ASUHAN KEBIDANAN
PRAKONSEPSI DAN PERENCANAAN KEHAMILAN SEHAT
DI PUSKESMAS KAMAL
Disusun Oleh :
Nama : Susi Setyawati
NIM : 20159010030
Kelas :A
ASUHAN KEBIDANAN
PRAKONSEPSI DAN PERENCANAAN KEHAMILAN SEHAT
DI PUSKESMAS KAMAL BANGKALAN
Disusun Oleh :
Kepala Ruangan
Tanggal: 16 februari 2021
Di: Pkm Kamal__________ (_Khadijah,S.Keb.,Bd)___________
NIP 1098207122006042028
Pembimbing Institusi
Tanggal: 16 februari 2021
Di: Pkm Kamal__________ (_Iin Setiawati, S.Keb.,Bd.,M.AP.,M.Kes )
NIDN. 0713108605
Pembimbing Kasus
Tanggal: 16 februari 2021
Di: Pkm Kamal__________ (_Khadijah,S.Keb,.Bd)__________________)
NIP 1098207122006042028
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Asuhan prakonsepsi merupakan asuhan yang diberikan pada perempuan
sebelum terjadi konsepsi. Asuhan ini diberikan sebelum kehamilan dengan sasaran
mempermudah wanita mencapai tingkat kesehatan optimal sebelum ia hamil. wanita
hamil yang sehat memiliki kemungkinan lebih besar untuk memiliki bayi yang
sehat. Idealnya, semua kehamilan adalah hal yang terencana dan setiap bayi berada
dalam lingkungan yang sehat.asuhan prakonsepsi memiliki banyak keuntungan dan
variasi, antara lain: memungkinkan identifikasi penyakit medis; pengkajian kesiapan
psikologis, keuangan, dan pencapaian tujuan hidup.
Dalam mewujudkan kehamilan yang ideal butuh serangkaian persiapan.
Salah satu persiapan yang harus disiapkan adalah pemeriksaan fisik atau
pemeriksaan kesehatan. Pemeriksaan kesehatan pada masa prakonsepsi atau hamil
khususnya padawanita akan mengurangi angka kesakitan dan kematian ibu dan
anak. Beberapa penyakit yang kemungkinan menganggu proses kehamilan dapat
dideteksi secara dini sehingga keadaan yang lebih buruk dapat cepat dihindari
(Cunningham, 2012).
Selama ini, persiapan prakonsepsi berupa konseling dengan tenaga kesehatan
masih tabu dilakukan. Padahal untuk membentuk generasi dan masyarakat yang
berkualitas dimulai dari pernikahan yang sehat.
Bidan sebagai tenaga kesehatan tidak hanya berperan dalam
melakukantindakan medis, tetapi memiliki peran sebagai konselor. Dengan
dilakukanya konseling khususnya pada wanita usia subur, diharapkan dapat
terwujudnya kehamilan yang ideal guna mewujudkan keluarga berkualitas.
Berdasarkan alasan yang telah diuraikan datas, penulis tertarik mengangkat
asuhan kebidanan prakonsepsi dan perencanaan kehamilan sehat yang tepat sebagai
topik laporan komprehensif asuhan kebidanan pada prakonsepsi.
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Mampu memberikan asuhan kebidanan prakonsepsi dan perencanaan
kehamilan sehat yang tepat
b. Tujuan Khusus
1) Mahasiswa mampu menjelaskan dasar teori prakonsepsi.
2) Mahasiswa mampu menjelaskan konsep asuhan kebidanan prakonsepsi dan
perencanaan kehamilan sehat yang tepat
3) Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan prakonsepsi dan
perencanaan kehamilan sehat yang tepat
4) Mahasiswa mampu melakukan pendokumentasian hasil asuhankebidanan
prakonsepsi dan perencanaan kehamilan sehat yang tepat
5) Mahasiswa mampu melakukan pembahasan berdasarkan teori dan kasus.
