Anda di halaman 1dari 79

i

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI LIMA JARI


TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN
PASIEN PRE OPERASI SEKSIO SESAREA
DI RUANGAN BERSALIN RUMAH SAKIT
PURI RAHARJA

Oleh :

IDA AYU DIAH ASTITININGRAT


NIM.A1220024

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN DAN


PROFESI BIDAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA USADA BALI
2021

i
ii

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI LIMA JARI


TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN
PASIEN PRE OPERASI SEKSIO SESAREA
DI RUANGAN BERSALIN RUMAH SAKIT
PURI RAHARJA

Proposal Penelitian

Diajukn Oleh :

IDA AYU DIAH ASTITININGRAT


NIM.A1220024

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


DAN PROFESI BIDAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA USADA BALI
2021

ii
iii

HALAMAN PERSETUJUAN

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI LIMA JARI


TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN
PASIEN PRE OPERASI SEKSIO SESAREA
DI RUANGAN BERSALIN RUMAH SAKIT
PURI RAHARJA

Diajukan oleh:

IDA AYU DIAH ASTITININGRAT


NIM.A1220024

Mangupura,

Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing

iii
4

Pembimbing I Pembimbing II

Luh Putu Widiastini, S.SiT., M. Kes Pande Putu Indah Purnamayanthi.ST,M.,Kes


NIDN : 1126098501 NIDN :

4
5

Mengetahui :
Program Studi Kebidanan Program Sarjana
Ketua

Ni Putu Mirah Yunita Udayani,S.ST.,M.Keb


NIDN :

5
iv

KATA PENGANTAR

Segala Puji, Hormat serta Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Cinta,

Kasih dan Penyertaan-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan profosal

penelitian ini tepat pada waktunya dengan judul pengaruh teknik relaksasi lima

jari terhadap penurunan tingkat kecemasan pasien pre operasi Sectio Caesarea di

ruangan bersalin Rumah Sakit Puri Raharja. Profosal ini dibuat sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar sarjana kebidanan dan Profesi Bidan di Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Usada Bali.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa keberhasilan dalam menyelesaikan

Profosal penelitian ini bukan semata-mata kemampuan peneliti sendiri. Namun

banyak pihak yang telah turut membantu dalam memberikan dorongan,

bimbingan, saran maupun kritik. Dengan segala ketulusan dan kerendahan hati,

peneliti menyampaikan rasa terima kasih kepada :

1. Dr.Ir I Putu Santika,MM, selaku ketua STIKES Bina Usada Bali yang telah

memberikan kesempatan untuk mengikuti pendidikan pada program studi

Sarjana Kebidanan dan Profesi Bidan di STIKES Bina Usada Bali.

2. Ni Putu Mirah Yunita Udayani,S.ST.,M.Keb, selaku Ketua Program studi

yang telah memberikan ijin untuk mengikuti Pendidikan Sarjana Kebidanan

dan Profesi Bidan di STIKES Bina Usada Bali.

3. Luh Putu Widiastini, S.SiT., M. Kes, selaku Pembimbing Utama yang telah

memberikan bimbingan dalam menyelesaikan Profosal penelitian ini.

iv
v

4. Pande Putu Indah S.ST,M.,Kes, selaku Pembimbing Pendamping yang telah

memberikan bimbingan dalam menyelesaikan Profosal penelitian ini.

5. dr .Gede Bagus Darmayasa,M.Repro,selaku Direktur Rumah Sakit Puri

Raharja beserta staf yang telah memberikan data dan informasi yang

diperlukan peneliti .

Peneliti menyadari dalam menulis profosal penelitian ini masih jauh dari

sempurna.Peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya

membangun, dan berharap semoga Profosal penelitian ini dapat bermanfaat bagi

peneliti khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Denpasar,

Peneliti

v
vi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ iv

DAFTAR ISI...........................................................................................................vi

DAFTAR TABEL.................................................................................................viii

DAFTAR GAMBAR..............................................................................................ix

DAFTAR SKEMA ........................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................x

DAFTAR SINGKATAN........................................................................................ xi

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.....................................................................................................1

B. Rumusan Masalah............................................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian.................................................................................................4

D. Manfaat Penelitian...............................................................................................4

E. Keaslian penelitian.............................................................................................. 5

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................7

BAB. III : KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep............................................................................................28

B. Hipotesis..........................................................................................................30

C. Definisi Operasional.......................................................................................30

BAB IV : METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian........................................................................................32

B. Populasi dan Sampel.........................................................................................33

C. Tempat Penelitian.............................................................................................34

vi
vii

D. Waktu Penelitian...............................................................................................34

E. Etika Penelitian.................................................................................................34

F. Alat Pengumpulan Data....................................................................................36

1. Instrumen Penelitian....................................................................................36

2. Validitas dan Reliabilitas.............................................................................37

G. Prosedur Pengumpulan Data.............................................................................37

1. Prosedur Administratif...............................................................................37

2. Prosedur Teknis.........................................................................................37

H. Pengolahan Data................................................................................................38

I. Rencana Analisis Data......................................................................................40

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Prosedur Tehnik Relakasi 5 jari.............................................................

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel................................................................34


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Gambar tehnik relaksasi lima jari...................................................................26

Gambar 3.1 Kerangka Konsep............................................................................................28

Gambar 4.1 Rancangan penelitian (One group pretest postest).........................................32


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.Permohonan menjadi responden

Lampiran 2. Format persetujuan responden

Lampiran 3. Lembar Observasi Penelitian

Lampiran 4. Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS)

Lampiran 5. Prosedur Pelaksanaan penelitian


DAFTAR SINGKATAN

1 AKI : Angka Kematian Ibu

2 HARS : Hamilton Anxiety Rating Scale

3 MR : Medical Record

4 GSI : Gerakan Sayang Ibu

5 SDKI : Survey Demografi Dan Kesehatan Indonesia

6 SDGs : Sustainable Development Goals

7 WHO : Word Health Organisation


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

 Kecemasan akan timbul karena adanya sesuatu yang tidak jelas atau tidak

diketahui sehingga muncul perasaan yang tidak tenang rasa khawatir atau

ketakutan (Kriyantono, 2021). Banyak pasien pre operasi yang mengalami

gangguan, antara lain peningkatan tekanan darah, denyut nadi, suhu tubuh, dan

penurunan daya tahan tubuh (Stuart, 2017). Kecemasan pada setiap individu yang

akan dilakukan tindakan operasi dapat dilihat dengan adanya rasa takut yang

biasanya diekspresikan secara langsung.World Health Orgainisation, 2018

menyatakan standar rata-rata Sectio Caesarea di sebuah negara adalah sekitar 5–

15%,di rumah sakit rata- rata 11%, (Ferinawati Ferinawati, 2019).

Mary E Whalley, 2011 menyatakan, tindakan operasi Sectio Caesarea

dapat menyebabkan kecemasan dan mengakibatkan terjadinya perubahan

kontinuitas jaringan karena adanya pembedahan. Kecemasan yang dihadapi oleh

pasien sebelum melakukan operasi dikarenakan adanya rasa takut dalam

melakukan tindakan operasi seksio. Sehingga bisa menyebabkan

ketidaknyamanan yang dirasakan pasien sebelum operasi Sectio Caesarea .

Kecemasan seseorang dapat diukur dengan menggunakan instrument

Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS), dirancang untuk meneliti kecemasan

secara kuantitatif. Kecemasan dapat dikurangi dengan cara farmakologi dan non

farmakologi. Cara non farmakologi dapat dilakukan dengan teknik relaksasi,

psikoterapi dengan hipnotis atau hipnoterapi, (Muttaqin A., 2018).


Teknik relaksasi merupakan upaya untuk meningkatkan kendali dan percaya

diri serta mengurangi stress yang dirasakan (Stuart, 2017). Ann Isaacs, 2005

kecemasan dapat diturunkan dengan cara relaksasi, meditasi, relaksasi imajinasi

dan visualisasi serta relaksasi progresif. Salah satu teknik relaksasi yang dapat

digunakan adalah teknik teknik relaksasi lima jari . Berdasarkan penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh (Tjiptono, F., & Diana, 2016) tentang pengaruh

teknik relaksasi lima jari terhadap penurunan kecemasan pada pasien post

operasi sectio caesarea di RSUD Dr.Moewardi Surakarta menyatakan bahwa

penelitian tersebut ada pengaruh signifikan pemberian teknik relaksasi lima jari

terhadap penurunan kecemasan pada pasien pre operasi sectio caesarea di RSUD

DR.Moewardi Surakarta. (Liana, 2008) mengemukakan bahwa tindakan relaksasi

lima jari merupakan tehnik relaksasi yang sangat sederhana dan mudah

dilakukan.Relaksasi lima jari dapat mengendalikan dan mengembangkan emosi

yang akan membuat tubuh menjadi rileks. Ketika tubuh dalam keadaan rileks,

maka ketegangan otot yang terjadi akan berkurang dan kemudian akan

mengurangi kecemasan pada pasien tersebut (Reni Yuli Astutik, 2014).

Hasil studi pendahuluan di ruang bersalin Rumah Sakit Puri Raharja, dengan

menggunakan metode penyebaran kuesioner menggunakan pengukuran

kecemasan sesuai teori HARS pada 10 ibu pre operasi Sectio Caesarea yang

sedang persiapan tindakan pada bulan Maret 2021 menunjukan kecemasan

tingkat sedang 8 dan 2 klien menunjukan kecemasan tingkat berat, dengan tanda

dan gejala klien tidak bisa tidur, gelisah, dan bingung dengan keadaan. Salah satu

upaya yang dilakukan bidan untuk mengurangi kecemasan dengan tehik relaksasi

atau distraksi sedangkan teknik 5 jari belum pernah dilakukan.


B. Rumusan Masalah

Bagaimanakah pengaruh teknik relaksasi lima jari terhadap penurunan

tingkat kecemasan pasien pre operasi Sectio Caesarea di ruangan bersalin

Rumah Sakit Puri Raharja ?

C. Tujuan Penelitian

1.Tujuan Umum

Menganalisis pengaruh teknik relaksasi lima jari terhadap penurunan

tingkat kecemasan pasien pre operasi Sectio Caesarea di ruangan bersalin

Rumah Sakit Puri Raharja .

2 Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui tingkat kecemasan sebelum dilakukan teknik relaksasi lima

jari pada pasien pre operasi Sectio Caesarea di di ruangan bersalin RS Puri

Raharja .

b. Untuk mengetahui tingkat kecemasan sesudah dilakukan teknik relaksasi lima

jari pada pasien pre operasi Sectio Caesarea di ruangan bersalin RS Puri

Raharja .

B. Manfaat Penelitian

1. Bagi Rumah Sakit Puri Raharja

Mampu menerapkan prosedur penerapan terapi teknik relaksasi lima jari

untuk mengurangi cemas pada pasien pre operasi Sectio Caesarea di ruangan

bersalin RS Puri Raharja.


2. Bagi Instituti Pendidikan

Sebagai acuan referensi penyusunan karya tulis atau tugas akhir dan

sebagai bahan masukan bagi mahasiswa lain untuk melanjutkan penelitian

mengenai tehnik relaksasi dalam mengatasi kecemasan pasien pre operasi

Sectio Caesarea dan bisa dijadikan sebagai program pembelajaran dan bisa

dipraktekkan dalam mata kuliah terapi komplementer.

3. Bagi Peneliti

Menambah wawasan dan pengetahuan peneliti dalam menerapkan

terapi komplementer serta sebagai salah satu persyaratan dalam

menyelesaikan pendidikan Sarjana Kebidanan dan Profesi Bidan Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Usada Bali Denpasar.

C. KEASLIAN PENELITIAN

Keaslian penelitian diperlukan sebagai bukti agar tidak adanya plagiarisme

antara penelitian sebelumnya dengan penelitian yang dilakukan. sepengetahuan

penulis, skripsi dengan topik teknik relaksasi lima jari yang akan dipraktekkan

untuk mengurangi tingkat kecemasan pre operasi pasien Sectio Caesarea di

rumah sakit Puri Raharja Denpasar belum pernah dilakukan oleh peneliti

sebelumnya.

Keaslian pada penelitian terindentifikasi pada :

1. Lokasi penelitian ini adalah di Rumah Sakit Puri Raharja Denpasar.

Peneliti memilih tempat penelitian ini karena praktis, tempatnya

strategis, dan respondennya mencukupi. Belum pernah ada yang meneliti

tentang teknik relaksasi lima jari yang akan dipraktekkan untuk mengurangi
tingkat kecemasan pre operasi pasien Sectio Caesarea .

2. Metode yang akan digunakan dalam penelitian yaitu

Menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian pre

eksperimental yang bertujuan mengetahui gejala atau pengaruh yang timbul

sebagai akibat dari perlakuan tertentu atau eksperimen tersebut (Notoatmodjo,

2018). Rancangan penelitian ini adalah one group pretest and posttest

design.Desain ini dilakukan pre tes untuk mengetahui keadaan awal subjek

sebelum diberi perlakuan sehingga peneliti dapat mengetahui kondisi subjek

yang diteliti sebelum atau sesudah diberi perlakuan yang hasilnya dapat

dibandingkan atau dilihat perubahannya (Nursalam, 2019).

3. Sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

Pasien pre operasi Sectio Caesarea yang ada di Ruangan Kebidanan RS

Puri Raharja.

4. Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu yang mengkaji tentang Pengaruh

Teknik relaksasi lima jari terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien Post Sectio

Caesarea di Ruang Delima RSUD Kertosono sedangkan penelitian ini

mengkaji tentang teknik relaksasi lima jari yang akan dipraktekkan untuk

mengurangi tingkat kecemasan pre operasi pasien Sectio Caesarea.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritis

1.Persalinan

Persalinan normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang telah

cukup bulan dan dapat hidup di luar uterus melalui vagina secara spontan . Pada

akhir kehamilan, uterus secara progresif lebih peka sampai akhirnya timbul

kontraksi kuat secara ritmis sehingga bayi dilahirkan. Persalinan dan kelahiran

normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan

(37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang

berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin

(Wiknjosastro, 2011).

2. Persalinan Sectio Caesaria

a. Pengertian

Sectio caesaria adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan

melalui suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim dengan syarat

rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram (Roihatul Zahroh,

2017) . Operasi sectio caesaria (SC) merupakan tindakan melahirkan janin beserta

plasenta dan selaput ketuban secara transabdominal melalui insisi uterus (Rahayu,

Sukamto, 2014) .

b. Indikasi

Indikasi sectio caesarea menurut (Wiknjosastro, 2011) pada ibu: panggul

sempit absolut (cv kurang dari 8 cm), tumor-tumor jalan lahir, stenosis serviks

atau vagina, plasenta previa totalis atau sub totalis, disporsisi sefalo pelvic,

7
ruptura uteri membakat, partus lama, preeklamsi berat,sedangkan pada janin yaitu

karena kelainan letak dan gawat janin.

c. Kontra Indikasi

Kontra indikasi dilakukan sectio caesarea adalah tidak adanya indikasi

yang tepat untuk melakukan sectio caesarea. ecara lebih rinci dari kontra indikasi

sectio caesarea adalah janin mati, syok, anemia berat, kelainan kongenital berat, infeksi

progenik pada dinding abdomen, minimnya fasilitas operasi sectio caesarea (Yaeni,

2013).

d. Persiapan Pre Operasi

Fase pre operasi dimulai ketika ada keputusan untuk dilakukan intervensi

bedah dan diakhiri ketika pasien berada di meja operasi sebelum pembedahan

dilakukan. Lingkup aktivitas keperawatan selama waktu tersebut dapat

mencakup waktu pengkajian dasar pasien di tatanan klinik ataupun rumah,

wawancara pre operasi, dan menyiapkan pasien untuk anastesi yang diberikan

dan pembedahan (Yaeni, 2013).

1) Tujuan perawatan pre operasi

a) Menciptakan hubungan yang baik dengan pasien,memberikan-penyuluhan

tentang tindakan anesthesia.

b) Mengkaji, merencanakan, dan memenuhi kebutuhan pasien.

c) Mengetahui akibat tindakan anestesia yang akan dilakukan

d) Mengantisipasi dan menanggulangi kesulitan yang mungkin timbul

2) Persiapan fisik

Menurut (Yaeni, 2013), persiapan fisik pre operasi yang dilakukan pada

pasien sebelum operasi adalah :


a) Status kesehatan fisik secara umum

b) Status nutrisi

c) Keseimbangan cairan dan elektrolit

d) Kebersihan lambung dan kolon

e) Pencukuran daerah operasi

f) Personal hygiene

g) Pengosongan kandung kemih

3) Persiapan mental atau psikis

Persiapan mental merupakan hal yang tidak kalah pentingnya dalam

proses persiapan operasi, karena mental pasien yang tidak siap atau labil dapat

berpengaruh terhadap kondisi fisiknya.Setiap orang mempunyai pandangan yang

berbeda dalam menghadapi pengalaman operasi sehingga akan memberikan

respon yang berbeda pula, akan tetapi sesungguhnya perasaan takut dan cemas

selalu dialami setiap orang dalam menghadapi pembedahan. Berbagai alasan

yang dapat menyebabkan ketakutan atau kecemasan pasien dalam menghadapi

pembedahan (Yaeni, 2013). antara lain :

a) Takut nyeri setelah pembedahan

b) Takut terjadi perubahan fisik, menjadi buruk rupa dan tidak berfungsi normal

(body image)

c) Takut keganasan (bila diagnosa yang ditegakkan belum pasti)

d) Takut atau cemas akan mengalami kondisi yang sama dengan orang lain yang

mempunyai penyakit yang sama

e) Takut atau ngeri menghadapi ruang operasi, peralatan pembedahan dan petugas
f) Takut mati saat dibius atau tidak sadar lagi

g) Takut operasi gagal

e. Persalinan Sesarea Indikasi Medik

(Nugroho, et al 2016) menyatakan persalinan sesarea yang dilakukan karena

ada alasan medis seorang wanita harus melakukan persalinan sesarea. Sesarea

indikasi medis terjadi saat:

1) Proses persalinan normal yang lama atau kegagalan proses persalinan normal

(dystosia).

2) Detak jantung janin melambat (fetal distress) c.Adanya kelelahan persalinan

3) Komplikasi pre eklampsia

4) Ibu menderita herpes atau HIV-AIDS

5) Resiko luka parah pada rahim

6) Persalinan kembar

7) Bayi dalam posisi sungsang atau menyamping

8) Kegagalan persalinan dengan induksi

9) Kegagalan persalinan dengan alat bantu (forcep atau ventause)

10) Bayi besar (makrosomia, berat badan lebih dari 4 kg)

11) Masalah palasenta seperti palasenta previa (ari-ari menutupi jalan lahir),

placental abruption atau placenta accerete.

12) Kontraksi pada pinggul

13) Sebelumnya pernah menjalani Sectio Caesarea

14) Sebelumnya pernah mengalami masalah pada penyembuhan perineum (oleh

proses persalinan sebelumnya).


15) Angka D-dimer tinggi bagi ibu hamil yang menderita sindrom antibodi

Antifosfolipid

16) Proporsi panggul dan kepala bayi yang tidak pas sehingga persalinan

terhambat

17) Kepala bayi jauh lebih dari ukuran normal (hidrosepalus),ibu menderita

hipertensi (penyakit tekanan darah tinggi)

18) Kelainan jantung pada ibu, Ibu denan Miopia tinggi,Varises di vagina dan

ketuban pecah dini.

B. Konsep dasar kecemasan

1. Definisi kecemasan

(Kaplan, 2011) Cemas merupakan suatu keadaan khawatir, gelisah atau

reaksi tidak nyaman yang terkadang di sertai berbagai keluhan fisik..Kecemasan

merupakan stresor yang dapat menyebabkan pelepasan epinefrin dari adrenal

sehingga terjadi hiperaktivitas saraf otonom dan menyebabkan gejala fisik berupa

takikardi, nyeri kepala, diare dan palpitasi. Kecemasan merupakan perwujudan

dari tingkah laku seseorang secara psikologis dan berbagai pola perilaku yang

timbul dari perasaan kekhawatiran subjektif dan ketegangan (Miharja, 2012).

Kecemasan merupakan sebuah gejolak emosi seseorang yang berhubungan

dengan sesuatu yang berada diluar dirinya dan suatu mekanisme diri yang

digunakan untuk mengatasi permasalahan yang ada dalam kehidupannya

(Asmadi, 2008). (S. N. Ade Herma Direja., 2011) rasa cemas merupakan suatu

keadaan dimana mental merasa tidak enak berhubungan dengan keadaan yang

mengancam atau yang sedang dibayangkan dengan tanda berupa kekhawatiran,


ketidakmampuan memecahkan masalah, dimana hal ini nanti mampu

menimbulkan suatu kecemasan. Kecemasan adalah kekhawatiran yang tidak jelas

dan menyebar, hal ini berkaitan dengan ketidakpastian perasaan dan rasa tidak

berdaya.

2. Tingkatan kecemasan

Tingkatan kecemasan menurut (Stuart, 2017), adalah sebagai berikut :

a. Kecemasan ringan

Kecemasan ringan berpengaruh terhadap ketegangan seseorang

dalam kehidupan sehari – hari, sehingga membuat orang tersebut akan

waspada serta malakukan peningkatan lahan persepsi yang dimilikinya.

