Anda di halaman 1dari 9

PETUNJUK STANDAR KERJA

PENGAWASAN INTERNAL
(PEDOMAN) AUDIT KETAATAN
RSUD BALI MANDARA
PROVINSI BALI
LEMBAR PENGESAHAN
PETUNJUK STANDAR KERJA PENGAWASAN INTERNAL
(PEDOMAN) AUDIT KETAATAN SATUAN PENGAWAS INTERNAL
RSUD BALI MANDARA
PROVINSI BALITAHUN 2023

Tanggal 2 Januari 2023

Nomor Salinan : B.37.000/1527/SPI/RSBM

Disetujui Oleh Disusun Oleh

Plt.Direktur Kepala SPI


RSUD Bali Mandara Provinsi Bali RSUD Bali Mandara Provinsi
Bali

dr. Ketut Suarjaya, MPPM Drs.Maris Sihombing,apt.,M.Kes


NIP. 196201151987101001 NIP. 196511271994031006
PEDOMAN AUDIT KETAATAN

SATUAN PENGAWAS INTERNAL


RSUD BALI MANDARA PROVINSI BALI

A. Latar Belakang

Kegiatan pengawasan internal yang dilaksanakan oleh auditor


internal SPI terdiri dari kegiatan assurance dan consulting. Kegiatan
assurance salah satunya adalah kegiatan audit. Pencapaian tujuan
dan keberhasilan suatu program dipastikan melalui hasil-hasil
pengawasan berupa layanan audit ketaatan yang akan meninjau
kesesuaian kenyataan dengan peraturan perundang-undangan,
kebijakan, prosedur yang berlaku dan peraturan lain yang telah
ditetapkan serta kriteria lain yang relevan. Pedoman ini dibuat agar
SPI memiliki kesamaan persepsi dan kesamaan metodelogi agar
kegiatan audit dapat dilaksanakan secara sistematis dan terukur untuk
melihat potensi/risiko ketidaktaatan di unit terhadap regulasi yang
berlaku.

B. Pengertian, Tujuan dan Sasaran Audit Ketaatan

Audit ketaatan merupakan audit untuk menilai Tingkat ketaatan


auditi terhadap peraturan perundang-undangan, kebijakan,prosedur
yang berlaku serta peraturan terkait yang telah ditetapkan. Tujuan
audit ketaatan adalah menilai ketaatan terhadap peraturan
perundang-undangan, kebijakan, proses, sistem, fungsi,
program/kegiatan dengan cara menguji tingkat kesesuaian antara
kondisi aktual dengan kriterianya. Melalui kelengkapan simpulan atas
permasalahan yang ditemui, SPI memberikan bukti-bukti pendukung
serta simpulan rekomendasi perbaikan pengendalian. Sasaran audit
difokuskan pada area yang terdapat risiko ketidaktaatan,
meminimalisir tindak penyimpangan atas area, proses, system, fungsi,
program/kegiatan serta untuk memberikan saran perbaikan pada
penguatan pengendalian. Pengendalian terhadap ketaatan pada
prosedur dan kebijakan-kebijakan yang diterapkan dalam
pelaksanaan area, proses, sistem, fungsi, program/kegiatan untuk
memastikan bahwa implementasi telah sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan.
Outcome yang diharapkan atas pelaksanaan audit ketaatan
antara lain :
1. Keyakinan memadai atas ketaatan bahwa area, proses,
sistem yang diaudit telah sesuai dengan kriteria dan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
2. Adanya nilai tambah untuk meningkatkan capaian tujuan
organisasi dan efektivitas operasional.
3. Mencegah, menangkal/menghalangi, mendeteksi,
Tindakan penyimpangan dari prosedur maupun kebijakan
yang ditetapkan.

C. Metodelogi Audit Ketaatan

Upaya mencapai sasaran audit berdasarkan ruang lingkup audit yang


telah ditetapkan, dilakukan dengan cara menguji, menganalisis dan
menyimpulkan ketaatan suatu area pengawasan sehingga dapat
memberikan keyakinan yang memadai dengan didukung bukti yang
relevan, kompeten, cukup dan material. Teknik audit untuk
pengumpulan data dan bukti audit dilakukan melalui :
1. Pengumpulan data.
2. Wawanacara/ interview/kuesioner
3. Konfirmasi kepada pihak terkait
4. Uji petik/sampel
5. Analisis data
6. Simpulan
Dokumen – dokumen bukti yang didapat, dianalisis dengan
membandingkan antara realisasi/pelaksanaan dengan peraturan
yang berlaku atau dari best practice yang ada.

D. Jadwal Audit
Jadwal audit kinerja ditentukan oleh sekretaris SPI sesuai dengan
analisis manajemen risiko dan PKPT tahunan yang telah dibuat oleh
sekretaris SPI serta mendapatkan persetujuan dari Kepala SPI dan
Direkturrumah sakit.

E. Tahapan Audit Ketaatan

1. Perencanaan Audit

Perencanaan audit bertujuan untuk mempersiapkan audit


secara rinci berdasarkan pengawasan SPI sehingga audit
dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif. Saat membuat
perencanaan audit, auditor internal mengumpulkan informasi
untuk menentukan penetapan dan ruang lingkup audit,
pemahaman proses bisnis auditi, studi pendahuluan,
identifikasi dan penilaian risiko ketidaktaatan, penyusunan
rencana pengujian data studi pendahuluan serta penyusunan
program kerja audit.

2. Pelaksanaan Audit

Audit merupakan satu bentuk pengawasan fungsional yang


dilakukan oleh SPI melalui proses indentifikasi masalah,
analisis dan evaluasi yang dilakukan secara independent,
objektif dan professional. Tahap pelaksanaan terdiri dari :

a. Pengujian dan pengumpulan bukti

Pengumpulan bukti harus memenuhi syarat


kuantitatif dan kualitatif. Syarat kuantitatif yaitu
menunjukkan bahwa jumlah bukti harus cukup untuk
meyakinkan objek yang dijadikan temuan, sedangkan
bukti kualitatif harus mencakup 3 atribut, diantaranya
relevan, abash dan handal.

a) Relevan menyatakan bahwa bukti itu mempunyai


hubungan yang logis dengan arti penting bagi
temuan audit yang bersangkutan.
b) Absah menyatakan bahwa bukti itu didasari oleh
argumentasi yang benar dan informasi yang
akurat

c) Handal menyatakan bahwa bukti itu dapat


diandalkan yang menunjukkan konsistensi hasil
dalam arti bahwa apabila dilakukan pengujian
informasi, hasilnya tetap dan dapat diverifikasi.
Syarat bukti audit yang handal antara lain relevan,
kompeten, cukup dan material (mempunyai nilai
yang cukup berarti dan penting bagi pencapaian
tujuan organisasi.

b. Evaluasi bukti dan pengambilan simpulan

Auditor internal harus mengambil kesimpulan


berdasarkan informasi bukti yang didapat sejak tahap
perencanaan sampai pelaksanaan penugasan.

c. Pengembangan temuan dan rekomendasi

Setelah dilakukan pengujian, pengumpulan bukti,


evaluasi bukti dan Menyusun simpulan, auditor internal
Menyusun temuan yang berpangkal pada perbandingan
kondisi dengan kriteria, mengungkap akibat yang
ditimbulkan dari perbedaan kondisi tersebut serta
mencari penyebabnya. Terdapat 2 jenis temuan yaitu
temuan positif yang dapat mempengaruhi motivasi dan
memberikan apresiasi kepada auditi, sedangkan temua
negative adalah penyimpangan, kelemahan system dan
aktivitas yang benar.

Langkah-langkah yang diperlukan dalam kegiatan


Menyusun temuan audit adalah :

a) Menentukan kesimpulan hasil pengujian bukti

b) Menemukan suatu kondisi yang telah memenuhi


atau melebihi kriteria (temuan positif)
c) Apabila menemukan kondisi yang tidak sesuai
dengan kriteria maka auditor internal perlu
mengidentifikasi unsur – unsur temuan hingga
menjadi temuan audit dengan atirbut lengkap
untuk segera dilakukan tindak lanjut.

d. Penyusunan kertas kerja audit

Hasil pelaksanaan audit yang rinci ditetapkan dan


dituangkan dalam kertas kerja yang memuat data
catatan pembuktian yang dikumpulkan auditor selama
berlangsungnya audit mulai dari tahap perencanaan
sampai dengan tahap pengkomunikasian hasil audit.
Informasi yang dimuat dalam kertas kerja harus
memadai, kompeten, relevan dan berguna untuk
memenuhi tujuan serta memberikan dasar yang kuat
untuk temuan audit dan rekomendasinya.

e. Penyusunan Laporan Hasil Audit

Auditor internal menyusun simpulan dan temuan-


temuan audit yang berpangkal pada perbandingan
antara kondisi dan kriteria. Laporan audit juga
memaparkan akibat yang ditimbulkan dari perbedaan
kondisi tersebut serta mencari penyebabnya dan
memberikan rekomendasi perbaikannya.

3. Pengkomunikasian Hasil Pengawasan

Auditor internal melakukan pembahsan intern yang


dihadiri oleh seluruh tim audit pada surat tugas dan dihadiri
oleh auditi. Tujuan pengkomunikasian ini antara lain :

a. Mengklarifikasi kesahihan simpulan, penilaian dan


temuan audit

b. Memberikan kesempatan kepada auditi apabila terdapat


perbedaan atas temuan tersebut dengan penjelasan
bukti dokumen yang belum ditemukan auditor.
c. Memperoleh kesepakatan/ kesediaan auditi untuk
melaksanakan tindak lanjut atas rekomendasi yang
diberikan.

d. Memperoleh rencana tindak perbaikan.

4. Monitoring Tindak Lanjut

Auditor internal harus memantau dan mendorong


tindaklanjut atas simpulan, fakta dan rekomendasi audit.
Pemantauan tindak lanjut dilakukan agar auditi memperbaiki,
memahami kelemahan dan kekurangan yang ada dan segera
mungkin memperbaiki sesuai saran auditor internal. Selain itu,
auditor harus memantau pelaksanaan tindak lanjut yang
dilakukan auditi untuk memastikan bahwa semua rekomendasi
telah dilakukan dan mencapai outcome dari audit.

F. Penutup

Demikianlah pedoman audit ketaatan ini dibuat, agar dapat


dijadikan acuan dalam pelaksanaan audit ketaatan bagi SPI.

Anda mungkin juga menyukai