Anda di halaman 1dari 62

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

RENDAHNYA KUNJUNGAN POSYANDU BALITA


DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARI
TAHUN 2020

PROPOSAL

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh


gelar Sarjana Terapan Kebidanan

Oleh :

WULAN ZULFITRA NINGSIH


NIM : 1903021428

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AL INSYIRAH


PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN
PEKANBARU
2020
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
RENDAHNYA KUNJUNGAN POSYANDU BALITA
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARI
TAHUN 2020

PROPOSAL

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh


gelar Sarjana Terapan Kebidanan

Oleh :

WULAN ZULFITRA NINGSIH


NIM : 1903021428

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AL INSYIRAH


PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN
PEKANBARU
2020

i
HALAMAN PERSETUJUAN

Nama : Wulan Zulfitra Ningsih


NIM : 1903021428
Program Studi : Kebidanan Program Sarjana Terapan
Judul Proposal : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Rendahnya Kunjungan
Posyandu Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kari Tahun 2020

Proposal ini telah disetujui untuk diseminarkan di depan dewan penguji


STIKes Al Insyirah Pekanbaru pada tanggal ……………. Tahun 2020 dan
dinyatakan telah memenuhi syarat.

Pekanbaru, Juli 2020

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Riski Novera Yenita, SKL, MKL Fatma Nadia, SST, M.Kes


NIDN : 1019118501 NIDN : 10070690002

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT peneliti ucapkan terima kasih atas rahmat dan

karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Proposal ini dengan judul

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Rendahnya Kunjungan Posyandu

Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kari Tahun 2020.

Proposal ini di buat sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Program

Studi Sarjana Terapan Kebidanan. Selama proses penyusunan Proposal ini banyak

terdapat kekurangan namun berkat bimbingan dan bantuan serta semangat dari

berbagai pihak akhirnya peneliti dapat menyelesaikan Proposal ini dengan maksimal

pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Dr. Ns. Rifa Yanti, S.Kep, M.Biomed selaku ketua STIKes Al Insyirah

Pekanbaru.

2. Ibu Riski Novera Yenita, SKM, MKL selaku wakil ketua I STIKes Al Insyirah

Pekanbaru dan selaku pembimbing I yang telah banyak meluangkan waktu dan

memberikan bimbingan dalam menyelesaikan proposal ini.

3. Bapak Albiruni Siregar, Lc selaku wakil ketua II STIKes Al-Insyirah Pekanbaru.

4. Bapak Ns. Suci Amin, S.Kep, MMR selaku wakil ketua III STIKes Al Insyirah

Pekanbaru

5. Ibu Fajar Sari Tanberika, SST, M.Kes selaku ketua Program Studi Program

Sarjana Terapan Kebidanan STIKes Al Insyirah Pekanbaru.

iii
6. Ibu Fatma Nadia, SST, M.Kes selaku pembimbing II yang telah banyak

meluangkan waktu dan memberikan bimbingan dalam menyelesaikan proposal

ini.

7. Seluruh staf dosen pengajar dan Administrasi STIKes Al Insyirah Pekanbaru

yang telah memberi ilmu dan tenaga sehingga peneliti dapat menyelesaikan

proposal ini.

8. Orang tua dan seluruh keluarga yang selalu memberikan dukungan moril, materil

dan spiritual serta pengorbanan dan doa tulus selama peneliti menjalani program

pendidikan.

9. Teman-teman mahasiswi Program Studi Program Sarjana Terapan Kebidanan

yang telah memberikan semangat dalam penulisan Proposal ini, semoga

kebersamaan ini menjadi kekuatan yang berarti untuk kita terus melangkah maju.

Pekanbaru, Juli 2002

Peneliti

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN………………………………………….... ii
KATA PENGANTAR………………………………………………….... iii
DAFTAR ISI……………………………………………………………… v
DAFTAR TABEL……………………………………………..............….. vi
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………..vii
DAFTAR LAMPIRAN………………….…………………………….......viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................6
1.3.1 Tujuan Umum........................................................................6
1.3.2 Khusus....................................................................................6
1.4 Manfaat penelitian..........................................................................7
1.5 Penelitian Terkait............................................................................8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Posyandu........................................................................................10
2.1.1 Pengertian Posyandu...............................................................10
2.1.2 Prinsip Posyandu.....................................................................10
2.1.3 Manfaat Posyandu...................................................................11
2.1.4 Fungsi Posyandu.....................................................................13
2.1.5 Pelayanan Kesehatan di Posyandu..........................................13
2.1.6 Program Posyandu Dengan Sistem 5 Meja.............................14
2.1.7 Pembentukan Posyandu..........................................................16
2.1.8 Faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan Posyandu................18
2.2 . Dalil Al-Qur’an.............................................................................28
2.3 . Kerangka Teori.............................................................................29
2.4 . Kerangka Konsep..........................................................................30
2.5 . Hipotesa........................................................................................30
BAB III METODELOGI PENELITIAN
3.1 Jenis dan Desain penelitian.............................................................32
3.2 Tempat dan Waktu penelitian.........................................................32
3.3 Populasi dan Sampel.......................................................................32
3.4 Teknik Pengambilan Sampel...........................................................32
3.5 Jenis dan Sumber Data....................................................................34
3.6 Instrumen Penelitian.......................................................................34
3.7 Teknik Pengumpulan Data..............................................................34
3.8 Defenisi Operasional.......................................................................35
3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas..........................................................37
3.10 Teknik Pengolahan dan Analisa Data...........................................38
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional……………………………...…… 32

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori............................................................................ 27

Gambar 2.2 Kerangka Konsep......................................................................... 28

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat izin pengambilan data awal dari STIKes Al-Insyirah


Pekanbaru
Lampiran 2 : Surat izin pengambilan data awal dari Puskesmas Kari
Lampiran 3 : Lembar Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 4 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 5 : Lembar Kuisoner Penelitian
Lampiran 6 : Lembar Konsultasi Pembimbing 1
Lampiran 7 : Lembar Konsultasi Pembimbing 2

viii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang

kesehatan yang terjadi pada negara berkembang terutama di Indonesia. Angka

kematian bayi menjadi indikator dalam menentukan derajat kesehatan anak

karena merupakan cerminan dari status kesehatan anak. Hal ini menjadi perhatian

dari dunia Internasional dalam target global Sustainable Development Goals

(SDG’s) yaitu mengakhiri kematian bayi baru lahir dan balita yang dapat dicegah

hingga 12 per 1.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Balita (AKABA) 25

per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2030 (WHO, 2018).

Menurut WHO (World Health Organization) (2018), masih menjadi

perhatian yaitu angka kematian bayi dan balita 56 per kelahiran hidup (WHO,

2018). Laporan Kementerian Kesehatan Indonesia pada tahun 2017 jumlah

Angka Kematian Neonatal (AKN) sebesar 15 kematian per 1000 kelahiran hidup,

Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 24 kematian per 1000 kelahiran hidup dan

Angka Kematian Balita sebesar 32 Kematian per 1000 kelahiran hidup. Hasil

survei tersebut menunjukkan bahwa kematian balita (0-59 bulan) masih tinggi.

Untuk itu, diperlukan kerja keras dalam upaya menurunkan angka kematian

tersebut (Kemenkes RI, 2018).

Peningkatan ketersediaan fasilitas atau aksesibilitas ke pelayanan

kesehatan serta petugas kesehatan merupakan faktor penting dari penurunan


2

AKB. Salah satu upaya yang dapat diberikan untuk memantau pertumbuhan dan

perkembangan anak adalah dengan mendirikan posyandu balita. Posyandu adalah

kegiatan yang dilaksanakan oleh, dari dan untuk masyarakat yang bertujuan

untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pada umumnya serta

kesehatan ibu dan anak pada khususnya. Posyandu sebagai Upaya Kesehatan

Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) bertujuan untuk menunjang percepatan

penurunan AKI, AKB dan AKABA di Indonesia melalui upaya pemberdayaan

masyarakat. Salah satu upaya untuk mengetahui kondisi gizi bayi dan balita

adalah dengan membawa anak ke Posyandu untuk dilakukan penimbangan dan

pemantauan perkembangan bayi dan balita walaupun sudah tidak lagi

mendapatkan imunisasi dan makanan tambahan (Hayati, 2018).

Partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan dalam upaya pencapaian

program Posyandu. Keberadaan Posyandu dalam masyarakat memegang peranan

penting, namun masih banyak anggota masyarakat yang belum

memanfaatkannya secara maksimal. Manfaat adanya pelayanan Posyandu untuk

masyarakat antara lain memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi

dan pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi, maupun balita. Partisipasi masyarakat

merupakan suatu bentuk keterlibatan secara aktif dari masyarakat untuk

memberikan kontribusi kepada berbagai kegiatan yang ada di lingkungan

masyarakat. Posyandu merupakan salah satu pendekatan yang tepat untuk

meningkatkan status kesehatan balita. Pada kenyataannya banyak faktor yang

mempengaruhi turut tidaknya partisipasi masyarakat dalam upaya pencapaian

suatu program (Wandari, 2018).


3

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Indonesia pada tahun 2018

jumlah balita yang datang ke posyandu dan ditimbang yaitu 68,37%. Jumlah ini

masih jauh dari target yang telah ditetapkan yaitu sebesar 85% balita harus

berkunjung dan ditimbang di posyandu (Kemenkes, RI 2018).

Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Provinsi Riau presentase balita

yang di timbang di Provinsi Riau pada tahun 2017 yaitu 61,12%, kemudian pada

tahun 2018 presentase balita yang di timbang menurun menjadi 60,34% (Dinkes

Riau, 2018). Berdasarkan laporan dinas Kesehatan Kabupaten Kuantan Singingi

pada tahun 2017 jumlah balita yang datang dan ditimbang di posyandu dan

berkunjung ke posyandu yaitu 69%, sedangkan pada tahun 2018 jumlah balita

yang datang dan ditimbang di posyandu mengalami penurunan menjadi 65%

(Dinas Kesehatan Kuansing, 2018).

Salah satu Puskesmas yang berada di Kabupaten Kuantan Singingi yaitu

Puskesmas Kari. Jumlah kunjungan posyandu dan jumlah D/S di Puskesmas Kari

pada tahun 2017 yaitu 36%, kemudian pada tahun 2018 meningkat menjadi 83%

dan pada tahun 2019 mengalami peningkatan lagi menjadi 68%, namun dapat

dilihat bahwa kunjungan posyandu tersebut belum mencapai target yang telah

ditetapkan.

Pada saat ini masih banyak ibu yang belum memiliki kesadaran bahwa

kunjungan posyandu balita itu penting sehingga mereka tidak mau membawa

anak berkunjung ke posyandu. Faktor yang berkontribusi dengan rendahnya

kunjungan balita ke posyandu yaitu peran petugas kesehatan dan peran kader.

Peran petugas kesehatan juga dapat mempengaruhi ibu untuk membawa anaknya
4

ke posyandu. Petugas kesehatan merupakan ujung tombak dari keberhasilan

posyandu balita. Jika petugas kesehatan tidak aktif dalam menjalankan tugasnya

maka program posyandu balita tidak akan berjalan dengan baik. Sedangkan

berasal dari masyarakat yang dipilih oleh masyarakat dan bekerja bersama untuk

masyarakat secara sukarela. Kader kesehatan masyarakat adalah laki-laki atau

wanita yang dipilih oleh masyarakat dan dilatih untuk menanggani masalah-

masalah kesehatan perseorangan maupun masyarakat serta untuk bekerja dalam

hubungan yang amat dekat dengan tempat- tempat pemberian pelayanan

kesehatan (Anisa, 2016).

Hal ini dibuktikan oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Reihana

(2012) yang menyatakan kehadiran tenaga kesehatan mendorong ibu-ibu untuk

berpartisipasi aktif menimbang balitanya ke Posyandu 59,9%, lebih banyak

dibanding dengan tidak hadirnya petugas ke Posyandu terhadap partisipasi aktif

menimbang balita ke Posyandu yaitu 37,9%. Dari analisis bivariat diperoleh ada

hubungan yang signifikan antara kehadiran petugas di Posyandu dengan

partisipasi aktif menimbang Balita ke Posyandu dengan OR 2,4. Ini berarti bahwa

kehadiran petugas di Posyandu mempunyai peluang 2,4 kali untukn berpartisipasi

aktif menimbang Balita ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Panjang,

dibanding dengan petugas yang tidak hadir di Posyandu.

Penelitian lain juga dilakukan oleh Faridah (2017) tentang faktor yang

berhubungan dengan kunjungan balita ke posyandu. Berdasarkan hasil penelitian

didapatkan bahwa kurangnya proporsi kunjungan balita ke posyandu lebih banyak

pada peran kader yang baik (83,6%) dibandingkan dengan peran kader yang baik
5

(11,9%). Hasil analisis uji statistik (chisquare) didapatkan nilai p = 0,000

(p<0,05) berarti terdapat hubungan yang bermakna antara peran kader dengan

kunjungan balita ke Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Anak Air Kota

Padang tahun 2017. Sedangkan nilai OR didapatkan 37,822 yang berarti

responden yang bekerja memiliki peluang 37 kali tidak membawa anaknya ke

posyandu balita.

Selain itu fasilitas posyandu juga merupakan faktor yang paling penting

terhadap kunjungan balita ke posyandu. Fasilitas merupakan sarana dan prasarana

yang tersedia pada saat pelaksanaan posyandu. Jika fasilitas tidak tersedia dengan

baik maka balita akan merasa kurang nayaman dengan kunjungan posyandu

tersebut sehingga untuk kunjungan berikutnya tidak mau lagi datang berkunjung.

Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Mastina (2018) tentang

faktor yang berhubungan dengan kunjungan posyandu menyatakan bahwa ada

hubungan yang signifikan antara fasilitas posyandu dengan kunjungan balita ke

posyandu dengan nilai p value 0,013. Penelitian yang sama juga dilakukan

Muthia Putri Pertiwi (2018) tentang hubungan peran kader dan fasilitas posyandu

dengan kepatuhan ibu membawa balita ke posyandu menyatakan bahwa ada

hubungan yang signifikan antara fasilitas posyandu dengan kepatuhan ibu

membawa balita ke posyandu dengan nilai p value = 0,023.

Faktor lain yang juga mempengaruhi perilaku ibu untuk membawa anaknya

ke posyandu adalah dukungan dari suami. Menurut Maylor (2009) dalam Suharti

(2012) dukungan kepada ibu dapat diberikan oleh keluarga/suami, kader, dan

petugas kesehatan baik dalam bentuk- bentuk dukungan emosional, dukungan


6

penghargaan, dukungan instrumental, dukungan informasi dan dukungan

penilaian agar ibu bayi dan balita berpartisipasi dalam kegiatan posyadu dan dapat

menikmati hasil dari program posyandu tersebut.

Berdasarkan survei awal yang peneliti lakukan kepada 10 orang ibu yang

memiliki balita 0 - 5 tahun, 7 orang diantaranya tidak melakukan kunjungan

posyandu secara teratur 3 bulan berturut-turut walaupun semua fasilitas pelayanan

kesehatan telah tersedia lengkap di posyandu. Berdasarkan hasil wawancara

alasan yang diungkapkan ibu tidak membawa balita ke posyandu yaitu tidak

adanya dukungan suami yaitu 5 orang diantaranya mengatakan suaminya tidak

pernah memotivasi dan mengantarkan ibu untuk membawa balita ke posyandu.

Selain itu sebagain besar ibu juga mengungkapkan bahwa jarang mengikuti

penyuluhan dari petugas kesehatan tentang pentingnya membawa balita ke

posyandu. Selain itu ibu mengatakan tidak pernah mendapat ajakan ari kader

untuk datang ke posyandu.

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik melakukan

penelitian tentang Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Rendahnya

Kunjungan Posyandu Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kari Tahun 2020.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan dari uraian latar Belakang di atas , maka di dapatkan rumusan

masalah apa saja Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Rendahnya

Kunjungan Posyandu Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kari Tahun 2020?.

1.3 Tujuan Penelitian


7

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Rendahnya

Kunjungan Posyandu Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kari Tahun 2020.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui distribusi frekuensi peran petugas kesehatan, dukungan

suami, peran kader, fasilitas posyandu, dan kunjungan balita ke posyandu di

Wilayah Kerja Puskesmas Kari Tahun 2020.

b. Untuk mengetahui hubungan peran petugas kesehatan dengan rendahnya

kunjungan balita ke posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Kari Tahun 2020

c. Untuk mengetahui hubungan dukungan suami dengan rendahnya kunjungan

balita ke posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Kari Tahun 2020

d. Untuk mengetahui hubungan peran kader dengan rendahnya kunjungan balita

ke posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Kari Tahun 2020.

e. Untuk mengetahui hubungan fasilitas kesehatan dengan rendahnya kunjungan

balita ke posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Kari Tahun 2020.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Puskesmas

Sebagai bahan informasi yang dapat dijadikan pertimbangan dalam

pengambilan kebijakan dan tindakan untuk lebih meningkatkan kualitas

kunjungan posyandu balita.


8

1.4.2 Bagi Responden

Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat meningkatkan partisipasi

repsonden untuk membawa anaknya berkunjung ke posyandu.

1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan bacaan di Institusi

Pendidikan tentang faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kunjungan

balita keposyandu.

1.4.4 Bagi Peneliti

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi gambaran bagi ibu untuk

mengetahui apa saja faktor yang berhubungan dengan kunjungan posyandu

balita dan diharapak untuk kedepannya dapat meningkatkan jumlah kunjungan

posyandu.

1.4.5 Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan bacaan bagi peneliti

selanjutnya tentang faktor apa saja yang mempengaruhi kunnungan balita ke

posyandu. Serta diharapkan peneliti selanjutnya dapat meneliti faktor lain

yang dapat mempengaruhi kunjungan balita ke posyandu.

1.5 Penelitian Terkait

a. penelitian yang dilakukan oleh Reihana (2012) yang menyatakan kehadiran

tenaga kesehatan mendorong ibu-ibu untuk berpartisipasi aktif menimbang

balitanya ke Posyandu 59,9%, lebih banyak dibanding dengan tidak hadirnya

petugas ke Posyandu terhadap partisipasi aktif menimbang balita ke Posyandu


9

yaitu 37,9%. Dari analisis bivariat diperoleh ada hubungan yang signifikan

antara kehadiran petugas di Posyandu dengan partisipasi aktif menimbang

Balita ke Posyandu dengan OR 2,4. Ini berarti bahwa kehadiran petugas di

Posyandu mempunyai peluang 2,4 kali untukn berpartisipasi aktif menimbang

Balita ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Panjang, dibanding dengan

petugas yang tidak hadir di Posyandu.

b. Penelitian lain juga dilakukan oleh Faridah (2017) tentang faktor yang

berhubungan dengan kunjungan balita ke posyandu. Berdasarkan hasil

penelitian didapatkan bahwa kurangnya proporsi kunjungan balita ke

posyandu lebih banyak pada peran kader yang baik (83,6%) dibandingkan

dengan peran kader yang baik (11,9%). Hasil analisis uji statistik (chisquare)

didapatkan nilai p = 0,000 (p<0,05) berarti terdapat hubungan yang bermakna

antara peran kader dengan kunjungan balita ke Posyandu di Wilayah Kerja

Puskesmas Anak Air Kota Padang tahun 2017. Sedangkan nilai OR

didapatkan 37,822 yang berarti responden yang bekerja memiliki peluang 37

kali tidak membawa anaknya ke posyandu balita.

c. Penelitian yang dilakukan oleh Mastina (2018) tentang faktor yang

berhubungan dengan kunjungan posyandu menyatakan bahwa ada hubungan

yang signifikan antara fasilitas posyandu dengan kunjungan balita ke

posyandu dengan nilai p value 0,013.

d. Penelitian yang sama juga dilakukan Muthia Putri Pertiwi (2018) tentang

hubungan peran kader dan fasilitas posyandu dengan kepatuhan ibu membawa

balita ke posyandu menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara


10

fasilitas posyandu dengan kepatuhan ibu membawa balita ke posyandu dengan

nilai p value = 0,023.

e. Penelitian yang dilakukan oleh Maharani (2018) tentang faktor yang

berhubungan dengan kunjungan balita ke posyandu menyatakan bahwa ada

hubungan yang signifikan antara dukungan suami dengan kunjungan balita ke

posyandu dengan nilai p value = 0,034.


11

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Posyandu

2.1.1 Pengertian Posyandu

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Besumber

Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh,

untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan

kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan

kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk

mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi (Depkes RI, 2016).

Posyandu merupakan salah satu pelayanan kesehatan di desa untuk

memudahkan masyarakat untuk mengetahui atau memeriksakan kesehatan

terutama untuk ibu hamil dan anak balita. Keaktifan. Posyandu yang

merupakan pusat kegiatan masyarakat, dimana masyarakat sekaligus dapat

memperoleh pelayanan keluarga berencana dan kesehatan. Disamping itu,

posyandu dapat dimanfaatkan sarana untuk tukar pendapat dan pengalaman

serta bermusyawarah untuk memecahkan masalah yang duhadapi masyarakat

(Riri, 2015).

2.1.2 Prinsip Dasar Posyandu

Prinsip dasar posyandu menurut syafrudin, (2012) :


12

a. Pos pelayanan terpadu merupakan usaha masyarakat dimana terdapat

perpaduan antara pelayanan professional dan nonprofessional (oleh

masyarakat)

b. Adanya kerja sama lintas program yang baik, kesehatan Ibu Anak (KIA),

Keluarga Berencana (KB), gizi imunisasi, penanggulangan diare maupun

lintas sektoral

c. Kelembagaan masyarakat ( pos desa, kelompok timbang/pos timbang, pos

imunisasi, pos kesehatan lain-lain ).

d. Mempunyai sasaran penduduk yang sama ( Bayi 0-1 tahun, anak balita 1-4

tahun, ibu hamil, pasangan usia subur (PUS)

e. Pendekatan yang digunakan adalah pengembangan dan Pengembangna

Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD)/ Primary Health Care) PHC.

2.1.3 Manfaat Posyandu

Menurut Kemenkes (2011), manfaat Posyandu adalah:

a. Bagi Masyarakat

1) Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan

kesehatan dasar, terutama berkaitan dengan penurunan Angka

Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka

Kematian Balita (AKB).

2) Memperoleh layanan secara professional dalam pemecahan masalah

kesehatan terutama terkait kesehatan ibu, bayi dan balita.


13

3) Efisisensi dalam mendapatkan pelayanan kesehatan dasar terpadu dan

pelayanan sosial dasar sector lain terkait.

b. Bagi Tokoh Masyarakat

1) Mendapatkan informasi terlebih dahulu tentang upaya kesehatan yang

terkait dengan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian

Balita (AKB), dan Angka Kematian Balita (AKBA).

2) Dapat mewujudkan aktualisasi dirinya dalam membantu masyarakat

menyelesaikan masalah kesehatan terkait dengan penurunan Angka

Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Balita (AKB), dan Angka

Kematian Balita (AKBA).

c. Bagi Puskesmas

1) Optimalisasi fungsi Puskesmas sebagai pusat penggerak pembangunan

berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, pusat

pelayanan kesehatan perorangan primer, dan pusat pelayanan kesehatan

masyarakat primer.

2) Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah

kesehatan sesuai kondisi setempat.

3) Mendekatkan akses pelayanan kesehatan dasar pada masyarakat.

d. Bagi Sektor Lain

1) Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah

kesehatan dan sosial dasar lainnya, terutama yang terkait dengan upaya

penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Balita (AKB),

dan Angka Kematian Balita (AKBA) sesuai kondisi setempat.


14

2) Meningkatkan efisiensi melalui pemberian pelayanan secara terpadu

sesuai dengan tugas, pokok dan fungsi (tupoksi) masing-masing sector.

2.1.4 Fungsi Posyandu

Menurut Kemenkes (2018) fungsi posyandu adalah :

a. Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan

keterampilan dari petugas kepada masyarakat dan antar sesame

masyarakat dalam rangka mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu

(AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita

(AKBA).

b. Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama

berkaitan dengan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian

Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita (AKBA).

2.1.5 Pelayanan Kesehatan di Posyandu

a. Penimbangan bulanan Penimbangan untuk memantau pertumbuhan anak,

perhatian harus diberikan secara khusus terhadap anak yang selama 3 kali

penimbangan pertumbuhan tidak meningkat sesuai umurnya (kenaikan

berat badan kurang dari 200 gram/bulan) dan anak yang kurva berat

badanya berada dibawah garis merah KMS (Ekasari, 2018).

b. Pemberian makanan tambahan bagi yang berat badannya kurang

c. Imunisasi bayi 3-14 bulan Imunisasi adalah suatu upaya untuk

menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap


15

suatu penyakit, sehingga bila suatu saat terpapar dengan penyakit tersebut

tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan.

d. Pemberian oralit untuk menanggulanggi diare, Pengobatan penyakit

sebagai pertolongan pertama

e. Deteksi dini tumbuh kembang dan identifikasi penyakit Pertumbuhan

(growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam ukuran fisik

seseorang. Perkembangan (development) berkaitan dengan pemantangan

dan penambahan kemampuan (skill) fungsi organ atau individu (Fitriani,

2015).

