OLEH
IRNAWATI
NIM :
1911033
1
HALAMAN PERSETUJUAN
IRNAWATI
NIM: 1911033
Proposal ini telah diperiksa dan disetujui untuk Dipertahankan di hadapan Tim
Penguji Program Studi Sarjana Kebidanan
Institut Kesehatan Sumatera Utara
Oleh :
Dosen Pembimbing
Mengetahui
Ketua Program Studi
Sarjana Kebidanan
IRNAWATI
NIM: 1911033
Penguji I Penguji II
Ketua Penguji
ASI merupakan air susu ibu yang mengandung nutrisi optimal, baik kualitas dan kuantitasnya. Pemberian ASI
merupakan metode pemberian makanan dan cairan yang terbaik untuk bayi dalam memenuhi asupan gizi dan kebutuhan bayi
selama 6 bulan pertama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Tehnik Hipnobreastfeeding Terhadap
Pengeluaran Asi Pada Ibu Nifas Di Desa Sidorejo-Gunung Tahun 2021. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif
eksperimen dengan desain studi Pretest and Postest without Control.Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu nifas di
desa Sidorejo- Gunung Meriah tahun 2021, sebanyak 40 orang. Sampel penelitian dijadikan sebagai total sampling.
Pengolahan data penelitian terdiri dari editing, coding, entry, cleaning, tabulating. Analisis data terdiri dari univariat dan
bivariat dengan uji T. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Rerata pengeluaran ASI sebelum dilakukan teknik
hypnobreasfeeding adalah 4,13 dengan standar deviasi 1,682, sedangkan pengeluaran ASI sesudah dilakukan teknik
hypnobreasfeeding adalah 7,03 dengan standar deviasi 1,209. Perbedaan pengeluaran ASI sebelum dan sesudah dilakukan
teknik hypnobreasfedding sebesar -2,900. Ada pengaruh teknik hypnobreasfeeding terhadap pengeluaran ASI pada ibu nifas
di Desa Sidorejo Gunung Meriah, dengan nilai p=0,000. Oleh karena itu Ibu nifas yang produksi dan kelancaran ASI kurang
banyak sebaiknya rutin untuk dilakukan teknik hypnobreastfeeding, dikarenakan pemberian pemberian teknik
hypnobreastfeeding pada ibu nifas dapat produksi dan kelancaran ASI pada ibu nifas sehingga dapat memberikan
kenyamanan pada bayi.
i
KATA PENGANTAR
Pada Ibu Nifas Di Desa Sidorejo-Gunung Meiah Tahun 2021”. Proposal skripsi
ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kebidanan
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak baik moril maupun materil.
Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Paul Sirait, MM., M.Kes dan Drs. Asman
Sumatera Utara.
ii
6. Bapak Dian Fajariadi, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku Wakil Rektor
Sarjana Kebidanan.
11. Teristimewa suami dan anak- anak tercinta yang telah memberikan
dukungan dan doa serta kasih sayangnya yang tulus sehingga penulis
12. Orang tua dan seluruh keluarga yang telah banyak memberikan
iii
Penulis juga menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan
proposal ini baik dari segi penulisan maupun isi, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak dalam
terimakasih dan berharap proposal ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan, 22 Februari
2021 Penulis,
Irnawati
iv
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ....................................................................... 6
1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................................... 6
1.3.1. Tujuan Umum ...................................................................... 6
1.3.2. Tujuan Khusus ........................................................... 7
1.4. Manfaat Penelitian ................................................................................... 6
1.5. Resiko Penelitian ........................................................................ 8
v
Kerangka Konsep.......................................................................................28
Defenisi Operasional..................................................................................28
Hipotesa Penelitian....................................................................................28
BAB V PEMBAHASAN
5.1. Perbedaan Pengeluaran ASI Sebelum dan Sesudah Dilakukan
Teknik Hypnobreasfeeding...............................................................41
