Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN
PRAKONSEPSI DAN PERENCANAAN KEHAMILAN SEHAT
DI PUSKESMAS KAMAL

Disusun guna Memenuhi Persyaratan Ketuntasan


Stase Asuhan Kebidanan Prakonsepsi dan Perencanaan Kehamilan Sehat
Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Disusun Oleh :
Nama : Susi Setyawati
NIM : 20159010030
Kelas :A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


STIKES NGUDIA HUSADA MADURA
TAHUN 2020 – 2021
HALAMAN PERSETUJUAN
LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN
PRAKONSEPSI DAN PERENCANAAN KEHAMILAN SEHAT
DI PUSKESMAS KAMAL BANGKALAN

Disusun Oleh :

Nama : Susi Setyawati


NIM : 20159010030
Kelas :A

Tanggal Pemberian Asuhan 16 Februari 2021


Disetujui :

Kepala Ruangan
Tanggal: 16 februari 2021
Di: Pkm Kamal__________ (_Khadijah,S.Keb.,Bd)___________
NIP 1098207122006042028

Pembimbing Institusi
Tanggal: 16 februari 2021
Di: Pkm Kamal__________ (_Iin Setiawati, S.Keb.,Bd.,M.AP.,M.Kes )
NIDN. 0713108605

Pembimbing Kasus
Tanggal: 16 februari 2021
Di: Pkm Kamal__________ (_Khadijah,S.Keb,.Bd)__________________)
NIP 1098207122006042028
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Asuhan prakonsepsi merupakan asuhan yang diberikan pada perempuan
sebelum terjadi konsepsi. Asuhan ini diberikan sebelum kehamilan dengan sasaran
mempermudah wanita mencapai tingkat kesehatan optimal sebelum ia hamil. wanita
hamil yang sehat memiliki kemungkinan lebih besar untuk memiliki bayi yang
sehat. Idealnya, semua kehamilan adalah hal yang terencana dan setiap bayi berada
dalam lingkungan yang sehat.asuhan prakonsepsi memiliki banyak keuntungan dan
variasi, antara lain: memungkinkan identifikasi penyakit medis; pengkajian kesiapan
psikologis, keuangan, dan pencapaian tujuan hidup.
Dalam mewujudkan kehamilan yang ideal butuh serangkaian persiapan.
Salah satu persiapan yang harus disiapkan adalah pemeriksaan fisik atau
pemeriksaan kesehatan. Pemeriksaan kesehatan pada masa prakonsepsi atau hamil
khususnya padawanita akan mengurangi angka kesakitan dan kematian ibu dan
anak. Beberapa penyakit yang kemungkinan menganggu proses kehamilan dapat
dideteksi secara dini sehingga keadaan yang lebih buruk dapat cepat dihindari
(Cunningham, 2012).
Selama ini, persiapan prakonsepsi berupa konseling dengan tenaga kesehatan
masih tabu dilakukan. Padahal untuk membentuk generasi dan masyarakat yang
berkualitas dimulai dari pernikahan yang sehat.
Bidan sebagai tenaga kesehatan tidak hanya berperan dalam
melakukantindakan medis, tetapi memiliki peran sebagai konselor. Dengan
dilakukanya konseling khususnya pada wanita usia subur, diharapkan dapat
terwujudnya kehamilan yang ideal guna mewujudkan keluarga berkualitas.
Berdasarkan alasan yang telah diuraikan datas, penulis tertarik mengangkat
asuhan kebidanan prakonsepsi dan perencanaan kehamilan sehat yang tepat sebagai
topik laporan komprehensif asuhan kebidanan pada prakonsepsi.
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Mampu memberikan asuhan kebidanan prakonsepsi dan perencanaan
kehamilan sehat yang tepat
b. Tujuan Khusus
1) Mahasiswa mampu menjelaskan dasar teori prakonsepsi.
2) Mahasiswa mampu menjelaskan konsep asuhan kebidanan prakonsepsi dan
perencanaan kehamilan sehat yang tepat
3) Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan prakonsepsi dan
perencanaan kehamilan sehat yang tepat
4) Mahasiswa mampu melakukan pendokumentasian hasil asuhankebidanan
prakonsepsi dan perencanaan kehamilan sehat yang tepat
5) Mahasiswa mampu melakukan pembahasan berdasarkan teori dan kasus.
BAB II
TINJAUAN TEORI

1. Definisi Prakonsepsi
Prakonsepsi terdiri dari dua kata yaitu pra dan konsepsi. Pra berarti sebelum
dan konsepsi berarti pertemuan sel ovum dengan sperma sehingga terjadi
pembuahan. Jadi prakonsepsi berarti sebelum terjadi pertemuan sel sperma dengan
ovum atau pembuahan atau sebelum hamil. Periode prakonsepsi adalah rentang
waktu dari tiga bulan hingga satu tahun sebelum konsepsi, tetapi idealnya harus
mencakup waktu saat ovum dan sperma matur, yaitu sekitar 100 hari sebelum
konsepsi.
2. Tujuan Prakonsepsi
Tujuan asuhan prakonsepsi adalah memastikan bahwa ibu dan pasangannya
berada dalam status kesehatan fisik dan emosional yang optimal saat dimulainya
kehamilan. Tujuan lainnya adalah memberikan serangkaian pilihan yang mungkin
tidak tersedia saat kehamilan dikonfirmasikan kepada calon orang tua. Meskipun
kehamilan bagi beberapa pasangan mungkin tidak direncanakan, mayoritas
pasangan yang memang merencanakan kehamilan dapat memperoleh manfaat dari
asuhan prakonsepsi, baik bagi mereka yang hanya ingin memberikan yang terbaik
bagi bayinya maupun sebagai upaya mengurangi kondisi yang dapat membahayakan
kehamilan.
3. Manfaat Prakonsepsi
Manfaat adanya asuhan prakonsepsi adalah adanya kesiapan secara fisik dan
emosional yang optimal saat memasuki masa konsepsi. Melalui asuhan prakonsepsi,
ibu dan pasangan dapat mengetahui hal-hal yang dapat mendukung persiapan saat
prakonsepsi. Selain itu, ibu dan pasangan dapat mengetahui hal apa saja yang
menghambat suksesnya proses konsepsi, sehingga ibu dan pasangan dapat
melakukan upaya yang maksimal agar bayi dapat lahir dengan sehat.
Selain itu asuhan pra konsepsi juga bermanfaat untuk :
a. Identifikasi keadaan penyakit
b. Penilaian keadaan psikologis
c. Kesiap siagaan keuangan dan tujuan hidup
d. Memberikan banyak informasi bagi perempuan dan pasangannya untuk
membantu membuat keputusan tentang persalinan yang akan di hadapinya.
4. Langkah- langkah yang dilakukan dalam Pra Konsepsi
a. Melakukan medical chek up sebelum terjadi konsepsi, sehingga tenaga
kesehatan dapat menilai keadaan kesehatan perempuan dan mengidentifikasi
faktor resikonya.
b. Pemeriksan laboratorium rutin. Pemeriksaan laboratorium rutin artinya bahwa
pemeriksaan ini dilakukan pada setiap wanita yang akan hamil antara lain :
pemeriksaan darah lengkap, golongan darah, titer virus Rubella, hepatitis B, pap
smear, clamidia, HIV, dan GO.
c. Pemberian imunisasi sebelum konsepsi
d. Usahakan BB ideal karena underweight dan overweight merupakan penyebab
banyak masalah dalam kehamilan.
e. Identifikasi riwayat kesehatan keluarga ( kesulitan dalam kehamilan, persalinan,
nifas maupun kecacatan )
f. Anjurkan untuk melakukan gaya hidup sehat sebelum terjadinya konsepsi ( olah
raga, hindari minum alcohol, merokok atau penggunaan obat-obat terlarang/
hentikan bila ibu sudah terbiasa )
g. Identifikasi masalah kesehatan ( DM, epilepsy,hipertensi dll ), berikan
penanganan dan observasi sebelum terjadi konsepsi.
h. Diet makanan bergizi seimbang. Jangan makan makanan setengah matang, dan
yang mengandung kotoran kucing karena dapat menyebabkan toxoplasmosis
yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin.
i. Membersihkan lingkungan dari bahan kimia.
5. Menstruasi
a. Pengertian Menstruasi
Menstruasi merupakan perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus
yang disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium (Wiknjosastro, 2005).
Sementara menurut Prawirohardjo (2011:161) pendarahan haid
merupakan hasil interaksi kompleks yang melibatkan sistem hormon dengan
organ tubuh, yaitu hipotalamus, hipofise, ovarium, dan uterus serta faktor lain di
luar organ reproduksi
b. Siklus Menstruasi
Normal Panjang siklus menstruasi ialah jarak antara tanggal mulainya
menstruasi yang lalu dan mulainya menstruasi berikutnya. Hari mulainya
perdarahan dinamakan hari pertama siklus. Umumnya, jarak siklus menstruasi
berkisar dari 15-45 hari dengan rata-rata 28 hari. Lamanya berbeda-beda antara
2-8 hari, dengan rata-rata 4-6 hari (Price & Wilson, 2006:1281). Panjang daur
menstruasi dapat bervariasi pada satu wanita selama saat-saat yang berbeda
dalam hidupnya, dan bahkan dari bulan ke bulan tergantung pada berbagai hal,
termasuk kesehatan fisik, emosi, dan nutrisi wanita tersebut (Wiknjosastro,
2005). Darah menstruasi biasanya tidak membeku. Jumlah kehilangan darah tiap
siklus berkisar 60-80 ml. Kira-kira tiga per empat darah ini hilang dalam dua
hari pertama. Wanita berusia.35 tahun (Benson, 2009).
Price & Wilson (2006:1281) membagi siklus menstruasi menjadi dua
yaitu siklus ovarium dan endometrium dimana kedua siklus tersebut saling
mempengaruhi.
 Siklus Ovarium
1) Fase Folikular
Siklus diawali hari pertama menstruasi, atau terlepasnya
endometrium. FSH merangsang pertumbuhan beberapa folikel
primordial dalam ovarium. Umumnya hanya satu terus berkembang dan
menjadi folikel deGraaf dan yang lainnya berdegenerasi. Folikel terdiri
dari sebuah ovum dan dua lapisan sel yang mengelilinginya. Lapisan
dalam yaitu sel-sel granulosa mensintesis progesteron yang disekresi ke
dalam cairan folikular selama paruh pertama siklus menstruasi, dan
bekerja sebagai prekusor dalam sintesis estrogen oleh lapisan sel teka
interna yang mengelilinginya.
Estrogen disintesis dalam sel-sel lutein pada teka interna. Jalur
biosintesis estrogen berlangsung dari progesteron dan pregnenolon
melalui 17-hidroksilasi turunan dari androstenedion, testosteron dan
estradiol. Kandungan enzim aromatisasi yang tinggi pada sel-sel ini
mempercepat perubahan androgen menjadi estrogen. Folikel, oosit
primer mulai menjalani proses pematangannya. Pada waktu yang sama,
folikel yang sedangestrogen yang meningkat menyebabkan pelepasan
LHRH melalui mekanisme umpan balik positif.
2) Fase Luteal
LH merangsang ovulasi dari oosit yang matang. Tepat sebelum
ovulasi, oosit primer selesai menjalani pembelahan meiosis pertamanya.
Kadar estrogen yang tinggi kini menghambat produksi FSH.
Kemudian kadar estrogen mulai menurun. Setelah oosit terlepas dari
folikel deGraaf, lapisan granulosa menjadi banyak mengandung
pembuluh darah dan sangat terluteinisasi, berubah menjadi korpus
luteum yang berwarna kuning pada ovarium. Korpus luteum terus
mensekresi sejumlah kecil estrogen dan progesteron yang semakin lama
semakin meningkat.

 Siklus Endometrium
1) Fase Proliferasi
Segera setelah menstruasi, endometrium dalam keadaan tipis dan
dalam stadium istirahat. Stadium ini berlangsung kira-kira selama 5 hari.
Kadar estrogen yang meningkat dari folikel yang berkembang akan
merangsang stroma endometrium untuk mulai tumbuh dan menebal,
kelenjar-kelenjar menjadi hipertropi dan berproliferasi, dan pembuluh
darah menjadi banyak sekali. Kelenjar-kelenjar dan stroma berkembang
sama cepatnya. Kelenjar makin bertambah panjang tetapi tetap lurus dan
berbentuk tubulus. Epitel kelenjar berbentuk toraks dengan sitoplasma
eosinofilik yang seragam dengan inti di tengah. Stroma cukup padat pada
lapisan basal tetapi makin ke permukaan semakin longgar. Pembuluh
darah akan mulai berbentuk spiral danlebih kecil. Lamanya fase
proliferasi sangat berbeda-beda pada setiap orang dan berakhir pada saat
terjadinya ovulasi.
2) Fase Sekresi
Setelah ovulasi, dibawah pengaruh progesteron yang meningkat dan
terus diproduksinya estrogen oleh korpus luteum, endometrium menebal
dan menjadi seperti beludru. Kelenjar menjadi lebih besar dan berkelok-
kelok, dan epitel kelenjar menjadi berlipat-lipat, sehingga memberikan
seperti gambaran “gigi gergaji”. Inti sel bergerak ke bawah, dan
permukaan epitel tampak kusut. Stroma menjadi edematosa. Terjadi pula
infiltrasi leukosit yang banyak dan pembuluh darah menjadi makin
berbentuk spiral dan melebar. Lamanya fase sekresi pada setiap
perempuan 14±2 hari. 3) Fase Menstruasi Korpus luteum berfungsi
sampai kira-kira hari ke-23 atau 24 pada siklus 28 hari dan kemudian
mulai beregresi. Akibatnya terjadi penurunan progesteron dan estrogen
yang tajam sehingga menghilangkan perangsangan pada endometrium.
Perubahan iskemik terjadi pada arteriola dan diikuti dengan menstruasi.

6. Pemeriksaan Kesehatan Prakonsepsi


Persiapan Medis merupakan salah satu dari rangkaian persiapan yang perlu
dilakukan, hal ini sangat disarankan oleh kalangan medis serta para penganjur dan
konsultan prakonsepsi. Karena Sebagian besar masyarakat umumnya tidak
sepenuhnya mengetahui status kesehatannya secara detail, apalagi bagi yang tidak
melaksanakan general check up rutin tahunan. Seseorang yang terlihat sehat bisa
saja sebenarnya adalah silent carrier/pembawa dari beberapa penyakit infeksi dan
hereditas dan saat hamil dapat mempengaruhi janin atau bayi yang dilahirkannya
nanti (Purba, 2014)
Pemeriksaan kesehatan prakonsepsi adalah sekumpulan pemeriksaan untuk
memastikan status kesehatan pasangan, terutama untuk mendeteksi adanya penyakit
menular, menahun, atau diturunkan yang dapat mempengaruhi kesuburan pasangan
maupun kesehatan janin. Dengan melakukan pemeriksaan kesehatan prakonsepsi
berarti kita dan pasangan dapat melakukan tindakan pencegahan terhadap masalah
kesehatan terkait kesuburan dan penyakit yang diturunkan secara genetik (Prodia,
2014).
a. Jenis Pemeriksaan Kesehatan Prakonsepsi
Pemeriksaan kesehatan prakonsepsi jenisnya bermacam-macam.
Pemeriksaan disesuaikan dengan gejala tertentu yang dialami pasangan secara
jujur berani dan objektif. Pemeriksaan tersebut anatara lain:
1. Pemeriksaan hematologi rutin (darah) dan analisa hemoglobin
Pengecekan darah diperlukan khususnya untuk memastikan calon ibu
tidak mengalami talasemia, infeksi pada darah dan sebagainya. Dalam
pengalaman medis, kadangkala ditemukan gejala anti phospholipid
syndrome (APS), yaitu suatu kelainan pada darah yang bisa mengakibatkan
sulitnya menjaga kehamilan atau menyebabkan keguguran berulang. Jika ada
kasus seperti itu, biasanya para dokter akan melakukan tindakan tertentu
sebagai langkah, sehingga pada saat pasangan perempuan hamil dia dapat
mempertahankan bayinya.
Pasangan juga diminta untuk melakukan pemeriksaan darah
anticardiolipin antibody (ACA). Penyakit yang berkaitan dengan hal itu bisa
mengakibatkan aliran darah mengental sehingga darah si ibu sulit
mengirimkan makanan kepada janin yang berada di dalam rahimnya. Selain
itu jika salah satu pasangan memiliki catatan down syndrome karena
kromosom dalam keluarganya, maka perlu dilakukan pemeriksaan lebih
intensif lagi.
Hemoglobin adalah molekul protein pada sel darah merah yang
berfungsi sebagai media transportasi oksigen dari paru-paru ke seluruh
jaringan tubuh dan membawa karbondioksida dari jaringan tubuh ke
paruparu. Kandungan zat besi yang terdapat dalam hemoglobin membuat
darah berwarna merah. Dalam menentukan normal atau tidaknya kadar
hemoglobin seseorang, harus memperhatikan faktor umur, walaupun hal ini
berbedabeda di tiap laboratorium klinik, yaitu:Bayi baru lahir : 17-22
gram/dl, Umur 1 minggu : 15-20 gram/dl, Umur 1 bulan : 11-15 gram/dl,
Anak anak : 11-13 gram/dl, Lelaki dewasa : 14-18 gram/dl, Perempuan
dewasa : 12-16 gram/dl, Lelaki tua : 12.4-14, gram/dl, Perempuan tua : 11.7-
13.8 gram/dl Kadar hemoglobin dalam darah yang rendah dikenal dengan
istilah anemia. Ada banyak penyebab anemia diantaranya yang paling
seringadalah perdarahan, kurang gizi, gangguan sumsum tulang, pengobatan
kemoterapi dan penyakit sistemik (kanker, lupus, dan lain-lain). Sedangkan
kadar hemoglobin yang tinggi dapat dijumpai pada orang yang tinggal di
daerah dataran tinggi dan perokok. Beberapa penyakit seperti radang paru
paru, tumor, preeklampsi, hemokonsentrasi, dan lain-lain.
2. Pemeriksaan Rhesus Rh
Rhesus berfungsi sama dengan sidik jari yaitu sebagai penentu.
Setelah mengetahui golongan darah seseorang seperti A, B, AB, atau O
rhesusnya juga ditentukan untuk mempermudah identifikasi (+ atau -).
Rhesus adalah sebuah penggolongan atas ada atau tiadanya substansi
antigen-D pada darah. Rhesus positif berarti ditemukan antigen-D dalam
darah dan rhesus negatif berarti tidak ada antigen-D.
Umumnya, masyarakat Asia memiliki rhesus positif, sedangkan
masyarakat Eropa ber-rhesus negatif. Terkadang, suami istri tidak tahu
rhesus darah pasangannya, padahal perbedaan rhesus bisa memengaruhi
kualitas keturunan. Jika seorang perempuan rhesus negatif menikah dengan
laki-laki rhesus positif, janin bayi pertama mereka memiliki kemungkinan
ber-rhesus negatif atau positif. Jika janin bayi memiliki rhesus negatif, tidak
bermasalah. Tetapi, bila ber-rhesus positif, masalah mungkin timbul pada
kehamilan berikutnya. Bila ternyata pada kehamilan kedua, janin yang
dikandung ber-rhesus positif, hal ini bisamembahayakan. Antibodi anti-
rhesus ibu dapat memasuki sel darah merah janin dan mengakibatkan
kematian janin.
3. Pemeriksaan Gula Darah
Pemeriksaan ini bermanfaat untuk mengatahui adanya penyakit
kencing manis (Diabetes Melitus) dan juga penyakit penyakit metabolik
tertentu. Ibu hamil yang menderita diabetes tidak terkontrol dapat mengalami
beberapa masalah seperti: janin yang tidak sempurna/cacat, hipertensi,
hydramnions (meningkatnya cairan ketuban), meningkatkan resiko kelahiran
prematur, serta macrosomia (bayi menerima kadar glukosa yang tinggi dari
Ibu saat kehamilan sehingga janin tumbuh sangat besar).
4. Pemeriksaan HBsAG (Hepatitis B Surface Antigen)
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya infeksi
virus hepatitis B, diagnosis hepatitis B, screening pravaksinasi dan
memantau clearence virus. Selain itu pemeriksaan ini juga bermanfaat jika
ditemukan salah satu pasangan menderita hepatitis B maka dapat diambil
langkah antisipasi dan pengobatan secepatnya.
5. Pemeriksaan VDLR (Venereal Disease Research Laboratory)
Pemeriksaan ini merupakan jenis pemeriksaan yang bertujuan untuk
mendeteksi kemungkinan ada atau tidaknya infeksi penyakit herpes,
klamidia, gonorea, hepatitis dan sifilis pada pasangan, sehingga bisa dengan
segera menentukan terapi yang lebih tepat jika dinyatakan terjangkit
penyakit tersebut. Selain itu pemeriksaan ini juga berguna untuk mengetahui
ada atau tidaknya penyakit yang bisa mempengaruhi kesehatan ibu hamil
maupun janinnya.
6. Pemeriksaan TORCH
Kasus yang paling banyak terjadi pada calon ibu khususnya di
Indonesia dari hasil analisa data medis adalah terjangkitnya virus
toksoplasma. Virus ini biasanya disebabkan seringnya mengkonsumsi
daging yang kurang matang atau tersebar melalui kotoran atau bulu binatang
peliharaan.Oleh karena itu diperlukan pemeriksaan toksoplasma, rubella,
virus cytomegalo,dan herpes yaitu yang biasa disingkat dengan istilah
pemeriksaan TORCH.Kelompok penyakit ini sering kali menyebabkan
masalah pada ibu hamil (sering keguguran), bahkan infertilitas
(ketidaksuburan), atau cacat bawaan pada anak.
7. Pemeriksaan Urin
Pemeriksaan ini bermanfaat untuk mendiagnosis dan memantau
kelainan ginjal atau saluran kemih selain itu bisa untuk mengetahuiadanya
penyakit metabolik atau sistemik. Penyakit infeksi saluran kemih saat
kehamilan beresiko baik bagi Ibu dan bayi berupa kelahiran prematur, berat
janin yang rendah dan resiko kematian saat persalinan.
8. Pemeriksaan Sperma
Pemeriksaan sperma dilakukan guna memastikan kesuburan
pasangan laki-laki. Pemeriksaan sperma dilakukan dalam tiga kategori yaitu
jumlah sperma, gerakan sperma, dan bentuk sperma. Sperma yang baik
menurut para ahli, jumlahnya harus lebih dari 20 juta setiap cc-nya dengan
gerakan lebih dari 50% dan memiliki bentuk normal lebih dari 30%.29.
9. Pemeriksaan Infeksi Saluran Reproduksi atau Infeksi Menular
Seksual(ISR/IMS)
Pemeriksaan ini ditujukan untuk menghindari adanya penularan
penyakit yang ditimbulkan akibat hubungan seksual, seperti sifilis (penyakit
raja singa), gonore (gonorrhea, kencing nanah), Human Immunodeficiency
Virus (HIV, penyebab AIDS).
10. Pemeriksaan Gambaran Tepi Darah
Pemeriksaan ini bermanfaat untuk menunjukkan adanya proses
penghancuran darah (hemolitik) dan termasuk salah satu pemeriksaan
penyaring untuk penyakit kelainan darah.
11. Foto Thorax dan EKG
Pemeriksaan ini bermanfaat untuk melihat keadaan jantung dan paru
paru serta untuk mendeteksi adanya kelainan jantung.
(Rosiati, 2010)
b. Tujuan dan Manfaat Pemeiksaan Kesehatan Prakonsepsi
Pemeriksaan kesehatan prakonsepi tidak hanya bermanfaat bagi suami
dan istri yang menjalani pemeriksaan tersebut, tapi juga bermanfaat bagi
keturunan mereka guna mencegah penyakit atau kelainan yang mungkin timbul
pada keturunan mereka nantinya. Pemeriksaan kesehatan dilakukan pada kedua
pasangan karena penyakit keturunan dapat diturunkandari kedua belah pihak,
baik dari suami maupun istri. Meskipun secara fisik kelihatan baik dan bebas
dari penyakit, tetapi masih dimungkinkan salah satu pihak mempunyai gen
penyakit keturunan yang akan berpindah kepada anak-anaknya. Janin
bergantung pada kualitas sel sperma yang ada pada laki-laki dan kualitas ovum
(indung telur) yang ada pada perempuan tersebut. Kemudian lahirlah anak yang
mirip dengan kedua ibu bapaknya, baik tubuh (fisik) maupun akalnya.34
Tujuan utama melakukan pemeriksaan kesehatan konsepsi adalah untuk
membangun keluarga sehat sejahtera dengan mengetahui kemungkinan kondisi
kesehatan anak yang akan dilahirkan termasuk soal genetik, penyakit kronis,
penyakit infeksi yang dapat mempengaruhi kondisi kesehatan keturunan bukan
karena kecurigaan dan juga bukan untuk mengetahui keperawanan.
Manfaat tes kesehatan sebelum prakonsepsi antara lain:
1. Sebagai tindakan pencegahan yang sangat efektif untuk mengatasi timbulnya
penyakit keturunan dan penyakit berbahaya lain yang berpotensi menular.
2. Sebagai tindakan pencegahan yang efektif untuk membendung penyebaran
penyakit-penyakit menular yang berbahaya di tengah masyarakat. Hal ini
juga akan berpengaruh positif bagi kehidupan ekonomi dan sosial
masyarakat.
3. Sebagai upaya untuk menjamin lahirnya keturunan yang sehat dan
berkualitas secara fisik dan mental. Sebab, dengan tes kesehatan ini akan
diketahui secara dini tentang berbagai penyakit keturunan yang diderita oleh
kedua pasangan.
4. Mengetahui tingkat kesuburan masing-masing pasangan.
5. Memastikan tidak adanya berbagai kekurangan fisik maupun psikologis pada
diri masing-masing pasangan yang dapat menghambat tercapainya tujuan-
tujuan mulia pernikahan.
6. Memastikan tidak adanya penyakit-penyakit berbahaya yang mengancam
keharmonisan dan keberlangsungan hidup pernikahan terjadi.
7. Sebagai upaya untuk memberikan jaminan tidak adanya bahaya yang
mengancam kesehatan masing-masing pasangan yang akan ditimbulkan oleh
persentuhan atau hubungan seksual di antara mereka.
(Mia, 2008)
.
c. Kelainan Genetik Yang dapat dicegah dengan Pemeriksaan Kesehatan
Prakonsepsi
Selain itu juga sebagai bentuk pencegahan terhadap penyakit terutama
penyakit keturunan dan penyakit menular seksual (PMS), seperti HIV/AIDS.
Sebagian jenis penyakit keturunan antara lain: (Fanjari, 2000)
1. Talasemia, yaitu sejenis anemia bersifat haemolyobik yang menurun dan
terdapat dalam satu lingkaran keluarga. Dalam penyakit ini, sang ayah dan
ibu bebas dari penyakit, tetapi semua anak-anak terkena pembiakan yang
cepat pada butir-butir darah merah. Hal ini menyebabkan mereka
kekurangan darah. Mereka membutuhkan donor secara teratur sepanjang
hidupnya. Jenis penyakit ini termasuk berbahaya dan setiap saat membunuh
penderita.
2. Hemofolia, yaitu penyakit darah dimana darah kurang mempunyai daya
beku, sehingga mudah terjadi pendarahan terus menerus. Luka sedikit saja
mungkin akan banyak menyebabkan pendarahan. Penyakit keturunan ini
akan berpindah melalui perempuan, akan tetapi penyakitnya diderita oleh
anak laki-laki dan bukan anak perempuan. Satu bentuk penyakit yang sulit
ditemukan obatnya.
3. RH Faktor, yaitu penyakit kekurangan darah. Penyakit keturunan ini akan
terjadi jika darah sang ibu yang negatif bertentangan dengan darah sang
suami yang positif. Jika anak lahir dengan selamat, maka bayi itu akan
menderita keracunan darah, dan sebagian dari anak-anak tersebut perlu
pencucian darah secara total sekurang-kurang sebulan sekali.
7. Imunisasi Tetanus
a. Pengertian Tetanus
Tetanus adalah suatu toksemia akut yang disebabkan oleh neurotoksin
yang dihasilkan oleh Clostridium tetani ditandai dengan spasme otot yang
periodik dan berat. Tetanus ini biasanya akut dan menimbulkan paralitik spastik
yang disebabkan tetanospasmin. Tetanospamin merupakan neurotoksin yang
diproduksi oleh Clostridium tetani.
Tetanus disebut juga dengan "Seven day Disease ". Dan pada tahun
1890, diketemukan toksin seperti strichnine, kemudian dikenal dengan
tetanospasmin, yang diisolasi dari tanah anaerob yang mengandung bakteri.
lmunisasi dengan mengaktivasi derivat tersebut menghasilkan pencegahan dari
tetanus. ( Nicalaier 1884, Behring dan Kitasato 1890 ). Spora Clostridium tetani
biasanya masuk kedalam tubuh melalui luka pada kulit oleh karena terpotong ,
tertusuk ataupun luka bakar serta pada infeksi tali pusat (Tetanus Neonatorum ).
b. Jenis dan vaksinasi TT
Imunisasi Tetanus Toksoid adalah proses untuk membangun kekebalan
sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus (Idanati, 2005). Vaksin
Tetanus yaitu vaksin kuman tetanus yang telah dilemahkan dan kemudian
dimurnikan (Setiawan, 2006). Vaksinasi yang digunakan untuk imunisasi aktif
kemasan tunggal vaksin tetanus texoid (TT) kombinasi defteri (DI) kombinasi
defteri tetanus pertusis (DPT) vaksin yang digunakan untuk imunisasi aktif ATS
(Anti Tetanus Serum) dapat digunakan untuk pencegahan maupun pengobatan
penyakit tetanus
c. Tujuan Imunisasi Tetanus Toksoid
Tujuan diberikan imunisasi tetanus toksoid antara lain : untuk
melindungi bayi baru lahir tetanus Neonaturum, melindung ibu terhadap
kemungkinan tetanus apabila terluka, pencegahan penyakit pada ibu hamil dan
bayi kebal terhadap kuman tetanus, serta untuk mengeliminasi penyakit Tetanus
pada bayi baru lahir.
Tetanus toxoid (T) akan merangsang pembentukan antibodi spesifik yang
mempunyai peranan penting dalam perlindungan terhadap tetanus. Ibu hamil
yang mendapatkan imunisasi TT dalam tubuhnya akan membentuk antibodi
tetanus. Seperti difteri, antibodi tetanus termasuk dalam golongan imuno
globulin G (IgG) yang mudah melewati plasenta, masuk dan menyebar melalui
aliran darah janin ke seluruh tubuh janin, yang akan mencegah terjadinya tetanus
neonatorum  (Saifuddin, 2006).

d. Jadwal pemberian imunisasi TT CPW


Dimasa mendatang diharapkan setiap perempuan telah menghadapi
imunisasi tetanus 5 kali, sehingga daya perlindungan terhadap tetanus
seumur hidup, dengan demikian bayi yang dikandung kelak akan
terlindung dari penyakit tetanus neonatorum. Bentuk vaksin TT cair agak
putih keruh dalam vial dosis 0,5 ml/ dalam di olutus maxi atau lengan.

% Lama
Dosis Saat Pemberian
Perlindungan Perlindungan

TT I Pada saat kunjungan pertama atau 0% 1 tahun


sedini mungkin pada kehamilan

TT II
Minimal 4 minggu setelah TT I
80 % 3 tahun

TT III
Minimal 6 bulan setelah TT II atau 5 tahun
selama kehamilan berikutnya 95 %

TT Minimal setahun setelah TT III


IV kehamilan berikutnya 10 tahun
99 %

TT V Minimal setahun setelah TT kehamilan


berikutnya
99% 25 tahun/
selama seumur
hidup
Jarak waktu yang panjang antara pemberian imunisasi TT dengan saat
kelahiran bayi dapat mempertinggi respon imunologik dan diperoleh cukup
waktu agar antibodi di dalam tubuh ibu berpindah ke tubuh bayi ( Saifuddin,
2006 ). Dengan mengetahui status imunisasi TT bagi wanita usia subur
diharapkan dapat membantu program imunisasi dalam penurunan kasus penyakit
tetanus khususnya bagi bayi yang baru lahir.
e. Efek Samping Imunisasi TT
Biasanya hanya gejala-gejala ringan saja seperti nyeri, kemerahan dan
pembengkakan pada tempat suntikan. Hal inni akan berlangsung sekitar 1-2 hari
dan akan sembuh tanpa dilakukan pengobatan. TT adalah antigen yang sangat
aman dan juga aman untuk wanita hamil. Tidak ada bahaya bagi janin apabila
ibu hamil mendapatkan imunisasi TT (Saifuddin ,2006).
Imunisasi TT memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit tetanus
ATS (Anti Tetanus Serum). vaksinasi TT juga salah satu syarat yang harus
dipenuhi saat mengurus surat-surat menikah di KUA (Kantor Urusan Agama).
Imunisasi TT diberikan kepada pasangan wanita dengan tujuan untuk
melindungi bayi yang akan dilahirkan dari penyakit Tetanus Neonetorum.
Vaksin ini disuntikkan pada otot paha atau lengan dengan dosis 0,5mL. Efek
samping pada imunisasi TT adalah reaksi lokal pada tempat penyuntikan, yaitu
berupa kemerahan, pembengkakan, dan rasa nyeri (Gunawan Rahman 2006)
Banyak anggapan bahwa imunisasi TT bisa membuat seseorang menjadi
mandul dan ada juga orang-orang yang beranggapan bahwa imunisasi TT
merupakan alat kontrasepsi atau KB, akan tetapi anggapan-anggapan itu adalah
tidak benar. Pemerintah bermaksud mencanangkan gerakan imunisasi TT untuk
melindungi bayi baru lahir dari risiko terkena Tetanus Neonatorum. Tetanus
neonatorum merupakan salah satu penyebab kematian neonatal di Indonesia,
sekitar 40 persen kematian bayi terjadi pada masa neonatal. Salah satu strategi
Kemenkes RI untuk mencapai eliminasi tetanus neonatorum adalah dengan
melakukan imunisasi tetanus toxoid (TT) pada ibu hamil.
8. Cara Mendapatkan anak dengan jenis kelamin tertentu
Berikut beberapa teori sekitar cara mendapatkan anak dengan jenis kelamin
tertentu yang dipaparkan Nugroho yakni Teori Akihito. Seperti diketahui, laki-laki
dalam hal ini sel sperma ada yang memiliki kromosom seks jenis X dan Y.
sedangkan wanita punya 2 kromosom seks yang sama yaitu X dan X. Bila dalam
berhubungan intim, sperma X membuahi sel telur maka terjadilah pertemuan
kromosom X dengan X, sehingga yang didapat adalah bayi perempuan (XX).
Sebaliknya bila sperma Y yang membuahi sel telur, maka kromosom Y akan
bertemu kromosom X sehingga akan mendapat bayi laki-laki (XY). Anak laki-laki
bisa diperoleh jika sperma Y lebih dulu membuahi sel telur. Sedangkan untuk
mendapatkan anak perempuan maka sperma X yang harus lebih dulu membuahi sel
telur.
Hasil penelitian juga menunjukkan masing-masing kromosom memiliki
karakter sendiri-sendiri. Sperma Y berbentuk bundar, ukurannya lebih kecil atau
sekitar sepertiga kromosom X, bersinar terang, jalannya lebih cepat, dan usianya
lebih pendek serta kurang tahan dalam suasana asam. Sedangkan sperma X
ukurannya lebih besar, berjalan lamban, bentuknya lebih panjang, dan dapat
bertahan hidup lebih lama serta lebih tahan suasana asam.
Dari data itu bisa disimpulkan jika ingin memperoleh anak laki-laki maka
hubunganintim harus dilakukan bertepatan atau segera setelah terjadi ovulasi (saat
keluarnya sel telur dari indung telur atau masa subur). Dengan begitu, sperma Y
