimbulkan
persepsi dan perilaku yang keliru sehingga akan mempengaruhi tindakan memelihara kebersihan
diri dan kesehatan individu. Studi kasus ini disusun berdasarkan 5 proses keperawatan yaitu
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. implementasi
dilakukan selama 3x24 jam. hasil evaluasi masalah defisit pengetahuan teratasi dengan kriteria
hasil yaitu Mampu menjelaskan tindakan keperawatan diri untuk mengurangi ketidaknyamanan
fisik pada kehamilan dan kelahiran. Ditemukan adanya kesenjangan pada perencanaan.

Kata kunci : defisit pengetahuan personal hygiene, post sectio caesarea.

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i


HALAMAN ORISINILITAS .......................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ....................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... v
ABSTRAK ...................................................................................................... vi
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... ix
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penulisan ...................................................................................... 3
1.3 Ruang lingkup .......................................................................................... 3
1.4 Sistematika Penulisan .............................................................................. 4
BAB 2 TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Medis .......................................................................................... 5
Konsep Diagnosa Keperawatan .............................................................................16
Konsep Proses Keperawatan ..................................................................................17
Evidence Based Practice in Nursing...............................................................25
BAB 3 TINJAUAN KASUS
Pengkajian ..............................................................................................................27
Diagnosa Keperawatan...........................................................................................32
Perencanaan............................................................................................................33
Pelaksanaan ............................................................................................................35
Evaluasi ..................................................................................................................35
BAB 4 PEMBAHASAN
Pengkajian ..............................................................................................................41
Diagnosa Keperawatan...........................................................................................42
Perencanaan............................................................................................................43
Pelaksanaan ............................................................................................................44
Evaluasi ..................................................................................................................45
BAB 5 PENUTUP
Kesimpulan ............................................................................................................46
Saran .......................................................................................................................47
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 48
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

vii STIKes Faletehan Serang


DAFTAR TABEL

Tabel 2.3 Rencana Keperawatan. .................................................................... 22

Tabel 3.3 Pemeriksaan penunjang....................................................................32

Tabel 3.5 Analisa Data .................................................................................... 33

Tabel 3.7 Perencanaan keperawatan ............................................................... 34

Tabel 3.8 Pelaksanaan dan Evalusai ............................................................... 35

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Supervisi pengelola kasus

Lampiran 2 Tindak Lanjut Pengelola kasus

Lampiran 3 format bimbingan KTI

Lampiran 4 Pengajuan pemohonan sidang

Lampiran 5 Rekomendasi sidang karya tulis ilmiah

Lampiran 6 Riwayat hidup

Lampiran 7 Format pengkajian

Lampiran 8 Satuan acara penyuluhan

Lampiran 9 Leaflet

Lampiran 10 EBP (Evidance Based Practice)

ix STIKes Faletehan Serang


1

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Sectio caesarea adalah suatu pembedahan guna melahirkan anak lewat insisi
bedah pada dinding abdomen dan uterus. pembedahan caesarea propesional
yang pertama di lakukan di amerika serikat pada tahun 1827, sebelum tahun
1800 sectio caesarea jarang dikerjakan dan biasanya fatal. di London dan
endiburgh pada tahun 1877, dari 35 pembedahan caesarea terdapat 33 kematian
ibu, menjelang tahun 1877 sudah di laksanakan 71 kali pembedahan ceasera di
amarika serikat, angka mortalitasnya 52 persen yang terutama disebabkan oleh
infeksi dan pendarahan.(Hary Oxorn,2010)

WHO (World Health Organization) mengatakan standar rata-rata operasi sectio


ceasera sekitar 5-15%, Bahkan data WHO Global survei on Maternal and
perinatal Health 2011 menunjukkan 46,1% dari seluruh kelahiran dengan sectio
caesarea. Menurut statistik tentang 3.509 kasus sectio caesarea yang disusun
oleh Peel dan Chamberlain, indikasi untuk section caesarea adalah disproporsi
janin panggul 21%, gawat janin 14%, Plasenta previa 11%, perna secsio
caesarea 11%, kelainan letak China salah satu negara dengan sectio caesarea
meningkat drastis dari 3,4% 1988 menjadi 39,3% pada tahun 2010.

Departement kesehatan republik indonesia (Depkes,2012). Di indonesia sectio


caesarea umumnya dilakukan bila ada indikasi medis tertentu, sebagai tindakan
mengakhiri kehamilan dengan komplikasi. Selain itu sectio caesarea juga
menjadi alternative persalinan tanpa indikasi medis karena dianggap lebih
mudah dan nyaman. Section caesarea sebanyak 25% dari jumlah kelahiran yang
ada dilakukan pada ibu-ibu yang tidak memiliki resiko tinggi untuk melahirkan
secara normal maupun komplikasi persalinan lain.

STIKES Faletehan Serang


2

Salah satu penyebab atau indikasi ibu harus melakukan operasi seksio caesarea
adalah Pre-eklampsia berat, Pre-eklampsia berat merupakan pre-eklampsia
dengan tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 110
mmHg disertai proteinuria lebih 5 g/24 jam. (Sarwono,2014 )

Berdasarkan data medical record RSUD Dr Drajat Prawiranegara serang pada


periode januari sampai juni tahun 2017 total ibu melahirkan diruang wijaya
kusuma dengan sectio caesarea sebanyak (87 jiwa). dan adapun pasien yang
dilakukan sectio caesarea atas indikasi pre-eklampsia berat (PEB) sebanyak
(265 jiwa) dari sebagian besar pasien yang dilakukan sectio caesarea di ruang
wijaya kusuma mengalami keterbatasaan gerak dalam beraktivitas sehingga
pasien tidak dapat melakukan personal hygiene secara mandiri.

Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan


kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik maupun psikis. Tujuan dari
personal hygiene adalah Menghilangkan minyak yang menumpuk, keringat, sel-
sel kulit yang mati, Menghilangkan bau badan yaag berlebih, Memelihara
integritas permukaan kulit, Menstimulasi sirkulasi/peredaran darah,
Menciptakan keindahan. Memelihara kesehatan diri serta meningkatkan derajat
kesehatan individu sehingga dapat mencegah timbulnya penyakit pada diri
sendiri maupun orang lain. (Wahit iqbal mubarok dkk,2015)

Dari uraian tersebut maka penulis tertarik untuk menyusun karya tulis ilmiah
dengan judul gambaran penatalaksanaan defisit pengetahuan tentang personal
hygine pada Ny T P1A0 dengan post sectio caesarea hari ke-2 atas indikasi pre-
eklampsia berat (PEB) Di ruang wijaya kusuma Rumah Sakit Dr Dradjat
Prawiranegara Serang Tahun 2017.

STIKES Faletehan Serang


3

Tujuan Penulisan
Tujuan umum
Mahasiswa mampu melakukan penatalaksanaan defisit pengetahuan tentang
personal hygiene dengan post sectio caesarea hari ke-2 atas indikasi pre-
eklampsia berat (PEB) melalui pendekatan proses keperawatan

Tujuan khusus
Mahasiswa mampu melakukan pengkajian keperawatan defisit pengetahuan
tentang personal hygiene pada Ny T dengan post sectio caesarea hari ke-2 atas
indikasi pre-eklampsia berat (PEB)
Mahasiswa mampu menegakan diagnosa keperawatan defisit pengetahuan
tentang personal hygiene pada Ny T dengan post sectio caesarea hari ke- 2
atas indikasi pre-eklampsia berat (PEB)
Mahasiswa mampu menyusun rencana tindakan keperawatan defisit
pengetahuan tentang personal hygiene pada Ny T dengan post sectio caesarea
hari ke- 2 atas indikais pre-eklampsia berat (PEB)
Mahasiswa mampu Melaksanakan tindakan keperawatan defisit pengetahuan
tentang personal hygiene pada Ny T dengan post section caesarea hari ke- 2
atas indikasi pre-eklampsia berat (PEB)
Mahasiswa mampu Melakukan evaluasi keperawatan defiist pengetahuan
tentang personal hygiene pada Ny T dengan post sectio caesarea hari ke- 2
atas indikasi pre-eklampsia berat (PEB)

Ruang lingkup
Penulis mengambil kasus gambaran penatalaksanaan defisit pengetahuan tentang
personal hygiene pada klien post sectio caesarea hari ke-2 atas indikasi pre-
eklmapsia berat (PEB) di ruang wijaya kusuma Rumah sakit Dr Dradjat
prawiranegara Serang pada tanggal 22 mei 2017. Penulis mengambil kasus
defisit pengetahuan tentang personal hygiene Karena kurangnya pengetahuan
akan menimbulkan persepsi dan perilaku yang keliru sehingga akan
mempengaruhi tindakan memelihara kebersihan diiri dan kesehatan individu.
Penatalaksanaan defisit pengetahuan tentang personal hygiene pada klien Ny. T

STIKES Faletehan Serang


4

post section caesarea atas indikasi pre-eklampsia berat (PEB), penulis


menggunakan pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari lima langkah
yaitu pengkajian, analisa data dalam rangka menegakan diagnose, perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi.

