Anda di halaman 1dari 83

1

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN IBU HAMIL TERHADAP


KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI UPT PUSKESMAS RANAP
PENENGAHAN KECAMATAN PENENGAHAN
KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
TAHUN 2020

SKRIPSI

Oleh :

ANI KURNIAWATI
NPM : 190102065P

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN

UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU LAMPUNG

TAHUN 2020
2

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN IBU HAMIL TERHADAP


KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI UPT PUSKESMAS RANAP
PENENGAHAN KECAMATAN PENENGAHAN
KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
TAHUN 2020

SKRIPSI

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Terapan Kebidanan

Oleh :

ANI KURNIAWATI
NPM : 190102065P

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN

UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU LAMPUNG

TAHUN 2020
3

UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU LAMPUNG

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN

Skripsi, 4 mei 2020

Ani Kurniawati

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN IBU HAMIL TERHADAP


KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI UPT PUSKESMAS RANAP
PENENGAHAN KEC. PENENGAHAN KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

x + 79 halaman + 12 tabel + 9 gambar + lampiran

ABSTRAK

Anemia adalah kondisi dimana berkurangnya sel darah merah (eritrosit) dalam
sirkulasi darah atau massa hemoglobin sehingga kapasitas daya angkut oksigen
untuk kebutuhan organ-organ vital pada ibu dan janin menjadi berkurang. Dari
hasil pre survey di UPT Puskesmas Ranap Penengahan menjadi Puskes no.2
dengan angka kejadian tertinggi di Kabupaten Lampung Selatan. Ibu hamil yang
memeriksakan kehamilanya di UPT Puskesmas Ranap Penengahan yang
mengalami kejadian anemia pada bulan januari-september 2019 sebanyak 10,78%
(58 ibu hamil). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan
pengetahuan dan pendidikan ibu hamil terhadap kejadian anemia pada ibu hamil.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik kuantitatif dengan


pendekatan Cross sectional. Teknik penarikan sampel dengan cara Total sampling
sebanyak 28 ibu hamil trimester III yang memeriksakan kehamilanya di UPT
Puskesmas Rawat Inap Penengahan.

Hasil Penelitian di peroleh P-value < 0,05 yang artinya ada hubungan
pengetahuan dan pendidikan ibu hamil terhadap kejadian anemia pada ibu hamil
di UPT Puskesmas Ranap Penengahan Kecamatan Penengahan Kabupaten
Lampung Selatan tahun 2020. Untuk mengurangi angka kejadian anemia di UPT
Puskesmas Ranap Penengahan di harapkan agar semua instansi yang terkait dapat
bekerjasama dalam menanggulangi masalah anemia ibu hamil dengan
mengaktifkan kelas ibu hamil setiap bulan dan memberikan penyuluhan tentang
Anemia Ibu hamil di setiap pertemuan misalnya di posyandu.

Kata kunci : Pengetahuan, pendidikan dan kejadian anemia


4

AISYAH UNIVERSITY PRINGSEWU LAMPUNG


GRADUATED APPLICATION STUDY PROGRAM
Thesis, May 4 2020
Ani Kurniawati

RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE AND EDUCATION OF PREGNANT


WOMEN TOWARDS THE EVENT OF ANEMIA IN PREGNANT
MOTHERS IN UPT PUSKESMAS RANAP PENENGAHAN KEC.
DISTRICT OF SOUTH LAMPUNG DISTRICT

x + 79 pages + 12 tables + 9 pictures + attachments

ABSTRACT

Anemia is a condition where the reduction of red blood cells (erythrocytes) in the
blood circulation or mass of hemoglobin so that the carrying capacity of oxygen
for the needs of vital organs in the mother and fetus is reduced. From the results
of the pre-survey in UPT Puskesmas Ranap Penengahan became Puskesmas No. 2
with the highest incidence in South Lampung Regency. Pregnant women who
checked their pregnancy at the UPT Puskesmas Ranap Penengah who experienced
anemia in January-September 2019 were 10.78% (58 pregnant women). The
purpose of this study was to determine the relationship of knowledge and
education of pregnant women to the incidence of anemia in pregnant women.

This research uses quantitative analytic research with cross sectional approach.
Sampling technique by total sampling as many as 28 third trimester pregnant
women who checked their pregnancy at the UPT Puskesmas Ranap Penengahan.

The results of the study were obtained P-value <0.05 which means there is a
relationship between knowledge and education of pregnant women against the
incidence of anemia in pregnant women at the UPT Puskesmas Ranap Penengah
Sub-District Penengah South Lampung District in 2020. To reduce the incidence
of anemia at the UPT Puskesmas Ranap Penengah in It is hoped that all relevant
agencies can work together in overcoming the problem of anemia in pregnant
women by activating the class of pregnant women every month and providing
counseling about Anemia for pregnant women at each meeting, for example at the
posyandu.

Keywords: Knowledge, education and the incidence of anemia


5

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Skripsi :

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN IBU HAMIL


TERHADAP KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI UPT
PUSKESMAS RANAP PENENGAHAN KECAMATAN PENENGAHAN
KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN 2020

Nama : ANI KURNIAWATI


NPM : 190102065P

Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing untuk seminar skripsi.

Pringsewu, 18 mei 2020


Pembimbing

(Nur Alfi Fauziah, S.ST., M.Tr. Keb)


NIDN.0224118903

Mengetahui

Ketua Program Studi Kebidanan Program Sarjana Terapan

Eka Tri Wulandari, S.ST., M.Keb


NIDN. 0214028601
6

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi :

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Hamil Terhadap Kejadian Anemia


Pada Ibu Hamil Di Upt Puskesmas Ranap Penengahan Kecamatan Penengahan
Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2020

Nama : ANI KURNIAWATI


NPM : 190102065P
Diterima Oleh Tim Penguji pada Ujian Skripsi di Program Studi Kebidanan
Program Sarjana Terapan Universitas Aisyah Pringsewu Lampung Tahun
Akademik 2019/2020.

1. Penguji 1 :
Septika Yani Veronica, SST. M,Tr.Keb
NIDN. 0214098902
2. Penguji 2 :
Hellen Febrianti, SST,M.Tr.Keb.
NIDN. 0216028902
3. Penguji 3 :
Nur Alfi Fauziah, S.ST., M.Tr. Keb)
NIDN.0224118903

Tanggal Ujian :

Mengetahui
Universitas Aisyah Pringsewu Lampung
Dekan Fakultas Kesehatan

Feri Kamelia Wati, S.Kep. Ners, M.Kes


NIDN.0228018502
7

SURAT PERNYATAAN ORISINILITAS SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Ani Kurniawati

NPM : 190102065P

Program Studi : Kebidanan Program Sarjana Terapan

Judul Skripsi : Hubungan pengetahuan dan pendidikan ibu hamil

terhadap kejadian anemia pada ibu hamil di UPT

Puskesmas RI Penengahan Kecamatan Penengahan

Kabupaten Lampung Selatan tahun 2020.

Dengan ini menyatakan :

1. Skripsi yang saya buat tidak pernah atau belum pernah dibuat oleh orang

lain dan saya menjamin orisinilitas Skripsi yang saya buat.

2. Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah

tersebut, maka penyusun bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan

perundang-undangan.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan dapat

dipertanggung jawabkan.

Pringsewu, 30 April 2020

Ani Kurniawati
8

BIODATA

Nama : Ani Kurniawati

NPM : 190102065P

Tempat, Tanggal Lahir : Kelaten, 05-10-1985

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jl. SMP N 1 Penengahan RT/RW : 001/005 Desa

Kelaten Kecamatan penengahan Kabupaten

Lampung Selatan

Email : ani.kurnia.1985@gmail.com

No Hp : 081272372102

Pendidikan yang ditempuh :

1. SD N 2 Pasuruan tahun 1997

2. SMP N 1 Penengahan tahun 2000

3. SMA N 1 Penengahan tahun 2003

4. D3 Kebidanan Poltekkes Tanjung Karang tahun 2006


9

MOTTO

“wa man jaahada fa-innamaa yujaahidu linafsihi.”


“Barang siapa bersungguh-sungguh, sesungguhnya kesungguhanya itu adalah untuk
dirinya sendiri.”(QS Al-ankabut [29]:6)
10

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, hidayah dan

karunia-Nya, sehingga penyusunan proposal penelitian yang berjudul Hubungan

pengetahuan dan pendidikan ibu hamil terhadap kejadian anemia pada ibu

hamil di UPT Puskesmas RI Penengahan Kecamatan Penengahan

Kabupaten Lampung Selatan tahun 2020, dapat saya selesaikan. Penyelesaian

skripsi ini juga berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Pada

kesempatan ini perkenankan penulis menghaturkan rasa terimakasih kepada

bapak/ibu yang terhormat :

1. Ibu Sukarni, SST, M.Kes selaku Ketua Yayasan Aisyah Pringsewu

Lampung.

2. Ibu Feri Kamelia Wai, S.Kep. Ners, M.Kes selaku Dekan Fakultas

Kesehatan Universitas Aisyah Pringsewu Lampung.

3. Ibu Eka Tri wulandari, SST, M.Tr.Keb selaku Kepala Program Studi

Kebidanan Program Sarjana Terapan Universitas Aisyah Pringsewu

Lampung.

4. Ibu Nur Alfi Fauziah, SST, M, T.r.Keb selaku pembimbing utama dan

pendamping yang telah banyak membantu penyelesaian penulisan skripsi

penelitian ini.

5. Ibu Septika Yani Veronica, SST. M,Tr.Keb selaku penguji 1 yang telah

banyak membantu memberikan masukan dalam penyelesaian penulisan

skripsi penelitian ini.


11

6. Ibu Hellen Febrianti, SST,M.Tr.Keb. selaku penguji 2 yang telah banyak

membantu memberikan masukan dalam penyelesaian skripsi penelitian ini.

7. Ibu Ns.Rosalina, S.Kep.,M.Kep. selaku Ka UPT. Puskesmas Ranap

Penengahan kecamatan Penengahan.

8. Staf dosen dan tata usaha Program Studi Kebidanan Program Sarjana

Terapan Universitas Aisyah Pringsewu Lampung.

9. Bapak, Mamak, Suami, Adik dan anakku tercinta yang memberikan

dukungan, do’a dan semangat.

10. Teman-teman di Program Studi Kebidanan Program Sarjana Terapan

Universitas Aisyah Pringsewu Lampung.

11. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga Allah SWT berkenan membalas kebaikan serta bantuan yang telah

diberikan dan semoga skripsi ini dapat dijadikan pedoman untuk melakukan

penelitian.

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan

untuk itu, penulis sangat mengharapkan masukan serta saran yang membangun

guna perbaikan selanjutnya, Semoga Allah SWT senantiasa melindungi kita

semua. Aamiin.

Pringsewu, 30 april 2020

Ani Kurniawati
12

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL LUAR........................................................................... i


HALAMAN JUDUL DALAM....................................................................... ii
ABSTRAK....................................................................................................... iii
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................... v
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ vi
LEMBAR PERNYATAAN ORISINIL........................................................ vii
BIODATA PENULIS..................................................................................... viii
MOTTO........................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR.................................................................................... x
DAFTAR ISI................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xii
DAFTAR TABEL........................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian.......................................................................... 3
1. Tujuan umum.................................................... 3
2. Tujuan Khusus.................................................. 4
D. Manfaat Penelitian........................................................................ 4
E. Ruang Lingkup Penelitian............................................................ 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Tinjauan Teoritis.......................................................................... 7
B. Penelitian Terkait......................................................................... 26
C. Kerangka Teori............................................................................
27
D. Kerangka Konsep........................................................................ 27
E. Hipotesis...................................................................................... 28

BAB III METODE PENELITIAN


A. Jenis Penenlitian. ........................................................................ 29
B. Waktu dan tempat........................................................................ 29
C. Rancangan Penelitian................................................................... 29
D. Subjek Penelitian......................................................................... 30
E. Variabel Penelitian....................................................................... 30
F. Definisi Operasional Variabel..................................................... 31
13

G. Alat Ukur .................................................................................. 32


H. Pengumpulan Data....................................................................... 33
I. Pengolahan Data.......................................................................... 33
J. Analisa Data................................................................................ 35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian............................................
B. Karakteristik Responden..............................................................
C. Hasil Penelitian............................................................................
D. Pembahasan.................................................................................