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Ibu Nifas Di Desa Sidorejo- Gunung Meriah Tahun
2021
Tabel 4.2 Distribusi Kualitas pengeluaran Asi Sebelum Dan Sesudah Dilakukan Teknik
Hypnobreasfeeding Di Desa Sidorejo- Gunung Meriah Tahun 2021
Tabel 4.3 Rerata Pengeluaran ASI sebelum Dan Sesudah dilakukan Teknik Hypnobreasfeeding Di Desa
Sidorejo- Gunung Meriah tahun 2021
Tabel 4.4 Perbedaan Pengeluaran ASI Sebelum Dan Sesudah Dilakukan Teknik Hypnobreasfeeding Di
Desa sidorejo- Gunung Meriah tahun 2021
ix
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
adalah hanya memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja tanpa memberikan
makanan dan minuman lain kepada bayi sejak lahir sampai berumur 6
bulan, kecuali obat dan vitamin. Namun bukan berarti setelah pemberian ASI
Ekslusif pemberian ASI di hentikan, akan tetapi tetap diberikan kepada bayi
2013 Pemberian ASI Ekslusif yang berkelanjutan telah ditetapkan sebagai salah
satu intervensi yang paling efektif dan murah untuk mencegah kematian pada
bayi dan anak-anak. anak-anak yang mendapat ASI Ekslusif 14 kali lebih
dibandingkan anak yang tidak diberikan ASI. mulai menyusui pada hari pertama
setelah lahir dapat mengurangi resiko kematian bayi baru lahir hingga 45%,
namun hanya 39% bayi dibawah enam bulan di seluruh dunia mendapatkan
kurangnya 50 % pada tahun 2025. Capaian ASI di dunia saat ini sebesar 37%
dan beberapa negara di Asia Tenggara seperti India sebesar 46%, Philipina 34%,
dan Vietnam 17%. (WHO,2014). Di indonesia pada tahun 2014 cakupan ASI
1
eksklusif masih dibawah target nasional 80%. , kemudian di propinsi Jawa
Children’s Fund (UNICEF, 2012), terdapat 136,7 juta bayi lahir di seluruh dunia
pada tahun 2011 dan hanya 32,6% bayi yang disusui secara eksklusif selama 6
semakin menurun seiring bertambahnya usia bayi. Tren data yang terjadi di
bayi di bawah usia enam bulan meningkat dari 33% pada tahun 1995
menjadi 39% pada tahun 2010 (Cai et all, 2012). United Nations Children’s
Breastfeeding Trends Initiative (WBTi) (2015), yaitu hanya sekitar 27,5% ibu
pemberian atau capaian ASI ekslusif di Aceh pada tahun 2019 sebesar 55%,
menurun dari tahun sebelumnya sebesar 61% (DINKES Aceh, 2019). Presentasi
pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 Bulan di Aceh Singkil pada tahun 2018
sebanyak 85%.
2
ASI merupakan air susu ibu yang mengandung nutrisi optimal, baik
makanan dan cairan yang terbaik untuk bayi dalam memenuhi asupan gizi dan
kebutuhan bayi selama 6 bulan pertama. Pemberian ASI selama 6 bulan pertama
tanpa makanan pendamping apapun yang langsung diberikan ibu kepada bayinya
yang kaya akan manfaat dan semua nutrisi yang dibutuhkan bayi disebut ASI
eksklusif. Selain mengandung semua gizi yang dibutuhkan bayi, ASI merupakan
sumber makanan yang paling aman dan alami untuk perumbuhan, kekebalan, dan
ASI berfungsi sebagai antibody dan pemenuhan asupan nutrisi bayi, ASI
yang dikeluarkan oleh seorang ibu dalam 30 menit pertama setelah bayi baru lahir
yang berwarna kuning dan kental merupakan nutrisi yang baik untuk bayi yang
ibu merasa malas untuk menyusui anak, fenomena tersebut tidak hanya terjadi di
terutama dikota-kota besar. ( Menurut Lee, 2009 dalam jurnal Sulistiyowati dan
Siswantara, 2014 ).
Penyebab utama ibu tidak memberikan ASI eksklusif karena ibu bekerja.
Persentase ibu bekerja sebesar 26,2% lebih rendah dibandingkan dengan ibu yang
tidak bekerja yaitu 57,9%. Alasan utama yang menjadikan ibu pekerja tidak
memberikan ASI eksklusif karena produksi ASI menjadi lebih sedikit dan
3
berkurang setelah ibu aktif bekerja kembali. (Wulansari, et al., 2014 dalam jurnal
adalah bahwa susu “kering”. Dan susah keluar Akan tetapi, menurut
beberapa penelitian, alasan-alasan yang tepat terkait dengan ini adalah stress,
kecemasan, dan bekerja diluar rumah yang menyebabkan ASI sulit keluar
sehingga ibu enggan menyusui dan memilih pengganti ASI untuk bayinya. Ibu
menyusui yang cemas dan setres dapat menghambat pengeluaran ASI, karena
pengeluaran ASI akan berlangsung baik dan lancar pada ibu yang merasa
rileks dan nyaman. (Dennis dan McQueen, 2009 dalam jurnal Dewi, 2016).
Selain itu rendahnya pemberian ASI eksklusif dipengaruhi beberapa faktor salah
satu diantaranya adalah gencarnya promosi susu formula, ibu harus kembali
ASI dan manfaat ASI, serta harga susu formula yang ekonomis, merupakan faktor
yang menyebabkan ibu enggan memberikan ASI pada bayinya. (Prasetyono, 2012
pikiran meliputi ketenangan pikiran, sehingga ibu percaya diri bahwa dirinya
kembang bayinya. Persiapan yang dapat dilakukan ibu dari segi jiwa meliputi
niat yang tulus dan ikhals akan memberikan yang terbaik dan semaksimal
kalimat – kalimat afirmasi positif yang membantu proses menyusui saat si ibu
4
dalam keadaan sangat rileks atau sangat berkonsentrasi pada suatu hal (keadaan
prolaktin dan oksitosin. Produksi kedua hormon ini sangat dipengaruhi oleh
ketenangan pada ibu nifas. (Indriyani dan Asmuji, 2016) Semakin ibu tenang,
percaya diri dalam memberikan ASI, dan yakin akan memberikan yang terbaik
untuk bayinya maka hormon prolaktin dan oksitosin semakin banyak diproduksi
sebanyak 63% saat ibu menyusui (bayi prematur mereka) diberikan relaksasi
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati dan Prayogi, (2017) yang
produksi ASI pada ibu menyusui yang bekerja dengan nilai rata – rata produksi
penelitian lebih lanjut untuk memastikan peningkatan produksi ASI yang hanya
5
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada
selama bekerja. 3 ibu memberikan susu formula karena ASInya tidak mau keluar
dan bayinya tidak mau menyusui ibu, dan 2 reponden yang lain mengatakan
memberikan ASI dan kombinasi dengan susu formula selama ibu bekerja, selain
ibu bekerja. Maka dari itu penulis memilih melakukan penelitian di Desa
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tahun 2021.
6
2. Tujuan Khusus
Manfaat Penelitian
Manfaat Teoritis
dapat menjadi acuan serta referensi bagi peneliti lain dan peneliti lanjutan
Manfaat Praktis
khususnya ibu.
7
Risiko Penelitian
yang tepat.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Hynobreasfeeding
Pengertian Hynobreasfeeding
adalah salah satu bagian dari hipnoterapi, yang dilakukan dengan teknik
adalah yakni bahwa anda bisa menyusui bayi secara ekslusif tanpa
tambahan susu formula. Hal ini bisa diperoleh dengan memikirkan hal-hal
positif yang dapat menimbulkan rasa kasih dan cinta kepada si bayi.
artinyaadalah suatu kondisi sadar yang terjadi secara alami, dimana seseorang
9
proses menyusui dapat berlangsung nyaman karena ibu merekam pikiran
bawah sadar bahwa menyusui adalah proses alamiah dan nyaman. Dasar
meningkatkan produksi dan aliran ASI. Namun ada lagi manfaat lainnya
menigkatkanproduksi ASI
merasa lebih baik dan percaya diri dalam perannya sebagai ibu
(Sumawati,2016).
10
pikiran dan jiwa agar proses pemberian ASI sukses, meniatkan yang tulus
dari batinuntuk memberi ASI eklusif pada bayi yang kita sayangi dan yakini
sugesti positif. Cotoh kalimat sugesti atau afirmasi, misalnya “ASI saya
cukup untuk bayi saya sesuai dengan kebutuhannya” atau “saya selalu
merasa tenang dan rileks saat mulai memerah”. Kalimat sugesti juga
juga dapat diberikan suami. Tujuan afirmasi positif tersebut adalah untuk
hamil untuk mempersiapkan ASI ekslisif buat sang buah hati. (Armini, 2016).
Tahap Relaksasi
a. Relaksasi otot
wajah, bahu kiri dan kanan, kedua lengan, daerah dada, perut,
b. Relaksasi nafas
11
pernafasa di perut). Lakukan selama beberapa kali sampai ketegangan
c. Relaksasi pikiran
Menurut lanny, pikiran orang sering kali berkelana jauh dari lokasi
relaks. Jika pikiran tenang dan sang ibu mengonsumsi cukup makanan
bergizi, maka aktivitas menyusui pun akan menjadi lebih mudah dan
lancar selain itu, peran suami dan keluarga juga sangat penting dalam
darah, persyaratan dan system lain di dalam tubuh ananda akan berfungsi
lebih baik. Sikap positif sangatlah penting seperti merasa tenang dan rileks
selama menyusui. Pada saat ibu rileks dikala menyusui maka hormone
endorphin yang diproduksi ibu pun akan mengalir ke bayi anada melalui
ASI, dan ini membuat bayi anda akan merasakan kenyamanan, ketenangan
santai, nyaman dan tenang selama menyusui dengan demikian maka seleruh
system di dalam tubuh akan berjalan jauh lebih sempurna sehingga proses
12
mengusui pun menjadi proses yang penuh arti dan menyenagkan baik bagi
mengalami kesulitan saat menyusui juga dapat membuat ibu mampu untuk
sampai usia 6 bulan. Kemudian bayi tetap menyusu sehingga berumur dua
tahun karena otak bayi mengalami perkembangan paling pesat usia tersebut
(Armini, 2016).
Konsep ASI
Definisi ASI
penyakit. Keseimbangan zat-zat gizi dalam air susu ibu berada pada tingkat
terbaik dan air susunya memiliki bentuk paling baik bagi tubuh bayi yang
masih muda. Pada saat yang sama ASI juga sangat kaya akan sari-sari
menurut WHO adalah pemberian ASI saja tanpa tambahan cairan lain
baik susu formula, air putih, air jeruk ataupun makanan tambahan lain
yang diberikan saat bayi baru lahir sampai berumur 6 bulan. ASI adalah
satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi baik fisik,
13
kekebalan pertumbuhan, anti alergi, serta anti inflamasi. Nutrisi dalam ASI
tambahan cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih,
serta tanpa tambahan makanan padat, seperti pisang, bubur susu, biskuit,
bubur nasi, dan nasi tim, kecuali vitamin dan mineral dan obat (Roesli,
tindakan memberikan ASI kepada bayi hingga berusia 6 bulan tanpa makanan
dan minuman lain, kecuali sirup obat. Setelah usia bayi 6 bulan, barulah
Pengelompokan ASI
pertama disekresi oleh kelenjar payudara dari hari ke-1 sampai hari
air ketuban dan cairan lain yang tertelan masuk perut bayi saat
per hari.
sampai sebelum menjadi ASI yang matang. ASI ini diproduksi pada
14
c. ASI stadium III adalah ASI matur. ASI yang disekresi dari hari ke-10
sampai seterusnya.
1. Frekuensi Penyusuan
al, 1988 dalam ACC/SCN, 1991). Studi lain yang dilakukan pada ibu
2. Berat Lahir
frekuensi, dan lama penyusuan dibanding bayi yang lebih besar. Berat
15
bayi pada hari kedua dan usia 1 bulan sangat erat berhubungan
ASI yang lebih rendah dibanding bayi yang berat lahir normal (>
2500 gr). Kemampuan mengisap ASI yang lebih rendah ini meliputi
frekuensi dan lama penyusuan yang lebih rendah dibanding bayi berat
secara efektif sehingga produksi ASI lebih rendah daripada bayi yang
dengan produksi ASI yang diukur sebagai intik bayi terhadap ASI.
16
pada ibu menyusui usia remaja dengan gizi baik, intik ASI
bayi. Pada ibu yang melahirkan lebih dari satu kali, produksi ASI pada
nyata antara paritas dengan intik ASI oleh bayi pada ibu yang gizi
baik.
Pengeluaran ASI akan berlangsung baik pada ibu yang merasa rileks
6. Konsumsi Rokok
17
(1989) menunjukkan adanya hubungan antara merokok dan
7. Konsumsi Alkohol
8. Pil Kontrasepsi
18
sebaliknya bila pil hanya mengandung progestin maka tidak ada
sekresi ASI dan hormon oksitosin yang menyebabkan ejeksi ASI. Kedua
prolaktin pada ibu postpartum yang tidak menyusui akan kembali ke nilai
normal seperti kondisi sebelum kehamilan tetapi pada ibu yang menyusui
kadar serum prolaktin akan meningkat dengan adanya rangsangan dari puting
susu. Kadar serum prolaktin meningkat dua kali lipat pada ibu yang
berbanding lurus dengan derajat rangsangan puting susu. Saat bayi menghisap
dkk,2016: 02].
19
peningkatan hormon berdasarkan lion oksitosin dan pelepasan hormon
dirangsang oleh faktor stres dan nyeri. Penanganan faktor stres dan nyeri
Selama proses laktasi terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan untuk
obat pelancar ASI,sentuhan kulit ibu dengan kulit bayi, pemompaan ASI
secara rutin 12 kali per hari, konseling laktasi dan teknik relaksasi agar
20
estrogen, dan progesteron. Pada akhir kehamilan, sekitar kehamilan 5 bulan
atau lebih, kadang dari ujung puting susu keluar cairan kolostrum. Cairan
terbatas dan normal, dimana cairan yang dihasilkan tidak berlebihan karena
kadar prolaktin cukup tinggi, pengeluaran air susu dihambat oleh hormon
setelah melahirkan adalah 550 ml per hari. Dalam 2-3 minggu produksi ASI
meningkat sampai 800 ml per hari. Jumlah produksi ASI dapat mencapai 1,5-
2 L per harinya.
akan berkurang secara bertahap jika frekuensi menyusui juga berkurang. Bayi
baru lahir butuh sekitar 5-7 ml ASI sekali minum. Sementara bayi usia 2-6
jumlah ASI yang dibutuhkan anak dalam sekali sesi minum. Sebelum
21
Asupan rata-rata bayi minum ASI dalam sehari (750 ml) menurut
Rumusnya:
Jadi rata- rata bayi minum ASIP adalah 75 ml dalam sekali minum
lepasnya plasenta, sedangkan prolaktin tetap tinggi sehingga tidak ada lagi
sel- sel alveoli yang berfungsi untuk membuat air susu ibu (Maryunani, 2009).
disebabkan oleh bayi menyusui pada payudara ibu. Pada ibu yang menyusui,
22
psikis,anestesi, operasi, rangsangan puting susu, hubungan kelamin,
pelepasan ASI yang berada dibawah kendali neuroendokrin, dimana bayi yang
memeras air susu yang telah terbuat keluar dari alveoli dan masuk ke sistem
ASI” ini yaitu pada saat ibu melihat bayinya, mendengarkan suara bayi,
mencium bayi, dan memikirkan untuk menyusui bayi. Sementara itu, faktor-
keadaan bingung atau psikis kacau, takut, cemas, lelah, malu, merasa tidak
mengurangi terjadinya perdarahan. Oleh karena itu, setelah bayi lahir maka
bayi harus segera disusukan pada ibunya (Inisiasi Menyusui Dini ). Dengan
seringnya menyusui, penciutan uterus akan terjadi makin cepat dan makin
baik. Tidak jarang perut ibu akan terus terasa mulas yang sangat pada hari-
23
hari pertama menyusui, hal ini merupakan mekanisme alamiah yang baik
Komposisi ASI
Susu menjadi salah satu sumber nutrisi bagi manusia, komponen ASI
sangat rumit dan berisi lebih dari 100.000 biologi komponen unik, berikut
komposisi ASI:
1. Kolostrum
vitamin A yang tinggi yang berfungsi menjaga kekebalan tubuh bagi bayi.
2. Protein
Protein dalan ASI berupa casein (protein yang sulit di cerna) dan
whey (protein yang mudah di cerna). ASI lebih banyk mengandum whey
3. Lemak
4. Laktosa
lactobacillus bifidus.
24
5. Zat Besi
6. Taurin
7. Laktobacilus
8. Laktoferin.
berkembang.