Sistematika Penulisan
BAB 1 PENDAHULUAN
dalam bab ini berisi latar belakang, tujuan penulisan, ruang lingkup dan
sistematika penulisan
BAB 2 TINJAUAN TEORI
dalam bab ini berisi konsep medis meliputi, pengertian, etiologi,
patofisiologi, dan penatalaksanaan konsep diagnosa keperawatan, konsep
proses keperawatan mencangkup pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
BAB 3 TINJAUAN KASUS
Dalam bab ini berisi gambaran penatalaksanaan defisit pengetahuan
tentang personal hygiene
BAB 4 PEMBAHASAN
dalam bab ini berisi kesenjangan antara tinjaun pustaka yang ada di bab II
dan tinjauan kasus yang ada di bab III, alasannya terjadi kesenjangan dan
penanggulangan atau solusi akibat adanya kesenjangan
BAB 5 PENUTUP
dalam bab ini berisi kesimpulan dan saran

STIKES Faletehan Serang


5

BAB 2
TINJAUAN TEORI

konsep Medis
konsep Dasar sectio caesarea
Sectio caeserea adalah suatu proses persalinan dengan membuat insisi pada bagian
uterus melalui dingding abdomen dengan tujuan untuk meminimalkan risiko ibu
dan janin yang timbul selama kehamilan atau dalam persalinan serta
mempertahankan kehidupan atau kesehatan ibu dan janinnya. (Umi sukowati dkk,
2010)
Sectio caesarea adalah suatu pembedahan guna melahirkan anak lewat insisi pada
dingding abdomen dan uterus (Harry Oxorn dan William R.Forte,2010)
Sectio caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada
dingding uterus melalui dinding depan perut, section caesarea juga dapat
definisikan sebagai suatu histerotomia untuk melahirkan janin dari dalam Rahim
(Amru Sofian ,2012)

Indikasi sectio ceaserea


Beberapa indikasi dilakukan tindakan section caesarea secara garis besar di
golongkan menjadi 3 indikasi (Umi sukowati dkk,2010)
1. Indikasi janin merupakan indikasi yang umum terjadi untuk dilakukan sectio
caesarea, sekitar 60% sectio caesarea dilakukaan atas timbangan keselamatan
janin, indikasi janin anatara lain bayi terlalu besar (makrosomia), kelainan
letak janin seperti letak sungsang atau letak lintang ,prenstasi breech/bokong,
berat lahir sangat rendah, ancaman gawat janin (fetal distress), janin abnormal,
kelainan tali pusat, bayi kembar (gemelli) (Umi sukowati, dkk,2010)

2. Indikasi ibu dibedakan menjadi dua yaitu indikasi sebelum persalinan dan
pada persalinan. indikasi sebelum persalinan seperti

STIKES Faletehan Serang


6

Indikasi mutlak
a. Cephalo pelvic disproportion (CVD)
b. Adanya tumor uterus dan ovarium dalam kehamilan yang akan menutup
jalan lahir
c. Karsinoma serviks
Indikasi pada persalinan emergensi
a. Adanya kecurigaan terjadinya rupture uteri
b. Terjadinya pendarahan hebat yang membahayakan ibu dan janin
c. Ketuban pecah dini (KPD)
d. Dystocia

3. Kombinasi indikasi ibu dan janin antara lain


a. Perdarahan pervagina akut, dapat disebabkan karena plasenta previa atau
solusio plasenta. apabila perdarahan mengancam nyawa ibu maka harus
segera dilakukan sectio caesarea tanpa memperhatikan usia kehamilan atau
keadaan janin.
b. Riwayat sectio caesarea sebelumnya, terutama jika melalui insisi klasik
Pada kehamilan dengan letak lintang karena dapat menyebabkan retraksi
progresif segmen bawah rahim sehingga membatasi aliran darah
uteroplasenta yang membahayakan janin dan akan membahayakan ibu
dengan resiko terjadinya ruptur uteri.
c. Panggul sempit
Disproporsi fetovelfik mencakup panggul sempit (contracted pelvis), fetus
yang tumbuhnya terlampau besar, atau adnya ketidaksimbangan relatif
antar ukuran bayi dan ukuran pelvis.

Jenis Persalinan SC
Menurut (Umi sukowati dkk,2010) jenis persalinan dengan sectio caesarea di
bedakan menjadi dua yaitu
1. Sectio Caesarea terencana
Persalinan sectio caesarea tersebut dapat menimbulkan risiko yang lebih
besar bagi ibu dan bayinya. Ibu yang menjalani kelahiran sectio caesarea
terencana, jika persalian pervagina di kontra indikasikan (misalnya pada

STIKES Faletehan Serang


7

kasus (CPD) bila kelahiran harus dilakukan tetapi persalinan tidak dapat di
induksi (misalnya pada keadaan hipertensi yang menyebabkan lingkungan
intra uterus yang buruk dan mengancam keselamatan janin.
2. Sectio Caesarea darurat
Persalinan sectio caesarea emergensi dapat dilakukan atas pertimbangan fetal
distress. Pada ibu yang mengalami sectio caesarea, emergensi biasanya
menghadapi pembedahan dengan letih dan tidak bersemangat bila ternyata
sebelumnya terjadi kegagalan persalinan pervagina.

Manifestasi klinis sectio caesarea


Menurut (Amin Huda Nurarif,2015)
1. Plasenta previa sentralis dan latelaris (posterior )
2. Panggul sempit
3. Disporsi sefalovelfik : yaitu ketidakseimbangan antara ukuran kepala dan
ukuran panggul
4. Rupture uteri mengancam
5. Partus lama
6. Partus tak maju
7. Distosia servik
8. Pre-eklampsia dan serviks
9. Mal presentasi janin
a. Letak lintang
b. Letak bokong
c. Presentasi dahi dan muka

Penunjang
Menurut (Amin Huda Nurarif,2015)
1. Pamantauan janin terhadap kesehatan janin
2. Pemantauan Ekg
3. Elektrolit
4. Hemoglobin/ hematocrit
5. Golongan darah dan urinalis

STIKES Faletehan Serang


8

Konsep Pre-Eklampsia
Konsep Pre-Eklampsia
pre-eklampsia adalah peningkatan reaktivitas vaskuler di mulai umur kehamilan
20 minggu, tetapi hipertensi dideteksi umumnya pada trimester II pada pre-
eklampsia bersifat labil dan mengikuti irama sirkardian normal. tekanan darah
menjadi normal beberapa hari pasca persalinan, kecuali beberapa kasus pre-
eklampsia berat kembalinya tekanan darah normal dapat terjadi 2-4 minggu pasca
persalinna (Sarwono prawirohardjo,2014)

Pre-eklampsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema dan


proteinuria yang timbul karena kehamilan. penyakit ini umumnya terjadi dalam
triwulan ke 3 kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya .
Pre- eklampsia adalah keadaan di mana hipertensi disertai dengan proteinuria,
edema, atau kedua- duanya yang terjadi akibat kehamilan setelah minggu ke 20
atau kadang- kadang timbul lebih awal bila terdapat perubahaan.(Mitayani,2009)

Pre-eklampsia merupakan penyulit kehamilan yang akut dan dapat terjadi


antenatal. intranatal dan post partum. dari gejala - gejala klinik pre-eklampsia
dapat dibagi menjadi pre-eklampsia ringan dan pre-eklampsia berat. pre-
eklampsia di bagi menjadi 2 pre-eklampsia ringan dan pre-eklampsia berat

1. Pre-eklampsia ringan
Pre- eklampsia ringan adalah suatu sindrom spesifik kehamilan dengan
menurunya perfusi organ yang akibat terjadinya vasospasme pembuluh darah
dan endotel
2. Pre-eklampsia berat
Pre-eklampsia berat adalah pre-eklampsia dengan tekanan darah sistolik > 160
mmhg dan tekanan darah diastolik > 110 mmhg, disertai proteinuria 5 g/24
jam.

STIKES Faletehan Serang


9

Etiologi
Penyebab pre-eklampsia sampai sekarang belum diketahui, telah terdapat banyak
teori yang mencoba menerangkan sebab masalah penyakit tersebut. tetapi tidak
ada yang memberikan jawaban yang memuaskan. teori yang dapat diterima
menerangkan sebagai berikut
1. Sering terjadi pada primigraviditas, kehamilan ganda, hidramnion dan
molahidatidosa
2. Sebab bertambahnya frekuensi dengan makin tuanya kehamilan
3. Sebab dapat terjadinya perbaikan keadaan ibu dengan kematian janin dalam
uterus
4. Sebab jarangnya terjadi eklampsia pada kehamilan – kehamilan berikutnya
5. Sebab timbulnya hipertensi , edema, kejang, proteinuria dan koma.

Teori yang dewasa ini banyak dikemukaan sebagai sebab pre-eklampsia ialah
iskemia plasenta. faktor resiko pre-eklampsia anatara lain sebagai berikut
1. Primigravida, terutama primigravidatua dan primigravida muda
2. Hipertensi eksensial
3. Penyakit ginjal kronis
4. Diabetes militus
5. Multipara
6. Obesitas
7. Riwayat pre-eklampsia pada kehamilan yang lalu dalam keluarga

Patofisiologi Pre-Eklamsia
Pada pre-eklampsia terjadi spasme pembuluh darah disertai dengan retensi garam
dan air. pada biopsi ginjal di temukan spasme yang hebat pada arteriola
glomerulus. pada beberapa kasus lumen arteriola sedemikan sempitnya sehingga
hanya dapat dilalui satu sel darah merah. jadi, jika semua arteriola dalam tubuh
mengalami spasme, maka tekanan darah dengan sendirinya akan naik, sebagai
usaha untuk mangatasi kenaikan tekanan perifer agar oksigenasi jaringan dapat
tercukupi

STIKES Faletehan Serang


10

Sedangkan kenaikan berat badan dan edema yang di sebabkan penimbunan air
yang berlebihan dalam ruangan interstinal belum diketahui sebabnya, ada yang
mengatakan disebabkan oleh retensi air dan garam. proteinuria mungkin
disebabkan oleh spasme arteiola, sehingga terjadi perubahan pada glomelurus.
(Mitayani,2009)

Manifestasi Klinis Pre-Eklampsia


Pada pre-eklampsia yaitu hipertensi dan proteinuria yang biasanya tidak di sadari
oleh wanita penyebab dari kedua masalah di atas adalah sebagai berikut
(Mitayani,2009)
1. Tekanan darah
Peningkatan tekanan darah merupakan tanda peningkatan awal yang penting
pada pre-eklampsia, tekanan diastolik merupakan tanda prognostik yang lebih
andal dibandingkan dengan tekanan sistolik. tekanan diastolik sebesar 90
mmhg atau lebih terjadi terus - menerus menunjukan keadaan abnormal.
2. Kenaikan berat badan
Peningkatan serta badan yang tiba - tiba mendahului serangan pre-eklampsia
dan bahkan kenaikan berat badan (BB) yang berlebihan merupakan tanda
pertama pre-eklampsia pada sebagian wanita. peningkatn berat badan normal
adalah 0.5 kg perminggu. bila 1 kg dalam seminggu,
maka kemungkinan terjadinya pre-eklampsia harus di curiga. peningkatan
berat badan terutama disebabkan karena retensi cairan dan selalu dapat
ditemukan sebelum timbul gejala edema yang terlihat jelas seperti kelopak
mata yang bengkak atau jaringan tangan yang membesar
3. Proteinuria
Pada pre-eklampsia ringan, proteinuria hanya minimal positif satu, positif dua
atau tidak sama seklai. pada kasus besra proteinuria dapat di temukan dan
dapat mencapai 10 g/dl. proteinuria hampir selalu timbul kemudian
dibandingkan hipertensi dan keaikan berat badan yang berlebihan.