yang masuk kedalam rahim dapat langsung membuahi sel telur.
Sedangkan untuk mendapatkan anak perempuan, hubungan intim sebaiknya
dilakukan sebelum ovulasi terjadi. Misalnya, ovulasi diperkirakan terjadi pada hari
ke 10. Oleh karena itu, hubungan intim sebaiknya dilakukan 3 hari sebelumnya,
sehingga pada saat ovulasi terjadi tinggal sperma X yang masih hidup dan
membuahi sel telur.
Metode ini memang kurang praktis karena pasangan harus tahu saat tepat
berlangsungnya ovulasi. Padahal untuk mengetahui hal itu seorang wanita harus
mengukur suhu basal tubuhnya selama 3 bulan berturut-turut.
Proses pengukurannya dengan meletakkan termometerkhusus di mulut setiap
pagi sebelum turun dari tempat tidur. Ada beberapa syarat lain, seperti suhu ruang
harus normal dan wanita tidak dalam keadaan sakit. Lalu, hasil pengukuran itu
dicatat dalam sebuah tabel. Bila suatu hari, suhu tubuh menunjukkan peningkatan
dibanding suhu basal, berarti saat itulah ovulasi sedang terjadi. Sayangnya, bagi
wanita yang siklus haidnya tidak teratur, hal ini tentu sulit dilakukan. Keakuratan
metode ini juga rendah karena biar bagaimana pun kita tidak tahu apakah sperma X
atau Y yang berhasil membuahi sel telur. (Nina, 2008)
Inseminasi Buatan
Inseminasi buatan, menurut Nugroho (2008) dapat memberikan hasil yang
lebih akurat ketimbang metode Akihito. Proses inseminasi ini diawali dengan
menampung sperma di dalam gelas hasil dari masturbasi atau coitus interuptus.
Kemudian, sperma disaring dengan dua lapis media khusus yang kekentalannya
berbeda untuk memisahkan sperma dengan semennya, serta sperma X dari sperma
Y. Pemisahan dapat dilakukan karena berat molekul keduanya berbeda. Sperma X
akan lebih cepat mencapai lapisan bawah dibanding sperma Y. Sedangkan dengan
melihat teknik berenang keduanya, mana yang lebih dulu bergerak ke atas, itulah
sperma Y. Kemudian sperma yang sudah dipisahkan akan disuntikkan ke dalam
rahim saat istri sedang melalui masa subur. Jaminan keberhasilan metode ini adalah
85% untuk bayi perempuan dan 80% untuk bayi laki-laki.
a. Cara Mendapatkan Anak Laki-laki
Berikut tips cara mendapatkan anak laki-laki, akan tetapi kegagalan akan cara
tersebut juga tinggi.diantaranya :
1. Membilas Vagina dengan Air + Soda
Larutan untuk membilas dibuat dari campuran 1 gelas air + 2 sendok
makan garam soda (natrium bikarbonat soda). Kenapa harus dibilas seperti
itu? Seperti sudah disebutkan, kromosom X bersifat lebih tahan asam
sedangan kromosom Y bersifat kurang tahan asam serta jalannya lebih cepat.
Nah, pembilasan vagina dengan larutan garam soda bertujuan menurunkan
kadar keasaman vagina, sehingga sperma Y lebih terjamin hidupnya dan bisa
melewati liang vagina menuju rahim untuk membuahi sel telur.
2. Istri Orgasme Lebih Dulu
Biarkan istri mencapai orgasme lebih dahulu baru disusul suami. Cairan
yang dihasilkan saat wanita mengalami orgasme akan lebih mendukung
pergerakan sperma Y untuk lebih cepat sampai ke sel telur. Semakin cepat
sampai akan semakin baik, karena usia sperma Y lebih pendek.
3. Posisi Knee-Chest
Ada posisi yang diduga bisa membuat sperma Y meluncur cepat melalui
liang vagina, rahim, dan sampai ke sel telur, yaitu posisi knee-chest (genu
pektoral). Posisi dimana suami bersetubuh dengan istri dari belakang ini
disebut juga doggie style. * Penetrasi Dalam Semakin dalam penetrasi, maka
semakin dekat jarak yang ditempuh sperma menuju sel telur. Bila suami bisa
menekan sedalam-dalamnya saat ejakulasi berlangsung, hal ini bisa
meningkatkan kemungkinan mendapat anak laki-laki.
4. Puasa
Sementara untuk meningkatkan kuantitas volume spermanya, suami
dianjurkan menabung spermanya atau tidak melakukan ejakulasi sekitar 7-8
hari. Dengan jumlah sperma yang lebih banyak per mililiternya,
kemungkinan mendapatkan anak laki-laki juga meningkat. Puasa seks juga
bertujuan menghindari kemungkinan tertinggalnya sperma X dari hubungan
intim yang dilakukan beberapa hari sebelum masa ovulasi. Bila ada sperma
X tertinggal dalam organ reproduksi wanita, begitu tiba masa ovulasi, ia
dapat langsung membuahi sel telur. Berarti anak perempuanlah yang akan
didapat. Sedangkan jika dalam seminggu sebelumnya puasa seks dijalankan,
maka sperma Y memiliki kesempatan yang besar untuk membuahi sel telur.

b. Cara Mendapatkan Anak Perempuan


Salah satu cara mendapatkan anak perempuan antara lain:
1. Membasuh Vagina dengan Air + Cuka
Untuk meningkatkan kadar keasaman vagina, basuhlah daerah itu dengan
1 gelas air yang sudah dicampur 2 sendok makan asam cuka. Lingkungan
vagina bersuasana asam diharapkan dapat mematikan sperma Y sehingga
sperma X selamat sampai tujuan. Volume sperma X yang banyak dapat
meningkatkan kemungkinan menghasilkan anak perempuan.
2. Hindari Orgasme
Saat melakukan hubungan intim, usahakan agar ejakulasi terjadi sebelum
istri mencapai orgasme. Tanpa orgasme, sekresi alkalis (pengeluaran
substansi yang membuat daerah vagina bersifat basa) tidak terjadi dan ini
akan membuat sperma Y mati sehingga menguntungkan sperma X yang
punya daya tahan lebih baik.
3. Posisi Muka Bertemu Muka
Hubungan intim dengan posisi saling berhadapan, istri di bawah dan
suami di atas sebetulnya membuat sperma tidak bisa langsung menerobos ke
mulut serviks (leher rahim). Dengan begitu waktu yang dibutuhkan sperma
pun akan lebih lama dan hal ini lebih menguntungkan sperma X.
4. Penetrasi Pendek
Penetrasi pendek dilakukan dengan cara mengangkat penis hingga ke
ujung vagina saat suami mengalami ejakulasi. Tindakan ini berarti
memperpanjang jarak sperma ke sel telur yang diduga akan menambah
persentase kesempatan sperma X mengingat daya tahannya yang lebih kuat
ketimbang sperma Y.
5. Seks Teratur Dengan seks teratur
Volume sperma yang keluar otomatis lebih sedikit karena tidak ada
sperma yang ditabung. Hal ini diyakini akan meningkatkan kemungkinan
mendapatkan anak perempuan. Sebelum mencapai sel telur, sperma harus
melalui perjalanan berat. Sebagian sel sperma akan mati di perjalanan,
terutama sperma Y yang berumur pendek. Akhirnya semakin lama
jumlahnya akan semakin sedikit. Nah, untuk mendapatkan volume sperma
yang sedikit, hubungan intim sebaiknya dilakukan setelah haid, setiap 2 hari
sekali hingga 2-3 hari menjelang ovulasi. Dengan begitu, sperma X yang
tahan lebih lama mungkin saja banyak yang masih tertinggal dan akan
membuahi sel telur begitu ovulasi terjadi.
(Nina, 2008)
9. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan
a. Pengertian Manajemen Asuhan Kebidanan
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan
sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori
ilmiah, temuan, keterampilan dalam rangkaian/tahapan yang logis untuk
mengambil suatu keputusan yang terfokus pada klien.
b. Langkah- langkah asuhan kebidaanan menurut varney
1. Pengumpulan data dasar
Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan secara lengkap dan akurat
dari berbagai sumber yang berkaitan dengan kondisi klien secara
keseluruhan. Untuk memperoleh data dilakukan dengancara:
a) Data subjektif /anamnesa
Nama : Untuk membedakan pasien satu dengan yang lain.
Umur : Untuk memastikan usia dan sebagai identitas.
Suku/bangsa : Untuk mengetahui adat istiadat sehingga mempermudah
dalam melaksanakan tindakankebidanan.
Agama : Untuk memperoleh informasi tentang agama yang
dianut.
Pendidikan : Untuk memudahkan bidan memperoleh keterangan atau
dalam memberikan informasi mengenai suatu hal dengan
menggunakan cara yang sesuai dengan pendidikan.
Pekerjaan : Untuk mengetahui apakah remaja terlalu lelah dalam
pekerjaan yang berhubungan dengan keseimbangan
tubuh.
b) Dataobjektif
1. KeadaanUmum : Bagaimana keadaan pasien dengan anemia.
2. Tanda-tandavital
Tekanan darah : Untuk mengetahui tekanan darah pasien dengan
anemia.
Nadi : Untuk mengetahui nadi pasien dengan anemia.
Respirasi : Untuk mengetahui respirasi pasien dengan anemia.
Suhu : Untuk mengetahui suhu pasien dengan anemia.
c) Pemeriksaan fisik
Muka : untuk mengetahui adanya pembengkakan pada wajah.
Mata : untuk melihat sklera dankonjungtiva.
Leher : untuk mengetahui adanya pembengkakan kelenjar tiroid,
limfe dan vena jugularis.
Payudara : untuk mengetahui bentuk, ukuran, keadaan putting.
Abdomen : untuk mengetahui pembesaran abdomen abnormal.
Ekstremitas : untuk mengetahui reflek patella dan adanya varices.
d) Pemeriksaan penunjang laboratorium
Pemeriksaan ini dilakukan jika perlu atau jika ada terdapat kelainan
saat pemeriksaan.
1.Interpretasi data dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa
atau masalah dan kebutuhan klien, berdasarkan interpretasi yang benar atas
data-data yang dikumpulkan. Data dasar yang telah dikumpulkan
diidentifikasikan sehingga ditemukan masalah atau masalah yang spefisik.
Interpretasi data terdiri dari diagnosa kebidanan, diagnosa masalah dan
diagnosa kebutuhan. Interpretasi data pada remaja dengan anemia adalah:
a) Diagnosa kebidanan
Merupakan diagnosa yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktik
kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa
kebidanan.Dasar diagnosa tersebut adalah data subjektif berupa
pernyataan pasien tentang sering lelah, lesu, lemas, lunglai.
Hasil data objektif meliputi pemeriksaan umum, fisik, dan ginekologi
serta hasil pemeriksaan penunjang. Diagnosa kebidanan ditulis dengan
lengkap berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik, dan data penunjang.
b) Masalah
Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien
yang ditemukan dari hasil pengkajian atau yang ditemukan dari hasil
pengkajian atau yang menyertai diagnosis.Masalah dapat muncul tapi
dapat pula tidak.Hal ini muncul berdasarkan sudut pandang klien dengan
keadaan yang dialami apakah menimbulkan masalah terhadap klien atau
tidak. Masalah pada kasus ini yaitu anemia dengan keluhan sering
merasa lelah dan sulit berkonsentrasi.
c) Kebutuhan
Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum
teridentifikasi dalam diagnosis dan masalah yang didapatkan dengan
melakukan analisis data. Kebutuhan yang muncul setelah dilakukan
pengkajian. Ditemukan hal- hal yang membutuhkan asuhan, dalam hal
ini klien tidak menyadari. Kebutuhan klien pada anemia yaitu pemberian
tablet penambah darah.
2. Identifikasi diagnose dan masalah potensial
Diagnosa potensial ditegakkan berdasarkan diagnosa atau masalah yang
telah diidentifikasi. Bidan dituntut untuk tidak hanya merumuskan masalah
tetapi juga merumuskan tindakan antisipasi agar masalah atau diagnosa
potensial tidak terjadi. Sehingga langkah ini merupakan langkah yang
bersifat antisipasi yang rasional atau logis. Diagnosa potensial pada remaja
dengan anemia adalah meningkatkan kerentanan terhadap infeksi karena
daya tahan tubuh menurun. Dan jika berdampak pada jangka panjang, kelak
akan mempengaruhi saat hamil dan persalinan. Oleh karena perlu adanya
tindakan yang dapat dilakukan oleh bidan atau tenagakesehatan.
3. Identifikasi kebutuhan segera
Menentukan kebutuhan klien terhadap tindakan yang segera dilakukan
oleh bidan atau untuk konsultasi, kolaborasi serta melakukan rujukan
terhadap penyimpangan abnormal. Antisipasi pertama yang dilakukan pada
anemia yaitu dengan memperbaiki nutrisi dan pola hidupsehat serta
pemberian tablet Fe.
B. Intervensi
Merupakan pengembangan rencana asuhan yang menyeluruh dan
ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya.Langkah ini merupakan
kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah
diidentifikasi atau diantisipasi. Rencana harus mencakup setiap hal yang
berkaitan dengan semua aspek kesehatan dan disetujui oleh kedua belah
pihak (bidan dan klien).
Rencana yang diberikan pada anemia adalah :
1. Konseling psikologis, sosial, budaya danspiritual
2. Medikamentosa meliputi pemberian tablet Fe
C. Implementasi
Langkah ini merupakan pelaksanaan dari rencana asuhan secaraefisiendan
aman. Langkah ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau anggota tim
kesehatan lainnya. Selama melakukan tindakan intervensi, bidan menganalisa dan
memonitor keadaan kesehatanpasiennya.
Pelaksanaan pada anemia adalah:
1. Setelah diberikan konseling psikologis, sosial, budaya dan spiritual
diharapkan pasien atau klien dapat mengerti tentang anemia secara umum.
2. Setelah pemberian tablet Fe selama 30 hari ke depan, diharapkan kadar Hb
meningkat.
C. Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk mengkaji keefektifan dari asuhan yang sudah
diberikan.Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut efektif sedangkan
sebagian belum efektif. Proses evaluasi ini dilaksanakan untuk menilai mengapa
proses penatalaksanaan efektif / tidak efektif serta melakukan penyesuaian pada
rencana asuhantersebut.
Evaluasi yang diharapkan pada anemia adalah:
1. Setelah rutin mengkonsumsi tablet Fe, rasa sering kelelahan bisa berkurang,
bisa berkonsentrasi dengan baik, dan kadar Hb meningkat
2. Pasien atau klien dapat beraktifitas sepertibiasa
3. Keadaan umumbaik

Pendokumentasian asuhan kebidanan(SOAP)


1) Subjektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui
anamnesis sebagai langkah pertama.
2) Objektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil
laboratorium dan uji diagnostic lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk
mendukung asuhan sebagai langkah kedua.
3) Analisa
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi data subjektif
dan objektif dalam suatu identifikasi:

a) Diagnosis ataumasalah
b) Antisipasi diagnosis / masalahpotensial
c) Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi / kolaborasi dan /
atau rujukan sebagai langkah II, III,danIV
4) Penatalaksanaan
Penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan penatalaksanaan yang sudah
dilakukan seperti tindakan antisipatif, tindakan segera, tindakan secara
komprehensif, penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi/follow up dari rujukan.
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “S” DENGAN PRAKONSEPSI DI
RUANG KIA PUSKESMAS KAMAL

A. PENGKAJIAN
Tanggal :16 Februari 2021
Jam : 09.30 WIB

B. IDENTITAS PASIEN
Identitas Pasien Identitas Penanggung Jawab
Status : Istri Suami
Nama : Ny “S” Nama : Tn “U”
Umur : 23 tahun Umur : 25 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaa : IRT Pekerjaan : Swasta
Suku bangsa : Indonesia Suku bangsa : Indonesia
Alamat : Gili Timur Alamat : Gili Timur

I. DATA SUBJEKTIF
3 bulan menikah ingin segera memiliki keturunan, klien tidak pernah mengikuti
jenis KB apapun. HPHT 15 januari 2021. Haid teratur setiap bulan, siklus 28 hari dan
lama nya 7 hari. Jumlah pendarahan normal, tidak ada nyeri haid dan tidak ada
keputihan. Klien tidak pernah menderita penyakit kista, miom, CA. Dalam keluarga
tidak ada yang mandul / infertil. Pola nutrisi istirahat normal. Klien siap lahir batin
untuk hamil.
II. DATA OBJEKTIF
K/U : baik, Kesadaran : Composmentis, BB/TB : 47kg/156cm, TD : 110/70mmhg,
N : 80x/menit, S : 36,7°C, IMT:19,3, LILA:24cm. Pada daerah perut tidak ada
pembesaran abdomen dan tidak ada nyeri tekan, skrela putih, konjungtiva tidak
anemis, HB : 12,2gr/Dl, Golda : O
III. ASSESEMENT
Ny.”S” Usia 23thn dengan prakonsepsi.
IV. PENATALAKSANAAN
a. Menjelaskan kepada klien hasil pemeriksaan bahwa kondisi klien dalam keadaan
sehat – sehat saja, klien mengerti.
b. Menejelaskan kepada ibu cara menghitung masa subur. Yaitu klien mengetahui
siklus terpanjang dan terpendek nya siklus dalam menstruasi, sehingga dapat
disimpulkan bahwa klin memiliki siklus haid 27-30hari, akan memiliki masa
paling subur pada hari ke 9- hari ke19 siklus menstruasi. Ibu dapat menghitung
usia subur berikutnya.
c. Menjelaskan kepada ibu proses kehamilan. Yaitu sel telur diproduksi oleh
ovarium wanita dan dilepaslah satu telur yang matang tadi untuk dibuahi sel
sperma agar terjadi kehamilan. Ibu mengerti dapat mengulang kembali penjelasan.
d. Menjelaskan kepada klien untuk mengurangi frekuensi senggama yakni setiap 3
hari sekali agar Proses spermatogenesis sempurna. Ibu berjanji akan
melakukannya.
e. Menganjurkan pada ibu untuk mngkonsumsi kurma muda, ibu bersedia
f. Memberikan motivasi agar rileks dan tidak stress dalam menunggu kehamilan, ibu
bersedia.
g. Menganjurkan klien untuk kontrol ulang setengah bulan sekali atau jika ada
keluhan, pasien bersedia untuk kontrol ulang.
BAB V
PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengkajian data subjektif ibu memiliki usia 23 tahun. Artinya, dari
aspek usia ibu memenuhi kriteria usia reproduksi untuk hamil. Hal ini sesuai teori yang
dikemukakan Stickler (2014) bahwa usia reproduksi ideal wanita adalah 20 -35 tahun.
Penelitian menunjukkan bahwa wanita yang hamil di bawah usia 20 tahun memiliki risiko
yang lebih tinggi untuk mengalami preeklamsia dan plasenta previa (Stickler, 2014). Tidak
ada kesenjangan teori dan fakta dalam kasus ini.
Dalam kasus ini, Ny.S sudah mempersiapkan gizi selama prakonsepsi berupa minum
susu persiapan kehamilan (esensis) yakni salah satu produk susu yang tinggi zat besi dan
asam folat. Hal ini sesuai teori yang mengemukakan bahwa saam folat, penting bagi calon ibu
sejak masa prakonsepsi sampai sampai masa kehamilan trimester pertama. Berperan dalam
perkembangan system saraf pusat dan sistem peredaran darah janin, cukup asam folat
mengurangi risiko bayi lahir dengan cacat sistem saraf sebanyak 70%. (DP2M, 2014). Dalam
hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan fakta yang ditemukan.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengkajian data subjektif dan objektif Ny.S berada dalam usia
reproduksi. Dalam melakukan persiapan kehamilan prakonsepsi perbaikan pola hidup
kedua pasangan mutlak dibutuhkan. Baik dalam segi kebutuhan nutrisi, istirahat cukup,
dan perbaikan pola hidup lainnya.

2. Saran
Bidan atau tenaga kesehatan lainnya sebaiknya tidak hanya berfokus pada
pelayanan antenatal dan intranatal, tetapi berfokus pada kegiantan promotif dan preventif
dalam masa prakonsepsi gunan mewujudkan generasi yang sehat cerdas, dan mandiri.
Bagi masyarakat, sebaiknya turut aktif dan mandiri dalam perbaikan kesehatan
diri guna mencapai kesehatan jasmani dan rohani.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Syauqi Al-Fanjari.2000. Nilai Kesehatan Dalam Syariat Islam. Jakarta: Bumi Aksar.

Fatma, Lyna. 2013. Prasyarat Kesehatan Reproduksi. Dikutip [9 Nov 2016] dari: http://lien-
fea.blogspot.co.id/2013/08/prasyarat-kesehatan-reproduksi.html

H. Dadang Hawari. 1999. Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa Jakarta: Dana Bhakti
Prima Yasa,

Kasdu, D dkk.(2001). Info Lengkap Kehamilan & Persalinan (edisi 1). Jakarta : 3G Publisher.

Laboratorium Klinik Prodia, “Premarital Check Up: 100% Siap Nikah!”, dalam
http://prodia.co.id/promosi/premarital-check-up-100-siap-nikah.htm, diakses pada 9
November 2016 .

Monica Purba, “Cek Kesehatan Sebelum Menikah”, dalam


http://pranikah.org/pranikah/cekkesehatan-sebelum-menikah/.htm, diakses pada 9
November 2016 .

Nina. 2008. “Bayi Cowok atau Cewek” . Diakses [21 Nov 2016] dalam:
https://ninafkoe.files.wordpress.com/2008/12/bayi-cowok-atau-cewek.pdf

Rostiati Nonta Refina Napitupulu. 2010 “Bioetika: Pemeriksaan Kesehatan Pranikah”,


(Makalah-- ITB, 2009)

Varney, Helen, 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan edisi 4. Jakarta: EGC, Vol. 1
Widjanarko,Bambang, 2006, ”Tinjauan Terapi Pada Dismenore Primer”, Majalah Kedokteran
Damianus. Vol.5.

Wiknjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Ed. 3. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Anda mungkin juga menyukai