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Definisi Prakonsepsi
Prakonsepsi terdiri dari dua kata yaitu pra dan konsepsi. Pra berarti sebelum
dan konsepsi berarti pertemuan sel ovum dengan sperma sehingga terjadi
pembuahan. Jadi prakonsepsi berarti sebelum terjadi pertemuan sel sperma dengan
ovum atau pembuahan atau sebelum hamil. Periode prakonsepsi adalah rentang
waktu dari tiga bulan hingga satu tahun sebelum konsepsi, tetapi idealnya harus
mencakup waktu saat ovum dan sperma matur, yaitu sekitar 100 hari sebelum
konsepsi.
2. Tujuan Prakonsepsi
Tujuan asuhan prakonsepsi adalah memastikan bahwa ibu dan pasangannya
berada dalam status kesehatan fisik dan emosional yang optimal saat dimulainya
kehamilan. Tujuan lainnya adalah memberikan serangkaian pilihan yang mungkin
tidak tersedia saat kehamilan dikonfirmasikan kepada calon orang tua. Meskipun
kehamilan bagi beberapa pasangan mungkin tidak direncanakan, mayoritas
pasangan yang memang merencanakan kehamilan dapat memperoleh manfaat dari
asuhan prakonsepsi, baik bagi mereka yang hanya ingin memberikan yang terbaik
bagi bayinya maupun sebagai upaya mengurangi kondisi yang dapat membahayakan
kehamilan.
3. Manfaat Prakonsepsi
Manfaat adanya asuhan prakonsepsi adalah adanya kesiapan secara fisik dan
emosional yang optimal saat memasuki masa konsepsi. Melalui asuhan prakonsepsi,
ibu dan pasangan dapat mengetahui hal-hal yang dapat mendukung persiapan saat
prakonsepsi. Selain itu, ibu dan pasangan dapat mengetahui hal apa saja yang
menghambat suksesnya proses konsepsi, sehingga ibu dan pasangan dapat
melakukan upaya yang maksimal agar bayi dapat lahir dengan sehat.
Selain itu asuhan pra konsepsi juga bermanfaat untuk :
a. Identifikasi keadaan penyakit
b. Penilaian keadaan psikologis
c. Kesiap siagaan keuangan dan tujuan hidup
d. Memberikan banyak informasi bagi perempuan dan pasangannya untuk
membantu membuat keputusan tentang persalinan yang akan di hadapinya.
4. Langkah- langkah yang dilakukan dalam Pra Konsepsi
a. Melakukan medical chek up sebelum terjadi konsepsi, sehingga tenaga
kesehatan dapat menilai keadaan kesehatan perempuan dan mengidentifikasi
faktor resikonya.
b. Pemeriksan laboratorium rutin. Pemeriksaan laboratorium rutin artinya bahwa
pemeriksaan ini dilakukan pada setiap wanita yang akan hamil antara lain :
pemeriksaan darah lengkap, golongan darah, titer virus Rubella, hepatitis B, pap
smear, clamidia, HIV, dan GO.
c. Pemberian imunisasi sebelum konsepsi
d. Usahakan BB ideal karena underweight dan overweight merupakan penyebab
banyak masalah dalam kehamilan.
e. Identifikasi riwayat kesehatan keluarga ( kesulitan dalam kehamilan, persalinan,
nifas maupun kecacatan )
f. Anjurkan untuk melakukan gaya hidup sehat sebelum terjadinya konsepsi ( olah
raga, hindari minum alcohol, merokok atau penggunaan obat-obat terlarang/
hentikan bila ibu sudah terbiasa )
g. Identifikasi masalah kesehatan ( DM, epilepsy,hipertensi dll ), berikan
penanganan dan observasi sebelum terjadi konsepsi.
h. Diet makanan bergizi seimbang. Jangan makan makanan setengah matang, dan
yang mengandung kotoran kucing karena dapat menyebabkan toxoplasmosis
yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin.
i. Membersihkan lingkungan dari bahan kimia.
5. Menstruasi
a. Pengertian Menstruasi
Menstruasi merupakan perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus
yang disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium (Wiknjosastro, 2005).