2.1.6 Program Posyandu Dengan Sistem 5 Meja

Kegiatan masing-masing meja sebagai berikut: (Sulistyorini,2010).

a. Meja I. Pendaftaran balita

Pendaftaran anak balita dimaksudkan agar semua anak balita yang ada

dalam desa diketahui tanggal lahir, umur saat itu, nama orang tua dan anak

keberapa. Daftar anak balita ini dimasukan di dalam buku Register dengan

diberikan nomor register. Berdasarkan pendaftaran anak balita yang

bersangkutan ditulis pada kolom 1, Nomor pendaftaran. Sedangkan

Nomor register adalah Nomor yang diberi indek yang ditulis selain dari

buku pendaftaran juga dibagian depan kartu menuju sehat pada kolom

yang disediakan.

b. Meja II. Penimbangan anak dan balita


16

Penimbanagan anak balita (meja 2) dilakukan setelah dipanggil oleh

petugas pendaftaran dengan menyerahkan KMS masingmasing anak.

Penimbangan dengan menggunakan dacin dengan ketepatan kalibrasi (0)

untuk memastikan bahwa hasil penimbangan berat badan benar sesuai

dengan kondisi saat anak tersebut ditimbang. Penimbangan sebaiknya

menggunakan sarung timbang yang telah disediakan oleh proyek gizi,

hasil penimbangan anak, dimasukan ke dalam buku register di Meja 3

untuk mendapatkan hasil akurat.

c. Meja III. Pencatatan penimbangan anak balita

Meja 3 adalah pencatatan hasil penimbangan dan analisa perbandingan

antara penimbangan bulan sebelumnya dengan penimbangan bulna ini.

Apabila terjadi penurunan BB anak yang bersangkutan, maka kader di

meja 3 wajib menanyakan histori terjadinya penurunan BB kepada ibunya

(yang membawa anak balita ke Posyandu). Selain itu di meja 3 dilakukan

pemeriksaan terhadap:

1) Imunisasi yang sudah diterima

2) Pemberian kapsul vitamin A

3) Pernah tidaknya dirujuk ke Puskesmas

4) Hal-hal lain yang menyangkut kesehatan dan perkembangan anak

balita yang bersangkutan.

Dari hasil pengamatan KMS inilah, balita yang bersangkutan perlu

mendapat immunisasi, kapsul vitamin A, nasehat tentang pola makan

dan lain-lain yang dilaksanakan di meja 4.


17

d. Meja IV. Pemberian PMT dan Penyuluhan/Konseling

Di meja ini berdasarkan saran dari meja 3 dilakukan penyuluhan kesehatan

tentang:

1) Bagaimana menjaga kesehatan anak

2) Pemberian makanan dirumah tangga

3) Di meja 4 ini juga diberikan pelayanan pemberian vitamin dosis tinggi.

Setiap bulan vitamin A (Februari dan Agustus) pemberian oralit dan

obat-obatan sderhana disiapkan di Posyandu, serta membuat surat

rujukan ke Puskesmas bila diperlukan dengan menggunakan formulir

rujukan anak balita.

e. Meja V. Pelayanan Kesehatan

Kegiatan di meja lima adalah kegiatan pelayanan kesehatan dan pelayanan

KB, imunusasi serta pojok oralit. Kegiatan ini dipimpin dan dilaksanakan

oleh petugas dari puskesmas Menurut Ambarwati (2012) indikator

pelayanan di posyandu atau di Pos Penimbangan Balita menggunakan

indikator-indikator SKDN dimana:

1) S adalah jumlah seluruh balita yang ada dalam wilayah Posyandu.

2) K adalah jumlah balita yang mempunyai KMS (Kartu Menuju Sehat).

3) D adalah jumlah balita yang datang di posyandu dan menimbang berat

badannya.

4) N adalah jumlah balita yang ditimbang berat badannya mengalami

peningkatan berat badan dibanding bulan sebelumnya.


18

2.1.7 Pembentukan Posyandu

Pembentukan posyandu menurut Kemenkes, (2011): Pembentukan Posyandu

bersifat fleksibel, dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, permasalahan dan

kemampuan sumber daya. Langkah-langkah pembentukan Posyandu dapat

dilakukan dengan tahapan berikut.

a. Pendekatan Internal

Tujuan adalah mempersiapkan para petugas sehingga bersedia dan

memiliki kemampuan mengelola Posyandu melalui berbagai orientasi dan

pelatihan dengan melibatkan seluruh petugas Puskesmas.

b. Pendekatan Eksternal

Tujuannya adalah mempersiapkan masyarakat, khususnya tokoh

masyarakat sehingga bersedia mendukung penyelenggaraan Posyandu

melalui berbagai pendekatan dengan tokoh masyarakat setempat.

c. Survei mawas diri (SDM)

Tujuannya adalah menimbulkan rasa memiliki masyarakat (sense of

belonging) melalui penemuan sendiri masalah yang dihadapi serta potensi

yang dimiiki dengan bimbingan petugas Puskesmas, aparat pemerintah

desa kelurahan dan forum peduli Kesehata Kecamatan (jika sudah

terbentuk).

d. Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)

Inisiatif penyelenggaraaan MMD adalah para tokoh masyarakat yang

mendukung pembentukan Posyandu atau forum peduli Kesehatan

Kecamatan. Posyandu dibentuk dari pos-pos yang telah ada seperti:


19

1) Pos penimbangan balita

2) Pos imunisasi

3) Pos keluarga berencana desa

4) Pos kesehatan

5) Pos lainnya yang dibentuk baru

2.1.8 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan Posyandu Balita

1. Faktor pendorong

a. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan itu terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan

terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan kognitif

merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan

seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo, 2012).

Pengetahuan merupakan perilaku paling sederhana dalam urutan

perilaku kognitif. Seseorang dapat mendapatkan pengetahuan dari fakta

atau informasi baru dan dapat di ingat kembali. Selain itu pengetahuan

juga diperoleh dari pengalaman hidup yang dapat mempengaruhi perilaku

sescorang dalam mempelajari informasi yang penting (Potter dan Perry,

2015).
20

Menurut Notoatmodjo (2012), pengetahuan yang tercakup dalam

domain mempunyai 6 tingkatan, yaitu :

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya.

b. Memahami (Comprehension)

Memahami adalah suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar

tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi

tersebut secara benar.

c. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi dan kondisi sebenarnya.

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu materi

atau objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam satu

struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis

Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru dengan kata lain suatu kemampuan untuk menyusun suatu

formula baru dan formulasi-formulasi yang ada.

f. Evaluasi (Evaluation)
21

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian

terhadap suatu materi atau objek.

Tingkat pengetahuan tentang posyandu pada ibu balita kesehatan yang

tinggi dapat membentuk sikap positif terhadap progam posyandu

khususnya ibu balita untuk hadir ke posyandu yang berdampak pada

keaktifan dalam pelaksanaan posyandu. Tingkat pengetahuan seseorang

banyak mempengaruhi perilaku individu, dimana semakin tinggi tingkat

pengetahuan seseorang ibu tentang manfaat posyandu, maka semakin

tinggi pula tingkat kesadaran untuk berperan serta dalam progam posyandu

(Faridah, 2018).

a) Pengukuran Tingkat Pengetahuan

Menurut Skinner, bila seseorang mampu menjawab mengenai materi tertentu

baik secara lisan maupun tulisan, maka dikatakan seseorang tersebut

mengetahui bidang tersebut. Sekumpulan jawaban yang diberikan tersebut

dinamakan pengetahuan. Pengukuran bobot pengetahuan seseorang

ditetapkan menurut hal-hal sebagai berikut :

b. Bobot I : tahap tahu dan pemahaman.

c. Bobot II : tahap tahu, pemahaman, aplikasi dan analisis.

d. Bobot III : tahap tahu,pemahaman, aplikasi, analisis, sintetis, dan

evaluasi.

Pengukuran dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang

menanyakan isi materi yang diukur dari subjek penelitian atau responden.
22

Dalam mengukur pengetahuan harus diperhatikan rumusan kalimat

pertanyaan maupun tahapan pengetahuan (Riyanto, 2013).

Ari kunto (2006) membuat kategori tingkat pengetahuan seseorang

menjadi tiga tingkatan yang di dasarkan pada nilai persentase yaitu sebagai

berikut :

a. Tingkat pengetahuan kategori Baik jika nilainya ≥ 75%

b. Tingkat penetahuan kategori Cukup jika nilainya 56-74%

c. Tingkat pengetahuan kategori Kurang jika nilainya < 55% (Riyanto,

2013).

b. Sikap

Sikap adalah reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup

terhadap suatu objek. Manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi

hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap

secara nyata menunjukkan kondisi adanya kesesuaian reaksi terhadap

stimulus tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari adalah tindakan atau

aktivitas, akan tetapi predisposing tindakan atau perilaku. Sikap masih

merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka tingkah laku

yang terbuka (Notoatmodjo, 2012)

Dalam Notoatmodjo (2012) menjelaskan bahwa sikap mempunyai 3

pokok komponen yaitu:

a. Kepercayaan (keyakinan) ide dan konsep terhadap suatu objek.

b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek

c. Kecendrungan untuk bertindak (trend to behave)


23

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung atau tidak

lansung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau

pernyataan responden terhadap suatu obyek. Secara tidak langsung dapat

dilakukan dengan pernyataan-pernyataan hipotesis kemudian ditanyakan

pendapat responden melalui kuesioner (Dewi, dkk, 2011).

