(Skripsi)
OLEH:
MARYADI
2022206203183P
Judul skripsi:
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji di hadapan TIM Penguji Skripsi.
MENYETUJUI
PEMBIMBING 1 PEMBIMBING 2
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan Hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan
Tingkat Pengetahuan Tentang Diit Dengan Kepatuhan Menjalankan Diit
Pada Penderita Diabetes Melitus di UPTD mampu PONED Puskesmas
Dayamurni Tulang Bawang Barat Tahun 2023”. Skripsi ini dapat terselesaikan
berkat bantuan dan dorongan berbagai pihak, pada kesempatan ini perkenankan
penulis menghaturkan rasa terima kasih kepada yang terhormat :
1. Ns. Arena Lestari, M.Kep., Sp. Kep. J., Ph.D., selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Pringsewu.
2. Elmi Nuryati, M.Epid., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Pringsewu
3. Ns. Rita Sari, M.Kep., Ph.D., selaku Ketua Program Studi S1 Ilmu
Keperawatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu.
4. Nur Fadhilah, M.Kes., Ph.D. sebagai Pembimbing I.
5. Bdn. Wahyu Widayati, S.ST., M.Keb., selaku Pembimbing II.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah......................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian........................................................................... 7
D. Ruang Lingkup Penelitian............................................................. 7
E. Manfaat Penelitian......................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
A. Latar Belakang
di dunia sejak beberapa dekade terakhir. Badan kesehatan dunia (WHO/ World
dengan 70% kematian oleh seluruh penyebab pada tingkat global. Angka
morbiditas penyakit tidak menular baik di tingkat global maupun nasional juga
Salah satu penyakit tidak menular yang sering diderita masyarakat adalah
mencapai 463 juta jiwa atau setidaknya memiliki prevalensi sebesar 9,3% dari
total jumlah penduduk pada usia yang sama. Jumlah tersebut diproyeksikan
akan meningkat mencapai 578 juta ditahun 2030 bahkan 700 juta pada tahun
dokter/gejala hasil dari Riskesdas tahun 2007 yaitu sebesar 0,5% dan
meningkat pada tahun 2013 menjadi 0,8%, kemudian meningkat pada tahun
pendek nya untuk menghilangkan keluhan atau gejala diabetes melitus. Pilar
penatalaksanaan diabetes melitus antara lain adalah terapi diit, pemberian obat
mandiri, terapi (jika diperlukan) dan pendidikan (Wijaya & Putri, 2014).
multidisiplin antara petugas kesehatan dan juga pasien serta keluarga. Prinsip
kebutuhan kalori dan zat gizi pasien, serta perlu ditekankan mengenai
keteraturan jadwal makan, jenis makanan dan jumlah porsi makan penderita
petugas kesehatan agar pasien dan keluarga memiliki pengetahuan yang baik
yang baik maka pasien akan memiliki kemampuan untuk mengatur pola
makannya dan dapat mempertahankan kadar glukosa darah dalam kisaran yang
normal. Oleh karena itu, landasan pengetahuan dan pendidikan kesehatan yang
solid sangatlah mutlak diperlukan dan wajib menjadi fokus dalam asuhan
Dayamurni Tulang Bawang Barat pada tahun 2020 jumlah penderita diabetes
melitus sebanyak 318 orang, meningkat pada tahun 2021 menjadi 326 orang
dan kembali meningkan pada tahun 2022 menjadi 335 orang, serta menjadi
salah satu penyakit tidak menular yang paling sering diderita oleh masyarakat
namun pada pemeriksaan kadar glukosa darah rutin didapatkan sebagian besar
masih diatas nilai normal. Berdasarkan hasil presurvey yang peneliti lakukan
diperoleh bahwa sebanyak 7 orang (70%) tidak patuh dalam melakukan diit
diabetes melitus, sedangkan 3 orang (30%) lainnya patuh. Selain itu jika dilihat
tidak mengetahui tentang keteraturan jadwal makan, jenis makanan dan jumlah
B. Rumusan Masalah
Dunia pada usia 20-79 tahun mencapai 463 juta jiwa, di Indonesia menjadi
terbanyak, dan nomor 1 di Asia Tenggara yaitu sebesar 10,7 juta jiwa.
Dayamurni Tulang Bawang Barat pada tahun 2020 jumlah penderita diabetes
melitus sebanyak 318 orang, meningkat pada tahun 2021 menjadi 326 orang
dan kembali meningkan pada tahun 2022 menjadi 335 orang. Diit atau terapi
Bedasarkan dari data dan latar belakang yang telah di kemukakan diatas,
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan khusus
Tahun 2023.
2023.
2023.
D. Ruang Lingkup
Tulang Bawang Barat, dan waktu penelitian akan dilaksanakan pada bulan
November 2023.
E. Manfaat Penelitian
melitus.
2. Bagi Pengguna
kesehatan.
perbandingan bagi peneliti lain yang akan meneliti dalam konteks yang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Diabetes Melitus
1. Definisi
hormon insulin atau ketika tubuh tidak bisa memanfaatkan insulin secara
DM. Faktor lain yang dianggap sebagai kemungkinan antara lain kelainan
2. Klasifikasi
a. Klaslfikasl Klinis:
1. DM Tipe l
2. Tipe II
3. Diabetes Gestasional
3. Etiologi
a. Diabetes tipe I
1) Faktor genetik
2) Faktor-faktor imunologi
3) Faktor lingkungan
b. Diabetes Tipe II
1) Usia
(Amiruddin, 2023).
4) Obesitas
5) Infeksi
4. Diagnosis
pemeriksaan:
tidak terukur oleh hati. Di samping itu, glukosa yang berasal dari makanan
tidak dapat disimpan dalam hati meskipun tetap berada dalam darah dan
glukosa dalam darah cukup tinggi, ginjal tidak dapat menyerap kembali
dalam urin, ekskresi ini akan disertai pengeluaran cairan dan elektrolit yang
dalam berkemih (poliuria) dan rasa haus (polidipsia). Defisiensi insulin juga
disekresikan oleh pankreas hal tersebut akan mengakibatkan sel target tidak
mampu untuk menangkap gula dalam darah yang selanjutnya akan di olah
menjadi energi, jika hal ini beriangsung dalam waktu yang lama sel target
sinyal yang diberikan insulin untuk mengambil gula dari darah ke dalam sel.
Gangguan resistensi insulin terjadi ketika sel dalam lemak, hati, dan otot
mulai menolak respons insulin untuk mengambil suplai gula dari aliran
darah menuju sel dan hal ini dapat berakibat pada peningkatan glukosa
dalam darah. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya obesitas, penuaan,
dan kurang aktivitas fisik hingga dalam waktu yang lama tanpa disadari sel
6. Manifestasi Klinis
haus (polidipsia)
akibat komplikasi degeneratif kronik pada pembuluh darah dan saraf. Pada
gambaran klinisnya bervariasi dari kasus tanpa gejala sampai kasus dengan
komplikasi yang luas, keluhan yang sering muncul adalah adanya gangguan
otot (neuropati perifer) dan luka pada tungkai yang sukar sembuh dengan
7. Komplikasi
a. Komplikasi Akut
1) Hipoglikemia
2) Ketoasidosis diabetikum
terlalu tinggi tetapi hormon insulin di dalam tubuh tidak cukup. Jadi
Dalam jumlah cukup banyak, keton akan berbahaya bagi tubuh, bisa
2023).
b. Komplikasi Kronis
1) Penyakit Kardiovaskuler
jantung dan pembuluh darah. Jika kadar gula dalam darah tinggi hal
(Amiruddin, 2023).
filtrasi ginjal. Jika hal tersebut terjadi maka fungsi kerja ginjal
terhadap saraf bagian distal dan hal ini dapat mengubah fungsi
5) Kesehatan Mulut
2023).
8. Penatalaksanaan
pasien DM yang mana terapi nutrisi medis ini akan melibatkan seluruh
anggota dalam tim meliputi dokter, ahli gizi, perawat, farmasi dan
kalori dan penggunaan obat gula darah insulin dan hal terse but harus
karbohidrat.
dan sereal.
b. Latihan
ideal (Nurarif & Kusuma, 2015). Latihan fisik sangat berguna untuk
darah puasa dan glukosa 2 jam setelah makan yang bertujuan untuk
mencapai sasaran terapi disertai dengan kadar gula yang terkontrol maka
2023).
d. Terapi
yakni obat oral dan obat suntikan. Obat oral yang sering digunakan
antara lain obat pemacu pengeluaran insulin yakni obat sulfonylurea dan
dan tiazolidindion serta obat anti hiperglikemia suntik terdiri dari insulin
(Amiruddin, 2023).
1. Definisi
Diit adalah cara atau perilaku yang dijalankan oleh seseorang atau
konsumsi pangan setiap hari yang meliputi jenis makanan, jumlah makanan
jumlah bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh satu orang dan
seperti orang tanpa diabetes namun jumlah, jenis dan jadwal makannya tetap
badan normal.
dabetes melitus.
(Setiawan, 2023).
a) Jumlah
oleh tubuh, jangan kurang dan tidak boleh lebih dengan mengurang
pada laki-laki per KgBB ideal , dapat ditambah atau dikurangi tergantung
dari beberapa faktor seperti umur, tingkat aktivitas ataupun berat badan
b) Jenis
adalah bahan makanan dengan glycemic index (GI) yang rendah (≤ 55)
dan glycemic load (GL) rendah (≤ 10). Diluar angka tersebut jenis
c) Jadwal
Makanlah secara teratur yaitu pagi, siang, malam dan bisa diselingi
interval 2,5 - 3 jam sekali (Setiawan, 2023). Atau dengan kata lain,
jadwal makan pasien diabetes terdiri dari tiga kali menu utama dan tiga
kali kudapan (snac) sesuai jadwal konsumsi dengan jumlah kalori sesuai
a. Faktor ekonomi
maupun kuantitas.
kebiasaan makan atau pola makan tidak hanya sekadar mengatasi tubuh
c. Agama
dikonsumsi.
d. Pendidikan
kebutuhan gizi.
e. Lingkungan
a. Karbohidrat
seperti yang terdapat pada gula pasir, gula jawa, sirup, dodol, selai,
kedalam aliran darah akan diuraikan terlebih dahulu menjadi satu rantai
ini yaitu sebesar 45-60% dari total asupan energi. Komposisi makanan
kalori tersebut diberikan dengan cara dibagi dalam 3 kali makan / hari
(Tanto, 2014).
yang rendah dan berserat tinggi. Diet dengan indeks glikemik yang
1) Beras merah
2) Tortilla gandum
4) Kacang-kacangan
5) Beras coklat
6) Ubi Jalar
7) Quinoa
8) Oat
antara lain:
1) Roti tawar
2) Beras putih
b. Protein
gram per Kg berat badan, atau setara dengan 12-20% dari total energi
(Amiruddin, 2023).
hanya protein hewani, protein nabati pun baik untuk dikonsumsi oleh
2) Kacang-kacangan.
3) Tahu, tempe.
4) Telur.
5) Biji-bijian.
Sumber protein yang tidak dianjurkan bagi penderita diabetes antara lain:
3) Kulit ayam.
c. Lemak
Pemberian lemak total dianjurkan tidak lebih dari 30% dari total
energi dengan komposisi 10% berasal dari lemak tak jenuh ganda, 10%
dari lemak tak jenuh tunggal, dan 10% dari elmak jenuh. Untuk
asupan lemak jenuh dan kolesterol dari makanan. Hal ini dikarenakan
Asupan kolesterol sebaiknya juga dikurangi, yaitu menjadi < 300 mg per
hari bagi semua penderita diabetes dan <250 mg per hari bagi individu
3) Kacang-kacangan.
4) Alpukat.
Sumber lemak yang tidak dianjurkan bagi penderita diabetes antara lain:
4) Daging.
5) Margarin.
d. Serat
Makanan yang mengandung 20 gram serat larut air per hari ketika
diabetes. Sayuran tinggi serat, protein, dan nitrat sangat dianjurkan untuk
1) Brokoli.
2) Asparagus.
3) Tomat.
4) Seledri.
5) Pakcoy.
6) Kembang Kol.
7) Wortel.
8) Bayam.
9) Lobak.
Sumber serat yang tidak dianjurkan bagi penderita diabetes antara lain:
1) Sayuran kaleng.
e. Vitamin
penanganan penyakit DM. Salah satu zat gizi mikro tersebut adalah
Lipoprotein (LDL),
C. Kepatuhan
1. Definisi
Kepatuhan berasal dari kata dasar patuh, yang berarti disiplin dan taat.
Menurut Sacket dalam Niven (2014) kepatuhan adalah sejauh mana perilaku
a. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
(Notoatmodjo, 2015).
b. Pendidikan Kesehatan
c. Akomodasi
Niven (2014) mengatakan bahwa jika tingkat ansietas terlalu tinggi atau
dari anggota keluarga yang lain, waktu, dan uang, merupakan faktor-
taatan dan mereka sering kali dapat menjadi kelompok pendukung untuk
dan apa yang dapat mereka lakukan dengan kondisi seperti itu. Seseorang
4. Kategori Kepatuhan
diukur menggunakan tolak ukur atau ambang batas yang digunakan oleh
maka peneliti memilih mean untuk ukuran pemusatan, jika distribusi tidak
D. Pengetahuan
1. Definisi Pengetahuan
seperti motivasi dan faktor luar berupa sarana informasi yang tersedia, serta
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
2. Tingkat Pengetahuan
a. Tahu (know)
b. Memahami ( conprehension)
yang dipelajari.
c. Aplikasi (application)
yang lain.
d. Analisis (analysis)
suatu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e. Sintesis (synthesis)
f. Evaluasi (evaluation)
a. Faktor Internal
1. Pendidikan
dapat dilakukan secara formal dan non formal. Salah satu pendidikan
promosi kesehatan.
2. Pekerjaan
3. Umur
kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja, dari
Dewi, 2015).
b. Faktor Eksternal
1. Faktor Lingkungan
2. Sosial Budaya
4. Pengukuran Pengetahuan
angket yang menyatakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek
tingkat pengetahuan jika yang diteliti adalah masyarakat awam, antara lain:
Riyanto, 2015).
(Notoatmodjo, 2015).
diabetes melitus seperti terapi nutrisi medik merupakan salah satu faktor
makanan dan pemenuhan gizi serta kalori yang dibutuhkan bagi penderita
pada variabel kepatuhan diit tertinggi pada kategori patuh (69,7%) dan yang
terendah yaitu pada kategori tidak patuh (30,3%). Hasil analisis bivariat
diabetes melitus yaitu (60%). Hasil analisis bivariat diperoleh ada hubungan
E. Kerangka Teori
Gambar 2.1
Kerangka Teori
a. Pengetahuan
b. Pendidikan Kesehatan
c. Akomodasi
d. Dukungan keluarga
e. Perubahan model terapi
f. Interaksi profesional Kepatuhan
kesehatan dengan pasien
F. Kerangka Konsep
G. Hipotesis
tersebut. Setelah melalui pembuktian dari hasil penelitian maka hipotesis ini
dapat benar dan salah, dapat diterima atau ditolak (Notoatmodjo, 2014)..
