OLEH :
SRI LOVIANA
NIM. 1802027
OLEH :
SRI LOVIANA
NIM. 1802027
Proposal ini telah diperiksa, disetujui dan dipertahankan dihadapan tim penguji
Proposal Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Syedza Saintika Tanggal : Juli 2020
Oleh
SRI LOVIANA
NIM. 1802027
Komisi Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
KETUA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
STIKES SYEDZA SAINTIKA PADANG
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
saat Overan Oleh Perawat Di Ruang Rawat Inap Semen Padang Hospital
Taun 2020 ”. Shalawat beserta salam tidak lupa kita kirimkan kepada junjungan
kita Nabi Muhammad SAW yang telah memberi petunjuk untuk keselamatan
berbagai pihak, oleh karena itu peneliti menyampaikan ucapan terima kasih
pembimbing I dan Bapak Ns. Ibrahim, M.Biomed sebagai dosen pembimbing II,
yang telah banyak memberikan masukan, kritik dan sarannya sampai skripsi ini
Padang.
3. Ibu Ns. Weni Sartiwi, M.Kep, Ketua Prodi Sarjana Keperawatan Stikes
Syedza Saintika Padang.
4. Bapak Direktur Kol. Purn Farhaan Abdullah, Sp.THT-KL beserta staf yang
ii
5. Bapak/Ibu dosen pengajar beserta staf di STIKES SYEDZA SAINTIKA yang
6. Suami dan anak – anak serta papa dan mama saya yang telah banyak
memberikan semangat dan dorongan baik moril maupun materil selama ini,
serta kasih sayang dan doa yang tak terhingga sehingga peneliti dapat
penelitian ini.
sempurna, karena itu melalui kesempatan ini peneliti mengharapkan kritikan dan
saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Semoga proposal ini
Peneliti
iii
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
B. Komunikasi SBAR............................................................................ 12
1. Pengertian .................................................................................... 12
C. Overan................................................................................................. 19
iv
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 46
G. Kerangka Konsep............................................................................... 52
H. Defenisi Operasional.......................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Distribusi Sampel pada Tiap Ruang Rawat Inap Semen Padang Hospital
Tahun2020................................................................................................ 48
vi
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 2.1 Kerangka Teori............................................................................... 45
Bagan 3.1 Kerangka Konsep........................................................................... 52
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pihak ke pihak lain. Komunikasi elektif merupakan salah satu kunci untuk
salah satu sasaran keselamatan pasien dalam program pasien safety dalam
dari timbang terima adalah menyampaikan kondisi atau keadaan secara umum
1
efektif SBAR sangat penting dilakukan untuk meningkatkan keselamatan
dalam dunia kesehatan dikembangkan oleh pakar pasien Safety dari Kaiser
situasi beresiko tinggi antara perawat dan dokter, teknik SBAR juga dapat
untuk overaan tugas antara klinis tapi juga untuk berbagai laporan oleh
pimpint unit kerja dalam membuat laporan atau melakukan timbang terima
(JCI, 2010).
yang terjadi pada pasien sebagai hasil analisa terhadap situasi dan
2
background. R (Recomendation) adalah rencana atau usulan yang akan
(Permnente, 2011).
Pelaksanaan overan yang tidak sesuai dengan standar SBAR dan tidak
yang tidak diharapkan (KTD) dan kejadian nyaris cidera (KNC). Laporan
insiden keselamatan pasien tidak dilakukan dengan baik maka mutu layanan
rumah sakit akan menjadi buruk sehingga rumah sakit tidak dapat
lainnya dan menyampaikan kondisi pasien secara akurat didekat pasien. Cara
ini akan efektif dari pada menghabiskan waktu orang lain untuk membaca dan
(Nursalam, 2009).
overan selama ini sudah dilakukan pada setiap pergantian shift jaga,
pada shift berikutnya. Selain itu mekanisme timbang terima belum sesuai
buku nine live saving patient safety atau disebut juga degan cara komunikasi
3
efektif SBAR. Data WHO tahun 2015 bahwa perawat telah melaksanakan
meningkatkan patient safety dibanding tahun 2013 hanya 40% hal ini dapat
profesional baru mencapai 50% dari jumlah perawat yang ada. Sedangkan di
laporan IKP setiap tahun meningkat, diantaranya tahun 2018 untuk KNC
mencapai 33%, untuk KTC mencapai 37% dan untuk KTD mencapai 30%
Tahun 2019 untuk KNC mencapai 38%, untuk KTC mencapai 31% dan KTD
overan antara lain pada perawat diperlukan peran dan fungsi perawat,
4
format overan kemudian juga dibutuhkan manajement waktu (Nursalam,
2009).
maka pelaksanaan timbang terima teknik SBAr akan berjalan dengan baik
(Suryadi, 2012).
tertentu yang bersifat positif atau negatif yang biasanya dowujudkan dalma
bentuk rasa suka atau tidak suka, etuju atau tidak setuju. Sikap perawat dalam
patient safety di rumah sakit karena dengan sikap yang positif tentang cara
time overan yang benar dengan teknik SBAR akan menyampaikan overan
antara shift yang berdinas dengan shift selanjutnya berjalan dengan baik
(Nursalam, 2011).
baik santara shift satu dengan shift selanjutnya akan meningkatkan mutu dan
pelayanan pasien dirumah sakit tersebut. Motivasi yang baik tentang cara
(Nursalam, 2010).
5
Penelitian Anggun (2012) tentang faktor yang berhubungan dengan
penerapan komunikasi SBAR saat overan dan (58,7%) sikap perawat masih
internasional yang memiliki unit rawattan 4 lantai dengan jumlah tempat tidur
146 tempat tidur yang terdiri dari ruang rawat inap kelas 1, 2, 3, VIP dan
6
Survey awal yang dilakukan peneliti pada tanggal 13 Mei 2020 dengan
didapatkan data bahwa sosialisasi metode SBAR pada saat overan dinas
sudah dilakukan, tetapi masih bayak perawat yang belum mengerti tentang
diberikan hanya secara garis besar saja dengan jumlah waktu 2 jam, sehingga
SBAR saat overan itu dengan baik dan benar. Sementara disaat overan teknik
SBAR tersebut harus dilakukan dengan teman shift karena sesuai dengan
akan mempengaruhi cara overan yang benar dan tidak sesuai dengan standar
membacakan status pasien yaitu nama pasien, lama rawatan dan melaporkan
terapi pasien serta rencana tindakan yang akan dilakukan kepada pasien
tersebut. Perawat tidak melaporkan konsisi pasien saat ini dan apa yang telah
7
dilakukan dari shift sebelumnya kepada pasien serta rekomendasi untuk shift
B. Rumusan Masalah
Pelaksanaan overan yang tidak sesuai dengan standar SBAR dan tidak
masalah dalam penelitian ini adalah faktor-faktor apa saja yang berhubungan
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
tahun 2020.
8
b. Untuk mengetahui distribusi frekuensi tingkat pengetahuan
tahun 2020
9
D. Manfaat Penelitian
lain.
E. Ruang Lingkup
10
Rawat Inap Semen Padang Hospital. Penelitian ini akan dilaksanakan pada
bulan Juli 2020. Populasi dalam penelitian ini adalah semua perawat ruangan
11
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
1. Pengertian
baik.
(Riesenberg, 2010).
12
e. Pengurangan obat high alert
B. Komunikasi SBAR
Hal ini memungkinkan cara yang mudah dan berfokus untuk menetapkan
(Permanente, 2013).
13
Suzanne Graham di Kaiser Permanente Colorado (Evergreen,
komunikasi dalam setting lain dan efektif pula digunakan pada pelayanan
dalam menyampaikan kondisi pasien yang kritis atau perlu perhatian dan
mungkin agak sulit pada awalnya bagi pemberi dan penerima informasi
(Leonard, 2014).
14
2. Tujuan Komunikasi SBAR
Teknik komunikasi SBAR ini sederhana namun sangat efektif dan dapat
15
dilakukan perawat ke dokter, sebelum menghubungi dokter maka
perawat melakukan :
sebagai berikut :
b. Riwayat pengobatan
16
c. Riwayat tindakan medis atau perawatan yang sudah
dilakukan
d. Riwayat alergi
diperlukan.
17
a. Tindakan apa yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah
yang terjadi
sebagai berikut :
hight alert
isi rekomendasi
18
adalah hal yang penting dalam pelayanan keperawatan karena kesalahan
pasien
lainnya tentang apa yang sudah dan akan dilakukan kepada pasien
19
C. Overan
1. Pengertian
Harus dilakukan seefektif mungkin dengan cara singkat, jelas dan lengkap
primer (PP) keparawatan kepada penanggung jawab dinas sore atau dinas
kebutuhan klien terhadap apa yang sudah dilakukan itervensi dan yang
memberikan nasehat dimana terjadi antara dua orang atau lebih yang
bekerja sama. Komunikasi juga dapat diartikan suatu seni yang menyusun
20
pasien. Cara ini akan efektif daripada meghabiskan waktu orang lain
pergantian shift jaga, namun cara penyampaian isi timbang terima belum
2. Tujuan Overan
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
21
3. Prosedur Overan
jaga berikutnya
jelas
jelas
f. Lama timbang terima untuk setiap klien tidak lebih dari lima
22
Menurut Nursalam (2009) prosedur overan adalah sebagai berikut :
a. Persiapan
2) Prinsip overan, semua pasien baik yang baru masuk maupun yang
1. Jumlah pasien
(secara umu)
b. Pelaksanaan
23
4) Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan
9) Lama overan setiap pasie tidak lebih dari lima menit kecuali pada
(KARU), PP dan PA
c. Kesimpulan
1) Diskusi
24
D. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Penerapan Komunikasi Overan
SBAR
1. Kedisplinan
Disiplin berasal dari bahasa latin discere yang berarti belajar. Dari
kata ini timbul kata disclipna pengajaran atau pelatihan. Dan sekarang
Macam-macam kedisplinan :
25
b. Disiplin diri
jawab
c. Disiplin sosial
d. Disiplin aturan
ditempat kerja
2. Komunikasi
dan pemberian nasehat yang terjadi antara dua orang atau lebih yang
sehingga orang lain dapat mengerti dan menerima maksud dan tujuan
pemberi pesan.
a. Model Komunikasi
1) Komunikasi Tertulis
26
pembayaran dan jurnal. Menejer harus terlibat dalam komunikasi
organisasi meliputi :
dampaknya
dimengerti
pesan
27
3) Komunikasi Nonverbal
3. Pendokumentasian
pasien yang dilihat tidak saja dari tingkat kesakitan aka tetapi juga
dilihat dari jenis, kualitas dan kuantitas dari pelayanan yang telah
Tujuan pendokumentasian :
kelompok
kesehatan lainnya
telah dilakukan
28
4. Pengetahuan
dalam handover akan berjalan dengan baik dan sempurna dan dapat
tindakan yang benar. Lebih jauh Achterbergh & Vriens (2009) menulis
29
dilakukan, memilih salah satu dari beberapa kemungkinan tersebut dan
mengimplementasikan pilihan.
menggambarkan segala ciri, sifat dan gejala yang ada pada objek
empiris tersebut.
respon yang masih tetap dari seseorang terhadap sesuatu stimulus atau
objek.
30
berada 24 jam dalam memberikan asuhan keperawatan. Tanggung
2011).
paling rendah
31
c) Aplikasi (application), diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pad situasi atau kondisi rill (sebenarnya)
yang baru
2003)
5. Sikap
dalam bentuk rasa suka atau tidak suka, setuju atau tidak setuju. Sikap
yang positif tentang cara handover yang benar dengan teknik SBAR
32
perawat dalam melakukan kegiatan yang berhubungan dengan pasien si
atau masyarakat.
adalah salah satu unsur vital dalam rumah sakit. Perawat, dokter dan
33
pasien merupakan satu kesatuan yang paling membutuhkan dan tidak
yang aman serta dapat memenuhi kebutuhan dan harapan klien. Disisi
tempat tidur klien, siap setiap saat ketika diperlukan, cepat tanggap
terhadap berbagai keluhan, dan turut merasakan apa yang klien sedang
alami.
34
pandangan perawat tentang komunikasi SBAR saat overan
keperawatan.
Dalam kata lain fungsi sikap belum merupakan tindakan (reaksi terbuka) atau
tertutup. Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tetap dari seseorang
terhadap sesuatu stimulus atau obyek, menurut Green dalam Notoadmodjo (2012)
35
Sikap adalah suatu pola perilaku, tedensi atau kesiapan antisipatif,
predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial, atau secara sederahana,
sikap adalah respon terhadapat stimulsi sosial yang telah terkondisikan. Salah
bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan
obyek.
objek
Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh ini
a. Tingkatan Sikap
36
Misalnya sikap orang terhadap gizi dapat dilihat dari kesediaan dan
2) Merespon ( Responding)
3) Menghargai (Valuving)
pentingnya dokumentasi.
37
b. Ciri Sikap
4) Obyek sikap dapat merupakan satu hasl tertentu, tetapi dapat juga
membedakan sikap dari kecepatan atau pengetahuan yang dimiliki orang. Sikap
merupakan suatu pandangan, tetapi dalam hal itu masih berbeda dengan suatu
sama dengan sikap terhadap obyek itu. Pengetahuan mengenai suatu obyek
baru menjadi sikap apabila pengetahuan itu disertai kesiapan untuk bertindak
sesuai dengan pengetahuan terhadap obyek itu. Sikap dapat dibentuk atau
38
a) Adopsi
b) Deferensisi
c) Integrasi
d) Trauma
a) Faktor Intern : yaitu yang terdapat dalam diri orang yang bersangkutan
seperti selektifitas.
39
b) Faktor Ekstern yang merupakan faktor diluar manusia yaitu :
tersebut.
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau obyek. Notoadmojo (2012) menjelaskan bahwa sikap
terhadap suatu obyek, kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu obyek
emosional. New Comb pada tahun 1967 menyatakan sikap merupakan kesiapan
(Notoatmodjo, 2002)
40
6. Motivasi
Motivasi seorang perawat dalam hand over atau overan sift sangat
Berjalannya hand over dengan baik antara shift satu dengan sift
2013).
pikiran dan pendapat seserang atau sesuatu yang menjadi pokok. Pengertian
motivasi yang diturunkan dari pengertian motif tersebut diatas adalah sesuatu
yang pokok, yang menjadi dorongan bagi seseorang untuk bekerja (Arep, dkk,
2010).
komunikasi SBAR satt overan adalah dorongan atau keinginan perawat untuk
bertindak/berperilaku ke arah tujuan yang lebih baik yaitu untuk dapat melakukan
41
standar yang benar dan dalam skala waktu yang sudah ditentukan, serta orang
dihargai. Hal ini terjadi karena pekerjaannya betul-betul berharga bagi orang yang
termotivasi, orang akan bekerja keras. Hal ini dimaklumi karena dorongan yang
Kinerjanya akan dipantau oleh individu yang bersangkutan dan tidak akan
membutuhkan terlalu banyak pengawasan, semangat juang nya akan tinggi. Hal
ini memberikan susasana bekerja yang bagus disemua bagian (Nursalam, 2009).
a. Harga Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri sesorang
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yng berasal dari luar diri karyawan.
Faktor ini terdiri dari faktor lingkungan kerja, pemimpin dan gaya
42
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan faktor-faktor yang
penelitian ini, peneliti menggunakan faktor harga diri yang terdapat dalam
faktor harga diri didasari oleh pemikiran bahwa harga diri merupakan hal
dirinya sendiri apakah dirinya mampu dan layak dalam melakukan sesuatu.
akan memiliki semangat dan motivasi yang tinggi dalam mengerjakannya. Hal
menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif antara harga diri dengan
motivasi. Semakin tinggi harga diri yang dimiliki oleh individu, maka akan
semakin tinggi motivasinya. Semakin rendah harga diri yang dimiliki individu,
tujuan
43
d. Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam diri manusia.
8. Ciri Motivasi
Nursalam (2011) berpendapat, bahwa motivasi yang tinggi dari setip orang itu
44
E. Kerangka Teori
Perawat :
1) Kedisiplinan
2) Komunikasi
3) Pendokumentasian
4) Pengetahuan Perawat :
5) Sikap
6) Motivasi 7) Kedisiplinan
8) Komunikasi
Alat/Kelengkapan :
9) Pendokumentasian
1) Buku laporan 10) Pengetahuan
2) Format Overan 11) Sikap
12) motivasi
Waktu :
1) Manajemen Waktu
Bagan 2.1
Faktor –faktor yang berhubunga dengan penerapan komunikasi SBAR saat
overran
45
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
penerapan komunikasi SBAR saat overan oleh perawat di ruang rawat inap
saat overan.
data kuisioner penelitian ini akan dilakukan pada bulan Agustus sampai
dengan September 2020 di ruang rawat Inap lantai 3, lantai 4, lantai 5 dan
lantai 6.
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perwat di Rawat Inap Semen
46
2. Sampel
α
N . Z ² 1− . P(1−P)
2
n=
α
( N −1 ) . d ²+ Z ²1− . P(1−P)
2
Keterangan :
N = Besar populasi
α
Z ² 1− = Nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada α tertentu = 1,96
2
α
N . Z ² 1− . P(1−P)
2
n=
α
( N −1 ) . d ²+ Z ²1− . P(1−P)
2
82 .1 , 96² . 0,50(1−0,50)
n=
( 82−1 ) . 0 , 1²+1 , 96² .0,50 (1−0.50)
78,7528
n=
1,7704
47
48
Cara pengambilan sampel :
Sampling yaitu dengan cara melakukan undian dengan mneggunakan kertas kecil-
kecil dituliskan nomor subyek (perawat) kemudian kertas digulung dan diambil
nomor subyek penelitian disetiap unit dan setelah itu dilakukan observasi sesuai
sebagai berikut :
Perhitungan rumus :
Tabel 3.1
Distribusi Sampel pada Tiap Ruang Rawat Inap Semen Padang Hospital
Tahun 2020
2 Lantai 4 27 27/82 x 44 14
3 Lantai 5 10 10/82 x 44 5
4 Lantai 6 18 18/82 x 44 10
48
Kriteria Inklusi :
Kriteria Eksklusi :
1. Data Primer
2. Data Sekunder
49
E. Teknik Pengolahan Data
data dimasukkan kedalam microsoft ecel, hal ini bertujuan untuk melihat
skor 1 jika benar dan skor 0 jika salah, untuk pertanyaan sikap dan
motivasi positif, jika dijawab sangat setuju diberi skor 4, setuju diberi skor
3, tidak setuju diberi skor 2, sangat tidak setuju diberi skor 1. Untuk
pertanyaan negatif, jika dijawab sangat setuju diberi skor 1, setuju diberi
skor 2, tidak setuju diberi skor 3, sangat tidak setuju diberi skor 4. Data
50
4) Pembersihan Data (Cleaning)
F. Analisa Data
1. Analisa Univariat
2. Analisis Bivariat
statistik digunakan batas kemaknaan α = 0,05 sehimgga bila nilai p < 0,05
maka hasil statistik berhubugan dan bila nilai p ≥ 0,05 maka hasil statistik
51
G. Kerangka Konsep
Pengetahuan
Penerapan
sikap komunikasi SBAR
saat overan
motivasi
Bagan 3.2
Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Penerapan Komunikasi SBAR
saat Overan di Ruang Rawat Inap Semen Padang Hospital Tahun 2020
H. Defenisi Operasional
52
saat ini
c. A. Assessment atau
kesimpulan dari
analisa yang
didapatkan sesuai
dengan pasien saat
ini
d. R: Rekomendasi
atau usulan tentang
alternatif tindakan
yang akan
dilakukan sesuai
dengan kondisi
yang dialamipasien
saat ini
53
3 Motivasi Segala sesuatu yang Kuesioner Angket 1. Positif, Ordinal
menimbulkan Jika hasil ≥ mean
dorongan atau atau media
semangat bagi 2. Negatif (-)
perawat dalam Jika hasil < mean
penerapan komunikasi atau media
SBAR saat overan sift
dengan metode SBAR
dan dapat berjalan
dengan baik
I. Hipotesa
overan oleh perawat di Ruang Rawat Inap Semen Padang Hospital Tahun
2020
saat overan oleh perawat di Ruang Rawat Inap Semen Padang Hospital Tahun
2020
Ha : Ada hubungan sikap terhadap penerapan komunikasi SBAR saat overan oleh
overan oleh perawat di Ruang Rawat Inap Semen Padang Hospital Tahun
2020
Ha : Ada hubungan motivasi terhadap penerapan komunikasi SBAR saat overan oleh
54
Ho : Tidak ada hubungan motivasi terhadap penerapan komunikasi SBAR saat
overan oleh perawat di Ruang Rawat Inap Semen Padang Hospital Tahun
2020
55
DAFTAR PUSTAKA
No Kegiatan BULAN
APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER
1 Memilih masalah penelitian
2 Mengajukan judul penelitian
3 Menyusun Proposal Penelitian
4 Konsultasi proposal
5 Semiar proposal
6 Perbaikan proposal
7 Pelaksaan penelitian
8 Penyusunan hasil penelitian dan perbaikan
9 Ujian hasil penelitian dan konsultasi
10 Penyerahan skripsi
Padang, Juli 2020
Kepada YTH :
Ibu/Bapak Calon Responden
Di Tempat
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah Mahasiswa Program Studi
Nim : 1802027
diberikan akan dijaga dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian saja.
(Sri Loviana)
Lampiran 3
( )
Lampiran 4
INFORMED CONSENT
Nama :
Umur :
Saya menyadari partisipasi ini bersifat suka rela dan tidak menimbulkan
dampak buruk dalam kehidupan saya maka saya bersedia dijadikan responden
peneliti oleh Sri Loviana mahasiswa STIKes Syedza Saintika Padang dengan
“FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENERAPAN
KOMUNIKASI SBAR SAAT OVERAN OLEH PERAWAT DI RUANG
RAWAT INAP SEMEN PADANG HOSPITAL TAHUN 2020”.
Tanda tangan saya menunjukkan bahwa saya diberikan informasi dan
memutuskan berpartisipasi dalam penelitian ini.
( )
Lampiran 5
KISI-KISI KUISIONER
PETUNJUK PENGISIAN
3. Tidak ada jawaban yang salah atau benar dalam kuisioner ini
kerahasiaannya
A. IDENTITAS RESPONDEN
1. NAMA :.......................................
2. UMUR :...........TH
b. D3 KEP
B. PERTANYAAN KUISIONER
1. PENGETAHUAN (KNOWLADGE)
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberi tanda (x) sesuai dengan apa
komunikasi SBAR ?
a. Suatu proses penyampaian informasi dari suatu pihak kepada pihak lain 0
kondisi pasien
komunikasi SBAR ?
c. Pengakajian situasi pasien saat ini, gambaran keadaan saat ini yang
1
berhubungan dengan keluhan pasien, kesimpulan dari analisa yang
dibagian Background ?
b. Gambaran keluhan pasien 2 bulan yang lalu dan hasil pengkajian yang
0
kita temukan
c. Gambaran alasan pasien masuk rumah sakit sampai sekarang 0
pendukung 0
timbang terima ?
proses timbang terima dengan teknik SBAR dapat dijalankan dengan baik ?
a. Membuat catatan perawatan secara detail setiap hari didalam status pasien
0
b. Membuat catatan perawatan sesuai dengan perkembangan pasien dengan
0
SBAR
akan dilakukan
d. Suatu metode tentang serah terima antara perawat dengan petugas lainnya
0
2. SIKAP PERAWAT
N
PERTANYAAN SS S TS STS
O
1 Saya akan menggunakan teknik
komunikasi SBAR pada saat overan
2 Saya akan melakukan overan dengan
shift selanjutnya dengan metode
SBAR
3 Saya tidak akan melakukan
komunikasi SBAR pada saat pasien
banyak
4 Saya tidak akan menerapkan
komunikasi SBAR saat overan karena
memakan waktu yang lama
5 Saya tidak melakukan komunikasi
SBAR karena tidak berpengaruh
terhadap keselamatan pasien
6 Saya akan melakukan penerapan
komunikasi SBAR karena komunikasi
SBAR bagian dari pasien safety
7 Saya tidak akan melakukan
komunikasi SBAR saat overan karena
komunikasi SBAR hanya bisa
dilakukan untuk pelaporan pasien
emergency
8 Saya merasakan overan dengan SBAR
merupakan sangat penting
9 Saya merasa komunikasi SBAR hanya
sekedar formalitas yang tidak
memiliki peran saat melaksanakan
overan
10 Saya merasa komunikasi SBAR harus
di ikuti karena merupakan hal yang
penting untuk memaksimalkan
intervensi keperawatan yang saya
berikan kepada pasien
3. MOTIVASI PERAWAT
SS : SANGAT SETUJU (4) S :SETUJU (3)
N JAWABAN
PERTANYAAN
O SS S TS STS
1 Saya memiliki keinginan untuk
menggunakan komunikasi SBAR saat
overan
2 Saya memiliki keinginan untuk tidak
menggunakan overan dengan teknik
biasa karena teknik SBAR bisa
membantu dalam melakukan tugas
selanjutnya
3 Saya memilki keinginan sendiri untuk
merubah kebiasaaan yang belum
menerapkan komunikasi SBAR
4 Saya memiliki keinginan untuk
melaksanakan komunikasi SBAR saat
timbang terima berdasarkan standar
komunikasi SBAR
5 Saya tidak memiliki keinginan untuk
melakukan komunikasi SBAR karena
komunikasi SBAR penjabaran terlalu
panjang
6 Saya tidak akan mengajak teman-
teman untuk melakukan komunikasi
SBAR karena belum ada terlhat
manfaatnya
7 Saya tidak akan menggunakan
komunikasi SBAR saat overan karena
saya belum diberi ilmu tentang
komunikasi SBAR
8 Saya akan melakukan komunikasi
SBAR sebagian dari pasien safety
Lampiran 7
TIDAK
No PERTANYAAN DISAMPAIKAN
DISAMPAIKAN
Situation
Ketika overan perawat
Menyebutkan :
a. Nama pasien 1
b. Umur/Tanggal masuk 1
1
c. Tanggal Masuk 1
d. Hari Rawatan 1
e. Diagnosa Medis 1
f. Masalah keperawatan 1
saat overan
Background
Saat overan disampaikan :
a. Keluhan utama pasien 1
b. Riwayat penyakit 1
2
c. Intervensi yang telah 1
dilakukan perawat
d. Respon pasien 1
e. Terapi medis 1
3 Assesment
Setiap overan dinas
menyebutkan :
a. Hasil pengkajian pasien 1
terkini
b. Tanda vital 1
c. Skala nyeri 1
d. Tingkat kesadaran 1
e. Resiko jatuh 1
f. Hasil pemeriksaan 1
penunjang
Recommedation :
Setiap overan dinas
disampaikan:
a. Rekomendasi NCP yang 1
4
perlu dilanjutkan termasuk
discharge planning
b. Edukasi pasien atau 1
keluarga