DEPOK
TAHUN 2020
Disusun oleh:
P3.73.24.2.18.013
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Praktik Klinik
Kebidanan II
Disusun oleh:
FADHILAH AINI RESKA
P3.73.24.2.18.013
TAHUN 2020
Laporan studi kasus parsial ini telah diperiksa dan disetujui oleh
PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN
PENGUJI I PENGUJI II
Dosen 1 Dosen 2
NIP. NIP.
Mengesahkan
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Jakarta III
Jurusan Kebidanan
Program Studi DIII. Kebidanan
Ketua
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
GAMBARAN KASUS
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas atau
puerperium dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu
(42 hari) setelah itu. Pada masa nifas ini terjadi perubahan-perubahan fisik
maupun psikis berupa perubahan organ reproduksi, terjadinya proses laktasi,
terbentuknya hubungan antara orang tua dan bayi dengan memberi dukungan.
Atas dasar tersebut perlu di lakukan suatu pendekatan antara ibu dan keluarga
dalam manejemen kebidanan maka dari itu Bidan salah satu tenaga kesehatan
yang memegang peran penting dalam menunjang keberhasilan dalam menyusui
dan mempersiapkan pengetahuan ibu mengenai manajemen laktasi saat bekerja .
Tujuannya adalah untuk dapat melaksanakan asuhan kebidanan nifas dengan
manajemen laktasi pada ibu bekerja pada Ny.R di Praktik Bidan Mandiri Puspita
maulina Depok Tahun 2020. Kasus ini diambil Di Praktik Bidan mandiri puspita
Maulina depok dari tanggal 31 oktober 2020 sampai dengan 8 November 2020
x
Tanggal 31 Oktober 2020 jam 16;15 WIB Ny R mengeluh perutnya masih terasa
mulas seperti haid . hasil pemeriksaan Ny R. P3A0 nifas 6 jam keadaan umum
ibu baik, tanda-tanda vital dalam batas normal ,
teraba kencang dan keras pada payudara kiri ibu , putting menonjol asi yang
keluar dikit . Bayi umur 2 minggu , keadaan umum bayi baik, tanda-tanda vital
normal, tidak ada kelainan, bayi ASI esklusif tapi bayi bingung puting. diberikan
meliputi konseling bagaimana cara menyusui yang benar dan pemijatan payudara .
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bagi ibu yang bekerja menyusui tidak perlu dihentikan. Ibu bekerja
tetap harus memberi ASI kepada bayinya karena banyak keuntungannya.
Jika memungkinkan bayi dapat dibawa ketempat ibu bekerja. Namun hal
ini akan sulit dilaksanakan apabila di tempat bekerja atau di sekitar tempat
bekerja tidak tersedia sarana penitipan bayi atau pojok laktasi. Bila tempat
bekerja dekat dengan rumah, ibu dapat pulang untuk menyusui bayinya
pada waktu istirahat atau minta bantuan seseorang untuk membawa
bayinya ketempat bekerja.Walaupun ibu bekerja dan tempat bekerja jauh
dari rumah, ibu tetap dapat memberikan ASI kepada bayinya. Berikan ASI
secara eksklusif dan sesering mungkin selama ibu cuti melahirkan. Jangan
memberikan makanan lain sebelum bayi benar benar sudah
membutuhkannya. Jangan memberi ASI melalui botol, berikan melalui
cangkir atau sendok yang mulai dilatih 1 minggu sebelum ibu mulai
bekerja. (IDAI 2013)
susu formula, selain itu juga karena ibu merasa tidak nyaman
meninggalkan pekerjaan (PP IDAI,2013)
Menurut Abdullah dalam penelitiannya pada tahun 2012
menunjukkan bahwa proporsi pemberian ASI esklusif pada ibu bekerja di
kementrian Kesehatan sebesar 62,5%, lebih rendah dari target nasional
(80%). Padahal intitusi tersebut merupakan salah satu lembaga pemerintah
yang bertanggung jawab dalam melsukseskan program asi ekslusif.