BAB V SIMPULAN DAN SARAN


A. Simpulan......................................................................................
B. Saran...........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
14

DAFTAR GAMBAR

Judul Gambar Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Teori........................................................................24

Gambar 2.2 Kerangka Konsep.........................................................................24

Gambar 2.3 Definisi Operasional Variabel......................................................29


15

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Kisi-kisi Kuesioner....................................................................................30

4.1 Distibusi Frekuensi karakteristik Responden............................................. 55

4.2 Distribusi Frekuensi Pendidikan Responden.............................................. 55

4.3 Distribusi Frekuensi tingkat pengetahuan Responden................................ 56

4.4 Distribusi Frekuensi kejadian Anemia Responden..................................... 57

4.5 Hubungan pengetahuan ibu tentang anemia dengan kejadian anemia........ 58

4.6 Hubungan pendidikan ibu tentang anemia dengan kejadian anemia.......... 59


16

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Izin Penelitian

2. Surat Pernyataan Responden

3. Instrumen Penelitian

4. Jawaban Responden

5. Hasil Olah data

6. Dokumentasi Kegiatan
17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anemia defesiensi zat besi merupakan masalah gizi yang paling

banyak di dunia dan menyerang lebih dari 600 juta manusia dengan frekwensi

yang masih cukup tinggi yaitu berkisar antara 10 % sampai 20 % (Arisman,

2010). Badan Kesehatan dunia (World Healt Organization/WHO)

melaporkan bahwa pada tahun 2011 diseluruh dunia frekuensi terjadinya

anemia dalam kehamilan dikatakan cukup tinggi yaitu antara 38-40 %.

Berdasarkan data Riskedas (2018), terdapat 48,9 % ibu hamil di indonesia

mengalami anemia tersebut meningkat dibandingkan Riskesdas tahun 2013

yaitu sebesar 37,1 %. Prevalensi anemia pada ibu hamil di provinsi Lampung

sebesar 25,9 %, Dengan target anemia ibu hamil di Lampung Selatan sebesar

28 %.

Anemia adalah suatu keadaan yang menggambarkan kadar

hemoglobin atau jumlah eritrosit dalam darah kurang dari nilai standar atau

normal (Arisman, 2010). Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi

ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr % pada trimester I dan III atau

kadar <10,5 gr % pada trimester II (Saifuddin, 2012). Anemia pada

kehamilan merupakan masalah nasional karena mencerminkan nilai

kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan pengaruhnya sangat besar

terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia kehamilan juga disebut

“potential danger to mother and child” (potensi membahayakan ibu dan


18

anak), oleh karena itu anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak

yang terkait dalam pelayanan kesehatan (Manuaba, 2010).

Berdasarkan Laporan Kesehatan Ibu dan Anak Dinas Kesehatan

Lampung Selatan tahun 2019 terdapat 4,73 % ibu hamil yang mengalami

anemia dari 13.815 orang ibu hamil, Dari Laporan Kesehatan Ibu dan Anak

UPT Puskesmas RI Penengahan pada tahun 2019 tercatat Januari sampai

September 2019 angka kejadian anemia mencapai 58 ibu hamil (10,78%) dari

538 orang ibu hamil, hal ini menjadikan Puskesmas Ranap Penengahan

menjadi Puskesmas nomor 2 dengan penderita Anemia terbanyak setelah

Puskesmas RI Bakauheni dari 26 Puskesmas yang ada di Kabupaten

Lampung Selatan, Provinsi Lampung. PWS Kesga Dinas Lampung Selatan

(2019).

Penyebab utama anemia pada ibu hamil karena ibu hamil yang berusia

<20 tahun atau >35 tahun, dengan paritas tinggi dan berpendidikan rendah

umumnya tidak pernah mengenal tablet besi selama hamil, ibu hamil tidak

mengetahui dampak dari anemia selama kehamilan. upaya pencegahan

merupakan salah satu bentuk dari perilaku seseorang, dimana perilaku

tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya predisposisi,

pemungkin dan faktor penguat. Perilaku atau tindakan adalah proses

melaksanakan atau mempraktekan apa yang diketahui atau disikapinya

(dinilai baik) (Notoatmodjo, 2012). Perilaku berubah karena adanya

rangsangan fisik, psikis, sosial yang terjadi dalam masyarakat atau kelompok

tertentu yang langsung dalam waktu yang lama. Faktor belajar seperti

pengalaman, interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam


19

bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan atau praktek. Hal ini sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Noor Azizah (2016) bahwa ada hubungan

antara pengetahuan tentang fe dengan kejadian anemia pada ibu hamil

(pvalue 0,003)

Pada pelaksanaan survey pendahuluan dari 10 ibu hamil yang

memeriksakan kehamilanya di UPT Puskesmas Rawat Inap Penengahan

terdapat 6 ibu hamil yang mengalami anemia ringan 4 orang dengan Hb 10 gr

%, 1 orang anemia sedang dengan Hb 8 gr %, sedangkan 1 orang anemia

berat dengan Hb 4 gr % .

Berdasarkan latar belakang dan fenomena di atas peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang “Hubungan pengetahuan dan pendidikan ibu

hamil tentang anemia terhadap kejadian anemia pada ibu hamil di UPT

Puskesmas Ranap Penengahan Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung

Selatan tahun 2020.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah “adakah hubungan antara pengetahuan ibu dan pendidikan ibu

hamil terhadap kejadian anemia pada ibu hamil di UPT Puskesmas Ranap

Penengahan Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan tahun

2020 ?
20

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Diketahuinya hubungan pengetahuan ibu hamil dan pendidikan terhadap

kejadian anemia pada ibu hamil di UPT Puskesmas Ranap Penengahan

tahun 2020.

2. Tujuan khusus

a. Diketahuinya distribusi frekuensi kejadian anemia pada ibu hamil

di UPT Puskesmas Ranap Penengahan Kecamatan Penengahan

Kabupaten Lampung Selatan tahun 2020.

b. Diketahuinya distribusi frekuensi pengetahuan ibu hamil tentang

anemia di UPT Puskesmas Ranap Penengahan Kecamatan

Penengahan Kabupaten Lampung Selatan tahun 2020.

c. Diketahuinya distribusi frekuensi pendidikan ibu hamil di UPT

Puskesmas Ranap Penengahan Kecamatan Penengahan Kabupaten

Lampung Selatan tahun 2020.

d. Diketahuinya hubungan pengetahuan dengan kejadian anemia pada

ibu hamil di UPT Puskesmas Ranap Penengahan Kecamatan

Penengahan Kabupaten Lampung Selatan tahun 2020.

e. Diketahuinya hubungan pendidikan dengan kejadian anemia pada

ibu hamil di UPT Puskesmas Ranap Penengahan Kecamatan

Penengahan Kabupaten Lampung Selatan tahun 2020.


21

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Sebagai bahan tambahan bahan bacaan dan referensi serta informasi bagi

penyusunan program antenatal care mengenai anemia. Menambah

pengalaman dalam penelitian serta sebagai bahan untuk penerapan ilmu

yang telah didapat selama perkuliahan serta sebagai masukan bagi

penelitian selanjutnya.

2. Manfaat praktis

a. Bagi ibu hamil

Diharapkan dapat dijadikan masukan dalam upaya peningkatan

pengetahuan ibu tentang anemia dan untuk menghindari kejadian

anemia.

b. Bagi UPT Puskesmas Ranap Penengahan

Sebagai bahan masukan dalam memberikan informasi tentang

kejadian anemia pada masa kehamilan agar dapat menekan anemia

pada ibu hamil.

c. Bagi institusi pendidikan Universitas Aisyah Pringsewu

Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi terhadap teori

yang telah diberikan pada mahasiswi, sebagai sumber bacaan

diperpustakaan.

d. Bagi peneliti lain

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan dalam

mengembangkan penelitian yang lebih lanjut serta melakukan

penelitian terkait mengenai kejadian anemia.


22

E. Ruang Lingkup Penelitian

Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian analitik

kuantitatif dengan menggunakan rancangan cross sectional. Subyek

penelitian ini adalah seluruh ibu hamil dengan jumlah sampel penelitian

sebanyak 28 ibu hamil trimester III, sedangkan objek dalam penelitian ini

adalah pengetahuan ibu, pendidikan ibu dan kejadian anemia pada ibu hamil.

Tempat penelitian ini adalah UPT Puskesmas Ranap Penengahan Kecamatan

Penengahan Kabupaten Lampung Selatan tahun 2020.


23

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

1. Anemia dalam kehamilan

a. Pengertian anemia

Anemia adalah kondisi dimana berkurangnya sel darah merah

(eritrosit) dalam sirkulasi darah atau massa hemoglobin sehingga

kapasitas daya angkut oksigen untuk kebutuhan organ-organ vital

pada ibu dan janin menjadi berkurang. Tarwoto (2013).

Anemia adalah suatu keadaan kadar hemoglobin di dalam

darah yang lebih rendah daripada normal untuk kelompok orang

menurut umur dan jenis kelamin. Anemia pada kehamilan adalah

anemia karena kekurangan zat besi, dan merupakan jenis anemia

yang pengobatanya relatif mudah, bahkan murah, anemia pada

kehamilan merupakan masalah nasional karena mencerminkan

nilai kesejahteraan ekonomi masyarakat, dan pengaruhnya sangat

besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia kehamilan

disebut “potential danger to mother and child” (potensial

membahayakan ibu dan anak), karena itulah anemiam emerlukan

perhatian serius dari semua pihak yang terkait dalam pelayanan

kesehatan pada lini terdepan (Manuaba, 2010).


24

Untuk memastikan seseorang menderita anemia dan/atau

kekurangan gizi besi perlu pemeriksaan darah di laboratorium.

Anemia didiagnosis dengan pemeriksaan kadar Hb dalam darah.

Anemia dalam kehamilan dapat menyebabkan berbagai

dampak buruk, diantaranya :

1) Menurunkan daya tahan tubuh sehingga penderita anemia

mudah terkena penyakit infeksi.

2) Menurunya kebugaran dan ketangkasan berpikir karena

kurangnya oksigen ke sel otot dan sel otak.

3) Menurunya produktivitas kerja/kinerja.

4) Meningkatkan risiko Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT),

Persalinan kurang bulan (Premature), BBLR, dan gangguan

tumbuh kembang anak diantaranya Stunting. Dan gangguan

neurokognitif.

5) Perdarahan sebelum dan saat melahirkan yang dapat

mengancam keselamatan ibu dan bayinya.

6) Bayi lahir dengan cadangan zat besi (Fe) yang rendah akan

berlanjut menderita anemia pada bayi dan usia dini.

7) Meningkatnya risiko kesakitan dan kematian neonatal dan

bayi. (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2018).

b. Diagnosis Anemia dalam Kehamilan

Penegakkan diagnosis anemia dilakukan dengan pemeriksaan

Laboratorium kadar hemoglobin/Hb dalam darah dengan

menggunakan metode Cyanmethemoglobin, WHO (2001). Hal ini


25

sesuai dengan Permenkes Nomor 37 Tahun 2012 tentang

Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat.

(Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2018).

Menegakkan diagnosis anemia dalam kehamilan dapat juga

dilakukan dengan anamnesa. Pada anamnesa akan didapatkan

keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, dan

keluhan mual-muntah lebih hebat pada hamil muda.

Pemeriksaan dan pengawasan Hb juga dapat dilakukan

dengan menggunakan alat Sahli. Hasil pemeriksaan dapat

digolongkan sebagai berikut : Hb 11 gr % tidak anemia, sedangkan

HB < 11 gr % tergolong anemia dengan tingkatan 9-10 gr %

anemia ringan, 7-8 g % anemia sedang, < 7 g % Anemia berat.

Pemeriksaan darah dilakukan minimal dua kali selama

kehamilan, yaitu pada trimester I dan trimester III. Dengan

pertimbangan bahwa setiap ibu hamil mengalami anemia, maka

dilakukan pemberian preparat Fe sebanyak 90 tablet pada ibu-ibu

hamil di puskesmas, (Manuaba 2010).

c. Gejala Anemia

Gejala anemia yang sering ditemui pada penderita anemia

adalah % L (Lesu, Letih, Lemah, Lelah, Lalai), disertai sakit kepala

dan pusing (“kepala muter”) mata berkunang-kunang, mudah

mengantuk, cepat capai serta sulit konsenterasi. Secara

klinispenderita anemia ditandai dengan “pucat” pada muka,


26

kelopak mata, bibir, kulit, kuku dan telapak tangan. Kementrian

Kesehatan Republik Indonesia (2018).

d. Klasifikasi Anemia.

Menurut Tarwoto (2013) anemia diklasifikasikan menjadi 2

yaitu :

1) Anemia karena Penurunan Produksi Sel Eritrosit.

a). Anemia Defesiensi Zat besi.

Merupakan jenis anemia terbanyak didunia, terutama pada

negara miskin dan berkembang. Anemia defesiensi besi

merupakan gejala kronis dengan keadaan hiprokromik

(konsentrasi hemoglobin kurang), mikrositik yang disebabkan

oleh suplai besi berkurang dalam tubuh. Kurangnya besi

berpengaruh dalam pembentukan hemoglobin sehingga

konsentrasinya dalam sel darah merah berkurang, hal ini akan

mengakibatkan tidak adekuatnya pengangkutan oksigen ke

seluruh jaringan tubuh.

Tanda yang khas pada anemia defesiensi besi adalah

adanya kuku sendok (spoon nail), kuku menjadi rapuh,

bergaris-garis vertikal dan menjadi cekung mirip sendok,

permukaan lidah menjadi licin dan mengkilap karena papil

lidah menghilang, peradangan pada sudut mulut sehingga

nampak seperti bercak berwarna pucat keputihan, nyeri saat

menelan karena kerusakan epitel hipofaring, adanya


27

peradangan pada mukosa mulut (stomatitis), peradangan pada

lidah (glositis), dan peradangan pada bibir (cheilitis).

Penatalaksanaan anemia defesiensi besi adalah pemberian

diet tinggi zat besi, atasi penyebab seperti cacingan,

perdarahan, pemberian preparat zat besi seperti sulfas ferosus

(dosis : 3 x 200 mg), ferro glukonat 3 x 200 mg/hari atau

diberikan secara parenteral jika alergi dengan obat peroral 250

mg Fe (dosis : 3 mg/kg BB), iron dextran mengandung Fe 50

mg/ml dengan IM, kemudian 100-250 mg tiap 1-2 hari sampai

dosis total sesuai perhitungan, pemberian vitamin c ( dosis: 3 x

100 mg/hr), transfusi darah jika diperlukan.

b). Anemia Megaloblastik

Anemia yang disebabkan karena kerusakan sintesis DNA

yang mengakibatkan tidak sempurnanya SDM. Keadaan ini

disebabkan karena defisiensi Vit B12 (cobalamin) dan asam

folat. Karakteristik sel SDM-nya adalah megaloblas (besar,

abnormal, prematur SDM) dalam darah dan sumsum tulang.

Sel megaloblas ini fungsinya tidak normal, dihancurkan

semasa dalam sum-sum tulang sehingga terjadinya eritropoesis

tidak efektif dan masa hidup eritrosit lebih pendek, keadaan ini

mengakibatkan : Leukopenia, trombositopenia, pansitonenia,

gangguan pada oral, gastrointestinal dan neurologi.


28

Tanda dan gejalanya : anemia yang kadang disertai ikterik,

adanya glositis, gangguan neuropati seperti mati rasa, rasa

terbakar pada jari.

Penatalaksanaanya : diet nutrisi dengan tinggi vitamin B12,

dan asam folat, pemberian hydroxycobalamin IM 200 mg/hari

atau 1000 mg diberikan setiap minggu selama 7 minggu,

berikan asam folat 5 mg/hari selama 4 bulan.

c). Anemia Defesiensi Vitamin B12.

Merupakan gangguan autoimun karena tidak adanya

intrinsik faktor (IF) yang diproduksi di sel parietal lambung

sehingga terjadi gangguan absorpsi vitamin B12.

Penatalaksanaan : pemberian vit B12 oral, apabila IF

kurang diberikan IM, 100 g tiap bulan, pemberian diet zat besi

(daging, hati, kacang hijau, telor, produk susu) asam folat.

d). Anemia Defesiensi Asam Folat.

Kebutuhan folat sangat kecil, biasanya terjadi pada orang

yang kurang makan sayuran dan buah-buahan, gangguan pada

pencernaan, alkoholik dapat meningkatkan kebutuhan folat,

wanita hamil, masa pertumbuhan. Defesiensi asam folat juga

dapat mengakibatkan sindrom mal-absorpsi.

Penatalaksanaan : berikan asam folat 0,1-5 mg setiap hari,

jika mal-absorpsi diberikan IM, berikan vitamin C untuk

membantu penyerapan dan eritropoitis, berikan diet tinggi


29

asam folat (asparagus, brokoli, nanas, melon, sayuran hijau,

ikan, hati, daging, stroberi,susu, telor, hati, kentang, roti).

e). Anemia Aplastik.

Terjadi akibat ketidaksanggupan sumsum tulang

membentuk sel-sel darah. Kegagalan tersebut disebabkan

kerusakan primer sistem sel mengakibatkan anemia,

leukopenia dan thrombositopenia (pansitopenia). Zat yang

dapat merusak sumsum tulang disebut mielotoksin.

Penatalaksanaan : monitor adanya perdarahan dan

pansitopenia (menurunya sel darah merah, leukosit dan

trombosit), tranfusi darah, pengobatan infeksi jamur/bakteri,

tranplantasi sumsum tulang (pasien dibawah 60 th),

immunosupresive terapi : kombinasi cyclosporine,

antithymocyte globulin (ATG), Antilymphocyte globulin

(ALG), diet yang bebas bakteri, Pendidikan kesehatan untuk

mencegah infeksi.

2) Anemia karena Meningkatnya Kerusakan Eritrosit.

a). Anemia Hemolitik.

Anemia Hemolitik terjadi dimana terjadi peningkatan

hemolisis dari eritrosit, sehingga usianya lebih

pendek.Penatalaksanaan : pencegahan faktor resiko, transfusi

darah, cairan adekuat, pemberian asam folat, pemberian

eritropoitin, kortikosteraid, pendidikan kesehatan.


30

b). Anemia sel sabit.

Anemia sel sabit adalah anemia hemolitika berat ditandai

SDM kecil sabit dan pembesaran limfa akibat kerusakan

molekul Hb. Penatalaksanaan : Belum ada obat yang efektif

(cetiedil citrat berfungsi menjaga membran SDM), penanganan

nyeri, penanganan infeksi dan pencegahan, Transfusi darah,

mengurangi kekentalan darah, transplantasi sumsum tulang.

Pada ibu hamil anemia yang sering terjadi akibat defesiensi

besi (80%), defesiensi asam folat dan anemia sel sabit.

e. Patofisiologi Anemia dalam kehamilan

Zat besi masuk dalam tubuh melalui makanan, pada jaringan

tubuh besi berupa : senyawa fungsional seperti hemoglobin,

mioglobin dan enzim-enzim, senyawa besi transportasi yaitu dalam

bentuk transferin dan senyawa besi cadangan seperti ferritin dan

hemosiderin. Besi ferri dari makanan akan menjadi ferro jika

dalam keadaan asam dan bersifat mereduksi sehingga mudah

diabsorbsi oleh mukosa usus. Dalam tubuh besi tidak terdapat

bebas tetapi berkaitan dengan molekul protein membentuk ferritin,

komponen proteinnya disebut apoferritin, sedangkan dalam bentuk

transport zat besi dalam bentuk ferro berkaitan dengan protein

membentuk transferin, komponen proteinya disebut apotranferin

dalam plasma darah disebut serotransferin.

Zat besi yang berasal dari makanan seperti daging, telor,

sayuran hijau, dan buah-buahan diabsorbsi di usus halus. Rata-rata


31

dari makanan yang mengandung 10-15% yang dapat di absorpsi.

Penyerapan zat besi ini dipengaruhi oleh faktor adanya protein

hewani dan vitamin c. Sedangkan yang menghambat serapan

adalah kopi, teh, garam kalsium dan magnesium, karena bersifat

mengikat zat besi. Menurunya asupan zat besi yang merupakan

unsur utama pembentukan hemoglobin maka kadar/produksi

hemoglobin juga akan menurun. Hal ini sejalan dengan penelitian

Notesya tentang Analisis Faktor Penyebab Anemia pada Ibu Hamil

di Puskesmas Kairatu Seram Barat bahwa sering mengkonsumsi

kopi/teh selama kehamilan memiliki resiko mengalami anemia

(p=0,004).

Defisiensi Vit B12, dan asam folat diyakini akan

menghambat sintesis DNA untuk reflikasi sel termasuk SDM

sehingga bentuk, jumlah, dan fungsinya tidak sempurna. Intrinksik

faktor (IF) berasal dari sel-sel lambung yang dipengaruhi oleh

pencernaan protein (glukoprotein), IF akan mengalir ke iliium

untuk membantu mengabsorpsi vitamin B12. B12 juga berperan

dalam pembentukan myelin pada sel saraf sehingga terjadinya

defisiensi akan menimbulkan gangguan neurologi. Tarwoto,

(2013).

Kehamilan, membutuhkan besi dalam jumlah yang lebih

besar untuk memasok ekspansi massa sel darah merah ibu,

kebutuhan plasenta, dan eritroposis janin. Kebutuhan selama


32

trimester pertama pada hakekatnya sesuai dengan kebutuhan harian

rata-rata normal Fraser, (2009).

Kebutuhan selama trimester kedua, meningkat sampai kurang

lebih 4 mg/hari, sedangkan selama trimester ketiga kebutuhan akan

besi semakin besar dan dapat mencapai 6 mg/hari. Pada sebagian

wanita, jumlah ini tidak terdapat didalam tubuhnya, oleh karena

itu, volume sel darah merah dan kadar hemoglobin

menurun,disertai dengan peningkatan volume plasma. Hemoglobin

yaitu protein pembawa oksigen pada sel darah merah, yang

mengandung kurang lebih 70 % zat besi Fraser, (2009).

Selama kehamilan, volume plasma maternal meningkat

secara bertahap sebanyak 50%, atau meningkat sekitar 1200 ml

pada saat cukup bulan. Hemodelusi ini menyebabkan penurunan

konsentrasi Hb yang mencapai titik terendah pada trimester kedua

dan meningkat pada trimester ke tiga. Keadaan ini bukanlah

perubahan patofisiologis, tetapi merupakan perubahan fisiologis

kehamilan yang diperlukan untuk pertumbuhan janin Fraser,

(2009).

Selama kehamilan volume darah semakin meningkat dan

jumlah serum darah lebih besar dari pertumbuhan sel darah,

sehingga terjadi pengenceran darah (hemodelusi), dengan

puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu. Serum darah (volume

darah) bertambah sebesar 25-30 % sedangkan sel darah bertambah


33

sekitar 20 %.bertambahnya hemodelusi darah mulai tampak sekitar

usia kehamilan 16 minggu Manuaba, (2010).

f. Pengobatan Anemia

Untuk menghindari anemia sebaiknya ibu hamil melakukan

pemeriksaan sebelum hamil sehingga dapat diketahui data-data

dasar kesehatan umum calon ibu tersebut. Dalam pemeriksaan

kesehatan disertai pemeriksaan laboratorium, termasuk

pemeriksaan feses sehingga diketahui adanya infeksi parasit.

Adapun standar pengelolaan anemia dalam kehamilan adalah

sebagai berikut :

1) Memeriksakan kadar Hb semua ibu hamil pada kunjungan

pertama, dan pada minggu ke-28. Hb di bawah 11 gr % pada

kehamilan termasuk anemia; dibawah 8 mg % adalah anemia

berat. Bila alat pemeriksaan tidak tersedia, periksa kelopak

mata dan perkiraan ada/tidaknya anemia.

2) Beri tablet zat besi pada semua ibu hamil sedikitnya 1 tablet

selama 90 hari berturut-turut. Bila Hb kurang dari 11 gr%

teruskan pemberian tablet zat besi.

3) Beri penyuluhan gizi pada setiap kunjungan antenatal, tentang

perlunya minum tablet zat besi, makanan yang mengandung

zat besi dan kaya vitamin c, serta menghindari minum teh/kopi

dalam 1 jam sebelum/sesudah makan (teh/kopi mengganggu

penyerapan zat besi).


34

4) jika ditemukan atau diduga anemia (bagian dalam kelopak

mata pucat), berikan 2-3 kali 1 tablet zat besi per hari.

5) Rujuk ibu hamil dengan anemia untuk pemeriksaan terhadap

penyakit cacing/parasit atau penyakit lainya, dan sekaligus

untuk pengobatanya.

6) Jika diduga ada anemia berat (misalnya : wajah pucat, cepat

lelah, kuku pucat kebiruan, kelopak mata sangat pucat), segera

rujuk ibu hamil untuk pemeriksaan dan peawatan selanjutnya.

Ibu hamil dengan anemia pada trimester ketiga perlu diberi zat

besi dan asam folat secara IM.

7) Rujuk ibu hamil dengan anemia berat dan rencanakan untuk

bersalin di rumah sakit.

8) Sarankan ibu hamil dengan anemia untuk tetap minum tablet

zat besi sampai 4-6 bulan setelah bersalin. Nina Hartini (2013)

2. Faktor yang berhubungan dengan Anemia dalam Kehamilan

Faktor penyebab anemia dalam kehamilan adalah :

1) Genetik (hemoglobinopati, thalasemia, abnormal enzim glikolitik,

fanconi anemia),

2) Nutrisi (defesiensi besi, asam folat, B12, alkoholis, malnutrisi),

3) Perdarahan, Immunologi, Infeksi ( hepatitis, cytomegalovirus,

parvovirus, clostridia, sepsis gram negatif, malaria,

toksoplasmosis),
35

4) Obat-obatan dan zat kimia ( agen chemoterapi, anticonvulsan,

antimetabolis, kontrasepsi, zat kimia toksik). Tarwoto (2013).

Faktor yang ikut berperan dalam terjadinya anemia antara lain :

kekurangan zat besi, malnutrisi, kehamilan dan persalinan dengan

jarak yang berdekatan, ibu hamil dengan pendidikan rendah, dan

tingkat sosial ekonomi rendah. Manuaba, (2010), ibu hamil yang

berusia < 20 tahun atau >35 tahun, paritas tinggi, pendidikan kurang,

pengetahuan kurang. Arisman, (2010). Hal ini sejalan dengan

penelitian Sumiyarsi yang berjudul faktor-faktor yang mempengaruhi

hemoglobin ibu hamil trimester III (2018) meliputi : Pengetahuan,

Pendidikan, dan sosial budaya. Tingkatan pengetahuan ibu

mempengaruhi perilakunya, semakin tinggi pengetahuanya, semakin

tinggi kesadaran untuk mencegah terjadinya anemia.

3. Hubungan antara Pengetahuan dengan Anemia

a. Pengertian Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo, (2012). Pengetahuan adalah hasil

dari tahu, dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan

terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan itu terjadi melalui

panca indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar penginderaan manusia

diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan kognitif

merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk

tindakan seseorang (overt behavior). pengetahuan adalah hasil


36

pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek

melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan

sebagainya). Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai

insentitas atau tingkat yang berbeda-beda. Notoatmodjo, (2012).

b. Tingkat Pengetahuan

Tingkat pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif

mempunyai enam tingkat. HL.Bloom dalam Notoatmodjo, (2012)

1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat kembali sesuatu yang

spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang

telah diterima merupakan tingkat pengetahuan yang paling

rendah. Biasanya digunakan kata kerja menyebutkan,

menguraikan, mengidentifikasikan, dan sebagainya.

2) Memahami (comprehention)

Memahami merupakan suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan

dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang

yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat

menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan

dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

3) Penerapan (aplication)

Merupakan suatu kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya.

Misalnya penggunaan hukum-hukum, rumus-rumus, metode,


37

prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah kesehatan dari kasus

yang diberikan.

4) Analisis (analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan

dan atau memisahkan, kemudian mencari hubungan antara

komponen-komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau

objek yang diketahui. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari

penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat

bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan

sebagainya.

5) Sintesis (syntesis)

Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk

merangkum atau meletakkan dalam satu hubungan yang logis

dari komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan

kata lain sistesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun

formulasi-formulasi yang ada. Misalnya dapat menyusun,

merencanakan, meringkas, dan sebagainya terhadap suatu teori

atau rumusan-rumusan yang telah ada.

6) Evaluasi (evaluation)

Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu materi atau objek tertentu.

Penilaian tersebut didasarkan pada suatu kriteria yang

ditentukan sendiri ataupun yang telah ada. Misalnya,


38

membandingkan antara orang yang menggunakan obat secara

rasional, tidak rasional, dan sebaginya.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu (Green

dalam Notoatmodjo, 2012) :

1) Pendidikan

Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti proses

pertumbuhan, perkembangan, atau perubahan ke arah yang

lebih baik dan lebih matang pada diri individu, keluarga, dan

masyarakat.

2) Persepsi

Persepsi yaitu mengenal dan memilih objek sehubungan

dengan tindakan yang akan diambil.

3) Motivasi

Merupakan suatu dorongan, keinginan, dan tenaga

penggerak yang berasal dari dalam diri seseorang untuk

melakukan sesuatu dengan mengesampingkan hal-hal yang

dianggap kurang bermanfaat. Agar motivasi muncul diperlukan

rangsangan dari dalam dan dari luar individu.

4) Pengalaman

Pengalaman adalah sesuatu yang dirasakan (diketahui,

dikerjakan) juga merupakan kesadaran akan suatu hal yang

tertangkap oleh indera manusia.


39

Tingkat pengetahuan ibu hamil juga akan mempengaruhi

perilaku gizi yang berdampak pada pola kebiasaan makan yang

pada akhirnya dapat menghindari terjadinya anemia.

d. Pengukuran dan Hasil Ukur pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara

atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur.

Guna mengukur suatu pengetahuan dapat digunakan suatu

pertanyaan. Adapun pertanyaan yang dapat dipergunakan untuk

pengukuran pengetahuan secara umum dapat dikelompokkan

menjadi dua jenis yaitu pertanyaan subjektif misalnya jenis

pertanyaan essay dan pertanyaan objektif misalnya pertanyaan

pilihan ganda (multiple choice), betul-salah dan pertanyaan

menjodohkan Arikunto, (2014).

Menurut Skinner dalam buku Budiman dan Agus (2013), bila

seseorang menjawab mengenai materi tertentu baik secara lisan

maupun tulisan, maka dikatakan seseorang tersebut mengetahui

bidang tersebut. Sekumpulan jawaban tersebut dinamakan

pengetahuan. Budiman dan Agus (2013) dalam membuat kategori

tingkat pengetahuan bisa juga dikelompokkan menjadi dua

kelompok jika yang diteliti masyarakat umum, yaitu sebagai

berikut :

a. Tingkat pengetahuan kategori Baik jika nilainya > 50 % diberi

nilai 1
40

b. Tingkat pengetahuan kategori kurang baik jika nilainya ≤ 50%

diberi nilai 0.

Pengetahuan merupakan dominan perilaku yang sangat

penting dalam membentuk prilaku seseorang. Menurut teori Green

dalam Notoatmodjo berpendapat bahwa pengetahuan merupakan

salah satu faktor predisposisi terjadinya perubahan perilaku

seseorang. Pengetahuan mempunyai hubungan yang eksponensial

dengan tingkat kesehatan. Semakin tinggi pengetahuan semakin

mudah menerima konsep hidup sehat secara mandiri, kreatif dan

berkesinambungan, jika tingkat pengetahuan ibu baik maka

diharapkan derajat kesehatanya juga baik. Orang dengan

pengetahuan yang baik tentang suatu hal cenderung akan

melakukan hal yang sesuai dengan pengetahuanya tersebut.

Demikian pula ibu yang memiliki pengetahuan yang baik tentang

gizi dan anemia baik itu manfaat gizi dan dampak anemia, maka ia

cenderung berprilaku untuk dapat memperbaiki derajat

kesehatanya agar terhindar dari anemia. Notoatmodjo, (2012).

4. Hubungan pendidikan dengan kejadian anemia ibu hamil

Pendidikan adalah proses belajar yang meliputi proses

pertumbuhan, perkembangan atau perubahan ke arah yang lebih baik,

lebih dewasa dan lebih matang pada individu, kelompok atau

masyarakat, dimana dalam proses perubahan diatas bersifat terencana

atau disadari tidak berdasarkan kebetulan belaka. Tarwoto (2013).


41

Pendidikan adalah proses perubahan sikap dan tingkah laku

seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia

melalui upaya atau pengajaran dan latihan proses. Adapun pendidikan

yang dimaksut adalah pendidikan formal. Pendidikan formal adalah

segenap bentuk pendidikan atau pelatihan yang diberikan secara

terorganisasi dan berjenjang. Dinas Pendidikan Nasional, (2015)

Jenjang pendidikan formal terdiri dari pendidikan dasar,

menengah dan pendidikan tinggi.

Menurut Undang-undang RI N0.20 Tahun 2003 jenjang

pendidikan dibagi menjadi :

1) Pendidikan dasar

Warga yang berumur 6 atau 7 tahun berkewajiban mengikuti

pendidikan dasar yang setara dengan SMP

2) Pendidikan menengah

Pendidikan menengah yang lamanya 3 tahun sesudah pendidikan

dasar diselenggarakan di SMA

3) Pendidikan Tinggi

Merupakan lanjutan dari pendidikan menengah yang

diselenggarakan di perguruan tinggi.

Pendidikan menunjukan hubungan yang positif dengan kejadian

anemia ibu hamil artinya semakin tinggi pendidikan cenderung

semakin paham tentang anemia. Hal ini dikarenakan pendidikan dapat

memperluas pengetahuan mengenai kejadian anemia, meningkatkan


42

kecermatan dalam pencegahan anemia, juga mampu untuk mengetahui

akibat dari kejadian anemia.

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat

menentukan pengetahuan dan persepsi seseorang terhadap kejadian

anemia, ini disebabkan seseorang yang berpendidikan tinggi akan

lebih luas pandanganya dan lebih mudah menerima ide dan tata cara

kehidupan baru. Hal ini sejalan dengan penelitian Desi Ari, bahwa ada

hubungan antara pendidikan dengan kejadian anemia ibu primigravida

di wilayah kerja Puskesmas Pringsewu Lampung tahun 2015. (p value

= 0,03).

B. Penelitian terkait

1. Penelitian Nina Hartini (2017) Hubungan pengetahuan ibu dan

konsumsi tablet fe dengan kejadian anemia pada ibu hamil di

puskesmas Purwosari Metro Utara Kota Metro (p value : 0,003 ),

Artinya ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang anemia dengan

kejadian anemia.

2. Penelitian Budi Iswanto, Burhannudin Ichsan, dan Sahilah Ermawati

(2012) tentang Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil tentang Anemia

Defisiensi Besi dengan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Besi di

Puskesmas Karang Dowo, Klaten dengan hasil ada hubungan antara

pengetahuan ibu tentang anemia dengan kepatuhan mengkonsumsi

tablet fe pada ibu hamil (p value : 0,001).


43

3. Penelitian Santi Sukaisi (2017) tentang Faktor-faktor yang

mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas

Wirobrajan (p value : 0,009) artinya terdapat hubungan yang

bermakna antara frekuensi ANC, usia, paritas, status gizi, tingkat

pengetahuan dan kepatuhan mengkonsumsi fe dengan kejadian

anemia pada ibu hamil di Puskesmas Wirobrajan.

C. Kerangka Teori

Kerangka teori pada dasarnya adalah hubungan antara konsep-

konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang

akan dilakukan. Notoatmodjo, (2010). Berdasarkan landasan teori yang

telah dikemukaan mengenai faktor-faktor predisposisi yang mempengaruhi

perubahan perilaku, maka kerangka teori dapat digambarkan sebagai

berikut :

Gambar 2.1
Kerangka Teori Penelitian

Faktor yang mempengaruhi :


 Tingkat ekonomi
 Pengetahuan
 Pendidikan
Anemia pada kehamilan
 Jarak kehamilan
 Umur
 Paritas
 Tablet fe

Sumber : Manuaba (2014), Arisman (2010)


44

D. Kerangka Konsep

Kerangka Konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka

hubungan antar konsep-konsep atau variabel yang diambil (diukur)

melalui penelitian-penelitian yang dilakukan. Notoatmodjo, (2010)

kerangka konsep pada penelitian ini sebagai berikut :

Gambar 2.2
Kerangka Konsep Penelitian

Variabel independen variabel dependen

1. Pengetahuan Ibu
Anemia dalam kehamilan
2. Pendidikan

E. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul

(Arikunto, 2010). Hipotesis dalam penelitian adalah :

Ha :

1. Ada hubungan pengetahuan dengan kejadian anemia pada ibu

hamil di UPT Puskesmas RI Penengahan tahun 2020.

2. Ada hubungan antara pendidikan dengan kejadian anemia pada ibu

hamil di UPT Puskesmas RI Penengahan tahun 2020.


45

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah analitik kuantitatif yaitu bertujuan untuk

menganalisa ada tidaknya hubungan dan apabila ada, berapa eratnya

hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan tersebut (Arikunto, 2014).

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 24 Januari 2020

sampai 24 Maret 2020.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja UPT Puskesmas RI

Penengahan kecamatan penengahan kabupaten lampung selatan.

C. Rancangan penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan dengan pendekatan cross

sectional yaitu suatu penelitian yang dilakukan sesaat, artinya objek

penelitian diamati hanya satu kali dan tidak ada perlakuan terhadap

responden. Untuk mengetahui hubungan antara variabel independen

dengan variabel dependen maka pengukuranya dilakukan secara bersama-

sama (Notoatmodjo,2012).
46

D. Subjek Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah sekumpulan objek yang akan dijadikan sebagai

bahan penelitian (Notoatmodjo, 2012). Populasi dalam penelitian ini

adalah Ibu hamil trimester III yang memeriksakan kehamilanya di

UPT Puskesmas Ranap Penengahan, sebanyak 28 orang ibu hamil.

2. Sampel

Sampel adalah bagian yang diambil dari keseluruhan objek yang

diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Besar sampel pada

penelitian ini adalah seluruh ibu hamil Trimester III yang

memeriksakan kehamilanya di UPT Puskesmas Ranap Penengahan

sebanyak 28 orang Ibu hamil.

3. Tehnik Sampling

Dalam penelitian ini, pengambilan sampel menggunakan tehnik

Total sampling, dimana pengambilan sampel berdasarkan seluruh

jumlah ibu hamil Trimester 3 yang datang untuk memeriksakan

kehamilanya di UPT Puskesmas Ranap Penengahan.

E. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah objek yang berbentuk apa saja yang

ditentukan oleh peneliti untuk dicari informasinya dengan tujuan untuk

ditarik suatu kesimpulan. Menurut Arikunto (2014) variabel adalah gejala

yang bervariasi yang menjadi objek penelitian. Adapun variabel

independen dalam penelitian ini adalah pengetahuan ibu dan pendidikan


47

ibu, sedangkan variabel dependenya adalah kejadian anemia pada ibu

hamil.

F. Definisi Operasional Variabel

Defenisi operasional sangat diperlukan untuk membatasi ruang

lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti

(Arikunto, 2014). Defenisi operasional juga bermanfaat untuk

mengarahkan pada pengukuran atau pengamatan terhadap variabel yang

bersangkutan serta pengembangan instrumen/alat ukur.

Tabel 3.1

Defenisi Operasional

N Variabel Definisi Operasional Cara ukur Alat ukur Hasil Ukur Skala

o kejadian ukur
1. Anemia Kondisi ibu dengan Pemeriksa Zenix 0 : anemia Ordinal
kadar hemoglobin tidak an darah diagnostics 1: tidak anemia
mencukupi dalam (Arisman,2010)
memenuhi kebutuhan
fisiologi tubuh < 11 gr
% pada TM 3 (28-40
mgg)
2 Pengetahuan Kemampuan menjawab Mengisi Kuisioner 1. Baik, hasil Ordinal
ibu pertanyaan tentang kuesioner presentase > 50
anemia meliputi : %
pengertian, tanda dan 2. Kurang baik
gejala, dampak, hasil presentase
pencegahan, nutrisi dan ≤ 50 % (budiman
penyebab dari anemia dan agus, 2013)
3 Pendidikan Proses perubahan sikap Mengisi Kuesioner 0: jika pendidikan ibu Ordinal
dan tingkah laku kuesioner rendah (SD sampai
seseorang atau SMP)
kelompok orang dalam 1 : sedang jika
usaha mendewasakan pendidikan SMA/PT
manusia melalui upaya
atau pengajaran dan
latihan proses.
48

G. Alat Ukur

Penelitian menggunakan alat ukur berupa alat cek Hb zenix

diagnostics untuk mengetahui kondisi anemia ibu dan lembar kuisioner.

Kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden. Kuisioner dipakai untuk menyebut

instrumen penelitian. Sedangkan metode pengumpulan data yang

dilakukan melalui penyebaran kuisioner dan wawancara berdasarkan

pedoman pertanyaan dalam kuisioner. Arikunto, (2014)

Tabel 3.2
Kisi-kisi kuisioner

No Pertanyaan No item soal


1 Pendidikan 1
2 Pengertian anemia 1-5
3 Gejala anemia 6-9
4
Bahaya anemia 10-14
Kuisioner dalam hal ini disusun berdasarkan teori mengenai

anemia dalam kehamilan yang telah diuji validitasnya oleh penelitian

sebelumnya yang disusun Oleh Nina Hartini, (2017).

H. Pengumpulan data

Tehnik pengumpulan data menggunakan angket. Metode angket

menggunakan kuesioner dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui

dan mendapatkan data tentang variabel penelitian yaitu pengetahuan ibu,

pendidikan dan kejadian anemia, adapun langkah-langkah pengumpulan

data adalah sebagai berikut :

1. Langkah persiapan
49

Dalam tahap persiapan ini berisikan beberapa kegiatan pendahuluan

data meliputi :

a. Mengurus perizinan prasurvey kepada pimpinan Puskesmas

b. Melakukan prasurvey pendahuluan yang dilakukan peneliti sendiri

untuk mengetahui data awal.

2. Langkah pelaksanaan

Langkah pelaksanaan yaitu mencakup pelaksanaan penelitian melalui

tahapan sebagai berikut :

a. Menyerahkan surat izin untuk mengadakan penelitian

b. Menetapkan sampel penelitian berdasarkan data jumlah ibu hamil

yang ada.

c. Mengumpulkan data melalui instrumen penelitian berupa alat cek

Hb zenix diagnostics oleh petugas laboratorium dan lembar

kuisioner.

I. Pengolahan data

Setelah data terkumpul, maka dilakukan pengolahan data yang

melalui berupa tahapan sebagai berikut :

1. Seleksi data (editing)

Dimana penulis akan melakukan pengecekan dan perbaikan data yang

diperoleh dan diteliti apakah ada kekeliruan atau tidak.

2. Pemberian kode (coding)

Setelah dilakukan editing, selanjutnya penulis memberikan kode

tertentu pada tiap-tiap data sehingga memudahkan dalam melakukan


50

analisis data, pada tahap ini dilakukan pemberian kode pada setiap

kategori hasil pengukuran guna mempermudah dalam analisa data.

Dengan penjabaran sebagai berikut :

a. Anemia

1). Jika ibu mengalami anemia diberi kode 0

2). Jika ibu tidak mengalami anemia diberi kode 1

b. Pengetahuan ibu hamil

1) Jika pengetahuan ibu hamil kurang baik diberi kode 0

2) Jika pengetahuan ibu hamil baik diberi kode 1

c. Pendidikan ibu hamil

1) Jika pendidikan ibu hamil rendah diberi kode 0

2) Jika pendidikan ibu hamil tinggi diberi kode 1

3. processing

Pada tahap ini dilakukan pemasukan data atau transfer coding data dari

kuisioner ke software pada alat analisis data.

4. Cleaning

Pada tahap ini dilakukan pembersihan data atau proses pengecekan

data untuk konsistensi meliputi pemeriksaan data yang janggal, tidak

konsisten secara logika, nilai-nilai dan data tidak terdefinisi.

J. Analisis Data

1. Analisis Univariat
51

Analisis univariat dalam penelitian ini dimaksudkan untuk

mendapatkan distribusi frekuensi variabel yang diteliti. Untuk

mengetahui presentase digunakan rumus sebagai berikut :

P = f x100
n

Keterangan :

P : Presentasi

f : Frekuensi

n : Jumlah subjek. Budiarto, (2012)

2. Analisis Bivariat

Analisa bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara variabel

independen dan dependen. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan

antara kedua variabel maka dalam penelitian ini digunakan uji chi-

square untuk mengetahui nilai ekspektasi atau nilai yang diharapkan

terjadi sesuai dengan hipotesis penelitian maka digunakan rumus

sebagai berikut :

Χ2 = Σ (0-E)2
Keterangan : E

Χ2 : Chi square hitung

0 : frekuensi data observasi

E : Frekuensi harapan. Eko Budiarto, (2012).

Sedangkan untuk mengetahui besarnya derajat kebebasan (dk)

maka digunakan rumus sebagai berikut :

dk = (B-1) (K-1)
52

Keterangan :

B : Jumlah baris

K : Jumlah kolom

Setelah didapatkan harga Χ2 hitung, kemudian dibandingkan dengan

Χ2 tabel tingkat kepercayaan 95 % dan derajat kesalahan 5 % (0,05),

sehingga jika Χ2hitung> Χ2tabel atau jika p value lebih kecil dari alpha

yaitu (p<0,05), maka terdapat hubungan antara kedua variabel dan jika

Χ2hitung < Χ2tabel atau jika p value lebih besar dar i alpha yaitu (p>0,05),

maka tidak terdapat hubungan antara kedua variabel.


53

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Puskesmas Ranap Penengahan

UPT Puskesmas Rawat Inap Penengahan adalah Puskesmas induk di

Kecamatan Penengahan yang terletak di Jln. Lintas Sumatera Km.69, Desa

Pasuruan Kecamatan Penengahan Lampung Selatan. Puskesmas Rawat Inap

Penengahan Kecamatan Penengahan merupakaan salah satu Puskesmas dari

26 Puskesmas yg ada di Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah kerja

Puskesmas Rawat Inap Penengahan terdiri dari 22 Desa, yaitu Desa

Pasuruan, Desa Sukabaru, Desa Kelaten, Desa Kuripan, Desa Kekiling,

Desa Rawi, Desa Padan, Desa Penengahan, Desa Banjarmasin, Desa

Gayam, Desa Tetaan, Desa Tanjung Heran, Desa Blambangan, Desa Kelau,

Desa Ruang Tengah, Desa Gedung Harta, Desa Way Kalam, Desa Gandri,

Desa Taman Baru, Desa Pisang, Desa Sukajaya, Desa Kampung Baru.

Puskesmas Ranap Penengahan dengan luas wilayah 97,590 km2 terdiri

dari dataran rendah, hanya beberapa desa saja yang mempunyai dataran

tinggi, salah satu nya Desa Way Kalam dan Desa Padan. Batas-batas

wilayah kerja Puskesmas Raw at Inap Penengahan dengan batas wilayah

sebagai berikut :

Sebelah Utara : Berbatasan dengan wilayah Kecamatan Palas

Sebelah Selatan : Berbatasan dengan wilayah Kecamatan Bakauheni

Sebelah Barat : Berbatasan dengan wilayah Kecamatan Kalianda


54

Sebelah Timur : Berbatasan dengan wilayah Kecamatan Ketapang

Puskesmas Rawat Inap Penengahan Melayani beberapa Unit Pelayanan

diantaranaya Kesehatan Ibu dan Anak dimana Pemeriksaan Ibu hamil

adalah salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui kesehatan dan

perkembangan ibu hamil, Selain pemeriksaan 10 T Unit Pelayanan

Kesehatan Ibu dan Anak juga melayani Unit Laboratorium dalam

pemeriksaan Kesehatan ibu hamil diantaranya cek Hb ibu hamil yang

berguna untuk mengetahui berapa kadar Hb dalam darah Ibu hamil yang

sangat berguna untuk mengetahui kondisi ibu hamil tersebut.

Jumlah ibu hamil yang memeriksakan diri ke Puskesmas Rawat inap

Penengahan sebanyak 87 ibu hamil. Ibu hamil Trimester I sebanyak 31 ibu

hamil, Trimeseter II 28 ibu hamil, trimester III 28 ibu hamil.

Rata-rata tingkat pendidikan ibu hamil yang memeriksakan diri ke

Puskesmas Rawat Inap penengahan adalah lulusan SD sebesar 50,2 % ( 46

orang ), SMA 40,8 % (32 orang) dan Perguruan Tinggi sebesar (9 orang).

B. Karakteristik Responden.

Penelitian dilakukan pada 38 ibu hamil trimester III yang

memeriksakan kehamilanya di UPT Puskesmas Rawat Inap Penengahan.

Berdasarkan hasil pengumpulan data diperoleh karakteristik responden

sebagai berikut :
55

1. Usia Responden

Distribusi frekuensi usia responden di UPT Puskesmas Ranap

Penengahan Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan

tahun 2020 dapat digambarkan pada tabel 4.1.

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Karakteristik Usia Responden di Puskesmas

Ranap Penengahan Kecamatan Penengahan Kabupaten

Lampung Selatan Tahun 2020

No Usia responden Frekuensi (n) Presentase (%)


1. 20-30 tahun 21 75 %

2. 31-40 tahun 7 25 %
Jumlah 28 100 %
Berdasarkan tabel 4.1 di atas diketahui bahwa dari 28 responden

didapatkan 21 responden (75%) usia responden 20-30 tahun, 7

responden (25%) usia responden 31-40 tahun. Sebagian besar

responden berusia 20-30 tahun.

2. Paritas responden

Distribusi frekuensi paritas responden di UPT Puskesmas Ranap

Penengahan Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan

tahun 2020 dapat digambarkan pada tabel 4.2.

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Karakteristik Paritas Responden di

Puskesmas Ranap Penengahan Kecamatan Penengahan

Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2020


56

No Paritas responden Frekuensi (n) Presentase (%)


1. 21 75 %

2. 7 25 %
Jumlah 28 100 %
Berdasarkan tabel 4.2 di atas diketahui bahwa dari 28 responden

didapatkan 21 responden (75%) usia responden 20-30 tahun, 7

responden (25%) usia responden 31-40 tahun. Sebagian besar

responden berusia 20-30 tahun.

C. Hasil Penelitian

Hasil penelitian disajikan dalam bentuk analisa Univariat yang meliputi

distribusi frekuensi tingkat pengetahuan ibu hamil trimester III dengan

kejadian Anemia pada ibu hamil trimester III. Analisis bivariat dilakukan

untuk mengetahui hubungan antara variabel independent dan variabel

dependent.

1. Hasil Analisis Univariat ( Deskriptif )

a. Pengetahuan Ibu.

Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan ibu hamil trimester III

yang memeriksakan kehamilan di UPT Puskesmas Ranap

Penengahan tahun 2020, dapat digambarkan dalam tabel 4.3

Tabel 4.3

Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan ibu hamil trimester

III di UPT Puskesmas Rawat Inap Penengahan tahun 2020

No Pengetahuan ibu hamil Jumlah Presentase

tentang Kejadian Anemia


1. Baik 13 46,4 %
57

3. Kurang baik 15 53,6 %


Jumlah 28 100 %
Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat diketahui dari 28 responden

yang mempunyai pengetahuan baik sebanyak 13 orang Ibu hamil

(46,4%), pengetahuan kurang baik tentang Kejadian anemia

sebanyak 15 ibu hamil (53,6 %).

b. Pendidikan Responden

Distribusi frekuensi pendidikan responden di UPT Puskesmas

Rawat Inap Penengahan Kabupaten Lampung Selatan tahun 2020,

dapat digambarkan pada tabel 4.4

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi pendidikan responden di UPT Puskesmas

Ranap Penengahan tahun 2020

No Tingkat Pendidikan Frekuensi (n) Presentasi (%)


1. SD-SMP 14 50 %
2. SMA 11 39,3 %
3. Perguruan Tinggi 3 10,7 %
Jumlah 28 100 %

Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa dari 28 responden didapatkan

responden dengan pendidikan SD-SMP 14 responden (50 %), ber

pendidikan SMA 11 responden (39,3 %), ber pendidikan Tinggi 3

responden (10,7 %).

c. Kejadian Anemia Ibu Hamil

Setelah melakukan pengumpulan data dan pemeriksaan Anemia

pada ibu hamil, maka didapatkan hasil tentang kejadian Anemia

pada Ibu Hamil sebagai berikut :


58

Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Kejadian Anemia di Puskesmas Rawat inap

Penengahan tahun 2020.

No Kejadian Anemia Jumlah Presentasi


1 Anemia 14 50 %
2 Tidak anemia 14 50 %
Jumlah 28 100 %

Dari tabel 4.5 diatas dapat diketahui dari 28 ibu hamil yang

memeriksakan kehamilanya di Puskesmas Rawat Inap Penengahan

14 orang Ibu Hamil mengalami kejadian anemia (50 %), sedangkan

14 orang ibu hamil tidak mengalami kejadian anemia (50 %).

2. Hasil Analisis Bivariat

a. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil tentang Anemia dengan Kejadian

Anemia pada Ibu Hamil.

Analisa bivariat untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu

tentang Anemia dengan kejadian Anemia di Puskesmas Rawat Inap

Penengahan Tahun 2020. Dilakukan dengan uji chi square dengan

hasil sebagai berikut :

Tabel 4.6

Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Anemia dengan Kejadian

Anemia di Puskesmas Rawat Inap penengahan Tahun 2020

Pengetah Anemia Jumlah P OR


Anemia Tidak
uan ibu valu CI 95 %
Anemia
e
59

N % n % n %
Baik 1 7,7 % 12 92,3 % 13 46,4 % 0,00 78.000
Kurang 13 86,7 % 2 13,3 % 15 53,6 %
(6,242-
Baik
Total 14 50 % 14 50 % 28 100 % 974,711)

Berdasarkan tabel 4.6 dilihat dari 28 responden yang tingkat

pengetahuanya baik dan tidak anemia adalah 92,3 % (12 orang ibu

hamil) dan yang anemia 7,7 % (1 orang ibu hamil), sedangkan

responden yang pengetahuannya kurang baik dan tidak anemia

adalah 13,3 % (2 orang ibu hamil) dan yang anemia 86,7 % (13

orang ibu hamil). Setelah dilakukan uji statistic diperoleh p-value =

0,00 (value < 0,05) berarti Ha diterima yang artinya ada hubungan

antara tingkat pengetahuan ibu hamil dengan kejadian anemia pada

ibu hamil trimester III di UPT Puskesmas Rawat Inap Penengahan

tahun 2020. Serta diperoleh nilai OR 78.000 yang artinya bahwa ibu

hamil trimester III yang berpengetahuan kurang baik tentang

kejadian anemia mempunyai peluang sebesar 78.000 kali untuk

mengalami anemia dibandingkan dengan ibu hamil trimester III

yang berpengetahuan baik tentang kejadian anemia.

b. Hubungan Pendidikan Ibu Hamil dengan Kejadian Anemia pada Ibu

Hamil

Analisa bivariat untuk mengetahui hubungan pendidikan ibu tentang

Anemia dengan kejadian Anemia di Puskesmas Rawat Inap


60

Penengahan Tahun 2020. Dilakukan dengan uji chi square dengan

hasil sebagai berikut :

Tabel 4.7

Hubungan Pendidikan Ibu tentang Anemia dengan Kejadian

Anemia di Puskesmas Rawat Inap penengahan Tahun 2020

Pendidik Anemia Jumlah P OR


Anemia Tidak
an ibu valu CI 95 %
Anemia
e
N % n % n %
Baik 1 7,1 % 13 92,9 % 14 100 % 0,00 169,000
Kurang 13 92,9 % 1 7,1 % 14 100 %
(9,521-
Baik
Total 14 50 % 14 50 % 28 100 % 2999,91

6)

Berdasarkan tabel 4.7 dilihat dari 28 responden yang tingkat

pendidikannya baik dan tidak anemia adalah 92,9 % (13 orang ibu

hamil) dan yang anemia 7,1 % (1 orang ibu hamil), sedangkan

responden yang pendidikannya kurang baik dan tidak anemia adalah

7,1 % (1 orang ibu hamil) dan yang anemia 92,9 % (13 orang ibu

hamil). Setelah dilakukan uji statistic diperoleh p-value = 0,00 (value

< 0,05) berarti Ha diterima yang artinya ada hubungan antara tingkat

pendidikan ibu hamil dengan kejadian anemia pada ibu hamil

trimester III di UPT Puskesmas Rawat Inap Penengahan tahun 2020.

Serta diperoleh nilai OR 169.000 yang artinya bahwa ibu hamil

trimester III yang berpendidikan kurang baik tentang kejadian


61

anemia mempunyai peluang sebesar 169.000 kali untuk mengalami

anemia dibandingkan dengan ibu hamil trimester III yang

berpendidikan baik.

D. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengolahan data maka diperoleh hasil yang dapat

dibahas sebagai berikut :

1. Pengetahuan ibu hamil trimester III.

Berdasarkan hasil analisis penelitian yang dilakukan didapatkan

hasil bahwa ibu hamil trimester III yang memeriksakan kehamilanya

di UPT Puskesmas Rawat Inap penengahan dari 28 responden yang

tingkat pengetahuanya baik 46,4 % (13 orang ibu hamil), sedangkan

responden yang pengetahuannya kurang baik 53,6 % (15 orang ibu

hamil).

Menurut Skinner dalam buku Budiman dan Agus (2013), bila

seseorang menjawab mengenai materi tertentu baik secara lisan

maupun tulisan, maka dikatakan seseorang tersebut mengetahui

bidang tersebut. Sekumpulan jawaban tersebut dinamakan

pengetahuan.

Penelitian ini memiliki kesesuaian dengan hasil penelitian

terdahulu yang dilakukan oleh Nina Hartini (2017) tentang hubungan

pengetahuan ibu dan konsumsi tablet fe dengan kejadian anemia pada

ibu hamil di Puskesmas Metro Utara Kota Metro dengan hasil


62

distribusi frekuensi ibu sebagian besar dengan pengetahuan yang

kurang (59,02 %).

2. Pendidikan ibu hamil trimester III.

Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 28 responden yang

pendidikannya baik SMA-PT 50 % (14 orang ibu hamil), sedangkan

responden yang pendidikannya kurang baik SD-SMP 50 % (14 orang

ibu hamil).

Menurut Undang-Undang RI No.20 tahun 2013, jenjang

pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah,

dan pendidikan tinggi. Pendidikan yang dijalani seseorang memiliki

pengaruh terhadap peningkatan kemampuan berpikir. Seseorang yang

berpendidikan lebih tinggi akan dapat mengambil keputusan yang

lebih rasional, umumnya terbuka untuk menerima perubahan atau hal

baru dibandiunkan dengan individu yang berpendidikan rendah.

Pendidikan formal yang dimiliki seseorang akan memberikan wawasan

kepada orang tersebut terhadap fenomena lingkungan yang terjadi,

semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang akan semakin luas

wawasan berfikir sehingga keputusan yang akan diambil akan lebih

realistis dan rasional. Dalam konteks kesehatan tentunya jika

pendidikan seseorang cukup baik, gejala penyakit akan lebih dini

dikenali dan mendorong orang tersebut untuk mencari upaya yang

bersifat preventif.
63

Hasil penelitian ini Sesuai dengan penelitian Ermawati Edison

tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada

ibu hamil tahun 2019, p value 0,001. Bahwa terdapat hubungan antara

tingkat pendidikan dan umur dengan kejadian anemia pada ibu hamil.

3. Hubungan Pendidikan dengan Kejadian anemia ibu hamil trimester III

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa dari 28 ibu hamil trimester

III yang memeriksakan kehamilanya di UPT Puskesmas Rawat Inap

Penengahan ibu yang mengalami anemia sebanyak 14 ibu hamil (50%)

dan ibu yang tidak mengalami anemia sebanyak 14 ibu hamil (50 %).

Kejadian Anemia pada ibu hamil menunjukan bahwa ibu

mengalami suatu keadaan kadar hemoglobin di dalam darah yang lebih

rendah daripada normal untuk kelompok orang menurut umur dan

jenis kelamin. Anemia pada kehamilan karena kekurangan zat besi,

dan merupakan jenis anemia yang pengobatanya relatif mudah, bahkan

murah. Anemia kehamilan merupakan masalah nasional karena

mencerminkan kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat, dan

pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia.

Anemia kehamilan disebut “potential danger to mother and child “

(potensial membahayakan ibu dan anak), oleh sebab itu anemia

memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang terkait dalam

pelayanan kesehatan pada lini terdepan (Manuaba, 2010).

Penelitian ini memiliki kesesuaian dengan hasil penelitian Santi

Sukaisi (2017) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian


64

anemia pada ibu hamil di Puskesmas Wirobrajan (p value : 0,009)

menurut santi ada hubungan yang signifikan antara tingkat

pengetahuan dengan kejadian anemia pada ibu hamil trimester III.

4. Distribusi Frekuensi Hubungan pengetahuan ibu hamil trimester III

tentang anemia dengan kejadian anemia.

Hasil uji statistik Chi square diperoleh nilai p value : 0,00 <0,05

artinya ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil trimester III

tentang anemia dengan ke jadian anemia. Nilai OR : 78.000 yang

berarti bahwa ibu dengan pengetahuan yang kurang baik memiliki

peluang 78.000 kali untuk mengalami anemia dibandingkan dengan

ibu dengan pengetahuan yang baik. Adanya hubungan antara

pengetahuan ibu tentang anemia dengan kejadian anemia tersebut

ditunjukkan dari hasil pengolahan data yang menunjukkan bahwa dari

28 responden yang tingkat pengetahuanya baik dan tidak anemia

adalah 92,3 % (12 orang ibu hamil) dan yang anemia 7,7 % (1 orang

ibu hamil), sedangkan responden yang pengetahuannya kurang baik

dan tidak anemia adalah 13,3 % (2 orang ibu hamil) dan yang anemia

86,7 % (13 orang ibu hamil).

Adanya hubungan antara pengetahuan ibu tentang anemia dengan

kejadian anemia tersebut menunjukkan kesesuaian dengan teori yang

menyatakan bahwa pengetahuan seseorang akan mempengaruhi

perilakunya (Notoatmodjo, 2012), dimana ibu dengan pengetahuan

yang baik akan lebih memperhatikan kondisi kehamilanya dan

memantau pertumbuhann janinnya dengan lebih baik. Semakin tinggi


65

pengetahuan semakin mudah menerima konsep hidup sehat secara

mandiri, kreatif dan berkesinambungan, jika tingkat pengetahuan ibu

baik maka diharapkan derajat kesehatanya juga baik. Orang dengan

pengetahuan yang baik tentang suatu hal cenderung akan melakukan

hal yang sesuai dengan pengetahuanya tersebut. Demikian pula ibu

yang memiliki pengetahuan yang baik tentang gizi dan anemia baik itu

manfaat gizi dan dampak anemia, maka ia akan cenderung berprilaku

untuk dapat memperbaiki derajat kesehatanya agar terhindar dari

anemia (Notoatmodjo, 2012).

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian dari Santi Sukaisi tahun

2017 bahwa tingkat pengetahuan mempengaruhi tingkat kejadian

anemia pada ibu hamil.

5. Distribusi Frekuensi Hubungan pendidikan ibu hamil trimester III

dengan kejadian anemia.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dari 28 responden yang

pendidikannya baik dan tidak anemia adalah 92,9 % (13 orang ibu

hamil) dan yang anemia 7,1 % (1 orang ibu hamil), sedangkan

responden yang pendidikannya kurang baik dan tidak anemia adalah

7,1 % (1 orang ibu hamil) dan yang anemia 92,9 % (13 orang ibu

hamil). Berdasarkan hasil uji variat, pada faktor tingkat pendidikan

didapatkan hasil p-value 0,00 < 0,05 yang artinya hubungan tingkat

pendidikan ibu hamil trimester III dengan kejadian anemia pada ibu

hamil di UPT Puskesmas Ranap Penengahan tahun 2020 bermakna

secara statistik. Serta diperoleh nilai OR 169.000.


66

Pendidikan adalah proses belajar yang meliputi proses

pertumbuhan, perkembangan atau perubahan ke arah yang lebih baik,

lebih dewasa dan lebih matang pada individu, kelompok atau

masyarakat, dimana dalam proses perubahan diatas bersifat terencana

atau disadari tidak berdasarkan kebetulan belaka. Tarwoto (2013).

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Ermawati Edison

tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada

ibu hamil tahun 2012, p value 0,001. Penelitian tersebut menjelaskan,

ibu dengan pendidikan yang lebih tinggi secara signifikan mempunyai

resiko anemia yang lebih rendah. Hal ini dapat dijelaskan karena ibu

yang memiliki pendidikan lebih tinggi lebih terbuka pada ide baru dan

promosi kesehatan masyarakat, serta melakukan gaya hidup sehat.

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis penelitian tentang Hubungan pengetahuan dan

pendidikan ibu hamil terhadap kejadian anemia pada ibu hamil di UPT

Puskesmas RI Penengahan Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung

Selatan tahun 2020, maka dapat ditarik kesimpulan hasil :

1. Angka Kejadian Anemia ibu hamil trimester III yang memeriksakan

kehamilanya di UPT Puskesmas Rawat Inap Penengahan dari 28 ibu


67

hamil trimester III yang mengalami anemia sebanyak 14 ibu hamil

(50%) dan ibu yang tidak mengalami anemia sebanyak 14 ibu hamil

(50 %).

2. Tingkat pengetahuan ibu hamil trimester III yang memeriksakan

kehamilanya di UPT Puskesmas Rawat Inap Penengahan sebagian

besar pengetahuannya kurang baik 53,6 % (15 orang ibu hamil)

sedangkan sisanya kurang baik 46,4% (13 orang ibu hamil).

3. Tingkat Pendidikan ibu hamil yang memeriksakan kehamilanya di

UPT Puskesmas Rawat Inap Penengahan menunjukan bahwa

pendidikan ibu hamil trimester III yang baik SMA-PT 50 % (14 orang

ibu hamil), sedangkan responden yang pendidikannya kurang baik SD-

SMP 50 % (14 orang ibu hamil).

4. Dari penelitian yang dilakukan di UPT Puskesmas Rawat Inap

Penengahan diperoleh hasil terdapat hubungan antara pengetahuan ibu

hamil trimester III tentang anemia dengan ke jadian anemia. dengan

nilai p value : 0,00 <0,05 dan Nilai OR : 78.000.

5. Dari penelitian yang dilakukan di UPT Puskesmas Rawat Inap

Penengahan terdapat hubungan tingkat pendidikan ibu hamil trimester

III dengan kejadian anemia pada ibu hamil Berdasarkan hasil uji variat,

pada faktor tingkat pendidikan didapatkan hasil p-value 0,00 < 0,05

ydan Nilai OR 169.000.

B. SARAN

1. Bagi ibu hamil


68

Diharapkan dapat dijadikan masukan dalam upaya peningkatan

pengetahuan ibu tentang anemia dan untuk menghindari kejadian

anemia pada ibu hamil dalam bentuk penyuluhan dan mengaktifkan

kelas ibu hamil.

2. Bagi Puskesmas RI Penengahan

Puskesmas Rawat Inap Penengahan diharapkan membuat program

pemberian penyuluhan setiap bulan kepada masyarakat dengan

strategi yang berbeda antara masyarakat yang berpengetahuan serta

berpendidikan baik dan kurang agar masyarakat lebih mudah

memahami anemia yang pada akhirnya dapat menurunkan angka

kejadian anemia.

3. Bagi institusi pendidikan Universitas Aisyah Pringsewu

Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi terhadap teori

yang telah diberikan pada mahasiswi, sebagai sumber bacaan

diperpustakaan, dan saran terhadap institusi agar menambah buku

tentang anemia.

4. Bagi peneliti lain

Bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian tentang kejadian

anemia pada ibu hamil diharapkan menggunakan variabel bebas selain

faktor pengetahuan dan pendidikan misalnya pengalaman dengan

menggunakan metode yang lain.


69

DAFTAR PUSTAKA

Agus, Riyanto dan Budiman, (2013). Kapita Selekta Kuisioner Pengetahuan dan
Sikap Dalam Penelitian Kesehatan, Jakarta : Salemba Medika.

Arikunto, Suharsimi, (2014). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prektek.


Edisi Revisi V, Rhineka Cipta, Jakarta.

Arisman. (2010). Gizi Dalam Daur Kehidupan .EGC.Jakarta.

Budi Iswanto, Burhanudin Ichsan, dan Sahilah Ermawati. (2012). Hubungan


Pengetahuan Ibu Hamil tentang Anemia Defisiensi Besi dengan
Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Besi. Jurnal Kesehatan, 5 (2) 110-118.

Cunningham. F. G., et all. (2012) Obstetri Williams Edisi 21.EGC. Jakarta.

Departemen Gizi dan Kesehatan FKM UI. (2012) Gizi dan Kesehatan
Masyarakat. PT. Raja Grafindo Persada . Jakarta.
70

Desi Ari Madi Yanti, Apri Sulistianingsih, Keinsnawati (2015) Faktor-faktor


Terjadinya Anemia pada Ibu Primigravida di Wilayah Kerja Puskesmas
Pringsewu Lampung. Jurnal Keperawatan. 6 (2) 79-87.

Ermawati Edison (2019). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian


anemia pada ibu hamil. Jurnal Bidan 5 (02) 12-18.

Fraser. Diane. A Cooper. Margaret. (2009). Myles Buku Ajar Kebidanan. EGC.
Jakarta.

Ika Sumiyarsi, Angesti Nugraheni, Sri Mulyani, Erindra Budi C. (2018). Faktor-
faktor yang Mempengaruhi Hemoglobin Ibu Hamil Trimester III.
Placentum Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Aplikasinya. 6 (2) 20-25.

Kamus Besar Bahasa Indonesia, (2013). Jakarta.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, (2018). Pedoman pencegahan dan


penanggulangan anemia pada remaja putri dan wanita usia subur.
Jakarta.

Manuaba, Ida Bagus Gede, (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. ECG. Jakarta.

Noor Azizah, (2016). Analisis Edukasi dan Pemberian Tablet Zat Besi dengan
Kejadian Anemia pada Kehamilan Trimester III.University Research
colloquium. 249-256.

Notesya Astri Amanupunnyo, Zahroh Shaluhiyah, Ani Margawati. (2018).


Analisis Faktor penyebab Anemia pada Ibu Hamil. Jurnal Aisyah : Jurnal
Ilmu Kesehatan. 3 (2) 173-181.

Notoatmodjo, S, (2012), Metodologi Penelitian Kesehatan (edisi revisi, 208),


Rineka Cipta, Jakarta.

Notoatmodjo, S, (2010), Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar (cet.


kedua, 214 h), Rineka Cipta, Jakarta.

Saifuddin. Abdul Bari, (2012). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan


Maternal dan Neonatal. YBP. Jakarta

Santi Sukaisi, (2017). Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian anemia pada


ibu hamil di Puskesmas Wirobrajan. Yogyakarta.

Tarwoto, Wasnidar, (2013). Buku saku anemia pada ibu hamil. Trans info media.
Jakarta

Varney. Helen; Kriebs, (2010). Carolyn. Buku Ajar Asuhan Kebidananan Edisi 4.
EGC. Jakarta.
71

Wigutomo Gozali, (2018). Hubungan Pola Makan dengan Kejadian Anemia pada
Ibu Hamil. International Journal of Natural Sciences and Engineering.2 (3)
117-122.

WHO. Global Nutrition Target 2025: Anemia policy brief. Jenewa at.
http://www.who.int/nutrition/publications/globaltargets2025͟ policybrief͟-
anaemia/en/.2016.

LAMPIRAN
72

1. Surat Izin Penelitian


73

2. Surat Pernyataan responden

SURAT PERNYATAAN BERSEDIA


74

BERPARTISIPASI MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang penelitian ini akan

dilakukan :

7. Wawancara dan mengisi kuisioner yang telah di sediakan oleh mahasiswa.

8. Dilakukan cek Hb ibu hamil dengan bekerja sama dengan pihak

laboratorium.

Penelitian yang berjudul : Hubungan pengetahuan dan pendidikan ibu

hamil terhadap kejadian anemia pada ibu hamil di UPT Puskesmas RI

Penengahan Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan tahun

2020.

Keikutsertaan saya ini sukarela tidak ada unsur paksaan dari pihak

manapun. Demikian surat pernyataan ini saya buat, untuk dapat dipergunakan

sebagaimana mestinya.

Penengahan, Februari 2020


Peneliti Yang membuat pernyataan

Ani Kurniawati ( )

3. Instrumen Penelitian

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA


75

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN IBU HAMIL TERHADAP


KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI UPT PUSKESMAS RI
PENENGAHAN KECAMATAN PENENGAHAN KABUPATEN LAMPUNG
SELATAN TAHUN 2020

Petunjuk Pengisian

1. Isilah biodata/data umum responden terlebih dahulu


2. Baca soal dengan teliti dan jawab menurut kebiasaan anda
3. Jika ada pertanyaan yang kurang jelas dapat ditanyakan
4. Berilah tanda (X) pada pertanyaan pada poin pengetahuan

DATA UMUM RESPONDEN

A. Variabel Pendidikan

1. Nomor :
2. Nama ibu (Inisial) :
3. Umur :
4. Pendidikan :
5. Alamat :
6. Kehamilan ke :
7. Umur kehamilan :

B. Variabel Anemia

No Inisial Responden Kadar Hb Kategori


Anemia Tidak anemia

C. Pengetahuan Ibu Tentang Anemia


Pengertian Anemia

1. Untuk mengetahui apakah ibu menderita Anemia dapat dilakukan dengan


pemeriksaan....
a. Pemeriksaan air kencing
b. Pemeriksaan darah
c. Pemeriksaan tinja
d. Pemeriksaan dahak

2. Apakah keluhan yang dirasakan penderita Anemia...


a. Lemah, letih, lesu, berkunang-kunang
b. Nafsu makan meningkat
c. Berat badan meningkat
d. Tidur lelap
76

3. Untuk mencegah terjadinya Anemia diharuskan pada ibu untuk....


a. Minum kopi
b. Minum tablet Fe (tambah darah)
c. Minum vitamin C
d. Minum teh

4. Status gizi ibu yang buruk akan berpengaruh kepada...


a. Bayi yang sedang dikandung
b. Ibu hamil
c. Bayi yang sedang dikandung dan ibu hamil
d. Kecacatan saat bayi lahir...

5. Anemia lebih sering ditemukan pada saat....


a. Ibu melakukan aktivitas
b. Kehamilan
c. Persalinan
d. Menyusui

Gejala Anemia

6. Gejala Anemia adalah sebagai berikut...


a. ASI tidak lancar
b. Nafsu makan meningkat
c. Berat badan meningkat
d. Lemah, lesu, mata berkunang-kunang

7. Anemia dapat diatasi dengan cara mengkonsumsi


a. Zat akdiftif
b. Vitamin
c. Zat besi
d. Antibiotik

8. Mudah lelah, lesu, mata berkunang-kunang adalah merupakan ciri-ciri dari...


a. Syok
b. Kurang darah
c. Kejang
d. Sakit kepala hebat

9. Selain dari gejala mual dan muntah, gejala yang sering timbul pada saat ibu
mengalami anemia adalah...
a. Tidak bergairah, nafsu makan meningkat
b. Nafsu makan meningkat
c. Nafsu makan menurun
d. Berat badan menurun

Bahaya Anemia
77

10. Bahaya anemia selama kehamilan dapat berpengaruh pada..


a. Persalinan kurang bulan
b. Kekuatan mengejan kurang
c. Pengeluaran ASI terhambat
d. Berat bayi saat lahir rendah

11. Persalinan kurang bulan, terjadi perdarahan setelah persalinan merupakan


bahaya Anemia pada saat..
a. Persalinan
b. Kehamilan
c. Menyusui
d. Setelah persalinan

12. Akibat dari Anemia pada kehamilan adalah...


a. ASI terhambat
b. Perdarahan setelah persalinan
c. Tumbuh kembang janin terhambat
d. Infeksi pada persalinan

13. Pengaruh kekurangan darah saat persalinan adalah...


a. Kekuatan saat mengejan kurang
b. Memperlancar persalinan
c. Memperlancar perdarahan
d. Memperlancar ASI

14. Pengaruh anemia setelah melahirkan adalah...


a. Pengeluaran ASI berkurang
b. Terjadi bendungan ASI
c. Terjadi infeksi pada payudara
d. Terjadi pembengkakan pada payudara

(Nina Hartini, 2017)

Kunci jawaban

1.B 8. B
2.A 9. C
3.B 10. A
4.C 11. B
5.B 12. C
6.D 13. C
7.C 14. A
4.Jawaban Responden
kejadia
n n codin Pengetahua codin pdidik codin
o KR pengetahuan kejadian anemia anemia g n g n g
1 1 1 1 1
  1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4            
78

tidak
1 x1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 anemia 1 Baik 1 SMA 1
tidak
2 x2 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 anemia 1 Baik 1 SMA 1
tidak
3 x3 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 anemia 1 Baik 1 SMA 1
4 x4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 anemia 0 Baik 1 SMA 1
tidak
5 x5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 anemia 1 Baik 1 SMA 1
6 x6 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 anemia 0 kurang baik 0 SD 0
7 x7 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 anemia 0 kurang baik 0 SD 0
tidak
8 x8 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 anemia 1 kurang baik 0 SD 0
tidak
9 x9 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 anemia 1 Baik 1 SMA 1
1 x1 tidak
0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 anemia 1 Baik 1 SMA 1
1 x1 tidak
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 anemia 1 Baik 1 SMA 1
1 x1
2 2 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 anemia 0 kurang baik 0 SD 0
1 x1 tidak
3 3 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 anemia 1 Baik 1 PT 2
1 x1 tidak
4 4 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 anemia 1 Baik 1 PT 2
1 x1 tidak
5 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 anemia 1 Baik 1 PT 2
1 x1 tidak
6 6 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 anemia 1 kurang baik 0 SMA 1
1 x1
7 7 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 anemia 0 kurang baik 0 SD 0
1 x1
8 8 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 anemia 0 kurang baik 0 SD 0
1 x1 tidak
9 9 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 anemia 1 Baik 1 SMA 1
2 x2
0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 anemia 0 kurang baik 0 SD 0
2 x2 tidak
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 anemia 1 Baik 1 SMA 1
2 x2
2 2 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 anemia 0 kurang baik 0 SD 0
2 x2
3 3 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 anemia 0 kurang baik 0 SD 0
2 x2
4 4 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 anemia 0 kurang baik 0 SD 0
2 x2
5 5 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 anemia 0 kurang baik 0 SD 0
2 x2
6 6 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 anemia 0 kurang baik 0 SD 0
2 x2
7 7 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 anemia 0 kurang baik 0 SD 0
2 x2
8 8 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 anemia 0 kurang baik 0 SD 0

5. Hasil olah Data


79

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
pendidikan responden * 28 100,0% 0 0,0% 28 100,0%
kejadian anemia

pendidikan responden * kejadian anemia Crosstabulation


kejadian anemia Total
anemia tidak anemia
pendidikan responden SD- Count 13 1 14
SMP % within pendidikan 92,9% 7,1% 100,0%
responden
SMA- Count 1 13 14
PT % within pendidikan 7,1% 92,9% 100,0%
responden
Total Count 14 14 28
% within pendidikan 50,0% 50,0% 100,0%
responden

Chi-Square Tests
Value Df Asymptotic Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Significance sided) sided)
(2-sided)
a
Pearson Chi-Square 20,571 1 ,000
b
Continuity Correction 17,286 1 ,000
Likelihood Ratio 24,406 1 ,000
Fisher's Exact Test ,000 ,000
Linear-by-Linear 19,837 1 ,000
Association
N of Valid Cases 28
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7,00.
b. Computed only for a 2x2 table

Symmetric Measures
Value Approximate
80

Significance
Nominal by Nominal Contingency Coefficient ,651 ,000
N of Valid Cases 28

Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for pendidikan 169,000 9,521 2999,916
responden (SD-SMP /
SMA-PT)
For cohort kejadian 13,000 1,956 86,418
anemia = anemia
For cohort kejadian ,077 ,012 ,511
anemia = tidak anemia
N of Valid Cases 28

6. Dokumen Kegiatan
81

a. Pengisian kuisioner

b. Pemeriksaan Hb ibu hami di laboratorium


82

c. Hasil Pemeriksaan Ibu Hamil


83

Anda mungkin juga menyukai