BAB I
PENDAHULUAN
Diabetes Melitus adalah suatu penyakit yang terjadi akibat perubahan sel
bersifat kronik dengan tanda adanya peningkatan kadar gula darah. Berbagai
penyakit lain muncul karena tidak terkontrolnya kadar gula darah. Komplikasi
dapat timbul akibat kadar gula darah seperti penyakit neuropati, peningkatan
Usaha pencegahan agar tidak terjadi penyakit penyerta lain perlu di lakukan
pengendalian kadar gula dengan melakukan olahraga, diet, dan konsumsi obat
diabetes. Nilai kadar gula darah yang baik antara 80-200ml/dl trigelsildah
darah akibat gagalnya sekresi insulin. Peningkatan kgd kronik bisa mengakibatkan
gangguan dalam waktu yang lama akibat gagalnya serta tidak berfungsinya beberapa
organ tubuh yaitu mata, saraf, ginjal, jantung dan serta pembuluh darah (ADA. 2013).
Menurut WHO pada tahun 2015, 415 juta orang dewasa mengalami penyakit
diabetes, kenaikan tersebut mencapai 4 kali lipat dari 108 juta orang di tahun 1980an.
2
Diperkirakan pada tahun 2040 akan mengalami kenaikan mencapai 642 juta orang
(IDF Atlas 2015). Sekitar 80% orang yang menderita penyakit diabetes ada di negara
yang berpenghasilan rendah. Tahun 2015, Jumlah orang dewasa penyakit diabetes
sekitar 8,5% (1 sampai 11 orang dewasa menderita penyakit DM). Jumlah penderita
DM yang ada di dunia semakin bertambah pada setiap tahunnya. Karena itu dapat
disebabkan jumlah peningkatan populasi, usia dan penurunan aktivitas fisik (Puji,
2015).
DM sehingga mencapai dan juga mengalamikenaikan mencapai 628,6 juta jiwa pada
tahun 2045. Indonesia adalah negara yang menderita penyakit DM terbanyak nomor
enam di dunia yang berjumlah sebanyak 10,3 juta jiwa. Sehingga jumlah tersebut
akan terus menerus mengalami kenaikan mencapai 16,7 juta jiwa tahun 2045.
Hampir beberapa orang yang ada di dunia tidak mengetahui bahwa beberapa
polifagi, poliuri yang merupakan tanda awal yang harus diketahui oleh seluruh
oleh rusaknya sebagian kecil atau sebagian besar dari sel-sel β dari pulau pulau
kekurangan insulin. Sebagai berikut Diabetes mellitus memiliki dua tipe yaitu DM
dunia yang meliputi penyakit diabetes tertinggi bersama dengan China, India,
3
Amerika Serikat, Brazil, Rusia dan Meksiko dengan jumlah perkiraan orang dengan
Data dari IDF meliputi penyakit penderita DM tahun 2012 sebanyak 8,4
% dari populasi penduduk di dunia, dan mengalami kenaikan dari 382 juta kasus
tahun 2013, kenaikan tersebut mencapai 387 juta pada 2014. Kenaikan meliputi
penyakit penderita DM yang ada di Indonesia dari 8,4 juta tahun 2000 menjadi
sekitar 21,3 juta tahun 2030. Laporan tersebut menunjukkan bahwa adanya
kenaikan penyandang DM berjumlah sebanyak 2-3 kali lipat pada tahun 2035.
Pada tahun 2035 jumlah DM akan mengalami kenaikan mencapai 55% (592 juta)
di antaranya yang berusia 40-59 tahun (IDF, 2015). Indonesia adalah negara yang
diagnosis dokter atau gejala pada tahun 2013 sebesar 2,1% dengan prevalensi
terdiagnosis dokter tertinggi pada daerah Sulawesi Tengah (3,7%) dan paling
rendah pada daerah Jawa Barat (0,5%) (Depkes RI, 2013). 2015). Penderita
diabetes dengan komplikasi adalah penyebab kematian tertinggi nomor tiga yang
umur, namun mulai dari umur ≥ 65 tahun cenderung memiliki penurunan dan
lebih tinggi pada masyarakat dengan tingkat pendidikan tinggi serta dengan
Zahroh dan Musriana (2016) Diabetes melitus tipe 2 penderita diabetes yang
dikarenakan sel tubuh tidak menggunakan insulin sebagai sumber energy atau sel-sel
tubuh tidak merespon insulin yang dilepaskan pankreas, inilah yang disebut resistensi
insulin. DM atau lebih dikenal sebagai istilah kencing manis mempunyai faktor
pemicu yaitu antara lain pola makanan, obesitas, faktor genetik, bahan-bahan kimia
dan obat-obatan, penyakit dan infeksi pada pankreas, dan kehamilan (Stevani et al,
2017), sedangkan menurut Fitriana dan Rachmawati (2016) ada beberapa faktor yang
harus diyakini dapat menimbulkan resiko penyakit diabetes mellitus dimana harus
mendapatkan perhatian serius agar dapat terhindar dari penyakit yang sangat
mematikan ini diantaranya yaitu faktor genetik, obesitas, lansia, aktifitas fisik yang
Infeksi , hipoglikemia, kadar gula darah yang tidak stabil dapat menyebabkan
kerusakan pada mata, dapat menyerang kulit atau yang biasa disebut diabetes
dermopathy, ditandai dengan adanya bercak merah kecoklatan pada kulit, dan
jantung. Penanganan diabetes mellitus dapat dilakukan secara farmakologis dan non
dan daun mahkota dewa. Daun ceri (Muntingia calabura L) atau daun kersen
merupakan salah satu alternatife terapi non farmakologi secara ilmiah dengan rebusan
daun ceri dan buah jambu biji efektif dalam menurunkan kadar glukosa darah, dimana
tumbuhan ini mengandung senyawa flavonoid, tannin, saponin, dan alkaloid yang
dapat menurunkan kadar gula darah. Pengobatan penyakit diabetes mellitus yang
banyak digunakan saat ini memerlukan biaya yang cukup mahal dan terdapat efek
samping, diantaranya seperti injeksi insulin dan obat anti diabetes oral. Oleh karena
itu dibutuhkan tumbuhan obat yang memiliki aktivitas anti diabetes sebagai
alternative obat anti diabetes untuk mengontrol kadar gula darah penderita diabetes
esensial, kandungan tersebut yang membuat daun ceri membuat potensi antioksidan
dan aktivitas antibakteri. seri merupakan salah satu tanaman yang digunakan
memiliki substansi aktif sebagai antidiabetes yaitu asam askorbat, serat, niasin dan
sedangkan pada tahun 2021 selama 5 bulan terakhir berjumlah sebanyak 42 orang
penderita penyakit DM. Dari data puskemas tersebut diperoleh adanya rata rata
sarudik berada diatas 140 mg/dl. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk
dalam hal tersebut. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti bahwa di
wilayah kerja puskesmas sarudik banyak tanaman seri akan tetapi sebagian dari
masyarakat tersebut belum mengetahui bahwa daun seri dapat menurunkan kadar
gula darah pada penderita DM tipe 2. Saat dilakukan wawancara kepada 4orang
penelitian dan belum ada yang mengetahui bahwa daun seri dapat dimanfaatkan
sebagai penurun kadar gula darah pada penderita DM. Dari uraian tersebut maka
peneliti tertarik untuk mengetahui “Pengaruh pemberian air rebusan daun seri
terhadap penurunan kadar gula darah pada penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 di
penelitian ini yaitu : “Apakah ada pengaruh dari air rebusan daun seri terhadap
penurunan kadar gula darah penderita DM tipe 2 yang ada di Wilayah Kerja
Tujuan umum dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui adanya pengaruh air
rebusan daun seri terhadap penurunan kadar gula darah penderita Diabetes
Mellitus tipe 2 yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas Sarudik Pada Tahun 2021.
1. Untuk mengetahui kadar gula darah sebelum diberikan air rebusan daun
2. Untuk mengetahui kadar gula darah sesudah diberikan air rebusan daun
dasar yang dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya yang terkait dengan
seperti pemberian air rebusan daun seri dapat dijadikan pilihan penanganan untuk
dalam melakukan penelitian terkait pengaruh air rebusan daun seri terhadap
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Pengertian
proses tubuh dalam menyerap hidrakt arang, protein, dan asam lemak merupakan
Salah satu tanda penyakit diabetes yang sudah lama adalah tingginya kadar
gula darah serta gangguan penyerapan yang tidak dapat di kontrol akan
mengakibatkan timbulnya penyakit lain baik secara akut maupun kronik. Pankreas
terganggunya system endokrim yang ditandai peningkatan kadar gula dalam darah
2011).
tipe diabetes mellitus yaitu Dm tipe 1, tipe 2, dan tipe lain serta diabetes pada
kehamilan
Diabetes mellitus tipe 1 ditandai dengan rusaknya sel beta pada pancreas
dengan peningkatan kadar gula darah yang disebabkan tidak mampunya pancreas
10
memproduksi insulin. Penyakit ini biasanya terjadi pada usia dibawah 30 tahun
akan tetapi bias juga terjadi pada orang dewasa diatas 30 tahun serta lansia.
sukar masuk dalam sel. Penyakit DM ini biasanya terjadi pada umur diatas 40
tahun.
memasukan trimester ke2 hingga pada usia minggu ke24. Jika tidak ditangani
dengan baik maka akan mengakibatkan berat badan lahir bayi lebih dari 4kg atau
keturunan.
Penyabab dari DM tipe ini adalah sistem endokrim yang rusak karena
terjadi infeksi pancreas diketahui dari adanya nyeri perut yang menjalar hingga ke
punggung, BMI kurang dari 20, kekurangan gizi dan peningkatan glukosa darah
Dalam buku Saputra, Lyndon tahun 2014 faktor yang menyebabkan diabetes:
insulin endogen dengan didukung oleh faktor genetik autoimun, dan lingkungan.
perifer.
Tanda gejala akut pada penderita DM, kgd sewaktu lebih dari ≥ 200 mg/dl,
saat puasa ≥ 126 mg/dl, bak berlebihan sering merasa haus yang berlebihan
keinginan makan yang tinggi, penurunan berat badan terjadi dengan cepat antara
Gejala kronis yang terjadi pada penyakit diabetes ialah sering merasakan
panas dan tebal pada kulit, cepat mengantuk, kaki terasa keram dan kesemutan,
seksual, mengalami keguguran bagi yang sedang hamil serta melahirkan anak ≥ 4
kg.
1. Komplikasi akut
Hal ini akibat bereaksinya penyakit penyerta lain dalam jangka waktu
yang singkat karena tidak seimbangnya glukosa dalam darah sehingga terjadi
12
2. Komplikasi kronis
Salah satu sebab terjadinya cacat dan meninggal ialah penyakit diabetes
Penyakit jantung, GGK, dan komplikasi pada kulit serta kaki merupakan penyakit
Ada 4 tipe pilar utama dalam managemen diabetes yaitu penkes, mengatur pola
makan yang seimbang, serta melakukan aktifitas fisik yang teratur yang dilakukan
selaa 30 menit dalam kurang waktu 3-4 kali seminggu, serta pengobatan secara
farmakologi.
2.2.1. Defenisi
DM tipe dua ini sering disebut non insulin yang mana diakibatkan intersitas
sel pada insulin dan kekurangan insulin yang sering mengakibatkan peningkatan
gula darah. Tipe seperti ini memiliki kejadian yang paling banyak diantara yang
13
2014).
2.2.2. Etiologi
Biasanya sebab ini dibagi kedalam 2 faktor yaitu secara genetik dan juga faktor
1) Faktor risiko yang dapat diubah yaitu berat badan, obesitas, kurangnya
2) Faktor resiko yang tidak dapat diubah yaitu usia dan jenis kelamin
(Irawan, 2010).
Hal tersebut dikarenakan pada kelompok tersebut mulai terjadi proses aging
yang berhubngan dengan peningkatan kadar dalam sel sel otot lemak dalam
DM tipe 2 dengan distribusi sebanyak 27% laki-laki dan 21% perempuan (IDF,
2015).
2.2.4. Patofisiologi
lemak yang tidak normal (Harrison, 2012). Pada tahap awal, toleransi glukosa
akan terlihat normal, walaupun sebenarnya telah terjadi resistensi insulin. Hal ini
yang terus menerus terjadi akan mengakibatkan sel beta pankreas tidak lagi
Keadaaan yang menyerupai DM tipe 1 akan terjadi akibat penurunan sel beta
yang berlangsung secara progresif yang sampai akhirnya sama sekali tidak
2.2.5. Komplikasi
1) Komplikasi akut
a) Hipoglikemia
normal (<50 mg/dl). Hipoglikemia lebih sering terjadi pada penderita DM tipe 1
yang dapat dialami 1-2 kali per minggu. Kadar glukosa darah yang terlalu
rendah menyebabkan sel-sel otak tidak mendapat pasokan energi sehingga tidak
b) Hiperglikemia
Ketoasidosis diabetik terjadi akibat tubuh yang memecah lemak menjadi tenaga,
hal ini terjadi karena tubuh kekurangan glukosa (sumber tenaga) akibat insulin
2) Komplikasi kronik
menerus tinggi, tidak terkontrol dengan baik, dan berlangsung sampai 10 tahun
atau lebih. Neuropati dapat mengakibatkan saraf tidak bisa mengirim atau
kirim. Tergantung dari berat ringannya kerusakan saraf dan saraf mana yang
terkena.
dari racun yang masuk dan yang dibentuk oleh tubuh. Bila terdapat nefropati
atau kerusakan ginjal, racun didalam tubuh tidak dapat dikeluarkan, sedangkan
pada penderita diabetes juga terkait dengan neuropati atau kerusakan saraf.
utama kebutaan. Ada 3 penyakit utama pada mata yang disebabkan oleh
kontrol glukosa darah yang tidak baik, serta gangguan saraf otonom yang
mengenai saluran pencernaan. Rasa sebah, mual, bahkan muntah dan diare
juga bisa terjadi. Ini adalah akibat dari gangguan saraf otonom pada lambung
dan usus. Keluhan gangguan saluran makan bisa juga timbul akibat pemakaian
e) Infeksi
terkena infeksi. Tempat yang mudah mengalami infeksi adalah mulut, gusi,
paru-paru, kulit, kaki, kandung kemih dan alat kelamin. Kadar glukosa
darah yang tinggi juga merusak sistem saraf sehingga mengurangi kepekaan
e. Penatalaksanaan
yang terdiri atas edukasi, terapi gizi medis, latihan jasmani, serta intervensi
2.3.1. Pengertian
Kadar gula darah adalah tingkat glukosa di dalam darah Konsentrasi gula
darah atau tingkat glukosa serum diatur dengan ketat didalam tubuh. Glukosa
yang dialirkan melalui darah adalah sumber utama energi untuk sel-sel tubuh
(Wikipedia, 2012). Glukosa darah adalah gula yang terdapat dalam darah yang
terbentuk dari karbohidrat dalam makanan dan disimpan sebagai glikogen di hati
dan otot rangka . Glukosa darah dapat didefinisikan sebagai gula yang
seluruh sel di dalam tubuh. Sedangkan kadar glukosa darah merupakan tingkat
al. (2015) yakni kadar glukosa darah sewaktu, puasa, 2 jam setelah makan (2
terjadi setelah makan, stres, atau pada diabetes melitus. Nilai normalnya
menurut PERKENI (2006) dalam Soegondo, et al. (2015) kadar glukosa darah
sewaktu normalnya kurang dari 100 mg/dl. Glukosa darah sewaktu yang
≥200 mg/dl dapat dikategorikan glukosa darah sewaktu yang tinggi (American
Kadar glukosa darah puasa diukur setelah terlebih dahulu tidak makan
selam 8 jam. Kadar glukosa darah ini menggambarkan level glukosa yang
diproduksi oleh hati. Nilai normalnya kurang dari 100 mg/dl. Glukosa darah
puasa ≥ 126 mg/dl dapat dikategorikan glukosa darah puasa yang tinggi
ke sel. Nilai normalnya berkisar antara 100 mg/dl sampai 140 mg/dl (Kartika,
2015).
sebagai berikut :
Manfaat Senam Aerobik:
1. Meningkatkan kerja dan fungsi Faktor-faktor yang
jantung, paru dan pembuluh darah. mempengaruhi:
2. Meningkatkan kekuatan otot dan 1. Diet
kepadatan tulang. 2. Obat-obatan
3. Meningkatkan kelenturan 3. Stres
(fleksibilitas) pada tubuh. 4. Aktivitas fisik
4. Meningkatkan metabolisme tubuh. (Olahraga)
5. Mengurangi resiko terjadinya
berbagai penyakit.
6. Meningkatkan sistem hormonal
2.7. Hipotesis
BAB III
METODE PENELITIAN
air rebusan daun seri pada pasien Diabetes Mellitus Tipe 2. Penelitian ini
menggunakan rancangan one group pre and post test design yaitu rancangan
perlakuan menggunakan satu kelompok sampel yang sama dengan dua penilaian
setelah perlakuan.
satu kelompok sebelum diberikan perlakuan dan sesudah diberi perlakuan. Untuk
mengetahui pengaruh air rebusan daun seri terhadap penurunan kadar gula darah
pada penderita DM. Dalam rancangan ini tidak ada kelompok pembanding
peneliti dapat menguji perubahan yang terjadi setelah adanya perlakuan. Desain
O1 X O2
22
Keterangan :
Pelaksanaan penelitian di mulai dari bulan Mei sampai Agustus tahun 2021
surat survei pendahuluan untuk mendapatkan izin dari tempat penelitian hingga
proposal dilaksanakan.
Sampel adalah bagian yang diambil dari keseluruhan subjek yang diteliti
dan dianggap mewakili populasi penelitian. Sampel dalam penelitian ini adalah
ini adalah data sebagian dari populasi yang akan diteliti, dihitung dengan rumus :
N
n=
1+ N ( d ) 2
42
n=
1+ 42 ( 0,1 ) 2
42
=
1,43
Keterangan :
N = Jumlah Populasi
n= Besaran Populasi
a. Kriteria inklusi
b. Kriteria eksklusi
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari data laporan penderita
referensi.
3.5.1. Variabel
Variabel independen dalam penelitian ini adalah Air rebusan daun seri.
cara menentukan variabel dan mengukur suatu variabel. Defenisi operasional ini
menganalisa data.
25
No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
1 Air rebusan Daun seri yang direbus dengan SOP Observasi Ordinal
air hingga mendidih untuk
daun seri diminum.
2 Kadar Gula Jumlah kandungan glukosa Spektofotometri Pemeriksaan Baik : <100 mg/dl Numerik
dalam plasma darah yang
Darah KGD Sedang : 100-199 mg/dl
diukur dengan alat ukur kimia
Buruk : ≥ 200 mg/dl
darah (Gluco Cek) dengan
melakukan
pengambilan sampel darah.
Aspek pengukuran dari penelitian ini di dasarkan pada hasil observasi. Skala data yang digunakan adalah interval. Indikator
dijabarkan dalam observasi sebelum diberikan air rebusan daun seri 2 kali sehari selama 2 minggu maupun sesudah diberikan air
Data yang diperoleh dalam penelitian kemudian diolah dan dianalisis menggunakan komputer. Dalam pengolahan data-data
1. Editing
Editing dilakukan untuk meneliti kembali setiap daftar pertanyaan yang telah diisi. Editing meliputi kelengkapan pengisian, kesalaan
2. Koding
Koding dikalukan untuk mengklasifikasikan jawaban dari para responden kedalam kategori-katagori dengan memberikan kode pada
3. Entry
Entry yaitu data yang telah dikode tersebut kemudian dimasukkan ke dalam program komputer untuk selanjutnya akan diolah.
Data yang diperoleh akan dianalisis dengan analisis univariat dan bivariat. Analisis data akan dilakukan dengan program SPSS.
1. Analisis Univariat
Analisis univariat biasanya disebut sebagai analisis deskriptif yaitu untuk meringkas kumpulan data atau menjelaskan
karakteristik masing-masing variabel (Ummah, 2010). Analisis univariat yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
persentase. Selanjutnya data ditabulasi, kemudian diproses dengan menggunakan program SPSS.
2. Analisis Bivariat
Analisa bivariat digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat. Untuk dapat menguji
hipotesis dan menganalisa data yang diperoleh, menggunakan beberapa uji Paired sample t-test(Notoatmodjo, 2010). Paired sample t-
test adalah alat analisis atau alat uji hipotesis yang digunakan untuk mengetahui perbedaan dua rata-rata dalam hal ini adalah skor
kadar gula darah sebelum dan setelah diberi terapi yang berupa tindakan memberikan air rebusan daun seri (Sugiyono, 2008).
Dalam penelitian ini analisis dilakukan dengan pengujian statistik yaitu uji paired t-test untuk mengetahui pengaruh
variabel dependen dengan variabel independennya. Data dianalisis dengan menggunakan uji statistik yaitu paired sample t-test untuk
melihat perbedaan kadar gula darah puasa sebelum dan sesudah perlakuan,Uji-t berpasangan (paired t-test) adalah salah satu
28
metode pengujian hipotesis dimana data yang digunakan tidak bebas (berpasangan). Walaupun menggunakan individu yang
sama, peneliti tetap memperoleh 2 macam data sampel, yaitu data dari pre test dan data dari post test. Dalam penelitian ini