Dikarenakan masih rendahnya target angka pencapaian pemberian ASI
esklusif maka pihak instansi yang berwenang membuat peraturan yang
mendukung ibu bekerja agar dapat memberikan asi eekslusif kepada
anaknya
Oleh karena itu bidan termasuk memliki peranan penting dalam
pemberian ASI ekslusif dengan cara memberikan asuhan kebidanan
terhadapt wanita hamil dan menyusui agar mampu meningkatkan
pengetahuan kesadara dan kemauan dalam pemberian ASI ekslusif
dehingga terwujudnya ibu dan bayi sehat dan sejahtera
Berdasarkan Latar Belakang tersebut maka penulis Menyusun
Laporan Asuhan Kebidanan yang telah dilakukan Kepada Ny.R Di Praktik
Mandiri Bidan Puspita Maulina Sebagai tempat penerapan terori yang
sudah di dapat selama pembelajaran di institusi pendidikan dengan praktik
lahan juga untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah PKK II sebagai
syarat kelulusan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan yang responsif gender pada ibu
nifas Pada Ny R P3 A0 dengan Manajemen laktasi bagi ibu bekerja
di Praktik mandiri Puspita Maulina
2. Tujuan Khusus
a. Dapat melakukan pengumpulan data pada Ny R P3A0 di
masa nifas 6 jam dan nifas pada hari ke 8
6
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. NIFAS
1. Pengertian Nifas
Nifas adalah waktu yang diperlukan oleh ibu untuk
memulihkan alat kandungannya ke keadaan semula dari melahirkan
bayi setelah 1 jam pertama persalinan yang berlangsung antara 6
minggu (42 hari) (Prawirohardjo, 2014).
a. Puerperium dini
yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan
berjalan, serta menjalankan aktivitas layaknya wanita normal
lainnya.
b. Puerperium intermediate
yaitu suatu kepulihan menyeluruh alat-alat genitalia yang
lamanya sekitar 6-8 minggu.
c. Remote puerperium
yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna
terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai
komplikasi.
Tabel 2.1
Sumber: (Mochtar,2015)
7) Lochea
8) Perubahan Mamae
5. Perubahan Psikologis
Dalam menjalani adaptasi setelah melahirkan, ibu akan mengalami
fase-fase sebagai berikut:
a. Fase taking in
Fase taking in yaitu periode ketergantungan yang berlangsung
pada hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada saat
itu, fokus perhatian ibu terutama pada dirinya sendiri. Pengalaman
selama proses persalinan sering berulang diceritakannya. Hal ini
14
c. Fase letting go
Fase letting go merupakan fase menerima tanggung jawab
akan peran barunya yang berlangsung sepuluh hari setelah
melahirkan. Ibu sudah mulai menyesuaikan diri dengan
ketergantungan bayinya. Keinginan untuk merawat diri dan
bayinya meningkat pade fase ini (Vivian, 2011).
b. Ambulasi
Pada persalinan normal sebaiknya ambulasi dikerjakan
setelah 2 jam (ibu boleh miring ke kiri atau ke kanan untuk
mencegah adanya trombosit). Keuntungan dari ambulasi dini:
c. Eliminasi
Miksi disebut normal bila dapat BAK spontan 3-4 jam. Ibu
diusahakan mampu buang air kecil sendiri, bila tidak maka
dilakukan tindakan sebagai berikut: dirangsang dengan
16
e. Istirahat
Ibu nifas sangat dianjurkan sekali untuk istirahat yang
cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan. Ibu nifas
memerlukan sekitar 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada
siang hari. Kekurangan istirahat pada masa nifas akan
mempengaruhi produksi ASI, memperlambat proses involusi
uterus, memperbanyak perdarahan serta menyebabkan depresi
dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri
(Saleha, 2009).
i. Perawatan Payudara
Menjaga payudara tetap bersih dan kering, terutama pada
putting susu dan gunakan bra yang menyokong payudara.
18
B. ASI EKSLUSIF
1. Pengertian
pertama, 400-600 pada 6 bulan kedua usia bayi, dan akan menjadi
300-500 ml pada tahun kedua usia anak (Wiji, 2013).
2. Anatomi Payudara
Payudara (Mamae,susu) adalah kelenjar yang terletak di bawah
kulit , diatas otot dada , dan fungsinya memproduksi susu untuk
nutrisi bayi. Manusia mempunyai sepasang kelenjar payudara,
yang beratnya kurang lebih 200 gram yang kiri umumnya lebih
besar dari yang kanan , saat hamil 600 gram dan saat menyusui
800 gram
Bagian bagian utama Payudara
a.Korpus (badan), yaitu bagian yang membesar.
