PENDAHULUAN
penyakit akibat gigitan nyamuk yang sering muncul adalah Demam Berdarah
oleh virus dengue yang ditularkan dari gigitan nyamuk Aedes aegypti sebagai
pembawa virus, penyakit ini bisa melanda seluruh orang serta bisa menyebabkan
kematian. DBD ialah penyakit meluas yang kerap memunculkan peristiwa luar
dan menyebar diseluruh Indonesia, sejak tahun 1968 sampai tahun 2009, Word
(Cahyadi,dkk, 2020)
Data dari Kemenkes RI, jumlah penderita kasus DBD yang dilaporkan
pada tahun 2017 sebanyak 68.407 kasus dengan 493 meninggal dunia (Kemenkes
RI, 2017) pada tahun 2018 sebanyak 53.075 kasus dengan 344 orang meninggal
dunia ditahun 2019 (hingga 29 januari 2019) sebanyak 133 jiwa (Kemenkes RI,
1
2019) di sepanjang tahun 2020 ada 95.893 kasus DBD dengan 661 orang
meninggal dunia.
yang melaporkan kasus DBD semakin lama semakin meningkat, dan hingga tahun
Pada tahun 2017, dilaporkan bahwa jumlah seluruh kasus DBD di Sumatera utara
sebanyak 5.454 kasus dengan jumlah kematian sebanyak 28 orang, jauh lebih
rendah dibanding data tahun 2016 sebanyak 8.715 kasus dengan jumlah kematian
60 orang. Angka kesakitan/Incidence rate (IR) DBD tahun 2017 sebesar 39,6 per
sebesar 63,3 per 100.000 penduduk. Angka kematian atau Case fatality rate
(CFR) DBD tahun 2017 adalah sebesar 0,51% lebih rendah dibanding CFR DBD
Tahun 2019 jumlah kasus DBD 7.584 kasus, dengan jumlah kematian
2018 kasus DBD berjumlah 5.786 kasus, dengan jumlah kematian sebanyak 26
orang. Angka kesakitan/Incidence rate (IR) DBD tahun 2019 sebesar 52,1 per
dengan Incidence rate (IR) DBD sebesar 40,1 per 100.000 penduduk. Angka
kematian Case fatality rate (CFR) DBD tahun 2019 adalah sebesar 0,5% terdapat
peningkatan dibanding CFR DBD tahun 2018 sebesar 0,44%. (Dinkes Prov.
Sumut, 2019)
2
Angka kesakitan DBD pada tahun 2019 juga diiringi oleh kenaikan jumlah
Kabupaten Deli Serdang sebanyak 1.326 kasus., Kota Medan sebanyak 1.068
kasus, Kabupaten Simalungun sebanyak 736 kasus dan Kota Sibolga ada pada
urutan ke 14 sebanyak 150 Kasus. Untuk cakupan paling rendah dengan kasus
2017 tentang Standar Bakus Mutu Kesehatan Lingkungan Untuk Vektor dan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a). Pengamatan Vektor dan
f). Pengendalian dengan metode biologi dan kimia secara terbatas; dan g). Sanitasi
lingkungan.
oleh masyarakat untuk meningkatkan angka bebas jentik (ABJ) dan menurunkan
3
jumlah penderita DBD di lingkungan masyarakat. Program tersebut membutuhkan
Peran dari juru pemantau jentik (Jumantik) yaitu seseorang yang melakukan
jumantik merupakan tugas dan tanggung jawab dalam bidang kesehatan untuk
penanggulangan DBD yaitu salah satu faktor penting menjaga lingkungan serta
jentik nyamuk untuk pengendalian demam berdarah Dengue (DBD). (Rini dan
Ningsih, 2020)
rumah yaitu, Kepala Keluarga atau anggota keluarga yang disepakati untuk
4
yaitu, petugas yang ditunjuk oleh pengelola tempat-tempat umum (TTU) atau
lingkungan. 4. Supervisor jumantik yaitu, anggota dari Pokja DBD atau orang
2020)
Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus dengan gerakan satu rumah satu jumantik ( Juru
Dengue dengan cara pencegahan terhadap gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan
Aedes Albopicus maka pemantauan jentik nyamuk dan PSN 3M Plus disetiap
rumah secara rutin dapat memberantas sarang nyamuk (Dirjen Pencegahan dan
5
Kegiatan 3M Plus ini melibatkan lintas program dan lintas sektor melalui
kelompok kerja operasional DBD dan kegiatan Juru Pemantau Jentik (Jumantik)
selain itu jumantik juga mengedukasi dan membantu kegiatan 3M Plus seperti
melakukan supervisi & penyuluhan pada masyarakat agar melakukan PSN dengan
3M Plus.
Gerakan PSN Plus ini sangat efektif dibanding dengan metode pencegahan
Demam Berdarah Dengue yang lain karena Gerakan PSN Plus menghilangkan
melanjutkan siklus kehidupan dari mulai telur, jentik, pupa dan nyamuk dewasa
(Gifari, 2017)
Utara dengan jumlah kasus DBD di Kota Sibolga selama 8 (delapan) tahun
atas indikator IR DBD secara Nasional (IR <49 per 100.000 penduduk) (Dinkes
Prov. Sumut, 2020). Jumlah kasus DBD Kota Sibolga pada tahun 2019 sebanyak
6
Dinas Kesehatan Kota Sibolga melakukan tindakan pencegahan penyakit
dua kali dalam setahun, sekaligus memanfaatkan peran kader juru pemantau jentik
Sibolga 2020) Peran kader jumantik yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota
Sibolga hanya dilakukan sampai tahun 2015, hal ini disebabkan karena tidak ada
anggaran yang ditampung dalam biaya operasional khusus (BOK). Tahun 2018
diterapkan disetiap Puskesmas tetapi yang sudah aktif kegiatan jumantik nya di
Sibolga terdapat lima kader jumantik di kelurahan pancuran gerobak. Hasil data
0,178% hal ini diketahui dari data yang didapat di Puskesmas Sambas pada bulan
Januari-Desember tahun 2018 ditemukan 19 positif yang terdapat jentik dari 730
positif yang terdapat jentik dari 770 rumah yang di periksa dengan ABJ 29,31 %.
Data rekapitulasi Puskesmas Sambas Kota Sibolga pada tahun 2019 terdapat 19
7
orang yang terkena DBD. Pada tahun 2020 mengalami peningkatan dengan
Bebas jentik di Wilayah Kerja Puskesmas Sambas Kota Sibolga Tahun 2021.
8
1.2 Perumusan Masalah
masalah yang akan diteliti yaitu “Bagaimana Peran Jumantik Terhadap Program
Kota sibolga.
9
1.4.2 Manfaat Praktis
2. Bagi Pendidikan
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
oleh virus dengue yang termasuk Arthropod-Borne virus, genus Flavivirus, dan
dari genus Aedes terutama Aedes aegypti atau Aedes albopictus, penyakit DBD
dapat muncul sepanjang tahun karena kasusnya bertambah atau meningkat dari
tahun ke tahun dan telah menjadi masalah kesehatan bagi masyarakat Indonesia
karena dapat menimbulkan kematian kasus dalam waktu beberapa hari, vektor
menimbulkan kejadian luar biasa hal ini menunjukkan bahwa sulit sekali
menghentikan transmisi penyakit ini karena banyak faktor yang berperan dalam
Host-Agent-Environment, Sampai saat ini masih belum ditemukan obat dan vaksin
11
2.1.2 Etiologi DBD
yaitu Arthopod Borne Virus atau virus yang disebabkan oleh atropoda. Virus ini
adalah Flavivirus dan mempunyai 4 serotipe yaitu serotipe 1,2,3 dan 4 (dengue
1,2,3 dan 4) virus ini ditularkan kemanusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti
betina yang terinfeksi. Vektor utama penyakit DBD adalah nyamuk Aedes aegypti
(di perkotaan) berkembang biak terutama diwadah buatan manusia, Aedes aegypti
sebelum senjah dan Aedes albopictus (di pedesaan), nyamuk yang menjadi vektor
DBD adalah nyamuk yang menjadi infeksi saat menggigit manusia yang sedang
sakit (terdapat virus dalam darahnya) virus dapat pula ditularkan secara
penyakit.”
“Berdasarkan klinis” :
3. Hepatomegali dimata hati kita dapat teraba dan kemungkinan akan terjadi
‘
12
4. Renjatan (syok) : nadi kecil dan cepat dengan tekanan nadi 20 mmHg
‘
perdarahan lain.
Berdasarkan laboratoris :
a. Trombositopenia (100.000/l)
‘
yakni virus dengue yang termasuk famili Flaviviridae, genus Flavivirus. Virus
yang berukuran kecil (50 nm) ini mengandung RNA berantai tunggal. Virion-nya
13
terdiri dari nucleocapsid dengan bentuk kubus simetris dan terbungkus dalam
panjang sekitar 11.000 dan terbentuk dari tiga gen protein struktural yaitu
nucleocapsid atau protein core (C), membrane-associated protein (M) dan suatu
protein envelope (E) serta gen protein non struktural (NS). (Dirjen P2P, 2017)
Terdapat 4 serotipe virus yang dikenal yakni DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan
dengan kasus DBD berat dan merupakan serotipe yang paling luas distribusinya
berkembang biak dengan baik dalam berbagai kultur jaringan. Infeksi virus
dengue pada manusia telah lama dikenal dan menyebar luas, terutama di daerah
sumber penular DBD. Di Indonesia teridenti fikasi ada 3 jenis nyamuk yang bisa
menularkan virus dengue yaitu : Aedes aegypti, Aedes albopictus dan Aedes
scutellaris. Sebenarnya yang dikenal sebagai Vektor DBD adalah nyamuk Aedes
betina. Perbedaan morfologi antara nyamuk aedes aegypti yang betina dengan
14
yang jantan terletak pada perbedaan morfologi antenanya, Aedes aegypti jantan
memiliki antena berbulu lebat sedangkan yang betina berbulu agak jarang/ tidak
sumber penular Demam Berdarah Dengue (DBD). Virus Dengue berada dalam
darah selama 4-7 hari mulai 1-2 hari sebelum demam. Berikut ini uraian tentang
1. Morfologi
Menurut Soegijanto (2006) dalam Mursyidah (2017), hal 12) siklus hidup
stadium meliputi telur, larva, pupa dan dewasa. Waktu yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan dari telur sampai dewasa berkisar 7-14 hari yang tergantung pada
suhu, kelembaban, kondisi air dan kandungan zat makanan serta spesies nyamuk.
a. Telur
Telur berwarna hitam dengan ukuran ± 0,80 mm, berbentuk oval yang
mengapung satu persatu pada permukaan air yang jernih, atau menempel
pada dinding tempat penampung air. Telur biasanya menetas 2-3 hari
2017)
15
b. Larva (jentik)
memiliki 4 fase. Pada kondisi yang optimal, waktu penetasan dari telur
sedangkan pada suhu yang rendah akan dapat bertahan hingga beberapa
2) Instar II : 2,5-3,8 mm
c. Pupa
Pada stadium pupa dapat di bilang sebagai fase istirahat. Pupa merupakan
berbentuk pendek, tidak makan, bergerak aktif dalam air apabila merasa
16
d. Dewasa
Stadium akhir yaitu nyamuk dewasa. Nyamuk dewasa baik jantan maupun
betina setelah keluar dari pupa akan berhenti sejenak. Nyamuk dewasa
Pada siang hari Nyamuk Aedes aktif seperti Aedes aegypti dan Aedes
penampungan air bersih atau air hujan seperti bak mandi, tangki penampungan air
bersih atau hujan seperti bak mandi,tangki penampungan air, vas bunga, kaleng-
kaleng atau kantung-kantung plastik bekas, talang rumah, bambu pagar, kulit-kulit
buah seperti kulit buah rambutan, tempurung kelapa, ban bekas, dan berbagai
wadah yang dapat menampung air bersih (Direktorat Jendral P2P DBD, 2017)
17
Berdasarkan Lampiran Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor :
terjadinya KLB.
4. Penanggulangan seperlunya
5. Penanggulangan lain
6. Penyuluhan kesehatan
18
2.2 Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN
DBD)
PSN DBD adalah kegiatan yang bertujuan untuk memberantas telur, larva
memberantas jentik nyamuk penular DBD dengan cara 3M, yaitu menguras secara
menyingkirkan kaleng–kaleng bekas, plastik dan barang bekas lainnya yang dapat
menampung air hujan sehingga tidak menjadi sarang nyamuk Aedes aegypti
meningkatkan angka bebas jentik (ABJ) dan menurunkan angka penderita Demam
pembawa virus Dengue yang merupakan penyebab penyakit DBD (Rini dan
Ningsih, 2020).
19
2.2.2 Proses PSN
20
3. Mengumpulkan, memanfaatkan atau menyingkirkan barang – barang
‘ Selain itu ditambah dengan cara lain yang biasa dikenal dengan 3M plus ’
1. Mengganti air pada vas bunga dan tempa–tempat lainnya seminggu sekali.
5. Pelihara ikan pemakan jentik nyamuk seperti ikan cupang, ikan kepala
timah, ikan tempalo, ikan nila didalam kolam atau bak penampungan air.
8. Menggunakan kelambu.
21
11. nyamukMenggunakan tanam pengusir nyamuk seperti lavender, kantong
Bebas Jentik (ABJ), apabila ABJ lebih atau sama dengan 95% diharapkan
penularan DBD dapat dicegah atau dikurangi (Direktorat Jendral P2P DBD, 2017)
2.2.2.1 Larvasida
1. Abate
nyamuk. Dalam jumlah sesuai dengan yang dianjurkan aman bagi manusia
sedikit demi sedikit zat kimia itu akan larut secara merata dan membunuh
semua jentik nyamuk yang ada ditempat penampungan air tersebut. Dosis
penggunaan Abate 10 gram untuk 100 liter air. Pemberian Abate diulang
22
2. Altosid
seperti gula pasir berwarna hitam arang. Dalam takaran yang dianjurkan
aman bagi manusia dan tidak menimbulkan keracunan. Air yang ditaburi
Altosid 1,3% tidak menjadi bau dan tidak berubah warna dan bertahan
3 bulan.
3. Sumirlarv
bentuk nya seperti butiran berwarna coklat kekuningan. Dalam dosis yang
tangki air yang terbuat dari besi, seng, dan lain–lain. Sumilarv 0,5 G
(DBD) larut dalam airyang terikat secara organik air, kemudian melekat
pada dinding tempat penampungan air dan bertahan sampai 3 bulan. Zat
bulan.
2.2.2.2 Larvatrap
23
nyamuk meletakan telurnya didalam wadah sehingga dapat
2.2.2.3 Fogging
jalan yang dapat dilalui kendaraan didaerah endemis tinggi. Cara ini
maupun telur saja tetapi jentik nyamuk tidak mati dengan pengasapan.
Selama jentik tidak dibasmi, setiap hari akan muncul nyamuk yang
2.3 Jumantik
agypti dan Aedes albopictus (Kemenkes RI, Direktorat Jendral P2P, 2016)
Jumantik merupakan salah satu bentuk gerakan atau partisipasi aktif dari
masyarakat dalam mencegah kejadian penyakit DBD yang sampai saat ini masih
belum dapat diberantas tuntas (Kemenkes RI, 2016). Yang dimaksud jumantik
24
adalah warga masyarakat yang direkrut dan dilatih untuk melakukan proses
edukasi dan memantau pelaksanaan PSN (3M plus) (PP Provinsi DKI No. 6 tahun
khususnya DBD melalui PSN 3M Plus (Kemenkes RI, Direktorat Jendral P2P,
2016).
tempat-tempat umum (TTU) seperti di perkantoran, sekolah dan rumah sakit atau
25
tempat ibadah, tempat pemakaman dan tempat wisata untuk melaksanakan
Supervisor Jumantik merupakan satu atau lebih anggota dari Pokja DBD
atau orang yang ditunjuk oleh Ketua RW/Kepala Desa/Lurah untuk melakukan
seluruh bangunan/rumah di satu RW. Kegiatan ini dilakukan setiap sebulan sekali
dengan seragam, surat tugas, identitas diri, formulir pencatatan dan pelaporan,
larvasida, gayung, alat ukur volume, senter, dan lembar bantu penyuluhan
26
PSN melalui 3M yang harus dilakukan seminggu sekali, melakukan abatisasi
selektif pada tempat penampungan air bersih yang tidak dapat/ sulit untuk dikuras,
untuk melakukan PSN. Hasil pengamatan jentik oleh Jumantik ini akan direkap
oleh petugas Puskesmas kelurahan disertai dengan ABJ (Angka Bebas Jentik)
setiap 3 bulan.
kasus DBD. Oleh karena itu, diperlukan upaya peningkatan keaktifan jumantik
melalui motivasi yang diberikan oleh dinas kesehatan setempat (Natalia, dkk,
2017).
Hal yang dilakukan oleh Jumantik saat mengamati jentik nyamuk Aedes
27
kebersihan rumah agar tidak ada air tergenang dan menutup tempat
penampungan air dengan rapat. Sedangkan pada tangki air yang sulit
3. Melihat peralatan rumah yang mungkin menampung air bersih yang dapat
bekas, pot bunga yang biasanya jarang diperhatikan oleh pemilik rumah.
rumah dan tempat-tempat umum yaitu pemeriksaan tempat penampungan air dan
tempat berkembang biakan nyamuk Aedes aegypti yang dilakukan secara teratur
nyamuk penular DBD dengan menggunakan indikator ABJ (Depkes RI, 2016).
28
Tujuan pemeriksaan jentik adalah untuk menurunkan populasi nyamuk
penular Demam Berdarah Dengue (Aedes aegypti) dan jentiknya setelah itu
meningkatkan peran serta masyarakat dalam PSN DBD melalui Jumantik (Depkes
RI, 2016)
Aedes, baik didalam maupun diluar rumah setiap media perairan potensial
dilakukan pengamatan jentik selama 3-5 menit menggunakan senter (Dirjen P2P
DBD, 2017)
Hasil survei jentik Aedes dicatat dan dihitung analisa perhitungan Angka
Bebas Jentik (ABJ), Container Index (CI), House Index (HI) dan Breteau Index
(BI)
Rumus :
29
jumla h ruma h yang tidak ditemukan jentik
ABJ ¿ ×100 %
ruma h yang diperiksa
Breteau Index (BI) adalah jumlah container dengan jentik dalam100 rumah atau
bangunan.
Keterangan :
HI : House Index
CI : Container Index
BI : Bretau Index
30
Pengamatan kepadatan populasi vektor DBD dilakukan mulai dari tingkat
PSN.
bulan sekali pada wilayah kerja puskesmas (PJB) dan dilakukan evaluasi
Tempat Penampungan Air (TPA), non TPA dan tempat penampungan air
(Mubarokah,2013)
B. Gunakan senter saat memeriksa jentik di tempat gelap atau air keruh.
PSN DBD.
D. Memberi penjelasan dan ajakan PSN DBD kepada keluarga dan petugas
31
2.5 Kegiatan Implementasi Penatalaksaanan Pemantauan oleh Jumantik
sudah berlangsung dan berhasil menurunkan angka kematian dari 41,3% pada
tahun 1968, pada tahun 2010 Peran Juru Pantau Jentik dalam Sistem
angka kesakitan. Di Indonesia, sampai dengan bulan Agustus tahun 2011 tercatat
24.362 kasus dengan 196 kematian (case fatality rate, CFR: 0,80%). Bahkan
Asian Nations (ASEAN) dengan jumlah kematian sekitar 1.317 orang pada tahun
2010. Salah satu faktor belum efektifnya pencegahan DBD di Indonesia adalah
Karena itu program yang dilakukan oleh kader jumantik seperti memantau
karena berhubungan secara langsung. Jika melakukan praktik PSN dengan benar,
32
bahkan hilang dan mengurangi jumlah nyamuk Aedes aygepti sebagai agent dari
instansi terkait.
33
Hasil pemeriksaan jentik dari Dinkes Kab/Kota dilakukan rekapitulasi oleh
Arbovirosis, 2016)
yang ada pada kurun waktu yang telah di tentukan Selain itu, hasil laporan
yang telah ada agar hasil pencapaian yang didapat lebih baik dibandingkan
terjadi wabah.
penting dalam program pencegahan virus dengue dan nyamuk Aedes aegpty, yaitu
34
sebagai pelaksana, mencerminkan koordinasi lintas sektor, dan mencerminkan
Gambar 2.5 Kerangka Konsep Peran Jumantik terhadap Program PSN dan
ABJ
35
BAB III
METODE PENELITIAN
Menurut Bogdan dan Taylor, sebagaimana yang dikutip oleh Lexy J. Moleong,
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.
suatu populasi, situasi, atau fenomena yang diteliti oleh peneliti didaerah tersebut.
program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)) dan Angka Bebas Jentik (ABJ)
lebih jelas, lengkap, serta memungkinkan dan mudah bagi peneliti untuk
melakukan penelitian observasi. Oleh karena itu, maka penulis menetapkan lokasi
dimana Puskesmas Sambas merupakan salah satu Puskesmas yang ada Program
36
dan aktif kegiatan Jumantik sehingga peneliti memungkinkan untuk mendapat
Menurut Lofland dan Lofland sebagaimana yang telah dikutip oleh Lexy.
mengemukakan bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-
kata dan tindakan, selebihnya berupa data tambahan seperti dokumen dan lain-
lain.
mengumpulkan datanya maka sumber datanya disebut informan, yaitu orang yang
Dalam penelitian ini sumber data primer diperoleh dari hasil wawancara
37
Gerobak. Sedangkan sumber data sekunder dalam penelitian ini diperoleh data
Dalam hal pengumpulan data ini, penulis terjun langsung pada objek
1. Observasi
sebagai sumber data dalam keadaan asli atau sebagaimana keadaan sehari-
hari.
38
2. Wawancara
dengan cara tanya jawab sambil menatap muka antara penanya atau
3. Dokumentasi
39
3.5 Teknik Analisis Data
bukan angka. Data yang berasal dari naskah, wawancara, catatan lapangan,
Analisis data versi Miles dan Huberman, bahwa ada tiga alur kegiatan,
verifikasi.
tersebut diverifikasi.
informasi yang tersusun dalam bentuk yang padu dan mudah dipahami.
40
3. Penarikan kesimpulan atau verifikasi merupakan kegiatan akhir
dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik
41
mendapatkan hasil wawancara yang kemudian dicek dengan hasil
42