Anda di halaman 1dari 62

PROPOSAL LAPORAN TUGAS AKHIR

HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KB SUNTIK 3 BULAN


DENGAN GANGGUAN MENSTRUASI DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS KOTO BARU JORONG
PINANG GADANG KABUPATEN
DHARMASRAYA TAHUN 2022

SISILVIA
NIM : 1901011021

PRODI DIII KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS DHARMAS INDONESIA
TAHUN 2022

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul : Hubungan Lama Pemakaian KB Suntik 3 Bulan dengan Gangguan


Menstruasi di Wilayah Kerja Puskesmas Koto Baru Jorong Pinang Gadang
Kabupaten Dharmasraya Tahun 2022
Nama : Sisilvia
NIM : 1901021021

Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing


pada tanggal 20 Februari 2022

Mengetahui

Pembimbing I Pembimbing II

Embun Nadya, S.Tr.Keb, M.Keb Siti Khotimah, S,ST, M.Keb


NIDN. 1021069301 NID. 1025128701

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Hubungan Lama Pemakaian KB Suntik 3 Bulan Dengan Gangguan


Menstruasi di Wilayah Kerja Puskesmas Koto Baru Jorong Pinang
Gadang Kabupaten Dharmasraya Tahun 2022
Nama : Sisilvia
Nim : 1901021021

Proposal penelitian ini telah diuji dan disetujui pada Seminar Proposal dihadapan
Komisi Pembimbing, Komisi Penguji dan mahasiswa Program Studi D III Kebidanan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Dharmas Indonesia dan dinyatakan LULUS
pada Tanggal 25 Februari 2022

Menyetujui
Komisi Pembimbing

Embun Nadya, S.Tr.Keb, M.Keb (………………..…..)


NIDN 1021069301

Siti Khotimah, S.ST, M.Keb (……………………)


NIDN 1025128701

Komisi Penguji

Evin Noviana Sari, S.ST, M.Keb (……………………..)


NIDN 1018098601

Rati Purwati, S.ST, M.Keb (…………………..…)


NIDN 1003018602

Ningsih Saputri, S.Tr. Keb, M.KM (…….........…………. )


NIDN 1029119501

Mengetahui
Ketua Prodi D III Kebidanan

Siti Khotimah, S,ST, M.Keb


NIDN 1025128701

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena

berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

laporan tugas akhir ini tentang “Hubungan Lama Pemakaian KB Suntik 3 Bulan

Dengan Gangguan Menstruasi Di Wilayah Puskesmas Koto Baru Jorong Pinang

Gadang Kabupaten Dharmasraya Tahun 2022”.

Dalam penyusunan laporan Tugas Akhir ini, telah banyak pihak yang

memberi bimbingan, dukungan, dan motivasi. Penulis mengucapkan terimakasih

kepada:

1. Bapak Dr. Gunawan Ali, M.Kom sebagai Rektor Universitas Dharmas Indonesia.

2. Ibu Evin Noviana Sari, S.ST, M.Keb sebagai Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Dharmas Indonesia.

3. Ibu Siti Khotimah, S.ST, M.Keb sebagai Ketua Program Studi DIII Kebidanan

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Dharmas Indonesia dan sekaligus sebagai

pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan dalam penyusunan

laporan tugas akhir.

4. Ibu Embun Nadya, S.Tr.Keb, M.Keb sebagai pembimbing I yang telah banyak

memberikan bimbingan dalam penyusunan laporan tugas akhir.

5. Seluruh Dosen program studi DIII Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Dharmas Indonesia.

iv
6. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, baik

secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat penulis sebutkan satu-

persatu.

7. Orang tua yang selalu mendoakan, memberikan semangat, motivasi, dan

pengorbanannya dari segi moral dan materi kepada saya sampai saya bisa

menyelesaikan laporan tugas akhir ini.

Penulis menyadari bahwa laporan tugas akhir masih banyak kekurangannya.

Oleh sebab itu saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat penulis

harapkan demi kesempurnaan laporan tugas akhir ini.

Semoga Allah SWT memberikan balasan atas segala kebaikan yang telah

diberikan semoga Karya Tulis ini bermanfaat bagi peneliti, pembaca maupun pihak

lain yang memanfaatkannya.

Dharmasraya, 20 Februari 2022

Peneliti

(Sisilvia)

v
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL.....................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN.......................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………………iii
KATA PENGANTAR................................................................................................iv
DAFTAR ISI................................................................................................................v
DAFTAR TABEL……………………………………………………..…………...vii
DAFTAR GAMBAR................................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian...........................................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian.........................................................................................4
1.5 Hipotesis Penelitian.......................................................................................5
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1.1 Konsep Dasar Keluarga Berencana............................................................6
2.1.2 Konsep Dasar Alat Kontrasepsi………………………………………..…7
2.1.3 Konsep Dasar Menstruasi.........................................................................17
2.1.4 Kontrasepsi Suntik 3 Bulan Dengan Gangguan Menstruasi.....................21
2.1.5 Kerangka Konsep......................................................................................23
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian.........................................................................................24
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian......................................................................24
3.3 Populasi, Sampel, Dan Teknik Pengambilan Sampel Penelitian.................24
3.4 Variabel Penelitian.......................................................................................26
3.5 Definisi Operasional....................................................................................26
3.6 Bahan dan Alat Penelitian...........................................................................28
3.7 Prosedur Penelitian......................................................................................28
3.8 Alur Penelitian.............................................................................................29
3.9 Pengumpulan data dan Pengolahan Data.....................................................30
3.10 Analisis Data..............................................................................................32
3.11 Uji Validitas dan Reliabilitas.....................................................................33
DAFTAR PUSTAKA

vi
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 3.1 Defenisi Operasional…………………………...........................................27

vii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konsep....................................................................................23
Gambar 3.1 Alur Penelitian.........................................................................................29

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Permohonan Izin Survey Awal Penelitian Kampus


Lampiran 2. Surat Rekomendasi Izin Puskesmas
Lampiran 3. Surat Penjelasan Kepada Calon Responden
Lampiran 3. Surat Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 4. Lembar Kuesioner
Lampiran 5. Dokumentasi
Lampiran 6. Lembar Konsultasi

ix
x
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keluarga berencana (KB) merupakan gerakan untuk membentuk

keluarga yang sehat dan sejahtera dengan membatasi angka kelahiran. KB

suntik 3 bulan merupakan alat kontrasepsi yang diberikan setiap 3 bulan sekali.

Setiap melakukan suntik KB ini mengandung hormon progestin dan

medroxyprogesterone. Hormon tersebut dapat bertahan selama 12 minggu atau

3 bulan. Sedangkan efek samping dari KB suntik 3 bulan dapat menyebabkan

terjadinya perubahan siklus menstruasi, baik menjadi lebih panjang maupun

pendek. Pada penggunaan pertama, terjadi haid berkepanjangan, flek (spotting),

lalu haid akan menjadi jarang atau berhenti sama sekali (Fauziah, 2020).

Program KB merupakan salah satu program dari pemerintah yang

dilakukan dalam skala nasional agar dapat menekan angka kelahiran dan juga

mengendalikan pertambahan jumlah penduduk. Dengan adanya perubahan

paradigma program KB dari pendekatan pengendalian populasi dan penurunan

fertilitas ke arah pendekatan kesehatan, dan juga melihatkan bahwa begitu

semakin pentingnya bagi masyarakat kualitas tentang pelayanan KB. Kasus

pergantian dini metode KB ini merupakan salah satu indikator adanya angka

penurunan kualitas pelayanan KB, yang menunjukkan kurangnya informasi

kepada pengguna akseptor mengenai permasalahan tentang kontrasepsi,

termasuk efek samping KB suntik yang menimbulkan terjadinya seperti

1
gangguan pola haid, berat badan naik dan timbulnya jerawatan yang merupakan

penyebab utama dari penghentian kontrasepsi suntik (Siregar & Harahap, 2021).

Menurut Word Health Organization (World Health Organization,

2020), Jumlah wanita yang ingin menggunakan KB telah meningkat tajam

selama dua dekade terakhir, kontrasepsi modern meningkat dari 663 juta

menjadi 851 juta dan tingkat prevalensi kontrasepsi meningkat dari 47,7

menjadi (49,0%). Tambahan 70 juta wanita diproyeksikan akan ditambahkan

pada tahun 2030. Proporsi wanita usia subur yang kebutuhan KB nya terpenuhi

dengan metode kontrasepsi modern meningkat secara bertahap dalam beberapa

dekade terakhir, meningkat dari 73,6% pada tahun 2000 menjadi (76,8%) pada

tahun 2020. Alasan untuk peningkatan yang lambat ini meliputi: pilihan metode

yang terbatas, akses terbatas ke layanan, terutama di kalangan orang muda,

miskin dan belum menikah, ketakutan atau pengalaman efek samping, oposisi

budaya atau agama buruknya kualitas layanan yang tersedia, biasa pengguna

dan penyedia terhadap beberapa metode, dan hambatan berbasis gender untuk

mengakses layanan. Karena hambatan ini diatasi di beberapa daerah, ada

peningkatan permintaan yang puas dengan metode kontrasepsi modern.

Menurut Data Profil Kesehatan Indonesia tahun 2019 menunjukkan

bahwa sebagian besar peserta akseptor KB aktif memilih alat kontrasepsi

suntikkan dan pil sebagai alat kontrasepsi bahkan sangat dominan (lebih dari

80%) dibanding metode lainnya, metode suntik (63,7%), Pil (17,0%), Implant

(7,4%), IUD/AKDR (7,4%), Kondom (1,2%), MOW (Metode Operatif Wanita)

(2,7%), MOP (Metode Operatif Pria) (0,5%) (Kemenkes RI, 2020).

2
Berdasarkan data provinsi sumatra barat Pasangan suami istri yang

istrinya berumur antara 15-49 tahun, dalam hal ini termasuk pasangan yang

istrinya lebih dari 49 tahun tetapi masih mendapat menstruasi pada tahun 2020,

Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota Padang berjumlah 186.949 jiwa KB aktif

adalah peserta KB baru dan lama yang masih aktif memakai kontrasepsi terus-

menerus untuk menunda, menjarangkan kehamilan atau mengakhiri kesuburan.

Pada tahun 2020 jumlah peserta KB aktif sebanyak 136.936 orang atau besar

54,2% dari PUS, jumlah ini meningkat dari cakupan tahun 2019 dan 2018 (74%

dan 69,17%). Peserta KB aktif menunjukkan adanya trend peningkatan setiap

tahunnya namun untuk tahun 2020 menggalami penurunan karena dampak

pandemi Covid-19 yang membuwat penjaringan akseptor baru tidak optimal.

Jenis kontrasepsi kondom aktif sebanyak 10.777 orang (10,6%), Suntik

sebanyak 56.250 orang (55,8%), Pil sebanyak 19.863 orang (19,6%), AKDR

sebanyak 6.029 orang (5,9%), MOP sebanyak 230 orang (0,2%) MOW

sebanyak 2.723 orang (2,7%) dan implan sebanyak 5.215 orang (5,1%) (Dinkes,

2020).

Berdasarkan Data Dinas Kesehatan Kabupaten Dharmasraya pada tahun

2014 data keseluruhan peserta penggunna akseptor KB baru pada tahun 2014

berjumlah 25,077 (69,2%), dan peserta KB yang aktif berjumlah 27,748

(76,6%). Dari peserta KB Baru yang ada, terbanyak menggunakan Metode Non

Kontrasepsi Jangka Panjang (Non MKJP) dengan alat kontrasepsi yang paling

banyak digunakan yaitu suntik dengan jumlah 13.441 atau (53,6%), sedangkan

metode kontrasepsi jangka panjang hanya 25,4% dengan penggunaan alat

3
kontrasepsi terbanyak digunakan yaitu implan dengan jumlah 4.279 atau 17,1%.

Dari pengguna 13 Wilayah Kerja Puskesmas Dharmasraya jumlah PUS

tertinggi terbanyak di Wilayah Koto Baru. Jumlah PUS di Wilayah Kerja

Puskesmas Koto Baru berjumlah 5.304 dan peserta akseptor KB baru sebanyak

1.112 (21,0%) sedangkan peserta akseptor KB aktif berjumlah 1.549 (29,2%)

(Dinkes, 2014).

Di Jorong Pinang Gadang Kabupaten Dharmasraya Puskesri Bidan Seri

Abasri merupakan salah satu Puskesri yang cukup banyak dikunjungi oleh

akseptor KB Tahun 2022. Berdasarkan dari hasil mewawancarai petugas

puskesmas koto baru dan bahwasanya di jorong pinang gadang termasuk cukup

banyak yang meminati akseptor KB suntik 3 bulan. Dan berdasarkan dari hasil

mewawancarai bidan di Jorong Pinang Gadang pada hari senin tanggal 27

Januari 2022 terdapat masyarakat di Jorong Pinang Gadang paling banyak

meminati alat kontrasepsi suntik sehingga di tempat Puskesri Bidan Seri Abasri

hanya terdapat alat kontrasepsi suntik yang di minati masyarakat. Dari 143

akseptor KB ditemukan 75 orang (53 %) akseptor yang memakai KB suntik 3

bulan (depoprovera), 68 orang (47 %) akseptor yang memakai KB suntik 1

bulan. Dimana akseptor KB suntik 3 bulan (depoprovera) paling banyak

diminati di Jorong Pinang Gadang Kabupaten Dharmasraya Tahun 2022.

4
2

Berdasarkan survey awal yang di lakukan di Jorong Pinang Gadang

Kabupaten Dharmasraya pada hari senin tanggal 27 Januari 2022. Peneliti

melakukan wawancara mengenai efek samping suntik KB 3 bulan terhadap 5

orang ibu akseptor KB suntik 3 bulan di Jorong Pinang Gadang Kabupaten

Dharmasraya, dan didapatkan seluruhnya ibu yang di wawancarai mengalami

gangguan menstruasi seperti 2 orang ibu mengalami kenaikan berat badan dan 3

orang ibu mengalami perubahan siklus menstruasi mmenjadi lebih pendek atau

berhenti sama sekali.

Pada penelitian terdahulu yang dilakukan (Anggina & Sinaga, 2021), jenis

kontrasepsi yang banyak digunakan adalah kontrasepsi hormonal yang tersedia

dalam bentuk suntik. Metode kontrasepsi hormonal dianggap salah satu metode

dengan tingkat efektifitas yang tinggi, tetapi disisi lain kontrasepsi hormonal

terutama yang mengandung progestin dapat mengubah menstruasi. Pada sebagian

besar pemakai, terjadi peningkatan insiden bercak darah yang tidak teratur dan

sedikit atau perdarahan diluar siklus kadang kadang berkepanjangan, dan kadang-

kadang oligomenorea atau bahkan amenorea. Dan lama pemakaian KB suntik 3

bulan dapat menyebabkan gangguan menstruasi, dimana semakin lama

penggunaan KB suntik 3 bulan maka kejadian lama menstruasi akseptor KB

suntik 3 bulan semakin memendek bahkan sampai menjadi tidak menstruasi,

perubahan lama menstruasi tersebut disebabkan komponen gestagen yang

terkandung di dalam DMPA. Perubahan ini sejalan dengan kekurangan darah

menstruasi pada akseptor KB suntik 3 bulan. Setelah penggunaan jangka lama

jumlah darah haid semakin sedikit dan bisa terjadi amenora. Puskesmas Peukan
3

Bada Kabupaten Aceh Besa menyatakan bahwa terdapat hubungan antara lama

pemakaian KB suntik 3 bulan dengan gangguan menstruasi dan kejadian spotting.

Semakin lama penggunaan maka jumlah darah menstruasi keluar juga semakin

swdikit dan bahkan sampai terjadi amenorea. Perubahan menstruasi merupakan

alasan utama beberapa klien menghentikan penggunaan KB suntik bulan. Hal ini

dikarenakan sebagian pengguna KB suntik 3 bulan tidak mengetahui efek

samping pemakaian KB suntik 3 bulan.

Akibat yang terjadi setelah pemakaian KB suntik 3 bulan yaitu mengalami

gangguan menstruasi seperti oligamenore (lebih dari 35 hari) dan polimenorea

(kurang dari 21 hari), spotting (bercak darah), hipermenorea (menstruasi lebih

banyak) atau hipomenorea (menstruasi lebih sedikit dari normal), amenorea

(tidak mengalami menstruasi selama 3 bulan berturut turut), sakit kepala,

penurunan libido, dan jerawat (Holidah, 2019).

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengetahui “Lama

Pemakaian KB Suntik 3 Bulan Dengan Gangguan Menstruasi di Wilayah Kerja

Puskesmas Koto Baru Jorong Pinang Gadang Kabupaten Dharmasraya Tahun

2022”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan masalah penelitian

sebagai berikut “Apakah ada hubungan lama pemakaian KB suntik 3 bulan

dengan gangguan menstruasi di Wilayah Kerja Puskesmas Koto Baru Jorong

Pinang Gadang Kabupaten Dharmasraya Tahun 2022?”.


4

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui Hubungan Lama Pemakaian KB Suntik 3 Bulan

Dengan Gangguan Menstruasi di Wilayah Kerja Puskesmas Koto Baru, Jorong

Pinang Gadang, Kabupaten Dharmasraya Tahun 2022.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Untuk Mengetahui Distribusi Frekuensi lama pemakaian KB suntik 3 bulan

di Wilayah Kerja Puskesmas Koto Baru Jorong Pinang Gadang Kabupaten

Dharmasraya Tahun 2022.

b. Untuk Mengetahui Distribusi Frekuensi gangguan menstruasi di Wilayah

Kerja Puskesmas Koto Baru Jorong Pinang Gadang Kabupaten

Dharmasraya Tahun 2022.

c. Untuk Mengenalisis hubungan lama pemakaian KB suntik 3 bulan dengan

gangguan menstruasi di Wilayah Kerja Puskesmas Koto Baru Jorong Pinang

Gadang Kabupaten Dharmasraya Tahun 2022.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti

Dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang hubungan lama

pemakaian KB suntik 3 bulan dengan gangguan menstruasi.

1.4.2 Bagi Instansi Tempat Penelitian

Menjadi bahan acuan dalam meningkatkan kinerja dan motivasi para

pegawai dalam melaksanakan pelayanan berkualitas kepada masyarakat. Dan

juga dapat menjadikan bahan masukan dalam memberikan asuhan kebidanan.


5

1.4.3 Bagi Ibu Pemakai KB

Diharapkan kepada ibu dapat dijadikan panduan dan motivasi untuk bisa

memilih jenis KB yang baik digunakan pada usia tertentu dan dalam jangka

waktu berapa lama baik untuk diguanakan.

1.4.4 Bagi Petugas Kesehatan

Sebagai masukan dan acuan yang perlu dipertimbangkan dalam program

peningkatan mutu pelayanan kesehatan di setiap puskesmas. Dan diharapkan

dapat menjadikan bahan masukan dalam memberikan asuhan kebidanan pada

ibu pengguna kontrasepsi KB suntik 3 bulan. dan terutama kepada pihak

puskesmas agar lebih meningkatkan lagi kerja samanya bersama bidan jorong

untuk memberikan penyuluhan kepada ibu pengguna kontrasepsi KB suntik 3

bulan. terutama tentang pemilihan kontrasepsi yang bisa memilih jenis KB

yang baik digunakan pada usia tertentu dan dalam jangka waktu berapa lama

baik untuk diguanakan.

1.5 Hipotesis Penelitian

Ha: Ada Hubungan Lama Pemakaian KB Suntik 3 Bulan Dengan Gangguan

Menstruasi di Wilayah Puskesmas Koto Baru Jorong Pinang Gadang

Kabupaten Dharmasraya Tahun 2022.

Ho: Tidak Ada Hubungan Lama Pemakaian KB Suntik 3 Bulan Dengan

Gangguan Menstruasi di Wilayah Puskesmas Koto Baru Jorong Pinang

Gadang Kabupaten Dharmasraya Tahun 2022.


6

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori

2.1.1 Konsep Dasar Keluarga Berencana

2.1.1.1 Defenisi Keluarga Berencana

Keluarga berencana merupakan usaha suami istri untuk mengukur

jumlah dan jarak anak yang diinginkan. Usaha yang dimaksud termasuk

kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan perencanaan keluarga. Prinsip

dasar metode kontrasepsi adalah mencegah sperma laki laki mencapai

dan membuahi telur wanita (fertilisasi) atau mencegah telur yang

sudah dibuahi untuk berimplantasi (melekat) dan berkembang

didalam rahim (Fauziah, 2020).

Program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu strategi

untuk mendukung percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) melalui

pengaturan waktu, jarak, dan jumlah kehamilan pencegahan kemungkinan

terjadinya komplikasi yang membahayakan jiwa atau janin selama kehamilan,

persalinan, dan dan nifas. Peranan program KB sangat diperlukan untuk

mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, dan komplikasi yang pada

akhirnya dapat mencegah kematian ibu (Rahman, 2017).

2.1.1.2 Tujuan Program Keluarga Berencana

1. Tujuan umumnya dilaksanakan program KB yaitu untuk membentuk

keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga


7

dengan cara pengaturan kelahiran anak agar diperoleh suatu keluarga

bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.

2. Tujuan program KB lainnya yaitu untuk menurunkan angka kelahiran

yang bermakna, untuk mencapai tujuan tersebut maka diadakan

kebijakaan yang dikategorikan dalam tiga fase (menjarangkan, menunda,

dan menghentikan) maksud dari kebijakaan tersebut yaitu untuk

menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia muda, jarak

kelahiran yang terlalu dekat dan melahirkan pada usia tua (Fauziah, 2020).

2.1.1.3 Manfaat Program KB

Peningkatan dan perluasan pelayanan KB merupakan salah satu usaha

untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang semakin tinggi

akibat kehamilan yang dialami wanita, dan juga bisa untuk mencegah

kehamilan yang tidak direncanakan (Rahman, 2017).

2.1.2 Konsep Dasar Alat Kontrasepsi

2.1.2.1 Definisi Alat Kontrasepsi

Kontrasepsi berasal dari kata “kontra” berarti mencegah atau melawan,

sedangkan konsepsi adalah: pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang

matang dan sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan kehamilan. Kontrasepsi

adalah: menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat

pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma (Fauziah, 2020).
8

2.1.2.2 Tujuan Kontrasepsi

1. Tujuan Umum

Pemberian dukungan dan pemantapan penerimaan gagasan KB yaitu di

hayatinya Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (Rahman, 2017).

2. Tujuan Pokok

Penurunan angka kelahiran yang bermakna. Guna mencapai tujuan

tersebut maka ditempuh kebijaksanaan mengketegorikan tiga fase untuk

mencapai sasaran yaitu:

a. Fase menunda perkawinan/kesuburan

b. Fase menjarakkan kehamilan

c. Fasse menghentikan/mengakhiri kehamilan/kesuburan.

2.1.2.3 Macam-Macam Metode Kontrasepsi

Menurut (Matahari & Utami, 2018) macam-macam metode kontrasepsi

adalah sebagai berikut :

A. Kontrasepsi Hormonal

1. Metode Suntikan Progestin

a) Definisi

Depo provera ialah KB suntik 3 bulan yang mengandung 150 mg

DepoMedroksiprogesteron Asetat (DMPA), yang diberikan setiap 3

bulan Dengan cara disuntik intramuskular di daerah bokong suntikan

progestin mencegah ovulasi, mengentalkan lendir serviks sehingga

penetrasi sperma terganggu, menjadikan selaput rahim tipis dan

atrofi, dan menghambat transportasi gamet oleh tuba.


9

b) Efek Samping

Perubahan pola haid (haid tidak teratur atau memanjang dalam 3

bulan pertama, haid jarang, tidak teratur atau tidak haid dalam 1

tahun), sakit kepala, pusing, kenaikan berat badan, perut kembung

atau tidak nyaman, perubahan suasana perasaan, dan penurunan

hasrat seksual.

c) Efektivitas

Bila digunakan dengan benar, risiko kehamilan kurang dari 1 di

antara 100 ibu dalam 1 tahun. Kesuburan tidak langsung kembali

setelah berhenti, biasanya dalam waktu beberapa bulan.

d) Lama Pemakaian

Suntikan progestin ini lama pemakaian nya 3 bulan dan di suntikkan

secara IM tiap 3 bulan sekali.

2. Metode Suntikan Kombinasi

a) Definisi

Suntikan kombinasi menekan ovulasi, mengentalkan lendir serviks sehingga

penetrasi sperma terganggu, atrofi pada endometrium sehingga implantasi

terganggu, dan menghambat transportasi gamet oleh tuba. Disuntikan secara

IM tiap 1 bulan sekali.

b) Efek Samping

Perubahan pola haid (haid jadi sedikit atau semakin pendek, haid tidak teratur,

haid memanjang, haid haid jarang, atau tidak haid), sakit kepala, pusing, nyeri

payudara, kenaikan berat badan.


10

c) Efektivitas

Bila digunakan secara benar, risiko kehamilan kurang dari 1 antara 100 ibu

dalam 1 tahun.

d) Lama Pemakaian

Lama pemakaian KB kombinasi ini selama 1 bulan, dan di suntikan secara IM

tiap 1 bulan sekali.

3. Metode Pil KB Kombinasi

a) Definisi

Pil kombinasi menekan ovulasi, mencegah implantasi, mengentalkan lendir

serviks sehingga sulit dilalui oleh sperma, dan menganggu pergerakan tuba

sehingga transportasi telur terganggu, dan pil ini diminum setiap hari.

b) Efek Samping

Perubahan pola haid (haid jadi sedikit atau semakin pendek, haid tidak teratur,

haid jarang, atau tidak haid), sakit kepala, pusing, mual, nyeri payudara,

perubahan berat badan, perubahaan suasana perasaan, jerawat

c) Efektivitas

Bila diguakan secara benar, risiko kehamilan kurang dari 1 di antara 100 ibu

dalam 1 tahun.

d) Lama Pemakaian

Lama pemakaian pil KB ini yaitu satu sahari dan harus diminum pil ini setiap

hari.

4. Metode Pil Honmon Progestin

a) Definisi
11

Minipil menekan sekresi gonadotropin dan sintesis steroid seks di ovarium,

endometrium mengalami transformasi lebih awal sehingga implantasi lebih

sulit, mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat penetrasi sperma,

mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma terganggu. Pil ini

diminum setiap hari.

b) Efek Samping

Perubahan pola haid (menunda haid lebih lama pada ibu menyusui, haid tidak

teratur, haid memanjang atau sering, haid jarang, atau tidak haid), sakit

kepala, pusing, perubahan suasana perasaan, nyeri payudara, nyeri perut, dan

mual.

c) Efektivitas

Bila digunakan secara benar, risiko kehamilan kurang dari 1 di antara 100 ibu

dalam 1 tahun.

d) Lama Pemakaian

Lama pmakaian pil KB ini yaitu satu hari dan harus dinum pil nya setiap hari.

5. Metode Kontrasepsi Implan

a) Definisi

Kontrasepsi implan menekan ovulasi, mengentalkan lendir serviks,

menjadikan selaput rahim tipis dan atrofi, dan mengurangi transportasi

sperma. Implan dimasukkan di bawah kulit dan dapat bertahan higga 3-7

tahun, tergantung jenisnya.


12

b) Efek Samping

Perubahan pola haid (pada beberapa bulan pertama: haid sedikit dan singkat,

haid tidak teratur lebih dari 8 hari, haid jarang, atau tidak haid;setelah setahun:

haid sedikit dan singkat, haid tidak teratur, dan haid jarang), sakit kepala,

pusing, perubahan suasana perasaan, perubahan berat badan, jerawat (dapat

membaik atau memburuk), nyeri payudara, nyeri perut, dan mual.

c) Efektifitas

Pada umumnya, risiko kehamilan kurang dari 1 di antara 100 ibu dalam 1

tahun.

d) Lama Pemakaian

Lama pemakainnya yaitu 3-7 tahun

B. Kontrasepsi Non Hormonal :

1. Metode Kontrasepsi IUD

a) Definisi

Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) adalah merupakan alat yang

dipasang di dalam rahim AKDR dimasukkan ke dalam uterus. AKDR

menghammbat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi,

mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri, mencegah

sperma dan ovum bertemu, mencegah implantasi telur dalam uterus.

b) Efek Samping

Efek samping: Perubahan pola haid (haid sedikit dan singkat, haid tidak

teratur, haid jarang, haid memanjang, atau tidak haid), jerawat, sakit
13

kepala, pusing, nyeri payudara, mual, kenaikan berat badan, perubahan

suasana perasaan, dan kista ovarium.

c) Efektivitas

Pada umumnya, risiko kehamilan kurang dari 1 di antara 100 ibu dalam 1

tahun.

d) Lama Pemakaian

Lama pemakaian (AKDR) yaitu 3-7 tahun.

2. Metode Tubek tomi (MOW)

a) Definisi

Menutupi tuba falopi (meningkat dan memotong atau memasang cincin),

sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum.

b) Efek Samping

Tidak memiliki efek samping

c) Efektivitas

Pada umumnya, risiko kehamilan kurang dari 1 di antara

100 dalam 1 tahun.

d) Lama Pemakaian

Bersifat Permanen

3. Metode Vasektomi (MOP)

a) Definisi

Menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan jalan melakukan oklusi

vasa deferens sehingga alur transportasi sperma terhambat dan proses

fertilisasi tidak terjadi.


14

b) Efek Samping

Tidak memiliki efek samping

c) Efektivitas

Bila pria dapat memeriksakan semennya segera setelah vasektomi, risiko

kehamilan kurang dari 1 di antara 100 dalam 1 tahun.

d) Lama Pemakaian

Bersifat Permanen

4. Metode kondom

a) Definisi

Kondom menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur dengan

cara mengemas sperma di ujung selubung karet yang di pasamng pada

penis sehingga sperma tersebut tidak tercurah ke dalam saluran reproduksi

perempuan.

b) Efek Samping

Tidak memiliki efek sampiing

c) Efektivitas

Bila pria dapat memeriksakan semennya segera setelah vasektomi, risiko

kehamilan kurang dari 1 di antara 100 dalam 1 tahu

d) Lama Pemakaian

Lama pemakaiannya sekali pakai


15

5. Metode Senggama Terputus

a) Definisi

Metode keluarga berencana tradisional, di mana pria mengeluarkan alat

kelaminnya (Penis) dari vagina sebelum pria mencapai ejakulasi.

b) Efek Samping

Tidak ada efek sampingnya

c) Efektivitas

Bila dilakukan secara benar, risiko kehamilan adalah 4 di antara 100 ibu

dalam 1 tahun.

6. Metode Amenorea Laktasi (MAL)

a) Kontrasepsi MAL mengandalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) ekslusif

untuk menekan ovulasi. Metode ini untuk mencegah kehamilan dengan

terus menyusui setelah melahirkan.

b) Efek Samping

Tidak ada efek samping

c) Efektivitas

Risiko kehamilan tinggi bila ibu tidak menyusui bayinya secara benar.

Bila dilakukan secara benar, risiko kehamilan kurang dari 1 di antara 100

ibu dalam 6 bulan setelah persalinan.

7. Metode Diafragma

a) Definisi

Diafragma kap berbentuk cembung, terbuat dari lateks (karet) yang di


16

masukkan ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup

serviks sehingga sperma tidak dapat mencapai saluran alat reproduksi

bagian atas (uterus dan tuba falopi).

b) Efek Samping

Iritasi vagina dan penis, lesi di vagina

c) Efektivitas

Bila digunakan dengan benar bersama spermisida, risiko kehamilan

adalah 6 di antara 100 ibu dalam 1 tahun.

d) Lama Pemakaian

Diafragma harus tetap berada di dalam vagina 6 jam setelah ibu terakhir

kali berhubungan intim.

8. Sistem kalender/pantang berkala, penghindaran hubungan seks yang

sungguh-sungguh selama 2 hari sebelum ovulasi dan 2-3 hari sesudah

ovulasi.

2.1.2.4 Jangka Waktu Pemakaian Alat Kontrasepsi

Lama pemakaian alat kontrasepsi tergantung dari jenis metode

kontrasepsi yang di gunakan baik itu metode hormonal dan non hormonal.

Menurut data Puskesmas Sikumana Kupang tahun 2019. Penggunaan alat

metode kontrasepsi jangka panjang merupakan kontrasepsi yang dapat di

pakai dalam jangka waktu lama lebih 2 tahun, efektif dan efesien untuk

tujuan pemakaian menjarangkan kelahiran lebih dari 3 tahun atau mengakhiri

kehamilan atau sudah tidak ingin menambah anak lagi.


17

2.1.3 Konsep Dasar Menstruasi

2.1.3.1 Defenisi Menstruasi

Menstruasi merupakan proses alamiah yang akan terjadi pada setiap

remaja, dimana terjadi proses pengeluaran darah yang menandakan bahwa

organ kandungan berfungsi dengan matang, Menstruasi adalah perdarahan

secara periodik dan siklik dari uterus, yang disebabkan karena luruhnya sel

ovum matang yang tidak dibuahi dan disertai pelepasan endometrium. Proses

terjadinya menstruasi ini terjadi melalui empat tahap yaitu fase menstruasi,

fase ploriferasi, fase luteal atau sekresi, dan fase iskemik.

Menstruasi pertama (menarche) pada remaja putri biasanya terjadi

pada usia 12 sampai dengan 16 tahun. Menstruasi/ haid yang pertama

(menarche) merupakan tanda pubertas. Menstruasi adalah peluruhan dalam

dinding rahim (endometrium) yang banyak mengandung pembuluh darah.

Peristiwa ini terjadi setiap bulan, berlangsung selama 5 sampai dengan 7 hari

(Meitria, 2020).

2.1.3.2 Jenis-Jenis Gangguan Menstruasi

Jenis gangguan menstruasi menurut (Villasari, 2021), terdapat

sebanyak 8 jenis gangguan menstruasi diantara lain:

1. Amenorea

Keadaan dimana tidak haid selama 3 bulan atau lebih. Amenorea dibagi

menjadi 2, yaitu :
18

a) Amenorea primer ialah kondisi dimanas eorang perempuan berumur 18

tahun atau lebih tidak pernah haid, umumnya dihubungkan dengan

kelainankelainan kongenital dan genetik.

b) Amenorea sekunder adalah kondisi dimana seorang pernah mendapatkan

haid, tetapi kemudian tidak mendapatkan haid, biasanya merujuk pada

gangguan gizi, gangguan metabolisme, tumor, penyakit infeksi, dan

lainlain. Ada pula amenorea fisiologis yaitu masa sebelum pubertas,

masa kehamilan, masa laktasi, dan setelah menopause.

2. Hypomenorrhea

Haid yang teratur tetapi jumlah darahnya sedikit. Perdarahan haid yang

lebih pendek atau kurang dari biasa dengan discharge menstruasi sedikit

atau ringan. Hipomenorhea disebabkan terganggunya kesuburan

endometrium karena kurang gizi ,penyakit menahun atau gangguan

hormonal.

3. Hipermenoragia (menoragia)

Merupakan perdarahan haid yang lebih banyak dari normal, atau lebih lama

dari 7 hari dengan total darah haid lebih dari 80 ml per siklus. Penyebab

kelainan ini terdapat pada kondisi dalam uterus.Biasanya dihubungkan

dengan adanya mioma uteri dengan permukaan endometrium yang lebih

luas dan gangguan kontraktilitas, polip endometrium, gangguan peluruhan

endometrium, dan sebagainya.


19

4. Polymenorea

Haid sering datang, siklusnya pendek, kurang dari 25 hari. Penyebabnya

adalah gangguan hormonal, kongesti ovarium karena peradangan,

endometriosis, dan lai-lain.Pada gangguan hormonal terjadi gangguan

ovulasi yang menyebabkan pendeknya masa luteal.Diagnosis dan

pengobatan membutuhkan pemeriksaan hormonal dan laboratorium lain.

5. Psedoamenorrhen

Ada haid tetapi darah haid tidak dapat keluar karena tertutupnya cervik,

vagina atau hymen.

6. Menstruasi Praecox

Timbulnya haid yang terjadi pada umur yang sangat muda 8-10 tahun.

7. Metrorargieba

Perdarahan rahim diluar waktu haid.

8. Dysmenorhea

Nyeri sewaktu haid, nyeri terasa pada perut bagian bawah, nyeri terasa

sebelum haid, sesudah haid, selama haid dan bersifat kolik atau terus

menerus.

2.1.3.3 Penyebab Gangguan Menstruasi

Sejumlah faktor bisa meningkatkan kemungkinan siklus haid

menstruasi yang tidak teratur. Kebanyakan berhubungan dengan produksi

hormon. Dua hormon yang mempengaruhi menstruasi sadalah estrogen dan

progesteron. Ada beberapa perubahan siklus hidup yang bisa mempengaruhi


20

keseimbangan hormonal antara lain pubertas, menoupouse, kehamilan dan

persalinan, serta menyusui.

Saat pubertas, tubuh mengalami perubahan besar. Estrogen dan

progesteron membutuhkan waktu beberapa tahun untuk mencapai

keseimbangan. Efeknya, siklus menstruasi tidak teratur sering terjadi pada

periode ini.

2.1.3.4 Penatalaksanaan

Cara mengatasi gangguan atau keluhan-keluhan selama atau sebelum

menstruasi setiap wanita berbeda-beda tergantung mana cara yang dapat

membuat perasaan menjadi dan merasa lebih baik (Villasari, 2021).

Berikut ini cara yang dapat menolong:

1. Coba hindari caffein yang terdapat dalam teh, kopi dan beberapa minuman

ringan seperti cola.

2. Kurangi garam-garam yang menyebabkan tubuh berusaha menyimpan air

di dalam tubuh sehingga menyebabkan rasa penuh di perut bagian bawah

3. Coba makan makanan yang berprotein, jenis ini akan menyebabkan lebih

banyak air yang keluar tubuh, sehingga mengurangi rasa penuh di perut

bagian bawah.

4. Coba minum ramuan yang biasanya dapat mengatasi masalah ini. Untuk

mengatasi nyeri perut saat menstruasi dapat dilakukan cara-cara berikut ini:

1. Usap perut bagian bawah untuk mengurangi ketegangan otot perut.


21

2. Isi sebuah botol dengan air panas dan letakkan di perut bagian bawah

atau bisa digunakan kain tebal atau handuk yang sudah dibasahi dengan

air panas.

3. Minum air teh yang terbuat dari daun rasberry kemudian dicampur

dengan jahe.

4. Tetap menjalankan kegiatan sehari-hari seperti biasa.

5. Coba berolah raga ringan atau berjalan-jalan.

6. Bila nyeri sangat dan perdarahan yang banyak dan semua usaha diatas

tidak menolong perlu konsultasi dengan dokter kandungan.

2.1.4 Kontrasepsi Suntik 3 Bulan Dengan Gangguan Menstruasi

Penyebab kejadian gangguan menstruasi amenorea sekunder, spotting,

oligomenorea pada pengguna KB suntik progestin yaitu adanya ketidak

seimbangan hormon di dalam tubuh seorang wanita, seperti halnya yang

disebutkan oleh (Simajuntak, 2009) bahwa amenorea sekunder disebabkan

oleh salah satunya adalah konsumsi hormon tambahan (KB) sehingga hormon

dalam tubuh menjadi tidak seimbang. (Hartanto, 2010) yang menuliskan

bahwa gangguan spotting dapat disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon,

dan (Prawirohardjo, 2011) menerangkan bahwa kejadian oligomenorea dapat

disebabkan oleh peningkatan hormon androgen sehingga terjadi gangguan

ovulasi. Pemberian progesterone-eksogenous dapat mengganggu kadar puncak

FSH dan LH, sehingga meskipun terjadi ovulasi, produksi progesteron yang

kurang dari corpus luteum menyebabkan penghambatan dari implantasi. Pada

pemakaian DMPA, endometrium menjadi dangkal dan atrofi dengan kelenjar


22

kelenjar yang tidak aktif. Sering stroma menjadi edematous. Dengan

pemakaianjangka lama, endometrium dapat menjadi sedemikian sedikitnya,

sehingga tidakdidapatkan atau hanya didapatkan sedikit sekali jaringan bila

dilakukan biopsi.

Tetapi, perubahan-perubahan tersebut akan kembali menjadi normal

dalam waktu 90 hari setelah suntikan DMPA yang terakhir. Kontrasepsi

hormonal dapat mempengaruhi organ seks wanita.Organ yang paling banyak

mendapat pengaruh adalah endometrium, miometrium, serviks dan

payudara.Perubahan hormon dapat menimbulkan pengaruh terhadap siklus

menstruasi.Pengaruh yang dapat di timbulkan dari penggunaan kontrasepsi

hormonal adalah siklus menstruasi terhadap jumlah darah menstruasi dan

lamanya perdarahan. Perubahan terhadap lamanya siklus menstruasi

(polimenore) disebabkan terjadinya perubahan terhadap sekresi steroid dari

ovarium sehingga perubahan terhadap jumlah perdarahan mensteruasi

(hipomenore dan hipermenorhea) dipengaruhi oleh dosis kontrasepsi hormonal

yang di gunakan,Makin kecil dosis estrogen dan progesteron makin kecil pula

darah yang keluar dan makin besar dosis estrogen dan progesterone, maka

makin banyak pula darah yang keluar. Perubahan terhadap tidak datangnya

menstruasi (amenore) pada pengguna kontrasepsi suntik hormonal bukan

karena terlalu lamanya fungsi ovarium tertekan oleh kontrasepsi hormonal,

melainkan karena efek langsung kontrasepsi hormonal terhadap endometrium

dalam jangka waktu yang lama menyebabkan pertumbuhan endometrium

semakin kecil dan akan terjadi atrofi endometrium.


23

Pemakaian KB suntik progestin bisa menyebabkan pola haid normal

berubah menjadi amenore, perdarahan ireguler, perdarahan bercak, perubahan

dalam frekuensi,lama dan jumlah darah yang hilang. Efek pada pola haid

tergantung pada lama pemakaian.Perdarahan inter-menstrual dan perdarahan

bercak berkurang dengan berjalannya waktu, sedangkan kejadian amenore

bertambah besar. Insiden yang tinggi dari amenore diduga berhubungan

dengan atrofi endometrium. Sedangkan sebab dari perdarahan berupa bercak

karena ada pelebaran pembuluh darah vena di endometrium sehingga venanya

rapuh dan terjadi pendarahan local atau spotting (Anggia, 2012).

2.2 Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Lama Pemakaian Gangguan


KB Suntik 3 Bulan Menstruasi

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Efektifitas Pemberian Penyuluhan tentang


Lama Pemakaian KB Suntik 3 Bulan Dengan Gangguan
Menstruasi
24

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif Analitik yaitu suatu penelitian

yang mendeskrisikan, menganalisis dan menghubungkan antara variabel

independen dan variabel dependen. Rancangan penelitian ini menggunakan

rancangan penelitian cross sectional yaitu suatu rancangan penelitian dengan

melakukan pengukuran dan pengamatan pada saat bersamaan (sekali waktu) dari

masing-masing variabel dalam faktor-faktor yang berhubungan dengan

penggunaan alat kontrasepsi KB suntik 3 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Koto

Baru Jorong Pinang Gadang Kabupaten Dharmasraya Tahun 2022 (Melyani,

2019).

3.2 Waktu dan tempat Penelitian

3.2.1 Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret - April 2022.

3.2.2 Tempat Penelitian

Lokasi penelitian yang di pilih untuk tempat penelitian adalah di Wilayah

Kerja Puskesmas Koto Baru Jorong Pinang Gadang Kabupaten Dharmasraya

Tahun 2022.

3.3 Populasi, Sampel, Besar Sampel Dan Teknik Pengambilan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yang sesuai dengan kriteria

Populasi dalam penelitian ini adalah semua akseptor KB suntik 3 bulan di


25

Wilayah Kerja Puskesmas Koto Baru Jorong Pinang Gadang Kabupaten

Dharmasraya Tahun 2022 yang berjumlah 75 orang.

3.3.2 Sampel

Sampel penelitian adalah sebagian populasi yang diteliti atau sebagian

jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2012). Sampel

dalam penelitian ini adalah akseptor KB suntik 3 bulan di Wilayah Kerja

Puskesmas Koto Baru Jorong Pinang Gadang Kabupaten Dharmasraya Tahun

2022, sampelnya yang berjumlah 43 orang.

3.3.3 Besar Sampel

Besar sampel pada penelitian ini ditentukan dengan rumus slovin menurut

(Arikunto, 2010) yaitu :


N
N = X = 1 + N (d2) X

Dengan keterangan :

n= Ukuran Sampel

N= Ukuran Populasi

d= Tingkat kesalahan pengambilan sampel (1%,5%,10%)

sehingga perhitungan sampel dalam penelitian ini yaitu dengan jumlah populasi

75 orang pengguna akseptor KB suntik 3 bulan dengan rumus sebagai berikut:


75 75 75 75
n= = = = = 42,8
1 + 75 (0,12) 1 + 75 (0,01) 1 + 0,75 1,75

Sehingga didapatkan hasil sampel sejumlah 42,8 dan dibulatkan menjadi 43

sampel.
26

3.3.4 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik Pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan teknik Total Sempling yaitu teknik pengambilan sampel di mana

jumlah sampel sama dengan jumlah populasi

3.4 Variabel Penelitian

3.4.1 Variabel Independen

Lama pemakaian KB suntik 3 bulan

3.4.2 Variabel Dependen

Gangguan Menstruasi

3.5 Definisi Operasional

Uraian tentang batasan variabel yang dimaksud, atau tentang apa yang

diukur oleh variabel yang bersangkutan menurut (Notoatmodjo, 2012).

3.5.1 Variabel Bebas (Independent Variabel)

Variabel yang diduga sebagai penyebab atau pendahulu dari variable lain

Dalam penelitian ini variable bebasnya adalah Lama Pemakaian KB suntik 3

bulan yaitu pemakaian KB ≥ 2 tahun dan penggunaan KB < 2 tahun

1.5.2 Variabel Terikat (Dependent Variabel)

Variabel yang diduga sebagai akibat atau dipengaruhi oleh variable

pendahulunya. Dalam penelitian ini variable terikatnya adalah gangguan

menstruasi.
27

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Defenisi Operasinal Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala

Independent
Lama Lama penggunaan Kuesioner Mengisi 1. ≥ 2 ahun Ordinal
pemakaian kontrasepsi adalah Kuesioner 2. <2
KB Suntik 3 jangka waktu dalam tahun
Bulan menggunakan alat
atau cara
pencegahan
kehamiilan.

Dependent
Gangguan Gangguan Kuesioner Mengisi 1.Ada Nominal
Menstruasi Menstruasi adalah Kuesioner Gangguan
kondisi ketika siklus Menstruasi
menstruasi 2.Tidak
mengalami anomali Ada
atau kelainan. Gangguan
Gangguan Menstruasi
menstruasi yang
dialami setelah
penggunaaan KB
suntik 3 bulan yang
dapat berupa
hipermenorhea,hipo
menorhea,a
menorrhea dan
spotting.
28

3.6 Bahan dan Alat Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan bahan dan alat berupa kuesioner

yang berjumlah 1 pertanyaan yang digunakan untuk mengetahui berapa lama

pemakaiaan KB suntik 3 bulan responden, dan untuk kuesioner yang berjumlah

10 pertanyaan yaitu untuk mengetahui gangguan menstruasi yang terjadi kepada

responden.

3.7 Prosedur Penelitian

Prosedur yang di lakukan saat melakukan penelitian di Jorong Pinang Gadang

Kabupaten Dharmasraya:

1). Meminta surat izin dari akademik untuk melakukan penelitian di Jorong

Pinang Gagang Kabupaten Dharmasraya.

2). Melapor dan meminta izin kepada kepala puskesmas koto baru

3). Mendapat surat balasan izin dari kepala puskesmas koto baru

4). Pengumpulan data yang diperlukan mengisi kuesioner.

5). Memproses dengan menganalisis data yang sudah didapatkan dari pengisian

kuesioner yang telah terkumpul.


29

3.8 Alur Penelitian

q
Populasi Ibu akseptor KB
suntik 3 bulan

Sampel 43 orang ibu


akseptor KB suntik 3 bulan
di jorong pinang gadang

Inform concent

Lama
Akseptor KB Gangguan
pemakaian KB
menstruasi
suntik 3 bulan

Pengisian Kuesioner

Analisa Data

Gambar 3.1 Rancangan penelitian hubungan lama pemakaian


KB suntik 3 bulan dengan gangguan menstruasi
30

3.9 Pengumpulan Data Dan Pengolahan Data

3.9.1 Pengumpulan Data Penelitian

Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder. Data primer dari

penelitian ini adalah data yang didapatkan dari hasil kusioner dengan cara

pengisian kuesioner mengenai lama pemakian KB suntik 3 bulan dengan

gangguan menstruasi. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari

pihak lain, badan, instansi atau lembaga yang secara rutin mengumpulkan data.

3.9.2 Pengolahan Data Penenelitian

Langkah ini dimaksudkan untuk melakukan kegiatan pengecekkan

terhadap kelengkapan data, kesinambungan data dan memeriksa apakah semua

pertanyaan sama (Notoatmodjo, 2012). Suatu kegiatan meneliti dan

memperbaiki jawaban dari responden apakah itu sudah baik dan dapat

disimpulkan untuk keperluan berikutnya. Pengolahan data dilakukan dengan

menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

3.9.2.1 pemeriksaan data ( editing )

Data yang sudah terkumpul diperiksa kembali untuk mengetahui

ketepatan dan kelengkapan sebelum data diolah, hasil kuesioner dan

wawancara yang telah dikumpulkan diperiksa langsung untuk melihat

ketepatan dan kelengkapan data.

3.9.2.2 Pengkodean Data ( Coding )

Coding merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data

berbentuk angka atau bilangan. Kegunaan data coding adalah untuk

mempermudah pada saat entry data. Untuk mengetahui lama pemakaian KB


31

suntik 3 bulan. Lama di diberi kode 1, kurang lama diberi kode 2

(Notoatmodjo, 2012). Memberikan kode terhadap item-item pada masing-

masing variabel dengan kriteria:

1). Untuk mengetahui variabel lama pemakaian KB suntik 3 bulan, jika

pemakaian responden ≥2 tahun maka diberikan kode “1”, dan jika

pemakaian responden <2 tahun maka diberikan kode “2”.

2). Untuk mengetahui Gangguan Menstruasi, jika responden memiliki

gangguan menstruasi maka diberikan kode “1”, dan jika responden tidak

memiliki gangguan menstruasi maka diberikan kode “2”.

3.9.2.3 Pemberian Skor ( Scoring )

Scoring dilakukan dengan menetapkan skor (nilai) pada setiap pertanyaan

kuesioner dan pada saat pengkatagorian setiap variabel (Notoatmodjo, 2012).

1. Lama Pemakaian : 1= ≥2 tahun (1)

2= <2 tahun (0)

2. Gangguan Menstruasi : 1= Ada gangguan menstruasi (1)

2= Tidak mengalami gangguan menstruasi (0)

3.9.2.4 Tabulasi Data ( Tabulating )

Membuat tabel-tabel data sesuai dengan tujuan penelitian atau yang

diinginkan oleh peneliti (Notoatmodjo, 2012). Berupa tahapan lanjutan dalam

rangkaian proses analisis data, lewat tabulasi akan segera tampak ringkasan

dan susunan dalam bentuk tabel.


32

3.10 Analisa Data

Setelah data dari hasil penelitian terkumpul disajikan dalam bentuk tabel

distribusi frekuensi kemudian data yang diperoleh dianalisis.

3.10.1 Univariat

Bertujuan untuk menjelaskan atau mendriskripskan setiap variable

penelitian. Bentuk analisis univariat tergantung dari jenis datanya, pada

umumnya dalam analisis ini hanya menggunakan distribusi frekuensi dan

presentase dari setiap variable (Notoatmodjo, 2018).

F
Rumus : P= x 100%
N
Keterangan :

P= Nilai Presentase Responen

F= Frekuensi Kejadian

N= Jumlah Responden

Menurut Arikunto ( 2012), pada data yang bersifat kuantitatif dapat

diprsentasikan :

1. 100% : Seluruhnya

2. 76-99% : Hampir Seluruhnya

3. 51-75% : sebagian Besar

4. 50% : Setengahnya

5. 26-49% : Hampir Setengahnya

6. 1-25% : Sebagian Kecil

7. 0% : Tidak Satupun
33

3.10.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat bertujuan untuk melihat hubungan variabel independen

dan variabel dependen. Uji yang dipakai adalah Chi-Square dengan batas

kemaknaan 0,05, jika nilai p < 0,05, maka H0 ditolak. Menghitung Chi-Square

menurut (Notoatmodjo, 2012) dengan rumus :

Keterangan :

X 2 = Nilai Chi Square

Fo = Nilai observasi

Fh = Nilai harapan

Menentukan uji kemaknaan hubungan dengan cara membandingkan nilai

(value) dengan nilai α = 0,05 pada taraf kepercayaan 95 % dan derajat

kebebasan = 1 dengan kaidah keputusan sebagai berikut :

1). Jika nilai p< 0,05 maka menyatakan bahwa Ho ditolak dan artinya ada

hubungan yang signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

2). Jika nilai p> 0,05 maka menyatakan Ha diterima artinya tidak ada

hubungan yang signifikan antara variabel bebas dan variabel terikat.

3.11 Uji Validitas dan Reliabilitas

3.11.1 Validitas

Kusioner dalam penelitian ini tidak lagi dilakukan uji validitas dan

reliabilitas. Karena daftar pertanyaan kuesioner terkait dukungan bidan

terhadap pelayanan kontrasepsi di masa pandemi disesuaikan dengan teori

dukungan sosial yang ada di Rahmadani Siregar, 2018. Hubungan Lama

Pemakaian KB Suntik 3 Bulan Dengan Gangguan Menstruasi Di Puskesmas


34

Hutaimbaru. Skripsi. (diterbitkan). Sumatra Utara: Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatra Utara.

3.11.2 Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan

sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan pengukuran

ulang, ada tiga teknik yaitu:

1). Teknik Test Ulang Dengan teknik ini kuesioner yang sama diteskan

kepada sekelompok respondent yang sama sebanyak dua kali.

2). Teknik Belah Dua

Dengan teknik ini alat ukur telah disusun dibagi atau dibelah menjadi dua.

3). Teknik Pararel

Dengan menggunakan teknik ini kita membuat dua alat pengukur untuk

mengukur aspek yang sama (Notoatmodjo, 2012).


35

DAFTAR PUSTAKA

Alimul, A. and Hidayat (2012) Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi


Konsep dan Proses Keperawatan. Ist end. Edited by D. Sjabana. Jakarta:
Salembang Medika
Anggia, Rj dan Mahmudah. (2012). Hubungan Jenis dan Lama Pemakaian
Kontrasepsi Hormonal dengan Gangguan Menstruasi di Bidan Praktek Swasta.
Jurnal Biometrika dan Kependudukan, volu 1 Nomor 1
Anggina, R., & Sinaga, P. (2021). Hubungan Lama Pemakaian KB Suntik 3 Bulan
Dengan Gangguan Menstruasi di BPS D Purba Desa Girsang. 13(1), 13-24.
Jurnal Ilmiah Kesehatan
BKKBN Sumbar. (2018). Pasangan Usia Subur (PUS) Aktif Telah Memakai Alat
Kontrasepsi.
Dinkes. (2020). Profil Kesehatan. Kota Padang
Dinkes, K. D. (2014). Dinas Kesehatan Kabupaten Dharmasraya Tahun 2014.
Fauziah. (2020). Buku Ajar Praktik Asuhan Pelayanan Keluarga Berencana (KB).
Buku Ajar Praktik Asuhan, 1–112. https://doi.org/10.17605/OSF.IO/D6NC3
Fauzie Rahman. (2017). Banjar Baru Kalimantan Selatan: Buku Program Keluarga
Berencana & Metode Kontrasepsi.
Harahap. (2020). Hubungan Lama Pemakaian Kontrasepsi Dengan Efek Samping
Kontrasepsi suntik 3 bulan Pada Akseptor KB. Journal Of Health Development,
2.
Hartanto.2010. Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi. Pustaka Sinar Harapan:
Jakarta.
Holidah. (2019). Hubungan Lama Pemakaian Kontrasepsi Dengan Gangguan
Menstruasi Pada Akseptor KB Suntik Di BPM E Pamulang. 3(2), 64–76.
Edudharma Journal
Kemenkes RI. (2020). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019.
Masturoh. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan (1st ed.).
Matahari, R., & Utami, F. P. (2018). Buku Ajar Keluarga Berencana dan Kontrasepsi
(1st ed.).
Meitria Syahadatina Noor. (2020). Yogyakarta: Buku Panduan Ksehatan Reproduksi
Pada Remaja
36

Melyani. (2019). Hubungan Antara Lama Pemakaian Alat Kontrasepsi KB Suntik 3


Bulan Dengan Gangguan Menstruasi Pada Akseptor KB Di Puskesmas Siantan
Hilir. 9, 412–420. Jurnal Kebidanan-ISSN 2252-8121
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Prawirohardjo. 2011. Ilmu Kandungan Edisi 3. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Simanjuntak, P., 2009, Gangguan Haid dan Siklusnya, Dalam:
WinkjosastroH.,Saifuddin A.B.
Siregar, R. J., & Harahap, M. L. (2021). Hubungan Lama Pemakaian Dengan Efek
Samping Kontrasepsi Suntik 3 Bulan Pada Akseptor Kb. Jurnal Mutiara Ners,
4(2), 100–104. https://doi.org/10.51544/jmn.v4i2.1951
Villasari. (2021). Buku Fisiologi Menstruasi (1st ed.). Kediri Jawa Timur.
World Health Organization. (2020). World Family Planning. United Nations.
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/family-planning-
contraception.
37

LAMPIRAN
38
39

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN


Kepada
Yth. Calon responden penelitian
Di
Tempat
Dengan hormat,
Saya mahasiswa semester VI Program Studi Diploma III Kebidanan Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Dharmas Indonesia, bersama dengan ini memohon
kesediaan Saudara untuk berpartisipasi sebagai subjek penelitian (responden) dalam
penelitian saya yang berjudul “Hubungan lama pemakaian KB suntik 3 Bulan dengan
gangguan mestruasi di Jorong Pinang Gadang Kabupaten Dharmasraya Tahun 2022”.

Dalam penelitian tersebut saya mengharapkan kesediaan Saudara untuk


memberikan jawaban terhadap pertanyaan yang ada dalam kuisioner sesuai dengan
pendapat Saudara sendiri tanpa dipengaruhi oleh pihak lain sesuai dengan petunjuk.
Saya menjamin kerahasiaan pendapat Saudara. Identitas dan informasi yang Saudara
berikan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian dan tidak untuk maksud lain.

Partisipasi Saudara dalam penelitian ini bersifat bebas dan tanpa


paksaaan.Saudara bebas ikut atau tidak tanpa dikenai sanksi apaan. Atas perhatian
dan kesediaan Saudara, saya ucapkan terimakasih.

Hormat saya,
Peneliti

(Sisilvia)
NIM 1901021021
40

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Nama :
Usia :
Alamat :
No. Telp/Hp :
Setelah membaca lembar penjelasan sebelumnya, saya bersedia menjadi
responden pada penelitian yang berjudul Hubungan Lama Pemakaian KB suntik 3
Bulan Dengan Gangguan Menstruasi Di Jorong Pinang Gadang Kabupaten
Dharmasraya Tahun 2022.
Saya telah diberitahukan bahwa partisipasi atau penolakan ini tidak
merugikan saya dan saya mengerti bahwa tujuan dari penelitian ini akan sangat
bermanfaat bagi saya maupun bagi dunia kesehatan. Maka dengan ini saya secara
sukarela bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.
Demikian secara sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari siapapun, saya
bersedia berperan serta dalam penelitian ini.
Dharmasraya, ……………..2022

Peneliti Responden

(SISILVIA)
NIM 1901021021 ( )
41

KUESIONER PENELITIAN

Hubungan Lama Pemakaian KB Suntik 3 Bulan dengan Gangguan Menstruasi


di Jorong Pinang Gadang Kabupaten Dharmasraya Tahun 2022

Petunjuk pengisian kuesioner:

1. Bacalah pertanyaan dibawah ini dengan baik


2. Pertanyaan dibawaah ini mohon di isi dengan benar
3. Pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai dengan pendapat anda
4. Jika kurang mengerti atau ragu, tanyakan pada peneliti
5. Untuk pilihan jawaban, beri tanda ceklis () jika jawaban dianggap benar

A. Identitas Responden

1. Nama :
2. Umur :
3. Alamat :

B. Lama Pemakaian KB Sunntik 3 Bulan

Keterangan jawaban :

≥ 2 Tahun dengan Nilai 1


< 2 Tahun dengan Nilai 0

NO PERTANYAAN ≥ 2 TAHUN < 2 TAHUN


1 Berapa lama ibu menggunakan alat kontrasepsi
KB suntik 3 bulan

C. Gangguan Menstruasi

Keterangan jawaban :

a. Iya (I) dengan Nilai 1


b. Tidak (T) dengan Nilai 0
42

JAWABAN
NO PERTANYAAN IYA TIDAK

1. Apakah ibu masih menstruasi atau haid setelah pemakaian


KB suntik 3 bulan?
2 Apakah ibu memiliki gangguan menstruasi setelah
menggunakan kb?(Gangguan haid seperti jumlah darah
menstruasi berkurang, bertambah,tidak menstruasi,darah
menstruasi berupa bercak,dll. )
3 Apakah lama waktu mestruasi ibu (3-7 hari) setelah
menggunakan kb suntik ?
Jika tidak maka itu efek dari suntik KB suntik 3 Bulan
4 Apakah volume pendarahan ibu setelah menggunakan
kontrasepsi menghabiskan 2-5 pembalut per hari ?(normal
80ml/cc)
Jika pembalut yang digunakan tidak sampai 5 pembalut
maka itu termasuk gangguan menstruasi yang tidak lancar
5 Apakah darah menstruasi ibu bergumpal?
Setelah 3 hari menstruasi
6 Apakah ibu tidak mengalami menstruasi lebih dari 3 bulan
berturut-turut dimana sebelumnya pernah haid ?

7 Apakah ibu mengalami peningkatan berat badan ?


Jika mengalami kenaikan berat badan setelah pemakaian
KB suntik 3 bulan maka termasuk penyebab dari KB
suntik
8 Apakah darah menstruasi yang keluar berupa bercak –
bercak ?
Setelah 3 hari menstruasi
9 Apakah lama menstruasi ibu memendek setelah
menggunakan kb suntik 3 bulan? Pendek (<3 hari)
10 Apakah lama menstruasi ibu memanjang sebelum
menggunakan kb suntik 3 bulan? Panjang (>7hari)

Rahmadani Siregar, 2018. Hubungan Lama Pemakaian KB Suntik 3 Bulan


Dengan Gangguan Menstruasi Di Puskesmas Hutaimbaru. Skripsi. (diterbitkan).
Sumatra Utara: Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara.
43
44
45
46
47
48

Anda mungkin juga menyukai