Kecemasan membuat seseorang belajar dan merangsang kreativitas untuk

mengatasi kecemasan. Sehingga dalam tingkatan ini seseorang meningkatkan

mekanisme kopingnya dengan cara menghadapi masalah yang ada secara

mandiri walaupun memerlukan waktu untuk menghadapinya.

b. Kecemasan sedang

Kecemasan sedang memungkinkan individu untuk lebih memusatkan

pikiran pada hal – hal yang dianggapnya penting, sehingga hal tersebut

membuat individu mengesampingkan hal lain yang dianggapnya kurang

penting, yang nantinya orang tersebut akan memperhatikan sesuatu secara

selektif namun juga lebih terarah.Dalam tingkatan ini seseorang memerlukan

orang lain yang dekat dengannya untuk menyelesaikan masalah yang

dihadapi.
c. Kecemasan berat

Kecemasan berat mampu sangat mengurangi lahan persepsi seseorang,

jadi seseorang cenderung akan berpusat pada hal yang terinci, spesifik, dan

tidak dapat berfikir tentang suatu hal lainnya. Orang tersebut membutuhkan

banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada area lainnya.Tingkat

kecemasan berat menyebabkan seseorang merasa tidak mampu dan hilang

harapan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya meskipun sudah

dibantu oleh orang – orang terdekatnya.

d. Rentang respon kecemasan

Kemampuan individu dalam merespon dan mengatasi suatu ancaman

berbeda antara individu satu dengan individu lainnya. Perbedaan ini

berimplikasi terhadap perbedaan tingkat kecemasan yang dialami individu.

Respon individu dalam menghadapi kecemasan sangat beragam mulai dari

kecemasan ringan, kecemasan sedang, kecemasan berat dan panik (Stuart,

2017)

Rentang Respon Kecemasan


Respon adaptif
Respon maladaptif
Antisipasi
Panik

Ringan Sedang
Berat
Gambar 2.1. Rentang Respon Kecemasan
e. Faktor penyebab kecemasan

1) Faktor predisposisi kecemasan

(Stuart, 2017) Banyak teori yang telah dilakukan pengembangan dalam

melakukan penjelaskan bagaimana jalan timbulnya suatu kecemasan, adalah

dibawah ini :

a) Dalam pandangan psikoanalitis, kecemasan merupakan konflik emosional

kepribadian yang mencakup dua elemen yaitu ID dan super ego. ID menjadi

gambaran dari dorongan insting dan impuls primitif, sedangkan super ego

menggambarka hati nurani dan dapat dikendalikan dari norma budaya. Ego

berfungsi untuk menengahi dari tuntutan dua elemen yang berbeda dan

bertentangan tersebut, dan fungsi dari kecemasan adalah membuat ego

meningkat bahwa sedang ada bahaya bertentangan tersebut, dan fungsi dari

kecemasan adalah membuat ego meningkat bahwa sedang ada bahaya

b) Pandangan interpersonal berpendapat bahwa kecemasan timbul karena adanya

perasaan tidak nyaman atau takut akan ketidaksetujuan serta adanya penolakan

terhadap interpersonal. Kecemasan memiliki hubungan dengan hal yang

bersifat trauma, seperti kehilangan dan juga perpisahan, yang dapat membuat

kerentanan tertentu, dimana jika ditambah dengan harga diri rendah mampu

menimbulkan kecemasan yang berat.

c) Dari segi pandangan perilaku dari kecemasan adalah produk dari frustasi yang

merupakan berbagai hal yang dapat mengganggu kemampuan dari individu

untuk mencapai tujuannya. Ahli lain berpendapat bahwa kecemasan

merupakan suatu dorongan yang dapat dipelajari berdasarkan kemauan dari

individu untuk menghindari kepedihan. Individu terbiasa dengan kehidupan


dini dihadapkan pada ketakutan yang berlebih, lebih sering menunjukkan

kecemasan dalam kehidupan selanjutnya.

d) Kajian keluarga, menunjukkan jika kecemasan terjadi dalam keluarga.

Kecemasan sendiri juga tumpang tindih dengan depresi.

e) Kajian biologis, dalam otak terdapat reseptor khusus guna merangsang

benzodiazepine. Reseptor ini membantu mengatur kecemasan penghambar

GABA juga berperan utama dalam pengendalian mekanisme biologis secara

langsung berhubungan terhadap timbulnya kecemasan sebagaimana halnya dengan

endofrin. Kecemasan dapat disertai adanya gangguan fisik yang selanjutnya mampu

menghambat seseorang untuk menurunkan stressor.

2) Faktor presipitasi kecemasan

(Asmadi, 2008) faktor penyebab kecemasan bisa berasal dari diri sendiri

(faktor internal) dan juga dari luar diri (faktor eksternal):

a) Faktor eksternal

(1) Ancaman integritas diri, dimana ketidakmampuan secara fisiologis atau

sebuah gangguan untuk melakukan aktifitas sehari – hari dalam memenuhi

kebutuhan dasar manusia.

(2) Ancaman sistem diri, merupakan adanya sesuatu yang mengancam indentitas

diri, kehilangan status atau peran, harga diri, dan hubungan interpersonal.

b) Faktor internal

(1) Usia, individu yang memiliki usia lebih muda akan lebih mudah untuk

mengalami gangguan kecemasan dari pada individu yang usianya sudah tua.

(b) Jenis kelamin, individu yang mengalami gangguan kecemasan kebanyakan

dialami pada wanita dari pada pria. Dalam hal ini wanita mempunyai derajat

kecemasan yang lebih tinggi dari pada pria, karena wanita lebih peka emosionalnya
begitu juga dengan tingkat kecemasannya.

(c) Tingkat pengetahuan, individu yang memiliki pengetahuan dapat mengurangi

kecemasan yang di alami dalam mempersepsikan sesuatu. Pengetahuan dapat

diperoleh dari informasi dan pengalaman yang pernah di dapat.

(d) Tipe kepribadian, individu dengan kepribadian A lebih mudah terjadi

gangguan kecemasan di banding dengan individu yang memiliki kepribadian

B, individu yang memiliki kepribadian A contohnya: tidak sabar, ambisius

dan selalu ingin menjadi yang sempurna.

(e) Lingkungan dan situasi, individu yang bertempat tinggal di lingkungan asing

lebih mudah untuk mengalami gangguan kecemasan dibanding dengan

lingkungan yang biasa mereka tempati.

f.Tanda dan gejala kecemasan

(Asmadi, 2008) tanda dan gejala kecemasan adalah :

1. Kecemasan ringan

1) Kewaspadaan meningkat

2) Berhubungan dengan ketegangan dalam hal peristiwa yang dialami sehari –

hari

3) Respon fisiologis : bernafas pendek, nadi dan tekanan darah meningkat, gejala

ringan pada lambung, muka berkerut, dan bibir bergetar.

4) Respon perilaku dan emosi : tidak dapat duduk tenang, tremor halus pada

tangan, suara kadang meninggi.

2. Kecemasan sedang

1) Respon fisiologis : sering nafas pendek, nadi ekstra sistol dan tekanan darah

meningkat, mulut kering, anoreksia, diare / konstipasi, sakit kepala, letih, dan
sering berkemih.

2) Respon perilaku dan emosi : gerakan tubuh tersentak – sentak, frekuensi bicara

banyak dan bicara lebih cepat, perasaan tidak aman, sulit untuk tidur.

3) Respon kognitif : memusatkan perhatian dalam hal yang dianggapnya penting

dan mengabaikan hal – hal yang lain, persepsi menyempit, dan rangsangan dari

luar sulit diterima.

3. Kecemasan berat

1) Individu lebih memikirkan hal – hal yang kecil dan mengabaikan hal yang

lainnya.

2) Respon fisiologis : nafas menjadi lebih pendek, nadi serta tekanan darah naik,

berkeringat dan sakit kepala, penglihatan berkabut, dan terlihat tegang.

3) Respon perilaku dan emosi : perasaan terancam meningkat serta komunikasi

terganggu (bicara cepat).

4) Respon kognitif : tidak mampu berfikir berat dan membutuhkan banyak

pengarahan, lapang persepsi individu menyempit.

g. Penatalaksanaan Kecemasan

Menurut (Hawari, 2011) penatalaksanaan kecemasan pada tahap

pencegahan dan terapi memerlukan suatu metode pendekatan yang bersifat

holistik, yaitu mencakup fisik (somatik), psikologik atau psikiatrik, psikososial

dan psikoreligius dan terapi komplementer seperti relaksasi.

1) Terapi psikofarmaka

Terapi psikofarmaka merupakan pengobatan untuk cemas dengan memakai

obat-obatan yang berkhasiat memulihkan fungsi gangguan neuro transmiter

(sinyal penghantar saraf) disusun saraf pusat otak (limbic system). Terapi
psikofarmaka yang sering di pakai adalah obat anti cemas (anxiolytic) yaitu

seperti diazepam, clobazam, bromazepam, lorazepam, buspirone HCL,

meprobamate dan alprazolam.

2) Terapi somatik

Gejala atau keluhan fisik (somatik) sering dijumpai sebagai gejala ikutan atau

akibat dari kecemasan yang berkepanjangan. Untuk menghilangkan keluhan-

keluhan somatik (fisik) itu dapat diberikan obat-obatan yang ditujukan pada organ

tubuh yang bersangkutan.

3) Psikoterapi

Diberikan tergantung dari kebutuhan individu, antara lain :

a) Psikoterapi suportif, untuk memberikan motivasi, semangat dan dorongan agar

pasien yang bersangkutan tidak merasa putus asa dan diberi keyakinan serta

percaya diri.

b) Psikoterapi re edukatif, memberikan pendidikan ulang dan koreksi bila dinilai

bahwa ketidakmampuan mengatasi kecemasan.

c) Psikoterapi re konstruktif, untuk dimaksudkan memperbaiki kembali (re

konstruksi) kepribadian yang telah mengalami goncangan akibat stressor.

d) Psikoterapi kognitif, untuk memulihkan fungsi kognitif pasien yaitu

kemampuan untuk berfikir secara rasional, konsentrasi dan daya ingat.

e) Psikoterapi psiko dinamik, untk menganalisa dan menguraikan proses dinamika

kejiwaan yang dapat menjelaskan mengapa seseorang tidak mampu

menghadapi stresor psikososial sehingga mengalami kecemasan.

f) Psikoterapi keluarga, untuk memperbaiki hubungan kekeluargaan, agar faktor

keluarga tidak lagi menjadi faktor penyebab dan faktor keluarga dapat
dijadikan sebagai faktor pendukung.

4) Terapi psikoreligius

Terapi psikoreligius adalah terapi yang menggunakan pendekatan agama

dalam mengatasi permasalahan psikologis. Terapi ini diperlukan karena dalam

mengatasi atau mempertahankan kehidupan, seseorang harus sehat secara fisik,

psikis, sosial, maupun spiritual (Stuart, 2017) Terapi ini bertujuan meningkatkan

mekanisme koping (mengatasi masalah) individu terhadap gangguan ansietas

klien.

5) Relaksasi

Teknik relaksasi merupakan upaya untuk meningkatkan kendali dan

percaya diri serta mengurangi stres yang dirasakan (Stuart, 2017).Adapun

beberapa cara teknik-teknik relaksasi untuk mengatasi kecemasan, yaitu :

1) Latihan nafas dalam

2) Latihan peregangan

3) Spa dan pijat terapi

4) Jalan-jalan

5) Meditasi dan yoga

6) Mandi air panas

h.Penilaian Kecemasan

Menurut (Saputro, H., & Fazrin, 2017) “Hamilton Anxiety Rating Scale

(HARS), pertama kali dikembangkan oleh Max Hamilton pada tahun 1956, untuk

mengukur semua tanda kecemasan baik psikis maupun somatik. HARS yang

terdiri dari 14 item pertanyaan untuk mengukur tanda adanya kecemasan pada
anak dan orang dewasa.” Skala HARS penilaian kecemasan terdiri dari 14 item,

meliputi:

1) Perasaan cemas diantaranya, firasat buruk, takut akan pikiran sendiri, mudah

tersinggung.

2) Ketegangan diantaranya merasa tegang, lesu, mudah terkejut, tidak bisa

istirahat dengan nyenyak, mudah menangis, gemetar dan gelisah.

3) Ketakutan diantaranya takut terhadap gelap, di tinggal sendiri, pada orang

asing, pada binatang besar, pada keramaian lalu lintas, pada kerumunan banyak

orang.

4) Gangguan tidur diantaranya sukar memulai tidur, terbangun malam hari, tidur

tidak pulas, dan mimpi buruk.

5) Gangguan kecerdasan diantaranya daya ingat buruk, dan sulit berkonsentrasi,

sering bingung.

6) Perasaan depresi diantaranya kehilangan minat, sedih, perasaan tidak

menyenangkan sepanjang hari.

7) Gejala somatik (otot) diantaranya nyeri otot dan kaku, kedutan otot, gertakan

gigi dan suara tidak stabil.

8) Gejala sensorik diantaranya penglihatan kabur, muka merah dan pucat,

merasa lemah, perasaan ditusuk-tusuk.

9) Gejala kardiovaskuler diantaranya denyut nadi cepat, berdebar-debar, nyeri

dada, denyut nadi mengeras, merasa lemas seperti mau pingsan, detak jantung

hilang sekejap.

10) Gejala pernapasan diantaranya rasa tertekan di dada, perasaan tercekik,

perasaan napas pendek/sesak, dan sering menarik napas panjang.


11) Gejala gastrioentestinal (pencernaan) diantaranya sulit menelan, mual muntah,

berat badan menurun, konstipasi atau sulit buang air besar, perut melilit,

gangguan pencernaan, nyeri lambung sebelum dan sesudah makan, rasa panas

diperut, dan perut terasa penuh atau kembung.

12) Gejala urogenital (perkemihan) diantaranya sering buang air kecil, tidak dapat

menahan kencing, aminorea, ereksi lemah atau impotensi.

13) Gejela vegetatif diantaranya mulut kering, muka merah, mudah berkeringat,

pusing atau sakit kepala, dan bulu roma berdiri.

14) Tingkah laku diantaranya gelisah, tidak tenang, mengerutkan dahi muka

tegang, tonus atau ketegangan otot meningkat, napas pendek dan cepat.

Penilaian tingkat kecemasan menurut Hamirton Anxiety Rating Scale (HARS)

dalam (Manurung Nixson, 2016) adalah :

a) Nilai 0 = tidak ada gejala sama sekali

b) Nilai 1 = gejala ringan / satu dari gejala yang ada

c) Nilai 2 = gejala sedang/ setengah dari gejala yang ada

d) Nilai 3 = gejala berat/ lebih dari setengah dari gejala yang ada

e) Nilai 4 = semua gejala ada

masing-masing nilai angka (skor) dari 14 kelompok gejala tersebut dijumlahkan

dan dari hasil penjumlahan tersebut dapat diketahui derajat kecemasan

seseorang, yaitu :

Total nilai (skor) :

a) Tidak cemas: apabila responden memperoleh skor kurang dari 6

b) Kecemasan ringan : apabila responden memperoleh skor 7 sampai 14

c) Kecemasan sedang : apabila responden memperoleh skor 15 sampai 27


d) Kecemasan berat : apabila responden memperoleh skor lebih dari 27

i. Respon Terhadap Kecemasan

Menurut Darajat, aspek-aspek kecemasan terbagi menjadi dua bentuk,

yaitu fisiologis dan psikologis :

1) Fisiologis

Bentuk reaksi fisiologis berupa detak jantung meningkat, pencernaan

tidak teratur, keringat yang berlebihan, ujung-ujung jari terasa dingin, sering

buang air kecil, tidur tidak nyenyak, kepala pusing, nafsu makan hilang, dan

sesak nafas (Norma N, 2010). Beberapa keluhan yang sering dikemukakan juga

ialah rasa sakit pada otot, tulang dan pendengaran berdenging (tinnitus) dan

gangguan pola tidur (Hawari, 2011)

2) Psikologis

Pada aspek psikologis, kecemasan dapat dibagi menjadi dua yaitu:

a) Aspek kognitif

Termasuk dalam aspek ini adalah tidak mampu memusatkan perhatian

(Norma N, 2010)

b) Aspek afektif

Termasuk dalam aspek ini antara lain, takut, merasa akan ditimpa bahaya,

kurang mampu memusatkan perhatian, merasa tidak berdaya, tidak tentram,

kurang percaya diri, ingin lari dari kenyataan hidup (Norma N, 2010) gangguan

daya ingat, mudah terkejut, merasa tegang (Hawari, 2011).


j.Stressor Timbulnya Kecemasan

Ada dua macam stresor pada kecemasan yaitu stresor internal dan stresor

eksternal.

1) Stressor internal

Stresor internal meliputi kecemasaan, ketegangan, ketakutan penyakit,

cacat, tidak percaya diri, perubahan penampilan, perubahan peran sebagai

orangtua, sikap ibu terhadap kehamilan, takut terhadap kehamilan, persalinan,

dan kehilangan pekerjaan (Kusmiyati, 2013) .Stresor Internal meliputi faktor-

faktor pemicu stres ibu hamil yang berasal dari diri ibu sendiri. Adanya beban

psikologis yang ditanggung oleh ibu dapat menyebabkan gangguan

perkembangan bayi yang nantinya akan terlihat ketika bayi lahir (Sulistyawati,

2011)

2) Stressor eksternal

Sedangkan pemicu stres yang berasal dari luar (stresor eksternal)

bentuknya sangat bervariasi, misalnya masalah ekonomi, konflik keluarga,

pertengkaran dengan suami, tekanan dari lingkungan dan masih banyak kasus

yang lain (Sulistyawati, 2011)

3. Relaksasi Lima Jari

a) Pengertian teknik relaksasi lima jari

Relaksasi adalah kebebasan fisik dan mental dari stress dan juga ketegangan

individu, karena menjadikan persepsi kognitif serta motivasi afektif seseorang

berubah. Teknik relaksasi dapat membuat pasien mampu mengontrol diri mereka

saat merasa nyeri, stress fisik dan ketidaknyamanan (Potter, P.A, Perry, 2005).
(Liana, 2008) dalam naskah publikasi (Pinandita, Purwanti, 2012) Teknik

relaksasi lima jari adalah sebuah teknik relaksasi yang sangat sederhana dan

mudah dilakukan oleh siapapun yang berhubungan dengan jari tangan serta aliran

energi di dalam tubuh kita. (Hill, 2011)

b) Mekanisme teknik relaksasi lima jari

Tangan merupakan alat sederhana dan ampuh untuk menyelaraskan dan

membawa tubuh menjadi seimbang. Setiap jari tangan berhubungan dengan sikap

sehari-hari. Ibu jari berhubungan dengan perasaan khawatir, jari telunjuk

berhubungan dengan ketakutan, jari tengah berhubungan dengan kemarahan, jari

manis berhubungan dengan kesedihan, dan jari kelingking berhubungandengan

rendah diri dan kecil hati. Perasaan yang tidak seimbang, seperti khawatir, takut,

marah, kecemasan, dan kesedihan dapat menghambat aliran energi yang

mengakibatkan rasa nyeri. Teknik relaksasi lima jari digunakan untuk

memindahkan energi yang terhambat menjadi (Hill, 2011). (Pinandita, Purwanti,

2012) perlakuan teknik relaksasi lima jari akan menghasilkan impuls yang

dikirim melalui serabut saraf aferen non nosiseptor. Serabut saraf non nosiseptor

mengakibatkan “pintu gerbang” tertutup sehingga stimulus nyeri terhambat atau

berkurang. Jenis teknik relaksasi lima jari sangat mudah dilakukan oleh siapapun,

yang berhubungan dengan jari – jari tangan dan aliran energi yang ada dalam

tubuh kita, apabila individu mempersepsikan tentang sentuhan sebagai stimulus

untuk rileks, maka akan muncul respon relaksasi (Potter, P.A, Perry, 2005)

Menggenggam jari sambil menarik nafas dalam – dalam dapat mengurangi

bahkan menyembuhkan ketegangan fisik atau emosi, teknik teknik relaksasi lima

jari ini nantinya akan dapat menghangatkan titik – titik keluar dan masuknya
energi pada meridian (jalan energi dalam tubuh) yang terletak pada jari – jari

tangan, sehingga nantinya mampu memberikan sebuah efek rangsangan secara

spontan pada saat dilakukan genggaman, kemudian rangsangan tersebut nantinya

akan mengalir menuju ke otak, kemudian dilanjutkan ke saraf pada organ tubuh

yang mengalami gengguan, sehingga diharapkan sumbatan di jalur energi menjadi

lancar (Mulya, H. A., & Indrawati, 2016)

c) Pelaksanaan teknik relaksasi lima jari

Prosedur pelaksanaan teknik teknik relaksasi lima jari adalah sebagai

berikut :

Tabel 2.1 SOP Teknik relaksasi lima jari

Tahap Tindakan

Persiapan 1. Jelaskan pada pasien tentang tindakan dan


tujuandari tindakan yang dilakukan serta
menanyakan kesediaan klien.
Tindakan 2. Posisikan pasien pada posisi berbaring, serta
anjurkan pasien untuk mengatur nafas dan
merilekskan semua otot.
3. Perawat duduk di samping pasien, relaksasi
dimulai dengan menggenggam ibu jari pasien
dengan tekanan lembut, genggam sampai
nadi pasien terasa berdenyut.
4. Anjurkan pasien untuk mengatur pola nafas
dengan hitungan teratur.
5. Genggam ibu jari kurang lebih selama 3-5
menit dengan tambahan nafas dalam,
kemudian lanjutkan ke jari – jari yang lain
satu persatu dengan durasi yang sama.
6. Setelah kurang lebih 15 menit, lakukan teknik
relaksasi lima jari ke jari tangan yang lain.
Terminasi 7. Setelah selesai, tanyakan bagaimana respon
pasien terhadap kecemasan yang dirasakan
8. Rapikan pasien dan tempat tidur kembali.

Gambar 2.2 Teknik Relaksasi lima jari

b) KAJIAN EMPIRIS

1. Penelitian yang dilakukan oleh (Emyk Windartik, E. Yuniarti, 2017)

mengenai Effectivenes of Relaxation Handheld Finge technique and Benson

Relaxation to the Changes Levelof Post Operative Pain Sectio Caesarea in

RSI Sakinah Mojokerto dengan metode Metode Pre-Experiment dengan

rancangan twogroup pre test-post test without control group pada 60

responden dengan hasil hasil penelitian menyatakan bahwa teknik teknik

relaksasi lima jari lebih efektif dibandingkan dengan teknik relaksasi

benson dalam penurunan tingkat nyeri pasien post operasi sectio caesarea

dengan nilai p = 0,000 .

2. Penelitian oleh (Sulung, Neila., 2017) berjudul Teknik Relaksasi Genggam

Jari Terhadap Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Appendiktomi dengan

metode penelitian yang sama dengan peneliti pada 15 responden dan

didapatkan hasil intensitas nyeri sebelum diberikan intervensi adalah 4,80


dengan standar deviasi 0,689, dengan nilai minimal 4 dan nilai maksimal 6.

Rata-rata setelah diberikan intervensi adalah 3,87 dengan standar deviasi

0,652, nilai minimal 3 dan nilai maksimal 5 yang menyatakan adanya

pengaruh akibat intervensi yang diberikan ,dengan nilai p = 0,000 .

3. Penelitian yang dilakukan oleh Retno Yuli H pada tahun 2015, tentang

pengaruh terapi hipnotis lima jari untuk menurunkan kecemasan pada

mahasiswa yang sedang menyusun skripsi di STIKes Muhammadiyah Klaten

didapatkan hasil bahwa hasil p <0.05 maka dapat disimpulkan bahwa

pemberian hipnotis lima jari dapat menurunkan kecemasan pada mahasiswa

yang sedang menyusun skripsi di STIKes Muhammadiyah Klaten.


BAB III
KERANGKA KONSEP,HIPOTESIS DAN DEFINISI
OPERASONAL

A.Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah suatu struktur dari konsep atau teori yang

diletakkan secara bersama-sama dengan menggunakan skema pada suatu

penelitian. Kerangka konsep merupakan unsur-unsur penting dalam penelitian,

menjelaskan hubungan dan keterkaitan antara variabel-variabel dalam penelitian.

Adapun kerangka teori dan kerangka konsep penelitian adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1 Kerangka teori pengaruh tehnik relaksasi 5 jari terhadap kecemasan
pasien pre dan post operasi sectio cesarea (Nursalam, 2019) Hamid
(2010), (Stuart, 2017)

Persalinan Sectio caesaria

Normal
Penatalaksanaan kecemasan
1. Psikoterapi Kecemasan ringan
Respon
2 Tehnik Relaksasi 5 jari kecemasan
Tingkat
Kecemasan sedang
Kecemasan
3.Pendidikan Kesehatan pasien pre dan
post op sectio
4.Bimbingan cesarea Kecemasan berat
5.Dukungan Keluarga
6.Farmakotherapi
Keterangan :

Keterangan :

: Variabel yang tidak diteliti


: Variabel yang diteliti
Kerangka konsep merupakan unsur-unsur penting dalam penelitian, menjelaskan

hubungan dan keterkaitan antara variabel-variabel


28 dalam penelitian. Variabel

dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah pengaruh pemberian

teknik relaksasi lima jari pada pasien pre operasi seksio sesarea.

2. Variabel dependen

Variabel dependen dari penelitian ini adalah tingkat kecemasan pasien pre

operasi seksio sesarea.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui “pengaruh teknik relaksasi

lima jari terhadap penurunan tingkat kecemasan pasien pre operasi seksio

sesarea di Ruangan Kebidanan Rumah Sakit Puri Raharja , maka dapat

dirumuskan kerangka konsep sebagai berikut:

Gambar 2.2 Kerangka Konsep pengaruh teknik relaksasi lima jari terhadap
penurunan tingkat kecemasan pasien pre operasi Sectio Caesarea.

Variabel Independen Variabel Dependen

Tingkat kecemasan
pasien pre operasi seksio
sesarea :
Teknik Relaksasi Lima Jari - Normal
- Ringan
- Sedang
- Berat
Keterangan :

: Variabel Independen (bebas) yaitu pengaruh pemberian teknik

relaksasi lima jari pada pasien pre operasi Sectio Caesarea.

: Variabel dependen (terikat) : tingkat kecemasan pasien pre

operasi Sectio Caesarea.

29
B. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban atau dalil sementara yang kebenarannya akan

dibuktikan melalui penelitian. Hipotesis ditarik dari serangkaian fakta yang

muncul sehubungan dengan masalah yang diteliti (Nursalam, 2019). Berdasarkan

pernyataan diatas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

Ha : Ada pengaruh teknik relaksasi lima jari terhadap penurunan tingkat

kecemasan pasien pre operasi seksio sesarea di Ruangan Kebidanan RS

Puri Raharja .

H0 : Tidak ada pengaruh teknik relaksasi lima jari terhadap penurunan tingkat

kecemasan pasien pre operasi seksio sesarea di Ruangan Kebidanan RS

Puri Raharja .

C. Defenisi Operasional

Defenisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional

berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan peneliti untuk

melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek dan

fenomena (Nursalam, 2019) Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri,

sifat, atau ukuran yang dimiliki atau didapat oleh satuan penelitian tentang suatu

konsep pengertian tertentu (Nursalam, 2019). Adapun defenisi operasional dapat

dilihat pada tabel 3.1 berikut ini :

30
Tabel 3.1 Definisi Operasional pengaruh teknik relaksasi lima jari terhadap penurunan
tingkat kecemasan pasien pre operasi Sectio Caesarea.

Hasil
Variabel Defenisi Alat Cara Ukur Skala Ukur
Operasional Ukur
Variabel
Independen
Relaksasi Suatu Prosedur Melakukan Nominal Chekist
lima jari terapi yang relaksasi relaksasi lima SOP
dapat lima jari jari Pada pasien
menimbulkan seksio
efek relaksasi sesarea
menenangkan terpenuhi
Dengan cara ( Tehnik
mengingat Relaksasi 5
kembali Jari )
pengalaman-
pengalaman
yang
menyenangkan
Yang pernah
Dialami

Variabel Normal
Dependen Keadaan/perasaan kuesioner kuesioner Ordinal (skor <6)
Tingkat Yang tidak pengukuran Pengisian pada
Kecemasan menyenangkan kecemasan lembar kuesioner Ringan
Gangguan ketakutan Dengan yang (skor 7 -14)
Kekhawatiran yang Metode Menggunakan Sedang
Disebabkan oleh HARS Metode HARS (skor 15-27
ketidakmampuan (14 gejala Berat > 27
Menghadapi masalah cemas yg ada
dengan nilai 0-4):
0 = tidak ada
gejala sama
sekali.
1=satu dari gejala
yang ada.
2= ≤ 7 dari gejala
yang ada.
3= Berat/lebih
dari setengah
gejala yang ada.
4=Sangat
berat/semua
gejala yang ada

31
BAB 4
METODE PENELITIAN

A. Rancangan penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental dengan pre-

eksperimental. Penelitian eksperimental adalah penelitian yang digunakan untuk

mencari pengaruh perlakuan tertentu dengan adanya keterlibatan penelitian dalam

melakukan manipulasi terhadap variabel bebas (Nursalam, 2019) Desain

penelitian merupakan sesuatu yang sangat penting dalam suatu penelitian, yang

memungkinkan pengontrolan maksimal beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi akurasi suatu hasil (Nursalam, 2019) Penelitian ini menggunakan

desain penelitian one group pre-post test design, dimana penelitian ini akan

mengungkapkan pengaruh antara variabel dengan cara melibatkan satu kelompok

subjek. Kelompok subjek akan diobservasi sebelum dilakukan intervensi,

kemudian diobservasi kembali setelah dilakukan intervensi (Nursalam, 2019).

Tabel 4.1 One group pre-post test design


Subjek Pre Perlakuan Post
K O I O1

Waktu 1 Waktu 2 Waktu 3


Keterangan :

K : Responden dengan pre dan post operasi sectio cesarea

O : pre tes tingkat kecemasan pasien pre operasi sectio cesarea sebelum Tehnik

Relaksasi Lima Jari

32
I : Intervensi Tehnik Relaksasi Lima Jari selama 3-5 menit

O1 : post tes tingkat kecemasan pasien pre operasi sectio cesarea setelah Tehnik

Relaksasi Lima Jari (Nursalam, 2016)

B. Populasi dan sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan jumlah yang meliputi objek atau subjek, yang

mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan

kemudian ditarik kesimpulannya (Sujarweni, 2014). Populasi pada penelitian ini

adalah seluruh pasien pre operasi sectio cesarea di Ruang ruang bersalin RS Puri

Raharja.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi terjangkau yang dapat dipergunakan

sebagai subjek penelitian melalui sampling (Nursalam, 2019). Sampel terdiri dari

bagian populasi terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai subjek penelitian

melalui sampling. Sampling merupakan proses menyeleksi porsi dari populasi

untuk dapat mewakili populasi. Teknik sampling merupakan cara yang ditempuh

dalam pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang benar – benar sesuai

dengan keseluruhan subjek penelitian (Nursalam, 2019). Tehnik sampling yang

digunakan dalam penelitian yaitu accidental sampling. Menurut (Sugiyono,

2017). Accidental sampling yaitu pengambilan sampel yang di lakukan dengan

mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia, dengan

kriteria sampel sebagai berikut :


Kriteria inklusi :

1. Pasien yang bisa membaca dan menulis.

2. Pasien yang belum punya pengalaman operasi.

3. Pasien yang bersedia menjadi responden

Kriteria eksklusi :

1. Pasien yang demensia.

2. Pasien yang tidak kooperatif.

C. Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Ruangan Kebidanan RSU Puri Raharja

Peneliti memilih rumah sakit ini sebagai tempat penelitian karena rumah sakit ini

merupakan rumah sakit rujukan type C serta belum ada dilakukannya atau

diterapkannya terapi relaksasi lima jari untuk menurunkan tingkat kecemasan

pada pasien pre operasi seksio sesarea

D. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan selama satu bulan mulai tanggal 1

Nopember s/d 30 Nopember 2021.

E. Etika Penelitian

Etika penelitian adalah suatu pedoman etika yang berlaku untuk setiap

kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti, pihak yang diteliti dan

masyarakat yang memiliki dampak dari penelitian tersebut (Nursalam, 2019) .

Adapun etika penelitian ini adalah :


1. Lembar Persetujuan (Informed Consent)

Pada saat melakukan penelitian sangat diperlukan dilakukan informed

consent. Informed consent diberikan sebelum responden mengisi lembar

kuesioner dengan tujuan agar responden mengerti maksud dan tujuan penelitian

serta mengetahui dampak dari penelitian tersebut.

2. Kerahasiaan (Confidentiality)

Kerahasiaan merupakan suatu etika penelitian dengan memberikan

jaminan kerahasiaan hasil penelitian. Peneliti akan menjelaskan kepada

responden bahwa jawaban yang telah diisi oleh responden akan disimpan

dengan baik oleh peneliti dan tidak akan membocorkan data yang telah didapat

dari responden.

3. Perlindungan dan Ketidaknyamanan (Protection from Discomfort)

Melindungi responden dari ketidaknyamanan, baik secara fisik maupun

psikologi. Peneliti telah mendapatkan ijin untuk melakukan penelitian

berdasarkan penjelasan saat persiapan.

4. Beneficience

Beneficience merupakan sebuah prinsip yang mampu memberikan manfaat

bagi orang lain, bukan untuk membahayakan orang lain. Dalam proses

penelitian, peneliti memberikan penjelasan tentang manfaat penelitian serta

keuntungan bagi responden serta peneliti dalam lembar informasi. Setelah

pengumpulan data responden, kompensasi terhadap waktu yang diluangkan

responden akan digantikan dengan kenang-kenangan dan ucapan terima kasih.


F. Alat Pengumpulan Data

1. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan untuk

mengukur fenomena alam maupun sosial yang sedang diamati atau diteliti

(Sugiyono, 2017). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuesioner terdiri dari 14 butir pertanyaan Hamilton Rating Scale for Anxiety

(HARS). (Nursalam, 2019) kuesioner HARS adalah isntrumen yang digunakan

untuk mengukur tingkat kecemasan seperti suasana hati, ketegangan, gejala fisik

dan kekhawatiran. Kuesioner HARS terdiri dari 14 kelompok gejala kecemasan

yang dijabarkan secara lebih spesifik. Kuesioner ini menggunakan skor dengan

rentang skala likert 0-4, yang terdiri:

0: tidak ada gejala

1: Gejala ringan

2: Gejala sedang

3: Gejala berat

4: Gejala sangat berat

Dengan hasil pengukuran skor < 14 menandakan tidak ada kecemasan,skor 14-20

menandakan kecemasan ringan,skor 21-27 menandakan kecemasan sedang, skor

28-41 menandakan kecemasan berat dan skor 42-56 menandakan kecemasan

sangat berat. Peneliti memilih kuesioner HARS sebagai instrumen penelitian

karena instrumen HARS sudah terbukti sebagai alat ukur tingkat kecemasan.

Komponen-komponen yang terdapat dalam kuesioner HARS lebih sedikit dari

instrument yang lain sehingga dapat menjaga konsentrasi responden untuk

mengisi kuesioner dengan teliti.


2. Validitas dan Reliabelitas

Pada kuesioner Kecemasan HARS tidak perlu dilakukan uji validitas dan

realiabilitas karena kuesioner HARS merupakan kuesioner pengukur tingkat

kecemasan yang sudah baku. Hamilton Anxiety Scale (HAM-A) telah diuji untuk

reliabilitas dan validitas dengan hasil croncbach’s Alpha sebesar 0.793 dan

terbukti reliable dengan hasil >0.6 (Achmadi, F. Kautsar, 2015).

G.Prosedur Pengumpulan Data

Adapun prosedur yang digunakan untuk pengumpulan data pada penelitian

ini adalah :

1. Prosedur Administrasi

Pengumpulan data dimulai setelah peneliti mendapatkan ijin penelitian.

a. Pengurusan ijin tahap pertama dilakukan di STIKES Bina Usada Bali Program

Studi Sarjana Kebidanan dan Profesi Bidan dengan menyerahkan proposal

serta judul penelitian.

b. Dilanjutkan dengan pengurusan ijin ethical clearence.

c. Mengajukan Surat Rekomendasi dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) kota Denpasar

d. Meminta izin kepada Direktur untuk mendapatkan ethical clearance ke Rumah

Sakit Puri Raharja.

2. Prosedur Teknis

a. Peneliti meminta kerjasama dari kepala ruangan dan perawat pelaksana

kemudian memberikan penjelasan tentang hal yang berkaitan dengan penelitian

serta meminta izin untuk memberikan relaksasi lima jari kepada pasien.
b. Peneliti menemui pasien pre operasi seksio sesarea yang berada di Ruangan

Kebidanan RS Puri Raharja. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan dari

tindakan relaksasi lima jari. Pasien yang bersedia dijadikan responden

menandatangani lembar persetujuan yang diberikan peneliti.

c. Peneliti mengukur tingkat kecemasan pasien pre operasi seksio sesarea dengan

menggunakan metode HARS (lampiran 4) sebelum melakukan tindakan teknik

relaksasi lima jari. Setelah mengukur tingkat kecemasan pasien, peneliti

mensimulasikan cara melakukan teknik relaksasi lima jari selama lebih kurang

5 menit, setelah pasien pre operasi seksio sesarea memahami teknik relaksasi

lima jari selanjutnya pasien mempraktikan teknik relaksasi lima jari. Sesudah

pasien mempraktikan teknik relaksasi lima jari, peneliti mengukur tingkat

kecemasan pasien dan mencatat hasil pengukuran di lembar observasi.

H.Pengolahan Data

Lembaran format yang sudah dikumpulkan pada penelitian ini dianalisa,

kemudian diolah dengan sistem komputerisasi dengan tahapan sebagai berikut:

a. Editing (pengecekan)

Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksan data hasil jawaban kuesioner

yang telah diberikan kepada responden dan kemudian dilakukan koreksi apakah telah

terjawab dengan lengkap. Editing dilakukan dilapangan sehingga bila terjadi

kekurangan atau tidak sesuai segera di lengkapi.

b. Coding (pengkodean)

Kegiatan ini memberi kode angka pada kuesioner terhadap tahap-tahap dari

jawaban agar lebih mudah dalam pengelolahan data selanjutnya.


1) Data umum

a) Kode Responden

Responden 1 = R1

Responden 2 = R2 dst

b) Usia

Usia < 21 th = U1

Usia 21-35 th = U2

Usia > 35 th = U3

c) Pendidikan

Tidak sekolah = P0

SD = P1

SMP = P2

SMA = P3

Perguruan Tinggi = P4

d) Pekerjaan

Petani = K1

Buruh = K2

Wiraswasta = K3

Swasta = K4

PNS = K5

2) Data khusus

a) Kecemasan

Normal = K0

Kecemasan ringan = K1
Kecemasan sedang = K2

Kecemasan berat = K3

c. Cleaning

Pemeriksaan semua data yang telah dimasukkan ke dalam program komputer

guna menghindari terjadinya kesalahan pada pemasukan data, untuk selanjutnya

dianalisis menggunakan computer.

d. Processing

Data hasil penilaian setiap variabel penilaian pada lembar kuesioner dibuat

“kode” angka atau huruf dimasukkan kedalam program atau software komputer

e. Tabulating

Merupakan suatu proses memasukkan data ke dalam komputer yang selanjutnya

dilakukan analisis dengan menggunakan program Statistical Program far Sosial

Science.

I. Rencana Analisis Data

1. Univariat

Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian, yang disajikan dalam bentuk tabel

distribusi frekuensi dan presentase (Notoatmodjo, 2018). Penyajian data dari

masing-masing variabel menggunakan tabel dan diintrepetasikan berdasarkan

hasil yang diperoleh. Peneliti akan menganalisa pengaruh pemberian teknik

relaksasi lima jari pada pasien pre operasi seksio sesarea di ruangan kebidanan

RSU Puri Raharja tahun 2021. Analisa univariat dilakukan yaitu terhadap variabel

hasil pengukuran tingkat kecemasan sebelum dan sesudah intervensi.


2. Bivariat

Statistik bivariat adalah suatu metode analisa data untuk menganalisa

pengaruh dua variabel (Nugroho, 2016). Pengujian hipotesis dilakukan untuk

mengambil keputusan tentang apakah hipotesis yang diajukan cukup meyakinkan

untuk ditolak atau diterima, dengan menggunakan uji statistik digunakan batasan

kemaknaan 0,05 sehingga nilai p ≤ 0,05 maka statistik disebut “bermakna” dan

jika p > 0,05 maka hasil hitungan tersebut “tidak bermakna”. Analisa bivariat

yang digunakan uji t dependen (paired test).


46

DAFTAR PUSTAKA

Alwisol. (2015). Psikologi Kepribadian-Edisi Revisi. Malang: UMM Press.

Arindra, D. (2012). Kecemasan Menghadapi Persalinan Anak Pertama Pada Ibu


Dewasa Awal.

Astria, Y. (2016). Hubungan Karakteristik Ibu Hamil Trimester III dengan


Kecemasan Menghadapi Persalinan di Poliklinik Kebidanan dan
Kandungan RSUP Fatmawayi.

Astutik, P. (2017). Pengaruh Teknik relaksasi lima jari Terhadap Penurunan


Nyeri Pada Pasien Post Sectio Caesarea.
https://doi.org/https://doi.org/10.30994/sjik.v6i2.6.

Cunningham dkk, 2011. (2010). Cunningham dkk,2011.

Depertemen Kesehatan Republik Indonesia. (2015). Buku Pedoman Kesehatan Jiwa.

Dossey, B. m, Keegan, L., & Guzzetta, C. E. (2014). Holistic Nursing: A Handbook


for Practice.

Emyk Windartik, E. Yuniarti, A. A. (2017). Effectiveness of Relaxation Handheld


Fingertechnique and Benson Relaxation to the Changes Level of Post
Operative Pain Sectio Caesarea in Rsi Sakinah Mojokerto.
https://doi.org/10.18535/ijsrm/v5i9.20

Ferinawati Ferinawati, R. H. (2019). HUBUNGAN MOBILISASI DINI POST


SECTIO CAESAREA DENGAN PENYEMBUHAN LUKA OPERASI DI RSU
AVICENNA KECAMATAN KOTA JUANG KABUPATEN BIREUEN. 5.
https://doi.org/https://doi.org/10.33143/jhtm.v5i2.477 Forum, I. N. an I. D.
(2017). Suistanable Development Goal’s.

Gusnita, E. (2018). Pengaruh Teknik Relaksasi Lima Jari Terhadap Penurunan


Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi Sectio Caesarea Di Ruangan
Kebidanan IGD RSUD dr. Achmad Mochtar Bukittinggi.

Hastuti, T. N. (2018). Tantangan dan Strategi Menurunkan Angka Kematian Ibu.


Retrieved from https://www.sdg 2030
indonesia.org/ancomponent/media/upload-book/Tri_Hastuti_-_Aisyiyah.pdf
47

Hawari, D. (2011). Pendekatan Holistik pada Gangguan Jiwa Skizofrenia. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI.

Kaplan, S. (2011). Research in Cognition and Strategy: Reflections on Two Decades of


Progress and a Look to the Future.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Riset Kesehatan Dasar 2018.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2019a). Profil Kesehatan Indonesia 2018. In T.


S. Rudy Kurniawan, Yudianto, Boga Hardhana (Ed.), Journal of Clinical Pathology.
Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2019b). Profil Kesehatan Indonesia 2019. In


Short Textbook of Preventive and Social Medicine.
https://doi.org/10.5005/jp/books/11257_5.

Kusmiyati, yuni dan H. P. W. (2013). Asuhan Ibu Hamil. Yogyakarta: Fitramaya. Manurung

Nixson. (2016). Terapi Reminiscence. Jakarta: CV Trans Info Media. Mary E Whalley.

(2011). Leading Practice in Early Years Settings.

Mustamir Pedak. (2011). Metode Supernol Menaklukkan Stres. Jakarta: Hikmah Publishing
House.

Muttaqin A. (2018). Pengantar asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem


kardiovaskular.

Notoatmodjo, S. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nugroho,


S., Anggorowati, A., & Johan, A. (2016). PENGARUH INTERVENSI TEKNIK
RELAKSASI LIMA JARI TERHADAP FATIGUE KLIEN CAMAMMAE DI RS
TUGUREJO SEMARANG.

Nursalam. (2019). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.


Jakarta: Salemba Medika.

Rahayu, Sukamto, F. (2014). Pengaruh Terapi Musik Terhadap Tingkat Kecemasan Pasien
Pre Operasi Sectio Caesaria di RSUD A.W Sjahranie Samarinda. 7.

Roihatul Zahroh, D. M. (2017). PENGARUH SLOW DEEP BREATHING TERHADAP


48

PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI SECTIO CAESAREA


(Effect Of Slow Deep Breathing To Decrease Rate Leather Patients Pre Operations
Sectio Caesarea ).

Sarwono Prawirohardjo. (2008). Ilmu Kebidanan.

Stuart, G. . (2017). Keperawatan Jiwa (5th ed.). Jakarta: EGC.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:

Alfabeta.

Sulistyawati, A. dan E. N. (2011). Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin. Jakarta: Salemba
Medika.

Sulung, N., & Rani, S. D. (2017). TEKNIK TEKNIK RELAKSASI LIMA JARI TERHADAP
INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST APPENDIKTOMI.
https://doi.org/10.22216/jen.v2i3.2404

Videback, S. L. (2011). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.

Widiastini, L. P. (n.d.). PENGARUH MASSAGE ENDORPHIN TERHADAP KECEMASAN


IBU HAMIL DALAM MENGHADAPI PROSES PERSALINAN DI PUSKESMAS
DENPASAR UTARA III.

Wiknjosastro. (2011). Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka.

Yaeni, M. (2013). Analisa Indikasi Dilakukan Persalinan Sectio Caesarea di RSUP Dr.
Soeradji Tirtonegoro Klaten.
49

Lampiran 1

Kami meminta ibu untuk berpartisipasi dalam penelitian. Kepesertaan dari penelitian ini
bersifat sukarela. Mohon agar dibaca penjelasan dibawah dan silakan bertanya bila ada
pertanyaan/ bila ada hal hal yang kurang jelas.

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI LIMA JARI TERHADAP PENURUNAN TINGKAT


KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI SEKSIO SESAREA
DI RUANGAN BERSALIN RUMAH SAKIT
PURI RAHARJA TAHUN 2021

Peneliti Utama Ida Ayu Diah Astitiningrat


Prodi/ Fakultas/ Univ/ Program Studi Sarjana Kebidanan dan Profesi Bidan

Departmen/ Instansi STIKES Bina Usada Bali


Lokasi Penelitian Ruang Kebidanan,Rumah Sakit Puri Raharja Denpasar
Sumber pendanaan Swadaya

Penjelasan tentang penelitian

Teknik relaksasi merupakan upaya untuk meningkatkan kendali dan percaya diri serta

mengurangi stres yang dirasakan . Salah satu teknik relaksasi untuk mengurangi kecemasan

adalah terapi relaksasi lima jari. Teknik relaksasi lima jari merupakan kegiatan individu

membuat bayangan menyenangkan, dan mengkonsentrasikan diri pada bayangan tersebut serta

berangsur-angsur membebaskan diri dari perhatian terhadap cemas yang dialami, merupakan

upaya pengalihan perhatian yang dapat menurunkan nadi, tekanan darah dan pernafasan,

adanya penurunan ketegangan otot dan kecepatan metabolisme serta ada perasaan damai,
50

sejahtera dan santai.Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh

teknik relaksasi lima jari terhadap penurunan tingkat kecemasan pasien pre operasi seksio

sesarea di ruangan bersalin Rumah Sakit Puri Raharja .

Peneliti akan melibatkan responden yang ditemukan saat penelitian dilakukan.

Rancangan ini hanya menggunakan satu kelompok subyek, pengukuran dilakukan sebelum

(pre test) dan sesudah (post test) perlakuan. Perbedaan kedua hasil pengukuran dianggap

sebagai efek perlakuan dengan menggunakan tehnik sampling acidental sampling yaitu

pengambilan sampel yang di lakukan dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau

tersedia

Manfaat yang didapat oleh peserta penelitian

Mampu menerapkan prosedur penerapan terapi teknik relaksasi lima jari untuk

mengurangi nyeri pada pasien pre operasi Sectio Caesarea di ruangan bersalin RS Puri

Raharja

Ketidaknyamanan dan risiko/ kerugian yang mungkin akan dialami oleh peserta
penelitian
Prosedur penelitian ini minim risiko (risiko rendah) karena tidak memberikan tindakan

yang membahayakan peserta penelitian, yaitu tindakan yang berupa Teknik relaksasi lima jari

(perawatan rutin) .Apabila peserta pada kelompok intervensi tidak menyetujui, maka peserta

dapat menolak ikut serta dalam penelitian ini.

Alternatif tindakan/ pengobatan

Peserta penelitian ini memiliki hak untuk mengundurkan diri ataupun menolak prosedur

yang diberikan tanpa diberikan sanksi. Peserta penelitian akan mendapatkan perawatan standar

tehnik relaksasi lima jari dalam pada kelompok subyek sebagai terapi manajemen cemas non-

farmakologi untuk mengurangi kecemasan peserta sebelum tindakan seksio sesarea,jika tehnik
51

ini tidak berhasil maka akan diberikan terapi farmakologi untuk responden dengan

berkolaborasi dengan dokter dan tim kesehatan lainnya.

Kompensasi, Biaya Pemeriksaan/ Tindakan dan ketersediaan perawatan medis bila

terjadi akibat yang tidak diinginkan

Ibu hamil yang bersedia terlibat akan diberikan bingkisan sewajarnya sebagai bentuk

kompensasi telah terlibat dalam penelitian ini berupa masker dan hand antiseptic.Prosedur

intervensi yang dilakukan pada penelitian ini adalah prosedur standar yang berisiko rendah.

Tetapi bila terjadi dampak medis sebagai akibat langsung dari prosedur penelitian, peneliti

akan menanggung biaya pengobatannya sesuai dengan standar pengobatan yang berlaku.

Kerahasiaan Data Peserta Penelitian

Peneliti akan menjaga kerahasiaan identitas peserta dengan tidak mencantumkan nama

lengkap peserta pada form pengambilan data, dan menyimpan data lengkap peserta hanya

untuk peneliti sehingga orang lain tidak ada yang tahu.

Kepesertaan pada penelitian ini adalah sukarela.

Kepesertaan ibu hamil pada penelitian ini bersifat sukarela. Ibu dapat menolak untuk

menjawab pertanyaan yang diajukan pada penelitian atau menghentikan kepesertaan dari

penelitian kapan saja tanpa ada sanksi. Keputusan ibu hamil untuk berhenti sebagai peserta

peneltian tidak akan mempengaruhi mutu dan akses/ kelanjutan pengobatan ke RS Puri Raharja

JIKA SETUJU UNTUK MENJADI PESERTA PENELITIAN

Jika setuju untuk menjadi peserta peneltian ini, Bapak/ Ibu/ Adik diminta untuk

menandatangani formulir ‘Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent) Sebagai

*Peserta Penelitian/ setelah ibu benar-benar memahami tentang penelitian ini. Bapak/ Ibu akan

diberi Salinan persetujuan yang sudah ditanda tangani ini.

Bila selama berlangsungnya penelitian terdapat perkembangan baru yang dapat mempengaruhi
52

keputusan Bapak/ Ibu/ Adik untuk kelanjutan kepesertaan dalam penelitian, peneliti akan

menyampaikan hal ini kepada Bapak/ Ibu.

Bila ada pertanyaan yang perlu disampaikan kepada peneliti, silakan hubungi

081353242322 (Whatsapp/Telepon/SMS) atas nama Ida Ayu Diah Astitiningrat atau kirim

email ke idayudiah75@gmail.com.

Tanda tangan Bapak/ Ibu/ Adik dibawah ini menunjukkan bahwa Bapak/ Ibu/ Adik telah

membaca, telah memahami dan telah mendapat kesempatan untuk bertanya kepada peneliti

tentang penelitian ini dan menyetujui untuk menjadi peserta penelitian.


53

Peserta/ Subyek Penelitian, Responden

_____________________________ ________________________

/ / Tanda Tangan dan / /


Tanda Tangan dan
Nama Tanggal (wajib
Nama Tanggal (wajib
diisi):
diisi):

Peneliti, …………………….. 20 …

_____________________________

Tanda Tangan dan Nama

Tanda tangan saksi diperlukan pada formulir Consent ini hanya bila (Diisi oleh peneliti)

Komisi Etik secara spesifik mengharuskan tanda tangan saksi pada penelitian ini (misalnya

untuk penelitian risiko tinggi dan atau prosedur penelitian invasif)

Catatan:

Saksi harus merupakan keluarga peserta penelitian, tidak boleh anggota tim penelitian.

Saksi:

Saya menyatakan bahwa informasi pada formulir penjelasan telah dijelaskan dengan benar dan

dimengerti oleh peserta penelitian atau walinya dan persetujuan untuk menjadi peserta penelitian

diberikan secara sukarela.


54

___________________________________________________
Nama dan Tanda tangan saksi

________________
PENGANTAR KUESIONER

Judul Penelitian : Pengaruh Teknik Relaksasi Lima Jari Terhadap Penurunan


Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi Seksio Sesarea Di
Ruangan Bersalin Rumah Sakit Puri Raharja.
Peneliti : Ida Ayu Diah Astititingrat

Pembimbing : 1.Luh Putu Widiastini,S.SiT.,M.Kes

2.Pande Putu Indah P.ST.,M.Kes

Saudara Yang Terhomat


Saya adalah mahasiswa Program Studi Sarjana Kebidanan Dan Profesi
Bidan Stikes Bina Usada Bali.Dalam Rangka untuk menyelesaikan Tugas
Akhir,saya bermaksud pengadakan penelitian dengan judul Pengaruh Teknik
Relaksasi Lima Jari Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi
Seksio Sesarea Di Ruangan Bersalin Rumah Sakit Puri Raharja.
Pengumpulan data melalui pegisin instrumen penetiian ini,agar tidak terjadi
kesalahan saya mohon petunjuk pengisiadibaca secara seksama.
Hasil penelitian ini sangat tergantung paa jawaban yng saudara berikan,oleh
karena itu saya mohon untuk diisi sesuai dengan keadaan yang saudara rasakan.
Kerahaiaan identitas saudara akan dijaga dan tidak disebarluaskan.Penulisan
identitas pada lembar instrumen penelitian cukup dengan inisial saudara,misalnya
Dian-Ayu-ditulis-DA.
Saya sangat menghargai kesediaan dan perhatian saudara,untu itu saya
sampaikan terima kasih.Semoga partispasi saudara dapat mendukung dalam
pegembangan ilmu keperawatan dan kinerja profesi di masa mendatang.

Mangupura.......................2021
Mengetahui
Pembimbing I/II Peneliti

(Luh Putu Widiastini,S.SiT.,M.Kes) (Ida Ayu Diah Astitiningrat)


NIDN : 08.11.0025 NIM : A1220024
SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya telah mendapatkan pnjelasan dengan baik mengenai tujuan dan manfaat
penelitian yang berjudul Pengaruh Teknik Relaksasi Lima Jari Terhadap Penurunan
Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi Seksio Sesarea Di Ruangan Bersalin Rumah
Sakit Puri Raharja.
Saya mengerti bahwa saya akan diminta untuk mengisi instrumen penelitian
dan memberikan jawaban sesuai dengan yang dirasakan serta mengikuti prosedur
intervensi yang diberikan sebagai proses dalam kesembuhan kesehatan saya,yang
memerlukan waktu 15-20 menit.Saya mengerti resiko yang akan terjadi pada
penelitian ini tidak ada.Apabila ada pertanyaan dan intervensi yang menimbulkan
respon emosional,maka penelitian ini akan dihentikan dan peneliti akan memberikan
dukungan serta berkolaborasi dengan dokter dan tenaga medis yang terkait untuk
mendapatkan terapi lebih lanjut.
Saya mngerti bahwa catatan mengenai data penelitian ini akan
dirahasiakan,dan kerahasian jni akan dijamin.Informasi mengenai identitas saya
tidak akan ditulis pada instrumen penelitian dan akan tersimpan secara tepisah di
tempat terkunci.
Saya mengerti bawa saya berhak menolak untuk berperan serta dalam
penelitian ini atau mengundurkan diri dari penelitian setiap saat tanpa adanya sanksi
atau kehilangan hak-hak saya.
Saya telah diberikan kesempatan untuk bertanya mengenai penelitian ini atau
mengenai peran serta saya dalam penelitian ini dan telah dijawab serta dijelaskan
secara memuaskan.Saya secara sukarela dan sadar bersedia erperan serta dalam
penelitian ini dengan menandatagani Surat Persetujuan Menjadi Responden.

Denpasar.......................2021
Peneliti Responden

(Ida Ayu Diah Astitiningrat) (...................................................)


Lampiran 3

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI LIMA JARI


TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN
PASIEN PRE OPERASI SEKSIO SESAREA
DI RUANGAN BERSALIN RUMAH SAKIT
PURI RAHARJA

Identitas Responden

No. Responden :

Tanggal :

Nama :

Umur :

Pendidikan : SD SMP

SMA PT

Riwayat Penyakit :

Riwayat Persalinan :

Riwayat Operasi :

Alamat
Lampiran 4

Hamilton Anxiety Rating Scale, (Manurung 2016)

Sebelum dilakukan tindakan (pre test)

NO Gejala Kecemasan Skor (Sebelum)


0 1 2 3 4
1 Cemas
Firasat buruk
Takut akan fikiran sendiri
Mudah tersinggung
2 Ketegangan
Merasa tegang
Gelisah
Gemetar
Mudah terganggu
Lesu
3 Ketakutan
Takut terhadap gelap
Takut terhadap orang
lain/asing
Takut bila tinggal sendiri
Takut pada binatang besar

4 Gangguan tidur
Sukar memulai tidur
Terbangun pada malam hari
Mimpi Buruk

5 Gangguan kecerdasan
Penurunan daya ingat
Mudah lupa
Sulit konsentrasi
6 Perasaan depresi
Hilangnya minat
Sedih
Perasaan tidak menyenangkan setiap

hari
Berkurangnya kesenangan pada

hobby
7 Gejala Somatik
Nyeri pada otot dan kaku
Gertakan gigi
Suara tidak stabil
Kedutan otot
8 Gejala Sensorik
Perasaan ditusuk-tusuk
Penglihatan kabur

Muka Merah
Pucat serta merasa lemah

9 Gejala Kardiovaskuler Tachikardi


Nyeri didada
Denyut nadi mengeras

Detak jantung hilang sekejap

10 Gejala Pernafasan

Rasa tertekan didada


Perasaan tercekik
Sering menarik nafas panjang
Merasa nafas pendek
11 Gejala Gastrointestinal
Sulit menelan
Berat badan menurun
Mual/Muntah
Nyeri lambung sebelum/sesudah
makan
Perasaan panas di perut
12 Gejala Urogenital
Sering kencing
Tidak dapat menahan kencing
Ereksi lemah/impotensi

13 Gejala Vegetative
Mulut kering
Mudah berkeringat
Muka merah
Bulu roma berdiri
Pusing/sakit kepala
14 Perilaku Sewaktu Wawancara
Gelisah
Jari gemetar
Mengerutkan dahi/Kening
Muka tegang
Tonus otot meningkat
Nafas pendek dan cepat
TOTAL SKOR SEBELUM
Lampiran 5

Hamilton Anxiety Rating Scale, (Manurung 2016)

Sesudah dilakukan tindakan (post test)

NO Gejala Kecemasan Skor (sesudah)


0 1 2 3 4
1 Cemas
Firasat buruk
Takut akan fikiran sendiri
Mudah tersinggung
2 Ketegangan
Merasa tegang
Gelisah
Gemetar
Mudah terganggu
Lesu
3 Ketakutan
Takut terhadap gelap
Takut terhadap orang
lain/asing
Takut bila tinggal sendiri
Takut pada binatang besar

4 Gangguan tidur
Sukar memulai tidur
Terbangun pada malam hari
Mimpi Buruk

5 Gangguan kecerdasan
Penurunan daya ingat
Mudah lupa
Sulit konsentrasi
6 Perasaan depresi
Hilangnya minat
Sedih
Perasaan tidak menyenangkan setiap

hari
Berkurangnya kesenangan pada

hobby
7 Gejala Somatik
Nyeri pada otot dan kaku
Gertakan gigi
Suara tidak stabil
Kedutan otot
8 Gejala Sensorik
Perasaan ditusuk-tusuk
Penglihatan kabur

Muka Merah
Pucat serta merasa lemah

9 Gejala Kardiovaskuler Tachikardi


Nyeri didada
Denyut nadi mengeras

Detak jantung hilang sekejap

10 Gejala Pernafasan

Rasa tertekan didada


Perasaan tercekik
Sering menarik nafas panjang
Merasa nafas pendek
11 Gejala Gastrointestinal
Sulit menelan
Berat badan menurun
Mual/Muntah
Nyeri lambung sebelum/sesudah
makan
Perasaan panas di perut
12 Gejala Urogenital
Sering kencing
Tidak dapat menahan kencing
Ereksi lemah/impotensi

13 Gejala Vegetative
Mulut kering
Mudah berkeringat
Muka merah
Bulu roma berdiri
Pusing/sakit kepala
14 Perilaku Sewaktu Wawancara
Gelisah
Jari gemetar
Mengerutkan dahi/Kening
Muka tegang
Tonus otot meningkat
Nafas pendek dan cepat
TOTAL SKOR SESUDAH

Penilaian tingkat kecemasan menurut Hamilton Anciety Rating Scale (HARS)


adalah

a. Nilai 0 = tidak ada gejala sama sekali


b. Nilai 1 = gejala ringan / satu dari gejala yang ada

c. Nilai 2 = gejala sedang/ separuh dari gejala yang ada

d. Nilai 3 = gejala berat/ lebih dari separuh dari gejala yang ada

e. Nilai 4 = gejala berat sekali / semua dari gejala yang ada (Manurung. 2016)

Masing-masing nilai angka (skor) dari 14 kelompok gejala tersebut dijumlahkan


dan dari hasil penjumlahan tersebut dapat diketahui derajat kecemasan seseorang,
yaitu: Total nilai (skor) :

a. Skor kurang dari 6 : Tidak Ada Cemas

b. Skor 7-14 : Kecemasan Ringan

c. Skor 15-27 : kecemasan sedang

d. Skor lebih dari 27 : Kecemasan Berat


Lampiran 5

PROSEDUR PELAKSANAAN
Teknik Relaksasi Lima Jari

Persiapan alat :

Alat yang kita siapkan adalah sebagai berikut : lembar Kuesioner

Indikasi Terapi

Adapun indikasi dari terapi ini yaitu antara lain terapi ini diindikasikan bagi

klien dengan cemas, nyeri ataupun ketegangan yang membutuhkan relaks

(Nugroho, 2016).

Prosedur Kerja :

1. Peneliti menjelaskan cara teknik relaksasi lima jari kepada responden sebelum

dilakukannya teknik relaksasi lima jari.

2. Sebelumnya peneliti mengukur tingkat kecemasan sebelum dilakukan teknik

relaksasi lima jari.

3. Anjurkan klien untuk mengatur posisi senyaman mungkin.

4. Instruksikan klien melakukan relaksasi nafas dalam terlebih dahulu (kurang

lebih satu menit saja) dengan menutup mata.

5. Tuntun klien melakukan relaksasi lima jari.

6. Langkah 1 : Satukan ujung ibu jari dengan jari telunjuk, ingat kembali saat

anda sehat. Anda bisa melakukan apa saja yang anda inginkan.

7. Langkah 2 : Satukan ujung ibu jari dengan jari tengah, ingat kembali momen-

momen indah ketika anda bersama dengan orang yang anda

cintai. (orang tua/suami/istri/ataupun seseorang yang dianggap

penting).

8. Langkah 3 : Satukan ujung ibu jari dengan jari manis, ingat


kembali ketika anda mendapatkan penghargaan atas usaha keras

yang telah anda lakukan.

9. Langkah 4 : Satukan ujung ibu jari dengan jari kelingking, ingat kembali saat

anda berada di suatu tempat terindah dan nyaman yang pernah

anda kunjungi. Luangkan waktu anda untuk mengingat kembali

saat indah dan menyenangkan itu (Nugroho, 2016).

10.Setelah selesai dilakukan teknik relaksasi lima jari maka dilakukan

pengukuran tingkat kecemasan sesudah teknik relaksasi lima jari.

11. Setelah semua tindakan telah selesai dilakukan, selanjutnya peneliti

menanyakan kepada responden bagaimana perasaan responden setelah

selesai dilakukan teknik relaksasi lima jari

12. Dokumentasikan hasil intervensi pada lembar observasi.


65

Anda mungkin juga menyukai