STIKES Faletehan Serang


11

Gejala - gejala subjektif yang di rasakan pada pre-eklampsia adalah sebagai


berikut
1. Nyeri kepala
Jarang di temukan pada kasus ringan, tetapi akan sering terjadi pada kasus -
kasus berat. nyeri kepala sering terjadi pada daerah frontal dan oksifital,
biasanya tidak sembuh dengan pemberian analgetik biasa

2. Nyeri efigastrium
Merupakan keluhan yang sering di temukan pada pre-eklampsia berat keluhan
ini disebabkan karena tekanan pada kapsula hepar akibat edema atau
pendarahan

3. Gangguan penglihatan
Keluhan penglihatan yang tertentu dapat di sebabkan oleh spasme arterial,
iskemia dan edema retina dan pada kasus - kasus yang langka disebabkan
oleh ablasio retina. pada pre-eklampsia ringan tidak di temukan tanda -tanda
subjectif (Mitayani,2009)

Menurut Serry hutahean,2013 manifestasi klinis pre-eklampsia berat yaitu:


1. Tekanan darah diastolik 110 mmhg atau lebih
2. Nyeri kepala
3. Gangguan penglihatan
4. Nyeri abdomen atas
5. Oliguria
6. Kejang

Klafikasi Pre-Eklampsia
Pre-eklampsia dibagi dalam dua golongan, yaitu ringan dan berat, pre-eklampsia
dikatakan ringan apabila ditemukan tanda - tanda di bawah ini
1. Tekanan darah 140/90 mmhg atau lebih, atau kenaikan diastolik 15 mmhg
atau lebih dan kenaikan sistolik 30 mmhg atau lebih

STIKES Faletehan Serang


12

2. Edema umum kaki, jari tangan dan wajah atau kenaikan berat badan 1 kg per
minggu atau lebih
3. Proteinuria kuantitatif 0,3 gram atau lebih perliter, kualitatif 1+ atau 1+ pada
urin kateter / midstream

Sedangkan pada pre-eklampsia berat apabila di temukan tanda - tanda di bawah


ini
1. Tekanan darah 160/110 mmhg atau lebih
2. Proteinuria 5 gram atau lebih perliter
3. Oliguria jumlah urin kurang dari 500 cc per 24 jam
4. Adanya gangguan serebral, gangguan visus dan rasa nyeri di efigastrium
5. Ada edema paru di sianosis

Komplikasi Pre-Eklampsia
Komplikasi pre-eklampsia antara lain (Mitayani,2009)
1. Pada ibu
a. Eklamsia
b. Solusio plasenta
c. Pendarahan subkapsula hepar
d. Kelainan pembekuan darah
e. Ablasio retina
f. Gagal jantung hingga syok dan kematian

2. Pada janin
a. Terhambat pertumbuhan dalam uterus
b. Prematur
c. Asfiksia neonatorum
d. Kamatian dalam uterus
e. Peningkatan angka kematian dan kesakitan perinatal

STIKES Faletehan Serang


13

Konsep Personal Hygiene


Konsep Personal Hygiene
Personal hygiene berasal dari bahasa yunani yaitu personal yang artinya
perorangan dan hygiene berarti sehat. kebersihan seseorang adalah suatu tindakan
untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik
maupun psikis.
Hygiene personal atau kebersihan diri adalah upaya seseorang dalam memelihara
kebersihan dan kesehatan dirinya untuk memperoleh kesejahteraan fisik dan
psikologis (Wahid iqbal mubaroq,2008)

Tujuan Personal Hygiene


Secara umum tujuan personal hygiene adalah untuk memelihara kebersihan diri,
menciptakan keindahan serta meningkatkan derajat kesehatan individu sehingga
dapat mencegah timbulnya penyakit pada diri sendiri maupun orang lain
sementara tujuan khusus personal hygiene adalah sebagai berikut (Wahit iqbal
mubaroq,2015)
1. Menghilangkan minyak yang menumpuk, keringat, sel - sel kulit yang mati
2. Menghilangkan bau badan yang berlebih
3. Memelihara integritas permukaan kulit
4. Menstimulasi sirkulasi /peredaran darah
5. Menciptakan keindahan
6. Memelihara kesehatan diri
7. meningkatkan derajat kesehatan individu sehingga dapat mencegah timbulnya
penyakit pada diir sendiri maupun otrang lain

Jenis personal hygiene


Personal hygiene merupakan salah satu tindakan keperawatan dasar yang rutin di
lakukan oleh perawat setiap hari dirumah sakit tindakan tersebut meliputi sebagai
berikut (Wahid Iqbal mubaroq, 2008)
1. Perawatan kulit kepala dan rambut serta seluruh tubuh
2. Perawatan mata
3. Perawatan hidung

STIKES Faletehan Serang


14

4. Perawatan telinga
5. Perawatan gigi dan mulut
6. Perawatan kuku tangan dan kaki
7. Perawatan tubuh (memandikan)
8. Perawatan genetalia
9. Kesehatan pakaian

Factor Yang Mempengaruhi Personal Hygiene


Menurut (Wahid Iqbal mubaroq,2008)
1. Budaya
Sejumlah mitos yang berkembang di masyarakat menjelaskan bahwa saat
individu sakit ia tidak boleh di mandikan karena dapat memperparah
penyakitnya
2. Status sosial dan ekonomi
Untuk melakukan personal hygiene yang baik di butuhkan sarana dan
prasarana yang memadai seperti kamar mandi, peralatan mandi dan lain- lain
itu semua tentu membutuhkan biaya.
3. Agama
Agama juga mempengaruhi pada keyakinan individu dalam melaksanakan
kebiasaan sehari - hari
4. Tingkat pengetahuan dan perkembangan individu
Kedewasaan seseorang akan mempengaruhi tertentu pada kualitas diri orang
tersebut Salah satunya pengetahuan yang lebih baik, pengetahuan itu penting
dalam meningkatkan status kesehatan individu
5. Status kesehatan
Kondisi sakit atau cedera akan menghambat kemampuan individu dalam
melakukan perawatan diri hal ini tentunya terpengaruh pada tingkat kesehatan
individu
6. Kebiasaan
Ini adalah kaitnya dengan kebiasaan individu dengan menggunakan produk -
produk tertentu dalam melakukan perawatan diri

STIKES Faletehan Serang


15

7. Cacat jasmani/mental bawaan


Kondisi cacat dan gangguan mental menghambat kemampuan individu untuk
melakukan perawatan diri secara mandiri.

Dampak Personal Hygiene


1. Dampak Fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya
kebersihan perorangan dengan baik.gangguan fisik yang sering terjadi adalah
gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata
dan telingga, serta gangguan fisik pada kuku.

2. Dampak Psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah ganggguan
kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri,
aktualisasi diri, Dan gangguan interaksi sosial.(Tarwoto,2015)

2.1.4 Konsep Defisit Pengetahuan


2.1.4.1 definisi
Pengetahuan merupakan hasil tahu seseorang yang melakukan penginderaan
terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia
yaitu indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagai besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui dengan pendidikan, pengalaman diri
sendiri maupun pengalaman orang lain. Media masssa maupun
lingkungan.(Notoatmodjo,2007)

Defisit pengetahuan adalah ketidaan atau kurangnya informasi kognitif yang


berkaitan dengan topik tertentu.(Standar diagnosa keperawatan indonesia,2016)

STIKES Faletehan Serang


16

Konsep Diagnosa Keperawatan


pengertian Defisit Pengetahuan
Defisit pengetahuan adalah tidak ada atau kurang informasi kognitif tentang topik
tertentu (Diagnosis NANDA 1, Intervensi nic, hasil noc edisi 10,2016)
Defisit pengetahuan ketiadaan atau defisiensi kognitif yang berkaitan dengan
topik tertentu ( NANDA Internasional Inc.definisi & klafikasi 2015 -2017)
Defisit pengetahuan adalah ketidaan atau kurang informasi kognitif yang
berkaitan dengan topik tertentu (Standar Diagnosis Keperawatan indonesia,2016)

Batasan Karakteristik
Menurut ( Nanda Internasional INC Definisi & Klafikasi 2015-2017)
1. Ketidakakuratan melakukan tes
2. Ketidakakuratan mengikuti perintah
3. Kurang pengetahuan
4. Perilaku tidak tepat

Menurut (standar Diagnosis Keperawatan Indonesia ,2016)


1. Gejala dan tanda mayor
a. Subjectif
Menanyakan masalah yang di hadapi
b. Objectif
Menunjukan perilaku tidak sesuai anjuran
Menunjukan persepsi yang keliru terhadap masalah
2. Gejala & tanda minor
a. Subjrctif
Tidak ada
b. Objectif
Menjalani pemeriksaan yang tidak tepat
Menunjukan perilaku yang berlebihan (misalnya apatis, bermusuhan,
agistasi dan histeria)

STIKES Faletehan Serang


17

Faktor Yang Berhubungan


Menurut (NANDA Internasional Inc, Definisi & Klafikasi 2015-2017)
1. Gangguan fungsi kognitif
2. Gangguan memori
3. Kurang informasi
4. Kurang minat untuk belajar
5. Kurang sumber pengetahuan
6. Salah pengertian terhadap orang lain

Menurut (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia ,2016)


1. Keterbatasan kognitif
2. Gangguan fungsi kongnitif
3. Kekeliruan mengikuti anjuran
4. Kurang terpaparnya informasi
5. Kurang mampu mengingat
6. Ketidaktahuaan menemukan sumber informasi

Menurut (Diagnosis NANDA 1,Intrvensi nic,hasil noc edisi 10,2016)


1. Keterbatasan kongnitif
2. Kesalahan dalam memahami informasi yang ada
3. Kurang pengetahuan
4. Kurang perhatian di dalam belajar
5. Kurang kemampuan mengingat kembali
6. Kurang familer dengan sumber - sumber informasi

Konsep Proses Keperawatan


Pengkajian
Pengkajian merupakan pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan
untuk mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar dapat
mengidentifikasi, mengenali masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan
keperawatan klien, baik fisik, mental, sosisal dan lingkungan.(Deden, 2012 ).

STIKES Faletehan Serang


18

Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan. disini semua data di
kumpulkan secara sistematis untuk menentukan status kesehatan klien saat ini,
pengkajian harus dilakukan komprehensif terkait dengan aspek biologis,
psikologis, sosial dan spritual klien (Asmadi ,2008)

Tujuan pengkajian adalah untuk mengumpulkan informasi dan membuat data


dasar klien. pengkajian dilakukan saat klien masuk instalansi layanan kesehatan
data yang diperoleh sangat berguna untuk menentukan tahap selanjutnya dalam
proses keperawatan. data yang salah satu kurang tepat dapat mengakibatkan
kesalahan dalam menetapkan diagnosa yang tentunya akan berdampak pada
langkah selanjutnya (Asmadi,2008)

Pengkajian dapat di lakukan beberapa cara yaitu:


Anamnesa adalah metode pengumpulan data secara langsung antara perawat dan
klien atau menanyakan, tanya jawab yang berhubungan dengan masalah yang di
hadapi klien dan merupakan suatu komunitas yang direncanakan.(Haryanto,2008)

Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik adalah proses infeksi tubuh dan sistem tubuh untuk menentukan
ada atau tidaknya penyakit yang di dasarkan pada hasil pemeriksaan fisik dan
laboratorium. Pemeriksaan fisik berfokus pada respon klien terhadap masalah
kesehatan yang di alaminya. Cara pendekatan yang sistematis yang dapat di
gunakan perawat dalam melakukan pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan dari
ujung rambut sampai ujung kaki (pemeriksaan head to toe) dan pemeriksaan
pendekatan berdasarkan sistem tubuh (review of system). pemeriksaan fisik
dilakukan dengan menggunakan empat metode yaitu: inspeksi (melihat),
auskultasi (mendengarkan), perkusi (mengetuk bagian yang akan di periksa
menggunakan jari tangan), dan palpasi (meraba kulit klien untuk mengetahui
stuktur yang ada di bawah kulit). Dalam mobilisasi dini, perawat melakukan
pemeriksaan fisik seputar mobilisasi klien (Asmadi,2008)

STIKES Faletehan Serang


19

Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah mengetahui masalah kesehatan aktual dan potensial
dimana perawat melalui pendidikan dan pengalamanya mampu serta mempunya
wewenang untuk mengatasi masalah tersebut.(Harianto,2008 )

Diagnosa keperawatan merupakan keputusan klinik tentang respon individu,


keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan aktual atau potensial, dimana
berdasarkan pendidikan dan pengalamanya, perawat secara akuntabilitas dapat
mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga,
menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah status kesehatan klien.
(Deden,2012)

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien post operasi sectio
ceasera adalah (Carol dan Judith.2012)
1. Berhubungan dengan penurunan motivasi
2. Berhubungan dengan keletihan
3. Berhubungan ansietas ketidakmampuan
4. Berhubungan dengan penurunan kemampuan kognitif
5. Berhubungan dengan tidak berminat /tidak memiliki motivasi yang rendah
untuk belajar
Karya tulis ilmiah ini hanya membahas diagnosa keperawatan defisit pengetahuan
tentang personal hygine berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi

Perencanaan
Perencanaan keperawatan adalah kebutuhan awal yang memberi arah bagi tujuan
yang ingin di capai. perencanaan merupakan suatu petunjuk tertulis yang
menghambat secara cepat rencana tindakan keperawatan yang di lakukan terhadap
klien sesuai dengan kebutuhan berdasarkan diagnosis keperawatan (Asmadi,2008)

Perencanaan merupakan suatu proses didalam pemecahan masalah yang


merupakan keputusan awal tentang sesuatu apa yang akan dilakukan, bagaimana

STIKES Faletehan Serang


20

dilakukan, kapan dilakukan, siapa yang melakukan dari semua tindakan


keperawatan. (Deden,2012)

Tujuan setelah di lakukan tindakan keperawatan selama tiga kali kunjungan di


harapkan masalah defisit pengetahuan tentang personal hygiene dapat teratasi
dengan kriteria hasil Mampu menjelaskan tindakan keperawatan diri untuk
mengurangi ketidaknyamanan fisik pada kehamilan dan kelahiran, Mampu
berpartisipasi dalam perawatan diri secara efektif, Mendemostrasikan tingkat
pemahaman tentang kesehatan persoanl setalah melahirkan dengan mengenai
aspek perawatan fisik (Carol J.Green dan Judith M.Wilkinson,2012)

Tabel 2.1. Rencana keperawatan


Perencanaan Rasional
1. kaji pengetahuan tingkat 1. untuk menghindari penyuluhan
pendidikan dan kesehatan yang terlalu banyak atau seikit
ibu saat ini untuk belajar karena persepsi perawat tentang
apa yang perlu ibu ketahui
mungkin berbeda dari apa yang
ibu pahami atau ingin pelajari.

2. Tentukan gaya belajar ibu 2. Menyesuaikan pembelajaran


(misalkan visual atau dengan kebutuhan klien
auditorius)

3. Berikan umpan balik untuk 3. Pengkajian awal mengenai


menegaskan pemahaman pengetahuan dasar ibu penting
yang tepat mengenai untuk merencanakan dan
penanganan atau prosedur menyesuaikan rencana
serta rekomendasi untuk penyuluhan. pembelajaran tidak
perawatan diri selalu dihasilan dari penyuluhan
oleh sebab itu umpan balik sangat
diperlukan dapat mengindenfiaksi
sejauh mana ibu memahaminya

4. Berikan panduan antisipasi


4. akibat perubahan besar yang
untuk perawatan diri selama
terjadi selama kehamilan, ibu

STIKES Faletehan Serang


21

periode kehamilan dan biasanya termotivasi untuk belajar


kelahiran tentang tubuh dan berprilaku
sehat, serta membutuhkan
panduan untuk belajar mengenai
perawatan diri

5. Libatkan keluarga dan 5. keluarga dan teman dapat


individu dalam penyuluhan menguatkan informasi yang
diberikan

6. kesiapan psikologis saat


6. Ajarkan ibu dan keluarga
melahirkan berdasarkan prinsif
tentang semua prosedur
bahwa tingkat aktivitas serebral
yang berhubungan proses
terpusat untuk menghamabat
kehamilan atau kelahiran
penerimaan sensasi nyeri dan
pengetahuan tentang proses
kelahiran menurunkan cemas

7. tujuan yang realistis memberikan


7. Bantu menetapkan tujuan
motivasi dan kriteria untuk
pembelajaran yang realitis
mengevaluasi pembelajaran

8. Gunakan berbagai 8. individu belajar dengan cara


penyuluhan macam strategi berbeda beberapa individu
penyuluhan untuk ”mendengarkan dan melihat:
memudahkan pembelajaran adapun mendapatkan manfaat
(misalnya praktik langsung, paling besar dari aplikasi
umpan balik lisan dan keterampilan yang mempelajari
tertulis) secara langsung.

9. Meningkatkan pemahaman
9. Sediakan materi tertulis, tentang materi, meningkatkan
gunakan gambar untuk kemampuan untuk mengingat dan
menjelaskan materi mengulang materi yang diberikan.

10. Mempermudah pembelajaran


10. Sediakan lingkungan yang

STIKES Faletehan Serang


22

tenang dan nyaman


11. Sebagian besar pelajar dewasa
11. Diskusikan mengenai lebih cepat menerima
pentingnya mempelajari pembelajaran dan merasakan
materi dan bagaimana manfaat segara dari informasi
materi tersebut dapat yang diberikan
mempengaruhinya dalam hal
posistif
12. Jika klien merasa diterima, rasa
12. Tetap bersikap terbuka percaya dapat berkembang dan
menyangkut praktik budaya pembelajaran dapat meningkat
dan spritual klien serta
keluarga
13. Intervensi keperawatan harus
13. Catat detail penyuluhan dan menjadi bagian dari rekam medis
pembelajaran (misalnya permanen klien. Membantu
bahan, materi tertulis yang kontinuitas asuahan dan
diberikan) penyuluhan lebih lanjut.

Sumber : Carol J.Green dan Judith M.Wilkinson (2012)

Pelaksannaan
Menurut (Asmadi,2008) Implementasi adalah tahap ketika perawat
mengaplikasikan rencana asuhan keperawatan kedalam bentuk intervensi
keperawatan untuk membantu klien mencapai tujuan yang telah di
tatapkan.implementasi tindakan keperawatan dibedakan menjadi 3 kategori yaitu
1. indefendent (suatu kegiatan yang di laksanakan oleh perawat tanpa petunjuk
dari dokter lainya)
2. interdefenden (suatu kegiatan yang memerlukan kerjasama dari tenaga
kesehatan lainya)
3. defenden (berhubungan dengan pelaksanaan rencana tindakan medis atau
intruksi dari tenaga medis)
Implementasi merupakan kategori dari prilaku keperawatan, dimana perawat
melakukan tindakan yang di perlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang di

STIKES Faletehan Serang


23

perkirakan dari asuhan keperawatan. implementasi mencakup melakukan,


membantu, atau mengarahkan kinerja aktivitas sehari-hari. Dengan kata lain,
implementasi adalah melakukan rencana tindakan yang telah di tentukan untuk
mengatasi masalah klien.
Komponen implementasi dari proses keperawatan terdiri atas lima tahap:
1. mengkaji ulang klien
Setiap kali perawat berinteraksi dengan klien, data tambahan dikumpulkan
untuk menggambarkan pemenuhan kebutuhan fisik, perkembangan,
intelektual, emosional, sosial, dan spiritual. Ketika data baru didapatkan,
perawat memodifikasi asuhan keperawatan.
2. menelan dan memodifikasi rencana asuhan keperawatan yang ada
Sebelum memulai perawat, perawat membandingkan data dan menentukan
validitas diagnose keperawatan, serta menentukan apakah rencana yang di but
sesuai dengan situasi klien saat ini.
3. mengidentifikasi jenis bantuan yang di butuhkan
Bantuan dapat berupa tenaga, pengetahuan, dan keterampilan keperawatan.
Sebelum mengimplementasikan asuhan, perawat mengevaluasi terlebih dahulu
kebutuhan bantuan dan jenis bantuan.
4. Mengimplementasikan intervensi keperawatan perawat memilih intervensi
keperawatan dengan tujuan asuhan keperawatan
a. membantu dalam melaksanakan aktivitas kehidupan sehari-hari
b. mengkonsultasikan dan memberikan penyuluhan kepada klien dan
keluarga.
c. memberikan asuhan keperawatan langsung.
d. mengawasi dan mengevaluasi kerja anggota staf lainnya.
e. mengkomunikasikan intervensi keperawatan, intervensi yang telah di
lakukan dikomunikasikan secara verbal kepada anggota tim dan di tuliskan
pada format sesuai kebijakan rumah sakit. Penulis hasil intervensi
menggunakan kaidah pendokumentasian yang benar.

STIKES Faletehan Serang


24

Implementasi yang dilakukan pada masalah defisit pengetahuan tentang personal


hygiene adalah
1. Mengkaji pengetahuan tingkat pendidikan dan kesehatan ibu saat ini untuk
belajar
2. Memberikan panduan antisipasi untuk perawatan diri selama periode
kehamilan dan kelahiran
3. Memberikan panduan antisipasi untuk perawatan diri selama periode
kehamilan dan kelahiran
4. Mendiskusikan mengenai pentingnya mempelajari materi dan bagaimana
materi tersebut dapat mempengaruhinya dalam hal posistif
5. Menyediakan materi tertulis, gunakan gambar untuk menjelaskan materi
6. Membantu menetapkan tujuan pembelajaran yang realitis

Evaluasi
Menurut (Asmadi,2008) Evaluasi adalah tindakan memeriksa setiap aktivitas yang
kemudian memberikan umpan balik mengenai seberapa baik keberhasilan
aktivitas dan apakah hasil yang di harapkan telah tercapai. Dalam mengevaluasi
data atau situasi, perawat harus mengetahui rentang nilai normal.

Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan


perbandingan yang sistematis dan terrencana antara hasil akhir yang dibuat pada
tahap perencanaan. evaluasi terbagi atas dua jenis yaitu evalusi formatif dan
evaluasi (Asmadi,2008)
1. Evaluasi formatif berfokus pada aktivitas proses keperawatan dan hasil
tindakan keperawatan dan evaluasi formatif dilakukan segera setelah perawat
mengimplementasikan rencana keperawatan guna menilai keefektifan
tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan.
Perumusan evaluasi formatif ini meliputi 4 komponen yang dikenal dengan
istilah SOAP subjectif (data berupa keluhan klien), objectif (data hasil
pemeriksaan), assesment (perbandingan data dengan teori)dan perencanaan.

STIKES Faletehan Serang


25

2. Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan setelah semua aktivselesai


itas proses keperawatan dilakukan. evaluasi sumatif bertujuan menilai dan
memonitor kualitasasuhan keperawatan yang telah diberikan. metode yang
dapat di gunakan pada evaluasi jenis ini adalah dengan melakukan
wawancara pada akhir layanan menanyakan respon klien dan keluarga terkait
layanan keperawatan mengadakan pertemuan pada akhir layann,ada tiga
kemungkinan hasil evaluasi yang terkait dengan pencapaian tujuan
keperawatan.
1. Tujuan tercapai adalah jika menunjukan perubahan sesuai dengan standar
yang telah di tentukan
2. Tujuan tercapai sebagian atau klien masih dalam proses pencapaian tujuan
adalah klien menunjukan perubahan pada sebagian kriteria yang
ditetapkan
3. Tujuan tidak tercapai adalah klien menunjukan tidak ada perubahan pada
sebagian kriteria yang ditetapkan.

Evidence Based practice in nursing


Sumber EBP : http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/3203
Nama peneiti : Ervina Novi Susanti
Judul EBP :Hubungan karakteristik perawat dengan motivasi
perawat dalam pemenuhan kebutuhan kebersihan diri
pasien di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum dr. H
koesnadi bondowoso
Tahun :2013
Nama jurnal : program studi ilmu keperawatan Universita jember
2.4.2 Abstrak
Perawat memiliki peran sebagai penyedia layanan yang salah satu dari perawatan
ini adalah menjaga tubuh pasien tetap bersih dan rapi. Selama proses perawatan,
perawat membutuhkan motivasi tinggi dalam melakukan proses kepedulian
mereka. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara
karakteristik perawat dengan motivasi perawat dalam memenuhi kebutuhan
higiene pribadi pasien di unit rawat inap dr. H. Koesnadi Bondowoso. Penelitian

STIKES Faletehan Serang


26

ini menggunakan penelitian korelasional, dengan model penelitian deskriptif


analitik menggunakan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 46
dengan teknik sampling yang digunakan adalah probability sampling. Uji validitas
dan reliabilitas menggunakan Product Moment Pearson dan uji Alpha Cronbach.
Analisis data menggunakan independent t test dan juga menggunakan uji chi-
square. Analisis data menggunakan independent t test dan juga menggunakan uji
chi-square. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara
karakteristik perawat (usia) dengan motivasi perawat dengan nilai p (0,001) <α =
0,05. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara
tingkat pendidikan dengan nilai p (0,000) <α = 0,05. Hasil penelitian
menunjukkan hubungan yang signifikan antara lama kerja dengan nilai p (0,006)
<α = 0,05 Perlu adanya tindak lanjut dari penyedia layanan kesehatan setempat,
yang secara khusus terkait dengan kebutuhan kebersihan pribadi yang harus
dipenuhi
Memberikan pelatihan yang berkaitan dengan kebersihan diri pasien, rekrutmen
perawat baru, dan meningkatkan motivasi perawat dalam memenuhi kebutuhan
higiene pribadi akan dapat mengatasi pertimbangan tersebut.

Kata kunci: Karakteristik, Motivasi, Perawat, Kebersihan Pribadi

STIKES Faletehan Serang


27

BAB 3
TINJAUAN KASUS

Pengkajian
Identitas
Klien bernama Ny T berumur 22 tahun, tempat tanggal lahir serang 01- januari-
1994, beragama islam, dan pendidikan terakhir Madrasah Tsanawiyah berkerja
sebagai ibu rumah tangga, bersuku bangsa jawa Indonesia, alamat rumah klien
link kebanyakan Rt 02/Rw 01 desa sukawana kecamatan serang kabupaten serang
provinsi banten.
Penanggung jawab bernama Tn J berumur 26 tahun, Beragama islam, pendidikan
SMP, bersuku bangsa jawa Indonesia, pekerjaan wiraswasta, alamat link
kebanyakan Rt02/Rw 01 desa sukawana kecamatan serang kabupaten pandeglang

Keluhan utama
Klien mengatakan tidak mengerti tentang kebersihan diri (personal hygiene)

Riwayat kesehatan sekarang


Klien masuk ke IGD Rumah sakit Dr Dradjat prawiranegara serang pada tanggal
19 mei 2017 usia kehamilan 38 minggu tidak pernah keguguran P 1A0 dengan pre-
eklampsia berat (PEB) tekanan darah 180/120 mmhg pada tanggal 20 klien masuk
ke ruang operasi sectio caesarea. setelah di operasi klien di pindahkan keruang
keperawatan pada tanggal 20 Mei 2017 pukul 14.20 di ruang wijaya kusuma
kelas 3 dengan diagnosa medis post sectio caesarea atas indikasi pre-eklampsia
berat (PEB).
Pada saat di lakukan pengkajian pada tanggal 22 mei 2017 tanda – tanda vital
tekanan darah 140/100 mmhg, nadi 89x/menit respirasi 24x/menit, suhu badan
36.6oC. Klien mengatakan tidak mengerti tentang kebersihan diri (personal
hygiene), klien mengatakan belum pernah mandi selama di rumah sakit sudah 4
hari, klien mengatakan jika mandi takut terkena air luka operasi, klien mengatakan
belum pernah mandi, sikat gigi, keramas dan menyisir rambut. klien tampak baju

STIKES Faletehan Serang


28

tidak ganti, tampak berkeringat dan kulit lengket, tampak kuku hitam dan panjang
dan tampak rambut berantakan dan belum pernah dirapihkan.

Riwayat kesehatan masa lalu


Klien dan keluraga tidak pernah mengalami keadaan yang klien alami

Riwayat kesehatan keluarga


Klien mengatakan tidak ada riwayat penyakit keluarga

Riwayat persalinan pertama


Ny T melahirkan tanggal 20 mei 2017 pukul 09.13, dengan tindakan sectio
caesarea, lama persalinan kurang lebih 2 jam. dengan pendarahan 300, bayi
berjenis laki -laki, berat badan 2500 kg, dan panjang badan 47 cm.

Riwayat obstetric
Kehamilan Ny T anak pertama, kehamilannya 38 minggu. tidak ada penyulit
sewaktu hamil dan pada saat persallinan Ny T dilakukan tindakan sectio caesarea
oleh dokter spesialis kandungan karena ada penyulit pre-eklampsia berat (PEB).
Tidak ada komplikasi pada saat nifas dan bayinya berjenis kelamin laki –laki,
barat badan 2500 kg dan panjang badan 47 cm keadaannya baik

Riwayat keluarga berencana


Ny T mengatakan sebelumnya klien tidak menggunakan Kb klien menggunakan
alat kontrasepsi sejak melahirkan anak dengan menggunakan kontrasepsi suntik 1
bulan. Tidak ada masalah dan klien tidak mempunyai riwayat keturuan penyakit
keluarga

Riwayat imunisasi TT
Klien mengatakan sudah pernah imunisasi TT sebanyak 1 kali pada usia
kehamilan 6 bulan.

STIKES Faletehan Serang


29

Riwayat kebiasaan sehari -hari


1. Pola nutriis /caiaran
Klien mengatakan sebelum dirawat klien makan 3 kali perhari. jenis makanannya
lauk nasi dan sayuran, klien mengatakan napsu makannya baik, tidak merasa
mual, dan tidak ada muntah, klien tidak memiliki alergi makanan, tidak ada
masalah dalam mengunyah atau menelan baik dan tidak mempunyai pantangan
makanan. berat badan klien sebelum hamil 60 kg

2. Pola eliminasi
a. BAB
Klien mengatakan sebelum dirawat BAB 3 kali dengan karakteristik
fesesnya lembek, klien tidak memiliki riwayat hemoroid dan diare dan
klien juga tidak ada keluhan pada saat buang air besar.
b. BAK
Klien mengatakan frekuensi BAK sebelum di rawat 3-4 kali dengan
karakteristik jernih, klien tidak ada keluhan pada saat buang air kecil dan
tidak mempunyai riwayat penyakit gagal ginjal atau kandung kemih

3. Personal Hygiene
a. Mandi
Klien mengatakan sebelum di rawat frekuensi mandi 3 kali perhari pagi
dan sore dengan menggunakan sabun sewaktu mandi dan klien
mengatakan selama di rawat di rumah sakit klien tidak pernah mandi.
b. Oral hygiene
Klien mengatakan sebelum di rawat klien menggosok gigi 3 kali perhari
hanya di pagi hari dan selama di rawat di rumah sakit klien tidak pernah
menggosok gigi pagi maupun sore

c. Rambut
Klien mengatakan sebelum di rawat sering mencuci rambutnya 3 kali
seminggu. sewaktu mencuci rambut menggunakan shampo. dan pada saat
di rawat di rumah sakit klien tidak pernah mencuci rambut.

STIKES Faletehan Serang


30

4. pola aktivitas / istirahat tidur


pekerjaan klien sebagai ibu rumah tangga, hobi klien menonton tv, klien tidak
pernah membatasi aktivitasnya karena kehamilan, waktu luang klien
digunakan untuk tidur, nonton tv dan mengobrol dengan keluarganya, klien
tidak memilki keluhan pada saat beraktivitas, aktivitas sehari-hari klien
lakukan secara mandiri tanpa bantuan dan tidak menggunkan alat bantu pada
saat beraktivitas, klien suka tidur siang lamanya tidur siang 1jam klien tidak
mempunyai keluhan atau masalah dalam tidurnya dan klien tidak mempunyai
kebiasaan sebelum tidur.

Pemeriksaan fisik
Pada saat pengkajian pemeriksaan fiisk terdapat hasil data yaitu keadaan umum
kesadaran composmetis, dengan tanda -tanda vital Tekanan darah 140/100 mmhg
Nadi 89x/menit, suhu tubuh 36,6oC, respirasi 24x/menit dan penampilan klien
kurang rapih klien belum pernah mandi selama 4 hari, kulit tampak kotor &
lengket, berkeringat, tampak baju tidak ganti, kuku hitam dan panjang dan tampak
rambut berantakan dan belum pernah dirapihkan.

Pemeriksaan penunjang
Rontgen
Hasilnya
1. Foto simetris
2. Cor tidak membesar
3. Sinus dan diafragma normal
Pulmo
1. Hiil normal
2. Corakan bronkhovaskuler bertambah
3. Tampak infiltrate di perihiler dan lapangn bawah paru kanan

STIKES Faletehan Serang


31

Laboratorium
Tabel 3.3.2 Laboratorium tanggal 20/05/2017
Hasil Nilai Normal
Hematologi
Hemoglobin 12.0 12,00 – 15,30 g/dl
Leukosit 8000 4000 – 10000 mm3
Hematokrit 37.00 3500 – 47,00 %
Trombosit 245.000.00 140.000 – 440.000 /pl

Albumin 2.10 3.20 -4.80 gl/dl


SGOT 31.00 15.00 – 48.00 u/l
Ureum 9.00 06.00 – 46.00 u/l
Sgpt 12.00 20.00 – 60.00 mg/dl
Creatinin 0.45 0.30 – 1.30 mg/dl
Natrium 113.70 13500 -148.000 mmol/l
Kalsium 3,02 3.30 – 5.30 mmol/l
Klorida 103.00 96.00 – 111.000 mmol/l

penatalaksanaan
1. Infus Makro Rl 500 per 8jam
2. Terapi medis
Obat-obatan melalui oral
1. Paracetamol 500
2. Amoxcilin 500

STIKES Faletehan Serang


32

Analisa Data
Tabel 3.5 Analisa Data
Data senjang Etiologi masalah
DS Tindakan sectio caesarea Defisit pengetahuan
1) klien mengatakan tidak tentang personal
tahu tentang kebersihan Keterbatasan bergerak hygiene
diri (personal hygiene)
2) Klien mengatakan belum Kebersihan diiri menurun
pernah mandi selama di
rumah sakit sudah 4 hari Kurangnya kebersihan diri
3) Klien mengatakan jika (personal hygiene :
mandi takut terkena air, memandikan dll)
luka operasi.
4) Klien mengatakan belum Kurang terpaparnya
pernah mandi, sikat gigi, informasi
keramas dan menyisir
rambut. Salah interpresi informasi
DO
1. Tampak baju tidak ganti Tidak mengenal sumber
2. Tampak berkeringat dan informasi
kulit lengket
3. Tampak kuku hitam dan Defisit pengetahuan
panjang
4. Tampak rambut
berantakan dan belum
pernah dirapihkan

Sumber : Standar diagnosis keperawatan Indonesia, 2016

Diagnosa Keperawatan
Defisit pengetahuan tentang personal hygiene berhubungan dengan kurang
terpaparnya informasi

STIKES Faletehan Serang


33

Perencanaan
Tabel 3.7 Perencanaan
Diagnosa
Tujuan Intervensi Rasional
keperawatan
Defisit pengetahuan Setelah di lakukan 1. kaji 1. untuk
tentang personal asuhan keperawatan pengetahuan menghindari
hygiene selama 3x24 jam tingkat penyuluhan
berhubungan Diharapkan masalah pendidikan dan yang terlalu
dengan kurang defisit pengetahuan kesehatan ibu banyak atau
terpaparnya tentang personal saat ini untuk seikit karena
informasi ditandai hygiene teratasi belajar persepsi perawat
dengan Dengan kriteria hasil tentang apa yang
1. Mampu perlu ibu ketahui
DS menjelaskan mungkin berbeda
1. Klien tindakan dari apa yang ibu
mengatakan keperawatan diri pahami atau
tidak mengerti untuk ingin pelajari.
tentang mengurangi
kebersihan ketidaknyamana 2. Berikan umpan 2. Pengkajian awal
diri(personal n fisik pada balik untuk mengenai
hygiene) kehamilan dan menegaskan pengetahuan
kelahiran pemahaman dasar ibu penting
2. Klien 2. Mampu yang tepat untuk
mengatakan berpartisipasi mengenai merencanakan
belum pernah dalam perawatan penanganan dan
mandi selama diri secara efektif atau prosedur menyesuaikan
di rumah sakit 3. Mendemostrasik serta rencana
sudah 4 hari an tingkat rekomendasi penyuluhan.
pemahaman untuk pembelajaran
3. Klien tentang perawatan diri tidak selalu
mengatakan kesehatan dihasilan dari
jika mandi persoanl setalah penyuluhan oleh
takut terkena melahirkan sebab itu umpan
air luka dengan mengenai balik sangat
operasinya aspek perawatan diperlukan dan
fisik mengindenfiaksi
sejauh mana ibu
memahami

STIKES Faletehan Serang


34

4. Klien 3. berikan 3. akibat perubahan


mengatakan panduan besar yang
belum pernah antisipasi untuk terjadi selama
mandi, sikat perawatan diri kehamilan, ibu
gigi, keramas selama periode biasanya
dan menyisir kehamilan dan termotivasi untuk
rambut kelahiran belajar tentang
tubuh dan
DO berprilaku sehat,
1. Tampak baju serta
tidak ganti membutuhkan
2. Tampak panduan untuk
berkeringat dan belajar mengenai
kulit lengket perawatan diri
3. Tampak kuku
hitam dan 4. Sebagian besar
4. diskusikan
panjang pelajar dewasa
mengenai
4. Tampak lebih cepat
pentingnya
rambut menerima
mempelajari
berantakan pembelajaran
materi dan
belum pernah dan merasakan
bagaimana
dirapihkan manfaat segara
materi tersebut
dari informasi
dapat
yang diberikan
mempengaruhi
nya dalam hal
posistif

5. Meningkatkan
5. sediakan materi
pemahaman
tertulis,
tentang materi,
gunakan
meningkatkan
gambar untuk
kemampuan
menjelaskan
untuk mengingat
materi
dan mengulang
materi yang
diberikan

STIKES Faletehan Serang


35

6. bantu 6. tujuan yang


menetapkan realistis
tujuan memberikan
pembelajaran motivasi dan
yang realitis kriteria untuk
mengevaluasi
pembelajaran

Sumber Carol J.Green dan Judith M.Wilkinson (2012)

Pelaksanaan dan Evaluasi


Tabel 3.8 Pelaksanaan dan Evaluasi hari ke-1
Hari/ Diagnosa
Implementasi
Tangga keperawatan Evaluasi keperawatan paraf
keperawatan
l /jam
Senin I 1. Mengkaji S.
22 mei Jam 08.30 pengetahuan 1. Klien mengatakan
2017 tingkat pendidikan tidak mengerti tentang
dan kesehatan ibu kebersihan diri
saat ini untuk (personal hygiene)
belajar
2. Klien mengatakan
R/S. belum pernah mandi
1. Klien selama 4 hari di
mengatakan rumah sakit dan kien
pendidika males dan takut jika
terakhir MTS mandi lukanya
terkena air
2. Klien O.
mengatakan 1. Klien tampak
tidak mengerti berkeringat dan kulit
tentang lengket
kebersihan diri

STIKES Faletehan Serang


36

(personal 2. Tampak rambut


hygiene) berantakan belum
pernah di rapihkan
3. Klien 3. Tampak wajah kucel
mengatakan 4. Tampak susah untuk
belum pernah mandi, klien hanya
mandi selama 4 duduk dan tiduran
hari di rumah
sakit A. Masalah belem
teratasi
R/O P.
1. Klien tampak Intervensi di lanjutkan
bingung pada 1. Kaji tingkat
saat ditanya pengetahuan tentang
tentang personal hygiene
kebersihan diri 2. Berikan umpan balik
2. Klien tampak untuk menegaskan
beraktivitas di pemahaman yang
tempat tidur tepat mengenai
penanganan atau
prosedur serta
2. Memberikan rekomendasi untuk
Jam 09.00
umpan balik untuk perawatan diri
menegaskan 3. diskusikan mengenai
pemahaman yang pentingnya
tepat mengenai mempelajari materi
penanganan atau dan bagaimana
prosedur serta materi tersebut dapat
rekomendasi untuk mempengaruhinya
perawatan sendiri dalam hal posistif

R/S
1. klien
mengatakan mau
untuk belajar
2. Klien
mengatakan
takut jika
mandi,luka

STIKES Faletehan Serang


37

operasinya takut
terkena air

R/O
Klien tampak
beraktivitas di
tempat tidur

Jam 10.00 3. Memberikan


panduan antisipasi
untuk perawatan
diri selama periode
kehamilan dan
kelahiran

R/S
1. Klien mengatakan
tidak mengerti
tentang
kebersihan diri
(personal hygiene)

2. Klien mengatakan
butuh panduan
tentang kebersihan
diri (personal
hygiene)

3. Klien mengatakan
belum pernah
mandi, gosok gigi
dan keramas dan
menyisir rambut

STIKES Faletehan Serang


38

R/O
1. Klien tampak
harus ada
dukungan dari
orang tua dan
sekitarnya

2. Klien tampak
Tampak kulit
lengket dan
berkeringat ,
gigi kotor

3. Tampak rambut
berantakan belum
pernah di rapihkan

Tabel 3. 8 Pelaksanaan dan Evaluasi hari ke-2


Diagnosa
Hari/
keperawatan Implementasi keperawatan Evaluasi keperawatan paraf
tanggal
/jam
Selasa 1 1. Mengkaji pengetahuan S
23 mei Jam 08.00 tingkat pendidikan dan klien mengatakan sudah
2017 kesehatan ibu saat ini mandi hanya masih di
untuk belajar lap dengan air / tisu
basah di bantu oleh
R/S. perawat
Klien mengatakan mau
mandi tapi dibantu oleh O
perawat 1. Klien tampak sedikit
bersih dan rapih
R/O – 2. Tampak kuku bersih
dan kulit lengket
berkurang
3. Tampak baju di
ganti dan rambut di
rapihkan

STIKES Faletehan Serang


39

jam 08.15 2. Membantu klien A Masalah teratasi


melakukan personal sebagian
hygiene ( mandi)
P Intervensi di lanjutkan
R/S di rumah melalui home
Klien mengatakan ingin visit
dimandikan oleh 1. sediakan materi
perawat tertulis, gunakan
gambar untuk
R/O menjelaskan materi
1. Klien tampak segar 2. bantu menetapkan
2. Klien tampak tujuan pembelajaran
bersih setelah yang realitis
dimandikan

Jam 09.10 3. Mendiskusikan


mengenai pentingnya
mempelajari materi
dan bagaimana materi
tersebut dapat
mempengaruhinya
dalam hal posistif

R/S
Klien mengatakan
sudah mengerti

R/O
Klien tampak tidak
diem(komperatif)

STIKES Faletehan Serang


40

Tabel 3.8 Pelaksanaan dan Evaluasi hari ke-3


Diagnosa
Hari/
keperawatan Implementasi keperawatan Evaluasi keperawatan paraf
tanggal
/jam
Rabu 1 1. Menyediakan materi S
24 mei Jam 10.00 tertulis, gunakan gambar 1. Klien
2017 untuk menjelaskan materi mengatakan
sudah mau
R/S mandi, gosok
Klien mengatakan gigi dan
mengerti tentang personal keramas dan
hygine tidak takut lagi

R/O 2. Klien
Klien tampak terlihat mengatkan
mengerti sudah mengerti
pentingnya
2. Membantu menetapkan personal
tujuan pembelajaran yang hygiene
realitis
O
R/S 1. Klien tampak
1. klien mengatakan mengerti
mau untuk belajar pentingnya
personal hygiene
2. Klien mengatakan 2. Tampak bersih
sekarang sudah 3. Gigi terlihat
mau mandi dan tidak bersih
takut lagi 4. Kuku tampak
bersih
R/O 5. Klien tampak
1. klien tampak tidak tidak takut lagi
susah lagi untuk jika mandi
mandi.
2. klien tampak paham A Masalah teratasi
tentang pentingnya P Intervensi di
personal hygiene hentikan

STIKES Faletehan Serang


41

BAB 4
PEMBAHASAN

Dalam pembahasan ini penulis akan menguraikan masalah-masalah yang


berkaitan dengan gambaran penatalaksanaan defisit pengetahuan tentang personal
hygiene pada Ny T P1A0 dengan post sectio caesarea hari ke-2 atas indikasi pre-
eklampsia berat (PEB) di Ruang Wijaya kusuma Rumah Sakit Umum Dr. Dradjat
Prawiranegara Serang yang dilaksanakan pada tanggal 23 mei 2017 sampai 24
mei 2017, dilaksanakan dengan proses keperawatan mulai pengkajian sampai
evaluasi. pada tahap penyusunan penulis akan membahas kesenjangan antara
tinjauan teori dengan tinjauan kasus, dalam proses pelaksanaannya tidak lepas dari
kemudahan dan hambatan yang ada, adapun kesenjangan dan hambatan yang di
temukan selama pelaksannaan ,antara lain.

Pengkajian
Pengkajian merupakan pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan
untuk mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar dapat
mengidentifikasi, mengenali masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan
keperawatan klien, baik fisik, mental, sosisal dan lingkungan (Deden,2012)

Pengkajian pada Ny T dengan defisit pengetahuan tentang personal hygiene


dengan diagnosa medis post sectio caesarea atas indikasi pre-eklampsia berat
(PEB). data yang ditemukan data subjectif yaitu klien mengatakan tidak mengerti
tentang kebersihan diri (personal hygiene), Klien mengatakan belum pernah
mandi selama 4 hari di rumah sakit, Klien mengatakan jika mandi takut terkena air
luka operasinya dan Klien mengatakan belum pernah mandi, sikat gigi, keramas
dan menyisir rambut data objectif Tampak berkeringat dan kulit lengket, tampak
baju tidak ganti, Tampak kuku hitam dan panjang dan Tampak rambut
berantakandan belum pernah di rapihkan.

Pada tahap ini penulis tidak menemukan kesenjangan karena antara tinjauan teori
dan tinjauan kasus.

STIKES Faletehan Serang


42

Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah penyataan yang di buat oleh perawat profesional
yang memberi gambaran masalah atau status kesehatan klien baik actual maupun
potensial. yang di tetapkan berdasarkan analisa dan intervensi data hasil
pengkajian, pernyataan diagnosa keperawatan harus jelas, singkat dan luas terkait
masalah kesehatan berikut penyebab yang dapat diatasi melalui tindakan
keperawatan. Komponen-komponen dalam pernyataan diagnosa keperawatan
meliputi PES yaitu problem(masalah ),etiologi (penyebab) dan sigt and symtom
(data).(Asmadi,2008)

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada defisit pengetahuan tentang


personal hygiene pada klien post operasi sectio caesarea adalah defisit
pengetahuan berhubungan dengan penurunan motivasi, defiist pengetahuan
berhubungan dengan keletihan, defisit pengetahuan Berhubungan ansietas
ketidakmampuan, defiist pengetahuan Berhubungan dengan tidak berminat /tidak
memiliki motivasi yang rendah untuk belajar

Diagnosa yang dirumuskan pada asuhan keperawatan ini adalah defisit


pengetahuan tentang personal hygiene berhubungan dengan kurang terpaparnya
informasi di tandai dengan Data subjectif Klien mengatakan tidak mengerti
tentang kebersihan diri (personal hygiene), Klien mengatakan belum pernah
mandi selama di rumah sakit sudah 4 hari, Klien mengatakan jika mandi takut
terkena air luka operasi, Klien mengatakan belum pernah mandi, sikat gigi,
keramas dan menyisir rambut.dan Data objectif Tampak baju tidak ganti, Tampak
berkeringat dan kulit lengket, Tampak kuku hitam dan panjang, Tampak rambut
berantakan dan belum pernah di rapihkan.

Pada tahap ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara tinjauan teori dan
tinjauan kasus.

STIKES Faletehan Serang


43

Perencanaan
Perencanaan keperawatan adalah kebutuhan awal yang memberi arah bagi tujuan
yang ingin di capai. perencanaan merupakan suatu petunjuk tertulis yang
menghambat secara cepat rencana tindakan keperawatan yang di lakukan terhadap
klien sesuai dengan kebutuhan berdasarkan diagnosis keperawatan (Asmadi,2008)
Perencanaan merupakan suatu proses didalam pemecahan masalah yang
merupakan keputusan awal tentang sesuatu apa yang akan dilakukan, bagaimana
dilakukan, kapan dilakukan, siapa yang melakukan dari semua tindakan
keperawatan. (Deden,2012)

Di dalam teori Carol J.Green dan Judith M.Wilkinson,2012 Perencanaan diagnosa


defisit pengetahuan tentang personal hygiene yaitu kaji pengetahuan tingkat
pendidikan dan kesehatan ibu saat ini untuk belajar, Tentukan gaya belajar ibu
(misalkan visual atau auditorius), Berikan umpan balik untuk menegaskan
pemahaman yang tepat mengenai penanganan atau prosedur serta rekomendasi
untuk perawatan diri, Berikan panduan antisipasi untuk perawatan diri selama
periode kehamilan dan kelahiran, Libatkan keluarga dan individu dalam
penyuluhan, Ajarkan ibu dan keluarga tentang semua prosedur yang berhubungan
proses kehamilan atau kelahiran, Bantu menetapkan tujuan pembelajaran yang
realitis, Gunakan berbagai penyuluhan macam strategi penyuluhan untuk
memudahkan pembelajaran (misalnya praktik langsung, umpan balik lisan dan
tertulis). Sediakan materi tertulis, gunakan gambar untuk menjelaskan materi,
Sediakan lingkungan yang tenang dan nyaman, Diskusikan mengenai pentingnya
mempelajari materi dan bagaimana materi tersebut dapat mempengaruhinya
dalam hal posistif, Tetap bersikap terbuka menyangkut praktik budaya dan
spritual klien serta keluarga, Catat detail penyuluhan dan pembelajaran (misalnya
bahan, materi tertulis yang diberikan)
Penulis tidak melakukan semua perencanaan yang telah disusun karena tidak
sesuai dengan situasi dan kondisi klien. Oleh karena itu ditemukan adanya
kesenjangan antara teori dan kasus.

STIKES Faletehan Serang


44

Pelaksanaan
Penulis melakukan pelaksanaan selama 3 hari dari tanggal 22-24 mei 2017, pada
tanggal 22- 23 mei 2017 melalukan tindakan di rumah sakit Kemudian di
lanjutkan pada tanggal 24 mei 2017 dengan home visit.

Implementasi hari pertama pada tanggal 22-mei-2017 hari pertama mengkaji


pengetahuan tingkat pendidikan dan kesehatan ibu saat ini untuk belajar,
memberikan umpan balik untuk menegaskan pemahaman yang tepat mengenai
penanganan atau prosedur serta rekomendasi untuk perawatan diri, respon klien
terhadap hal tersebut klien mengatakan tidak mengerti tentang kebersihan diri
(personal hygiene), klien belum pernah mandi selama 4 hari dan penyebabnya
klien mengatakan jika, mandi takut luka operasinya terkena air dan kebutuhan
personal hygiene klien yaitu memandikan, oral hygiene, menyisir rambut tetapi
kebanyakan klien duduk, bingung dan tidak mengerti.

Implementasi hari kedua pada tanggal 23-mei-2017 pada hari ke 2 yaitu mengkaji
pengetahuan tingkat pendidikan dan kesehatan ibu saat ini untuk belajar,
Membantu klien melakukan personal hygiene (mandi) dan mendiskusikan
mengenai pentingnya mempelajari materi dan bagaimana materi tersebut dapat
mempengaruhinya dalam hal posistif, respon klien terhadap hal tersebut klien
sudah sedikit mengerti, klien sudah mau untuk mandi, Klien mengatakan rasa
takut untuk mandi sedikit menghilang, klien mengatakan sudah mandi meskipun
hanya di lap.

Implemantasi hari ketiga pada tanggal 23-mei-2017 pada hari ke 3 yaitu


menyediakan materi tertulis, gunakan gambar untuk menjelaskan materi dan
membantu menetapkan tujuan pembelajaran yang realitis Respon klien terhadap
hal tersebut kilen mengatakan sudah mengerti, Klien mengatakan sekarang sudah
mau mandi, dan Klien mengatakan mau mandi dan sudah sikat gigi dan keramas
dan tidak takut lagi jika mandi. Kebutuhan klien semua perencanaan dan
implementasi berjalan dengan mudah dan lancar atas kerjasamanya yang baik
antara klien keluarga dan perawatan.

STIKES Faletehan Serang


45

Pelaksanaan sesuai teori penulis tidak di temukan data kesenjangan antara teori
dan kasus yang telah dilakukan.

Evaluasi
Evaluasi telah dilakukan sesuai dengan konsep evaluasi sumatif yaitu dengan
metode SOAP pada tahap evaluasi hari ke 3 masalah defisit pengetahuan tentang
personal hygiene pada Ny T dapat teratasi kriteria hasil Mampu menjelaskan
tindakan keperawatan diri untuk mengurangi ketidaknyamanan fisik pada
kehamilan dan kelahiran, Mampu berpartisipasi dalam perawatan diri secara
efektif, Mendemostrasikan tingkat pemahaman tentang kesehatan persoanl setalah
melahirkan dengan mengenai aspek perawatan fisik.

STIKES Faletehan Serang


46

BA B 5
PENUTUP

Kesimpulan
Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada klien Ny T dengan defisit
pengetahuan tentang personal hygiene di Ruang wijaya kusuma Rumah Sakit
Umum Dr.Dradjat Prawiranegara pada tanggal 23 mei 2017 sampai dengan 24
mei 2017, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

Pengkajian
Berdasarkan data pengkajian pada Ny T dengan defisit pengetahuan tentang
personal hygiene anatara lain klien mengatakan tidak mengerti tentang kebersihan
diri (personal hygiene), Klien mengatakan belum pernah mandi selama di rumah
sakit sudah 4 hari, Klien mengatakan jika mandi takut terkena air luka operasi,
Klien mengatakan belum pernah mandi, sikat gigi, keramas dan menyisir
rambut.dan keadaan umum klien composmetis, tanda-tanda vital Tekanan darah
140/100 mmhg Nadi 89x/menit, suhu tubuh 36,6oC, respirasi 24x/menit.Tampak
penampilan klien kurang rapih, tampak baju tidak ganti, kulit tampak kotor dan
berkeringat, tampak kuku panjang dan hitam, dan rambut terlihat berantakan dan
belum pernah di rapihkan.

Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul adalah defisit pengetahuan tentang personal
hygiene berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi.

Perencanaan
Perencanaan asuhan keperawatan dibuat berdasarkan konsep keperawatan dan
sudah disesuaikan dengan teori serta fasilitas yang ada di Rumah Sakit

Pelaksanaan
Pelaksanaan dilakukan selama 3X24 jam dari tanggal 22-24 mei 2017berdasarkan
perencanaan yang telah disusun sebelumnnya.

STIKES Faletehan Serang


47

Evaluasi
Masalah defisit pengetahuan tentang personal hygiene pada Ny Teratasi dengan
kriteria hasil yaitu Mampu menjelaskan tindakan keperawatan diri untuk
mengurangi ketidaknyamanan fisik pada kehamilan dan kelahiran, Mampu
berpartisipasi dalam perawatan diri secara efektif, Mendemostrasikan tingkat
pemahaman tentang kesehatan persoanl setalah melahirkan dengan mengenai
aspek perawatan fisik.

Saran
Untuk Rumah Sakit
Dalam upaya meningkatkan kesehatan ibu post partum dan post sectio seasera dan
memperkecil komplikasi post partum atau sectio ceasera semua pasien post
partum dan sectio ceasera wajib melakukan perawatan diri yaitu dengan
pemberiaan pendidikan kesehatan tentang personal hygiene yang bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan klien dan manfaat personal hygiene dan memotivasi
klien untuk mempertahankan kebersihan diri

Untuk Institusi Pendidikan


Penulis berharap institusi pendidikan dapat menyediakan sumber-sumber
maternitas terbitan yang terbaru sesuai dengan kemajuan dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi sehingga mempermudah mahasiswa untuk menyusun
karya tulis ilmiah

Untuk Mahasiswa
Penulis diharapkan untuk lebih meningkatkan ilmu dan pengetahuan dalam teori
asuhan keperawatan dan tindakan keperawatan sehingga dapat memberikan
pelayanaan yang baik untuk pasien dalam melakukan praktek lapangan, dan
supaya menggunakan waktu sebaik- baiknya untuk mengaplikasikan teori yang
didapat pada mata kuliah serta mencari alternatif untuk menyelesaikan masalah
yang di temukan.

STIKES Faletehan Serang


48

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi . (2008). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : EGC

Amru sopian,(2012) Sinopsis obstetri,Jakarta: EGC

Carol. J. G & Judith. M. W. ( 2012 ). Rencana Asuhan Keperawatan Maternal &


Bayi Baru Lahir. Jakarta: EGC

Dermawan, Deden. ( 2012 ). Proses Keperawatan Penerapan Konsep &


Kerangka Kerja. Yogyakarta: Gosyen Publishing

Data Departement kesehatan repulik indonesia, sectio caesarea (2012)

Rumah Sakit Umum dr. Dradjat Prawiranegara (2017) Medical record ibu
melahirkan sectio caesarea indikasi pre-eklampsia berat (PEB).serang
banten

Hutahaean, Serri. ( 2013 ). Perawatan Antenatal. Jakarta: Salemba Medika

Haryanto,(2008) konsep dasar keperawatan dengan pemetaan konsep ,jakarta:


selemba Medika

Heather,T herdman (2017). Nanda Internasional Inc,Nursing Diagnosis


Definitions & Classification 2015-2017 : EGC

Https://id.scribd.com/doc/155244717/pathway-PEB.diakses pada tanggal 13 juni


2017 jam 23.43

Mitayani.( 2012 ). Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika.

Mubaroq, iqbal wahit & Chayatin nurul,(2008) Buku ajar kebutuhan dasar
manusia. Jakarta : EGC

Nurarif .Huda Amin & Hardhi kusuma,(2015), Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis Dan Nanda Nic-Noc,jilid 3 .jogjakarta: Mediaction

Oxorn, Harry & William. R. F. ( 2010 ). Ilmu Kebidanan : Patologi & Fisiologi
Persalinan.
49

PPNI. ( 2016 ). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.Jakarta Selatan: DPP


Pesatuan Perawat Nasional Indonesia

Prawirohardjo, Sarwono. ( 2014 ). Ilmu Kebidanan. Edisi 4. Jakarta: PT. Bina


Pustaka Sarwono PrawirohardjoEdisi 1. Yogyakarta: CV. ANDI Offset.

Soekidjo, Notoatmodjo (2007) promosi kesehatan dan ilmu perilaku, jakarta:


Renika cipta

Sukowati, Umi, dkk. ( 2010 ). Modul Konsep & Teori Keperawatan. Bandung: PT
Refika Aditama.

Wartonah & tarwoto (2015). kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan.
edisi 4. jakarta selatan: salemba medika

Wilkinson, M. Judith (2016) Diagnosis Keperawatan : Diagnosis Nanda-I,


Intervensi NIC, Hasil Noc, edisi 2 , Jakarta : EGC

World Health Organization (WHO).(2010).global survei on maternal and


perinatal health sectio caesarea: Http://www.who.int

Anda mungkin juga menyukai