Disusun Oleh:
GITA NOFRIYANTI D
2141A0296
Dosen Pembimbing
MIFTAKHUL ROHMAH, SST, Bd., M. Keb
Diajukan Oleh:
GITA NOFRIYANTI D
NIM. 2141A0296
MENGETAHUI,
Dekan Fakultas Keperawatan Dan Kebidanan
Institut Ilmu Kesehatan STRADA Indonesia
Oleh:
GITA NOFRIYANTI D
NIM. 2141A0296
Proposal Penelitian / SKRIPSI ini telah diuji dan dinilai oleh Panitia Penguji
Pada Program Studi D IV Kebidanan Fakultas Keperawatan Dan Kebidanan
Pada hari ................... tanggal ............................... 2022
DOSEN PENGUJI
Ketua Penguji
Riza Tsalasatul Mufida, SST, Bd., M. Keb(penguji 1) ..........................................
Anggota Penguji
Asruria Sani Fajriah, SST, M.KM (penguji 2) .........................................
MENGETAHUI,
Dekan Fakultas Keperawatan Dan Kebidanan
Institut Ilmu Kesehatan STRADA Indonesia
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Segala puji dan syukur kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini
dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Skripsi dengan judul Pemberian e-leafleat kepada
orangtua untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu dalam melakukan stimulasi
perkembangan bayi 0-12 bulan diwilayah kerja puskesmas perawatan geser ". Tersusunnya
skripsi ini tentu tidak lepas dari bimbingan, saran, dan dukungan moral kepada saya. Untuk itu saya
ucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. dr. H.Sentot Imam Suprapto, MM sebagai Rektor Institut Ilmu Kesehatan STRADA
Indonesia
2. Dr. Byba Melda Suhita, S.Kep, Ns., M.kes sebagai Dekan Fakultas Keperawatan Dan
Kebidanan Ilmu Kesehatan STRADA Indonesia
3. Bd. Shanty Natalia, SST, Bd., M.Kes sebagai Ketua Program Studi D-IV Kebidanan Ilmu
Kesehatan STRADA Indonesia
4. Miftakhul Rohmah, SST., S. Keb., M. Kes, selaku dosen pembimbing yang telah membimbing
peneliti dalam penyusunan usulan penelitian ini.
5. Kepala Puskesmas Perawatan Geser Kec. Seram Timur BAPAK Usman Daeng Taha, Amd.
Kep yang telah memberikan izin penelitian
6. Bapak dan ibu dosen program studi D-IV Kebidanan Institusi Ilmu Kesehatan (IIK) STRADA
Indonesia yang telah membimbing dan Pendidikan selama peneliti mengikuti Pendidikan.
7. Keluarga dan teman-teman yang selalu memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini
Saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini.
Akhir kata saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan skripsi ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi semua usaha
kita. Amin.
Wassalamualaikum Wr.Wb
DAFTAR ISI
Contents
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................................................A-iii
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................A-iv
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................A-v
BAB I................................................................................................................................................A-vii
PENDAHULUAN.............................................................................................................................A-vii
A. Latar Belakang..................................................................................................A-vii
B. Rumusan Masalah...............................................................................................B-x
C. Tujuan.................................................................................................................C-x
D. Manfaat..............................................................................................................D-xi
1. Manfaat Teoritis................................................................................................D-xi
2. Manfaat Praktis.................................................................................................D-xi
E. Keaslian Penelitian............................................................................................E-xii
BAB II..............................................................................................................................................E-xiv
KONSEP TEORI..............................................................................................................................E-xiv
A. Tinjauan Pustaka..............................................................................................E-xiv
2.4 Stimulasi.........................................................................................................E-xxiii
2.5.1 Pengetahuan..................................................................................................E-xxxii
B. Kerangka Teori..............................................................................................E-xxxvi
C. Hipotesis.......................................................................................................E-xxxvi
BAB III.........................................................................................................................................E-xxxvii
METODE PENELITIAN.............................................................................................................E-xxxvii
A. Desaine Penelitian........................................................................................E-xxxvii
B. Kerangka Kerja.............................................................................................E-xxxvii
C. Populasi,sampel,sampling...........................................................................E-xxxviii
D. Rancangan Penelitian..................................................................................E-xxxviii
E. Variabel Penelitian........................................................................................E-xxxix
F. Definisi Operasional......................................................................................E-xxxix
H. Etika Penelitian.................................................................................................E-xlii
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................E-xliv
LAMPIRAN...................................................................................................................................E-xlvii
Lampiran 2 : Kuesioner...............................................................................................................E-xlviii
KUESIONER PENELITIAN.............................................................................................................E-xlviii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan dan perkembangan adalah sebuah proses yang terjadi secara beriringan
dengan bertambahnya umur anak. Namun, pertumbuhan dan perkembangan meliputi dua
kejadian yang sifatnya tidak sama tetapi saling berkaitan hingga sulit untuk dipisahkan.
Pertumbuhan dan perkembangan sendiri adalah proses perubahan pada setiap makhluk hidup,
perubahan yang terjadi bukan hanya perubahan secara fisik tetapi juga terjadi perubahan
dalam berpikir, emosi, dan bertingkah laku (Sunarsih T, 2018).
UNICEF (2018) mengungkapkan 3 dari anak berusia dibawah lima tahun mengalami
stunting (pendek) sementara itu 1 dari 10 anak mengalami berat badan kurang dan 1 dari 5
anak usia sekolah dasar kelebihan berat badan. Ini menggambarkan gangguan nutrisi yaitu
gizi kurang, kelaparan terselubung dan kelebihan berat badan yang menghambat pertumbuhan
dan perkembangan anak pada suatu bangsa (UNICEF, 2018).
Kesuksesan anak dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal akan
sangat mempengaruhi masa depan suatu bangsa. Seribu hari pertama kehidupan merupakan
kesempatan emas bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, yaitu mulai dari periode saat
janin dalam kandungan sampai usia anak berusia 2 tahun. Nutrisi yang terpenuhi, tingkat
kesehatan yang baik, pengasuhan yang benar, dan stimulasi yang tepat membantuh anak
tumbuh sehat dan mampu meningkatkan kemampuannya dengan sempurna sehingga dapat
berperan dan berbaur dalam masyarakat (Kemenkes RI, 2018)
Lingkungan pengasuhan anak sangat berpengaruh bagi perkembangan anak yang normal ,
lingkungan pengasuhan ini terdiri dari stimulasi dan interaksi ibu dan anak yang merupakan
variable utama mempengaruhi perkembangan anak. Stimulasi adalah rangsangan yang
diberikan dari luar, dan hal yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan. Anak yang
diberikan stimulasi terarah dan teratur perkembangannya akan lebih cepat dibandingkan
dengan anak yang kurang atau tidak mendapatkan stimulasi (Imelda, 2017). Selain stimulasi,
gizi dan nutrisi terpenuhi juga sangat membantu perkembangan anak secara optimal. Sudah
diketahui dengan baik bahwa kekurangan zat gizi salah satunya seperti zat gizi mikro tertentu
(zat besi dan yodium) memiliki efek merusak yang bertahan lama pada perkembangan anak
(Pérez-Escamilla R, 2017).
Stimulasi bisa diberikan sejak dini mulai dari janin dalam kandungan hingga bayi sudah
lahir dan akan dioptimalkan pada masa keemasan. Pada tahap awal pertumbuhan dan
perkembangan inilah yang akan menentukan tahap pertumbuhan dan perkembangan anak
selanjutnya. Pemberian stimulasi harus diberikan sesuai dengan usia dan kesiapan anak dan
diterapkan pada seluruh aspek perkembangan secara seimbang (Destiana,2017)
World Health Organization (WHO) tahun 2018 melaporkan bahwa data prevalensi balita
yang mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan adalah 28,7% dan Indonesia
termasuk kedalam Negara ketiga dengan prevalensi tertinggi di regional Asia Tenggara (t.
nugroho, 2017). Riskesdas (2018) salah satu gangguan perkembangan anak yaitu kemampuan
sosial emosional anak yang masih tergolong rendah yaitu sebesar 69,90%. Hal ini berkaitan
dengan pendidikan karakter anak, pendidikan yang diberikan tidak hanya disekolah namun
pendidikan serta stimulasi yang diberikan oleh orang tua terutama ibu sangat menentukan
perkembangan anak (Riskesdas, 2018)
Dari beberapa hasil penelitian diatas dapat disimpulkan, ibu dengan pengetahuan yang
baik dan paham tentang stimulasi ibu mampu memantau tumbuh kembang bayi dengan
optimal. Sikap dan praktek yang dilakukan seseorang dalam melakukan stimulasi sangat
berkaitan dengan pengetahuan seseorang ibu. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Murfida dan Hardika pengetahuan ibu mengenai tahap-tahap perkembangan dengan praktek
stimulasi motoric kasar pada bayi usia 0-12 bulan ada hubungan yang cukup signifikn dan
searah (Hardika MD, 2018).
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan pada anak yaitu faktor
keturunan, neuroendokrin, komunikasi, tingakat sosial ekonomi, penyakit, bahaya
lingkungan, stress pada anak dan pengaruh media massa (Haryanti D, 2019). Beberapa
gangguan yang dapat ditimbulkan, yaitu gangguan bicara dan bahasa, celebral palsy, sindrom
down, perawakan pendek, autisme, retardasi mental dan ganguan pemusatan perhatian dan
hiperaktivitas (Yuniarti S, 2015). Program stimulasi deteksi dan intervensi dini tumbuh
kembang (SDIDTK) program pembinaan tumbuh kembang dengan melakukan kegiatan
stimulasi, deteksi dan intervensi dini peyimpangan tumbuh kembang pada masa 5 tahun
pertama kehidupan.
Hasil observasi ini sejalan dengan penelitian Haryati (2019) bahwa peran ibu dalam
perkembangan anak sangat besar pengaruhnya, oleh sebab itu pengetahuan ibu tentang
perkembangan anak dan pengetahuan ibu tentang stimulasi anak sangat penting. Pengetahuan
seseorang sebagian besar didapatkan melalui indera seperti mata dan telinga. Pengetahuan
yang harus diketahui ibu tentang perkembangan anak yang pertama adalaha tahap-tahap
perkembangan, tugas-tugas perkembangan, keterampilan atau cara ibu menstimulasi anak,
ciri-ciri perkembangan, dan pemantauannya (Susanti NY, 2020). Untuk itu perlunya
peningkatan pencegahan penyimpangan tumbuh kembang anak dengan meningkatkan
pengetahuan ibu, sikap, dan prakteknya dalam memberikan stimulasi pada bayi.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
yang berjudul: hubungan pemberian e-leafleat kepada orang tua untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan ibu dalam stimulasi perkembangan bayi 0 - 12 bulan di
wilayah kerja Puskesmas Perawatan Geser Kecamatan Seram Timur.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, pengetahuan dan
keterampilan seorang ibu sangat penting dalam menstimulasi proses perkembangan anak,
pemberian stimulasi sejak dini yang maksimal akan meningkatkan pengetahuan dan
membentuk karakter anak sejak dini. Apabila proses perkembangan anak tergganggu akan
berdampak pada perkembangan yang menyebabkan gangguan dan bahkan kecacatan ini akan
membuat anak depresi dan lebih emosional, menurunkan kecerdasan anak, menganggu
perkembangan otak dan akan mempengaruhi masa depan anak. Sehingga peneliti
merumuskan masalah dalam penelitian ini adalah : bagaimana hubungan pemberian e-
leafleat kepada orang tua untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu dalam
stimulasi perkembangan bayi 0 - 12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Perawatan Geser
Kecamatan Seram Timur ? .
C. Tujuan
1. Tujuan Umum dari penelitian
Mengetahui hubungan pemberian e-leafleat kepada orang tua untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan ibu dalam stimulasi perkembangan bayi 0 - 12 bulan di
wilayah kerja Puskesmas Perawatan Geser Kecamatan Seram Timur
D. Manfaat
3. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya konsep atau teori yang
menyokong perkembangan pengetahuan dan keterampilan, khususnya hubungan
pemberian e-leafleat kepada orang tua untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan ibu dalam stimulasi perkembangan bayi 0 - 12 bulan di wilayah kerja
Puskesmas Perawatan Geser Kecamatan Seram Timur
4. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan yang terkait
tentang hubungan pemberian e-leafleat kepada orang tua untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan ibu dalam stimulasi perkembangan bayi 0 - 12
bulan di wilayah kerja Puskesmas Perawatan Geser Kecamatan Seram Timur.
b. Bagi Ibu
Menambah informasi tentang pemberian e-leafleat kepada orang tua dengan
pengetahuan dan keterampilan ibu dalam stimulasi perkembangan bayi 0 12 bulan.
c. Bagi Institusi Pendidikan
Penelitian ini diharapkan agar dapat digunakan sebagai media bacaan mahasiswa
dan dapat digunakan sebagai media pembelajaran terutama yang hubungan
pemberian e-leafleat kepada orang tua untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan ibu dalam stimulasi perkembangan bayi 0 - 12 bulan di wilayah
kerja Puskesmas Perawatan Geser Kecamatan Seram Timur.
d. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan dan data dasar bagi penelitian
selanjutnya dengan meneliti faktor lain yang berhubungan dengan pemberian e-
leafleat kepada orang tua untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu
dalam stimulasi perkembangan bayi 0 - 12 bulan di wilayah kerja Puskesmas
Perawatan Geser Kecamatan Seram Timur.
E. Keaslian Penelitian
KONSEP TEORI
A. Tinjauan Pustaka
2.1 Konsep Tumbuh Kembang Anak
Pertumbuhan yaitu perubahan ukuran seperti dari berat badan 2 kilogram menjadi 30
kilogram, dari tinggi awal 60 cm menjadi 180 cm. Pertumbuhan berarti perubahan fisik yang
dapat dilihat dan ukurannya berubah. Sedangkan perkembangan merupakan suatu proses
menuju sempurnanya suatu fungsi dari semua organ tubuh, seperti kematangan emosi,
kematangan untuk berinteraksi sosial, dan kemampuan intelektual. Pada proses
perkembangan ini, merupakan proses seorang anak yang awalnya belum bisa melakukan
apapun perlahan akan mengalami perkembangan seperti bisa berdiri sendiri, bisa berjalan,
bisa berhitung, dan sebagainya (Rihlah J, 2019).
Beberapa pengertian pertumbuhan dan perkembangan adalah sebagai berikut:
Cerdas berarti cepat tanggap, cepat paham, serta dapat meyelesaikan masalah
sesuai dengan usia dan punya banyak ide. Untuk meningkatkan kecerdasan dan
anak dapat berkembang dengan baiak maka berikanlah rangsangan atau
stimulasi sejak dalam kandungan
6. Perkembangan Kemampuan Menolong Diri Sendiri
b. Refleks mencari
Muncul disebabkan oleh sentuhan lembut di daerah sekitar mulut atau daerah
pipi. Refleks mencari ini refleks yang bisa membantu bayi dalam
meningkatkan kemampuan makannya dengan menemukan puting susu ibunya
lalu dapat mencerna asi dengan baik.
c. Refleks menggenggam
Gerakan spontan jari tangan bayi seperti mengenggam benda yang ketika ada
sesuatu yang diletakkan pada telapak tangan bayi. Bayi akan menggenggam
dengan kuat benda yang menyentuh telapak tangannya dan kekuatan
gengamannya akan bertambah secara spontan.
Refleks moro ini berkaitan dengan emosi bayi ketika bayi merasa terkejut dan
biasanya disertai dengan tangisan bayi. Ketika terjadi refleks moro pada bayi,
untuk menenangkan bayi berikan sentuhan yang lembut pada bagian tubuh
bayi seperti mengelus, membelai dan memeluk untuk memberikan efek
menenangkan pada bayi.
f. Refleks berjalan
Refleks ini muncul ketika kita menggendong bayi pada posisi berdiri dan
telapak kakinya menyentuh permukaan. Bayi akan mengangkat kakinya secara
bergantian seperti sedang berjalan tetapi belum mampu untuk mengendalikan
keseimbangannya.
Pada usia ini gerakan refleks yang terjadi secara otomatis akan tergantikan dengan
gerak motorik halus dan kasar. Bayi belajar untuk mengenali diri sendiri dan lingkungannya
melalui kemampuan mereka untuk menggerakkan tubuh dan menggunakan indranya.
Kemampuan ini merupakan dasar bagi bayi untuk pembelajaran di tahap perkembangan
berikutnya sehingga orang tua harus memberikan rangsangan secara terus menerus
perkembangan motorik bayi.
Pada usia ini bayi mulai menjelajah dengan mainan yang diberikan dengan cara
menggenggam mainan tersebut. Mainan yang diberikan kepada bayi hendaknya sesuai
dengan usia perkembangan dan aman bagi bayi (tidak beracun, tidak mudah pecah, tidak
tajam sudut-sudutnya, dapat dicuci, ukurannya tidak terlalu kecil, dan tidak terlalu berat).
Bermain dengan bayi sangat penting untuk perkembangan motorik halus,
seperti memegang jarinya. Ayah bunda dapat memberikan rangsangan untuk tangan
bayi dengan cara menggerak-gerakkan jari, bertepuk tangan, meraih dan memegang
objek seperti mainan kerincingan, bermain dengan jari mereka, dan memindahkn benda
dari satu tangan ke tangan lainnya.
Saat berusia 6 bulan, bayi sudah mulai duduk tanpa bantuan orang dewasa, hal ini
berkaitan dengan perkembangan fisik dan motorik kasar pada bayi. Pada masa ini yang dapat
orang tua lakukan adalah dengan mengajak bayi bermain bola dengan cara menggelindingkan
bola ke arah bayi di lantai yang bersih dan mengajak bayi bermain bermanfaat untuk
menguatkan ototnya.
Bayi juga senang memasukkan mainan ke dalam mulut. Salah satu cara bayi untuk
mengenal benda-benda di sekitarnya adalah dengan cara memasukkan benda ke dalam mulut,
karena pada ujung mulut bayi memiliki terdapat lebih banyak saraf yang dibandingkan
dengan bagian tubuh lainnya. Kondisi ini biasanya terjadi saat bayi berusia sekitar 7 bulan
hingga memasuki usia 2 tahun.
8. Anak usia 9-12 bulan
Bayi yang berusia 9-12 bulan mulai bisa berdiri selama 30 detik atau berpegangan
pada benda yang kuat. Orang tua dapat membantu dengan menyiapkan pegangan yang kokoh
seperti, kursi, dan kaki meja. Pastikan juga lantai tidak licin selain itu, ayah-bunda juga harus
memastikan mendapat imunisasi sesuai dengan usianya (Salim R, 2019).
4. Genetik
Genetik merupakan faktor turunan dari orang tua pada anak dimana tingkat
kemampuan anak yang menjadi ciri khas dalam dirinya. Contoh kelainan
yang diakibatkan oleh kelainan genetik pada tumbuh kembang anak yaitu
kerdil (stunting).
5. Kelainan kromosom
Terjadi karena adanya kesalahan saat pembelahan sel ditahap awal dan
janin mengalami kromosom yang berlebihan atau kehilangan kromosom.
Pada umumnya kelainan ini juga mengalami kegagalan pertumbuhan
seperti pada sindrom down.
6. Kalenjar-kalenjar
d. Kultur (budaya) : sifat-sifat bayi itu universal, faktor budaya menjadi salah satu
yang dapat merubah beberapa dasar-dasar perilaku anak dalam proses
perkembangannya. Selain faktor budaya, masyarakat yang ada dilingkungan,
pendidikan, dan agama juga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
anak.
e. Psikologis : hubungan anak dengan orang tua ini akan menetukan seorang anak
tumbuh dan berkembang secara baik atau tidak. Apakah anak yang merasa
tertekan, atau tidak nyaman ini akan akan berdampak buruk dan mengakibatkan
terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan anak.
f. Sosio-economi : dihubungkan dengan kekurangan pangan, miskin, sanitasi yang
buruk, penyakitan, pendidikan dan kurangnya pengetahuan ini akan membuat
pertumbuhan pada anak terhambat.
g. Lingkungan asuhan : praktek dan segala interaksi yang terjadi antara ibu dan
anak yang akan berpengaruh pada tumbuh kembang pada anak.
h. Stimulasi atau rangsangan : stimulasi dari keluarga terutama ibu sangat
dibutuhkan untuk pertumbuhan pada anak. Stimulasi yang diberikan seperti
memberikan permainan dan mengajak anak bersosialisai.
i. Obat-obatan : misalnya mengonsumsi obat kortikosteroid dalam waktu yang
lama akan berakibat terhambatnya pertumbuhan (Yuniarti S, 2015)
Upaya yang dapat dilakukan yaitu, melalui kegiatan sehari-hari orangtua terutama ibu
dapat memberikan stimulus secara verbal atau sesering mungkin anak diajak bicara dengan
nada lembut.
2. Celebral palsy
Yaitu kelainan pada gerakan otot atau bentuk tubuh anak karena cedera atau mengalami
gangguan perkembangan otak sebelum anak dilahirkan. Celebral palsy tidak dapat
disembuhkan, secara umum, terapi dan pengobatan yang dibutuhkan oleh penderita cp:
a. Rehabilitasi medik, yaitu fisioterapi (terapi fisik) dan terapi okupasi
b. Terapi perilaku
c. Terapi obat , biasanya diberikan pada kasus cp yang mengalami kejang- kejang atau
kekakuan otot
d. Terapi okupasi, direkomendasikan jika terjadinya keterbatasan otot yang berat dan
menyebabkan gangguan gerakan terutama yaitu gerakan berjalan.
3. Sindrom down
Gangguan perkembangan fisik dan mental anak karena terdapat perkembangan
kromosom yang tidak normal. Kromosom yang tidak normal ini akibat dari gagalanya
sepasang kromosom untuk memisahkan diri ketika proses pembelahan. Penderita sindrom
down ini akan mengalami kemunduran penglihatan, gangguan pendengaran dan tingkat
kecerdasan yang rendah selama proses perkembangannya.
4. Perawakan pendek
Perawakan pendek adalah tinggi badan yang berada di bawah rata-rata dibandingkan
dengan tinggi normal. Penyebab dari perawakan pendek adalah adanya berbagai kelainan
endokrin maupun non endokrin. Untuk menangani gangguan ini orang tua dapat melakukan
pemantauan pertumbuhan sejak dini khususnya tinggi badan anak.
5. Gangguan autisme
Yaitu kelainan perkembngan sistem saraf yang dialami sejak lahir atau saat masa balita.
Ciri yang sangat terlihat pada penderita yang mengalami kelainan ini adalah sulit untuk
melakukan interaksi sosial, melakukan komunikasi dengan normal, sulit memahami emosi
dan perasaan orang lain. Hal-hal yang dapat membantu gangguan autisme adalah dengan
sebagai berikut:
a. Ajak anak untuk bicara sesering mungkin, jika anak mulai berpaling kearah lain
saat diajak bicara, coba arahkan wajahnya dengan lembut ke arah anda agar ia
tetap focus melihat mata anda. Gunakan buku cerita yang ada gambarnya dan
mainan yang disukai anak sebagai alat bantu.
b. ajak anak sesering mungkin untuk berkata-kata dan melakukan komunikasi.
c. Sering-sering memuji anak, contohnya dengan memberikan pertanyaan pada anak
dan anak berhasil menjawabnya puji anak dan perlihatkan kasih sayang pada anak.
d. Bantu anak melakukan gerakan tubuh yang teratur misalnya senam, ini dilakukan
untuk memperbaiki gerak motorik pada anak.
6. Retardasi mental (Tuna Mental)
Yaitu keadaan sesorang yang kemampuan dan kecerdasannya kurang (IQ<70) sejak
masa perkembangan. Biasanya perkembangan mental anak yang mengalami retarsadi mental
ini kurang secara keseluruhan. Orang tua sering meminta agar anaknya diberi obat, untuk itu
dapat diberi penjelasan secara fleksibel pada orang tua bahwa sampai saat ini belum ada obat
yang bisa memabantu menyembuhkan.
Gangguan yang dialami oleh anak yaitu kesulitan dalam memusatkan perhatian dan
disertai dengan hiperaktivitas (aktif yang berlebihan). Orangtua dan pendidik tidak bisa
mengabaikan gangguan gpph ini, orang tua harus disiplin pada anak (Yuniarti S, 2015).
2.4 Stimulasi
Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak 0-6 tahun supaya anak
tumbuh dan berkembang secara normal dan maksimal. Setiap anak harus mendapatkan
stimulasi teratur sedini mungkin dan diberikan secara terus menerus pada setiap kesempatan.
Jika stimulasi yang diberikan tidak optimal dapat mengakibatkan gangguan tumbuh kembang
anak dan dapat menjadi gangguan yang menetap. Kemampuan dasar anak yang dirangsang
dengan stimulasi terarah yaitu kemampuan motorik kasar, motorik halus, bicara dan bahasa,
kemampuan sosialisasi dan kemandirian (Yuniarti S, 2015).
Stimulasi sangat penting bagi perkembangan anak, stimulasi berfungsi untuk membantu
meningkatkan kemampuan dasar anak kearah perkembangan yang optimal, sikap dan
perilaku yang baik serta semua kemampuan yang lain dimiliki oleh anak. Perkembangan awal
bagi seorang anak merupakan dasar bagi perkembangan selanjutnya (Djuwita W, 2018). ada
beberapa prinsip dasar yang perlu diperhatikan melakukan stimulasi, yaitu :
1. Stimulasi yang diberikan harus didasari rasa cinta dan kasih sayang
2. Berikan contoh sikap dan perilaku yang baik, karena anak akan mengikuti setiap
tingkah laku yang dilihatnya.
3. Berikan stimulasi secara teratur dan sesuai dengan umur anak.
4. Hal yang paling menyenangkan bagi anak adalah bermain, maka berikan stimulasi
dengan mengajak anak bermain, bernyanyi, menari, dan tidak dengan memaksa
anak dan tidak ada punsihment.
5. Lakukan stimulasi secara bertahap dan berkelanjutan sesuai umur anak, terhadap 4
aspek kemampuan dasar anak.
6. Menggunakan alat bantu seperti permainan yang sederhana, aman dan ada disekitar
anak.
7. Tidak membedakan antara anak laki-laki dan perempuan, kesempatan yang
diberikan harus sama.
8. Berikan pujian sesering mungkin pada anak dan beri hadiah untuk keberhasilan
yang anak capai (Yuniarti S, 2015).
Beberapa cara stimulasi yang dapat merangasang aspek motorik kasar, motorik
halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian anak yaitu:
1. Stimulasi bayi usia 0-3 bulan
b) Motorik Kasar
1). Mengangkat kepala, dengan cara meletakkan bayi pada posisi telungkup.
Kemudian gerakkan sebuah mainan yang berwarna terang dan buat suara
yang yang menyenangkan dengan suasana yang bahagia di depan bayi,
perlahan bayi akan mengangkat kepalanya. Secara bertahap bayi akan
menggunakan lengandan dadanya untuk mengangkat kepala.
3). Menahan kepala tetap tegak dengan cara menggendong bayi dengan posisi
tegak supaya bayi bisa belajar menahan kepalanya untuk tetap tegak.
c) Motorik Halus
1). Melihat, menggapai dan menendang. Dengan cara ikat tali diatas tempat
tidur bayi dan gantung maianan diujung tali. Cara ini akan menarik
perhatian bayi untuk melihat, menendang, dan menggapai mainan tersebut.
3). Memegang benda, dengan cara meletakkan mainan yang memiliki suara
dan mainan yang berwarna-warni di tangan bayi, kemudian perhatikan cara
bayi memegang benda tersebut.
1). Bicara, dengan cara mengajak bayi berbicara setiap hari dan dilakukan
sesering mungkin. Manfaatkan kesempatan seperti saat memandikan bayi,
memakaikan bajunya, memberi makan dan kegiatan lainnya.
2). Bahasa, dengan cara menirukan suara-suara seperti meniru apa yang bayi
ucapkan sesering mungkin, dan bayi akan menirukan anda kembali.
1). Memberi rasa aman dan kasih sayang dengan cara sesering mungkin
memberikan pelukan, belaian, bicara pada bayi dengan nada yang lembut
dan halus.
2). Ajak bayi tersenyum, dengan cara mengajak bayi tersenyum setiap hari dan
sesering mungkin, lihat mata bayi, dan buat suara yang menyenangkan
sambil tersenyum, jika bayi senyum balas senyumannya agar bayi merasa
senang.
3). Mengajak bayi mengamati benda dan lingkungan sekitar, dengan cara
gendong bayi berkeliling dilingkungan rumah sambil menunjukkan benda-
benda yang ada disekitar.
4). Meniru suara dan ekspresi bayi, dengan cara amati apa yang diucapkan dan
ekspresi apa yang diberikan oleh bayi, kemudian tirukan kembali suara dan
ekspresi bayi.
5). Mengayun bayi, dengan cara ayunkan bayi dalam kursi ayun dan berada
didekat bayi. Elus bayi dengan cinta dan rasa sayang lalu bicara pada bayi
dengan suara lembut.
6). Menidurkan bayi dengan cara bersenadunglah dengan suara lembut penuh
cinta kasih saying dan ayunlah bayi sampai tertidur.
2. Stimulasi Bayi Usia 3-6 Bulan
a) Motorik Kasar
1). Menyangga berat, dengan cara angkat badan bayi keposisi berdiri, pelan-
pelan turunkan badan bayi hingga kakinya menyentuh tempat tidur atau
pangkuan anda. Usahakan bayi mau menggerakkan tubuhnya dengan
gerakan naik turun dan menahan sebagian berat badan dengan kakinya.
2). Kontrol terhadap kepala , dengan cara baringkan bayi dikasur lalu pegang
kedua tangan bayi, kemudian tarik bayi dengan pelan-pelan sampai
badannya terangkat ke posisi stengah duduk. Jika bayi belum bisa
mengendalikan kepalanya dan kepalanya tidak ikut terangkat, jangan
dipaksakan tunggu hingga otot leher bayi lebih kuat.
3). Duduk, untuk tahap awal dudukkan bayi di kursi menggunakan sandaran
untuk mengantispasi supaya bayi tidak jatuh kebelakang. Jika badan bayi
belum bisa duduk tegap, bantu dengan memegang badannya. Jika badan
sudah tegap dan dapat duduk dengan posisi tegak biarkan bayi duduk di
lantai dan awasi bayi.
b) Motorik Halus
1). Memegang benda dengan kuat, dengan cara meletakan mainan yang
menarik pada tangan bayi. Jika bayi menggengam mainan tersebut, tarik
mainan dengan pelan-pelan untuk melatih bayi agar dapat memegang benda
dengan kuat.
2). Makan sendiri, dengan cara memeberikan kesempatan pada bayi belajar
makan sendiri untuk tahap awal ibu bisa memberikan biscuit agar bayi bisa
mulai belajar makan sendiri.
2). Menirukan kata-kata, dengan cara mengulangi beberapa kata pada saat
berbicara pada bayi buat agar bayi kembali menirukan kata tersebut.
Contoh kata yang mudah ditiru bayi adalah mama, papa.
d) Sosialisasi dan Kemandirian
1). Bermain cilukba, dengan cara menggunakan saputangan atau kain yang
dapat menutupi wajah kamu dari pndangan bayi. Singkirkan sapu tangan
tersebut dari pandangan bayi dan katakan cilukba.
2). Berusaha menggapai mainan, dengan cara letakkanlah mainan agak jauh
dari posisi bayi, lalu gerakan mainan didepan bayi kemudian katakan
sesuatu pada bayi agar ia tertarik dan berusaha mengambil mainan tersebut.
3. Stimulasi Bayi 6-9 Bulan
a) Motorik Kasar
1). Merangkak, dengan cara letakkanlah mainan jauh dari posisi bayi, buat bayi
mau merangkak menuju mainan itu dengan menggunkan kedua tangan dan
lututnya.
2). Menarik pada posisi berdiri, dengan cara dudukkan bayi di tempat tidur,
lalu tarik perlahn bayi ke posisi berdiri .
3). Berjalan berpegangan, Saat bayi sudah bisa berdiri beri stimulasi dengan
cara letakkan mainan yang disukai di depan bayi . Buat bayi agar ia mau
berjalan berpegangan pada benda misalnya kursi atau meja untuk mencapai
mainan tersebut.
4). Berjalan menggunakan bantuan, dengan cara peganglah kedua tangan bayi
dan buatlah bayi mau melangkahkan kakinya secara perlahan.
b) Motorik halus
1). Memasukan benda ke dalam wadah, dengan cara mengajari bayi
memasukan mainan kedalam wadah. Jika bayi dapat memasukkan benda-
benda tersebut ke dalam wadah, ajari juga bayi cara untuk mengeluarkan
kembali benda tersebut. Pastikan benda-benda tersebut tidak berbahaya dan
aman.
2). Bermain genderang", dengan cara ambil kaleng kosong bekas atau barang
bekas lainnya, kemudian tutup bagian atas kaleng dengan plastic atau kertas
tebal. Kemudian beri contoh cara memukul genderang dengan sendok
plastic atau benda yang lainnya.
3). Memegang alat tulis dan mencoret-coret, dengan cara menyediakan crayon.
Siapkan juga kertas diatas meja, pangku bayi dan bantu bayi untuk
memegang crayon dan ajari bayi mencoret-coret kertas.
4). Membuat bunyi -bunyian, dengan cara tangan kanan dan kiri bayi masing-
masing memegang mainan yang aman (plastic, kayu) misalnya balok kecil
kemudian bantu bayi untuk memukul kedua benda tersebut hingga
mengeluarkan bunyi.
5). Bermain petak umpet, dengan cara sembunyikan mainan atau benda yang
bayi sukai lalu tutup mainan atau benda tersebut dengan kain. Berikan
contoh pada bayi bagaimana cara menemukannya dengan mengangkat kain
tersebut. Jika bayi sudah paham permainan ini, lakukanlah lagi permainan
ini dan biarkan bayi mencarinya sendiri.
c) Bicara dan Bahasa
1). Menyebutkan nama-nama gambar dibuku, dengan cara pilih gambar yang
menariik yang berwarna-warni misalnya gambar binatang dan bunga.
Sebutkan nama gambarnya kepada bayi.
2). Membungkuk, dengan cara saat bayi sudah mulai bisa berdiri, coba
letakkan mainann dilantai. Lalu ajak bayi supaya membungkuk dan
mengambil mainan tanpa berpegangan.
3). Berjalan sendiri, dengan cara tuntun bayi supaya ia mau berjalan beberapa
langkah dengan tidak berpegangan dan selalu awasi bayi. Beri pujian jika
bayi mau melakukannya.
4). Naik tangga, dengan cara mengajari bayi untuk naik tangga dengan
memberi contoh cara naik tangga dengan merangkak, lalu biarkan bayi
perlahan melakukannya. Untuk proses belajar gunakan tangga yang rendah
dan selalu awasi.
b) Motorik halus
1). Menyusun balok atau kotak, ajarii bayi menyusun beberapa balok, yang
terbuat dari kardus, karton atau potongan kayu kecil.
2). Menggambar, dengan cara letakkan krayon atau pensil warna kemudian
ajak bayi menggambar.
3). Bermain didapur, biarkan bayi bermain didapur cari lokasi yang jauh dari
kompor, dan awasi bayi.
c) Bicara dan Bahasa
1). Menirukan kata-kata, dengan cara bicara kepada bayi sesering mungkin atau
setiap hari. Sebutkan kata-kata seperti, ma..ma , usahakan bayi menirukannya
dan beri pujian jika bayi mampu menirukannya.
2). Berbicara dengan boneka, dengan cara berpura-pura seolah-olah boneka bisa
bicara kepada bayi dan buat bayi mau bicara kembali pada boneka tersebut.
3). Bersenandung dan bernyanyi, bernyanyilah untuk bayi lakukanlah disetiap
kesempatan.
d) Sosialisai dan Kemandirian
1). Stimulasi yang dilanjutkan, memberikan kasih sayang, ajak bayi tersenyum,
mengayun, meninabobokkan, cilukba, dan bersosialisasi.
3). ajari bayi untuk mengambil sendiri mainan yang berada jauh dari jangkauan
bayi yaitu dengan meraih mainan, menarik dan menggerakkan badannya
unutk lebih dekat dengan mainan (Yuniarti S, 2015).
2.4.3. Jenis-Jenis Stimulasi Yang Dibutuhkan Anak
Jenis-jenis stimulasi yang dibutuhkan anaka yaitu:
1. Stimulasi aspek fisik, rangsangan untuk fisik anak sangat diperlukan. Dengan
cara ajak anak melakuknn gerakan sederhana seperti berlari, berjalan, dan menari.
Melakukan gerakan sederhana sangat membantu untuk perkembangan fisik pada
anak.
5. Stimulasi aspek sosial, untuk mengajari anak peka terhadap lingkungan harus
dilakukan sejak dini. Agar stimulasi ini berhasil dengan baik sebagai orang tua
untuk lebih memperhatikan anak untuk memberikan asupan nutrisi yang baik dan
mengatur wakru anak untuk beristirahat yang cukup (Yuniarti S, 2015)
2.4.4 Keistimewaan Peran Ibu dalam Mendidik Anak
Dengan hadiah yang diberikan oleh allah dalam jiwanya, yang diangap lebih
mampu untuk memenuhi kebutuhan bayi pada usianya yang masih dini. Ada beberapa
poin keistimewaan pendidikan ibu dalam mendidik anak, di antaranya:
1. Kuatnya ikatan emosi karena rangkaian ikatan fisik antara ibu dan anak. Ibu
mengandung dan melahirkan anak, menyusui, dan mendampingi semasa bayi.
2. Anugerah naluri atau insting alamiah yang tidak dimiliki ayah dalam merawat anak,
sehingga ibu iebih mudah mengetahui kondisi, kebutuhan, dan kekhasan anak serta
iebih sabar dalam mengasuh anak.
3. Kekuatan ibu dalam menciptakan perasaan mencintai dan mengasihi pada anak
dengan melakukan sentuhan lembut pada anak dan memberikan kasih sayang.
4. Kemampuan ibu berbahasa dengan cara bercerita, mendongeng, berbicara dari hati
ke hati bersama anak. Bahkan melalui kegiatan bersama dalam mengerjakan
kegiatan sehari hari (Sunarsih T, 2018)
Seorang ibu yang mampu merawat bayinya dengan baik, peka, dan memenuhi semua
kebutuhan bayi, akan membuat bayi mempunyai kepercayaan yang tinggi terhadap
lingkungannya. Jika bayi mampu beradaptasi dengan baik terhadap lingkungan luar dan
lingkungan dapat menerimanya dengan baik. tingkat kepercayaan bayi akan bertambah untuk
melakukan kontak sosial dengan lingkungan yang lebih luas. Sebaliknya, ibu yang kaku,
keras, tidak peka dengan kebutuhan bayinya, akan membuat bayi tegang dan tentunya
memberikan efek kurang baik bagi perkembangan si bayi (Rihla J, 2019).
Pengetahuan ialah hasil dari pengindraan manusia, pengetahuan juga dapat berarti hasil
tahu seseorang terhadap objek melalui panca indra yang dimilikinya sehingga dengan
sendirinya pada saat pengindraan hingga mengahsilkan pengetahuan berdasarkan tingkat
perhatian dan persepsi terhadap objek.21Jadi, Pengetahuan merupakan hasil dari pengamatan
seseorang terhadap suatu objek melalui panca inderanya. Jika seseorang tidak memiliki
pengetahuan maka seseorang terebut tidak memiliki landasan untuk menentukan tindakan
dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi. Factor-factor yang dapat mempengaruhi
pengetahuan seseorang yaitu:
4. Factor internal yaitu factor dari dalam diri seseorang contohnya minat,
pengalaman, dan tingkat pendidikan.
5. Factor eksternal, yaitu factor dari luar diri seseorang, contohnya keluarga,
masyarakat dan sarana.
6. Faktor pendekatan belajar yaitu faktor upaya belajar contohnya strategi dan
metoda dalam pembelajaran (Notoatmodjo S, 2014).
1. Tahu (know), tahu ini bisa berarti mengingat kembali tentang sesuatu yanfg telah
dipelajari setelah mengamati beberapa objek atau materi.
2. Memahami (comprehension), kemampuan memahami dan menjelaskan secara
baik dan benar terhadap objek yang diamati.
3. Aplikasi, kemampuan untuk menerapkan sesuatu yang sudah dipelajari pada
keadaan yang sesungguhnya.
4. Analisis yaitu kemampuan untuk mengelmpokkan materi menjadi beberapa
bagian dan masih dalam bentuk struktur yang berhubungan satu dengan lain.
5. Sintesa, adalah kemampuan untuk menyusun kembali bagian atau komponen
menjadi bentuk yang baru.
6. evaluasi merupakan kemampuan untuk melakukan penilaian pada suatu hal atau
obyek (Notoatmodjo S, 2014).
Faktor yang sangat mempengaruhi perkembangan awal anak adalah dari keluarga,
adalah seorang ibu. Ibu yang memiliki pengetahuan yang baik tentang cara menstimulasi
anak, ini akan membantu ibu menjadi sadar dan mengerti tentang keterlambatan dalam
tingkat perkembangan anak. Dari hal tersebut jelas terlihat bahwa pengetahuan yang dimiliki
ibu akan membawa ibu untuk berusaha dan melakukan stimulasi yang tepat pada anaknya
agar tidak mengalami gangguan perkembangan (Khairani N, 2020).
Pengetahuan tentang stimulasi ini akan membantu orang tua menjadi sadar dan paham
mengenai keterlambatan dalam tingkat perkembangan. Hal ini menunjukkan bahwa
pengetahuan tersebut akan membawa ibu untuk berpikir dan berusaha supaya anaknya tidak
mengalami penyimpangan perkembangan. Dalam komponen ini komponen emosi dan
keyakinan ikut bekerja, sehingga ibu berniat akan melakukan stimulasi/rangsangan terhadap
perkembangan anak dan pada akhirnya ibu melakukan tindakan stimulasi/rangsangan
perkembangan anak (Khairani N, 2019).
Pengetahuan ibu tentang perkembangan anak sangat erat kaitannya dengan hasil
perkembangan anak yang positif. Ibu memainkan peran penting dalam menilai perkembangan
anak pada pengamatan dengan mengidentifikasi tonggak perkembangan yang sesuai.
Penelitian sebelumnya mengungkapkan bahwa ada hubungan yang kuat antara karakteristik
demografi dan Pengetahuan Ibu dan hal itu sangat berpengaruh pada perkembangan
pengasuhan anak ( Pérez-Escamilla R, 2017).
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa sikap lebih cenderung untuk
bertindak. Sikap belum tentu akan menjadi tindakan, karena untuk menjadi sebuah tindakan
harus ada faktor yang mempengaruhi seperti adanya fasilitas sarana dan prasarana. Misal, ibu
hamil sudah paham bahwa memeriksakan kehamilan itu penting bagi kesehatannya dan bagi
janinnya, dan telah memiliki niat untuk memeriksa kehamilan. Supaya sikap ini berubah
menjadi tindakan, fasilitas yang dibutuhkan adalah bidan di Posyandu atau Puskesmas
terdekat dari rumahnya. Jika tidak, kemungkinan ibu hamil itu tidak akan memerisakan
kehamilannya, karena jarak fasilitas jauh untuk dijangkau Praktik atau tindakan dapat
dibedakan menjadi 3 tingkatan menurut kualitas nya, yaitu :
Kegiatan atau hal yang dilakukan oleh seseorang tetapi masih harus dituntun atau diberi
panduan. Contohnya, seorang ibu untuk memeriksa kehamilannya harus diingatkan terlebih
dahulu oleh bidan atau keluarganya.
Kegiatan atau hal yang dilakukuan seseorang dengan cara tidak langsung (otomatis).
Contohnya seorang ibu selalu membawa anaknya ke posyandu untuk melakukan pemeriksaan
kesehatan, tanpa harus menunggu perintah atau diingatkan oleh kader dan petugas kesehatan.
c. Adopsi (adoption)
Adopsi merupakan suatu tindakan yang sudah berkembng dengan baik, misalnya ibu akan
memilih bahan yang berkualitas untuk kesehatannya meskipun harga benda tersebut mahal
Notoatmodjo S, 2014).
Praktik atau keterampilan mengacu pada perilaku pengasuhan atau pendekatan untuk
membesarkan anak yang dapat membentuk bagaimana seorang anak berkembang. Praktik
berhubungan dengan cara-cara melibatkan atau perilaku praktik terkait dengan pengetahuan
dan sikap, dan sering melibatkan penerapan pengetahuan (Legiati T, 2019).
Faktor presdiposisi
Pengetahuan ibu
Praktik / keterampilan ibu
Faktor pemungkin
Stimulasi Perkembangan
1. Ekonomi keluarga Anak Usia 0-12 bulan
2. Fasilitas Kesehatan
Faktor pendorong
Pemberian E-leafleat
Keterangan :
= tidak diteliti
= diteliti
C. Hipotesis
Berdasarkan teori yang telah diuraikan, maka dapat disusun hipotesis penelitian sebagai
berikut :
1. Mengidentifikasi pengetahuan ibu sebelum dan sesudah diberikannya E-lefleat.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desaine Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimen. Menurut
Sugiyono (2019) metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian
yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi
yang terkendalikan. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat dipahami bahwa penelitian
eksperimen selalu dilakukan dengan memberikan perlakuan terhadap subyek penelitian
kemudian melihat pengaruh dari perlakuan tersebut.
Desain penelitian yang digunakan adalah Pre-Experimental Design dengan model
desain One-Group Pretest-Posttest Design. Digunakan desain ini karena terdapat pretest
sebelum diberi perlakuan, hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat karena dapat
dibandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.
B. Kerangka Kerja
Populasi
Seluruh Ibu yang memiliki anak berusia 0-12 bulan di wilayah
kerja Puskesmas Geser
Sampel
Ibu yang memiliki anak usia 0-12 bulan di wilayah
kerja Puskesmas Geser
Teknik sampling :
Total sampling
Desain Penelitin
Pre Eksperimental Designs
Analisis
Uji Chi-squere
Gambar 3.1 Kerangka kerja peneitian tentang pemberian e-leafleat kepada orang tua untuk
meningkatkan pengetahuanHasil
dan Dan
keterampilan
Kesimpulanibu dalam stimulasi perkembangan
anak usia 0-12 bulan
C. Populasi,sampel,sampling
1. Populasi
Populasi penelitian ini yaitu ibu yang memiliki bayi 0-12 bulan Di Wilayah Kerja
Puskesmas Perawatan Geser
2. Sampel
Sampel penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki bayi 0-12 bulan Di Wilayah
Kerja Puskesamas Peraawatan Geser.
Besar Sampel berdasarkan situasi dan kondisi saat ini yang masih terjadi pandemic
covid 19 maka Penentuan jumlah sampel penelitian yang digunakan mengacu pada
pendapat yang dikembangkan Roscoe dalam sugiono (2015) yaitu ukuran sampel yang
layak dalam penelitian adalah antara 32 sampai dengan 500. Tehnik Sampling
3. Tehnik Sampling
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan total sampling.
Menurut sugiono (2017) total sampling adalah teknik penentuan sampel bila semua
anggota populasi digunakan sebagai sampling .
D. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan praeksprimen (Pre Eksperimental Designs),
dengan mengunakan one group pre test dan post test. Penelitian yang memberikan tes
awal (pretest) sebelum diberikan perlakuan barulah memberikan tes akhir (posttest)
(sugiyono, 2017).
E. Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini adalah :
1. Variabel Independent
Variabel Independent dalam penelitian ini adalah E- lefleat. Sedangkan datanya
menggunakan skala Nominal.
2. Variabel Dependent
Variabel Dependen dalam penelitian ini adalah Pengetahuan dan keterampilan ibu
dalam stimulasi tumbuh kembang bayi Sedangkan datanya menggunakan skala
Nominal
F. Definisi Operasional
Tabel 3.2. Defenisi Operasional
DEPENDENT
Penilaian
K kategori yaitu :
Pengetahuan Segala sesuatu dengan
U 1 = Kurang
Nominal
yang diketahui pemberian E
S 2 = Baik
oleh responden skor dari
I
tentang pertanyaan O
N
stimulasi anak yang di
E
ajukan. Skor R
2 bila
menjawab
benar dan
skor 1 bila
menjawab
salah. Skor
tertinggi 15
dan skor
terndah 0
H. Etika Penelitian
1. Informed Consent (lembar persetujuan menjadi responden)
Selain itu penelitian ini juga memperhatikan hak-hak responden dengan memberikan
Informed Consent (Lembar Persetujuan). Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan
yang akan dilakukan serta dampak yang mungkin terjadi selama dan sesudah
pengumpulan data. Jika calon responden bersedia untuk diteliti, maka mereka harus
menandatangani lembar persetujuan tersebut. Jika calon responden menolak untuk
diteliti maka peneliti tidak boleh memaksa dan tetap menghormati hak - haknya.
2. Anonymity (tanpa nama)
Kerahasiaan identitas respondendalam penelitian ini juga dijaga, peneliti tidak akan
menyebutkan nama respondenatau Anonimity (Tanpa Nama) pada lembar
pengumpulan data. Cukup dengan memberi nomer kode pada masing - masing lembar
tersebut
3. Confidentility (kerahasiaan)
Selain itu kerahasiaan informasi responden (Confidentiality (Kerahasiaan) dijamin
oleh peneliti karena hanya kelompok data tertentu saja yang disajikan atau dilaporkan
sebagai hasil riset.
DAFTAR PUSTAKA
Sunarsih T. Tumbuh Kembang Anak. Pertama. (Sw A, Ed.). Pt.Remaja Rosdakarya; 2018.
Syahailatua J, Kartini K. Pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang berhubungan dengan
perkembangan anak usia 1-3 tahun. J Biomedika dan Kesehat. 2020;3(2):77-83.
doi:10.18051/jbiomedkes.2020.v3.77-83
UNICEF. Status Anak Dunia. https://www.unicef.org/indonesia/id/status-anak- dunia-2019
Kemenkes RI. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi Dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak
ditingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. 2018
Imelda. Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Stimulasi Dan Perkembangan Anak Pra Sekolah
(3-5 Tahun) Di Banda Aceh. Idea Nurs J. 2017;8(3).
Pérez-Escamilla R, Moran VH. The role of nutrition in integrated early child development in
the 21st century: contribution from the Maternal and Child Nutrition journal. Matern
Child Nutr. 2017;13(1):1-4. doi:10.1111/mcn.12387
Destiana, R, Yani E,R dan Yanuarini T.A. Kemampuan Ibu Melakukan Stimulasi Untuk
Perkembangan Bayi Usia 3-6 bulan Diwilayah Kerja Puskesmas Pujarak Kabupaten Kediri.
Jurnal Ilmu Kesehatan.6(1):56-65.2017
T. Nugroho, V. Supratman YS. Wellness and healthy magazine. Wellness Heal
Mag.2019;2(2):187-192.
https://wellness.journalpress.id/wellness/article/view/v1i218wh
Riskesdas K. Hasil Utama Riset Kesehata Dasar (RISKESDAS). J Phys A Math Theor.
2018;44(8):1-200. doi:10.1088/1751-8113/44/8/085201
Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019. Vol 42.; 2019.
Kusparlina EP, Ardhianingtyas N. Pengetahuan Ibu Tentang Stimulasi Dini dan
Perkembangan Motorik Anak Usia 6-24 Bulan. J Penelit Kesehat SUARA FORIKES
(Journal Heal Res Forikes Voice). 2020;11(April):65. doi:10.33846/sf11nk212
Setiawati M. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Perkembangan Anak Usia 9-12
Bulan Dengan Kemampuan Pemberian Stimulasi Pada Anak Usia 9- 12 Bulan Di
Puskesmas Cibeureum Kota Tasikmalaya 2016. J Kesehat Bakti Tunas Husada J Ilmu-
ilmu Keperawatan, Anal Kesehat dan Farm. 2018;17(2):282.
doi:10.36465/jkbth.v17i2.255
Hardika MD. Praktek Stimulasi Motorik Kasar Ditinjau dari Pengetahuan Ibu Mengenai
Tahap Perkembangan Bayi 0-12 Bulan. J Aisyah J Ilmu Kesehat. 2018;3(1):29-38.
doi:10.30604/jika.v3i1.79
Haryanti D, Ashom K, Aeni Q. Gambaran Perilaku Orang Tua Dalam Stimulasi Pada Anak
Yang Mengalami Keterlambatan Perkembangan Usia 0-6 Tahun. J Keperawatan Jiwa.
2019;6(2):64. doi:10.26714/jkj.6.2.2018.64-70
Yuniarti S. Asuhan Tumbuh Kembang Anak Neonatus Bayi-Balita Dan Anak Pra-Sekolah.
Kesatu. (Wildani Md, Ed.). Pt Refika Aditama; 2015.
Susanti NY, Adawiyah R. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Stimulasi Perkembangan
Anak Dengan Keterampilan Ibu Dalam Melakukan Stimulasi Perkembangan Anak. J
Qual Womens Heal. 2020;3(1):67-71. doi:10.30994/jqwh.v3i1.52
Rihlah J. Makna Stimulasi Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak Usia Dini Dalam
Perspektif Fisik Dan Mental. JECED J Early Child Educ Dev. 2019;1(1):9-20.
doi:10.15642/jeced.v1i1.499
Yuniarti S. Asuhan Tumbuh Kembang Anak Neonatus Bayi-Balita Dan Anak Pra-Sekolah.
Kesatu. (Wildani Md, Ed.). Pt Refika Aditama; 2015
Salim R, Safitri S. Pengasuhan Anak Usia 0-12 Bulan. Published online 2018.
https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/laman/uploads/Dokumen/6202_2018-
09-15/BUKU 2 1000 HPK-REV JULI.pdf
Djuwita W. Urgensi Bermain Sebagai Stimulasi Perkembangan Otak dan Solusi Mengatasi
Kekerasan (Child Abuse) dalam Pertumbuhan dan Perkembangan Anak. Qawwam.
2018;12(1):40-60. doi:10.20414/qawwam.v12i1.750
Notoatmodjo S. Ilmu Perilaku Kesehatan. kedua. Pt Rineka Cipta; 2014.
Khairani N, Sannisahhuri, P F. Tingkat pendapatan keluarga, pola asuh orang tua,
stimulasi perkembangan, dan perkembangan balita. J Kesehat Masy. 2020;4(April):27-
34.
Khairani N, . S, Berlinda V. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Stimulasi Dengan
Perkembangan Anak Usia 4-5 Tahun Di Paud Bina Ana Prasa Dan Paud Islam
Baiturrahim Kabupaten Rejang Lebong. J Nurs Public Heal. 2019;7(2):39-47.
doi:10.37676/jnph.v7i2.896
Puspa warani, hubungan pengetahuan, sikap, dan praktik ibu dalam stimulasi dini
perkembangan bayi 0-12 bulan. fakultas kedokteran dan ilmu kesehatan universitas
jambi. 2021
Kementrian Kesehatan RI, Pedoman pelaksanaan stimulasi, deteksi dan intervensi dini
tumbuh kembang anak. 2016
LAMPIRAN
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa tekanan dari pihak
manapun.
Maluku,
Responden
(nbhnbnnvbnvbnvbnvnbvbv)
Lampiran 2 : Kuesioner
Hari/Tgl:
KUESIONER PENELITIAN
IDENTITAS RESPONDEN
1 NO KUESIONER
2 NAMA RESPONDEN
3 UMUR RESPONDEN
4 UMUR BAYI
5 ALAMAT
6 PENDIDIKAN TERAKHIR
7 PEKERJAAN
KUESIONER
Beri Tanda () Pada Kolom Yang Tersedia Sesuai Dengan Pilihan Anda
No Pernyataan Ya Tidak
1. Saya memeluk, menggendong, menatap, dan berbicara
pada bayi adalah cara saya untuk menstimulasi
perkembangan bayi
No Pernyataan Ya Tidak
1. Dengan memberikan mainan atau benda pada tangan bayi
cara saya untuk melatih bayi belajar memegang benda
2. Mengajak bayi bermain cilukba adalah salah satu cara saya
untuk merangsang kemampuan sosialisasi dan
kemandirian bayi
3. Saya menyentuh jari jemari bayi dan memijatnya dengan
lembut, untuk menguatkan jari-jari nya agar bayi bisa
belajar meraih dan mengenggam.
No Pernyataan Ya Tidak
1. Untuk melatih bayi berjalan dan melangkah saya
membantunya berpegangan dengan memegang kedua
tangan bayi
No Pernyataan Ya Tidak
1. Saya menuntun bayi untuk belajar berjalan sendiri tanpa
berpegangan pada benda
2. Saya mengajak bayi bermain didapur dan membiarkan
bayi mengeksplor barang-barang yang ada dan selalu
mengawasi bayi.
3. Bermain bola merupakan salah sartu cara untuk mengasah
motorik bayi, dengan bermain bola dapat melatih
koordinasi kaki dan mata
PEMBERIAN STIMULASI
TUMBUH KEMBANG
Stimulasi tumbung
kembang adalah kegiatan
untuk meransang
kemampuan dan tumbuh
kembang anak yang
dilakukan oleh ibu dan
keluarga untuk membantu
anak tumbuh kembang
sesuai umurnya.
Pemberian stimulasi
tumbuh kembang anak
adalah :
Lampiran 3 : lefleat 1. Mengajar / melatih
APA ITU anak dalam berbagai
Oleh :
PERKEMBANGAN ?? kegiatan seperti :
PRIODE DIV bermain, berlari,
STIMULASI TUMBUH Perkembangan adalah
KEBIDANAN menari, menulis,
KEMBANG PADA BAYI
bertambah matangnya fungsi
USIA 0-12 BULAN DI
FAKULTAS menggambar,
WILAYAH KERJA
alat tubuh, termasuk fungsi
KESEHATAN & APA ITU PERTUMBUHAN ? makan/minum
PUSKESMAS intelektual, emosi dan
kepribadian sendiri, membantu
KEPERAWATAN
PERAWATAN GESER
Pertumbuhan adalah orang tua,
INSTITUT ILMU
bertambahnya jumlah sel, menghitung dan
KESEHATAN (IIK) membaca.
STRADA ukuran fisik, dan struktur
2. Pemberian stimulasi
INDONESIA tubuh beserta bertambah dilaksanakan secara
KEDIRI banyaknya sel-sel tubuh. bertahap,
berkelanjutan, dan
terus menurus
Lanjutan
6-9 bulan
3. Menggunakan benda atau Stimulasi (Ransangan Bermain) Dapat duduk tanpa dibantu
barang/ alat yang ada di umur 0-3 Bulan Dapat tengkurap dan berbalik
sekitar anak dan tidak sendiri
berbahaya bagi anak
Dapat merangkak meraioh
4. Jangan memaksa apabila
benda/mendekati seseorang
anak tidak mau melakukan
Memindahkan benda dari satu
kegiatan stimulasi
tangan ke tangan lainnya
demikian pula bila anak
Memegang benda kecil dengan
sudah bosan
ibu jari dan jari telunjuk
5. Beri pujian setiap anak
melakukan kegiatan Ciptakan rasa nyaman, Bergembira dengan melempar
stimulasi yang sesuai aman, senang. benda-benda
dengan tingkat umurnya Peluk, cium, gusel, ayun Mengeluarkan kata-kata yang
6. Stimulasi dilakukan dengan Senyum, tatap mata, ajak tanpa arti
bicara Mengenal wajah-wajah anggota
penuh kasih saying dan
Tirukan ocehan dan mimik keluarga dan takut pada orang
dalam suasana yang
bayi
menyenangkan asing
Berbagai bunyi, suara
musik. Mulai berpartisipasi dalam
Gantung benda berwarna, permainan tepuk tangan dan
berbunyi sembunyi-bunyian
Meraih, meraba, pegang
mainan, angkat kepala.
Gilingkan kanan-kiri,
terngkurap-terlentang
LEMBAR KONSULTASI
2
Februari Konsultasi BAB I,II, III
2022