Skala Likers (Method of Summateds Ratings) Likert (1932)

mengajukan metodenya sebagai alternatif yang sederhana, masing masing

responden diminta melakukan egreement untuk masing-masing aitem

dalam skala yang terdiri dari 5 point (Sangat setuju, Setuju, Ragu-ragu,

Tidak setuju, Sangat tidak setuju). Semua item yang Favorabel kemudian

diubah nilainya dalam angka, yaitu untuk sangat setuju nilainya 5 dan

sangat tidak setuju nilainya 1 begitupun sebaliknya (Dewi dkk. 2011).

Sikap ibu dapat mempengaruhi kunjungan balita ke posyandu. Jika

ibu memiliki sikap negatif artinya mereka menganggap kunjungan

posyandu tidak penting dan hanya akan menghabiskan waktu saja.

Persepsi atau sikap ibu yang seperti ini akan memicu rendahnya minat ibu

untuk membawa balita mereka ke posyandu (Elva, 2016).

c. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian

dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur

hidup.

Pendidikan dalam arti luas yaitu segala kegiatan pembelajaran yang

berlangsung sepanjang zaman dalam segala situasi kegiatan kehidupan.


24

Pendidikan dalam arti sempit yaitu seluruh kegiatan belajar yang

direncanakan, dengan materi terorganisasi, dilaksanakan secara terjadwal

dalam sistem pengawasan, dan diberikan evaluasi berdasarkan pada tuuan

yang telah ditentukan. Wanita yang berpendidikan akan lebih terbuka

terhadap ide-ide baru dan perubahan untuk mendapatkan pelayanan

kesehatan yang proposional karena manfaat pelayanan kesehatan akan

mereka sadari sepenuhnya. Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan

yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan

yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan. Pendidikan di

Indonesia mengenal tiga jenjang pendidikan, yaitu pendidikan dasar

(SD/MI/Paket A dan SLTP/MTs/Paket B), pendidikan menengah (SMU,

SMK), dan pendidikan tinggi yang mencakup program pendidikan

diploma, sarjana, magister, doktor, dan spesialis yang diselenggarakan

oleh perguruan tinggi (Masri, 2016).

Faktor pendidikan memegang peranan sangat penting dalam

menghadapi segala permasalahan yang terjadi, terutama masalah

kesehatan ibu tentang kehamilan. Rendahnya pengetahuan seseorang

tentang pendidikan kesehatan akan mempengaruhi rendahnya kunjungan

ibu hamil dalam memeriksakan kehamilannya.

Cara ukur tingkat pendidikan yaitu seseorang dikatakan memiliki

tingkat pendidikan yang tinggi jika dapat menyelesaikan pendidikan

minimal setara Sekolah Menengah Atas sedangkan jika seseorang tidak

dapat menyelasai kan Sekolah Menengah Atas atau hanya tamat Sekolah
25

Menengah Pertama maka orang tersebut di katakana memiliki tingkat

pendidikan yang rendah (Fitrayeni, 2015).

d. Pekerjaan

Pekerjaan adalah sesuatu yang dilakukan untuk mendapatkan

nafkah. Bekerja juga pada umumnya merupakan kegiatan yang menyita

waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap

kehidupan keluarga dan waktu untuk mengasuh anak akan berkurang,

sehingga ibu balita yang harus bekerja di luar rumah waktunya untuk

berpartisipasi dalam posyandu mungkin sangat kurang atau bahkan tidak

ada waktu sama sekali, sehingga ibu rumah tangga memungkinkan waktu

lebih banyak untuk beristirahat dan meluangkan waktu untuk membawa

anaknya ke posyandu (Suryaningsih, 2012).

Menurut penelitian Faridah (2018) seseorang wanita dikatakan

bekerja jika memiliki profesi selain ibu rumah tangga, namun jika seorang

wanita memiliki profesi atau bekerja sebagai IRT maka wanita tersebut

dikategorikan tidak bekerja. Dalam penelitian jika responden memiliki

profesi IRT maka dikategorikan tidak bekerja, dan jika selain IRT

misalnya berdagang, PNS, swasta dan lainnya maka dikategorikan

bekerja.

2. Faktor pemungkin

a. Fasilitas Posyandu

Fasilitas posyandu yaitu segala sesuatu yang dapat menunjang

penyelenggaraan kegiatan Posyandu seperti tempat atau lokasi yang tetap,


26

dana rutin untuk pemberian makanan tambahan (PMT), alat-alat yang

diperlukan misalnya : dacin, KMS, meja, kursi, buku register dan lain-lain.

Keaktifan seorang kader dalam melakukan kegiatan di Posyandu

dipengaruhi oleh adanya sarana, fasilitas Posyandu yang memadai, bentuk

penghargaan kepada kader, sikap petugas kesehatan dan adanya

pembinaan, pelatihan yang diberikan kepada kader. Fasilitas yang lengkap

dan sesuai dengan standar yang ditetapkan (Standart personal and

Facilities) diharapkan dapat meningkatkan kualiats mutu layanan. Sumber

daya merupakan faktor yang perlu untuk terlaksananya suatu perilaku.

Fasilitas yang tersedia hendaknya dengan jumlah serta jenis yang

memadai dan selalu keadaaan siap pakai.

Dalam penelitian ini pengukuran fasilitas posyandu dikategorikan

menjadi 2 kategori yaitu tidak lengkap dan lengkap. Kategori fasilitas

posyandu lengkap jika skor ≥ nilai mean, sedangkan kategori fasilitas

posyandu tidak lengkap jika skor < nilai mean. Nilai mean adalah nilai

rata-rata jawaban semua responden yang didapatkan dengan cara

menjumlahkan semua skor responden kemudian dibagi sebanyak

responden (Reihana, 2012).

3. Faktor penguat

a. Peran Kader

Peran kader merupakan tenaga sukarela yang direkrut dari, oleh dan

untuk masyarakat, bertugas membantu kelancaran pelayanan kesehatan.

Keberadaan kader sering dikaitkan dengan pelayanan rutin di posyandu.


27

Sehingga seorang kader sering dikaitkan dengan pelayanan rutin di

posyandu. Sehingga kader posyandu harus mau bekerja secara sukarela

dan ikhlas, mau dan sanggup melaksanakan kegiatan posyandu, serta mau

dan sanggup menggerakkan masyarakat untuk melaksanakan dan

mengikuti kegiatan posyandu.kader posyandu yang ramah, terampil dalam

memberikan pelayanan kesehatan dapat menyebabkan ibu-ibu balita rajin

datang dan memanfaatkan pelayanan kesehatan di posyandu

(Sulistyorini,2010).

Dalam penelitian ini pengukuran peran kader dikategorikan menjadi 2

kategori yaitu tidak baik dan baik. Kategori peran kader baik jika skor ≥

nilai mean, sedangkan kategori peran kader tidak baik jika skor < nilai

mean. Nilai mean adalah nilai rata-rata jawaban semua responden yang

didapatkan dengan cara menjumlahkan semua skor responden kemudian

dibagi sebanyak responden (Reihana, 2012).

b. Tenaga Kesehatan

Tenaga kesehatan, agar institusi kesehatan sebagai organisasi

pelayanan kesehatan dan organisasi-organisasi masyarakat mampu sebagai

faktor pendukung dan pendorong perubahan perilaku kesehatan

masyarakat maka perlu dinamisasi organisasi-organisasi. Faktor tenaga

kesehatan mempengaruhi dalam kunjungan ibu balita ke posyandu.

Kedatangan dalam posyandu balita menimbulkan kepercayaan ibu untuk

membawa balitanya ke posyandu. Ketidakhadiran tenaga kesehatan


28

menjadikan ibu kurang berespon positif pada posyandu yang hanya di

kelola oleh kader kesehatan.

Dalam penelitian ini pengukuran peran petugas kesehatan

dikategorikan menjadi 2 kategori yaitu tidak dilakukan dan dilakukan.