Sementara menurut Prawirohardjo (2011:161) pendarahan haid
merupakan hasil interaksi kompleks yang melibatkan sistem hormon dengan
organ tubuh, yaitu hipotalamus, hipofise, ovarium, dan uterus serta faktor lain di
luar organ reproduksi
b. Siklus Menstruasi
Normal Panjang siklus menstruasi ialah jarak antara tanggal mulainya
menstruasi yang lalu dan mulainya menstruasi berikutnya. Hari mulainya
perdarahan dinamakan hari pertama siklus. Umumnya, jarak siklus menstruasi
berkisar dari 15-45 hari dengan rata-rata 28 hari. Lamanya berbeda-beda antara
2-8 hari, dengan rata-rata 4-6 hari (Price & Wilson, 2006:1281). Panjang daur
menstruasi dapat bervariasi pada satu wanita selama saat-saat yang berbeda
dalam hidupnya, dan bahkan dari bulan ke bulan tergantung pada berbagai hal,
termasuk kesehatan fisik, emosi, dan nutrisi wanita tersebut (Wiknjosastro,
2005). Darah menstruasi biasanya tidak membeku. Jumlah kehilangan darah tiap
siklus berkisar 60-80 ml. Kira-kira tiga per empat darah ini hilang dalam dua
hari pertama. Wanita berusia.35 tahun (Benson, 2009).
Price & Wilson (2006:1281) membagi siklus menstruasi menjadi dua
yaitu siklus ovarium dan endometrium dimana kedua siklus tersebut saling
mempengaruhi.
Siklus Ovarium
1) Fase Folikular
Siklus diawali hari pertama menstruasi, atau terlepasnya
endometrium. FSH merangsang pertumbuhan beberapa folikel
primordial dalam ovarium. Umumnya hanya satu terus berkembang dan
menjadi folikel deGraaf dan yang lainnya berdegenerasi. Folikel terdiri
dari sebuah ovum dan dua lapisan sel yang mengelilinginya. Lapisan
dalam yaitu sel-sel granulosa mensintesis progesteron yang disekresi ke
dalam cairan folikular selama paruh pertama siklus menstruasi, dan
bekerja sebagai prekusor dalam sintesis estrogen oleh lapisan sel teka
interna yang mengelilinginya.
Estrogen disintesis dalam sel-sel lutein pada teka interna. Jalur
biosintesis estrogen berlangsung dari progesteron dan pregnenolon
melalui 17-hidroksilasi turunan dari androstenedion, testosteron dan
estradiol. Kandungan enzim aromatisasi yang tinggi pada sel-sel ini
mempercepat perubahan androgen menjadi estrogen. Folikel, oosit
primer mulai menjalani proses pematangannya. Pada waktu yang sama,
folikel yang sedangestrogen yang meningkat menyebabkan pelepasan
LHRH melalui mekanisme umpan balik positif.
2) Fase Luteal
LH merangsang ovulasi dari oosit yang matang. Tepat sebelum
ovulasi, oosit primer selesai menjalani pembelahan meiosis pertamanya.
Kadar estrogen yang tinggi kini menghambat produksi FSH.
Kemudian kadar estrogen mulai menurun. Setelah oosit terlepas dari
folikel deGraaf, lapisan granulosa menjadi banyak mengandung
pembuluh darah dan sangat terluteinisasi, berubah menjadi korpus
luteum yang berwarna kuning pada ovarium. Korpus luteum terus
mensekresi sejumlah kecil estrogen dan progesteron yang semakin lama
semakin meningkat.
Siklus Endometrium
1) Fase Proliferasi
Segera setelah menstruasi, endometrium dalam keadaan tipis dan
dalam stadium istirahat. Stadium ini berlangsung kira-kira selama 5 hari.
Kadar estrogen yang meningkat dari folikel yang berkembang akan
merangsang stroma endometrium untuk mulai tumbuh dan menebal,
kelenjar-kelenjar menjadi hipertropi dan berproliferasi, dan pembuluh
darah menjadi banyak sekali. Kelenjar-kelenjar dan stroma berkembang
sama cepatnya. Kelenjar makin bertambah panjang tetapi tetap lurus dan
berbentuk tubulus. Epitel kelenjar berbentuk toraks dengan sitoplasma
eosinofilik yang seragam dengan inti di tengah. Stroma cukup padat pada
lapisan basal tetapi makin ke permukaan semakin longgar. Pembuluh
darah akan mulai berbentuk spiral danlebih kecil. Lamanya fase
proliferasi sangat berbeda-beda pada setiap orang dan berakhir pada saat
terjadinya ovulasi.