Ho: Tidak ada hubungan tingkat pengetahuan tentang diit dengan kepatuhan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
(Notoatmodjo, 2014).
mengkaji tingkat keterkaitan antara variasi suatu faktor dengan variasi faktor
lain. Pendekatan waktu dalam penelitian ini secara cross sectional. yaitu
variabel sebab atau resiko dan akibat atau kasus yang terjadi pada objek
B. Variabel Penelitian
ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu
penelitian ini yaitu pengetahuan tentang diit DM. Variabel dependen dalam
C. Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
. Ukur
1. Variabel
Inependen: Kueseio Mengisi 0.Kurang Baik, jika Ordinal
Pengetahuan Hasil tahu tentang ner kueseio skor ≤ 50%.
tentang diit diit DM yang diukur ner 1.Baik, jika skor
DM melalui pengisian >50%.
kuesioner, meliputi:
1. Pengertian DM (Budiman & Riyanto,
dan Diit DM 2015)
2. Tujuan diit DM
3. Prinsip diit DM
4. Pengaturan diit
DM
Variabel
2. Dependen:
Kepatuhan 0.Tidak patuh, jika
menjalankan Perilaku ketaatan Kuesioner Mengisi skore < mean/ Ordinal
diit DM responden dalam kuesioner median
mengkonsumsi 1.Patuh, jika skore ≥
makanan yang mean/ median.
direkomendasikan
bagi pasien DM (Dahlan, 2015).
berdasarkan jumlah,
jenis dan jadwal
makan.
1. Populasi
Tulang Bawang Barat, dengan jumlah kunjungan dari bulan Januari s.d
September 2023 sebanyak 558 orang, dimana rata- rata per bulan yaitu 62
orang.
2. Sampel
a. Kriteria Inklusi:
b. Kriteria Eksklusi:
3. Teknik Sampling
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
F. Etika Penelitian
Etika penelitian adalah suatu pedoman etika yang berlaku untuk setiap
kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti, pihak yang diteliti
maka segi etika penelitian harus diperhatikan. Masalah etika yang harus
setuju maka akan diberikan lembar informed consent untuk diisi dan
ditandatangani.
alat ukur dan hanya menuliskan kode nomor responden (berupa angka)
pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.
nama responden, hanya inisial saja yang ditampilkan pada hasil penelitian.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
pasien terjamin.
Responden memiliki hak untuk dihargai tentang apa yang mereka lakukan
penelitian.
1. Instrumen Penelitian
fenomena alam maupun sosial yang telah diamati, secara spesifik semua
sebelumnya yaitu Sundari (2018) yang telah dilakukan uji validitas dan
jawaban, dimana diberi skor 1 bila jawaban benar dan skor 0 bila jawaban
salah.
pada penelitian ini berisi tentang kepatuhan diet DM tipe2 yang terdiri dari
selalu diberi nilai 4, sering diberi nilai 3, jarang diberi nilai 2, tidak pernah
jawaban kuesioner jawaban tidak pernah diberi nilai 4, jarang diberi nilai
data secara sistematis guna keperluan analisis. Data yang akan digunakan
penelitian ini menggunakan data primer dengan cara data diambil secara
langsung dari responden. Data yang diperoleh dikumpulkan pada hari itu
juga.
1. Uji Validitas
data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dikumpulkan
keputusan adalah valid jika r hitung > r tabel, tidak valid jika r hitung < r
tabel. Hasil uji validitas kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini
2. Uji Reliabilitas
menggunakan objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Uji
kuesioner dinyatakan reliabel jika nilai cronbach’s alpha lebih besar dari
1. Pengolahan Data
1. Editing
2. Coding
penelitian ini antara lain, pada variabel pengetahuan diberi kode “0”
untuk hasil ukur “kurang baik” dan “1” untuk hasil ukur “baik”,
sedangkan pada variabel kepatuhan diberi kode “0” untuk hasil ukur
3. Processing
softwere komputer.
4. Cleaning
2. Analisis Data
a. Analisis Univariat
persentase dari tiap variabel, dan untuk data numerik digunakan nilai
b. Analisis Bivariat
4) Bila nilai p-value lebih kecil dari pada α (p≤0,05), berarti hubungan
J. Jalannya Penelitian
1. Tahap Persiapan
Bawang Barat.
2. Tahap Pelaksanaan
e) Pengolahan data
h) Proses bimbingan.
i) Sidang hasil.
BAB IV
A. Hasil Penelitian
1. Analisis Univariat
a. Karakteristik Respoden
Tabel 4.1
Karakteristik Respoden Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia,
Pendidikan Dan Pekerjaan
n= 62
Karakteristik Responden Jumlah Presentase(%)
Jenis Kelamin:
Laki- laki 31 50
Perempuan 31 50
Umur:
20-45 36 58,1
45-60 18 29,0
>60 8 12,9
Pendidikan:
SD 6 9,7
SMP 29 46,8
SMA 24 38,7
PerguruanTinggi 3 4,8
Pekerjaan
Buruh 9 14,5
Karyawan Swasta 4 6,5
Petani 13 21
Tidak Bekerja 18 29
Wiraswasta 18 29
KARYAWAN SWASTA.
Kepatuhan Menjalankan
Jumlah Presentase(%)
Diit DM
Tidak Patuh 33 53,2
Patuh 29 46,8
Total 62 100
2. AnalisisBivariat
Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Diit Dengan Kepatuhan
Menjalankan Diit Pada Penderita Diabetes Melitus di UPTD Mampu
PONED Puskesmas Dayamurni Tulang Bawang Barat Tahun 2023
Tabel 4.4
Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Diit Dengan Kepatuhan
Menjalankan Diit Pada Penderita Diabetes Melitus
di UPTD Mampu PONED Puskesmas Dayamurni
Tulang Bawang Barat Tahun 2023
Kepatuhan
Menjalankan Diit
Pengetahuan
DM P- OR
Tentang Diit Total
Tidak Valu (95%
DM Patuh
Patuh e CI)
n % n % n %
70, 10
Kurang Baik 24 10 29,4 34
6 0
5,067
32, 10 0,00
Baik 9 19 67,9 28 (1,7-
1 0 6
14,9)
53, 10
Jumlah 33 29 46,8 62
2 0
0,006, sehingga p-value < α (0,006 < 0,05) maka Ha diterima. Jadi dapat
B. Pembahasan
1. Analisis Univariat
(2015), bahwa pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi
informasi yang didapatkan responden terkait diit diabetes melitus, hal ini
dapat terkait dari lingkungan dan jenis pekerjaan dari responden. Selain
Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Niven (2014),
kurang baik tentang diit diabetes melitus. Hal ini dapat mempengaruhi
2. AnalisisBivariat
Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Diit Dengan Kepatuhan
Menjalankan Diit Pada Penderita Diabetes Melitus di UPTD Mampu
PONED Puskesmas Dayamurni Tulang Bawang Barat Tahun 2023
suatu terapi pada penderita diabetes melitus seperti terapi nutrisi medik
diabetes yang tidak terkontrol. Untuk memiliki kepatuhan yang baik dalam
pemilihan bahan makanan dan pemenuhan gizi serta kalori yang dibutuhkan
diabetes melitus. Selain itu, pengetahuan yang baik juga akan mendukung
saran dari petugas kesehatan serta akan dapat menentukan sikap yang positif
dan tindakan yang tepat yaitu dengan patuh dalam menjalankan diit
informasi yang baik tentang diit diabetes melitus sehingga memiliki dasar
yang baik untuk berperilaku patuh dalam menjalankan diit diabes melitus.
diabetes melitus (29,4%). Selain itu terdapat juga responden yang memiliki
profesional kesehatan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti dapat memberikan saran sebagai
berikut:
promosi kesehatan secara rutin dengan metode yang menarik dalam rangka
kesehatan.
4. Bagi Masyarakat
mengerti, dan memahami tentang tujuan, manfaat, dan risiko yang mungkin
timbul dalam penelitian, serta telah diberi kesempatan untuk bertanya dan telah
Saya dengan sukarela memilih untuk ikut serta dalam penelitian ini tanpa
formulir persetujuan yang telah saya tandatangani untuk arsip saya. Saya setuju:
Ya/Tidak *).
Usia:
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat:
Nama Peneliti:
Nama Saksi:
LEMBAR KUESIONER PENGETAHUAN
Petunjuk : Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan cara melingkari atau memberi
tanda X pilihan yang Bapak/ Ibu anggap sebagai jawaban yang benar.
c. Penyakit yang ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah dan urin
3. Berapa kali frekuensi makan (meliputi makanan lengkap dan makanan selingan
atau snack) dalam sehari yang dianjurkan bagi penderita Diabetes Mellitus?
4. Prinsip diet atau pola makan pada penderita Diabetes Mellitus adalah…..
7. Berapa ukuran porsi nasi dalam sepiring yang dianjurkan untuk pasien
8. Selain nasi, makanan apa yang dapat dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan
9. Berapa kadar gula normal pada saat sewaktu atau pada saat gula darah acak?
mellitus?
12. Apa efek yang terjadi setelah minum juz buah tanpa tambahan gula pada
a. Lebih rendah
b. Lebih meningkat
13. Makan makanan yang rendah lemak menurunkan risiko terkena penyakit?
a. Penyakit saraf
b. Penyakit ginjal
c. Penyakit jantung
15. Kapan seharusnya anda menerapkan pengaturan pola makan yang baik?
1. C
2. C
3. B
4. B
5. C
6. B
7. C
8. A
9. A
10. A
11. C
12. B
13. C
14. C
15. A
LEMBAR KUESIONER KEPATUHAN MENJALANKAN DIIT DM
Petunjuk: Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan cara memberi tanda (√)
Keterangan: SL : Selalu SR : Sering JR : Jarang TP : Tidak Pernah
No Pernyataan SL SR JR TP
Jumlah
1 Setiap hari saya makan lebih dari tiga kali.
2 Saya secara rutin mengontrol kadar gula darah
kepuskesmas/pelayanan kesehatan yang lain untuk
menentukan kebutuhan diet saya.
3 Saya tidak mau mentaati aturan makan penderita DM
karena menyusahkan.
4 Saya makan makanan sesuai dengan anjuran dokter,
perawat dan petugas kesehatan lain
5 Saya setiap hari selalu makan sayur dan buah sesuai
dengan anjuran dokter.
Jenis
6 Saya setiap hari mengkonsumsi makanan dan
minuman yang terasa manis/banyak mengandung
gula.
7 Saya setiap hari mengkonsumsi makanan yang
banyak mengandung minyak/tinggi lemak seperti
makan siap saji (fast food), gorengan, usus dan hati.
8 Saya setiap hari mengkonsumsi makanan yang
banyak mengandung vitamin dan mineral.
9 Saya setiap hari mengkonsumsi makanan yang
banyak mengandung protein seperti telur dan daging.
10 Saya selalu melakukan variasi makanan pada jadwal
diet makan saya agar tidak terjadi kebosanan.
11 Saya memakai gula pengganti seperti gula jagung
pada saat ingin mengkonsumsi minuman/makanan
yang manis.
12 Saya suka makan makanan yang asin- asin.
13 Saya selalu makan makanan kecil/ngemil.
Jadwal
14 Saya makan tepat waktu sesuai jadwal makan yang
sudah dikonsultaskan ke dokter, perawat atau petugas
kesehatan lain
15 Saya terlalu sibuk dengan urusan saya sehingga saya
makan tidak tepat waktu.
16 Jadwal aturan makan/diet yang dianjurkan terasa
berat bagi saya.
17 Saya tidak mencatat menu makanan setiap hari.
18 Setiap bulan saya secara rutin menimbang berat
badan.
(Sumber: Pramayudi, 2021).
KARTU BIMBINGAN
Nama : MARYADI
NPM : 2022206203183P
Pembimbing I
Nama : MARYADI
NPM : 2022206203183P
Pembimbing II