Kategori peran petugas dilakukan jika skor ≥ nilai mean, sedangkan

kategori peran petugas tidak dilakukan jika skor < nilai mean. Nilai mean

adalah nilai rata-rata jawaban semua responden yang didapatkan dengan

cara menjumlahkan semua skor responden kemudian dibagi sebanyak

responden (Reihana, 2012).

c. Dukungan Suami

Dukungan suami adalah salah satu bentuk interaksi yang didalamnya

terdapat hubungan yang saling memberi dan menerima bantuan yang

bersifat nyata yang dilakukan oleh suami terhadap istrinya (Hidayat,

2015).

Dukungan penilaian adalah jenis dukungan dimana suami bertindak

sebagai pembimbing dan bimbingan umpan balik, memecahkan masalah

dan sebagai sumber validator identitas anggota dalam keluarga. Menururt

(Setiadi, 2014) menyatakan bahwa dukungan penilaian merupakan bentuk

penghargaan yang diberikan seseorang kepada orang lain sesuai dengan

kondisinya. Bantuan penilaian dapat berupa penghargaan atas pencapaian

kondisi keluarga berdasarkan keadaan yang nyata. Bantuan penilaian ini

dapat berupa penilaian positif dan penilaian negatif yang pengaruhnya

sangat berarti bagi seseorang.


29

Dukungan suami mempengaruhi kunjungan balita ke posyandu. Jika

suami tidak memberikan dukungan kepada ibu misalnya suami tidak mau

mengantar ibu jika ada posyandu sehingga ibu tidak dapat ke posyandu.

Selain itu jika suami beranggapan kalau anak yang mendapatkan imunisasi

di posyandu bisa demam maka untuk kunjungan posyandu selanjutnya

suami tidak akan mengizinkan ibu untuk membawa anak berkunjung ke

posyandu (Wahidin, 2016)

Dalam penelitian ini dukungan suami dikategorikan menjadi 2 kategori

yaitu mendukung dan tidak mendukung. suami dikatakan mendukung jika

skor ≥ nilai mean, sedangkan dikatakan tidak mendukung jika skor < nilai

mean. Nilai mean adalah nilai rata-rata jawaban semua responden yang

didapatkan dengan cara menjumlahkan semua skor responden kemudian

dibagi sebanyak responden (Faridah, 2018).

2.2 Dalil Alqur’an

Artinya :
Dan dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak
berjunjung, pohon korma, tanaman-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitu
dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah
dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikan lah
30

haknya dihari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin) ; dan
janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesunggunya Allah tidak menyukai orang yang
berlebih-lebihan.

2.3 Kerangka Teori

Berdasarkan teori Lawrence Green yang sudah dimodifikasi analisis

perilaku manusia dari tingkat kesehatan. Green menganalisis bahwa faktor

perilaku ditentukan oleh 3 faktor utama faktor pendukung, pemungkin dan

penguat.

Pengetahuan

Faktor Sikap
pendukung

Pendidikan

Pekerjaan
Kunjungan Balita Ke
Faktor Posyandu
pemungkin Fasilitas Posyandu

Peran Kader
Faktor
penguat Tenaga Kesehatan

Dukungan Suami

Keterangan : Diteliti

: Tidak diteliti

Sumber : Teori Lawrence Green 1980) dalam Notoatmodjo, 2012)


Gambar 2.1 Kerangka Teori
31

2.4 Kerangka Konsep

Notoatmodjo, (2012) menjelaskan, yang dimaksud kerangka konsep

adalah suatu uraian atau visualisasi hubungan atau kaitan antara konsep satu

terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel yang satu dengan variabel

yang lain dari masalah yang ingin diteliti. Konsep adalah suatu abstraksi yang

dibentuk dengan menggeneralisasikan suatu pengertian, oleh karena itu, konsep

tidak dapat diukur dan diamati secara langsung.

Variabel Independen Variabel Dependent

Peran Petugas
Kesehatan
Kunjungan Posyandu
Balita
Dukungan Suami

Peran kader

Failitas posyandu

Gambar 2.2 Kerangka konsep

2.5 Hipotesa

Hipotesa adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian

yang bersifat praduga yang masih harus dibuktikan kebenarannya, dimana

rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan.


32

Hipotesa atau jawaban sementara dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

Ha : Diduga ada hubungan peran petugas kesehatan, dukungan suami, peran

kader dan fasilitas posyandu dengan rendahnya kunjungan posyandu balita

di Wilayah Kerja Puskesmas Kari Tahun 2020.

Ho : Diduga tidak ada hubungan peran petugas kesehatan, dukungan suami,

peran kader dan fasilitas posyandu dengan rendahnya kunjungan posyandu

balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kari Tahun 2020.


33

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis kuantitatif

dengan penelitian bersifat analitik dengan menggunakan pendekatan cross

sectional (Notoatmodjo, 2012).

3.2 Tempat dan waktu Penelitian

Pelitian ini akan dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Kari pada Bulan

Juni - Oktober tahun 2020.

3.3 Populasi dan sampel

1. Populasi

Menurut Nasir, dkk (2011), populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas objek dan subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu memiliki balita 0 - 5

tahun yang berada di wilayah kerja Puskesmas Kari yang berjumlah 371

orang sampai bulan Juni tahun 2020.


34

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti dan

dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010). Sampel dalam

penelitian ini diambil menggunakan rumus :

N
n=
1+ N (d 2)

Ket :

N = Besar Populasi

n = Besar Sampel

d2 = Presisi yang ditetapkan 0,52 = 0,0025

371
n=
1+ 371(0,0025)

371
n=
1,92

n = 193,22, jadi sampel dalam penelitian ini adalah 193 orang

3.4 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel simple random sampling yaitu dengan cara

membuat undian sebanyak populasi (371 orang) orang kemudian diacak atau

dikeluarkan sebanyak sampel (193 orang).

Kriteria subjek penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Kiteria inklusi

1) Bersedia Menjadi Responden

2) Bisa tulis baca


35

3) Bisa diajak berinteraksi

4) Berada di Wilayah Kerja Puskesmas Kari

b. Kriteria Eksklusi

1) Memiliki gangguan psikologis

3.5 Jenis dan Sumber Data

3.5.1 Jenis Data

1. Data Primer

Data primer yaitu data yang diambil dari wawancara secara langsung dari

responden dengan menggunakan kuesioner, pada pengumpulan data ini

sebelumnya peneliti menjelaskan tujuan dari penelitian kepada responden,

setelah itu peneliti memberikan lembaran persetujuan kepada responden

untuk ditandatangani sebagai bukti kesediaan responden dalam penelitian ini.

2. Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini yaitu data yang didapat dari pencatatan

Puskesmas Kari tentang rekapan ibu yang memiliki balita 0 – 5 tahun di

Wilayah Kerja Puskesmas Kari yang berjumlah 371 orang.

3.5.2 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian yaitu didapatkan langsung dari jawaban

responden pada lembar kuesioner.

3.6 Intrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuesioner untuk melihat

faktor yang berhubungan dengan kunjungan balita ke posyandu.


36

3.7 Teknik Pengumpulan Data

3.7.1 Tahap Persiapan

Tahap persiapan dalam penelitian ini sebelum melakukan penelitian

peneliti menetapkan dan menentukan siapa saja responden yang akan

diteliti kemudian peneliti meminta persetujuan yang ditandatangi di lembar

informed concent.

3.7.2 Tahap Pelaksanaan

1) Menemui responden yang telah ditetapkan sebagai sampel

2) Menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian

3) Meminta persetujuan responden di lembar informed concent

4) Membagikan kuesioner kepada responden

5) Memandu responden mengisi kuesioner

6) Memeriksa kembali lembar jawaban kuesioner responden

3.8 Defenisi Operasional

Definisi Operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional

berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan

observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena.

Definisi Operasional ditentukan berdasarkan parameter yang dijadikan ukuran

dalam penelitian. Sedangkan cara pengukuran merupakan cara dimana variabel

dapat diukur dan ditentukan karakteristiknya (Notoadmodjo, 2012).