2) Fase Sekresi
Setelah ovulasi, dibawah pengaruh progesteron yang meningkat dan
terus diproduksinya estrogen oleh korpus luteum, endometrium menebal
dan menjadi seperti beludru. Kelenjar menjadi lebih besar dan berkelok-
kelok, dan epitel kelenjar menjadi berlipat-lipat, sehingga memberikan
seperti gambaran “gigi gergaji”. Inti sel bergerak ke bawah, dan
permukaan epitel tampak kusut. Stroma menjadi edematosa. Terjadi pula
infiltrasi leukosit yang banyak dan pembuluh darah menjadi makin
berbentuk spiral dan melebar. Lamanya fase sekresi pada setiap
perempuan 14±2 hari. 3) Fase Menstruasi Korpus luteum berfungsi
sampai kira-kira hari ke-23 atau 24 pada siklus 28 hari dan kemudian
mulai beregresi. Akibatnya terjadi penurunan progesteron dan estrogen
yang tajam sehingga menghilangkan perangsangan pada endometrium.
Perubahan iskemik terjadi pada arteriola dan diikuti dengan menstruasi.
% Lama
Dosis Saat Pemberian
Perlindungan Perlindungan
TT II
Minimal 4 minggu setelah TT I
80 % 3 tahun
TT III
Minimal 6 bulan setelah TT II atau 5 tahun
selama kehamilan berikutnya 95 %
a) Diagnosis ataumasalah
b) Antisipasi diagnosis / masalahpotensial
c) Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi / kolaborasi dan /
atau rujukan sebagai langkah II, III,danIV
4) Penatalaksanaan
Penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan penatalaksanaan yang sudah
dilakukan seperti tindakan antisipatif, tindakan segera, tindakan secara
komprehensif, penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi/follow up dari rujukan.
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “S” DENGAN PRAKONSEPSI DI
RUANG KIA PUSKESMAS KAMAL
A. PENGKAJIAN
Tanggal :16 Februari 2021
Jam : 09.30 WIB
B. IDENTITAS PASIEN
Identitas Pasien Identitas Penanggung Jawab
Status : Istri Suami
Nama : Ny “S” Nama : Tn “U”
Umur : 23 tahun Umur : 25 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaa : IRT Pekerjaan : Swasta
Suku bangsa : Indonesia Suku bangsa : Indonesia
Alamat : Gili Timur Alamat : Gili Timur
I. DATA SUBJEKTIF
3 bulan menikah ingin segera memiliki keturunan, klien tidak pernah mengikuti
jenis KB apapun. HPHT 15 januari 2021. Haid teratur setiap bulan, siklus 28 hari dan
lama nya 7 hari. Jumlah pendarahan normal, tidak ada nyeri haid dan tidak ada
keputihan. Klien tidak pernah menderita penyakit kista, miom, CA. Dalam keluarga
tidak ada yang mandul / infertil. Pola nutrisi istirahat normal. Klien siap lahir batin
untuk hamil.
II. DATA OBJEKTIF
K/U : baik, Kesadaran : Composmentis, BB/TB : 47kg/156cm, TD : 110/70mmhg,
N : 80x/menit, S : 36,7°C, IMT:19,3, LILA:24cm. Pada daerah perut tidak ada
pembesaran abdomen dan tidak ada nyeri tekan, skrela putih, konjungtiva tidak
anemis, HB : 12,2gr/Dl, Golda : O
III. ASSESEMENT
Ny.”S” Usia 23thn dengan prakonsepsi.
IV. PENATALAKSANAAN
a. Menjelaskan kepada klien hasil pemeriksaan bahwa kondisi klien dalam keadaan
sehat – sehat saja, klien mengerti.
b. Menejelaskan kepada ibu cara menghitung masa subur. Yaitu klien mengetahui
siklus terpanjang dan terpendek nya siklus dalam menstruasi, sehingga dapat
disimpulkan bahwa klin memiliki siklus haid 27-30hari, akan memiliki masa
paling subur pada hari ke 9- hari ke19 siklus menstruasi. Ibu dapat menghitung
usia subur berikutnya.
