Anda di halaman 1dari 93

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III

TENTANG PROGRAM P4K DENGAN PERILAKU


PENCEGAHAN KOMPLIKASI

SKRIPSI

OLEH:

LAILA AIDANA
NIM P27824420036

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER
DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
TAHUN 2021
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III
TENTANG PROGRAM P4K DENGAN PERILAKU
PENCEGAHAN KOMPLIKASI

SKRIPSI

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Sarjana


Terapan Pada Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan Jurusan
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Surabaya

Oleh :

LAILA AIDANA
NIM. P27824420036

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER
DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
TAHUN 2021

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal ini Telah Disetujui Untuk Dipertahankan Pada Sidang Skripsi Tanggal

Oleh :

Pembimbing I

Kharisma Kusumaningtyas, SSiT., M. Keb


NIP. 198103232008012014

Pembimbing II

Dr. Mamik., S.KM.,M.Kes


NIP.19808051985032012

iii
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi Ini Telah Dipertahankan Di Depan Tim Penguji Ujian Seminar

Tanggal
Disusun Oleh :

Laila Aidana
NIM P27824420036

MENGESAHKAN

TIM PENGUJI

TANDA TANGAN

Ketua : Dwi Purwanti, S.Kp., SST., M.Kes


NIP. 196702061990032003 ........................................

Anggota I : Kharisma Kusumaningtyas, SSiT., M.Keb ..........................................


NIP. 198103232008012014

Anggota II : Dr. Mamik., S.KM.,M.Kes ...........................................


NIP.19808051985032012

Mengetahui,
Ketua Program Studi D4 Kebidanan

Dwi Purwanti, S.Kp., SST., M.Kes,


NIP. 196702061990032003

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua berkat dan rahmat kasih

yang dianugerahkan-Nya sehingga dapat terselesaikannya Proposal Skripsi yang

berjudul “Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Tentang Program P4K

Dengan Perilaku Pencegahan Komplikasi”, sebagai salah satu syarat menyelesaikan

pendidikan D4 Kebidanan pada Program Studi D4 Kebidanan Jurusan Kebidanan

Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya. Dalam penyusunan ini, penulis banyak

mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, karena itu pada kesempatan kali ini

penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Drg. Bambang Hadi Sugito, M. Kes., selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kemenkes Surabaya.

2. Astuti Setiyani,SST, M.Kes., selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik

Kesehatan Kemenkes Surabaya.

3. Dwi Purwanti, SST, S.Kp., M.Kes., selaku Ketua Program Studi D4 Kebidanan.

4. Dwi Purwanti, S.Kp., SST., M.Kes, selaku Ketua Penguji yang banyak memberikan

petunjuk, koreksi serta saran sehingga proposal skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Kharisma Kusumaningtyas, SSiT., M.Keb., selaku pembimbing I yang banyak

memberikan petunjuk, koreksi serta saran sehingga penelitian ini dapat

terselesaikan.

6. Dr.Mamik,S.KM.,M.Kes., selaku pembimbing II yang banyak membantu dan

memberikan masukan sehingga penelitian ini dapat terselesaikan

v
7. Bapak dan Ibu responden atas kerjasamanya yang baik

8. Bapak, ibu, kakak, dan adik saya atas cinta , dukungan dan doa yang selalu

diberikan sehingga penelitian ini selesai pada waktunya

9. Rekan seangkatan dan pihak-pihak yang terkait dan banyak membantu dalam

penelitian ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan pahala atas segala amal baik

yang telah diberikan dan semoga penelitian ini berguna bagi semua pihak.

Surabaya, 15 Maret 2021

Laila Aidana

vi
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan

saya, didalam Naskah PROPOSAL ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah

diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan

Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan

orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam

sumber kutipan dan daftar pustaka.

Apabila ternyata didalam Naskah PROPOSAL ini dapat dibuktikan terdapat

unsur-unsur PLAGIASI, maka saya bersedia PROPOSAL ini digugurkan dan gelar

akademik yang saya peroleh dibatalkan, serta diproses sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku (UU NO.20 Tahun 2003, Pasal 25 Ayat 2 dan

Pasal 70).

Surabaya, 12 Mei 2021


Yang Menyatakan

Laila Aidana
P27824420036

vii
ABSTRAK

Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) adalah


suatu kegiatan yang difasilitasi oleh bidan di desa dalam rangka peningkatan peran
aktif suami, keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman dan
persiapan menghadapi komplikasi. Bedasarkan data awal yang dilakukan di PMB
Dadang Ratih di Desa Jambanan Sidoarjo (2021) terdapat 65 ibu hamil diantaranya
usia kehamilan trimester III. Dari Hasil wawancara singkat yang dilakukan pada 10
ibu hamil didapatkan Dengan hasil wawancara 70% ibu hamil dengan pengetahuan
yang kurang tentang pengetahuan tentang progam P4K. Berdasarkan data tersebut
menunjukkan masih tingginya angka kejadian kurangnya pengetahuan pada ibu
hamil. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil
trimester III tentang program P4K dengan perilaku pencegahan komplikasi di PMB
Dadang Ratih Sidoarjo.
Desain penelitian ini berjenis analitik survey dengan pendekatan crossectional.
Sampel pada penelitian ini berjumlah 56 responden dengan teknik quota sampling.
Pengumpulan data pada penelitian menggunakan kuesioner. Untuk menganalisa data
menggunakan uji rank spearman correlation.
Hasil penelitian diperoleh nilai signifikan pvalue=0,000<0,05 artinya ada
hubungan yang signifikan (berarti) antara variabel pengetahuan ibu hamil Trimester
III tentang program P4K dengan perilaku dalam pencegahan komplikasi di PMB
Dadang Ratih.
Simpulannya Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu hamil
Trimester III tentang program P4K dengan perilaku dalam pencegahan komplikasi.
Diharapkan bagi masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan program
P4K baik dalam kegiatan penempelan stiker P4K, mengikuti penyuluhan, hingga
melakukan pemeriksaan kesehatan.

Kata Kunci : Pengetahuan Tentang P4k, Perilaku Pencegahan Komplikasi

viii
DAFTAR ISI
Halaman
Sampul Dalam ........................................................................................................ ii
Lembar Persetujuan ................................................................................................ iii
Lembar Pengesahan ................................................................................................ iv
Kata Pengantar ........................................................................................................ v
Lembar Pernyataan Keaslian Penelitian .................................................................. vii
Abstrak .................................................................................................................... viii
Daftar Isi ................................................................................................................. viii
Daftar Singkatan ..................................................................................................... xi
Daftar Tabel ............................................................................................................ xii
Daftar Gambar ........................................................................................................ xiii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Batasan Masalah ............................................................................................... 4
1.3 Rumusan Masalah ............................................................................................. 4
1.4 Tujuan Penelitian .............................................................................................. 5
1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................................ 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Pengetahuan ............................................................................... 6
2.2 Konsep Dasar Perilaku ...................................................................................... 14
2.3 Konsep Dasar (P4K) ......................................................................................... 21
2.4 Kerangka Konseptual ........................................................................................ 40
2.5 Hipotesis ........................................................................................................... 41
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ................................................................................................. 42
3.2 Rancangan Penelitian ........................................................................................ 42
3.3 Kerangka Operasional ....................................................................................... 43

ix
3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................................ 44
3.5 Populasi ............................................................................................................ 44
3.6 Sampel, Besar Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ................................. 44
3.7 Variabel Penelitian ............................................................................................ 46
3.8 Definisi Operasional ......................................................................................... 47
3.9 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ........................................................ 48
3.10 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ............................................................. 50
3.11 Keterbatasan ................................................................................................... 53
3.12 Etik Penelitian ................................................................................................. 53
BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran umum lokasi penelitian ..................................................................... 55
4.2 Karakteristik Ibu Hamil ..................................................................................... 56
4.3 Data Khusus....................................................................................................... 57
4.4 Analisis Bivariat ................................................................................................ 58
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1 Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Tentang Program P4K............................. 59
5.2 Perilaku Pencegahan Komplikasi ....................................................................... 61
5.3 Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Tentang Program P4K
Dengan Perilaku Pencegahan Komplikasi......................................................... 63
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan ............................................................................................................ 66
6.2 Saran .................................................................................................................. 66
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran I Lembar Permohonan Menjadi Responden
Lampiran IILembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran III Kuesioner
Lampiran IV Surat Izin Penelitian
Lampiran V Data Responden
Lampiran VI Hasil Penelitian

x
DAFTAR SINGKATAN

AKI : Angka Kematian Ibu


AKB : Angka Kematian Bayi
MDGs : Millenium Development Goals
P4K : Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
PMB : Praktek Mandiri Bidan
SOR : Stimulus Organisme Respons
WHO : World Health Organization
KB : Keluarga Berencana
KIA : Kesehatan Ibu Dan Anak

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.4 Penelitian Terdahulu ................................................................................ 38


Tabel 3.8 Definisi Operasional ................................................................................ 47
Tabel 4.1 Karakteristik Ibu Hamil Menurut Usia, Pendidikan, Kehamilan,
Pekerjaan ................................................................................................. 56
Tabel 4.2 Distribusi Ibu Hamil Menurut Kelompok Pengetahuan P4K.................... 57
Tabel 4.3 Distribusi Ibu Hamil Menurut Kelompok Perilaku Pencegahan
Komplikasi .............................................................................................. 57
Tabel 4.6 Analisis Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Progam P4K Dengan
Perilaku Pencegahan Komplikasi ............................................................ 58

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual .......................................................................... 40


Gambar 3.1 Rancangan Penelitian ........................................................................... 42
Gambar 3.3 Kerangka Operasional ......................................................................... 43

xiii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan dan Persalinan merupakan suatu peristiwa alamiah. Kadang kala

kehamilan dan persalinan disertai risiko berupa komplikasi baik untuk ibu

maupun bayinya. Komplikasi yang sering terjadi adalah perdarahan postpartum,

eklamsia dan infeksi. Komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas merupakan

masalah kesehatan utama bagi kesehatan wanita, karena merupakan penyebab

terbesar kematian ibu dan bayi (WHO, 2015). Terobosan untuk percepatan

penurunan AKI pemerintah membuat progam-progam salah satunya adalah

Program Perencanaan Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi (P4K). Program

Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) adalah Suatu kegiatan

yang difasilitasi oleh bidan di desa dalam rangka peningkatan peran aktif suami,

keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman dan persiapan

menghadapi komplikasi pada ibu hamil. Termasuk perencanaan pemakaian alat

kontrasepsi pasca persalinan dengan menggunakan stiker sebagai media notifikasi

sasaran untuk meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu dan

bayi baru lahir serta KB Meningkatkancakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi

ibu hamil dan bayi baru lahir melalui peningkatan peran aktif keluarga dan

masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman dan persiapan menghadapi

komplikasi dan tanda bahaya kebidanan bagi ibu sehingga melahirkan bayi yang

1
2

sehat dan selamat (Dinkes jabar, 2020)

Kematian Ibu adalah kematian yang terjadi pada ibu karena peristiwa

kehamilan, persalinan dan masa nifas, kecuali kasus kecelakaan. Angka kematian

ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) merupakan indikator utama dalam

pelayanan kesehatan dan salah satu tujuan Millenium Development Goals

(MDGs). Pada tahun 2019 Menurut Ketua Komite Ilmiah International

Conference on Indonesia Family Planning and Reproductive Health (ICIFPRH),

Meiwita Budhiharsana, hingga tahun 2019 AKI Indonesia masih tetap tinggi,

yaitu 305 per 100.000 kelahiran hidup. Padahal, target AKI Indonesia pada tahun

2015 adalah 102 per 100.000 kelahiran hidup (Susiana, 2019). Pada tahun 2018

Angka kematian ibu (AKI) di kabupaten Sidoarjo sebesar 64,13 per 100.000

kelahiran hidup. Adapun penyebab kematian ibu mayoritas disebabkan karena

Preeklamsia/eklamsia sebesar 48% menyusul karena perdarahan sebesar 39%,

infeksi 9% dan karena jantung 4% (Dinkes Sidoarjo, 2018)

Pada kajian awal yang dilakukan di PMB Dadang Ratih di Desa Jambanan

Sidoarjo didapatkan data pada tanggal 01 sampai 30 April 2021 terdapat 167 ibu

hamil dan 65 ibu hamil diantaranya usia kehamilan trimester III. Hasil wawancara

singkat yang dilakukan pada 10 ibu hamil yang datang memeriksakan

kehamilannya di PMB Dadang Ratih ditemukan 7 ibu hamil yang belum

mengetahui tentang persiapan persalinan sesuai dengan komponen P4K dan 3 ibu

hamil yang sudah mengetahui persiapan persalinan sesuai dengan komponen P4K.

Dengan hasil wawancara 70% ibu hamil dengan pengetahuan yang kurang tentang

persiapan persalinan sesuai komponen dari P4K.


3

Keberhasilan Pelaksanaan program P4K dipengaruhi beberapa faktor

penyebab diantaranya pengetahuan, dukungan keluarga, situasi geografis dan

budaya. Kurangnya pengetahuan baik ibu hamil atau masyarakat tentang

kehamilan dan pencegahan komplikasi kehamilan mempengaruhi rendahnya

cakupan P4K. Dengan rendahnya pengetahuan ibu hamil dan masyarakat tentang

pentingnya persiapan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) maka

dampaknya perilaku pelaksanaan terhadap manfaat P4K juga rendah. Hal itu akan

terlihat jelas dampak kedepannya saat terjadi komplikasi kehamilan maupun

persalinan, kemudian keluarga tidak segera membawanya kenakes, ibu dan

keluarga tidak merencanakan dengan matang maka ibu tidak mendapatkan

pelayanan yang sesuai dan tepat waktu sehingga terjadi keterlambatan dalam

rujukan. Jika itu terjadi akan bisa menyebabkan faktor dari kematian ibu dan bayi

(Werdiyanthi, NM., Mulyadi, dan M. Karundeng, 2017)

Upaya pemerintah dalam melaksanakan orientasi Program Perencanaan

Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) sebagai upaya menurunkan

kematian ibu dan kematian anak. Kelas ibu hamil merupakan sarana bagi ibu

hamil dan keluarga untuk belajar bersama tentang kesehatan ibu hamil yang

dilaksanakan dalam bentuk tatap muka dalam kelompok. Kegiatan ini bertujuan

untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu dan keluarga mengenai

kehamilan, persalinan, nifas, KB pasca persalinan, pencegahan komplikasi,

perawatan bayi baru lahir dan aktivitas fisik atau senam ibu hamil. Indikator

Puskesmas melaksanakan orientasi P4K menghitung persentase puskesmas yang

melaksanakan orientasi P4K. Orientasi tersebut adalah pertemuan yang


4

diselenggarakan oleh puskesmas dengan mengundang kader dan/atau bidan desa

dari seluruh desa yang ada di wilayahnya dalam rangka memberikan pembekalan

untuk meningkatkan peran aktif suami, keluarga, ibu hamil serta masyarakat

dalam merencanakan persalinan yang aman dan persiapan menghadapi komplikasi

kehamilan, persalinan, dan nifas (Kemenkes, 2019).