37

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Defenisi Cara ukur Alat Skal Hasil ukur


operasional ukur Ukur

Peran petugas Segala bentuk wawancara kuisoner Ordinal 1. Tidak dilakukan jika
kesehatan dukungan yang skor < nilai mean
diberikan oleh
petugas kesehatan 2. Dilakukan jika skor ≥
kepada ibu agar nilai mean (Reihana,
mau membawa 2012).
balitanya
berkunjung ke
posyandu

Dukungan Segala bentuk wawancara kuisioner Ordinal 1. Tidak mendukung:


Suami dukungan yang jika < dari nilai
diberikan suami Mean/median
untuk berkunjung
ke posyandu 2. Mendukung : jika >
dari nilai Mean
(Wahidin, 2016)

Peran kader Segala bentuk Wawancara kusioner Nominal 1. Tidak baik jika skor
dukungan yang < nilai mean
diberikan oleh
petugas kesehatan 2. Baik jika skor ≥
kepada ibu agar nilai mean (Reihana,
mau membawa 2012).
balitanya
berkunjung ke
posyandu

Fasilitas Segala sarana dan Wawancara kuisoner Ordinal 1. Tidak lengkap jika
posyandu prasarana yang skor < nilai mean
tersedia di
posyandu 2. Lemgkap jika skor ≥
nilai mean (Reihana,
2012)

Kunjungan Kunjungan Wawancara Kuisoner Ordinal 1. Tidak berkunjung


38

Posyandu posyandu balita jika balita tidak


melakukan
kunjungan posyandu
dalam 3 bulan
terakhir

2. Berkunjung jika
balita rutin
melakukan
kunjungan posyandu
dalam 3 bulan
terakhir (Faridah,
2018)

3.9 Uji Validitas Dan Reabilitas

3.9.1 Uji Validitas

Menurut Notoadmodjo (2010) dikatakan bahwa validitas adalah suatu

indeks yang menunjukkan suatu alat itu benar mengukur apa saja yang diukur.

Untuk mengetahui validitas suatu instrumen atau kuisoner dilakukan dengan cara

melakukan kolerasi antar scor masing-masing variabel (Pertanyaan). Dikatakan

valid bila skor variabel tersebut berkolerasi secara signifikan dengan skor

totalnya. Teknik kolerasi yang digunakan Kolerasi Pearson Produk Moment. Uji

validitas di rencanakan akan dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Teluk

Kuantan kepada 20 orang. Dengan keputusan ujinya adalah sebagai berikut :

a. Bila r hitung ≥ dari r tabel (0,361) Ho ditolak, artinya variable valid.

b. Bila r hitung < dari r tabel (0,361) Ho gagal ditolak, artinya variable tidak

valid.

3.9.2 Uji Reliabilitas


39

Reabilitas merupakah sejauh mana hasil pengukuran dari hasil ukur

dapat dipercaya. Suatu hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dalam

beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama

dan diperoleh hasil pengukuran yang relatif sama pula.

Dengan keputusan ujinya adalah sebagai berikut :

a. Bila nilai cronbach’s alpha ≥ dari 0,60 artinya pertanyaan dikatakan

reliabel atau konsisten.

b. Bila nilai cronbach’s alpha < dari 0,60 artinya pertanyaan dikatakan tidak

reliabel atau konsisten.

3.10Teknik Pengolahan dan Analisa Data

3.10.1 Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan melalui beberapa tahapan proses, data di olah

secara komputerisasi dengan tahapan pengolahan sebagai berikut :

a. Editing ( Pemeriksaan Data )

Setelah kuisioner diisi dan dikembalikan oleh responden pada peneliti,

maka semua pertanyaan diperiksa kembali apakah semua pertanyaan

sudah dijawab dan memastikan tidak ada jawaban yang kosong pada

lembar kuisioner.

b. Pengkodean data ( Coding )

Memberikan kode pada kuesioner yang telah terkumpul sehingga lebih

mudah dalam pengolahan data.

c. Entry ( Memasukkan data)


40

Memasukkan data yang telah dikoding, kedalam master tabel lalu kedalam

tabel distribusi frekuensi.

d. Cleaning (Membersihkan data)

Proses pembersihan data sebelum diolah secara statistic, mencakup

pemeriksaan terlebih dahulu data yang telah di entry, jika terdapat

kesalahan dapat diperbaiki sehingga analisis yang dilakukan sesuai dengan

sebenar nya.

e. Tabulating ( Mentabulasi data)

Setelah semua data berkumpul dengan baik, data tersebut diklasifikasikan

kedalam beberapa kelompok menurut sub variasi penelitian, kemudian

dimasukkan kedalam tabel distribusi frekuensi dan dipersentasekan.

3.10.2 Teknik Analisa Data

1. Analisa Univariat

Untuk mendapatkan gambaran distribusi frekuensi dari variabel

independen dan dependen.

2. Analisa Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk menguji hipotesis hubungan

variabel dependen dengan variabel independent dengan menggunakan uji

chi square ( X2).

Nilai p alpha yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0,05. Hasil

analisa dinyatakan bermakna apabila nilai p value = 0,05 dengan kriteria:


41

a. Ha diterima jika p value ≤ 0,05 berarti ada hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen.

b. Ha ditolak jika p value > 0,05 berarti tidak ada hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen.


DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 2016. Posyandu Balita. Jakarta : Depetemen Kesehatan Indonesia


Dewi, M dan Wawan, A. 2011. Teori Dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, Dan
Prilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.
Dinkes Kabupaten Pasaman. 2019. Profil Kesehatan Kabupaten Pasaman. Pasaman :
Dinas Kesehatan
Dinkes Provinsi Sumbar. 2018. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Barat. Sumbar :
Dinas Kesehatan
Farida, BD. 2018. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan Balita Ke
Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Anak Air Kota Padang Tahun 2017.
Jurnal Ilmu kesehatan : ISSN 2580 -930 X
Fitrayeni, P. 2015. Faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan Balita Ke
Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Salatiga. Jurnal Kesehatan Anak : ISSN
6521 – 8942
Hidayat. 2015. Kesehatan dan Perkembangan Anak. Jakarta : EGC
Kemenkes RI. 2013. Profil Kesehatan Indonesia. Keputusan Menteri kesehatan
Republik Indonesia. Jakarta
Kemenkes RI. 2016. Profil Kesehatan Indonesia, Keputusan Menteri kesehatan
Republik Indonesia. Jakarta
Kemenkes RI. 2017. Profil Kesehatan Indonesia. Keputusan Menteri kesehatan
Republik Indonesia. Jakarta : Keputusan Menteri kesehatan Republik Indonesia
Kemenkes RI. 2019. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta
Masri. 2016. Hubungan Pengetahuan dan Pendidikan Ibu Dengan Kunjungan Balita
Ke Posyandu. Naskah Publikasi

Notoatmodjo,S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.


Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta
Potter dan Perry. 2015. Ilmu Kesehatan Anak. Yogyakarta : DEEpublish
Profil Kesehatan Indonesi. 2017. Riset Kesehatan Dasar. RISKESDAS. Jakarta:
Balitbang Kemenkes RI
Puskesmas Kari. 2019. Laporan Tahunan Cakupan Kunjungan Balita Ke Posyandu.
Kari : Laporan Tahunan

Reihana. 2012. Faktor Yang Berhubungan Dengan Partisipasi Ibu Untuk Menimbang
Balita Ke Posyandu. Naskah Publikasi

Riri, S. 2015. Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan Posyandui


Balita di Puskesmas Bantul. Naskah Publikasi
Setiadi, 2014. Hubungan Pegetahuan, Sikap da Dukungan Suami Dengan Kunjungan
Posyandu Balita. Nasakh Publikasi
Suharti. 2012. Kunjungan Posyandu Balita. Jakarta : EGC
Sulistyoriji. 2010. Hubungan Peran Kader Dengan Kunjungan Posyandu Balita.
Naskah Publikasi
Suryaningsih. 2012. Berikan Yang Terbaik Untuk Anak Anda. Jakarta : Nuha Medika
Syafrudin. 2012. Kesehatan Anak : Jakarta : Nuha Medika
United Nations Population Division. 2015. World Population Prospects The 2015
Revision. New Yor : United Nation
Wahidin. 2016. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kunjungan Ibu Dengan
Anak Balita Ke Posyandu Dalam Kegiatan Penimbangan di Wilayah Kerja
Puskesmas Suradita Kecamatan Cisauk Kabupaten Tangerang Provinsi
Banten. Naskah Publikasi
World Health Organization 2015. Mental disorders fact sheets. World Health
Organization. http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs396/en/ - Diakses
November 2019
Lampiran

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth :

Calon Responden

Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa STIKes Al-Insyirah
Pekanbaru Prodi D4 Kebidanan bermaksud mengadakan penelitian:
Nama : Wulan Zulfitra Ningsih
Nim : 1903021428
Alamat : Pekanbaru
Melakukan penelitian dengan judul “Faktor-Faktor Yang Berhubungan

Dengan Rendahnya Kunjungan Posyandu Balita di Wilayah Kerja

Puskesmas Kari Tahun 2020”. Sehubungan dengan hal tersebut diatas maka saya

mohon kesediaan Ibu untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Saya akan

menjamin kerahasiaan jawaban ibu yang sudah merupakan kode etik penelitian.

Atas kesediaan dan bantuan ibu-ibu, saya ucapkan terima kasih.

Pekanbaru ,........................2020
Peneliti

Wulan Zulfitra Ningsih


Lampiran

LEMBARAN PERSETUJUAN
(INFORMED CONSENT)

Setelah membaca dan memahami maksud peneliti diatas, saya bersedia


menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan oleh saudara :

Nama : Wulan Zulfitra Ningsih


Nim : 1903021428
Akan mengadakan penelitian dengan judul “Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Rendahnya Kunjungan Posyandu Balita di Wilayah
Kerja Puskesmas Kari Tahun 2020”. Informasi dan data yang saya berikan adalah
benar sesuai dengan kenyataan dari persetujuan pengalaman saya.
Demikianlah persetujuan ini saya tangani dengan sukarela tanpa paksaan dan
tekanan dari siapapun.

Pekanbaru,..........................2020
Responden

( )
KUESIONER
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RENDAHNYA
KUNJUNGAN POSYANDU BALITA DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS KARI TAHUN 2020

A. Petunjuk Pengisian Kuesioner


1. Baca dengan teliti sebelum menjawab pertanyaan.
2. Jawab kuesioner dengan jujur dan apa adanya sesuai dengan apa adanya
sesuai dengan apa yang anda ketahui.
3. Isi dengan menggunakan tulisan pada karakteristik responden.
4. Beri tanda () pada kolom jawaban untuk menjawab pertanyaan.

B. Data Umum
Karakteristik Responden
1. Nama :
2. Umur :
3. Pendidikan Terakhir :

: SD
: SMP
: SMA
: Perguruan Tinggi

4. Pekerjaan Ibu :
Pedagang
PNS
Swasta
Petani
Ibu Rumah Tangga
C. KUNJUNGAN POSYANDU

KUNJUNGAN POSYANDU
Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3
Datang Tidak, Datang Tidak, Datang Tidak,
alasan alasan alasan

D. PERAN PETUGAS KESEHATAN


Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberikan tanda centang (√) untuk salah
satu jawaban anda.

No Pernyataan Ya Tidak

1 Petugas kesehata selalu memberikan informasi kepada


ibu tentang jadwal kunjungan posyandu
2 Petugas kesehatan memberikan pelayanan terbaik ketika
posyandu
3 Petugas kesehatan tidak peduli ibu datang ke posyandu
atau tidak
4 Petugas kesehatan memberikan penyuluhan setiap adanya
kegiatan posyandu
5 Petugas kesehatan selalu mengajak ibu untuk rutin
membawa anak ke posyandu setiap bulannya
6. Petugas kesehatan melakukan penimbangan kepada anak
serta pemantauan tumbuh kembang anak setiap kegiatan
posyandu
7. Petugas kesehatan berperan aktif untuk meningkatkan
kunjungan semua ibu yang memiliki balita agar mau
berkunjung ke posyandu
8. Semua fasilitas yang dibutuhkan tersedia diposyandu
9. Waktu ibu banyak tersita di posyandu karena petugas
kesehatan tidak mampu memberikan pelayanan secara
baik
10 Kegiatan posyandu membosankan karena penyuluhan
atau informasi yang diberikan tidak ada berubah dari
bulan ke bulan
11 Petugas kesehatan lama dalam memberikan pelayanan di
posyandu
12 Penyuluhan yang diberikan sangat bermanfaat untuk saya
dalam menerapkan pemantauan balita di rumah
13 Penyuluhan yang diberikan petugas kesehatan membuat
saya menjadi tau cara memberikan makanan seimbang
untuk balita
14 Pemberian vitamin A oleh petugas kesehatan baik untuk
anak saya
15 Ketika jadwal posyandu petugas kesehatan selalu
menjemput saya kerumah
Sumber : Reihana (2012)

E. DUKUNGAN SUAMI

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberikan tanda centang (√) untuk salah
satu jawaban anda.

No Pernyataan Ya Tidak

1 Suami selalu mengingatkan jadwal posyandu setiap


bulannya
2 Suami mengantar ibu untuk membawa anak ke posyandu
setiap bulan
3 Suami memarahi ibu jika ibu tidak membawa anak ke
posyandu
4 Setiap bulannya setelah kegaiatan posyandu suami selalu
menanyakan perkembangan anak ibu
5 Suami memenuhi kebutuhan ibu untuk membawa anak
ibu ke posyandu
6. Suami tidak peduli dengan kegaiatan posyandu
7. Suami tidak mau mengantarkan ibu untuk membawa anak
keposyandu jika ibu tidak bisa pergi sendiri
8. Suami memberi pujian kepada ibu karena ibu telah
membawa anak ke posyandu
9. Suami selalu ingin agar kegiatan posyandu anak ibu rutin
setiap bulannya
10 Setiap kegiatan posyandu suami selalu ikut menemani ibu
11 Jika saya tidak dapat berkunjung ke posyandu maka
suami yang menggantikan saya membawa anak
keposyandu
12 Setiap jadwal posyandu suami selalu meluangkan waktu
agar bisa menemani saya membawa anak keposyandu
13 Suami selalu memberi tahu saya bahwa kunjungan
posyandu dapat memantau perkembangan anak kami
14 Jika anak saya demam setelah diberikan imunisasi di
posyandu maka suami memarahi saya
15 Suami memberitahu saya ketika ada jadwal pemberian
vitamin A di posyandu
Sumber : Wahidin (2016)

F. PERAN KADER

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberikan tanda centang (√) untuk salah
satu jawaban anda.

No Pernyataan Ya Tidak

1 Kader mengingatkan ibu untuk kunjungan posyandy


2 Kader menjemput ibu kerumah jika ibu tidak datang ke
posyandu
3 Kader bersedia mengantar ibu ke posyandu jika ibu tidak
ada kendaraan
4 Setiap bulan kader selalu memberikan pelayanan yang
baik jika ibu berkunjung ke posyandu
5 Kader memenuhi kebutuhan ibu untuk membawa anak
ibu ke posyandu
6. Kader tidak peduli anda berkunjung ke posyandu atau
tidak
7. Kader berpartisipasi memberikan pelayanan saat anda
berkunjung ke posyandu
8. Penimbangan balita di posyandu dilakukan oleh kader
posyandu
9. Kader marah jika ibu tidak mau berkunjung ke posyandu
10 Kader tidak pernah memberikan informasi kepada ibu
tentang pentingnya kunjungan posyandu
Sumber : Wahidin (2016)

G. FASILITAS POSYANDU
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberikan tanda centang (√) untuk salah
satu jawaban anda.

No Pernyataan YA TIDAK

1 Apakan sarana dan prasarana diposyandu


lengkap

2 Apakah kegiatan posyandu bermanfaat dan


menyenangkan

3 Apakah ruangan posyandu sesuai dengan


kapasitas yang berkunjung

4 Apakah kegiatan posyandu terlalu lama


sehingga menghabiskan waktu

5 Apakah petugas kesehatan memberikan


edukasi yang baik

6 Apakah kader dan petugas kesehatan


langsung melayani ibu ketiku berkunjung
keposyandu

7 Apakah diposyandu disediakan sarana yang


memadai

8 Apakah petugas kesehatan dan kader


bersikap ramah kepada ibu

9 Apakah kegiatan yang dilakukan di


posyandu sesuai dengan tujuan dari diakan
posyandu yaitu memantau pertumbuhan dan
perkembangan balita

10 Apakah tempat posyandu dalam keadaan


bersih dan nyaman

Sumber : Wandari (2014)

Lembar Bimbingan Proposal


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes)
AL-Insyirah Pekanbaru
T.A 2020/2021

Nama Mahasiswa : Wulan Zulfitra Ningsih


NIM : 1903021428
Prodi : Kebidanan Program Sarjana Terapan
Nama Pembimbing I : Riski Novera Yenita, SKM, MKL
Judul Proposal :Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Rendahnya
Kunjungan Posyandu Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kari
Tahun 2020
N Hari/Tanggal Materi Bimbingan Tanda Tangan
O Pembimbing
1

Pekanbaru, Juli 2020


Pembimbing I

Riski Novera Yenita, SKL, MKL


NIDN : 1019118501
Lembar Bimbingan Proposal
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes)
AL-Insyirah Pekanbaru
T.A 2020/2021

Nama Mahasiswa : Wulan Zulfitra Ningsih


NIM : 1903021428
Prodi : Kebidanan Program Sarjana Terapan
Nama Pembimbing II : Fatma Nadia, SST, M.Kes
Judul Proposal :Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Rendahnya
Kunjungan Posyandu Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kari
Tahun 2020
N Hari/Tanggal Materi Bimbingan Tanda Tangan
O Pembimbing
1

Pekanbaru, Juli 2020


Pembimbing II

Fatma Nadia, SST, M.Kes


NIDN : 10070690002

Anda mungkin juga menyukai