c. Menjelaskan kepada ibu proses kehamilan. Yaitu sel telur diproduksi oleh
ovarium wanita dan dilepaslah satu telur yang matang tadi untuk dibuahi sel
sperma agar terjadi kehamilan. Ibu mengerti dapat mengulang kembali penjelasan.
d. Menjelaskan kepada klien untuk mengurangi frekuensi senggama yakni setiap 3
hari sekali agar Proses spermatogenesis sempurna. Ibu berjanji akan
melakukannya.
e. Menganjurkan pada ibu untuk mngkonsumsi kurma muda, ibu bersedia
f. Memberikan motivasi agar rileks dan tidak stress dalam menunggu kehamilan, ibu
bersedia.
g. Menganjurkan klien untuk kontrol ulang setengah bulan sekali atau jika ada
keluhan, pasien bersedia untuk kontrol ulang.
BAB V
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengkajian data subjektif ibu memiliki usia 23 tahun. Artinya, dari
aspek usia ibu memenuhi kriteria usia reproduksi untuk hamil. Hal ini sesuai teori yang
dikemukakan Stickler (2014) bahwa usia reproduksi ideal wanita adalah 20 -35 tahun.
Penelitian menunjukkan bahwa wanita yang hamil di bawah usia 20 tahun memiliki risiko
yang lebih tinggi untuk mengalami preeklamsia dan plasenta previa (Stickler, 2014). Tidak
ada kesenjangan teori dan fakta dalam kasus ini.
Dalam kasus ini, Ny.S sudah mempersiapkan gizi selama prakonsepsi berupa minum
susu persiapan kehamilan (esensis) yakni salah satu produk susu yang tinggi zat besi dan
asam folat. Hal ini sesuai teori yang mengemukakan bahwa saam folat, penting bagi calon ibu
sejak masa prakonsepsi sampai sampai masa kehamilan trimester pertama. Berperan dalam
perkembangan system saraf pusat dan sistem peredaran darah janin, cukup asam folat
mengurangi risiko bayi lahir dengan cacat sistem saraf sebanyak 70%. (DP2M, 2014). Dalam
hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan fakta yang ditemukan.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengkajian data subjektif dan objektif Ny.S berada dalam usia
reproduksi. Dalam melakukan persiapan kehamilan prakonsepsi perbaikan pola hidup
kedua pasangan mutlak dibutuhkan. Baik dalam segi kebutuhan nutrisi, istirahat cukup,
dan perbaikan pola hidup lainnya.
2. Saran
Bidan atau tenaga kesehatan lainnya sebaiknya tidak hanya berfokus pada
pelayanan antenatal dan intranatal, tetapi berfokus pada kegiantan promotif dan preventif
dalam masa prakonsepsi gunan mewujudkan generasi yang sehat cerdas, dan mandiri.
Bagi masyarakat, sebaiknya turut aktif dan mandiri dalam perbaikan kesehatan
diri guna mencapai kesehatan jasmani dan rohani.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Syauqi Al-Fanjari.2000. Nilai Kesehatan Dalam Syariat Islam. Jakarta: Bumi Aksar.
Fatma, Lyna. 2013. Prasyarat Kesehatan Reproduksi. Dikutip [9 Nov 2016] dari: http://lien-
fea.blogspot.co.id/2013/08/prasyarat-kesehatan-reproduksi.html
H. Dadang Hawari. 1999. Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa Jakarta: Dana Bhakti
Prima Yasa,
Kasdu, D dkk.(2001). Info Lengkap Kehamilan & Persalinan (edisi 1). Jakarta : 3G Publisher.
Laboratorium Klinik Prodia, “Premarital Check Up: 100% Siap Nikah!”, dalam
http://prodia.co.id/promosi/premarital-check-up-100-siap-nikah.htm, diakses pada 9
November 2016 .
Nina. 2008. “Bayi Cowok atau Cewek” . Diakses [21 Nov 2016] dalam:
https://ninafkoe.files.wordpress.com/2008/12/bayi-cowok-atau-cewek.pdf
Varney, Helen, 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan edisi 4. Jakarta: EGC, Vol. 1
Widjanarko,Bambang, 2006, ”Tinjauan Terapi Pada Dismenore Primer”, Majalah Kedokteran
Damianus. Vol.5.
Wiknjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Ed. 3. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka