Anda di halaman 1dari 46

PENGARUH PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU PADA IBU

NIFAS TERHADAP PRODUKSI ASI DI WILAYAH


KERJA PUSKESMAS BAYUNG LENCIR
TAHUN 2022

SKRIPSI

OLEH
SILVIA OKTAVIANI
NIM 213001070076

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ADIWANGSA JAMBI
2022
PENGARUH PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU PADA IBU
NIFAS TERHADAP PRODUKSI ASI DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS BAYUNG LENCIR
TAHUN 2022

SKRIPSI

Skripsi Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh


Gelar Sarjana Kebidanan

OLEH
SILVIA OKTAVIANI
NIM 213001070076

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ADIWANGSA JAMBI
2022
i
LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG PROPOSAL

Judul Tugas Akhir : Pengaruh pemberian sari kacang hijau pada ibu nifas
terhadap produksi ASI di Wilayah Kerja Puskesmas
Bayung Lencir Tahun 2022
Nama : Silvia Oktaviani
NIM : 213001070076
Tanggal Sidang :

Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui untuk dipertahankan pada ujian
Sidang Skripsi

Jambi, 2022
Menyetujui
Pembimbing Skripsi

Eprina Intami, S.ST.,M.Kes


NIDN. 1010049102

Mengetahui
Ketua Program Studi S1 Kebidanan

Diane Marlin, SST., M.Keb


NIDN. 1009059001

ii
LEMBAR PENGESAHAN NASKAH PROPOSAL

Judul Tugas Akhir : Pengaruh pemberian sari kacang hijau pada ibu nifas
terhadap produksi ASI di Wilayah Kerja Puskesmas
Bayung Lencir Tahun 2022
Nama : Silvia Oktaviani
NIM : 213001070076
Tanggal Sidang :

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan dewan Penguji


pada tanggal : 2022

Mangesahkan

Pembimbing

Eprina Intami, S.ST.,M.Kes


NIDN. 1010049102

Penguji I Penguji II

Ade Oktarino, S,Kom, M.Si


Lalilatul Badriyah, S.ST.,M.Kes NIDN: 1021108602
NIDN. 1024039002

Mengetahui

Ketua Program Studi S1 Kebidanan Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

Diane Marlin, SST.,M.Keb Bdn.Subang Aini Nasution, SKM.,M.Kes


NIDN.1009059001 NIDN.0106018503
iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT, dimana dengan
berkat serta rahmat dan karunia-Nya. Skripsi yang berjudul “Pengaruh pemberian
sari kacang hijau pada ibu nifas terhadap produksi ASI di Wilayah Kerja
Puskesmas Bayung Lencir Tahun 2022” ini dapat diselesaikan oleh peneliti
walaupun menemui kesulitan maupun rintangan.
Penyusunan dan penulisan skripsi ini merupakan suatu rangkaian dari
proses pendidikan secara menyeluruh di Program Studi S1 Kebidanan Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Adiwangsa Jambi. Pada kesempatan ini peneliti ingin
menyampaikan rasa terima kasih kepada :
1. Bapak Seno Aji S.Pd,M.Eng,Prac Selaku Rektor Universitas Adiwangsa
Jambi yang telah memberikan ijin dan fasilitas untuk penyusunan skripsi ini.
2. Ibu Subang Aini Nasution, SKM,.M.Kes Selaku Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Adiwangsa Jambi.
3. Ibu Diane Marlin, SST., M.Keb selaku Ketua Program Studi S1 Kebidanan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Adiwangsa Jambi.
4. Ibu Eprina Intami, S.ST.,M.Kes selaku pembimbing yang banyak memberi
arahan, bimbingan serta dorongan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Dosen dan Staf Program Studi S1 Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Adiwangsa Jambi yang telah banyak memberi ilmu dan
bimbingan selama penulis mengiuti pendidikan.
6. Teristimewa untuk Suami, anak dan orangtua yang sangat kucintai yang telah
memberikan kasih sayang, do’a, semangat dan dukungan kepadaku.
7. Teman-teman seperjuangan dalam suka mauapun duka atas semua dukungan
dan kebersamaan selama ini.
8. Semua pihak yang terlibat dalam pembuatan skripsi ini.
Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari akan keterbatasan
kemampuan yang ada, sehingga penulis merasa masih ada yang belum sempurna

iv
baik dalam isi maupun dalam penyajiannya. Untuk itu, penulis selalu terbuka
atas kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan skripsi ini serta
penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

Jambi, 2022

Penulis

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG PROPOSAL................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................... iii
KATA PENGANTAR.................................................................................. iv
DAFTAR ISI................................................................................................. vi
DAFTAR BAGAN....................................................................................... vii
DAFTAR TABEL........................................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ ix

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah....................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah.............................................................. 4
1.3. Tujuan Penelitian.................................................................. 5
1.4. Manfaat Penelitian................................................................ 5
1.5. Ruang Lingkup Penelitian..................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Air Susu Ibu (ASI)................................................................ 7
2.2. Kacang Hijau......................................................................... 17
2.3. Kerangka Teori...................................................................... 21

BAB III METODELOGI PENELITIAN


3.1. Desain Penelitian.................................................................. 22
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian................................................ 23
3.3. Kerangka Konsep ................................................................. 23
3.4. Populasi dan Sampel Penelitian............................................ 23
3.5. Definisi Operasional............................................................. 24
3.6. Instrumen Penelitian............................................................. 25
3.7. Teknik Pengumpulan Data.................................................... 25
3.8. Hipotesis Penelitian.............................................................. 26
3.9. Analisis Data......................................................................... 27

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vi
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 2.1 Kerangka Teori............................................................................ 22
Bagan 3.1 Kerangka Konsep........................................................................ 23

vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Definisi Operasional.................................................................... 22

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Surat Permohonan Menjadi Responden


Lampiran B Surat Persetujuan
Lampiran C Lembar Observasi
Lampiran D Halaman Konsultasi Bimbingan Skripsi

ix
x
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Upaya kesehatan anak telah menunjukan hasil yang baik terlihat dari
angka kematian anak dari tahun ke tahun yang menunjukan penurunan. Data
yang didapat dari Profil Kesehatan Indonesia menunjukkan bahwa
berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2017 menunjukkan AKN sebesar15 per 1.000 kelahiran hidup, AKB 24 per
1.000 kelahiran hidup, dan AKABA 32 per 1.000 kelahiranhidup. Angka
kematian balita telah tercapai target pembangunan berkelanjutan (TPB/SDGs)
2030 yaitu sebesar 25 per 1.000 kelahiran hidup dan diharapan AKN juga
dapat mencapai target yaitu 12 per 1.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI,
2018).
World Health Organization (WHO) menyarankan agar ibu memberikan
ASI eksklusif kepada bayi sampai bayi berusia 6 bulan. Kementerian
Kesehatan republik Indonesia melalui Kepmenkes RI No.
450/Menkes/SK/IV/Tahun 2004 tentang pemberian ASI secara eksklusif pada
bayi di Indonesia menetapkan pemberian ASI eksklusif pada bayi sampai bayi
berusia 6 bulan dan menargetkan pemberian ASI eksklusif sebesar 80%.
World Health Organization (WHO)dan UNICEF merekomendasikan kepada
para ibu, bila memungkinkan memberikan asi eksklusif sampai usia 6 bulan
dengan menerapkan Inisiasi Menyususi Dini (IMD) selama 1 jam setelah
kelahiranbayi, ASI ekslusif diberikan pada bayi hanya ASI saja tanpa
makanan tambahan atau minuman, ASI diberikan sesuai kebutuhan bayi, ASI
tidak diberikan menggunaan botol, cangkir, maupun dot (Sutanto, 2018).
ASI adalah makanan alamiah untuk bayi yang mengandung
nutrisinutrisi dasar dan elemen dengan jumlah yang sesuai untuk pertumbuhan
bayi. ASI Eksklusif adalah pemberian ASI sedini mungkin setelah persalinan,
diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain sampai umur 6 bulan.
2

Setelah 6 bulan bayi mulai dikenalkan dengan makanan lain dan tetap diberi
ASI sampai umur 2 tahun (Mustika, 2018).
Program peningkatan pemberian Air Susu Ibu (ASI) khususnya ASI
eksklusif merupakan program prioritas. Hal ini dikarenakan memberikan
dampak luas terhadap status gizi dan kesehatan balita. Didukung pula
konferensi tingkat tinggi tentang kesejahteraan anak menyepakati bahwa
semua keluarga harus mengetahui arti penting mendukung dalam tugas
pemberian ASI saja selama enam bulan untuk perempuan pada kehidupan
pertama bagi anak (Mufdlilah, 2017).
Air susu ibu sangat penting diberikan pada bayi, karena ASI memiliki
keunggulan dan keistimewaan sebagai nutrisi dibandingkan sumber nutrisi
lainnya. Komponen makro dan mikro yang terkandung di dalam ASI sangat
penting dibutuhkan pada tiap tahapan pertumbuhan bayi. ASI mengandung zat
antibodi yang berperan sebagai sistem pertahanan dinding saluran pencernaan
terhadap infeksi. Telah dibuktikan bahwa bayi yang mendapat ASI eksklusif
mempunyai kadar antibodi yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang
mendapatkan susu formula. Oleh karena itu, daya tahan tubuh terhadap infeksi
bakteri patogen pada bayi dengan ASI lebih besar dibandingkan dengan bayi
dengan susu formula (Wiji, 2018).
Keberhasilan menyusui merupakan upaya bersama yang membutuhkan
informasi yang benar dan dukungan kuat untuk menciptakan lingkungan yang
memungkinkan ibu dapat menyusui secara optimal. Meskipun menyusui
adalah keputusan ibu, namun menyusuiakan lebih baik dengan dukungan kuat
dari para ayah, keluarga, teman, tempat kerja dan masyarakat. Karena
menyusui melibatkan ibu dan pendukung terdekatnya atau ayah, sehingga
dibutuhkan perlindungan sosial orangtua yang adil gender terkait dengan
menyusui menjadi sangat penting (Putri et al, 2014).
Upaya dalam meningkatkan produksi ASI telah banyak dilakukan
dengan berbagai cara. Salah satunya adalah dengan cara mengkonsumsi
olahan kacang hijau berupa sari kacang hijau. Dalam sari kacang hijau
terdapat kandungan protein mencapai 35 % dan juga terdapat isoflavon,
3

alkaloid, polifenol, steroid yang dapat berperan merangsang dan


memperkencangkan produksi hormon prolaksi yang dapat meningkatkan
produksi ASI (Tiarnida, 2021).
Kandungan sari kacang hijau yang di konsumsi Ibu menjadi makanan
tambahan yang dapat memenuhi kebutuhan gizi ibu menyusui sehingga
kualitas dan volume ASI bertambah sehingga mendukung pertumbuhan dan
perkembangan bayi. ASI merupakan sumber lemak dan protein yang penting
bagi pertumbuhan dan nutrisi bayi. Kuantitas ASI yang dikonsumsi oleh
bayi dan kandungan gizi dalam ASI sering digunakan untuk menilai
kecukupan gizi selama proses menyusui. Salah satu upaya agar ibu berhasil
dalam memberikan ASI secara ekslusif yaitu, ibu yang sedang menyusui
bayinya harus mendapat tambahan makanan untuk menghindari produksi
ASI menurun. Jika kandungan didalam makanan ibu menyusui tidak
memenuhi kecukupan gizi, kelenjar-kelenjar pembuat air susu tidak akan
bekerja dengan sempurna sehingga mempengaruhi produksi ASI (Ritonga,
2019).
Berdasarkan Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan tahun 2020
capaian pemberian ASI eksklusif pada tahun 2019 sebesar 57,79% dan telah
mencapai target Renstra tahun 2019 yaitu sebesar 50%, namun data tersebut
mengalami penurunan dibandingkan data pada tahun 2018 yaitu sebesar
60,7% dan pada tahun 2017 capaian pemberian ASI eksklusif sebesar 60%.
Berdasarkan 17 Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan menunjukkan
bahwa Kabupaten Musi Banyu Asin masih dibawah target nasional yaitu
sebesar 43,9% sedangkan wilayah dengan cakupan ASI eksklusif tertinggi dan
sudah mencapai target nasional yaitu Kota Palembang sebesar 74,6% (Dinkes
Sumsel, 2020).
Berdasarkan data dari Profil Kesehatan Kabupaten Musi Banyu Asin
tahun 2020 capaian pemberian ASI eksklusif pada tahun 2019 sebesar 43,9%,
data tersebut mengalami penurunan 0,2% dari tahun 2018 (sebesar 44,1%).
Capaian pemberian ASI eksklusif selama empat tahun terakhir selalu
mengalami penurunan, tahun 2016 sebesar 51,2%, tahun 2017 sebesar 48,5%,
4

tahun 2018 44,1% dan tahun 2019 sebesar 43,9% dan masih jauh dibawah
target pencapaian pemberian ASI eksklusif di Indonesia yaitu 80% (Dinkes
Musi Banyu Asin, 2020).
Berdasarkan Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan tahun 2020
capaian pemberian ASI eksklusif pada tahun 2019 sebesar 57,79% dan telah
mencapai target Renstra tahun 2019 yaitu sebesar 50%, namun data tersebut
mengalami penurunan dibandingkan data pada tahun 2018 yaitu sebesar
60,7% dan pada tahun 2017 capaian pemberian ASI eksklusif sebesar 60%.
Berdasarkan 17 Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan menunjukkan
bahwa Kabupaten OKU masih dibawah target nasional yaitu sebesar 43,9%
sedangkan wilayah dengan cakupan ASI eksklusif tertinggi dan sudah
mencapai target nasional yaitu Kota Palembang sebesar 74,6% (Dinkes
Sumsel, 2020).
Survey awal yang dilakukan pada ibu menyusui di wilayah Kerja
Puskesmas Bayung Lencir dengan melakukan wawancara pada 5 orang ibu
menyusui dapat disimpulkan bahwa hal-hal yang menyebabkan ibu-ibu tidak
menyusui secara eksklusif antara lain masih kurangnya kesadaran ibu akan
pentingnya ASI eksklusif, serta ibu merasa produksi ASI nya masih kurang
sehingga ibu memilih memberikan susu formula pada bayinya. Selain itu dari
5 orang ibu tersebut banyak yang belum mengetahui makanan yang dapat
memperbanyak ASI.
Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik ingin melakukan
penelitian tentang “Pengaruh pemberian sari kacang hijau pada ibu nifas
terhadap produksi ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Bayung Lencir Tahun
2022”.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan diatas, maka rumusan
masalah penelitian ini adalah bagaimana pengaruh pemberian sari kacang hijau
pada ibu nifas terhadap produksi ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Bayung
Lencir Tahun 2022?”
5

1.3 Ruang Lingkup Masalah

Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi eksperimen design yang


bersifat one group pretest-postest. Peneliti meneliti tentang pengaruh
pemberian sari kacang hijau pada ibu nifas terhadap produksi ASI di Wilayah
Kerja Puskesmas Bayung Lencir Tahun 2022. Penelitian ini rencananya akan
dilaksanakan pada Desember 2022 - Januari 2023 di Wilayah Kerja Puskesmas
Bayung Lencir. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang post
partum di Wilayah Kerja Puskesmas Bayung Lencir pada Bulan November-
Desember yang berjumlah 32 orang dan sampel yaitu terdiri dari 10 responden
yang diberikan sari kacang hijau. Penelitian dengan menggunakan lembar
observasi untuk mengetahui peningkatan produksi ASI dengan menilai ASI
sebelum dan sesudah diberikan intervensi. Analisis yang digunakan yaitu
analisis univariat dan analisis bivariate dengan uji paired sample T Test.

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian


Tujuan dan manfaat dalam penelitian ini dijelaksan sebagai berikut:
1.4.1 Tujuan
Tujuan penelitian terdiri dari tujuan umum dan khusus yaitu:
1. Tujuan Umum
Diketahui pengaruh pemberian sari kacang hijau pada ibu nifas
terhadap produksi ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Bayung Lencir
Tahun 2022.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahui produksi ASI sebelum sari kacang hijau pada ibu nifas
terhadap produksi ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Bayung Lencir
Tahun 2022.
b. Diketahui produksi ASI sesudah pemberian sari kacang hijau pada
ibu nifas terhadap produksi ASI di Wilayah Kerja Puskesmas
Bayung Lencir Tahun 2022.
6

c. Diketahui pengaruh pemberian sari kacang hijau pada ibu nifas


terhadap produksi ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Bayung Lencir
Tahun 2022.

1.4.2 Manfaat Penelitian


Manfaat penelitian diuraikan sebagai berikut:
1. Bagi Responden
Dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan ibu agar
lebih memahami dan mengetahui manfaat sari kacang hijau beserta
olahannya untuk produksi ASI.
2. Bagi Puskesmas Bayung Lencir
Dapat menjadi masukan bagi Puskesmas agar dapat
memberikan penyuluhan dan informasi bagi ibu menyusui mengenai
cara meningkatkan produksi ASI melalui olahan makanan atau
minuman.
3. Bagi Insitusi Pendidikan
Hasil penelitian ini dijadikan sebagai bahan referensi dalam
pembelajaran mengenai olahan-olahan makanan yang dapat
dikonsumsi dan meningkatkan produksi ASI.
4. Bagi Peneliti
Dapat menambah wawasan pengetahuan, pengalaman, serta
penerapan ilmu yang didapat selama perkuliahan.
5. Bagi peneliti selanjutnya
Sebagai bahan informasi untuk penelitian selanjutnya yang
akan melakukan penelitian tentang cara meningkatkan produksi ASI
dengan desain yang berbeda.
7

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 ASI (Air Susu Ibu)


Berbagai konsep mengenai ASI diuraikan sebagai berikut:
2.1.1 Pengertian
ASI adalah emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan
mineral. Enam bulan pertama setelah melahirkan rata-rata ASI yang
diproduksi ibu sebanyak 780 ml/hari dan menurun menjadi 600 ml/hari
pada enam bulan kedua. Gizi ibu dapat mempengaruhi komposisi ASI.
Aspek gizi ibu yang dapat memengaruhi komposisi ASI adalah asupan ibu,
cadangan zat gizi dan kemampuan ibu dalam menyerap zat gizi. Walaupun
demikian, ASI tetap menjadi makanan terbaik bagi bayi. Terdapat
beberapa zat gizi tertentu yang jumlahnya akan lebih rendah dalam ASI
apabila ibu mengalami dehidrasi atau malnutrisi (Putri et al, 2020).
ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI selama 6 bulan, tanpa
tambahan cairan. Menurut (Sutanto, 2018). WHO dan UNICEF
merekomendasikan kepada para ibu, bila memungkinkan memberikan ASI
ekslusif sampai 6 bulan dengan menerapkan:
1. Inisiasi menyusu dini selama 1 jam setelah kelahiran bayi.
2. ASI eksklusif diberikan kepada bayi hanya ASI saja tanpa makanan
tambahan atau minuman.
3. ASI diberikan secara on demand atau sesuai kebutuhan bayi, setiap hari
setiap malam.
4. ASI diberikan tidak menggunakan botol, cangkir maupun dot.
2.1.2 Fisiologi Laktasi
ASI dalam istilah kesehatan adalah dimulai dari proses laktasi.
Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI di produksi
sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI. Selama kehamilan,
hormon prolaktin dari plasenta meningkat tetapi ASI biasanya belum
keluar karena masih dihambat oleh kadar estrogen yang tinggi. Pada hari
8

kedua atau ketiga pascapersalinan, kadar estrogen dan progestrogen turun


drastis, sehingga pengaruh prolaktin lebih dominan dan pada saat inilah
mulai terjadi sekresi ASI. Dengan menyusukan lebih dini terjadi
perangsangan puting susu, terbentuklah prolaktin oleh hipofisis, sehingga
sekresi ASI semakin lancar. Dua refleks pada ibu yang sangat penting
dalam proses laktasi yaitu refleks aliran timbul akibat perangsangan puting
susu oleh hisapan bayi (Pertiwi, 2018).
1. Refleks Prolaktin
Sewaktu bayi menyusui, ujung saraf peraba yang terdapat pada puting
susu terangsang. Rangsangan tersebut oleh serabut afferent dibawa ke
hipotalamus di dasar otak, lalu memacu hipofise anterior untuk
mengeluarkan hormon prolaktin kedalam darah. Melalui sirkulasi prolaktin
memacu sel kelenjar (alveoli) untuk memproduksi air susu. Jumlah
prolaktin yang disekresi dan jumlah susu yang diproduksi berkaitan
dengan stimulus isapan, yaitu frekuensi intensitas dan lamanya bayi
mengisap.
Penurunan estrogen menyebabkan prolaktin yang disekresi oleh
glandula hipofise anterior bereaksi pada alveolus payudara dan
merangsang produksi susu. Pada wanita yang menyusui kadar prolaktin
terus tinggi dan pengeluaran FSH di ovarium ditekan. Pada wanita yang
menyusui kadar prolaktin turun pada hari ke 14 sampai 21 post partum dan
penurunan ini mengakibatkan FSH disekresi kelenjar hipofise anterior
untuk bereaksi pada ovarium yang menyebabkan pengeluaran estrogen dan
progesteron dalam kadar normal, perkembangan normal folikel de graaf,
ovulasi dan menstruasi (Pertiwi, 2018).
2. Refleks Aliran (Let Down Refleks)
Rangsangan yang ditimbulkan oleh bayi saat menyusu selain
mempengaruhi hipofise anterior mengeluarkan hormon prolaktin juga
mempengaruhi hipofise posterior mengeluarkan hormon oksitosin. Dimana
setelah oksitosin dilepas ke dalam darah akan memacu otot-otot polos
yang mengelilingi alveoli dan duktulus, dan sinus menuju puting susu.
9

Beberapa refleks yang memungkinkan bayi baru lahir untuk memproleh


ASI adalah sebagai berikut.
a. Refleks menangkap (rooting refleks)
Refleks ini memungkinkan bayi baru lahir untuk menemukan puting
susu apabila ia diletakkan di payudara.
b. Refleks mengisap Yaitu saat bayi mengisi mulutnya dengan puting
susu atau pengganti puting susu sampai ke langit keras dan
punggung lidah. Refleks ini melibatkan lidah, dan pipi.
c. Refleks menelan Yaitu gerakan pipi dan gusi dalam menekan
areola, sehingga refleks ini merangsang pembentukan rahang bayi
(Ambarwati, 2018).
2.1.3 Manfaat ASI Eksklusif
1. Manfaat ASI bagi Bayi
a. ASI Merupakan Sumber Gizi yang Sangat Ideal Komposisi ASI
sangat tepat bagi kebutuhan tumbuh kembang bayi berdasarkan
usianya. Setelah usia 6 bulan, bayi harus mulai diberi makanan
padat, tetapi ASI dapat diteruskan sampai usia 2 tahun atau lebih
b. ASI Menurunkan Risiko Kematian Neonatal Bayi belum
memiliki komponen kekebalan tubuh yang lengkap layaknya
orang dewasa, sehingga bakteri dan virus lebih mudah
berkembang.
c. ASI Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Bayi Bayi yang
diberikan kolostrum secara alamiah akan mendapatkan lg A (zat
kekebalan tubuh) yang tidak terdapat dalam susu sapi.
d. Komposisi Sesuai Kebutuhan Pemberian ASI saja selama 6
bulan pertama kehidupan sudah dapat memenuhi kebutuhan
bayi.
e. Mudah Dicerna, Diserap dan Mengandung Enzim Pencernaan
Komposisi zat gizi ASI bukan hanya tepat dalam hal jumlah,
tetapi proporsi zat gizi ASI juga membuat ASI mudah dicerna
10

oleh bayi. ASI mengandung protein dan asam lemak dengan


rasio yang pas, sehingga lebih mudah dicerna oleh bayi.
f. Mengandung Zat Penangkal Penyakit Saat lahir bayi memiliki
zat antibodi yang berasal dari tubuh ibu, namun jumlahnya
menurun segera setelah kelahirannya.
g. Selalu Berada dalam Suhu yang Tepat Bayi akan mendapatkan
makanan terbaik dengan suhu yang tepat apabila ibu
memberikan ASI.
h. Tidak Menyebabkan Alergi Alergi adalah respons tubuh yang
berlebih terhadap suatu Zat akibat kegagalan imunitas tubuh.
i. Mencegah Maloklusi/Kerusakan Gigi Maloklusi merupakan
ketidakteraturan gigi yang mempengaruhi estetika dan
penampilan serta mengganggu fungsi pengunyahan, penelanan,
ataupun bicara.
j. Mengoptimalkan Perkembangan Masa kehamilan hingga bayi
berusia 2 tahun merupakan periode pertumbuhan otak yang
paling cepat. Periode ini disebut periode lompatan pertumbuhan
otak yang cepat (brain growth spurt).
k. Menjadi Orang yang Percaya Diri Hubungan ibu dan bayi yang
terjalin dengan baik akibat proses pemberian ASI akan membuat
bayi merasa terlindung dan disayangi.
l. Mengurangi Kemungkinan Berbagai Penyakit Kronik di
Kemudian Hari Pemberian ASI, bahkan untuk durasi yang
pendek, dapat menurunkan risiko obesitas pada masa anak-anak.
2. Manfaat ASI bagi Ibu
a. Mencegah Perdarahan Pasca Persalinan Pemberian ASI segera
setelah ibu melahirkan merupakan metode yang efektif untuk
mencegah pendarahan pasca persalinan.
b. Mempercepat Involusi Uterus Involusi uterus atau pengerutan
uterus adalah suatu kembalinya uterus ke kondisi sebelum
hamil.
11

c. Mengurangi Anemia Setelah melahirkan ibu berisiko mengalami


anemia, hal ini karena banyaknya darah yang keluar dari tubuh
ibu saat proses melahirkan. pemberian ASI segera setelah lahir
memicu involusi uterus.
d. Mengurangi Risiko Kanker Ovarium dan Payudara Terdapat
beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa semakin lama
dan sering ibu menyusui akan memberikan efek protektif
terhadap kanker ovarium dan kanker payudara.
e. Memberikan Rasa Dibutuhkan Ibu merupakan tokoh utama
dalam proses menyusui.
f. Mempercepat Pengembalian Berat Badan Banyak ibu yang
berusaha keras mengembalikan berat badannya bentuk semula
pasca melahirkan.
g. Sebagai Metode KB Sementara Pemberian ASI dapat
memengaruhi kerja hormon pada tubuh ibu yang dapat
menghambat ovulasi.
3. Manfaat ASI bagi Keluarga
a. Menghemat Biaya Memberikan ASI berarti menghemat
pengeluaran keluarga, sebab bjaya yang perlu dikeluarkan untuk
membeli susu formula tidak sedikit.
b. Anak Sehat, Jarang Sakit Saat sakit bayi cenderung lebih rewel
dan membutuhkan perhatian lebih untuk mempercepat proses
penyembuhan, sehingga sering kali menyita waktu dan pikiran
anggota keluarga, terutama orang tua. Hal ini dapat dicegah
dengan pemberian ASI.
c. Mudah Pemberiannya Memberikan ASI kepada bayi sangat
mudah dan efektif, terutama apabila diberikan secara langsung,
sebab tidak perlu repot membersihkan botol dan meracik dalam
botol sebagaimana penyiapan susu formula.
12

4. Manfaat ASI bagi Negara


a. Menghemat Devisa Susu sapi merupakan bahan baku yang
umum digunakan untuk membuat susu formula. Sayangnya
Indonesia masih menjadi negara pengimpor susu, baik susu sapi
yang akan diolah kembali atau susu siap jual.
b. Mengurangi Polusi Saat proses produksi dan pendistribusian
susu formula, terdapat zat sisa seperti bungkus atau kemasan
yang akan menimbulkan polusi baik dalam bentuk gas, cair, atau
padat.
c. Menghemat Subsidi Kesehatan Pemberian ASI merupakan
upaya promotif dan preventif dalam upaya peningkatan derajat
kesehatan masyarakat.
d. Mengurangi Angka Morbiditas dan Mortalitas Anak Nasional
Bayi belum memiliki komponen kekebalan tubuh yang lengkap
seperti layaknya orang dewasa, sehingga bakteri dan virus lebih
mudah berkembang.
e. Menghasilkan SDM yang Bermutu Pembangunan sumber daya
manusia yang berkualitas dimulai dengan upaya untuk
memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh bayi (Putri et al,
2020).
2.1.4 Jenis dan Zat Dalam ASI
1. Kolostrum
Adalah ASI yang dihasilkan pada hari pertama sampai hari
ketiga setelah bayi lahir. Kolostrum merupakan cairan yang agak
kental berwarna kekuning-kuningan lebih kuning dibandingkan ASI
matur, bentuknya agak kasar karena mengandung butiran lemak dan
sel-sel epitel, dengan khasiat kolostrum sebagai berikut (Ambarwati
dan Diah, 2018):
a. Sebagai pembersih selaput usus bayi baru lahir sehingga saluran
pencernaan siap untuk menerima makanan.
13

b. Mengandung kadar protein yang tinggi terutama gamma globulin


sehingga dapat memberikan perlindungan tubuh terhadap infeksi.
c. Mengandung zat antibodi sehingga mampu melindungi tubuh bayi
dari berbagai penyakit infeksi untuk jangka waktu sampai dengan 6
bulan.
b. ASI masa transisi/masa peralihan
ASI yang diproduksi pada hari ke-4 sampai hari ke-10. Kadar
protein berkurang sedangkan kadar karbohidrat dan lemak meningkat
serta volume ASI semakin meningkat (Ambarwati dan Diah, 2018).
c. ASI Matur
Merupakan ASI yang diproduksi sejak hari ke-14 dan
seterusnya. Komposisi dalam ASI ini relatif konstan. Pada ibu yang
sehat dan memiliki jumlah ASI yang cukup, ASI ini merupakan
makanan satu-satunya yang paling baik bagi bayi sampai umur enam
bulan (Wiji, 2018).
2.1.5 Komposisi gizi dalam ASI
Komposisi gizi di dalam ASI yaitu (Wiji, 2018):
1. Karbohidrat
Laktosa (gula susu) merupakan bentuk utama karbohidrat
dalam ASI dimana keberadaannya secara proporsional lebih besar
jumlahnya dari pada susu sapi.
2. Protein
Protein dalam ASI adalah air dadih. Mudah dicerna, air dadih
menjadi kerak lembut dimana bahan-bahan gizi siap diserap kedalam
aliran darah bayi.
3. lemak
Lemak mengandung separuh dari kalori ASI. Salah satu dari
lemak tersebut, kolesterol diperlukan bagi perkembangan normal
system saraf bayi, yang meliputi otak.
14

4. Vitamin
a. Vitamin A
ASI mengandung vitamin A dan betakaroten yang cukup
tinggi. Selain berfungsi untuk kesehatan mata, vitamin A juga
berfungsi mendukung pembelahan sel, kekebalan tubuh dan
pertumbuhan.
b. Vitamin D
ASI hanya sedikit mengandung vitamin D. Sehingga
dengan pemberian ASI Ekslusif ditambah dengan membiarkan bayi
terpapar sinar matahari pagi, hal ini mencegah bayi dari menderita
penyakit tulang karena kekurangan vitamin D.
c. Vitamin E
Salah satu keuntungan ASI adalah mengandung vitamin E
yang cukup tinggi, terutama pada kolostrum dan ASI transisi awal.
Fungsi penting vitamin E adalah untuk ketahanan dinding sel darah
merah.
d. Vitamin K
Vitamin K dalam ASI jumlahnya sangat sedikit sehingga
perlu tambahan vitamin K yang biasanya dalam bentuk suntikan.
Vitamin K ini berfungsi sebagai faktor pembekuan darah.
e. Vitamin yang larut dalam air
Hampir semua vitamin yang larut dalam air terdapat dalam
ASI. Diantaranya adalah vitamin B, vitamin C dan asam folat.
Kadar vitamin B1 dan B2 cukup tinggi dalam ASI, tetapi vitamin
B6 dan B12 serta asam folat rendah, terutama pada ibu yang kurang
gizi. Sehingga ibu yang menyusui perlu tambahan vitamin ini.
5. Mineral
Mineral dalam ASI memiliki kualitas yang lebih baik dan
mudah diserap dibandingkan dengan mineral yang terdapat dalam susu
sapi. Mineral utama yang terdapat dalam susu sapi adalah kalsium yang
15

berguna bagi pertumbuhan jaringan otot dan rangka, transmisi jaringan


saraf dan pembekuan darah.
6. Air
Air merupakan bahan pokok terbesar dari ASI (sekitar 87
persen). Air membantu bayi memelihara suhu tubuh mereka. Bahkan
pada iklim yang sangat panas, ASI mengandung semua air yang
dibutuhkan bayi.
7. Kartinin
Kartinin dalam ASI sangat tinggi. Kartinin berfungsi membantu
proses pembentukan energi yang diperlukan untuk mempertahankan
metabolisme tubuh.
2.1.6 Upaya dalam Memperbanyak ASI
Berikut ini adalah cara-cara untuk memperbanyak produksi ASI
(Mustika, 2018):
1. Sering menyusui, Produksi ASI akan lancar jika payudara sebagai
gudang ASI terus-menerus dirangsang.
2. Kosongkan kedua payudara saat menyusui. Pastikan bayi menyusui
cukup lama untuk mengosongkan kedua payudara.
3. Jangan menjadwalkan menyusui. Susui bayi kapanpun ia
memerlukannya.
4. Biarkan bayi Anda menikmati “cluster feed” (minum ASI terus
menerus dan sering, nyaris tanpa jeda; biasanya sore hari sebelum
tidur).
5. Coba menyusui bergantian. Bila bayi bosan dengan putting payudara
kiri, tawarkan putting payudara kanan sehingga bayi tak lagi
menghisap.
6. Pijat Payudara Saat bayi malas menghisap, ibu dapat membantu
memijat payudara untuk meneruskan aliran ASI saat bayi sudah tidak
minum sendiri.
16

7. Susui di malam hari. Kadang bayi tidur terus tanpa terbangun. Di


malam hari, usahakan bangun untuk menyusui bayi Anda.
8. Pompa ASI setelah selesai menyusui, terutama bila merasa payudara
belum terasa kosong.
9. Ciptakan kontak kulit dengan bayi.
10. Susui sambil berbaring di ranjang, akan membantu lebih relaks dan
membuat bayi menyusu lebih lama.
11. Jangan tidur telungkep. Ini bisa menekan payudara dan menurunkan
produksi ASI.
12. Hindari dot dan empeng untuk menghindari bingung puting.
13. Hindari menggunakan pil KB saat menyusui, untuk pencegahan
kehamilan gunakan spiral.
14. Jangan Merokok Bukan hanya dapat menurunkan produksi ASI, nikotin
dalam rokok bisa ikut masuk ke dalam aliran ASI dan meracuni si
Kecil.
15. Banyak minum air putih Bahan utama produksi ASI adalah Air. Jadi
pastikan anda banyak minum air, bisa berupa air putih, susu, jus dan
sup.
16. Batasi kafein (kopi/teh/soda) Kafein pada kopi, teh, soda dan coklat
sedikit-banyak bisa ikut masuk ke aliran ASI dan menimbulkan
gangguan tidur pada si Kecil
17. Rileks saat menyusui, jangan terburu-buru. Kondisi psikologis ibu
menyusui sangat menentukan keberhasilan ASI eksklusif.
18. Banyak istirahat.
19. Makan makanan sehat bergizi. tidak diet terlebih dulu atau terburu-buru
ingin menurunkan berat badan saat menyusui. Makan banyak sayur,
buah, gandum, susu.
20. Konsumsi “galactagogue” (bahan alami untuk meningkatkan produksi
ASI) seperti: Fenugreek, Fennel Seed atau Blessed Thistle.
17

21. Hindari pemberian susu formula.


22. Hindari obat-obatan yang mengandung antihistamin

2.1.7 Tanda bayi cukup ASI


Bayi usia 0-6 bulan, dapat dinilai mendapat kecukupan ASI bila
mencapai keadaan sebagai berikut (Rini, 2017):
1. Bayi minum ASI tiap 2-3 jam atau dalam 24 jam minimal mendapatkan
ASI 8 kali pada 2-3 minggu pertama.
2. Bayi akan buang air kecil (BAK) paling tidak 6-8 x sehari.
3. Ibu dapat mendengarkan pada saat bayi menelan ASI.
4. Payudara terasa lebih lembek, yang menandakan ASI telah habis.
5. Warna bayi merah (tidak kuning) dan kulit terasa kenyal.
6. Pertumbuhan berat badan (BB) bayi dan tinggi badan (TB) bayi sesuai
dengan grafik pertumbuhan.
7. Perkembangan motorik baik (bayi aktif dan motoriknya sesuai dengan
rentang usianya).
8. Bayi kelihatan puas, sewaktu-waktu saat lapar bangun dan tidur dengan
cukup.

2.2 Kacang Hijau (Phaseolus radiatus)


2.2.1 Pengertian
Kacang hijau (Phaseolus radiatus) merupakan tanaman kacang-
kacangan ketiga yang banyak dibudidayakan setelah kedelai dan kacang
tanah. Bila dilihat dari kesesuaian iklim dan kondisi yang dimiliki,
Indonesia termasuk salah satu negara yang memiliki kesempatan untuk
melakukan ekspor kacang hijau (Maruliyananda, 2018).
Kacang hijau merupakan salah satu tanaman semusim yang berumur
pendek kurang dari 60hari. Tanaman ini disebut juga mungbean, green
18

gram atau golden gram. Tanaman kacang hijau merupakan tanaman yang
tumbuh hampir di seluruh tempat di Indonesia, baik di dataran rendah
hingga daerah dengan ketinggian 500 meter dari permukaan laut
(Maruliyananda, 2018).

2.2.2 Morfologi
Tanaman kacang hijau termasuk suku (familia) Leguminosaceae yang
banyak varietasnya. Taksonomi tanaman kacang hijau antara lain yaitu
kingdom Plantae, divisi Spermatophyta, sub divisi Angiospermae, kelas
Dicotyledonae, ordo Leguminales, famili Leguminsaceae, genus Phaseolus,
spesies Phaseolus radiatus L. (Vigna radiata L.). Tanaman kacang hijau
berakar tunggang. Batang tanaman kacang hijau berukuran kecil, berbulu,
berwarna hijau kecokelat - cokelatan atau kemerah - merahan. Batang
tumbuh tegak mencapai ketinggian 30 – 110 cm dan cabang menyebar
kemana-mana. Daun tanaman kacang hijau terdiri dari 3 helaian (trifoliat)
dan letaknya bersilang. Daunnya berwarna hijaumuda sampai hijau tua
(Maruliyananda, 2018).
Kacang hijau memiliki buah yang berbentuk polong, yang
panjangnya 5 – 16 cm. Setiap polong berisi 10 – 15 biji. Polong kacang
hijau berbentuk bulat silindris atau pipih dengan ujung agak runcing atau
tumpul. Polong muda berwarna hijau, setelah tua berubah menjadi cokelat
kehitaman. Biji kacang hijau lebih kecil dibandingkan biji kacang -
kacangan lainnya, warna biji kebanyakan hijau kusam atau hijau
mengkilap, beberapa ada yang berwarna kuning, cokelat dan hitam
(Andrianto dan Indiarto, 2004) dalam (Maruliyananda, 2018).
2.2.3 Kandungan
Kandungan kacang hijau (Maruliyananda, 2018) sebagai berikut :
1. Tinggi Protein
Kacang hijau mengandung protein tinggi sebanyak 7 g/100 g. Protein
yang terkandung memiliki asam amino lengkap.
19

2. Tinggi Kandungan Serat


Kacang hijau memiliki kandungan serat yang tinggi sekitar 7,6 g/ 100g.
3. Rendah Karbohidrat
Karbohidrat yang terkandung dalam kacang hijau adalah 19 g/100 g.
4. Mengandung Asam Lemak Esensial
Asam lemak esensial yang terkandung dalam kacang hijau adalah
omega-3 (0.9 mg/100 g) dan omega-6 (119 mg/100 g). Omega-3
berguna untuk menurunkan kolestrol dalam darah.
5. Rendah Lemak
Kacang hijau memiliki kadar lemak yang rendah sehingga bahan
makanan atau minuman tidak mudah tengik, sebab kacang hijau hampir
tidak mengandung lemak.
6. Kaya Vitamin
Kacang hijau mengandung asam folat, vitamin B1 (thiamin), dan
vitamin E (tokoferol). Asam folat sebanyak 159 µg/100 g, vitamin B1
(thiamin) sebesar 0,2 mg/100 g, dan vitamin E (tokoferol) sebanyak
15,3 mg/100 g.
7. Kaya Mineral
Kacang hijau kaya akan mineral, dalam 100 gramnya
mengandung potassium (266 mg), phosphorus (99 mg), manganese (49
mg), kalsium (27 mg), magnesium (0,3 mg), besi (1,4 mg), zinc (0,8
mg), selenium (2,5 µg).
8. Kaya Enzim Aktif
Kacang hijau kaya akan enzim aktif seperti amylase yang
meningkatkan penyerapan dan pembentukan energi.
9. Kaya Antioksidan
Kacang hijau memiliki kandungan fitosterol (15 mg/100 g) yang
berfungsi sebagai antioksidan.
Tabel 2.1 Komposisi zat kacang hijau mentah dan rebus per 100 g
bahan
Komponen Mentah Rebus
20

Energi (Kal) 323,0 109,0


Air (g) 15,50 71,30
Protein (g) 22,90 8,70
Lemak (g) 1,5 0,50
Karbohidrat (g) 56,80 18,30
Serat (g) 7,50 1,50
Abu (g) 3,30 1,20
Kalsium (mg) 223,00 95,00
Fosfor (mg) 319,00 149,00
Besi (mg) 7,50 1,50
Vitamin B1 (mg) 0,46 0,12
Vitamin C (mg) 10,00 3,00
Karoten Total (mkg) 223,00 120,00

2.2.4 Cara membuat sari kacang hijau


Rendam 300 gr kacang hijau. Hal ini dimaksudkan agar lebih
mudah matang. Setelah direndam, tiriskan kacang hijau dan cuci bersih.
Kemudian rebus bersama 1000 ml air, daun pandan dan juga jahe yang
telah dimemarkan. Rebus hingga kacang hijau menjadi lunak.
Selanjutnya haluskan kacang hijau yang telah empuk dan benar-benar
menyatu dengan air rebusan. Setelah benar-benar halus sempurna,
kacang hijau tersebut disaring untuk diambil sarinya. Setelah itu sajikan
sari kacang hijau di gelas. Pemberian kacang hijau 300 gram yang telah
diolah menjadi sari kacang hijau sebanyak 220 ml dengan dosis 2x
sehari dan rutin dikonsumsi selama 7 hari terbukti dapat meningkatkan
produksi ASI pada ibu menyusui (Arvianti, 2018). Pemberian sari
kacang hijau terhadap kelancaran produksi ASI pada ibu nifas dengan
dosis 220ml/gelas 2x sehari selama 7 hari dimulai dari hari ke 2 setelah
melahirkan. Alat dan bahan untuk membuat sari kacang hijau yaitu
kacang hijau 100 gram, air 400ml, 1 helai pandan, 1½ sendok makan
gula pasir, garam ½ sendok teh, panci, gelas, blender, saringan
(Wulandari dan Jannah, 2015). Hasil penelitian dari Wulandari dan
Jannah (2015) pemberian sari kacang hijau pada ibu nifas dapat
meningkatkan produksi ASI 57,1% lebih banyak daripada ibu nifas
yang tidak diberi sari kacang hijau.
21

2.3 Keaslian Penelitian

Penelitian Irmawati (2022) dengan desain Quasi Experimental


Design dengan Nonequivalent Control Group Design pada 30 orang ibu
post partum dengan memberikan kacang hijau kepada responden selama 1
minggu didapat bahwa memberikan jus kacang hijau menunjukkan
lancarnya produksi ASI (60%). Hasil analisis dengan nilai p=0,009 bahwa
ada pengaruh asupan sari kacang hijau terhadap aliran produksi ASI pada
ibu nifas.
Sejalan dengan penelitian Jahrani (2021) mengenai pengaruh sari
kacang hijau terhadap peningkatan produksi ASI di Klinik H. Syahruddin
tanjung balai dengan mengkonsumsi sari kacang hijau selama 6 hari dengan
meminum 250 ml didapat bahwa p = 0,012, yang berarti ada beda yang
signifikan jumlah volume ASI antara pretest dan posttest kelompok
perlakuan setelah pemberian sari kacang hijau.
Hasil penelitian Ritonga (2019) dengan memberikan sari kacang
hijau melalui minuman sari kacang hijau merek Ultra Jaya 250 ml pada 11
orang ibu menyusui yang bersalin di klinik pratama Tutun Sehati didapat
bahwa p-value adalah 0,046 (p≤0,05) berarti ada pengaruh pemberian sari
kacang hijau terhadap produksi ASI pada ibu menyusui di Klinik Pratama
Tutun Sehati Desa Limau Manis Deli Serdang tahun 2019.
Hasil penelitian Eprina, et al bahwa tidak ada hubungan antara
pekerjaan, umur, keterpaparan informasi, dan dukungan pimpinan terhadap
pemberian ASI eksklusif pada ibu bekerja di SD Kabupaten Banyuasin
22

tahun 2016. d. Ada hubungan antara pendidikan, lama jam kerja, lama cuti
dan dukungan suami terhadap pemberian ASI eksklusif pada ibu bekerja di
SD Kabupaten Banyuasin tahun 2016. Dalam penelitian ini pendidikan dan
lama jam kerja sebagai faktor dominan yang mempengaruhi pemberian ASI
eksklusif

2.4 Kerangka Teori

Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ASI :

Bagan 2.2 Kerangka Teori

Faktor Ibu Faktor Bayi Dukungan Sosial

1. Usia 1. IMD 1. Keluarga


2. Paritas 2. BBL 2. Pelayanan
3. Pekerjaan 3. Frekuensi Kesehatan
4. Pola Istirahat Menyusui
5. Pengaruh Persalinan 4. Hisapan
6. Psikologi Bayi
7. Perawatan Payudara
8. Bentuk dan Kondisi
Putting
9. Merokok dan Alkohol
10. Asupan Nutrisi dan
Cairan

Sari Kacang Hijau


23

Mengandung Polifenol
dan Vitamin B1 yang
Produksi ASI
dapat meningkatkan
Hormon Prolaktin dan
Hormon Oksitosin

Sumber : Maruliyananda, 2018 dan Mustika, 2018


BAB III
METODELOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Pada penelitian ini, jenis yang digunakan adalah penelitian
eksperimen semu (quasi experimental) yaitu penelitian eksperimen yang
dilaksanakan pada satu kelompok saja yang dinamakan kelompok eksperimen
tanpa ada kelompok pembanding atau kelompok kontrol (Arikunto, 2016).
Desain penelitian yang digunakan adalah one group pre test-post test
design, yaitu penelitian eksperimen yang dilaksanakan pada satu kelompok
saja yang dipilih secara random dan tidak dilakukan tes kestabilan dan
kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi perlakuan. Desain penelitian one
group pre test and post test design ini diukur dengan menggunakan pre test
yang dilakukan sebelum diberi perlakuan dan post test yang dilakukan setelah
diberi perlakuan.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian


3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di wilayah Kerja Puskesmas Bayung
Lencir.
3.2.2 Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2022 s/d Januari
2023.

3.3 Kerangka Konsep


Konsep merupakan abstraksi yang terbentuk oleh generalisasi dari hal-
hal yang khusus. Oleh karena itu konsep merupakan abstraksi, maka konsep
tidak dapat langsung diamati atau diukur. Konsep hanya dapat diamati
melalui konstruk atau yang lebih dikenal dengan nama variabel
(Notoatmodjo, 2018).
Kerangka konsep dalam penelitian ini secara skematis dapat dilihat
sebagai berikut:
24

Bagan 3.1
Kerangka Konsep

Pretest Intervensi Posttest

Produksi ASI Pemberian Sari Produksi ASI


Sebelum Diberikan Kacang Hijau Sesudah Diberikan
Sari Kacang Hijaui Sari Kacang Hijau

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian


3.4.1 Populasi
Menurut Notoadmodjo (2018) populasi adalah keseluruhan objek
penelitian atau objek yang di teliti. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh ibu post partum yang ada di wilayah Kerja Puskesmas Bayung
Lencir bulan November-Desember 2022 yang berjumlah 32 orang.
3.4.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2013), untuk penelitian eksperimen yang
sederhana, yang menggunakan kelompok eksperimen terdiri dari 10
responden yang diberikan sari kacang hijau. Sampel penelitian ini diambil
dengan menggunakan teknik simple random sampling yaitu didasarkan
pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri,
berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah di ketahui sebelumnya
Kriteria yang digunakan dalam pengambilan sampel yaitu:
1. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Ibu yang masih menyusui dan post partum hari ke 14-21
b. Ibu primigravida
c. Ibu yang bersalin di wilayah kerja Puskesmas Bayung Lencir
d. Ibu yang dapat diajak berkomunikasi
e. Ibu tidak alergi kacang hijau

2. Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah sebagai berikut :


a. Ibu yang tidak bersedia menjadi responden
25

b. Ibu yang tidak bersedia dilakukan intervensi hingga penelitian


selesai
c. Mengkonsumsi obat pelancar ASI

3.5 Defenisi Operasional


No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Skala
Operasional Ukur

1. Independen: Merupakan Pemberian Sari kacang 220 ml Rasio


Pemberian kacang hijau Sari kacang hijau selama 2
Sari Kacang sebanyak 300 hijau kali/hari
Hijau gram yang telah
diolah menjadi
sari kacang hijau
yang dikonsumsi
oleh ibu nifas
selama 7 hari
sebanyak 220ml
dengan dosis 2x
sehari
2. Dependen: Merupakan Menghitung Pompa ASI Volume Rasio
peningkata produksi air susu jumlah Elektrik ASI (ml)
produksi yang dihasilkan produksi
ASI oleh payudara ibu ASI
Sebelum sebelum
dan sesudah mengkonsumsi
di berikan sari kacang hijau
sari kacang
hijau

3. Dependen: Merupakan Menghitung Pompa ASI Volume Rasio


peningkata produksi air susu jumlah Elektrik ASI (ml)
26

produksi yang dihasilkan produksi


ASI oleh payudara ibu ASI
sesudah di setelah
berikan sari mengkonsumsi
kacang sari kacang hijau
hijau selama 7 hari dan
dinilai 2 kali

3.6 Instrumen Penelitian


Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah
lembar observasi dan alat yang digunakan untuk mengukur produksi ASI
adalah alat pumping dan gelas ukur ASI.

3.7 Tekhnik Pengumpulan Data


3.7.1 Jenis Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data  primer yaitu produksi ASI yang dinilai melalui jumlah
ASI yang di pumping pada sebelum dan sesudah diberikan perlakuan.
Sedangkan data sekunder yaitu data ibu menyusui yang didapat dari
wilayah Kerja Puskesmas Bayung Lencir.
3.7.2 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data meliputi data primer yaitu berdasarkan
observasi menggunakan kuesioner. Wawancara dilakukan untuk
mengetahui produksi ASI pertama dinilai sebelum pemberian sari
kacang hijau. Kemudian dilakukan intervensi pemberian sari kacang
hijau selama 7 hari kemudian dilakukan observasi kembali produksi
ASI setelah intervensi dilakukan.

3.8 Hipotesis
27

Menurut Notoadmojo (2018) dapat disimpulkan bahwa hipotesa adalah


suatu jawaban sementara dari sebuah penelitian. Biasanya hipotesis
dirumuskan dalam bentuk hubungan antara dua variabel yaitu variabel bebas
dan variabel terikat.
Berdasarkan kerangka pemikiran peneliti di atas, maka hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini adalah :
Ha: Ada pengaruh pemberian sari kacang hijau pada ibu nifas terhadap
produksi ASI pada Tahun 2022.

3.9 Pengolahan Data


Beberapa tahap yang dilakukan dalam pengolahan data, yaitu :
3.9.1 Editing
Merupakan tahap pemilihan dan pemeriksaan kembali
kelengkapan data-data yang diperoleh untuk pengelompokkan dan
penyusunan data. Pengelompokkan data bertujuan untuk memudahkan
pengolahan data.
3.9.2 Coding
Merupakan tahap memberikan kode terhadap hasil yang
diperoleh dari data yang ada yaitu menurut jenisnya, kemudian
dimasukkan dalam lembaran tabel kerja guna mempermudah
melakukan analisis terhadap data yang diperoleh

3.9.3 Tabulating
Adalah memasukkan data-data hasil penelitian ke dalam tabel
sesuai kriteria data yang telah ditentukan.
3.9.4 Processing
Data yang telah ditabulasi diolah secara manual atau komputer
agar dapat dianalisis.
3.9.5 Cleaning
Melakukan pengecekan kembali data yang sudah dimasukkan
ke komputer untuk memastikan apabila ada kesalahan masing-
masing variabel sehingga dapat diperbaiki.
3.10 Analisis Data
28

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk


mengelola data dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan
serta dapat diuji secara statistik, kebenaran hipotesa yang telah ditetapkan.
Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis data univariat dan
bivariat.
3.10.1 Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk memperoleh distribusi frekuensi
masing-masing variabel yang diteliti dan dipresentasikan dengan
presentase.
3.10.2 Analisa Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk melihat pengaruh variabel
independen dengan variabel dependen. Analisis dalam penelitian ini
menggunakan uji T-Test yang bertujuan untuk melihat ada pengaruh
pemberian sari kacang hijau pada ibu nifas terhadap produksi ASI.
DAFTAR PUSTAKA

Avrianti. 2018. Pengaruh Pemberian Sari Kacang Hijau pada Ibu Nifas terhadap
Produksi ASI di Kota Bengkulu. Jurnal

Ambarwati, Eny Retna, and Diah Wulandari. 2018. Asuhan Kebidanan Nifas. eds.
Ari Setiawan and Diah Wulandari. Jogjakarta: Mitra Cendikia Press.

Arikunto, S. 2016. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Edisi Revisi).


Jakarta. PT Rineka Cipta.

Dinkes. 2020. Profil Kesehatan Sumatera Selatan Tahun 2020.

Fitriana, 2017. Pengaruh Jintan Hitam Terhadap Kelancaran Produksi ASI Pada
Ibu Menyusui DI Kelurahan Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung
Tahun 2017. Jurnal.

Intami, E. 2018. Analisis faktor yang mempengaruhi pemberian asi eksklusif pada
ibu bekerja di sekolah dasar kabupaten banyuasin tahun 2016. Scientia
Journal, 7(1), 86-97.

Jannah dan Wulandari. 2015. Pengaruh Pemberian Sari Kacang Hijau Pada Ibu


Nifas Dengan Kelancaran Produksi Asi. Jurnal Edu Health,

Kemenkes RI. 2018. Riset Kesehatan Dasar Indonesia Tahun 2018. Jakarta.

Maruliyananda, Citra, 2018. Pengaruh Ekstrak Etanolik Kecambah Kacang Hijau


(Phaseolus radiatus) Terhadap Kualitas Spermatozoa Mencit (Mus
musculus) yang Terpapar 2-Methoxyethanol, Universitas Airlangga.

Mufdlilah.2017. 'Buku Pedoman Pemberdayaan Ibu Menyusui Pada Program ASI.


Eksklusif'.Universitas ,Aisyiyah Yogyakarta.

Mustika. 2018. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas ASI EKSKLUSIF. Penata
Aksara Jakarta.

Notoatmodjo, S. 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta.

Nursalam. 2014. Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Jakarta: Salemba Medika.

Pertiwi. 2018. Aplikasi Akupresur Pada Ny. N dengan Ketidakefektifan


Pemberian Asi Di Dusun Blanten Dukun Magelang. Jurnal.
Putri AIM, 2014. Hubungan antara Pengetahuan Ibu Bekerja Tentang
Manajemen Laktasi dan Dukungan Tempat Kerja dengan Perilaku Ibu
dalam Pemberian ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Kartasura. (Skripsi
Ilmiah) Surakarta. Fakultas Ilmu Kesehatan UMS.

Putri. 2020. Air SUsu Ibu dan Upaya Keberhasilan Menyusui.Jakarta

Rini. 2017. Panduan Asuhan Nifas Dan Evidence Based Practice.Deepublish.


Jakarta.

Ritonga, 2019. Sari Kacang Hijau Sebagai Alternatif Meningkatkan Produksi Air
Susu Ibu (Asi) Pada Ibu Menyusui.Jurnal

Sutanto. 2018. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Yogyakarta. Pustaka Baru
pers.

Tiarnida Nabiban, A. (2021). Perbedaan Pengeluaran ASI Sebelum Dan Setelah


Pemberian Susu Kedelai Pada Ibu Pasca Melahirkan Di Rumah Sakit
Bersalin Fatimah Medan Tahun 2021. Jurnal Kesehatan Masyarakat

Wiji, R. 2018. ASI dan Panduan Ibu Menyusui. Yogyakarta. Nuha Medika
SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

PENGARUH PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU PADA IBU NIFAS


TERHADAP PRODUKSI ASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYUNG
LENCIR TAHUN 2022

Kepada yang Terhormat


Calon Responden Penelitian
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa pada Program Studi S1
Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Adiwangsa Jambi akan
mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh pemberian sari kacang hijau
pada ibu nifas terhadap produksi ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Bayung
Lencir Tahun 2022”. Penelitian ini tidak akan menimbulkan akibat yang
merugikan bagi anda sebagai responden, kerahasiaan semua informasi yang
diberikan akan dijaga dan digunakan untuk kepentingan penelitian.
Jika responden menyetujui, maka dengan ini saya mohon kesediaannya
untuk menandatangani lembar persetujuan ini. Atas partisipasinya saya
mengucapkan terima kasih.
Peneliti

( )
SURAT PERSETUJUAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Inisal :
Umur :
Setelah mendapatkan informasi yang cukup, serta mengetahui manfaat dan
resiko menjadi responden dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh pemberian
sari kacang hijau pada ibu nifas terhadap produksi ASI di Wilayah Kerja
Puskesmas Bayung Lencir Tahun 2022”, dengan ini saya menyatakan bersedia
ikut terlibat sebagai responden, dengan catatan bila nantinya merasa kerugian
dalam bentuk apapun saya berhak membatalkan persetujuan ini tanpa ada sanksi
apapun.
Demikian surat persetujuan ini saya buat dengan sebenar-benarnya secara
sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari siapapun.

Responden

( )
LEMBAR OBSERVASI

PENGARUH PEMBERIAN SARI KACANG HIJAU PADA IBU NIFAS TERHADAP PRODUKSI ASI
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYUNG LENCIR TAHUN 2022

No Nama Umur Paritas Pendidikan Riwayat Pekerjaan TD Produksi ASI


Ibu Alergi Pre/Sebelum Pemberian Sari Post/Setelah 7 hari pemberian
Kacang Hijau Sari Kacang Hijau (ml)
(ml)
HALAMAN KONSULTASI BIMBINGAN SKRIPSI
S1 KEBIDANAN

Nama : Silvia Oktaviani


NIM : 213001070076
Judul Proposal : Pengaruh pemberian sari kacang hijau pada ibu nifas terhadap
produksi ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Bayung Lencir
Tahun 2022

NO HARI/TANGGAL MATERI BIMBINGAN TTD


1 12/10/2022 Konsul Judul dan ACC judul
2 01/11/2022 Konsul BAB 1-3
3 22/11/2022 Revisi BAB 1, BAB 2, kategori
hari post partum, jurnal/teori yang
membuktikan kacang hijau dapat
meningkatkan ASI, Revisi sumber
kerangka teori, Revisi kerangka
konsep di BAB 3
4 28/11/2022 Revisi tambahan lembar observasi,
waktu penelitian, sumber BAB 2
dan populasi
5 29/11/2022 ACC
6
7
8
9
10

Anda mungkin juga menyukai