Di dalam korpus terdapat alveolus yaitu Alveolus, yaitu
unit terkecil yang memproduksi susu. Bagian dari alveolus
adalah sel Aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos
dan pembuluh darah. Lobulus, yaitu kumpulan dari
alveolus. Lobus, yaitu beberapa lobulus yang berkumpul
menjadi 15-20 lobus pada tiap payudara.ASI dsalurkan dari
alveolus ke dalam saluran kecil (duktulus), kemudian
beberapa duktulus bergabung membentuk saluran yang
lebih besar (duktus laktiferus).
b. Areola, yaitu bagian yang kehitaman di tengah.
Terdapat Sinus laktiferus, yaitu saluran di bawah areola
yang besar melebar, akhirnya memusat ke dalam puting dan
bermuara ke luar. Di dalam dinding alveolus maupun
saluran-saluran terdapat otot polos yang bila berkontraksi
dapat memompa ASI keluar
c.Papilla atau puting, yaitu bagian yang menonjol di puncak
payudara.
Ada 4 macam putting ,
22
Gambar 2.1
Sumber : Perinasia 2013
Namun bentuk putting tidak terlalu berpengaruh pada
proses laktasi yang terpenting adalah bahwa putting susu
dan yang penting adalah bahwa putting susu dan areola
dapat ditarik sehingga membentuk tonjolan atau “dot” ke
dalam mulut bayi.
i. Kolostrum
Kolostrum merupakan cairan yang pertama dikeluarkan
atau disekresi oleh kelenjar payudara pada empat hari pertama
setelah persalinan. Kolostrum berwarna kuning keemasan
disebabkan oleh tingginya komposisi lemak dan selsel hidup.
Kandungan protein pada kolostrum lebih tinggi dibandingkan
dengan kandungan karbohidrat dan kadar lemak. Fungsi
kolostrum untuk memberikan gizi dan proteksi pada bayi karena
kolostrum mengandung immunoglobulin, laktoferin, lisosom,
dan laktobasilus. Kolostrum merupakan pencahar (pembersih
usus bayi) yang membersihkan mikonium sehingga mukosa usus
bayi yang baru lahir segera bersih dan siap menerima ASI. Hal
ini menyebabkan bayi sering defekasi dan feces berwarna hitam.
23
3. Manfaat ASI
Manfaat ASI Memberikan ASI pada bayi sangatlah penting
dilakukan oleh seorang ibu minimal sampai bayi berusia 2 tahun.
Adapun manfaat pemberian ASI menurut Kristiyanasari (2011) :
i. Bagi Bayi
1. Dapat membantu memulai kehidupannya dengan baik.
Bayi yang mendapatkan ASI mempunyai kenaikan
berat badan yang baik setelah lahir, pertumbuhan
setelah periode perinatal baik, dan mengurangi
kemungkinan obesitas. (Kristiyanasari, 2011)
2. Mengandung antibody. Mekanisme pembentukan
antibody pada bayi adalah apabila ibu mendapatkan
infeksi, maka tubuh ibu akan membentuk antibody dan
akan disalurkan dengan bantuan jaringan limposit.
Antibody di payudara disebut mamae associated
immunocompetent lymphoid tissue (MALT).
(Kristiyanasari, 2011)
3. ASI mengandung komposisi yang tepat. Yaitu dari
berbagai bahan makanan yang baik untuk bayi yaitu
terdiri dari proporsi yang seimbang dan cukup kuantitas
semua zat gizi yang diperlukan untuk kehidupan 6
bulan pertama. (Kristiyanasari, 2011)
4. ASI meningkatkan kecerdasan bagi bayi. Lemak pada
ASI adalah lemak tak jenuh yang mengandung omega 3
25
i. Makanan
iii. Penggunaan KB
28
v. Pola Istirahat
C. MANAJEMEN LAKTASI
1. Pengertian
Menurut Susiana, H (2009) dalam Maryunani (2015)
managemen laktasi adalah segala daya upaya yang dilakukan
untuk membantu ibu mencapai keberhasilan dalam menyusui
bayinya. Usaha ini dilakukan terhadap ibu dalam 3 tahap, yakni
masa kehamilan, sewaktu ibu dalam persalinan sampai keluar
rumah sakit (perinatal) dan pada masa menyusui selanjutnya
sampai anak berumur 2 tahun.
Menyusui merupakan proses yang cukup kompleks.
Dengan mengetahui anatomi payudara dan bagaimana payudara
menghasilkan ASI akan sangat membantu para ibu mengerti
proses kerja menyusui yang pada akhirnya dapat menyusui secara
eksklusif (IDAI,2013)
Ruang lingkup Manajemen Laktasi periode pasca
melahirkan meliputi ASI Eksklusif, teknik menyusui, memeras
ASI, memberikan ASI Peras, menyimpan ASI Peras, memberikan
ASI peras dan pemenuhan gizi selama ibu periode menyusui.
keluarga memegang peran penting dalam pemenuhan nutrisi bayi
khususnya pemberian ASI, maka dibutuhkan adanya alat bantu
yang sederhana yang mudah dipahami dan di aplikasikan dalam
praktek menejemen laktasi. Agar keluarga benar dan tepat dalam
memenuhi kebutuhan nutrisi bayi.(Ramawati,2013)
30
2. Fisiologi Laktasi
Kemampuan laktasi setiap ibu berbeda-beda. Sebagian mempunyai
kemampuan yang lebih besar dibandingkan dengan yang lain. Dari
segi fisiologi, kemampuan laktasi berhubungan dengan makanan,
faktor endokrin dan faktor fisiologi (Marmi, 2012).
Proses pembentukan asi
a. Mammogenesis (pembentukan kelenjar payudara)
Pembentukan kelenjar payudara dimulai dari sebelum
pubertas, masa siklus menstruasi dan masa kehamilan. Pada
masa kehamilan akan mengalami peningkatan yang jelas dari
duktulus yang baru, percabangan dan lobulus yang dipengaruhi
oleh hormon placenta dan korpus luteum. Hormon yang ikut
membantu mempercepat pertumbuhan adalah prolaktin,
laktogen placenta, korionik gonadotropin , insulin, kortisol,
hormon tiroid, hormon paratiroid dan hormon pertumbuhan.
Pada usia tiga bulan kehamilan prolaktin dari adenohipofise
(hipofise anterior) mulai merangsang kelenjar air susu untuk
menghasilkan air susu yang disebut kolostrum. Pada masa ini
estrogen dan progesteron menyebabkan pengeluaran kolostrum
masih terhambat, tetapi jumlah prolaktin meningkat ketika
aktifitasnya dalam pembuatan kolostrum yang ditekan. Setelah
melahirkan estrogen dan progesteron akan menurun dan
prolaktin akan meningkat, oksitosin (hipofise posterior)
meningkat bila ada rangsangan hisap , sel miopetelium buah
dada berkontraksi
b. Galaktogenesis (proses pembentukan atau produksi ASI)
Pada seorang ibu menyusui dikenal 2 refleks yang
masingmasing berperan sebagai pembentukan dan pengeluaran
air susu yaitu refleks oksitosin atau let down refleks dan reflek
prolactin
c. Galaktopoesis (mempertahankan produksi ASI )
31
3. Reflek Laktasi
Reflek-reflek yang sangat penting dalam proses laktasi menurut
(Marmi, 2012) sebagai berikut :
a. Reflek Prolaktin
Sewaktu bayi menyusu, ujung saraf peraba yang terdapat
pada puting susu terangsang, rangsangan tersebut dibawa ke
hipotalamus oleh serabut afferent, kemudian dilanjutkan ke
bagian depan depan kelenjar hipofise yang memacu
pengeluaran hormon prolaktin ke dalam darah. Melalui
sirkulasi prolaktin memacu sel kelenjar memproduksi air susu.
b. Reflek Aliran (Let down reflek)
Rangsangan yang ditimbulkan bayi saat menyusu diantar
sampai bagian belakang kelenjar hipofise yang akan
melepaskan hormon oksitosin masuk ke dalam aliran darah.
Oksitosin akan memacu otototot polos yang mengelilingi
alveoli dan duktus berkontraksi sehingga memerah air susu
dari alveoli, duktus dan sinus menuju puting susu.
c. Reflek Menangkap (Rooting Reflek)
Jika disentuh pipinya, bayi akan menoleh ke arah sentuhan.
d. Reflek Menghisap
Reflek menghisap pada bayi akan timbul jika puting
merangsang langit-langit.
e. Reflek Menelan
Air susu yang penuh dalam mulut bayi akan ditelan sebagai
pernyataan reflek menelan dari bayi. Pada saat bayi menyusu,
akan terjadi peregangan puting susu dan areola untuk mengisi
rongga mulut
32
bahu bayi (bukan kepala bayi). Arahkan puting susu ke atas, lalu
masukkan ke mulut bayi dengan cara menyusuri langitlangitnya.
Masukkan payudara ibu sebanyak mungkin ke mulut bayi
sehingga hanya sedikit bagian areola bawah yang terlihat
dibanding aerola bagian atas. Bibir bayi akan memutar keluar,
dagu bayi menempel pada payudara dan puting susu terlipat di
bawah bibir atas bayi. (IDAI,2013)
ii. Perlekatan
Gambar 2.5
iii. Frekuensi
Lamanya menyusu berbeda-beda tiap periode menyusu.
Rata-rata bayi menyusu selama 5-15 menit, walaupun
terkadang lebih. Bayi dapat mengukur sendiri kebutuhannya.
Bila proses menyusu berlangsung sangat lama (lebih dari 30
menit) atau sangat cepat (kurang dari 5 menit) mungkin ada
masalah. Pada hari-hari pertama atau pada bayi berat lahir
rendah (kurang dari 2500 gram), proses menyusu terkadang
sangat lama dan hal ini merupakan hal yang wajar. Sebaiknya
bayi menyusu pada satu payudara sampai selesai baru
kemudian bila bayi masih menginginkan dapat diberikan
pada payudara yang satu lagi sehingga kedua payudara
mendapat stimulasi yang sama untuk menghasilkan ASI
Susui bayi sesering mungkin sesuai dengan kebutuhan
bayi, sedikitnya lebih dari 8 kali dalam 24 jam. Awalnya bayi
menyusu sangat sering, namun pada usia 2 minggu frekuensi
menyusu akan berkurang. Bayi sebaiknya disusui sesering
dan selama bayi menginginkannya bahkan pada malam hari.
38
Table 2.2
Sumber : IDAI 2014
Gambar 2.2
Sumber : AIMI 2010
1. Cup feeder (Gelas Sloki)
a. Gendong bayi di pangkuan dan posisikan
bayi dengan kepala agak tegak, gunakan
tangan untuk menopang bahu dan leher bayi.
b. Gunakan gelas sloki kecil.
c. Tempelkan bibir gelas sloki ke bibir bayi.
d. Miringkan gelas sloki hingga ASIP
menyentuh bibir bawah bayi dan biarkan
bayi menyeruput seperti kucing yang sedang
minum. Jangan menuangkan ASIP ke
mulut bayi.
e. Penting untuk menjaga aliran ASIP agar
bayi tetap dapat menyeruput secara terus
menerus.
f. Lakukan perlahan karena bayi dan pemberi
ASIP sedang sama-sama belajar.
43
Gambar 2.3
Sumber : AIMI 2010
BAB III
PERKEMBANGAN KASUS
IDENTITAS
Istri/Klien Suami
Pendidikan : S1 Pendidikan : S1
No.Hp : 085693019204
1. DATA SUBJEKTIF
(Format)
1. Keluhan : ibu mengatakan masih terasa mulas seperti haid,
2. Riwayat persalinan terakhir : Ibu telah melahirkan anak ketiga di
Bidan Praktik Mandiri Puspita maulina pada tanggal 31-10-2020
46
2. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
2. Pemeriksaan Fisik
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, limfa, dan vena jugularis
Abdomen: tidak ada diastasis recti, TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi
baik, kantong kemih kosong
Lochea : rubra.
3. ANALISA
4. PENATALAKSANAAN
48
1. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan masih terasa mulas pada perutnya dan Ibu sudah makan
siang dengan menu 1 piring nasi dengan lauk 1 potong daging, 1 butir
telur, 1 mangkok sayur asem, 1 buah jeruk, minum + 9 gelas dalam
sehari. Tidak ada masalah untuk makan dan minum. Sudah BAK dan
BAB. Tidak ada nyeri pada saat BAK, serta BAB tidak ada masalah.
Sudah mengganti pembalut, darah yang keluar seperti flek-flek dan tidak
banyak, sudah mencuci kemaluannya dengan air bersih mengalir, dan ibu
sudah mandi. Tidur malam sedikit terganggu karena bayi menyusu,
istirahat siang + 30 menit karena ibu harus menjaga kedua anaknya.
Aktivitas pekerjaan rumah tangga seperti mengasuh 3 anak, memasak,
mencuci dan lain-lain, akan tetapi pekerjaan ini dibantu oleh
keluarganya yaitu ibu kandungnya. ASI sudah keluar, dan sudah
menyusui bayinya dan sudah mulai memompa ASI untuk
mengosongkan Payudaranya saat masih terasa kencang namun belum
terbiasa bayi menyusui aktif.
50
2. DATA OBJEKTIF
a. Pemeriksaan Umum
0
Suhu :36,5 C respirasi : 20x/menit.
b. Pemeriksaan Fisik
Abdomen: tidak terdapat luka bekas operasi, tfu sudah tidak teraba,
kontraksi baik, kandung kemih kosong.
tidak ada tanda-tanda infeksi, luka laserasi mulai agak kering, lochea
sanguileta.
3. ANALISA
4. PENATALAKSANAAN
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS
Hasil anamnesa ibu mengatakan masih terasa mulas seperti haid. Ibu
sudah BAK pukul 06.00 wib dan belum BAB. Tidak ada nyeri pada saat
BAK. Hal ini sesuai dengan teori bahwa ibu diharapkan dapat berkemih 4-
6 jam pascapersalinan. (Heriza Syam dan TIM, 2016). Ibu sudah
mengganti pembalut pukul 06.00 wib, perdarahan ½ pembalut maternity
yang panjang (+ 15 cc),sudah mencuci kemaluannya dengan air bersih
mengalir, dan ibu mandi sekitar pukul 06.30 wib. Hasil pemeriksaan TTV
dalam keadaan normal, pemeriksaan head to toe bagian abdomen TFU 2
jari bawah pusat, kontraksi baik, kantong kemih kosong hal ini
menandakan involusi uteri baik. Involusi uteri adalah proses kembalinya
uterus ke dalam keadaan sebelum hamil dengan berat 30 gram (Vivian,
2011).
53
menyusui pada payudara ibu, bayi hanya akan mengisap ujung putting
ibu seperti saat mengedot
Dari data fakta dan teori yang sudah dijabarkan, penulis dapat
memberikan argumentasi bahwa manajemen laktasi itu sangat penting
dan bermanfaat baik bagi ibu, bayi, tenaga kesehatan dan negara. Karena
dengan managemen laktasi ibu dan bayi sejahtera, tenaga kesehatan pun
bahagia karena asuhan yang diberikan berhasil untuk mengurangi angka
kematian dan kesakitan ibu anak yang berpengaruh juga terhadap negara
sehingga angka kematian ataupun kesakitan pada ibu dan bayi semakin
menurun. Manajemen laktasi ini penulis melakukannya dari mulai ibu
hamil sampai dengan nifas dini dan lanjutan, hal ini sesuai dengan teori
yang dijelaskan oleh Susiana(2009) dalam bukunya Maryunani (2015)
yaitu managemen laktasi dilakukan terhadap 3 tahap yakni kehamilan,
sewaktu dalam persalinan sampai anak berumur 2 tahun.
Dari fakta yang ada serta teori yang mendukung bahwa penulis
pun menjelaskan manfaat menyusui khususnya untuk ibu sebagai KB
alamiah, dimana menurut kristiyanasari (2011) pemberian ASI
memberikan 98% metode kontrasepsi yang efisien selama 6 bulan
pertama sesudah kelahiran bila diberikan hanya ASI ekslusif saja dan
belum terjadi menstruasi kembali. Data tersebut penulis menjelaskan
kembali bahwa Ny.R memang menginginkan kb iud namun selepas 40
58
Dari data fakta yang ada penulis menyesuaikan dengan teori yang
didapat bahwa Pada hari hari pertama nifas payudara sering terasa penuh
dan nyeri disebabkan bertambahnya aliran darah kepayudara bersamaan
dengan ASI mulai di produksi dalam jumlah banyak.
(Kristiyanasari,2011). Jika hal itu dibiarkan saja maka akan berdampak
tidak baik dari ibu maupun bayi, masalah yang akan muncul setelah
payudara penuh jika tidak diatasi akan menyebabkan pembengkan
payudara dan lama kelamaan akan terjadi bendungan ASI.
dijelaskan dari para penulis buku, penulis jurnal dan para ahli yang
didapatkan. Dari penkes yang diberikan penulis tentang manajemen
laktasi ini didapatkan peryataan dari Ny.R bahwa Ny.R menjadi faham
pentingnya managemen laktasi yang disiapkan dari kehamilan sampai
nifas, serta Ny.R pun menyesali terhadap kehamilan anak sebelumnya
yang tidak dilakukan managemen laktasi. Sehingga penulis menjelaskan
kepada Ny.LR managemen laktasi ini tidak hanya sampai periode nifas
tapi juga berlanjut sampai ibu menyusui 2 tahun hal ini sesuai dengan
teori yang dijelaskan oleh Susiana (2009) dalam bukuna Maryunani
(2015).
60
BAB V
A. SIMPULAN
B. SARAN
3. Bagi masyarakat
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN