PROPOSAL
APRIYANTI
NIM. 616080721066
PROPOSAL
APRIYANTI
NIM. 616080721066
Apriyanti
Mengetahui,
PEMBIMBING I PEMBIMBING II
PEMBIMBING I PEMBIMBING II
Mengetahui,
Prodi Sarjana Keperawatan dan Pendidikan SI Keperawatan
Ketua,
Puji syukur kehadirat Allah S.W.T atas berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-
Terselesaikannya Proposal ini tidak terlepas dari banyak pihak, oleh sebab itu,
1. Ibu Hj. Gusnawati, M.K.M, selaku Ketua Yayasan Harapan Bunda Batam.
2. Bapak dr. H. Mawardi Badar, MM, selaku Ketua Rektor Institut Kesehatan
3. Ibu Ns. Savitri Gemini, M.Kep, selaku Ketua Program Studi Sarjana
4. Ibu Ns. Resi Novia, M.Kep, selaku Pembimbing I, yang telah membantu dan
Selvia, SST, M.Keb, selaku Pembimbing II, yang telah membantu dan
staff yang telah membantu memperoleh data dalam penyusunan Proposal ini.
penyusunan Proposal.
9. Terkhusus kepada orang tua : Ibu serta Suami saya yang selalu menjadi
10. Terimakasih untuk sahabat saya yang telah membantu dan mendukung saya
11. Dan kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebut satu persatu yang telah
telah membantu dan penulis berharap semoga Proposal ini dapat bermanfaat bagi
Apriyanti
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL LUAR……………………………………………... i
HALAMAN SAMPUL DALAM…………………………………………... ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN……………………... iii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN…………………….............. iv
KATA PENGANTAR……………………………………………………..... v
DATAR ISI…………………………………………………………………. vii
DAFTAR TABEL…………………………………………………………... ix
DAFTAR SKEMA………………………………………………………...... x
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………... 8
C. Tujuan Penelitian…………………………………………… 8
D. Manfaat Penelitian………………………………………….. 9
E. Keaslian Penelitian…………………………………………. 10
F. Sistematika Penelitian………………………………………. 11
13
2. Definisi..........................................................................
13
2. Ciri Ciri Lansia ……………………………………….
14
2. Klasifikasi Lanjut Usia………………………………..
15
2. Karakteristik Lansia…………………………………… 15
3. Perubahan Lansia……………………………………… 15
2. Diabetes Melitus.....................................................................
18
2. Definisi………………………………………………..
18
2. Etiologi…………………………..................................
19
2. Kalsifikasi……………………………………………..
19
2. Diagnosa Diabetes Melitus…... ………………………
25
2. Faktor…………. ……………………………………...
25
2. Menifestasi……………………………………............
26
2. Komplikasi…...…………………………………….....
29
3. Penatalaksanan.…………………………………….....
29
2. Aktivitas Fisik…...................................................................
30
2. Definisi………………………………………………..
31
2. Jenis Aktivitas Fisik……………………………………
31
2. Manfaat Aktivitas Fisik …………………………….
32
2. Pelaksanaan Aktivitas………………………………….
33
2. Pengukuran Aktivitas……………………………………
34
2. Glukosa Darah ……………………………….……………….
35
2. Kerangka Konseptual…………………………………………
41
2. Hipotesis Penelitian…………………………………………..
42
43
3. Populasi dan Sampel………………………………………. .
43
3. Lokasi dan Waktu Penelitian………………………………
46
3. Variabel Penelitian………………………………………...
46
3. Kerangka Kerja…………………………………………….
48
3. Prosedur Penelitian………………………………………...
49
3. Pengumpulan Data…………………………………………
49
3. Pengolahan Data dan Anlisa Data………………………….
67
3. Etika Penelitian……………………………………………. .
71
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Diseluruh dunia manusia bisa hidup lebih lama, diperkirakan ada sekitar
dua miliar penduduk lanjut usia yang berusia di atas 60 tahun pada tahun 2050,
sekitar 80% dari seluruh lanjut usia (lansia) akan hidup di negara berpendapatan
hidup dan Umur Harapan Hidup (UHH) atau Angka Harapan Hidup (AHH)
keatas. Menua bukanlah sebuah penyakit akan tetapi sebuah proses yang
menurunya daya tahan tubuh dalam menanggapi rangsangan dari dalam dan luar
tubuh. (yenni ferawati sitanggang, Sanny frisca, 2021). Perubahan fisiologis pada
lansia terkait dengan proses penuaan menjadi penyebab yang tidak dapat dihindari
dari menurunnya fungsi dari sistem anatomi dan fisiologi pada lansia. Perubahan
tersebut dapat menjadi salah satu faktor dari terjadinya berbagai masalah
kesehatan yang terjadi pada lansia. Masalah kesehatan yang terjadi pada lansia
metabolik yang di tandai dengan kadar gula darah yang melebihi batas normal.
Nilai batas normal Diabetes mellitus dengan kriteria glukosa darah puasa adalah
kenaikan kadar gula darah karena kerusakan sel beta pancreas sehingga produksi
insulin tidak ada sama sekali, Diabetes Tipe 2 adalah Diabetes yang disebabkan
kenaikan gula darah karena penurunan sekresi insulin yang rendah oleh kelenjar
pangkreas dan Diabetes Mellitus tipe gastasional adalah diabetes yang ditandai
dengan kenaikan gula darah selama masa kehamilan. Gangguan ini biasanya
terjadi pada minggu ke–24 kehamilan dan kadar gula darah akan kembali normal
yang dapat diubah yang melalui faktor-faktor tersebut banyak kekuatan luar yang
memicu pertambahan berat badan itu bekerja. Latihan fisik pada penderita DM
memiliki peranan yang sangat penting dalam mengendalikan kadar gula dalam
darah, saat melakukan latihan fisik terjadi peningkatan pemakaian glukosa oleh
3
otot yang aktif sehingga secara langsung menyebabkan penurunan glukosa darah
tercatat 537 juta orang dewasa (20-79 tahun) menderita diabetes. Jumlah ini
diprediksi akan mengalami peningkatan menjadi 643 juta pada tahun 2030 dan
784 juta pada tahun 2045. Pasifik Barat berada dalam peringkat ke 1 dari 10
penyakit menular dari tahun 2013 ke tahun 2018 di Kepulauan Riau Diabetes
Mellitus meningkat dari 1,5% menjadi 2% (Riau, 2021). Dan Hasil capaian
indicator kinerja UKM 2022 di Puskesmas Tarempa tercatat sebanyak 291 lansia
Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kadar Gula Darah Sewaktu pada Lansia
Penderita Diabetes Mellitus di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Babakan Sari Kota
dengan gula darah sewaktu pada pasien diabetes melitus di Puskesmas Babakan
Hubungan Aktivitas Sehari – hari dengan Kadar Gula Darah Sewaktu pada lansia
Data diperoleh degan cara observasi dan gluco test. Analisis secara statistic
lansia di Desa Jungjang Wetan blok 02 dan blok 03 Wilayah Kerja Puskesmas
Tegal gubug sebagian besar berada pada kategori ringan (45,7%). Distribusi gula
darah sewaktu responden yang paling banyak berada pada kategori normal yaitu
25 lansia ( 71,4 % ).Hasil pengujian hipotesis diperoleh nilai Chi Kuadrat (X2)
hitung 4,126dan nilai sig. (p-Value) 0,042 berarti ada hubungan antara aktifitas
Akan tetapi tidak sejalan dengan hasil penelitian Widana Ketut., dkk.
(2018) yang berjudul Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kadar Glukosa Darah
Puasa pada Pasien Diabetes Melitus yang Datang ke Poli Klinik Penyakit Dalam
Rumah Sakit M. Djamil Padang yang terdapat hasil penelitian diolah dengan
rumus Chi-square sehingga nilai p=0.602 (p>0.05). Simpulan studi ini ialah tidak
terdapat hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik dengan kadar glukosa
darah puasa pada pasien diabetes melititus yang datang ke poliklinik rumah sakit
Diabetes Mellitus juga merupakan salah satu penyebab utama penyakit ginjal dan
kebutaan pada usia di bawah 65 tahun, dan juga amputasi (Marshall dan
5
Flyvbjerg, 2006 dalam Hill, 2011). Selain itu, diabetes juga menjadi penyebab
kematian. Dampak lain dari diabetes adalah mengurangi usia harapan hidup
sebesar 5-10 tahun (Goldberg, 2007 dalam Garnita, 2012 dalam (Diabetes, n.d.).
Menteri Dalam Negeri Nomor 100 tahun 2018, dan Peraturan Menteri Kesehatan
melitus, merupakan salah satu pelayanan minimal yang wajib dilakukan oleh
sesuai standar minimal satu kali sebulan yang meliputi pengukuran kadar gula
darah, edukasi, dan terapi farmakologi serta rujukan jika diperlukan. Dengan
adanya jaminan ini diharapkan semua penderita diabetes melitus bisa terkontrol
kematian dini serta bisa menurunkan beban biaya akibat diabetes melitus dan
Selain itu, adanya Impres No 1 tahun 2017 tentang Germas juga membantu
orang dengan faktor risiko PTM dan penderita diabetes melitus. Keterlibatan
dalam pengelolaan diabetes melitus akan efektif bila disertai dengan modifikasi
gaya hidup yang lebih sehat terutama yang berkaitan dengan faktor risiko yang
2022. Melihat uraian diatas, penulis tertarik untuk mengambil judul tentang
“Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Kadar Gula Darah Lansia Penderita Diabetes
2. Rumusan Masalah
penelitian ini adalah “Adakah Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Kadar Gula
3. Tujuan Penelitian
2023
Tahun 2022.
4. Manfaat Penelitian
1. Profesi Keperawatan
Diabetes Mellitus.
4. Peneliti Selanjutnya
5. Keaslian Penelitian
Kuadrat (X2) hitung 4,126 dan nilai sig. (p-Value) 0,042 berarti ada
hubungan antara aktivitas fisik dengan kadar gula darah pada lanjut
dari uji korelasi Spearman antara aktivitas fisik dengan kadar gula
kadar gula darah puasa pada lansi di Panti Sosial Tresna Werdha
6. Sistematika Penulisan
Proposal ini terdiri dari tiga BAB, yaitu BAB I (satu), BAB II (dua) dan
1. BAB I Pendahuluan
penelitian yang terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus, manfaat
Aktivitas Fisik), kerangka teori menurut ahli atau beberapa ahli yang telah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Lansia adalah seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun ke atas. lansia
adalah bagian siklus hidup manusia yang hampir pasti dialami setiap orang, yang
dapat berdaya guna bagi dirinya, keluarga dan masyarakat. Agar dapat berdaya
guna Lansia harus sehat dan dipersiapkan sedini mungkin, serta berada di
yang di mulai dari usia 60 tahun hingga hampir mencapai 120 atau 125 tahun.
Adapun lanjut usia dapat diklasifikasikan yaitu lansia awal yaitu usia 65 hingga
74 tahun, lansia menengah usia 75 tahun atau lebih, dan lansia akhir usia 85 tahun
bertahan terhadap lesion atau luka (infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang
diderita. Hal ini dikarenakan fisik lansia dapat menghambat atau memperlambat
kemunduran fungsi alat tubuh yang disebabkan bertambahnya umur (Friska et al.,
2020).
12
Menurut (Oktora & Purnawan, 2018) ciri - ciri dari lansia yaitu :
Akibat dari perlakuan yang buruk itu membuat penyesuaian diri lansia
diri dari lingkungan, cepat tersinggung dan bahkan memiliki harga diri
yang rendah.
tahap, yaitu :
informasi yang cukup terkait kemunduran kognitif yang terjadi pada lansia,
evaluasi untuk menangani masalah tersebut. Masalah kesehatan yang terjadi pada
lansia juga berkaitan dengan berbagai perubahan yang dialami oleh lansia.
Adapun perubahan yang terjadi pada usia lanjut yaitu aspek fisik, psikologis,
a) Aspek fisik
terjadi pada fisik lansia. Perubahan penampilan yang terjadi pada lansia
antara lain bentuk mulut berubah karena gigi mulai hilang, mata terlihat
Perubahan lain yang terjadi dalam tubuh yaitu tulang mengapur dan mudah
b) Aspek psikologis
· Kesepian
· Gangguan cemas
· Gangguan tidur
sakit jantung dan kanker lebih tinggi pada seseorang yang lama
tidurnya lebih dari 9 jam atau kurang dari 6 jam per hari bila
c) Aspek Mental
mental yang terjadi pada lansia adalah memori (kenangan) dan intelegensi
metabolik yang di tandai dengan kadar gula darah yang melebihi batas normal
Diabetes adalah penyakit kronis serius yang terjadi karena pankreas tidak
atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin yang
karena keursakan sel beta pangkreas sehingga insulin tidak ada sama
RI, 2020).
atau remaja dan bisa terjadi pada pria maupun wanita. Gejala diabetes
sekitar 2 - 3%. Hal ini disebabkan oleh tidak diketahui atau tidak
2021).
Insulin dalam jumlah yang cukup tetapi tidak dapat bekerja secara
tubuh. Defisiensi insulin juga dapat terjadi secara relatif pada kasus
tetapi bisa timbul pada usia 20 tahun. Sekitar 90-95% kasus Diabetes
pada ibu hamil yang menyebabkan resistensi insulin. Ibu hamil yang
kasus diabetes tipe 1 akibat infeksi virus. Virus penyebab diabetes tipe 1
Autoantibodi sel islet hadir dalam serum 90% dari kasus DM tipe 1 di
termasuk sitoplasma dan membran antigen atau terhadap insulin itu sendiri
(IgG dan IgE antibodi). Aktifitas Limfosit T juga menyerang sel Beta, ini
tidak terlepas dari peran penting hormon insulin dan reseptornya yang ada
disel tubuh manusia. Ada dua etiologi yang berperan pada kejadian
insulin di sel. Hal kedua karena penurunan produksi insulin oleh sel beta
melitus tipe 2 hingga saat ini belum diketahui secara jelas. Namun ada
lain :
1. Usia
bertambahnya usia.
2. Ras
3. Riwayat Keluarga
4. Distribusi Lemak
6. Obesitas
7. Prediabetes
8. Diabetes Gestasional
2.
diabetes.
glukosa darah dan HbA1c. Pemeriksaan glukosa darah yang dianjurkan adalah
tidak dapat ditegakkan atas dasar adanya glukosuria. Berbagai keluhan dapat
(PERKENI, 2021).
2019):
5) Bayi yang memiliki Berat Badan Lahir (BBL) < 2,5 kg.
2019):
serat).
Menurut (P2PTM Kemenkes RI, 2019) Tanda dan Gejala Diabetes Melitus
yaitu :
mengeluarkan lebih dari 5 liter air kencing sehari. Ini berlanjut bahkan di
malam hari. Penderita terbangun beberapa kali untuk buang air kecil. Itu
Dengan hilangnya air dari tubuh karena sering buang air kecil,
penderita merasa haus dan butuhkan banyak air. Rasa haus yang
hilang.
4) Kelaparan
Ketika kadar gula darah merosot, tubuh mengira belum diberi makan dan
Kulit gatal dan kulit kering seringkali bisa menjadi tanda peringatan
diabetes, seperti juga kondisi kulit lainnya, misalnya kulit jadi gelap di
6) Penyembuhan lambat
7) Infeksi jamur
jamur candida dan infeksi jamur lainnya. Jamur dan bakteri tumbuh
8) Iritasi genital
gatal.
tersinggung.
akibat langsung kadar gula darah tinggi. Membiarkan gula darah Anda
28
rasa sakit yang membakar atau bengkak adalah tanda bahwa saraf
menjadi permanen.
banyak gula menetap dalam aliran darah dalam waktu yang lama, hal ini dapat
diabetic yaitu gangguan pada ginjal, dan neuropati diabetic yaitu gangguan saraf
meliputi :
29
komplikasi akut.
pola hidup sehat (terapi nutrisi medis dan aktivitas fisik) bersamaan
oral dan atau suntikan. Obat anti hiperglikemia oral dapat diberikan
badan yang menurun dengan cepat, atau adanya ketonuria, harus segera
sebaiknya dilakukan 30 menit perhari (150 menit per minggu) dalam intensitas
intensitas dan besaran kalori yang digunakan yaitu : aktivitas fisik ringan,
aktvitas fisik dibagi menjadi tiga, yaitu aktivitas fisik harian, latihan fisik dan
olahraga, yaitu:
rumah yang bisa membantu dalam membakar kalori yang diperoleh dari
2) Latihan fisik
31
dan terencana. Contoh kegiatan dalam latihan fisik adalah jalan kaki,
olahraga.
merupakan suatu hal penting bagi kesehatan. Aktivitas fisik bermanfaat dapat
dibanding duduk.
tangkis, bersepeda).
4. Melakukan peregangan
peregangan adalah:
kebutuhan
(Kemenkes, 2017).
fisik seseorang, pertanyaan tersebut meliputi jenis, durasi, dan frekuensi seseorang
dalam 14 melakukan aktivitas fisik. Kuesioner ini memliliki dua versi, versi
panjang dan pendek. Terdapat tiga tingkatan aktitvitas fisik didalam IPAQ, yaitu :
Aktivitas fisik dalam IPAQ terdri dari 5 bagian, yaitu: aktivitas fisik yang
berkaitan dengan pekerjaan di luar rumah, aktivitas fisik yang berkaitan dengan
khususnya untuk responden yang sudah berusia lanjut. Pengukuran aktivitas ini
35
dilakukan dengan cara mengukkur jumlah energi yang keluar setiap menit.
Standar yang digunakan adalah jumlah energi yang dikeluarkan tubuh dalam
(METs).
Rumus yang digunakan untuk mengetahui skor aktivitas fisik dalam IPAQ
adalah
Klasifikasi IPAQ :
darah atau kadar gula darah adalah istilah yang mengacu kepada tingkat glukosa
di dalam darah. Konsentrasi gula darah atau tingkat glukosa serum diatur dengan
ketat di dalam tubuh. Glukosa darah atau kadar gula darah adalah suatu gula
karbohidrat lain didalam tubuh seperti glikogen, ribose, deoxiribose dalam asam
dari karbohidrat dalam makanan dan disimpan sebagai glikogen di hati dan otot
rangka. Insulin dan glucagon adalah dua hormon yang berasal dari pankreas yang
membran sel terhadap glukosa dan untuk transportasi glukosa ke dalam sel. Tanpa
insulin glukosa tidak dapat memasuki sel. Penurunan kadar glukosa darah
(hipoglikemia) terjadi akibat asupan makanan yang tidak adekuat atau darah
terlalu banyak mengandung insulin. Jika terjadi peningkatan kadar glukosa darah
(hiperglikemia), berarti insulin yang beredar tidak mencukupi. Kondisi ini disebut
galaktosa, dan fruktosa. Galaktosa dan fruktosa cepat diubah menjadi glukosa di
hati dan glukosa merupakan salah satu analit yang paling sering diukur dalam
Glukosa darah setelah diserap oleh dinding usus akan masuk dalam aliran
menjadi CO2 dan H2O atau dilepaskan untuk dibawa oleh aliran darah ke dalam
sel tubuh yang memerlukannya. Kadar glukosa dalam tubuh dikendalikan oleh
suatu hormon yaitu hormon insulin, jika hormon insulin yang tersedia kurang dari
kebutuhan, maka glukosa darah akan menumpuk dalam sirkulasi darah sehingga
glukosa darah meningkat. Bila kadar glukosa darah ini meninggi hingga melebihi
ambang ginjal maka glukosa darah akan keluar bersama urin (Ferdhyanti, 2021).
tes glukosa darah seperti tes kadar glukosa darah puasa, glukosa darah sewaktu
dan glukosa sesudah makan. Macam- macam tes glukosa darah adalah sebagai
berikut :
waktu itu dan dilakukan kapan saja tanpa ada persiapan puasa.
normal glukosa dua jam post prandial adalah 140 – 199 mg/dl (7.8
air.
berlebihan, dehidrasi, pola diet yang salah, olahraga berlebihan dan konsumsi
alkohol.
b. Dehidrasi
makanan.
d. Olahraga Berlebihan
e. Konsumsi Alkohol
Dm tipe 1 Dm Tipe 2
Insufisiemsi insulin
6. Stroke Hiperglikemia
7. Serangan Jantung (PJK)
DM
8. Mati rasa (neuropati)
Skema 2.1 Kerangka Konseptual
Sumber : (WHO, 2016), (Bustan, 2015), (Lestari, 2013), (Dewi, 2016).
atau lebih variable (Nursalam, 2013). Setelah melalui pembuktian dari hasil
penelitian, maka hipotesis dapat benar atau salah, dapat diterima atau ditolak, data
terbukti atau tidak terbukti. Dalam penelitian ini hipotesis yang di rumusan yaitu :
1. Ho
Tarempa.
2. Ha
Tarempa.
43
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
lukisan secara sistematis, faktual dan akurat tentang fakta-fakta, sifat, serta
untuk satu kali saja (Wibowo, 2014). Desain penelitian ini akan menjelaskan
tentang Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Kadar Gula Darah Lansia Penderita
1. Populasi
Nursalam, 2016) :
2. Sampel
a. Kriteria Inklusi
45
b. Kriteria eksklusi
(Nursalam, 2016).
3. Besar Sampel
rumus Slovin :
n= N
N (d2) + 1
Keterangan :
N : jumlah populasi
d2: presisi (ditetapkan 5% dengan tingkat kepercayaan 95%)
n : jumlah sampel
3.3. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
47
2. Waktu Penelitian
pada benda yang menunjukkan adanya perbedaan (variasi) nilai atau kondisi yang
1. Variabel Independen
2. Variabel Dependen
48
mellitus tipe 2.
49
ilmiah yang dilakukan dalam melakukan penelitian (kegiatan sejak awal – akhir
Puskesmas Tarempa.
Tarempa.
a. Data Primer
Puskesmas Tarempa.
b. Data Sekunder
c. Studi Lapangan
1) Observasi
2) Wawancara
mellitus tipe 2.
52
3) Dokumentasi
2. Instrumen Penelitian
(Nursalam, 2016).
c. Validasi Instrumen
Control (QC).
a. Skor Kategori
kategori : (1) tidak aktif, (2) aktif minimal, dan (3) aktif
hari, atau
b. Skor Kontinus
59
jalan
menit/minggu
menit/minggu
60
MET-menit/minggu
Tabel 1.1
Definisi operasional Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Kadar Gula
Darah Lansia Penderita Diabetes Mellitus Di Wilayah Kerja
Puskesmas Tarempa.
No Variable Definisi operasional Parameter Cara Ukur Alat ukur Skala ukur Has
il
Uk
ur
62
1 Aktivitas fisik Aktivitas fisik adalah Diberikan Kuesioner Formulir Ordinal Kriteria :
(variable setiap gerakan tubuh latihan IPAQ 1. Ringan
bebas) yang dihasilkan aktivitas jalan (Internatio jika METs-
oleh otot rangka kaki selama 30 nal min/minggu
yang memerlukan menit sesuai Physical < 600
energy penderita dengan Activity 2. Sedang, jika
diabetes mellitus tipe Tahapan pada Questionna METs-
2 agar kadar glukosa SOP ire) yang min/minggu
dalam darah berada terdiri dari <600 dan
dalam rentang normal 7pertanyaa >1500
(Sectiola, 2016). n yang 3. Berat,
terdiri dari jika METs-
aktivitas min/minggu
fisik berat, ≥ 1500
aktivitas (Petterson,
fisik 2010).
sedang, Cara
aktivitas perhitungan
berjalan aktivitas fisik
kaki dan menurut
aktivitas Petterson
duduk (2010) : METs
menit/minggu
berjalan = 3,3
x durasi
berjalan/hari
(menit) x
frekuensi
berjalan/mingg
u (hari).
METs
menit/minggu
aktivitas fisik
sedang = 4
x durasi
aktivitas
sedang/hari
(menit) x
frekuensi
aktivitas
sedang/minggu
(hari).
METs
menit/minggu
aktivitas berat
=8 x
frekuensi
aktivitas
berat/minggu
63
2 Kadar Glukosa Kadar gula darah Kriteria : Diukur Glukomete Nominal 1. Terkontrol
Darah adalah gula yang Terkontrol dengan r dan (≤200mg/dl)
(Variable berada didalam darah (≤200mg/dl) glukometer lembar
Terikat) yang terbentuk dari Tidak digital observasi 2.Tidak
karbohidrat dalam terkontrol dengan Terkontrol
makanan dan (≥200 mg/dl) melakukan (≥200 mg/dl)
disimpan sebagai pengambilan
glikogen dihati dan sampel
otot. Konsentrasi darah
terhadap gula darah dengan
atau peningkatan menggunaka
glukosa serum diatur n lancet.
secara ketat didalam Letakkan
tubuh. Glukosa setetes darah
dialirkan melalui pada strip
darah merupakan tetes dan
sumber utama energy tungggu
untuk sel-sel tubuh hasilnya
( Putri, 2014).
a. Editing
b. Coding
variabel.
1. Responden
Responden 1= R1
Responden 2= R2
Responden n = Rn
2. Jenis Kelamin
Laki –laki= J1
Perempuan= J2
3. Usia
45 –50 tahun= U1
51 –55tahun= U2
56–60 tahun= U3
61 –55 tahun= U4
<1 tahun= L1
1 –5 tahun= L2
6 –10 tahun= L3
11 –15 tahun= L4
>15 tahun= L5
5. Pekerjaan
PNS= P1
Petani= P2
6. Aktivitas fisik
Ringan= F1
Sedang= F2
Berat= F3
c. Entri Data
pengolahan komputer.
d. Cleaning
dimasukkan.
e. Tabulasi
2. Analisa Data
masing-masing pertanyaan.
1. Analisis Univariat
2. Analisis Bivariat
secara normal.
2. Uji Linearitas
diindikasikan dengan :
Korelasi Spearman.
b. Confidentially (kerahasiaan)
berlangsung.
d. Beneficience
e. Maleficience
Kepada,
Yth. Bapak/Ibu/Saudara/i
Di tempat
Dengan hormat,
dan Pendidikan Profesi Ners Institut Kesehatan Mitra Bunda bermaksud akan
1. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui hubungan aktivitas fisik dan kadar
Puskesmas Tarempa
maupun lisan
Peneliti,
APRIYANTI
NIM.
616080721066
Dengan hormat,
dan Pendidikan Profesi Ners Institut Kesehatan Mitra Bunda. Penelitian ini
bersifat bebas untuk menjadi responden atau menolak tanpa ada sanksi apapun.
78
mengisi formulir ini dan Saya memohon kesediaannya untuk mengisi lembar
Nama :
Umur :
No.Hp/Telp :
Kode Responden :
Tarempa, ……………….
2023
Responden,
(………………………)
79
Pertanyaan di bawah ini menanyakan mengenai aktivitas fisik yang Anda lakukan
selama 7 hari terakhir ini untuk penyakit diabete smellitus Tipe II. Berilah tanda
centang (v) sesuai dengan jumlah hari yang Anda lakukan.
A. DATA RESPONDEN
Nama : ……………………………………….
Umur : ……………………………………….
Jenis Kelamin : ……………………………………….
Status : ……………………………………….
Pekerjaan : ……………………………………….
Lama menderita DM : ……………………………………….
Kadar gula darah sewaktu : ……………………………………….
No Pertanyaan Jawaban
AKTIVITAS DUDUK
Selama 7 hari terakhir, berapa waktu _____Jam/Hari
yang Anda biasa habiskan untuk duduk _____Menit/Hari
saat hari kerja? _____Tidak Tahu
_____Menolak Menjawab
82
DAFTAR PUSTAKA
Fahmi, N. F., Firdaus, N., & Putri, N. (2020). Pengaruh Waktu Penundaan
Terhadap Kadar Glukosa Darah Sewaktu Dengan Metode Poct Pada
Mahasiswa. Jurnal Nursing Update, 11(2), 1–11. hhttps://stikes-nhm.e-
journal.id
Kemenkes RI. (2020). Tetap Produktif, Cegah Dan Atasi Diabetes Mellitus. In
pusat data dan informasi kementrian kesehatan RI.
https://gendhismanis.id/read/77/etiologi-diabetes-melitus-tipe-2-dmt2.html
P2PTM Kemenkes RI. (2019a). Faktor Risiko Penyakit Diabetes Melitus (DM)-
Faktor Risiko yang Bisa Diubah. https://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-
p2ptm/penyakit-diabetes-melitus/faktor-risiko-penyakit-diabetes-melitus-dm-
faktor-risiko-yang-bisa-diubah
P2PTM Kemenkes RI. (2019b). Faktor Risiko Penyakit Diabetes Melitus (DM)-
Faktor Risiko yang Tidak Bisa Diubah.
https://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-diabetes-melitus/
page/11/faktor-risiko-penyakit-diabetes-melitus-dm-faktor-risiko-yang-tidak-
bisa-diubah
Sudargo, T., Aristasari, T., Afifah, A., Prameswari, A. A., Ratri, F. A., & Putri, S.
R. (2021). Asuhan gizi pada lanjut usia. gajah mada university press.
https://www.google.co.id/books/edition/ASUHAN_GIZI_PADA_LANJUT_
USIA/hEpKEAAAQBAJ?
hl=id&gbpv=1&dq=mengenal+lanjut+usia&pg=PA139&printsec=frontcover
Azitha, M., Aprilia, D., & Ilhami, Y. R. (2018). Hubungan Aktivitas Fisik dengan
Kadar Glukosa Darah Puasa pada Pasien Diabetes Melitus yang Datang ke
Poli Klinik Penyakit Dalam Rumah Sakit M. Djamil Padang. Jurnal
Kesehatan Andalas, 7(3), 400. https://doi.org/10.25077/jka.v7.i3.p400-
404.2018
Baihaqi, M., Sutarna, A., & Seventina, H. (2020). Hubungan Aktivitas Sehari-
Hari Dengan Kadar Gula Darah Sewaktu Pada Lansia. Jurnal Kesehatan,
5(2), 522–527. https://doi.org/10.38165/jk.v5i2.168
Capaian indikator kinerja UKM 2021. (n.d.).
Fikri Amrullah, J. (2020). Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kadar Gula Darah
Sewaktu pada Lansia Penderita Diabetes Melitus di Wilayah Kerja UPT
Puskesmas Babakan Sari Kota Bandung. Jurnal Sehat Masada, 14(1), 42–50.
85
https://doi.org/10.38037/jsm.v14i1.124