9. Lizozim
Manfaat ASI
25
1. Untuk Bayi
Ketika bayi berusia 0-6 bulan, ASI bertindak sebagai makanan utama
memang terbaik untuk bayi manusia sebagaimana susu sapi yang terbaik
untuk bayi sapi, ASI merupakan komposisi makanan ideal untuk bayi,
sembelit serta alergi, bayi yang diberi ASI lebih kebal terhadap penyakit
dari pada bayi yang tidak mendapatkan ASI, bayi yang diberi ASI lebih
merupakan makanan yang tepat bagi bayi karena mudah dicerna dan
otak, tingkat kecerdasan bayi yang diberi ASI lebih tinggi 7-9 poin
2. Untuk Ibu
lemak yang ditimbun di sekitar panggul dan paha pada masa kehamilan
kembali, resiko terkena kanker rahim dan kanker payudara pada ibu yang
menyusui bayi lebih rendah dari pada ibu yang tidak menyusui,
26
menyusui bayi lebih menghemat waktu, karena ibu tidak perlu
menyiapkan botol dan mensterilkannya, ASI lebih praktis lantaran ibu bisa
pada susu formula, ASI selalu steril dan bebas kuman sehingga aman
untuk ibu dan bayinya, ibu dapat memperoleh manfaat fisik dan emotional
3. Untuk Keluarga
botol susu, serta peralatan lainnya, jika bayi sehat, berarti keluarga
kelahiran lantaran efek kontrasepsi dari ASI eksklusif, jika bayi sehat
ASI selalu tersedia setiap saat, keluarga tidak perlu repot membawa
Menghemat devisa negara karena tidak perlu mengimpor susu formula dan
penghematan pada sektor kesehatan, karena jumlah bayi yang sakit hanya
27
2.3 Kerangka dan Konsep
Perlakuan
Hipnobreasfeeding Keluarnya ASI
a. Variabel independen
b. Variabel dependen
Definisi Operasional
b. Keluarnya ASI adalah keluarnya air susu ibu pada payudara ibu saat
Hipotesa Penelitian
28
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
whitout control yang artinya peneliti hanya melakukan intervensi pada satu
R O1 X O2
Gambar 3.1 . Pra Eksperimental dengan one group Pretest and Postest
Keterangan :
29
Rancang Bangun Penelitian
yaitu jenis penelitian yang mengamati data-data populasi atau sampel satu
Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah subjek yang memenuhi kriteria yang
Sampel
Jumlah sampel minimal untuk memperoleh hasil yang baik dalam penelitian
Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh
2. Ibu menyusui
30
Sedangkan kriteria eksklusi adalah kriteria populasi yang tidak
diambil sebagai sampel atau kriteria subjek penelitian tidak dapat mewakili
dkk, 2010), yaitu: Ibu dengan gangguan komunikasi, tidak memahami bahasa
Indonesia.
sampling yaitu mengambil sampel yang ada di lokasi penelitian yang sesuai
Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di desa Sidorejo- Gunung Meriah tahun 2021.
Waktu Penelitian
tahun 2021.
31
2. Pengeluara ASI yang Lembar Kurang Ordinal
n ASI diproduksi saat Observasi (keluarnya
Bayi menghisap ASI sedikit,
atau Bayi disusui berupa tetes
sehingga
bayi tidak
puas)
Cukup (
payudara
tegang/
merasa ASI
penuh
sehingga
bayi merasa
puas saat
menyusu)
Banyak
(keluarnya
ASI sampai
keluar
dengan
sendirinya
meski tidak
dihisap oleh
bayi)
1. Administratif
32
a. Peneliti mengajukan surat permohonan ijin penelit ian dari
pembimbing.
2. Teknis
berikut:
33
1. Editing
Pada tahap ini peneliti melakukan koreksi data untuk melihat kebenaran
2. Coding
3. Entry data
komputer.
4. Cleaning
dalam program komputer telah sesuai dengan data asli yang didapat di
lapangan.
34
5. Tabulating
Analisis Data
merupakan nilai yang berada di tengah dari suatu nilai atau pengamatan
35
mengetahui perbedaan produksi ASI sebelum dan menggunakan teknik
Kerangka Etical
persetujuan.
mencantumkan nama responden dan tanda tangan pada lembar alat ukur,
tetapi hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data. Kode yang
masalah lain yang menyangkut privacy klien. Hanya kelompok data tertentu
36
BAB IV
41.840 jiwa.
Meriah dengan jumlah penduduk 3.389 jiwa yang terdiri dari laki- laki 1.586 jiwa
a. Ibu hamil : 68
b. Ibu bersalin : 67
c. Ibu nifas : 65
d. Bayi : 65
Secara geografis Desa sidorejo sabgat strategis ang terletak pada jalur
37
Hasil Penelitian
Analisis Univariat
No Usia Frekuensi %
1 < 21 tahun 3 7.5
2 21-35 tahun 23 57.5
3 >35 tahun 14 35.0
Paritas
1 <2 orang 11 27.5
2 >2 orang 29 72.5
Pekerjaan
1 IRT 6 15.0
2 Petani 21 52.5
2 Wiraswasta 13 32.5
Total 40 100
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa usia ibu nifas mayoritas 21-35 tahun
sebanyak 23 orang (57,5%). Paritas ibu nifas mayoritas >2 orang sebanyak 29
orang (72,5%). Pekerjaan ibu nifas mayoritas petani sebanyak 21 orang (52,5%).
Hypnobreasfeeding
38
Teknik Hypnobreasfeeding
1 Kurang 0 0,0
2 Cukup 17 42.5
3 Banyak 23 57.5
Total 40 100
Hypnobreasfeeding
Tabel 4.3. Rerata Rerata Pengeluaran ASI Sebelum dan Sesudah Dilakukan
Teknik Hypnobreasfeeding di Desa Sidorejo Gunung Meriah
Tahun 2021
39
Analisis Bivariat
Hypnobreasfeeding
standar deviasi 1,209. Perbedaan pengeluaran ASI sebelum dan sesudah dilakukan
ada pengaruh teknik hypnobreasfeeding terhadap pengeluaran ASI pada ibu nifas
40
BAB V
PEMBAHASAN
Hypnobreasfeeding
terhadap pengeluaran ASI pada ibu nifas di Desa Sidorejo Gunung Meriah,
dengan nilai p=0,000. Penelitian ini sejalan dengan penelitian (Syukrianti, 2019)
kelancaran ASI dengan nilai p = 0,040 (p ≤ 0,05). Juga sejalan dengan hasil
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati dan Prayogi, (2017) yang
produksi ASI pada ibu menyusui yang bekerja dengan nilai rata – rata produksi
penelitian lebih lanjut untuk memastikan peningkatan produksi ASI yang hanya
41
Hypnobreasfeeding adalah upaya menanamkan niat bawah sadar kita,
untuk mengjasilkan ASI yang cukup untuk kepentingan bayi. Caranya adalah
yakni bahwa anda bisa menyusui bayi secara ekslusif tanpa tambahan susu
formula. Hal ini bisa diperoleh dengan memikirkan hal-hal positif yang dapat
metode yang sanat baik untuk membangun niat positif dan motivasi dalam
7,03 dengan standar deviasi 1,209. Perbedaan pengeluaran ASI sebelum dan
memperlancar produksi aliran ASI pada ibu nifas sehingga tercipta lingkungan
42
BAB VI
Kesimpulan
Gunung Meiah Tahun 2021, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
Saran
1. Ibu nifas yang produksi dan kelancaran ASI kurang banyak sebaiknya
pada bayi.
43
ibu nifas, sehingga memiliki pengetahuan tentang manfaat yang cukup
produksi ASI.
44
45
Frequency Table
umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid <21 tahun 3 7.5 7.5 7.5
21-35 tahun 23 57.5 57.5 65.0
>35 tahun 14 35.0 35.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
paritas
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid <2 orang 11 27.5 27.5 27.5
>2 orang 29 72.5 72.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid IRT 6 15.0 15.0 15.0
Petani 21 52.5 52.5 67.5
Wiraswasta 13 32.5 32.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
46
Descriptives
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
pengeluaran ASI 40 2 7 4.13 1.682
sebelum teknik
hypnobreasfeeding
pengeluaran ASI 40 4 8 7.03 1.209
sesudah teknik
hypnobreasfeeding
Valid N (listwise) 40
T-Test
47
Paired Samples Test
Paired Differences
95%
Sig.
Std. Std. Confidence
t df (2-
Mean Deviati Error Interval of the
tailed)
on Mean Difference
Lower Upper
Pair 1 pengeluaran - 1.516 .240 -3.385 -2.415 -12.101 39 .000
ASI sebelum 2.900
teknik
hypnobreasfee
ding -
pengeluaran
ASI sebelum
teknik
hypnobreasfee
ding
48
DAFTAR PUSTAKA
Wiji, R.N. 2013. ASI dan Panduan Ibu Menyusui. Yogjakarta: Nuha Medika.
Novayelinda, R. 2012. Telaah Literatur: Pemberian Asi Dan Ibu
Bekerja.
Morton, J., J.Y. Hall, R.J. Wong, L Thairu, W.E. Benitz and W.D. Rhine. 2009.
Combining hand technique with electric pumping increases milk
production in mother of preterm infants. Journal of Perinatology. 29: 757-
764.
49
Putriningrum, R., A. Khoiriyah, and T. Umarianti. 2015. Pengaruh pengetahuan
dan Hypnobreastfeeding pada ibu hamil trimester III terhadap proses
menyusui. Jurnal Dinamika Kebidanan. 5(1).
Kent, J.C., D.K. Prime, and C.P. Garbin. 2012. Principles for Maintaining
or Increasing Breast Milk Production. JOGNN. 41: 114-121.
Taqwim, M.A., and Anggorowati. 2014. Hubungan Kepercayaan diri dengan pola
pemberian air susu ibu pada Ibu Menyusui yang Bekerja di
kelurahan Mangkang kulon wilayah kerja puskesmas Mangkang kota
Semarang. Jurnal Keperawatan Maternitas. 2(2): 77-83.
Guyton, A., and J.E. Hall. 2010. Guyton and Hall Textbook of
Medical Physiology, 12th Ed. Philadelphia: Elsevier.
50
Lampiran 1
Nama : Irnawati
Nim 1911033
Mahasiswa : S1 Kebidanan
Judul Penelitian : Pengaruh Tehnik Hipnobreastfeeding Terhadap
Pengeluaran Asi Pada Ibu Nifas di Desa Sidorejo
Gunung Meriah Tahun 2021.
Saya tahu bahwa data yang saya berikan hanya digunakan semata-mata
untuk mengembangkan ilmu pendidikan kesehatan dan saya tahu tidak akan
dipublikasikan. Demikian surat persetujuan ini saya buat. Terimakasih.
(Irnawati) ( )
51
No. Responden :
Usia : …............................
Jumlah Paritas : …............................
Pekerjaan : …............................
Tabel Pengkajian : Pengaruh Tehnik Hypnobreastfeeding Terhadap
Pengeluaran Asi Pada Ibu Nifas Di Desa Sidorejo-Gunung Tahun 2021
Pengeluaran Pengeluaran ASI selama tehnik Hypnobreasfeeding
ASI sebelum
tehnik
No Uraian
Hypnobreasf Hari Hari Hari Hari Hari Hari
Hari
eeding Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5 Ke-6 Ke-7
Ke-8
(Hari 1)
1. Bayi tampak puas,
tenang dan mengantuk.
2. Bayi menyusu selama
15-25 menit
3. Bayi menyusu lebih
sering sekitar 10-18
kali per 24 jam
Bayi buang air kecil
4. minimal 6 kali per hari
dan warna air kencing
jernih atau kekuningan
5. Bayi sering buang air
besar kuning dan tampak
seperti berbiji.
6. Payudara Ibu terasa
kosong dan lunak
setelah menyusui
7. Ibu dapat mendengar
bunyi menelan ketika
bayi menelan ASI
8. Berat badan bayi naik
Jumlah
Keterangan nilai jawaban Total nilai
0 = Tidak ≤3 = ASI Kurang
1 = Ya 4 - ≤6 = Kuantitas ASI Cukup
≥7 = Kuantitas ASI Banyak
52
PANDUAN PELAKSANAAN HYPNO BREASTFEEDING LANGKAH-
- Niatkan yang tulus dari batin untuk memberi ASI eksklusif pada bayi
yang kita sayangi dan yakin bahwa semua ibu, bekerja atau di
kebutuhan bayi.
atau afirmasi, misalnya “ASI saya cukup untuk bayi saya sesuai
breastfeeding.
nyaman .
53
3. Teknik relaksasi dalam hypnobreastfeeding terdiri atas tiga tahap
- Pertama: relaksasi otot mulai dari puncak kepala sampai telapak kaki,
termasuk wajah, bahu kiri dan kanan, kedua lengan, daerah dada,
tarik napas panjang melalui hidung dan hembuskan keluar pelan- pelan
hilang.
tempat yang sama dengan raga. Salah satu cara dengan berdiam diri
dengan napas yang lambat, mendalam dan teratur selama beberapa saat.
Keterangan :
Sesi hypnobreastfeeding hanya diberikan satu atau dua kali saja di klinik
bersalin. Setelah itu pasien bisa mencoba sendiri di rumah minimal 5 x dalam
aroma therapy untuk relaksasi, dan ikuti panduan relaksasi otot, napas, dan
untuk melakukan atau memikirkan hal-hal tertentu, misalnya yakin bahwa kita
54
bisa menyusui dan ASI akan mengalir deras. Jika hal tersebut dilakukan secara
55
56
57
58
59
LEMBAR KONSULTASI
Judul Skripsi : Pengaruh Tehnik Hipnobreastfeeding Terhadap Pengeluaran Asi Pada Ibu Nifas Di
Desa Sidorejo-Gunung Tahun 2021 NO
61
62
63
64
65
66