Bedasarkan permasalahan di atas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian lebih lanjut mengenai “Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III

Tentang Program P4K Dengan Perilaku Pencegahan Komplikasi”.

1.2 Pembatasan Masalah

Bedasarkan fenomena pada latar belakang diatas masih tinggi prevelensi

Angka Kematian Ibu (AKI) diindonesia yang disebabkan karena Komplikasi pada

proses kehamilan, persalinan dan nifas. Bedasarkan permasalahan diatas peneliti

membatasi penelitian dengan judul “Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Trimester

III Tentang Program P4K Dengan Perilaku Dalam Pencegahan Komplikasi di

PMB Dadang Ratih”

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka dapat

diidentifikasi bahwa rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Adakah

Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Tentang Program P4K Dengan

Perilaku Pencegahan Komplikasi” ?

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Untuk Mengetahui Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Tentang


5

Program P4K Dengan Perilaku Pencegahan Komplikasi.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Tentang Program

P4K.

2. Mengidentifikasi Perilaku Pencegahan Komplikasi.

3. Menganalisis Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Tentang

Program P4K Dengan Perilaku Pencegahan Komplikasi.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Praktis

Menerapkan ilmu yang diperoleh selama pendidikan dan menambah

pengetahuan serta pengalaman dalam membuat penelitian dibidang kesehatan ini.

Hasil penelitian ini diharapakan dapat digunakan sebagai data dasar untuk

penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan persiapan persalinan terhadap

komponen dari progam P4K sebagai upaya pencegahan komplikasi kehamilan,

persalinan maupun nifas.

1.5.2 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi serta masukan bagi

instasi pendidikan untuk penelitian selanjutnya dengan variable yang lainnya

tentang upaya pencegahan komplikasi kehamilan, persalinan maupun nifas.


6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Pengetahuan

2.1.1 Definisi Pengetahuan

Pengertian Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang diperoleh setelah

orang melakukan pengindraan, melalui panca indra, pendengaran,penciuman,

peraba, maupun perasa yang memiliki suatu kebenaran, makna, dan kesan tertentu

dimana dari hasil yang diperoleh akan terbentuk sebuah perilaku yang

berlandaskan pengetahuan. Pengetahuan merupakan domain yang penting akan

terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo dalam Setiawan 2017).

Menurut (Notoatmodjo dalam Setiawan 2017). Pengetahuan atau ranah

kognitif merupakan suatu hal yang sangat penting dalam membentuk tindakan

seseorang (overt behavior).

2.1.2 Tingkat Pengetahuan

Tingkat pengetahuan terdiri dari enam peringkat menurut (Notoatmodjo dalam

Setiawan 2017):

1.1.2.1 Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai sautu pengingat materi yang telah dipelajari

sebelumnya atau rangsangan yang telah diterima. Dalam tingkatan ini, tekanan

utama pada pengenalan fakta, prinsip, aturan, atau strategi penyelesaian masalah.

Kata kerja yang dipakai untuk mengukur kemampuan tingkat tahu (know) antara
7

lain: menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dll.

1.1.2.2 Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat mengapresiasikan materi

tersebut secara benar. Orang yang sudah paham terhadap objek atau materi harus

dapat menjelaskan, meramalkan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, dan

sebagainya terhadap objek yang dipelajari,

1.1.2.3 Aplikasi (aplication)

Aplikasi penggunaan hukum-hukum atau rumus, metode, prinsip dan lain

sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Aplikaksi disini dapat diartikan

sebagai aplikasi penggunaan, rumus, prinsip, metode, hukum-hukum dan

sebagainya dalam konteks situasi yang lain.

1.1.2.4 Analisis (analysis)

Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek ke

dalam komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi dan masih ada

kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis dapat dilihat dari penggunaan kata

kerja, seperti dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, dan

mengelompokkan

1.1.2.5 Sintesis (synthesis)

Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru dan

koheren. Manusia mampu menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada.

Misalnya menyusun, merencanakan, dapat meringkaskan, dapt menyesuaikan


8

1.1.2.6 Evaluasi (evaluation)

Evaluasi merupakan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu

materi atau objek, dan didasari pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau

dengan ketentuan ada sehingga, mampu menyatakan alasan untuk pertimbangan

tersebut.

Menurut Beccary (2012) ada 6 tingkatan pengetahuan, yaitu :

1) Pengetahuan (Knowledge) Mencakup keterampilan mengingat kembali

faktor-faktor yang pernah dipelajari.

2) Pemahaman (comprehension) Meliputi pemahaman terhadap informasi

yang ada.

3) Penerapan (application) Mencakup keterampilan menerapkan informasi

dan pengetahuan yang telah dipelajari ke dalam situasi yang baru.

4) Analisis (analysis) Meliputi pemilahan informasi menjadi bagian-bagian

atau meneliti dan mencoba memahami struktur informasi.

5) Sintesis (synthesis) Mencakup menerapkan pengetahuan dan keterampilan

yang sudah ada untuk menggabungkan elemen-elemen menjadi suatu pola

yang tidak ada sebelumnya.

6) Evaluasi (evaluation) Meliputi pengambilan keputusan atau

menyimpulkan berdasarkan kriteria-kriteria yan ada biasanya memakai

kata : pertimbangkanlah, bagaimana, kesimpulannya.

2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut (Mubarak dalam Pasaribu 2021) ada tujuh faktor yang mempengaruhi
9

pengetahuan seseorang yaitu :

2.1.3.1 Pendidikan

Pendidikan adalah seseorang yang berperilaku dengan cara persuasi,

bujukan, imbauan, ajakan, memberikan informasi, memberikan kesadaran melalui

kegiatan

2.1.3.2 Pekerjaan

Pekerjaan adalah sesutu tindakan yang dilakukan seseorang untuk

mendapatkan nafkah, pencaharian. Alasan seseorang melakukan pekerjaan

sangatlah berbeda beda, tetapi alas an umum yang banyak dijumpai kebutuhan

keuangan untuk memperkaya pengalaman dan pengetahuan pribadi, hasrat

pribadi.

2.1.3.3 Usia

Semakin tua umur seseorang akan mempengaruhi pengalaman dari

seseorang tersebut sehingga akan meningkatkan pengetahuannya akan suatu objek

yang digelutinya.

2.1.3.4 Status Ekonomi

Keadaan sosial ekonomi sangat mempengaruhi faktor fisik, kesehatan dan

pendidikan. Jika status ekonomi tersebut cukup akan mengurangi beban fisiologis,

psikologis.

2.1.3.5 Pengalaman

Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam

berinteraksi dengan lingkungannya. Kecenderungan pengalaman yang kurang

baik seseorang akan berusahan untuk melupakan, namun jika pengalaman


10

terhadap obyek tersebut menyenangkan maka secara psikologis akan timbul kesan

yang sangat mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaannya, sehingga dapat

membentuk sikap positif dan lebih edukatif dalam kehidupannya.

2.1.3.6 Kebudayaan lingkungan sekitar

Kebudayaan dimana kita tinggal dan dibesarkan mempunyai pengaruh

besar terhadap pembentukan sikap kita. Apabila dalam suatu wilayah mempunyai

budaya untuk menjaga kebersihan lingkungan maka sangat mungkin masyarakat

sekitarnya mempunyai sikap untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan, karena

lingkungan sangat berpengaruh dalam pembentukan sikap pribadi atau sikap

seseorang.

2.1.3.7 Informasi

Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat membantu

mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru.

Informasi merupakan wawasan pengetahuan seseorang, melalui media yang dapat

diketahui seseorang dalam memahami baik dari hasil yang dilihat, didengar,

maupun membaca informasi berupa media elektronik seperti televisi, radio, vidio,

dan lain lain. Informasi yang dibutuhkan sangat beragam, misalnya informasi

upaya pelayanan kesehatan masyarakat, pelayanan kesehatan rumah sakit, status

penyakit menular, status gizi, kesehatan lingkungan, obat dan bahan berbahaya,

keluarga berencana, tenaga kesehatan, dan sebagainya.

2.1.4 Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut (Notoatmodjo dalam Setiawan 2017) cara memperoleh

pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi dua :


11

2.1.4.1 Cara Tradisional Untuk Memperoleh Pengetahuan

Cara kuno atau tradisional dipakai orang untuk memperolah kebenaran

pengetahuan sebelum ditemukannya metode ilmiah, atau metode penemuan

sistematik dan logis. Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini meliputi :

1. Cara coba salah (trial and error)

Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin

sebelum adanya peradaban. Pada waktu itu seseorang apabila menghadapi

persoalan atau masalah, upaya pemecahannya dilakukan dengan coba-coba saja.

Cara ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan

masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil dicoba kemungkinan

yang lain. Apabila kemungkinan ketiga gagal dicoba kemungkinan keempat dan

seterusnya, sampai masalah tersebut dapat terpecahkan. Itulah sebabnya maka

cara ini disebut metode trial (coba) and error (gagal atau salah) atau metode coba-

salah/coba-coba.

2. Cara kekuasaan atau otoritas

Dalam kehidupan manusia sehari-hari banyak sekali kebiasaan dan tradisi

yang dilakukan oleh seseorang tanpa melalui penalaran meskipun hal tersebut

baik atau tidak. Kebiasaan seperti ini biasanya diwariskan turun temurun dari

generasi ke generasi berikutnya. Misalnya, mengapa harus ada upacara selapanan

dan turun tanah pada bayi, mengapa ibu yang sedang menyusui harus minum

jamu, mengapa anak tidak boleh makan telur dan sebagainya. Kebiasaan seperti

ini tidak hanya terjadi pada masyarakat tradisional saja, melainkan juga terjadi

pada masyarakat modern. Kebiasaan-kebiasaan seperti ini seolah-olah diterima


12

dari sumbernya sebagai kebenaran yang mutlak. Dengan kata lain, pengetahuan

tersebut diperoleh berdasarkan otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas

pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu pengetahuan.

3. Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman merupakan sumber pengetahuan untuk memperoleh kebenaran

pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai

upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang

kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang

dihadapi pada masa yang lalu.

4. Melalui jalan pikiran

Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan

jalan pikirannya melalui induksi atau deduksi. Induksi yaitu : proses penarikan

kesimpulan yang dimulai dari pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan yang

bersifat umum. Deduksi yaitu : pembuatan kesimpulan dari pernyataan umum

kepada khusus.

2.1.4.2 Cara modern

Cara baru atau cara modern dalam memperoleh pengetahuan lebih

sistematis, logis dan alamiah. Cara ini disebut “metode penelitian ilmiah” atau

lebih populer disebut metodologi penelitian yaitu dengan mengembangkan

metode berfikir induktif. Mula-mula mengadakan pengamatan langsung terhadap

gejala-gejala alam atau kemasyarakatan kemudian hasilnya dikumpulkan dan

diklasifikasikan, akhirnya diambil kesimpulan umum.

Memperoleh kesimpulan dilakukan dengan observasi langsung dan membuat


13

pencatatan. Pencatatan ini mencakup tiga hal pokok yakni :

1. Segala sesuatu yang positif yakni gejala tertentu yang muncul pada saat

dilakukan pengamatan.

2. Gejala sesuatu yang negatif yakni gejala tertentu yang tidak muncul pada saat

dilakukan pengamatan.

3. Gejala-gejala yang muncul secara bervariasi yaitu gejala-gejala yang

berubah-ubah pada kondisi tertentu.

2.1.5 Evaluasi / Pengukuran Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2014) Pengukuran pengetahuan dapat dlakukan

dengan tes, wawancara, atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang

ingin diukur dari subyek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang

ingin kita ketahui dapat kita sesuaikan dengan tingkat pengetahuan yang kita ingin

ketahui.

Penilaian :

Menurut Wawan, A dan Dewi, M (2011) pengetahuan seseorang dapat

diketahui dan diinterpretasikan dengan skala bersifat kualitatif, yaitu :

1. Baik : Hasil presentase 76% - 100%

2. Cukup : Hasil presentase 56% - 75%

3. Kurang : Hasil presentase <56%

2.2 Konsep Perilaku

2.2.1 Definisi Perilaku

Perilaku dari aspek biologis diartikan sebagai suatu kegiatan atau aktivitas
14

organisme atau makhluk hidup yang bersangkutan. Perilaku manusia pada hakikatnya

adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan

yang sangat luas antara lain: berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah,

menulis, membaca, dan sebagainya. Aktivitas tersebut ada yang dapat diamati secara

langsung dan tidak langsung (Notoatmodjo dalam Setiawan 2017). Menurut

Skiner (1938) dalam Notoatmodjo (2014) merumuskan bahwa perilaku

merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).

Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme

tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori "S-O-R” atau Stimulus

Organisme Respons.

2.2.2 Klasifikasi Perilaku Kesehatan

Pada jurnal (Harahap, 2016) menjelaskan bahwa perilaku kesehatan itu

merupakan respons seseorang (organisme) terhadap rangsangan stimulus atau

objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan,

makanan dan minuman serta lingkungan. Perilaku kesehatan dapat

diklasifikasikan menjadi 3 kelompok, sebagai berikut:

1. Perilaku Pemeliharaan Kesehatan (health maintenance)

Perilaku atau upaya individu untuk memelihara atau menjaga kesehatan

agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit. Perilaku

pemeliharaan kesehatan terdiri dari 3 aspek yang meliputi:

a. Perilaku pencegahan penyakit dan penyembuhan penyakit bila

sakit serta pemulihan kesehatan bilamana telah sembuh dari

penyakit.
15

b. Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan

sehat. Kesehatan itu sangat dinamis dan relatif, dimana orang yang

sehatpun perlu diupayakan supaya mencapai tingkat kesehatan

yang seoptimal mungkin.

c. Perilaku gizi (makanan) dan minuman Makanan dan minuman

dapat memelihara kesehatan seseorang, tetapi sebaliknya makanan

akan dapat menjadi penyebab menurunnya kesehatan seseorang.

Hal ini tergantung pada perilaku orang terhadap makanan dan

minuman tersebut.

2. Perilaku pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan

kesehatan atau sering disebut perilaku pencarian pengobatan (health

seeking behaviour). Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan

seseorang pada saat menderita penyakit dan atau kecelakaan dalam

mencari pengobatan.

3. Perilaku Kesehatan Lingkungan Bagaimana seseorang merespons

lingkungan baik lingkungan fisik, sosial budaya dan sebagainya, sehingga

lingkungan tersebut tidak mempengaruhi kesehatannya, keluarga dan

masyarakat. Dengan perkataan lain bagaimana seseorang mengelola

lingkungannya sehingga tidak menggangu kesehatannya sendiri, keluarga,

atau masyarakatnya.

2.2.3 Bentuk Perilaku

Bentuk perilaku menurut (Notoatmodjo 2014) sebagai berikut:


16

a. Perilaku tertutup (covert behavior)

Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau

tertutup (covert). Respons atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada

perhatian, persepsi pengetahuan/kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang

yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas orang lain,

misalnya : seseorang ibu hamil tahu pentingnya periksa kehamilan.

b. Perilaku terbuka (overt behavior)

Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata dan

terbuka. Respons terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan

atau praktik (practice), yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang

lain, misalnya : seorang ibu memeriksakan kehamilannya atau membawa anaknya

ke puskesmas untuk diimunisasi.

2.2.4 Bentuk perubahan perilaku

Bentuk perubahan perilaku sangat bervariasi, sesuai dengan konsep yang

digunakan oleh para ahli dalam pemahamannya terhadap perilaku. Dalam jurnal

(Harahap, 2016) perubahan perilaku itu dikelompokkan menjadi tiga:

a. Perubahan alamiah (Natural Change)

Perilaku manusia selalu berubah. Sebagian perubahan itu disebabkan

karena kejadian alamiah. Apabila dalam masyarakat sekitar terjadi suatu

perubahan lingkungan fisik atau sosial budaya dan ekonomi, maka

anggotaanggota masyarakat di dalamnya juga akan mengalami perubahan.

b. Perubahan terencana (Planned Change)

Ini terjadi karena direncanakan sendiri oleh subjek. Misalnya, Pak Anwar
17

adalah perokok berat. Karena pada suatu saat ia terserang batuk sangat

mengganggu, maka ia memutuskan untuk mengurangi rokok sedikit demi

sedikit, dan akhirnya ia berhenti merokok sama sekali.

c. Kesediaan untuk berubah (Readiness to Change)

Apabila terjadi suatu inovasi atau program-program pembangunan di

dalam masyarakat, maka yang sering terjadi adalah sebagian orang sangat

cepat untuk menerima inovasi atau perubahan tersebut (berubah

perilakunya), dan sebagian orang lagi sangat lambat untuk menerima

inovasi atau perubahan tersebut. Hal ini disebabkan setiap orang

mempunyai kesediaan untuk berubah (readiness to change) yang berbeda-

beda. Setiap orang di dalam masyarakat mempunyai kesediaan untuk

berubah yang berbedabeda meskipun kondisinya sama.

2.2.5 Prosedur Pembentukan Perilaku

Prosedur pembentukan perilaku menurut Skinner antara lain sebagai berikut.

a. Melakukan identifikasi tentang hal-hal yang merupakan penguatan atau

reinforce berupa hadiah-hadiah atau rewards bagi perilaku yang akan dibentuk.

b. Melakukan analisis untuk mengidentifikasi komponen-komponen kecil yang

membentuk perilaku yang dikehendaki. Kemudian komponen-komponen tersebut

disusun dalam urutan yang tepat untuk menuju kepada terbentuknya perilaku yang

dimaksud.

c. Menggunakan secara urut komponen-komponen itu sebagai tujuan

sementara, mengidentifikasi reinforces atau hadiah untuk masing-masing komponen

tersebut.
18

d. Melakukan pembentukan perilaku dengan menggunakan urutan komponen

yang telah tersusun. Apabila komponen pertama telah dilakukan, maka hadiahnya

diberikan. Hal ini akan mengakibatkan komponen atau perilaku (tindakan)

tersebut cenderung akan sering dilakukan. Kalau ini sudah terbentuk maka

dilakukan komponen (perilaku) yang kedua kemudian diberi hadiah (komponen

pertama tidak memerlukan hadiah lagi). Demikian berulang-ulang sampai

komponen kedua terbentuk. Setelah itu dilanjutkan dengan komponen ketiga,

keempat, dan selanjutnya sampai seluruh perilaku yang diharapkan terbentuknya

(Notoatmodjo dalam Setiawan 2017).

2.2.6 Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku

Menurut Teori Lawrence Green (1980) dalam Natoatmodjo, (2014) perilaku

dipengaruhi oleh tiga faktor, sebagai berikut:

a. Faktor-faktor predisposisi (predisposing factors), yang terwujud dalam

pengetahuan,

sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, tradisi dan sebagainya.

b. Faktor-faktor pendukung (enabling factors), yang terwujud dalam lingkungan

fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana

kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan, alat-alat kontrasepsi, jamban dan

sebagainya.

c. Faktor-faktor pendorong (reinforcing factors) yang terwujud dalam sikap

dan

perilaku petugas kesehatan atau petugas lain yang merupakan kelompok referensi

dari perilaku masyarakat.


19

2.2.7 Domain Perilaku

Berdasarkan dari teori Bloom, perilaku dibagi menjadi tiga yaitu

pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), dan praktik (practice) (Notoatmodjo

dalam Setiawan 2017).

a. Pengetahuan (Knowledge)

Pengertian Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang diperoleh setelah

orang melakukan pengindraan, melalui panca indra, pendengaran,penciuman,

peraba, maupun perasa yang memiliki suatu kebenaran, makna, dan kesan tertentu

dimana dari hasil yang diperoleh akan terbentuk sebuah perilaku yang

berlandaskan pengetahuan. Pengetahuan merupakan domain yang penting akan

terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2014).

b. Sikap (attitude)

Allport (1924) dalam Notoatmodjo (2014) menyebutkan bahwa sikap

merupakan konsep yang sangat penting dalam komponen sosio-psikologis, karena

merupakan kecenderungan bertindak, dan berpersepsi. Sikap adalah respon

tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan

faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang – tidak senang, setuju –

tidak setuju, baik – tidak baik dan sebagainya).

c. Praktik (practice)

Praktik merupakan tindakan nyata dari adanya suatu respon. Sikap dapat

terwujud dalam tindakan nyata apabila tersedia fasilitas atau sarana dan prasarana.

Tanpa adanya fasilitas, suatu sikap tidak dapat terwujud dalam tindakan nyata.

1) Tingkatan dalam praktik :


20

(1) Respons terpimpin (guided responses)

Merupakan suatu tindakan yang dilakukan sesuai dengan urutan yang

benar. Seseorang mampu melakukan suatu tindakan dengan sistematis,

dari awal hingga akhir.

(2) Mekanisme (mechanism)

Seseorang yang dapat melakukan tindakan secara benar urutannya,

makan akan menjadi kebiasaan baginya untuk melakukan tindakan yang

sama.

(3) Adopsi (adoption)

Suatu tindakan yang sudah berkembang atau termodifikasi dengan baik

disebut adopsi.

2) Cara menilai praktik

Cara menilai praktik dapat dilakukan melalui check list dan kuesioner.

Check list berisi daftar variabel yang akan dikumpulkan datanya. Peneliti dapat

memberikan tanda ya atau tidak sesuai dengan tindakan yang dilakukan sesuai

dengan prosedur. Selain menggunakan check list, penilaian praktik juga dapat

dilakukan dengan kuesioner. Kuesioner berisi beberapa pertanyaan mengenai

praktik yang terkait dan responden diberikan pilihan “ya” atau “tidak” untuk

menjawabnya (Arikunto, 2010).

Penilaian :

Menurut Wawan & Dewi (2011) Kategori penilaian praktik :

a) Baik : Persentase 76%-100%


21

b) Cukup : presentase 56%-75%

c) Kurang : presentase <56%

2.3 Konsep Dasar Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan

Komplikasi (P4K)

Penurunan kematian ibu dan anak tidak dapat lepas dari peran

pemberdayaan masyarakat, yang salah satunya dilakukan melalui pelaksanaan

kelas ibu hamil dan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi

(P4K). Kementerian Kesehatan menetapkan indikator persentase puskesmas

melaksanakan kelas ibu hamil dan persentase Puskesmas melaksanakan orientasi

Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) sebagai

upaya menurunkan kematian ibu dan kematian anak. Kelas ibu hamil merupakan

sarana bagi ibu hamil dan keluarga untuk belajar bersama tentang kesehatan ibu

hamil yang dilaksanakan dalam bentuk tatap muka dalam kelompok (Kemenkes,

2019).

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan

ibu dan keluarga mengenai kehamilan, persalinan, nifas, KB pasca persalinan,

pencegahan komplikasi, perawatan bayi baru lahir dan aktivitas fisik atau senam

ibu hamil. Melalui kegiatan ini meningkatan akses dan kualitas pelayanan, yang

sekaligus merupakan kegiatan yang membangun potensi masyarakat khususnya

kepedulian masyarakat untuk ikut serta melakukan persiapan dan tindakan dalam

menyelamatkan ibu dan bayi baru lahir. Program P4K merupakan prioritas dalam

menurunkan AKI di Indonesia, hal tersebut didukung oleh Surat Edaran Menteri

Kesehatan No. 295 tahun 2008 tentang percepatan pelaksanaan P4K dengan
22

penempelan stiker (Kemenkes, 2019).

2.3.1 Pengertian P4K

Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) adalah

suatu kegiatan yang difasilitasi oleh bidan di desa dalam rangka peningkatan

peran aktif suami, keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang

aman dan persiapan menghadapi komplikasi bagi ibu hamil, termasuk

perencanaan penggunaan kontrasepsi pasca persalinan dengan menggunakan

stiker sebagai media notifikasi sasaran dalam rangka meningkatkan cakupan dan

mutu pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi baru lahir dan itu menjadi salah satu

kegiatan Desa Siaga (Gavi, 2015)

Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) adalah

Suatu kegiatan yang difasilitasi oleh bidan di desa dalam rangka peningkatan peran aktif

suami, keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman dan

persiapan menghadapi komplikasi pada ibu hamil. Termasuk perencanaan

pemakaian alat kontrasepsi pasca persalinan dengan menggunakan stiker sebagai

media notifikasi sasaran untuk meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan

bagi ibu dan bayi baru lahir serta KB Meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan

kesehatan bagi ibu hamil dan bayi baru lahir melalui peningkatan peran aktif

keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman dan persiapan

menghadapi komplikasi dan tanda bahaya kebidanan bagi ibu sehingga

melahirkan bayi yang sehat dan selamat (Dinkes jabar, 2020)

2.3.2 Tujuan P4K

Menurut Dinkes jawa barat (2020) dari progam perencanaan persalinan dan
23

pencegahan komplikasi (P4K) menjelaskan bahwa memiliki 2 tujuan yaitu :

2.3.2.1 Tujuan Umum

Meningkatnya cakupan dan mutu pelayanan kesehatan ibu hamil dan bayi

baru lahir melalui peningkatan peran aktif keluarga dan masyarakat dalam

merencanakan persalinan yang aman dan persiapan menghadapi komplikasi dan

tanda bahaya kebidanan bagi ibu sehingga melahirkan bayi yang sehat dan

selamat.

2.3.2.2 Tujuan Khusus

1. Terdatanya sasaran ibu hamil dan terpasangnya stiker P4K di rumah ibu

hamil agar diketahui: lokasi tempat tinggal ibu hamil, identitas ibu hamil,

dan taksiran persalinan.

2. Penolong persalinan harus dipastikan oleh siapa, pendamping persalinan

harus dipastikan oleh siapa, dan fasilitas tempat persalinan di mana dan

apakah memenuhi standar pelayanan pertolongan persalinan yang aman.

3. Calon donor darah harus disiapkan minimal 5 orang, transportasi yang

akan digunakan harus sudah dipastikan kondisi baik serta pembiayaannya

dari tabulin atau partisipasi masyarakat (contohnya jimpitan/arisan).

4. Adanya perencanaan persalinan termasuk pemakaian metode KB pasca

melahirkan yang sesuai dan disepakati ibu hamil, suami, keluarga, dan

bidan.

5. Terlaksananya pengambilan keputusan yang cepat dan tepat jika terjadi

komplikasi selama kehamilan, persalinan dan nifas.

6. Adanya hubungan dari tokoh masyarakat, kader dan dukun.


24

2.3.3 Manfaat P4K

Manfaat P4K menurut Dinkes jawa barat (2020) diantaranya :

1. Mempercepat berfungsinya desa siaga

2. Meningkatnya cakupan pelayanan ANC sesuai standar

3. Meningkatnya cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan terampil

4. Meningkatnya kemitraan Bidan dan Dukun

5. Tertanganinyakejadian komplikasi secara dini

6. Meningkatnya peserta KB pascasalin

7. Terpantaunya kesakitan dan kematian ibu dan bayi

8. Menurunnya kejadian kesakitan dan kematian ibu

8.3.4 Sasaran P4K

Sasaran dari Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi

(P4K) Menurut Dinkes jawa barat (2020) dibagi menjadi dua :

a. Sasaran Langsung

Semua ibu hamil di seluruh wilayah provinsi Republik Indonesia

b. Sasaran Tidak Langsung

Tenaga pelaksana program P4K yaitu Tenaga Kesehatan dan Masyarakat.

1) Tenaga Kesehatan

(1). PJ & PengelolaKIA

(2). Kepala Puskesmas

(3). Bidan Koordinator

(4). Bidan Desa

(5). BidanPraktekSwasta
25

(6). Dokter Umum

(7). Perawat

2) Masyarakat

(1). Keluarga

(2). Tetangga

(3). Tokoh Masyarakat

(4). Kader Kesehatan

(5). Paraji

(6). Forum Peduli KIA

(7). Pokja Posyandu, dll

2.3.5 Mekanisme P4K

Menurut Maryunani, A., dan Eka Puspita (2013) ada beberapa mekanisme

pelaksanaan P4K, yang diuraikan lebih rinci sebagai berikut:

1. Input proses Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan

Komplikasi (P4K)

Input proses P4K dapat diuraikan berikut ini:

a. Angka kematian ibu masih tinggi yaitu sekitar 228/100.000 keahira

hidup, adan angka kematian bayi sekitar 34/100.000 kelahiran hidup.

b. Keadaan demikian masih jauh dari target yang diharapkan yaitu :

1) Pencapaian target sasaran rencana pembangunan jangka panjang

bidang kesehatan (RPJMNBK) 2004-2009 yaitu KI 226/100.000

KH
26

2) Target pencapaian Millennium Development Goals (MDGs), yaitu

AKI menjadi 102/100.000 KH pada tahun 2015.

2. Proses Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan

Komplikasi (P4K)

Menurut Maryunani, A., dan Eka Puspita (2013) Proses Program

Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi adalah sebagai

berikut:

a. Konsolidasi pengelolahan program KIA tingakt provinsi, kabuapten,

PKK, Kowani tentang Proses Program Perencanaan Persalinan dan

Pencegahan Komplikasi (P4K) dalam menduking desa siaga, dengan hasil

kesepakatan:

1) Bagi daerah yang belum membentuk kelompok dasa wisma agar

segera membentuknya sesuai dengan situasi dan kondisi daerah.

2) Kelompok dasa wisma kan diaktifkan perannya dalam membantu

pencatatan ibu hamil dan bayi sesuai dengan tugas dan fungsinya

(penyuluh, penggerak, dan pencatatat)

3) Hasil pencatatan dan kelompok dasa wisma akan menjadikan data

desa/kelurahan dan dapat dimanfaatkan dinas dadn sector yang

terkait.

4) Dilaksanakan sosialisasi dan pergerakan masyarakat tentang tanda

bahaya pada kehamilan, persalinan, dan nifas.

b. Konsolidasi pusat, provinsi, dan donor untuk perencanaan oprasional

dan pendataan dengan iuran pelaksanaan kegiatan sebagai berikut:


27

1) Adanya pemahaman dan persamaan persepsi tentang pendataan ibu

hamil dengan stiker.

2) Adanya kesepakatan tindak lanjut pelaksanaan pendataan ibu hamil

menggunakan stiker

3) Adanya pembagian tugas antara PKK dan Bidan didesa.

c. Konsolidasi pelaksanaan ditingkat kabupaten yang melibatkan pengolah

program KIA, PKK, dan GSI dengan hasil sebagai berikut:

1) Terdatanya jumlah ibu hamil diwilayah desa oleh bidan desa

dengan kader/GSI, pengisian perencanaan persalinan dan

pencegahan komplikasi dan pemasanagan stiker.

2) Dilaksankannya kunjunagan antenatal care bagi ibu yang tidak

datang ke fasilitas pelakasanaan kesehatan dengan proporsi: ANC

minimal empat kali, bersalin, nifas tiga kali, dan neonatal dua kali

dengan taksiran 20% dari jumlah ibu hamil.

3) Dibicarakan perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi

selama ANC.

4) Dilakukan rujukan bila terjadi komplikasi.

5) Ibu yang telah terdata dimasukkan dalam system pencatatan yang

telah ada (kohort, kantong persalinan, peta ibu hamil).

6) Terlaksanakannya monitoring pelkasanaan program oleh

puskesmas.
28

d. Oprasional pendataan ibu hamil menggunakan stirrer di masyarakat

(Bidan didesa bersama kader dasawisma, PKK, GSI) yang akan

dilaksanakan dengan langkah kegiatan :

1) Dilaukan pemasangan stiker ditempat ibu hamil.

2) Dilakukan pengisian amanat persalinan dengan hal-hal yang harus

sepakati (siapa yang membantu persalinan, bagaimana dana

persalian, bagaimana transportasi, metode KB pasca salin, calon

donor darah).

3) Memonitor amanat persalinan tersebut di taati dilaksanakan oleh

kader.

3. Ouput Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi

(P4K) :

Output/hasil dari P4K,dijabarkan oleh beberapa penulis/institusi, antara

lain:

a. Menurut srikandi (2008) dalam Maryunani, A., dan Eka Puspita (2013)

ouput dari program perencanaan persalinan dan pencegahan

komplikasi (P4K) adalah :

1) Bidan/bidan didesa, dokter SPOG, dokter memberikasi antenatal

care, pertolongan persalinan, nifas, keluarga berencana pasca

bersalin, sesuai dengan standart dan penanganan komplikasi yang

cepat dengan tepat.


29

2) Ibu hamil dan keluarganya mempunyai rencana persalinan dan

keluarga berencana yang dibuat bersama dengan penolong

persalinan.

3) Keluraga mempersiapkan persalinan baik rencana material, dan

juga persiapan lingkungan (social budaya).

4) Adanya keterlibatan nyata dari TOMA ( toko agama) formal

maupun non formal, kader, dukun dalam rencana persalianan dan

keluarga berencana setelah melahirkan sesuai perannya masing-

masing.

5) Adanya kerjasama yang mantap anatara bidan dan petugas, putus,

dukun bayi dan kader.

6) Ibu hamil menggunakan buku KIA sebagai buku catatan

kehamilan, persalinan, dan pada masa nifas.

b. Menurut survey demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 juga

menyebutkan bahwa Proses Program Perencanaan Persalinan dan

Pencegahan Komplikasi (P4K) :

1) Menurutnya angaka kematian ibu di Indonesia masih sangat tinggi

yaitu pada tahun 2007 sekitar 262/100.000 kelahiran hidup dan

angka kematian bayi sekitar 20/1000 kelahiran hidup yang masih

jauh dari target pada tahun 2010.

2) Dalam hal ini angka kematian ibu menurun menjadi (125/100.000

kelahiran hidup dan angka kematian bayi baru lahir menjadi

16/1000 kelahiran hidup).


30

4. Outcome Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan

Komplikasi (P4K) :

Menurut Maryunani, A., dan Eka Puspita (2013) indikator keberhasilan

dari program P4K :

a. 100% Ibu hamil berstiker mendapat pelaksaan antenatal sesuai

standart.

b. 100% ibu hamil berstiker dengan antenatal care mempunyai

perencanaan persalinan.

c. 100% ibu hamil berstiker dengan antenatal care bersalian tenaga

kesehatan.

d. 100% ibu hamil berstiker yang mengalami komplikasi tertangani.

e. 100% ibu bersalin di tenaga kesehatan dan didampingi suami.

f. 100% ibu bersalin menggunakan KB.

g. 100% bidan bermitra dengan dukun.

h. 100% ibu berhasil di tenaga kesehatan mengdapatkan pelaksaan nifas.

2.3.6 Faktor Yang Mempengaruhi Operasionalisasi P4K

Faktor yang mempengaruhi operasionalisasi P4K Menurut Dinkes jawa

barat (2020) faktor-faktor yang mempengaruhi operasionalisasi P4K meliputi

faktor internal dan eksternal, yaitu :

a. Faktor internal

Pengetahuan, sikap, dukungan keluarga dan nilai atau norma yang berlaku

pada ibu hamil. Ibu hamil yang memiliki pengetahuan dan informasi yang cukup

tentang tujuan dan manfaat P4K akan mempengaruhi kesadaran dan sikap ibu
31

hamil akan pentingnya program P4K, kemudian dukungan keluarga mempunyai

peran penting untuk keberhasilan tujuan program P4K karena keluarga terdekat

dapat memantau secara aktif kesehatan ibu hamil dan nilai atau norma juga

memiliki pengaruh besar terhadap keberhasilan cakupan P4K, dalam hal ini tokoh

masyarakat sangat berpengaruh terhadap nilai atau norma yang ada agar dapat

mendukung pelaksanaan P4K.

b. Faktor eksternal

sikap dan prilaku petugas kesehatan dan ketersediaan fasilitas kesehatan,

faktor eksternal juga sangat berpengaruh baik dari keaktifan petugas kesehatan

untuk pemantauan kesehatan ibu hamil dengan stiker P4K, serta ketersediaan

fasilitas kesehatan yang mendukung yang dapat mempengaruhi cakupan P4K pada

seluruh ibu hamil.

2.3.7 Langkah-Langakah P4K Dalam Pemasangan Stiker

Menurut Maryunani, A., dan Eka Puspita (2013) langkah – langkah dalam

pelaksanaan P4K adalah:

1. Orientasi P4K dengan stiker untuk mengolah program dan stakeholder

terkait ditingkat provinsi, kabupaten/kota, puskesmas.

2. Sosialisasi ditingkat desa kepada kader, dukun, tokoh agama, tokoh

masyarakat, PKK serta lintas sector ditingkat desa.

3. Pertemuan bulanan ditingkat desa (Forum Desa Siaga, Forum KIA, Pokja

Posyandu, Dll) yang melibatkan Kades, TOMA, Toga, Kader dengan

difasilitasi oleh bidan desa, yang dipimpin oleh Kades membahas tentang :

a. Mendata jumlah ibu hamil diwilayah desa (Updating setiap bulan)


32

b. Membahas dan menyepakati calon donor darah, transportasi dan

membiayai (Jankesmas, Tubulin)

c. Membahas tentang membiayaan pemberdayaan masayarakat

(ADD, PNPM, GSI, Pokjanal Posyandu, dll)

d. Bidan desa bersama dengan kder atau dukn meakukan kontak

denagn ibu hamil, suami, dan keluarga untuk kesepakatan dalam

pengisian stiker termasuk pemakaian KB pasca persalinan.

e. Bidan desa bersama kader mengisi dan menempel stiker dirumah

ibu hamil.

f. Bidan desa memberikan konseling pada ibu hamil, suami, dan

keluarga tentang P4K terutama dalam menyepakati isi dalam stiker

sampai dengan KB pasca persalinan yang harus tercatat dalam

amanat persalinan yang harus dilakukan secara bertahap yang di

pegang oleh petugas kesehatan dan buku KIA dipegang langsung

oleh ibu hamil, dll.

g. Bidan desa memberikan pelaksanaan saat itu juga sesuai dengan

standart ditamabh dengan pemeriksaan laboratorium (Hb, Urine,

bila endemis malaria lakukan pemeriksaan apus darah tebal,

PMTCT, dll).

h. Setelah melayani, bidan desa merekam hasil pelayanan kedalam

pencatatan kartu ibu, kohort ibu, PWS KIA, peta sasaran bumil,

kantong persalinan, termasuk kematian ibu dan bay lahir dan mati

diwilayah desa (termasuk dokter, dan bidan Pratik swasta didesa


33

tersebut).

i. Melaporkan hasil tersebut setiap bulan ke puskesmas.

j. Pemantauan intensif dilakukan terus pada ibu hamil, berhasil dan

nifas.

k. Stiker dilepaskan sampai 40 hari pasca persalian diamana ibu dan

bayi yang dilahirkan aman dan selamat.

2.3.8 Peran Serta Petugas Kesehatan, Dukun, Tokoh Masyarakat/Kader

Dalam P4K (Program Perencanaan Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi)

Menurut Maryunani, A., dan Eka Puspita (2013) peran petugas kesehatan,

peran kader kesehatan dalam P4K adalah sebagai berikut, 1) peran dalam ANC, 2)

peran dalam persalinan, 3) peran dalam nifas.

1. Peran Dalam Antenatal Care

a. Peran Bidan adalah dengan :

1) Melakukan pemeriksaan ibu hamil sesuai standart.

2) Melakukan penyuluhan dan konseling pada bumil dan keluarga

mengenai, tanda-tanda persalin, tanda bahaya kehamilan persalina,

kesehatan pribadi dan lingkungan, makanan bergizi, renacan

persalinan (taksiran persalinan, persalinan dimana, oleh siapa,

transportasi, biaya persalinan, donor darah, KB pasca persalinan).

3) Melakukan kunjunagn rumah bagi bumil tertentu untuk penyuluhan

dan konseling dan rencana perslainan melihat kondisi rumah ibu,

mitivasi terhadap rencana persalinan, pencatatan hasil pelayanan dan

motivasi, rencana persalian.


34

4) Melakukan rujukan (bila diperlukan).

5) Membuat kesepakatan denaga ibu hamil dengan keluarga dan bagas/

kader kesehatan untuk “Menyambut Persalinan” dan pemasangan

stiker (penandaan) amanat persalinan.

6) Memberitahu kader kesehatan dan dukun bila ditemukan ibu hamil

dan ibu bersalin.

b. Peranan dukun bayi dalam antenatal care yaitu :

1) Memotivasi ibu hamil untuk periksa kebidan.

2) Mengantar ibu hamil untuk memeriksa kebidan.

3) Melakukan ritual/tradisi yang sehat pada ibu hamil.

4) Melakukan motivisi waktu rujukan diperlukan.

5) Melapor kebidan bila ditemukan ibu hamil baru.

6) Memotivasi bumil dan keluarga bila ada tanda bahasa dan mengikuti

KB pasca persalinan.

c. Peran kader kesehatan dalam antenatal care:

1) Memotivasi ibu hamil periksa kebidan.

2) Mengantar ibu hamil untuk memeriksa kebidan.

3) Melapor kebidan bila ditemukan ibu hamil baru, ibu melahirkan atau

bila ada kejadian kematian ibu dan bayi.

4) Membantu bidan dalam mendata jumlah ibu hamil diwilayah desa

binaan

5) Melakukan penyuluhan tentang data bahaya ibu hamil dan ibu

bersalin, gizi, kebersihan pribadi sesuai dalam buku KIA.


35

6) Membantu memotivasi persalina (bersalin dimana, oleh siapa,

transportasi, biaya persalinan donor darah dan KB Pasca persalinan).

7) Melakukan kunjungan rumah untuk memotivasi perencanaan

persalian.

2. Peran Dalam Persalian :

a. Peran Bidan adalah :

1) Mempunyai kantong persalinan.

2) Menyiapkan sarana persalinan aman.

3) Memantau kemajuan persalinan.

4) Melakuakan asuahan persalian normal.

5) Melakukan perawatan bayi baru lahir.

6) Memotivasi memberikan ASI segera.

7) Melakukan tindakan rujukan sesuai kewenangan.

b. Peran Dukun Bayi:

1) Memotivasi persalinan dibidan.

2) Memotivasi keluarga menyiapkan transportasi.

3) Mengantar ibu bersalin kebidan.

4) Membantu mendampingi ibu saat bersalin.

5) Membantu bidan merawat bayi baru lahir.

6) Membantu ritual keagamaan/tradisi setempat.

7) Memotivasi ASI segera.

8) Memotivasi rujukan bila diperlukan.

9) Membantu bidan setelah menolong persalian.


36

c. Peran Kader Kesehatan :

1) Memotivasi persalinan dibidan.

2) Memotivasi keluarga menyiapkan transportasi saat bersalin atau saat

rujukan.

3) Mengantar ibu bersalin kebidan.

4) Membantu menyiapakan sarana bersalin.

5) Memotivasi ASI segera.

6) Memotivasi Memotivasi rujukan bila diperlukan.

7) Memberi penada ibu bersalin.

3. Peran Dalam Nifas

a. Peran Bidan :

1) Melakukan pelayanan nifas dan bayi baru lahir (KN-1, KN-2).

2) Memeberikan vitamin A ibu nifas

3) Memberikan imunisasi HB Inject.

4) Memberikan penyuluhan dan konseling pada ibu & keluarga tentang

tanda bahaya nifas dan tanda bahaya bayi sakit yang harus segera

dirujuk.

5) Memberikan penyuluhan kepbersihan diri dan lingkunagn serta gizi

yang seimbang termasuk ASI eksklusif.

6) Memberikan penyuluhan perawat tali pusat dan penyuluhan KB

setelah melahirkan.

7) Melakukan rujukan sesuai kewenangan.


37

b. Peran Dukun Bayi :

1) Melakukan ritual/tradisi yang sehat

2) Membantu perawatan nifas dan bayi baru lahir

3) Memotivasi rujukan bila diperlukan

4) Melaporkan kebidan segera bila ditemukan tanda gejala sakit.

c. Peran Kader Kesehatan :

1) Memantau kesehatan bayi baru lahir dan nifas.

2) Memotivasi rujukan bila diperlukan.

3) Membantu menyiapkan transportasi, dasolin atau donor darah bila

dibutuhkan.

4) Memotivasi KB setalah melahirkan.

5) Mencatan dan melaporkan jika ada kejadian dari kegawat daruratan

masa nifas kepada bidan desa.

6) Menganjurkan pemberian ASI eksklusif pada bayi sampai usia 6

bulan.

2.4 Penelitian Terdahulu

Penelitian ini didukung oleh beberapa penelitian terdahulu yang memiliki


kesamaan seperti pada tabel.
38

Tabel 2.4
Penlitian Terdahulu

No. Judul dan Penulis Variabel Jenis Penelitian Hasill Kesimpulan


(1) (2) (3) (4) (5)
1. Judul : Upaya Penelitian ini Pemberdayaan kader
Upaya Peningkatan Peningkatan menggunakan desain efektif meningkatkan
Pengetahuan dan Pengetahuan penelitian quasi pengetahuan dan sikap ibu
Sikap Ibu Hamil dan Sikap Ibu eksperimen dengan hamil tentang Program
dalam Program Hamil dalam rancangan pre and Perencanaan Persalinan
Perencanaan Program P4 post test with control dan Pencegahan
Persalinan dan group design. Populasi Komplikasi (P4K).
Pencegahan penelitian seluruh ibu Kementerian Kesehatan
Komplikasi (P4K) hamil, sampel diharapakan dapat
melalui penelitian ibu hamil menyusun kebijakan dan
Pemberdayaan Kader yang dipilih upaya program terobosan
Penulis : menggunakan teknik bekerja sama dengan
Lisma Ningsih, sampling pusposive masyarakat terutama kader
Daisy Novira dengan alat bantu dan tokoh masyarakat yang
Tahun : kuesioner merupakan masyarakat
2020 terdekat dengan ibu hamil.
Komplikasi (P4K)

2. Judul : Dukungan Penelitian ini Hasil penelitian


Dukungan Suami, Suami, menggunakan desain menunjukkan bahwa ada
Pengetahuan Ibu Pengetahuan, penelitian survei hubungan antara
Hamil Trimester Iii dan analitik dengan dukungan suami dengan
Dengan Pelaksanaan Pelaksanaan pendekatan cross pelaksanaan P4K di
sectional,
P4K. P4K. menggunakan teknik Puskesmas Kassi-Kassi
Penulis : sampling pusposive, Makassar. Dan juga ada
Ulfah, Maria Sonda, dengan alat bantu hubungan antara
Hidayati kuesioner pengetahuan ibu hamil
Tahun: trimester III dengan
2020 pelaksanaan P4K

3. Judul : Pelaksanaan Menggunakan desain Hasil penelitian


Pelaksanaan Program penelitian deskriptif menunjukkan bahwa ada
Program Perencanaan atau kualitatif beberapa indikator yang
Perencanaan Persalinan dan dengan rancangan belum terpenuhi seperti
Persalinan Dan Pencegahan deskriptif eksplanatif kurang berpartisipasi
denganmenggunakan
Pencegahan Komplikasi teknik purposive dalam sosialisasi P4K,
Komplikasi (P4K) (P4K), dan sampling dengan alat pemasangan stiker P4K
Melalui Peran Peran bantu kuesioner dan dilakukan oleh ibu hamil
Keluarga Keluarga observasi atau kader posyandu,
Penulis: terdapat ibu hamil yang
Muh. Said belum terdata, kunjungan
Mukharrim , Reza rumah tidak maksimal,
Aril Ahri , Yusriani. keluarga tidak
Tahun: menyiapkan calon donor
2019 darah, ambulans desa,
tabungan ibu bersalin
(tabulin), dana sosial ibu
bersalin (Dasolin), belum
ada forum KIA,
pertemuan bulanan hanya
39

dalam bentuk posyandu

4. Judul : Pemberian Menggunakan desain Hasil penelitian


Pemberian Informasi Informasi penelitian quasi menunjukkan bahwa Ada
Terhadap Terhadap Eksperimen dengan perbedaan signifikan skor
Pengetahuan Ibu Pengetahuan metode penelitian rerata pengetahuan ibu
Hamil Tentang Ibu Hamil menggunakan hamil tentang Program
pretestposttest one
Program Tentang group design. Teknik Perencanaan Persalinan
Perencanaan Program Sampling yang dan Pencegahan
Persalinan Dan Perencanaan digunakan adalah Komplikasi (P4K)
Pencegahan Persalinan dan consecutive sampling sebelum dan sesudah
Komplikasi Pencegahan dengan alat bantu diberlikan informasi
Penulis : Komplikasi kuesioner sehingga mengalami
Devy Lestari Nurul peningkatan
Aulia
Tahun :
2019
5. Judul : Penerapan Menggunakan desain Ibu hamil yang tidak
Hubungan Penerapan Program P4K penelitian dekriptif menerapkan P4K
Program Dengan analitik dengan cenderung mengalami
Perencanaan Komplikasi pendekatan cross komplikasi akan tetapi
Persalinan Dan kehamilan sectional. Teknik terdapat beberapa ibu
Sampling yang
Pencegahan digunakan adalah hamil yang tidak
Komplikasi quota sampling menerapkan p4k tidak
Kehamilan Oleh Ibu dengan alat bantu mengalami komplikasi.
Hamil Dengan kuesioner Dikarenakan pengalaman
Komplikasi ibu saat hamil
Kehamilan sebelumnya serta system
Penulis : imun ibu hamil yang
Ni Made terjaga dengan baik
Werdiyanthi, selama masa kehamilan.
Mulyadi, Michael Hal ini disebabkan karena
Karundeng ada factor yang menjadi
Tahun : penghalang dalam
2017 menerapkan P4K bagi ibu
hamil yaitu pengetahuan
yang kurang, situasi
geografis yang tidak
mendukung, budaya
social, dan dukungan
keluarga yang kurang.
40

2.3 Kerangka Konsep Penelitian

Faktor yang
mempengaruhi
perilaku :
1. Faktor-faktor
predisposisi:
Perilaku ibu dalam
a. P4K
pencegahan komplikasi
b. Sikap
c. Kepercayaan
1. Definisi P4K
d. Keyakinan 2. Tujuan P4K
e. Nilai - nilai 3. Manfaat P4K
4. Sasaran P4K
f. Tradisi 5. Tahap kegiatan
2. Faktor-faktor P4K
pendukung
3. Faktor-faktor
pendorong

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian


“Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Tentang Program P4K
Dengan Perilaku Dalam Pencegahan Komplikasi”

Keterangan :
: Diteliti
: Tidak diteliti

Dari kerangka konsep tersebut dapat dijelaskan bahwa Menurut Teori

Lawrence Green (1980) dalam Natoatmodjo, (2014) perilaku dipengaruhi oleh

tiga faktor, sebagai berikut: (1) Faktor-faktor predisposisi (predisposing factors),

yang terwujud dalam pengetahuan,sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, tradisi

dan sebagainya. Pengetahauan sangat berpengaruh sekali terhadap perilaku


41

seseorang dalam pelaksanaan pencegahan komplikasi. (2) Faktor-faktor pendukung

(enabling factors), yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak

tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan, misalnya puskesmas,

obat-obatan, alat-alat kontrasepsi, jamban dan sebagainya. (3) Faktor-faktor

pendorong (reinforcing factors) yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas

kesehatan atau petugas lain yang merupakan kelompok referensi dari perilaku

masyarakat.

2.4 Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

H0 : Tidak ada hubungan pengetahuan ibu hamil trimester III tentang program

P4K dengan perilaku dalam pencegahan komplikasi.

H1 : Ada hubungan pengetahuan ibu hamil trimester III tentang program P4K

dengan perilaku dalam pencegahan komplikasi.


42

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitan

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analitik survey.

Penelitian analitik survey adalah penelitian yang mempelajari bagaimana dan

mengapa fenomena itu terjadi. Kemudian melakukan analisis dinamika korelasi

fenomena antar faktor risiko dengan faktor efek, faktor efek adalah suatu akibat

dari adanya faktor risiko, sedangkan faktor risiko adalah suatu fenomena yang

menyebabkan terjadinya efek atau pengaruh. (Nursalam,2017)

3.2. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan observasional analitik dengan

pendekatan cross sectional. cross sectional merupakan suatu penelitian yang

mempelajari korelasi antara paparan atau faktor risiko (independen) dengan akibat

atau efek (dependen), dengan pengumpulan data dilakukan bersamaan secara

serentak dalam satu waktu antara faktor risiko dengan efeknya (point time

approach), artinya semua variabel baik variabel independen maupun variabel

dependen diobservasi pada waktu yang sama (Nauri Anggita T, 2018).


Melakukan
pencegahan
komplikasi
1. Baik
Ibu Hamil
Pengetahuan 2. Cukup
TM III Tidak
3. Kurang
melakukan
pencegahan
Gambar 3.1 Rancangan Penelitian komplikasi
43

3.3 Kerangka operasional

POPULASI
Semua ibu hamil TM 3 di PMB Dadang ratih
Sidoarjo sejumlah 65

Quota Sampling

SAMPEL
Sebagian ibu hamil TM III di PMB Dadang ratih
Sidoarjo sejumlah 56

PENGUMPULAN DATA dan PENGUKURAN


Lembar Kuisioner

PENGOLAHAN DATA
Editing, coding, scoring, tabuling

Analisis data
Uji Rank Spearmann Corelation

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Gambar 3.2 Kerangka Oprasional


44

3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.4.1. Lokasi Penelitihan

Penelitian Ini Dilakukan Di PMB Dadang Ratih Didesa Pesantren,

Kelurahan Jmbangan, Kecamatan Candi, Kabupaten Sidoarjo.

3.4.2. Waktu penelitihan

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2021 hingga bulan Juli

2021. Waktu pengambilan data dilaksanakan pada bulan Juni 2021.

3.5 Populasi

3.5.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan, totalitas atau generalisasi dari satuan, individu,

objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang akan

diteliti, yang dapat berupa orang, benda, institusi, peristiwa yang didalamnya

dapat diperoleh atau dapat memberikan informasi (data) penelitian yang kemudian

dapat ditarik kesimpulan (Nursalam, 2017). Populasi dalam penelitian ini adalah

semua ibu hamil TM III di PMB Dadang ratih Sidoarjo dengan jumlah populasi

65 ibu hamil.

3.6 Sampel, Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel

3.6.1 Sampel

Sampel adalah wakil atau sebagian dari populasi yang memiliki sifat dan

karakteristik yang sama bersifat representative dan menggambarkan populasi

sehingga dianggap dapat mewakili semua populasi yang diteliti (Nursalam, 2017).

Pada penelitian ini jumlah sampel sebanyak 56 ibu hamil TM III yang memenuhi

kriteria insklusi dan eksklusi.


45

Kriteria responden yang digunakan peneliti adalah :

1. Kriteria Inklusi :

d. Ibu hamil dengan usia kehamilan TM III

e. Dapat berkomunikasi lisan dengan baik

f. Ibu hamil yang bersedia menjadi responden dengan mengisi infromed

consent

2. Kriteria Eksklusi

a. Ibu hamil TM III yang tidak mengisi lembar koesioner dengan lengkap.

3.6.2 Besar Sampel

Penetuan besar sampel pada penelitian analitik survei dengan pendekatan

cross sectional dan jumlah total populasi (N) telah diketahui maka besar sampel

dapat dihitung menggunakan rumus slovin. Rumus slovin merupakan

penyederhanaan dari rumus lemeshow (rumus yang digunakan pada penelitian

cross sectional). Dengan menggunakan rumus slovin :

n=N/(1+(Nx ))

Keterangan :

n = Sampel

N = Populasi

e = Tingkat kesalahan sampel (sampling eror), basanya 5%

Maka, n = 65 / (1 + (65 x ))

n = 65 / ( 1 + (65 x 0,0025 ))

n = 65 / (1+ 0.1625)

n = 65 / 1.1625
46

n = 55,91 = 56 (jadi jumlah sampel sebesar 56 orang)

Bedasarkan perhitungan diatas tersebut maka sampel yang diambil sebanyak 56

(dibulatkan) orang.

3.6.3 Teknik Pengambilan Sampel

Menurut Sugiyono (2020) mengemukakan teknik sampling adalah sebagai

berikut : “Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk

menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai

teknik sampling yang digunakan”.

Cara pengambilan sampel atau teknik sampling dalam penelitian ini

menggunakan teknik non probability sampling dengan pendekatan Quota

Sampling. Quota Sampling adalah penetapan subjek berdasarkan daya tampung

yang diperlukan dalam penelitian (Nursalam,2017). Peneliti menentukan sampel

dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu (sesuai kriteria inklusi dan

eksklusi) sampai jumlah/kuota yang diinginkan.

3.7 Variabel penelitian

3.7.1 Variabel Penelitian

Variabel adalah karakteristik yang diamati dan digunakan untuk pengukuran

dalam suatu penelitian (Nursalam, 2016). Penelitian ini dibedakan antara variabel

independen dan dependen.

3.7.2 Variabel Independent (bebas)

Variabel independent adalah variabel yang dimanipulasi oleh peneliti untuk

menciptakan suatu dampak pada variabel lain (Nursalam, 2016). Variabel

independent dalam penelitian ini adalah Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Program
47

Perencanaan Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi (P4K).

3.7.3. Variabel Dependent (terikat)

Variabel dependent adalah variabel respon atau output berarti variabel ini

akan muncul sebagai akibat dari variabel lain (Nursalam, 2016). Variabel

dependent dalam penelitian ini adalah Perilaku Pencegahan Komplikasi

3.8 Definisi Operasional

Definisi operasional variabel adalah uraian batasan variabel yang dimaksud,

atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo,

2018). Definisi operasional diharapkan dapat memberikan satu pengertian yang

jelas sehingga penelitian menjadi efektif dan efisien.

Variabel Definisi Parameter Alat Skala Skor


Operasional Ukur
Independent
Pengetahuan Tingkat Ketepatan ibu hamil Kuisoner Ordinal Jawaban
ibu hamil pemahaman yang menjawab tentang benar : 1
trimester III dimiliki ibu hamil 1. Pengertian salah : 0
tentang TM 3 tentang program P4K a. Baik :
program P4K program P4K 2. Tujuan 76% - 100%
program P4K b. Cukup:
3. Manfaat 56% - 75%
progam P4K c. Kurang :
4. Kegiatan < 56%
dalam
program P4K
Dependent
Perilaku Tindakan ibu Status ibu hamil TM Kuisoner Ordinal Skoring
pencegahan dalam melakukan III 0 = tidak
komplikasi pencegahan 1 = ya
komplikasi a. Baik :
76% - 100%
b. Cukup:
56% - 75%
c. Kurang :
< 56%
48

3.9 Teknik dan Instrumen Pengumpulan data

3.9.1. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data menggunakan data primer yang diperoleh dari kuisioner

hasil observasi kepada responden dengan tahapan sebagai berikut :

a. Tahap Persiapan

1) Peneliti mengajukan permohonan ijin penelitian kepada pihak Politeknik

Kesehatan Kemenkes Surabaya, Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes

Kemenkes Surabaya, yang ditujukan kepada ibu Dadang Ratih selaku

pemilik PMB dan bidan desa didesa jambanan sidoarjo.

2) Setelah mendapatkan surat ijin penelitian selanjutnya menyerahkan surat

permohonan penelitian serta menyampaikan maksud dan tujuan penelitian

kepada ibu Dadang Ratih selaku pemilik PMB dan bidan desa didesa

jambanan sidoarjo.

3) Setelah mendapat ijin, peneliti melakukan studi pendahuluan sesuai

prosedur kerja/langkah-langkah pengambilan data penelitian.

4) Mempersiapkan tempat dan perlengkapan yang dibutuhkan peneliti untuk

mendapatkan data yang diperlukan.

5) Menyiapkan informed consent, lembar permohonan menjadi responden,

instrument/alat ukur yang sesuai yaitu lembar kuisioner yang sudah

disiapkan.

b. Tahap Pelaksanaan

Pengambilan data dilaksanakan setelah memperoleh ijin dari Ketua Jurusan


49

Kebidanan Surabaya, Mengingat teknik sampling yang digunakan adalah total

Sampling, peneliti sudah menentukan jumlah responden 56 responden.

1) Peneliti mendatangi tempat penelitian di PMB Dadang Ratih untuk

mencari responden sesuai kriteria penelitian.

2) Peneliti bertemu calon responden kemudian melakukan pendekatan dan

menjelaskan kembali tentang maksud dan tujuan penelitian, dan setelah

ibu setuju/bersedia untuk menjadi responden, peneliti memastikan

legalitas persetujuan dengan memberikan lembar informed consent.

3) Menjelaskan prosedur pengisian lembar kuesioner.

4) Meminta responden menyampaikan jawaban secara benar dan jujur

sesuai dengan yang dialami saat itu.

5) Hasil data yang telah diperoleh dikumpulkan, dicatat pada lembar

pengumpulan data dan di cek kembali kelengkapannya oleh peneliti

yang selanjutnya akan dilakukan analisis data.

3.9.2 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti

dalam pengumpulan data agar kegiatan menjadi sistematis dan mudah (Nursalam,

2017).

1. Instrumen Pengetahuan P4K

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang

diadopsi dari Tika Masia Rani (2017), berisi 23 pertanyaan mengenai

pengetahuan ibu hamil TM III tentang P4K dengan menjawap pertanyaan

berupa Benar dan Salah.


50

2. Instumen Perilaku Pencegahan Komplikasi

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang

diadopsi dari Visa Prima Twin (2014), berisi 10 pertanyaan mengenai

kesiapan persalinan dalam pencegahan komplikasi dengan menjawab

pertanyaan berupa Ya dan Tidak.

3.10 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

3.10.1 Teknik pengelolahan data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada suatu subjek dan

proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian

(Nursalam, 2017). Setelah data terkumpul selanjutnya adalah pengolahan data,

yaitu :

1. Editing

Editing adalah data disunting atau dikoreksi agar didapatkan hasil yang

benar dan lengkap (Nugroho, 2014). Pada penelitian ini dilakukan

pemeriksaan data hasil jawaban kuesioner oleh responden apakah telah

terjawab dengan benar dan lengkap.

2. Coding

Coding merupakan kegiatan mengubah data dari bentuk kalimat atau huruf

menjadi data angka atau bilangan.

2) Variabel Pengetahuan

a. Pengetahuan baik :3

b. Pengetahuan cukup :2

c. Pengetahuan kurang : 1
51

3) Variabel Perilaku Pencegahan Komplikasi

a. Ya :2

b. Tidak : 1

3. Skoring

Skoring pada masing-masing variable:

1) Pengetahuan

Pada variabel pengetahuan terdapat 23 pertanyaan dengan alternative

jawaban benar dan salah.

Jika jawaban responden sesuai dengan kunci jawaban skor 1, jika tidak

sesuai dengan kunci skor 0, maksiamal dalam skor adalah 23.

Kategori penilaian pengetahuan :

a) Baik : Hasil persentase 76% - 100%

b) Cukup : Hasil pesentase 56% - 75%

c) Kurang : Hasil persentase <56%

2) Perilaku Pencegahan Komplikasi

Pada variabel perilaku ibu dalam pencegahan komplikasi. Dengan ibu

menjawab ya, ibu sudah melakukan persiapan persalinan sesuai

komponen dari P4K maka skor 1. Jika menjawab tidak, ibu belum

melakukan persiapan persalinan sesuai komponen dari P4K maka skor

0. Maksimal dalam skor adalah 10.

Kategori penilaian praktik :

a) Baik : Hasil persentase 76%-100%

b) Cukup : Hasil persentase 56%-75%


52

c) Kurang : Hasil persentase <56%

4. Tabulating

Tabulasi adalah Pengorganisasian data dengan membuat table sesuai

dengan analisis yang dibutuhkan (Nursalam, 2017). Data-data hasil

penelitian yang telah dianalisis dengan program SPSS dimasukkan ke

dalam tabel-tabel sesuai kriteria yang telah ditentukan berdasarkan

kuesioner yang telah ditentukan skornya.

100% : seluruhnya dari responden

76%-99% : hampir seluruhnya dari responden

51%-75% : sebagian besar dari responden

50% : setengahnya dari responden

26%-49% : hampir setengahnya dari responden

1%-25% : sebagian kecil dari responden

0% : tidak satupun dari responden

5. Entry

Entry data adalah peneliti memasukkan data kedalam program SPSS,

selanjutnya data tersebut akan diproses dalam program tersebut.

3.10.2 Analisa data

Setelah pengolahan data selesai, dilanjutkan dengan proses analisa data.

Sehingga hasil analisa dapat digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan

dalam penanggulangan masalah. Hasil analisa tersebut nantinya dapat

menyimpulkan hasil dalam menentukan alternatif pemecahan masalah yang

dilakukan. Proses analisa data dilakukan menggunakan bantuan komputer yang


53

meliputi :

a. Analisis Univariat

Mendeskripsikan masing-masing variabel dan karakteristik responden.

Variabel bebas dan terikat ditampilkan dalam tabel distribusi frekuensi.

Adapun variable bebas dalam penelitian ini yaitu pengetahuan ibu hamil

trimester III tentang program P4K, sedangkan variabel terikatnya adalah

perilaku pencegahan komplikasi.

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk mencari tahu hubungan dua variabel.

Dalam penelitian ini analis bivariatnya yaitu hubungan pengetahuan ibu

hamil trimester III tentang program P4K dengan perilaku pencegahan

komplikasi. Karena variabel dependen dan variabel independen dalam

penelitian ini berbentuk kategorik ordinal, maka uji statistik yang

digunakan adalah Uji Rank Spearmann Corelation bertujuan untuk

mencari hubungan atau untuk menguji signifikansi hipotesis asosiatif

bilang amsing masing variabel berbentuk ordinal, dengan sebaran data

yang didapatkan dari hasil penelitian dengan taraf signifikasi α = 0,05

menggunakan program SPSS.

3.11 Keterbatasan

Penelitian ini dilakukan hanya di satu wilayah maka hasil penelitian yang

didapatkan tidak dapat digeneralisasi, dimana hasil penelitian hanya terbatas

dilingkungan tempat peneliti mengambil sampel, dan tidak dapat digunakan untuk

mewakili secara nasional.


54

3.12 Etik Penelitian

Masalah etika dalam penelitian yang menggunakan subjek manusia menjadi

isu sentral yang berkembang saat ini pada ilmu keperawatan, karena hampir 90%

subjek yang dipergunakan adalah manusia, maka peneliti harus memahami

prinsip-prinsip etika penelitian. Jika hal ini tidak dilaksanakan, maka peneliti akan

melanggar hak-hak (otonomi) manusia yang kebetulan sebagai klien (Nursalam,

2017).

1. Informed Consent

Informed consent merupakan bentuk persetujuan penelitian antara peneliti

dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan

(Hidayat, 2011). Dalam penelitian ini setiap responden diberikan lembar

informed consent untuk persetujuan dan kesediaan menjadi responden

penelitian.

2. Anonymity (Tanpa Nama)

Dalam penelitian ini, hasil nama dari responden diganti dengan inisial atau

kode responden.

3. Confidentiality (Kerahasiaan)

Informasi atau keluhan yang disampaikan oleh semua responden dijamin

akan terjaga kerahasiaanya oleh peneliti. Hanya data tertentu yang akan

disajikan pada hasil penelitian dengan tetap menjaga privasi responden.


55

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan mengenai hasil penelitian dan pembahasan.

Data yang digunakan adalah data primer dengan memberikan lembar koesioner

yang diisi oleh responden dilakukan pada tanggal 18 juni – 03 juli 2021. Terdapat

65 populasi dan telah diambil sampel sebanyak 56 responden yang terlibat dalam

penelitian. Data disajikan dalam bentuk tabel frekuensi dan penjelasan mengenai

gambaran umum lokasi penelitian, data demografi responden dan variabel yang

diukur beserta hubungannya. Data yang sudah terkumpul dilakukan editing,

koreksi, dan penilaian. Setelah dinilai data direkapitulasi kemudian disajikan

dalam bentuk table frekuensi dan dibahas menggunakan teori dan realita yang ada

dalam pembahasan.

4.1 Gambaran umum lokasi penelitian

Penelitian dilakukan di PMB Dadang Ratih Sidoarjo. PMB Dadang Ratih

ini terletak di pertengahan desa yaitu di Ds. Pesantren RT 02 RW 01 kelurahan

Jambangan, kecamatan Candi di Kota Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur. Pelayanan

yang diberikan di PMB Dadang Ratih berupa pelayanan KIA berupa pelayanan

ANC,INC,PNC, Bayi dan balita, kesehatan reproduksi, serta pelayannan KB.

Sarana di PMB Dadang Ratih dilengkapi dengan ruang tunggu pasien, meja

register, ruang periksa, ruang persalinan, ruang nifas, dan kamar mandi.
56

4.2 Karakteristik Ibu Hamil Menurut Usia, Pendidikan, Kehamilan,

Pekerjaan

Tabel 4.1 Karakteristik Ibu Hamil Menurut Usia, Pendidikan, Kehamilan,


Pekerjaan Periode Juni – Juli 2021
Krakteristik Frekuensi (n) Persentase (%)
Usia
18-20 Tahun 2 3.6
21-30 Tahun 38 67.8
31-38 Tahun 16 28.6
Total 56 100
Pendidikan
SD 4 7.1
SMP 7 12.5
SMA 27 48.3
Perguruan Tinggi 18 32.1
Total 56 100
Kehamilan
Primi 22 39.3
Multi 34 60.7
Total 56 100
Pekerjaan
Tidak Bekerja 30 53.6
Swasta 15 26.8
Wira Usaha 7 12.5
PNS 4 7.1
Total 56 100

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa mayoritas ibu hamil berada pada rentang

usia 21-30 tahun yaitu sebesar (67.8%), dengan tingkat pendidikan terbanyak

SMA (48.3%), jumlah anak 2-4 (multi gravida) yaitu sebesar (60.7%), dan

sedangkan sebagian besar (53.6%) ibu hamil tidak bekerja.


57

4.3 Data Khusus

Data dibawah ini menyajikan distribusi dari responden ibu hamil TM III

bedasarkan hubungan pengetahuan Tentang Program Perencanaan Persalinan Dan

Pencegahan Komplikasi (P4K) dengan perilaku pencegahan komplikasi di PMB

Dadang Ratih.

4.3.1 Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Program Perencanaan Persalinan Dan

Pencegahan Komplikasi (P4K)

Tabel 4.2 Distribusi Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Program Perencanaan


Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi (P4K) Periode Juni – Juli
2021
Pengetahuan Frekuensi (n) Persentase (%)
Baik 27 48.2
Cukup 18 32.1
Kurang 11 19.7
Total 56 100

Tabel 4.2 menunjukan hampir setengahnya 48.2% ibu hamil TM III

mempunyai pengetahuan yang baik tentang Program Perencanaan Persalinan Dan

Pencegahan Komplikasi (P4K).

4.3.2 Perilaku Pencegahan Komplikasi

Tabel 4.3 Distribusi Perilaku Pencegahan Komplikasi Periode Juni – Juli


2021
Perilaku Pencegahan Komplikasi Frekuensi (n) Persentase (%)
Baik 20 35.7
Cukup 22 39.3
Kurang 14 25.0
Total 56 100

Tabel 4.3 menunjukan bahwa hampir setengahnya 39.3% perilaku

pencegahan komplikasi pada ibu hamil TM III di PMB Dadang Ratih cukup.
58

4.4 Analisis Bivariat

Hubungan antara pengetahuan ibu hamil TM III tentang program

pengetahuan ibu hamil tentang program perencanaan persalinan dan pencegahan

komplikasi (P4K)

dengan perilaku pencegahan komplikasi menggunakan analisis rank spearman

correlation disajikan pada tabel berikut :

Tabel 4.4 Analisis Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Progam P4K
Dengan Perilaku Pencegahan Komplikasi Periode Juni – Juli 2021
Pengetahuan Perilaku Pencegahan Komplikasi p-
Total R
value
Ibu Hamil Baik Cukup Kurang
Tentang P4K f % f % f % F %
Baik 17 63 7 26 3 11 27 100 0,660 0,000
Cukup 2 11 11 61 5 28 18 100
Kurang 1 9 4 36 6 55 11 100
Total 20 35 22 40 14 25 56 100

Bedasarkan Tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa dari 27 orang ibu hamil

yang pengetahuannya baik tentang progam P4K ada 17 orang (63%) yang

perilakunya baik dalam pencegahan komplikasi. Bedasarkan hasil output

menggunakan spss dar Uji Rank Spearman Correlation diketahui nilai signifikan

atau Sig. atau nilai p value (2-tailed) sebesar 0,000 < 0,05 sehingga H1 diterima

yang artinya ada hubungan yang signifikan (berarti) antara variabel pengetahuan

ibu hamil Trimester III tentang program P4K dengan perilaku pencegahan

komplikasi di PMB Dadang Ratih.


59

BAB 5

PEMBAHASAN

Pada bab ini akan di uraikan tentang pembahasan hasil penelitian

mengenai hubungan pengetahuan ibu hamil trimester III tentang program

pengetahuan ibu hamil tentang program perencanaan persalinan dan pencegahan

komplikasi (P4K) dengan perilaku pencegahan komplikasi di PMB Dadang Ratih

Sidoarjo.

5.1 Pembahasan Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Tentang Program

P4K di PMB Dadang Ratih Sidoarjo.

Bedasarkan Tabel 4.2 menunjukkan hampir setengahnya 48.2% ibu hamil

TM III mempunyai pengetahuan yang baik tentang Program Perencanaan

Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi (P4K). Hal tersebut bisa disebabkan

karena ibu memiliki pengalaman dalam kehamilan dan persalinan. Ibu hamil di

PMB Dadang Ratih mayoritas sudah mengetahui program tersebut dari stiker

yang terdapat di buku KIA dan ada beberapa ibu hamil mendapat informasi dari

bidan maupun kader pada saat diadakan kelas ibu hamil. Pengalaman sangat

berdampak sekali dalam kelangsungan hidup manusia, kecenderungan

pengalaman yang kurang baik seseorang akan berusaha untuk melupakan, namun

jika pengalaman terhadap obyek tersebut menyenangkan maka secara psikologis

akan timbul kesan yang sangat mendalam dan membekas dalam emosi

kejiwaannya.
60

Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain yaitu

pendidikan, informasi, pekerjaan, usia, status ekonomi, pengalaman, budaya.

Pendidikan juga sangat berpengaruh dalam seseorang untuk berperilaku terutama

dalam memberikan informasi tentang pengetahuan program P4K. Oleh karena itu

pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan

seseorang dalam menerima suatu informasi. Kemudahan untuk memperoleh suatu

informasi dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh

pengetahuan yang baru.

Pendidikan adalah salah satu upaya agar seseorang berperilaku dengan

cara persuasi, bujukan, imbauan, ajakan, memberikan informasi, memberikan

kesadaran melalui kegiatan. Pada Tabel 4.1 menunjukkan bahwa hampir

setengahnya (48.3%) pendidikan ibu hamil di PMB Dadang Ratih adalah SMA.

Semakin tinggi pendidikan semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki ibu,

responden di PMB Dadang Ratih ada sebagian yang memiliki pendidikan

perguruan tinggi, dari pendidikan tersebut ibu hamil memiliki pengetahuan yang

cukup baik tentang progam P4K.

Informasi merupakan wawasan pengetahuan seseorang, melalui media

yang dapat diketahui seseorang dalam memahami baik dari hasil yang dilihat,

didengar, maupun membaca informasi berupa media elektronik seperti televisi,

radio, vidio, dan lain lain. Informasi yang dibutuhkan sangat beragam, misalnya

informasi upaya pelayanan kesehatan masyarakat, pelayanan kesehatan rumah

sakit, status penyakit menular, status gizi, kesehatan lingkungan, obat dan bahan

berbahaya, keluarga berencana, tenaga kesehatan, dan sebagainya (Mubarak


61

dalam Pasaribu, 2021).

Pada penelitian ini usia yang mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir

seseorang, semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap

dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.

Tabel 4.1 menunjukan sebagian besar (67.8%) usia responden ibu hamil di PMB

Dadang Ratih yaitu berumur 21-30 th. Semakin tua umur seseorang akan

mempengaruhi pengalaman dari seseorang tersebut sehingga akan meningkatkan

pengetahuannya akan suatu objek yang digelutinya (Priyoto, 2014).

Sedangkan sebagian kecil pengetahuan ibu hamil TM III di PMB Dadang

Ratih yaitu kurang, hal ini kebanyakan disebabkan karena ibu belum

berpengalaman dalam kehamilan atau ibu dengan (primi gravida), ketidak

peduliannya dengan kelas ibu hamil, dan kurangnya inisiatif pada ibu hamil akan

berdampak buruk bagi kesehatanya. Padahal dari kelas tersebut ibu berpeluang

mendapatkan banyak informasi dan edukasi, jadi ibu hamil belum bisa

mempersiapkan persalinannya dengan matang. Dari progam P4K ini yang dibuat

pemerintah sangat bagus sekali dalam pencegahan komplikasi dan menurunkan

AKI dan AKB diindonesia. Kurangnya pengetahuan yang menjadikan penyebab

angka kematian ibu dan bayi masih tinggi.

5.2 Pembahasan Perilaku Pencegahan Komplikasi di PMB Dadang Ratih

Sidoarjo

Berdasarkan Tabel 4.3 mayoritas perilaku pencegahan komplikasi pada ibu

hamil TM III di PMB Dadang Ratih cukup. Hal ini bisa disebabkan karena ibu

memiliki pengetahuan yang baik tentang progam P4K, dan ibu sudah
62

berpengalaman dalam persiapan persalinan. Hal ini dipengaruhi oleh adanya

inisiatif ibu yang tinggi agar persalinannya kelak berjalan lancar dan melahirkan

bayi yang sehat pula. Ibu hamil tidak ingin terjadi hal yang tidak diinginkan pada

kehamilan dan persalinannya kelak, oleh karena itu ibu berinisiatif

mempersiapkan lebih awal dalam usia kehamilannya pada trimester III ini.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi dari perilaku seseorang Menurut

Teori Lawrence Green (1980) dalam Natoatmodjo, (2014) perilaku dipengaruhi

oleh tiga factor yaitu yang pertama factor predisposisi (predisposing factors), yang

terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, tradisi dan

sebagainya. Yang kedua Faktor-faktor pendukung (enabling factors), yang terwujud

dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau

sarana-sarana kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan, alat-alat kontrasepsi,

jamban dan sebagainya. Dan yang ketiga Faktor-faktor pendorong (reinforcing

factors) yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas

lain yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat.

Sikap, pengetahuan ibu hamil, serta peran kelurga, dan tenaga kesehatan

yang sangat berpengaruh dalam kelancaran pelaksanaan program P4K ini.

Kebanyakan ibu hamil di PMB Dadang Ratih memiliki sikap yang cukup baik

dalam pelaksanaannya atau persiapan persalinan dan selalu respect terhadap

edukasi yang diberikan. Menurut Notoatmodjo (2014) Sikap merupakan konsep

yang sangat penting dalam komponen sosio-psikologis, karena merupakan

kecenderungan bertindak, dan berpersepsi. Sikap adalah respon tertutup seseorang

terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan
63

emosi yang bersangkutan (senang – tidak senang, setuju – tidak setuju, baik –

tidak baik dan sebagainya).

Manfaat dari melakukan pencegahan komplikasi yaitu Tertanganinya kejadian

komplikasi secara dini, terpantaunya kesakitan dan kematian ibu dan bayi,

Menurunnya kejadian kesakitan dan kematian ibu. Manfaat itu akan terasa pada

saat ibu sudah melalui proses kehamilan, persalinan, nifas, hingga merencakan

KB. Anak tumbuh dengan sehat dan ibu juga selamat tidak ada keluhan yang

menyerta. Dampaknya jika perilaku ibu dalam pencegahan komplikasi sangat

kurang akan menyebakan menurunnya kesejahteraan keluarga, meningkatnya

angka kematian ibu dan bayi.

5.3 Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Tentang Program

P4K Dengan Perilaku Pencegahan Komplikasi di PMB Dadang Ratih

Sidoarjo.

Bedasarkan hasil penelitian Tabel 4.4 menunjukkan bahwa dari 27 orang ibu

hamil yang pengetahuannya baik tentang progam P4K ada 17 orang (63%) yang

perilakunya baik dalam pencegahan komplikasi. Data yang didapatkan kemudian

diolah menggunakan uji rank spearmann correlation pada aplikasi SPSS 25

menunjukkan bahwa antara kedua variabel terdapat hubungan yang signifikan

(berarti) antara variabel pengetahuan ibu hamil Trimester III tentang program P4K

dengan perilaku dalam pencegahan komplikasi di PMB Dadang Ratih.

Adapun upaya pemerintah dan tenaga kesehatan dalam menjalan program

ini agar tetap terlaksana yaitu bidan desa dan kader mengadakan pertemuan setiap

bulannya. Meskipun pada masa pandemik covid tetap terlaksana dengan cara
64

menjaga jarak melaksanakan protocol kesehatan sesuai dengan 3M. Mayoritas ibu

hamil TM III di PMB Dadang Ratih tidak bekerja sehingga ibu hamil bisa

meluangkan waktu untuk mengikuti kegiatan yang diadakan bidan desa. Pada data

penelitian Tabel 4.1 menunjukkan bahwa sebagian besar (53.6%) ibu hamil di

PMB Dadang Ratih yaitu tidak bekerja atau hanya menjadi ibu rumah tangga.

Meskipun tidak bekerja ibu hamil memilki pengetahuan yang cukup baik tentang

program P4K dan itu disebabkan karena ibu mengikuti kegiatan desa siaga, kelas

ibu hamil dan ibu juga sudah berpengalaman dalam menghadapi kehamilan

maupun persalinan oleh karena itu ibu cukup baik dalam perilaku pencegahan

komplikasi. Menurut (Mubarak dalam Pasaribu, 2021) Pekerjaan adalah sesutu

tindakan yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan nafkah, pencaharian.

Alasan seseorang melakukan pekerjaan sangatlah berbeda beda, tetapi alasan

umum yang banyak dijumpai kebutuhan keuangan untuk memperkaya

pengalaman dan pengetahuan pribadi, hasrat pribadi.

Pada Tabel 4.1 menunjukkan bahwa sebagian besar (60.7%) ibu hamil di

PMB Dadang Ratih adalah yang memiliki jumlah anak 2-4 (multi gravida). Setiap

orang memiliki pengalaman dalam hidupnya, pengalaman tidak mudah

didapatkan. Orang bisa mendapatkan pengalaman dari berinteraksi didalam

lingkungannya. Pengalaman sangatlah penting bagi kelangsungan hidup,

seseorang yang memiliki pengalaman yang banyak akan menjadikan orang

tersebut lebih edukatif dan bernilai positif.

Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam

berinteraksi dengan lingkungannya. Kecenderungan pengalaman yang kurang


65

baik seseorang akan berusaha untuk melupakan, namun jika pengalaman terhadap

obyek tersebut menyenangkan maka secara psikologis akan timbul kesan yang

sangat mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaannya, sehingga dapat

membentuk sikap positif dan lebih edukatif dalam kehidupannya (Mubarak dalam

Pasaribu, 2021). Oleh karena itu ibu hamil harus selalu berfikiran yang positif dan

selalu bahagia agar kesan dalam proses kehamilannya dan persalinnanya menjadi

baik. Sehingga pada proses persalinan menjadi lancar tidak ada kendala dan tidak

terjadi komplikasi kehamilan maupun persalinan yang sampai menyebabkan

kematian ibu maupun bayinya.

Berdasarkan teori yang telah dikemukakan diatas dan hasil penelitian, maka

peneliti berpendapat dimana sesuai hasil penelitian ini bahwa ada hubungan

pengetahuan ibu hamil tentang progam P4K dengan perilaku pelaksanaanya.


66

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan dan saran dari hasil

penelitian hubungan pengetahuan ibu hamil trimester III tentang program

pengetahuan ibu hamil tentang program perencanaan persalinan dan pencegahan

komplikasi (P4K) dengan perilaku pencegahan komplikasi di PMB Dadang Ratih

Sidoarjo.

6.1 Kesimpulan

6.1.1 Hampir setengahnya pengetahuan ibu hamil TM III tentang Program

Perencanaan Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dalam kategori

baik.

6.1.2 Hampir setengahnya perilaku pencegahan komplikasi ibu hamil TM III

dalam kategori cukup.

6.1.3 Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu hamil Trimester

III tentang program P4K dengan perilaku dalam pencegahan komplikasi

6.2 Saran

6.2.1 Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat menjadi tambahan referensi atau rujukan khususnya

tentang faktor hubungan pengetahuan tentang Program Perencanaan Persalinan

Dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dengan perilaku dalam pencegahan

komplikasi untuk bahan pembelajaran bagi mahasiswa

6.2.2 Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan


67

Hasil penelitian bisa digunakan untuk meningkatkan mutu pelayanan

kesehatan dalam kehamilan dan persalinan. Petugas kesehatan harus lebih giat

dalam mendorong masyarakat khususnya ibu hamil dalam melaksanakan program

Indonesia sehat seperti program P4K, Safe Motherhood,Gerakan Saying Ibu,

Primary Health Care untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi.

6.2.3 Bagi Masyarakat

Diharapkan bagi masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan

program P4K baik dalam kegiatan penempelan stiker P4K, mengikuti penyuluhan,

hingga melakukan pemeriksaan kesehatan.


68

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Sebagai Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :


Rineka Cipta.

Beccary. 2012. Tingkatan Pengetahuan. Diakses dari


http://anakdankeluarga.blog.com. Pada Tanggal 13 maret 2012, Jam 3.40
am.

Dinkes Jawa Barat, 2020. Program perencanaan persalinan dan pencegahan


komplikasi. Jawa Barat: Kementerian Kesehatan RI

Kemenkes. 2015. Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Gavi

Kemenkes. 2018. Profil Kesehatan Kabupaten Sidoarjo. Sidoarjo: Kementerian


Kesehatan RI

Kemenkes. 2019. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI

Maryunani, A., dan Eka Puspita. 2013. Buku Saku Program Perencanaan
Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi (P4K). Jakarta: Trans Info
Media.

Nauri Anggita T, I.M. 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:


Kemenkes RI: PPSDM.

Nursalam. 2016. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan. Jakarta: Salemba medika.

Nursalam. 2017. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis.


Jakarta: Salemba Medika.

Nugroho, T. e. 2014. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas. 1st edn. Yogyakarta:
Nuha Medika.

Notoatmodjo, S. 2018, Metodologi penelitian kesehatan, Jakarta: Rineka cipta


69

Notoatmodjo, S. 2014, Promosi kesehatan dan Perilaku kesehaan, Jakarta:


Rineka cipta

Notoatmodjo, S. 2012, Promosi kesehatan dan Perilaku kesehaan, Jakarta:


Rineka cipta.

Pasaribu, H. 2021. Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap mengenai COVID-


19 dengan Perilaku Pencegahan Infeksi saat Bekerja pada Tenaga
Kesehatan dan Non-Kesehatan di Puskesmas di Zona Merah di Kota
Medan dan Kota Batam selama Pandemi COVID-19. Naskah
Publikasi.Universitas Sumatra Utara.

Priyoto. 2014. Teori sikap dan perilaku dalam kesehatann. Yogyakarta: Nuha
Medika.

Putranti, Visa Prima Twin. 2014. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Tentang
Persalinan Dengan Kesiapan Primigravida Menghadapi Persalinan.
(Naskah Publikasi).Universitas Sebelas Maret Surakarta

Rani, Tika Masia. 2017. Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Dalam Pelaksanaan
Program Perencanaan Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi Di
Puskesmas Jetis 1 Bantul. (Naskah Publikasi). Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

Susiana, Sali. 2019. Angka Kematian Ibu: Faktor Penyebab Dan Upaya
Penanganannya. Jurnal Bidang Kesejahteraan Sosial, Vol. XI,
No.24/II/Puslit/Desember/2019.

Setiawan, Andry. 2017. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Program


Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dengan
Perilaku Antenatal Care (ANC) di Puskesmas Janti Kota Malang. Naskah
Publikasi. Universitas Muhammadiyah Malang.

Suliana, S., 2019. “ANGKA KEMATIAN IBU: FAKTOR PENYEBAB DAN


UPAYA PENANGANANNYA”,jurnal Penelitian Badan Keahlian DPR
RI .Vol. XI, No.24/II/Puslit/Desember/2019.
https://berkas.dpr.go.id/puslit/files/info_singkat/Info%20Singkat-XI-24-II-
P3DI-Desember-2019-177.pdf

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :


Alfabeta, CV.
70

Sugiyono. 2020, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan Kombinasi (Mixed


Methods). Alfabeta, Bandung.

Wawan, A & Dewi. 2011. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan
Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.

World Health Organization 2015. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi. (Diakses 20 Maret 2018). Diunduh dari URL :
https://www.unicef.org/indonesia/id/A5_B_Ringkasan_Kajian_Kesehatan
_REV .pdf.
71

Lampiran I

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth.

PMB Dadang Ratih

Di Sidoarjo

Dengan hormat,

Saya adalah Mahasiswa Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya Jurusan

Kebidanan Program Studi D4 Kebidanan yang akan mengadakan penelitian

sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan D4 Kebidanan

Poltekkes Kemenkes Surabaya.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalsis hubungan

pengetahuan ibu hamil tentang progam P4K dengan perilaku pelaksanaanya.di

PMB Dadang Ratih Sidoarjo.

Partisipasi dalam penelitian ini akan dijamin kerahasiaan dan tidak akan

dipergunakan untuk maksud-maksud lain.

Atas bantuan dan peartisipasi ibu saya sampaikan terima kasih.

Sidoarjo, 21 juni 2021

Peneliti

Laila Aidana
72

Lampiran II
73

Lampiran III

Kuesioner hubungan pengetahuan ibu hamil tentang progam Pengetahuan


Tentang Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi/Amanat rencana persalinan (P4K) dengan perilaku
pelaksanaanya.di PMB Dadang Ratih Sidoarjo.

A. Data Umum:
1. No Responden :
2. Usia :
3. Pendidikan :
4. Pekerjaan :
5. Kehamilan ke :
6. Umur Kehamilan :
B. Data Khusus
I. Pengetahuan Tentang Program Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi/Amanat rencana persalinan
Petunjuk!! Pengisian Kuesioner
1. Pilihan jawaban adalah “Benar” dan “Salah”
2. Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling sesuai dengan
pendapat anda seperti yang telah digambarkan oleh pertanyaan
yang tersedia
3. Berilah tanda centang (√) pada kolom benar/salah yang
menunjukkan jawaban anda
NO PERTANYAAN BENAR SALAH
Pengertian P4K
1. Kepanjangan dari P4K adalah Program
Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi
2. Stiker P4K didapatkan setelah ibu
hamil periksa di dukun
3. Nama suami termasuk salah satu isi
Stiker
74

4. Stiker P4K di isi oleh Bidan Desa

5. Keberhasilan P4K tergantung pada


jumlah ibu hamil

Tujuan P4K
6. Keluarga dan masyarakat berperan aktif dalam
perencanaan persalinan yang aman serta
persiapan menghadapi
Komplikasi
7. P4K sangat berguna untuk pendataan
ibu hamil
8. Stiker P4K di tempel dikaca atau pintu
depan rumah
9. P4K tidak penting untuk diketahui oleh
ibu hamil
10. Merencanakan KB setelah melahirkan sangat
penting untuk kesejahteraan keluarga.
Manfaat P4K
11. Keluarga dan masyarakat tidak perlu
Diikut sertakan dalam pelaksanaan P4K
12. Ibu hamil yang tidak memeriksakan
kehamilannya tidak akan mendapat
stiker P4K
13. Dengan tertempelnya stiker P4K, ibu
hamil akan lebih terpantau
14. Ibu hamil yang telah mendapatkan stiker
P4K tidak perlu lagi memeriksakan
kehamilannya kepetugas kesehatan

Kegiatan dalam P4K


15. Ibu hamil yang ditempel stiker P4K
akan melibatkan peran masyarakat di
lingkungan sekitar
75

16. Kunjungan rumah dapat membantu ibu hamil,


suami serta keluarga dalam membuat
perencanaan persalinan dan
pencegahan komplikasi
17. Suami, keluarga serta masyarakat tidak
perlu waspada apabila ada ibu hamil yang
mengalami kegawatdaruratan
18. Pemakaian alat kontrasepsi
direncanakan sebelum persalinan
19. Ambulan desa adalah alat transportasi
dari masyarakat sesuai kesepakatan bersama
untuk merujuk
20. Donor darah berasal dari keluarga
21. Setelah melahirkan, bayi tidak perlu
diberi kesempatan mulai menyusu sendiri
(Inisiasi Menyusui Dini)
22. Kunjungan nifas (setelah melahirkan)
dilakukan kurang dari 2 kali
23. Semua ibu hamil harus mempunyai
buku KIA

II. Perilaku Pencegahan Komplikasi


Petunjuk!! Pengisian Kuesioner :
1. Pilihan jawaban adalah “Ya” dan “Tidak”
2. Di bawah ini terdapat pernyataan yang berkaitan dengan pencegahan
komplikasi. Berikan pernyataan ibu pada kolom yang tersedia dengan
memberikan tanda centang (√).
No. Pertanyaan Ya Tidak

1. Apakah ibu sudah mengetahui tanggal perkiraan kelahiran


bayinya sejak awal pemeriksaan kehamilan?
2. Apakah ibu sudah menentukan persalinannya yang akan
ditolong oleh bidan atau dokter di fasilitas kesehatan seperti
76

BPM, Puskesmas, RS?

3. Apakah ibu sepakat bahwa yang akan mendampinginya


bersalin nanti adalah suami atau anggota keluarga yang lain?
4. Apakah ibu sudah mempersiapkan Pembuat keputusan
dalam keluarga untuk mendampingi ibu jika diperlukan
untuk persetujuan tindakan?
5. Apakah Biaya persalinannya sudah disiapkan jauh hari.
(misalnya dengan menabung)?
6. Apakah ibu bersedia dirujuk ke RS jika terjadi
kegawatdaruratan saat persalinan meskipun menghabiskan
biayanya mahal?
7. Apakah ibu sudah mempersiapkan calon pendonor darah,
jika terjadi kegawat daruratan (anggota keluarga yang
mempunyai golongan sama dengan ibu)?
8. Apakah ibu sudah menyiapkan transportasi untuk mengantar
ibu ke PMB, Puskesmas, RS jika sewaktu-waktu merasakan
tanda-tanda persalinan ataupun terjadi kegawat daruratan?
9. Apakah ibu sudah mempersiapkan semua keperluan
persalinan sejak masa kehamilan agar lebih siap saat
menghadapi proses persalinan?
10. Apakah ibu siap jika dalam proses persalinan nanti ada
kendala sehingga diharus melahirkan dengan tindakan
(operasi)?
77

Lampiran IV
78

Lampiran V

Data Ibu Hamil TM III

NO
NO USIA PENDIDIKAN KEHAMILAN PEKERJAAN PENGETAHUAN KATEGORI PERILAKU KATEGORI
KODE
1 1 30 th SMA Multi Tidak Bekerja 100 Baik 70 Cukup
2 2 24 th SMA Primi Tidak Bekerja 70 Cukup 60 Cukup
3 3 23 th SMA Primi Tidak Bekerja 83 Baik 70 Cukup
4 4 27 th PT Multi Tidak Bekerja 78 Baik 90 Baik
5 5 21 th SMP Primi Tidak Bekerja 69 Cukup 70 Cukup
6 6 22 th PT Primi Tidak Bekerja 96 Baik 80 Baik
7 7 24 th PT Primi Wira Usaha 83 Baik 70 Cukup
8 8 30 th SD Multi Tidak Bekerja 91 Baik 90 Baik
9 9 29 th SMA Multi Wira Usaha 56 Cukup 70 Cukup
10 10 28 th SMA Multi Tidak Bekerja 91 Baik 100 Baik
11 11 23 th PT Primi Tidak Bekerja 57 Cukup 50 Kurang
12 12 26 th PT Multi Wira Usaha 96 Baik 90 Baik
13 13 30 th PT Primi Wira Usaha 83 Baik 80 Baik
14 14 27 th SMA Multi Swasta 70 Cukup 70 Cukup
15 15 29 th PT Multi PNS 65 Cukup 70 Cukup
16 16 27 th SMA Multi Swasta 97 Baik 90 Baik
17 17 31 th PT Multi Tidak Bekerja 83 Baik 80 Baik
18 18 25 th SMA Primi Swasta 87 Baik 100 Baik
19 19 35 th SMA Multi Wira Usaha 74 Cukup 80 Baik
20 20 29 th SMA Primi Swasta 50 Kurang 50 Kurang
21 21 30 th SMA Multi Tidak Bekerja 77 Baik 40 Kurang
22 22 29 th PT Multi Tidak Bekerja 70 Cukup 60 Cukup
23 23 35 th SMA Multi Wira Usaha 54 Kurang 60 Cukup
24 24 24 th SMP Primi Tidak Bekerja 60 Cukup 50 Kurang
25 25 23 th SMA Multi Wira Usaha 87 Baik 80 Baik
26 26 27 th PT Primi Tidak Bekerja 51 Kurang 50 Kurang
27 27 34 th SMA Multi Tidak Bekerja 74 Cukup 70 Cukup
28 28 31 th PT Multi PNS 96 Baik 90 Baik
29 29 21 th SMP Primi Tidak Bekerja 78 Baik 50 Kurang
30 30 36 th SMA Multi Tidak Bekerja 51 Kurang 80 Baik
31 31 20 th SMP Primi Tidak Bekerja 80 Baik 70 Cukup
32 32 26 th SMA Primi Swasta 87 Baik 90 Baik
33 33 33 th PT Multi PNS 52 Kurang 60 Cukup
34 34 34 th SMA Multi Swasta 52 Kurang 40 Kurang
35 35 25 th SD Primi Tidak Bekerja 80 Baik 70 Cukup
36 36 24 th SMA Primi Swasta 70 Cukup 60 Cukup
37 37 34 th SMA Multi Swasta 57 Cukup 70 Cukup
38 38 32 th SD Multi Tidak Bekerja 91 Baik 70 Cukup
39 39 31 th SMA Multi Swasta 83 Baik 100 Baik
40 40 22 th SMA Primi Tidak Bekerja 74 Cukup 70 Cukup
41 41 36 th PT Multi Tidak Bekerja 65 Cukup 60 Cukup
42 42 24 th SMA Primi Tidak Bekerja 61 Cukup 40 Kurang
43 43 34 th PT Multi Swasta 61 Cukup 40 Kurang
44 44 27 th SMA Multi Tidak Bekerja 83 Baik 80 Baik
45 45 31 th PT Multi Tidak Bekerja 78 Baik 100 Baik
46 46 20 th SMP Multi Tidak Bekerja 78 Baik 70 Cukup
47 47 31 th PT Multi PNS 50 Kurang 40 Kurang
48 48 29 th SMA Multi Swasta 83 Baik 50 Kurang
49 49 35 th SMA Multi Swasta 61 Cukup 50 Kurang
50 50 27 th SD Primi Tidak Bekerja 53 Kurang 40 Kurang
79

51 51 28 th SMA Multi Swasta 50 Kurang 30 Kurang


52 52 35 th PT Multi Swasta 78 Baik 80 Baik
53 53 21 th SMP Primi Tidak Bekerja 45 Kurang 60 Cukup
54 54 38 th PT Multi Swasta 52 Kurang 60 Cukup
55 55 25 th SMP Primi Tidak Bekerja 78 Baik 90 Baik
56 56 22 th SMA Primi Tidak Bekerja 61 Cukup 100 Baik
80

Lampiran VI

A. Hasil Uji Rank Spearmann correlation Pengetahuan Ibu Hamil

Tentang P4K Dengan Perilaku Pencegahan Komplikasi

Nonparametric Correlations

Correlations
Pengetahuan Perilaku
Ibu Hamil Pencegahan
Tentang P4K Komplikasi
**
Spearman's rho Pengetahuan Ibu Hamil Correlation Coefficient 1.000 .660
Tentang P4K Sig. (2-tailed) . .000
N 56 56
**
Perilaku Pencegahan Correlation Coefficient .660 1.000
Komplikasi Sig. (2-tailed) .000 .
N 56 56
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Anda mungkin juga menyukai