Anda di halaman 1dari 4

Medicomplementary Journal

Fakultas Kedokteran Universitas Wahid Hasyim, Semarang


HUBUNGAN PENGETAHUAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN
KEPUTIHAN PADA MAHASISWI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WAHID
HASYIM

Fanny Diah Haryono*, Nurul Setyorini, Sri Mastuti


Fakultas Kedokteran, Universitas Wahid Hasyim Jl. Raya Gunung Pati KM. 15, Gunung Pati,
Semarang.

*Email: fannydiah25@gmailcom

Abstrak
Pengetahuan dan perawatan yang baik adalah faktor penentu dalam memelihara kesehatan alat reproduksi.
Dalam kesehatan alat reproduksi terdapat beberapa hal yang sering terjadi pada perempuan, salah satunya
adalah keputihan. Masalah keputihan jika di biarkan dapat mengakibatkan kemandulan, radang panggul, dan
kanker leher rahim sebesar 95%. Keputihan dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti virus, bakteri, jamur,
maupun personal hygiene yang tidak baik.Uji statistik menggunakan analisis univariat, dan bivariat dengan
bantuan software statistic computerTingkat pengetahuan personal hygiene Mahasiswi Fakultas Kedokteran
Universitas Wahid Hasyim yakni sebanyak 84 orang mahasiswi atau 90,3%. Angka kejadain keputihan pada
Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Wahid Hasyim adalah rendah, yakni sebanyak 30,1%. Ada
hubungan yang signifikan antara pengetahuan personal hygiene dengan kejadian keputihan pada Mahasiswi
Fakultas Kedokteran Universitas Wahid Hasyim (p<0,05). Semakin tinggi pengetahuan personal hygiene
seseorang maka semakin kecil kemungkinan mengalami keputihan.

Kata Kunci: Kesehatan Reproduksi, Pengetahuan Personal Hygiene, Keputihan.

PENDAHULUAN
Kesehatan reproduksi merupakan masalah yang serius karena organ reproduksi merupakan
salah satu organ tubuh yang sensitif dan memerlukan perawatan khusus (Sari, 2017). Keputihan adalah
keluarnya cairan selain darah dari liang vagina di luar kebiasaan, baik berbau ataupun tidak disertai rasa
gatal setempat, dapat terjadi secara normal (fisiologis) dan abnormal (patologis) (Kusmiran, 2011).
Keputihan fisiologis atau normal memiliki ciri warna bening, terkadang putih kental, tidak
berbau, tanpa disertai keluhan (seperti gatal, nyeri, rasa terbakar, dsb), keluar saat menjelang dan
sesudah menstruasi atau pada saat stress dan kelelahan.Keputihan Patologis memiliki ciri jumlahnya
banyak, timbul terus – menerus, warna berubah (seperti kuning, hijau, abu – abu, menyerupai susu atau
yoghurt), dan disertai keluhan (seperti gatal, panas, nyeri), serta berbau (apek, amis, dsb). (Wijayanti,
2009)
Personal hygiene adalah cara perawatan diri untuk memelihara kesehatan. Pemeliharaan
hygiene perorangan diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan, dan kesehatan. Memelihara
hygiene sama dengan menigkatkan kesehatan. (Andarmoyo, 2012)
Menurut Hurlock usia dewasa muda di awali pada usia 18 tahun sampai 40 tahun, saat
perubahan fisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif. Menurut
Koesoemato Setyonegoro usia dewasa muda di awali pada usia 18 atau 20 tahun ampai usai 25 tahun.
(Hurlock dkk, 1990).

METODE
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan cross sectional
untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan personal hygiene dengan kejadian keputihan
pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Wahid Hasyim.

16
Vol. 1 No. 1 (2021): Edisi Agustus 2021
Medicomplementary Journal
Fakultas Kedokteran Universitas Wahid Hasyim, Semarang
Sampel pada penelitian ini berjumlah 93 responden dengan teknik sampling consecutive
sampling. Kriteria inklusi responden adalah mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Wahid
Hasyim angkatan 2016 sampai 2018 yang bersedia menjadi subyek penelitian.Penelitian ini telah
dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Wahid Hasyim Semarang. Penelitian ini dilakukan
selama 2 minggu, yakni pada bulan Desember 2019. Data yang diperoleh kemudian disajikan dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi dan analisis univariat dan bivariat

HASIL PENELITIAN

Data penelitian yang diperoleh adalah karakteristik responden, analisis Bivariat dan analisis
multivariat.

Tabel 1. Karakteristik responden


Variabel Frekuensi (orang) Persentase (%)
Angkatan
2018 27 29
2017 33 35,5
2016 33 35,5
Usia
<20 tahun 10 10,8
>20 tahun 83 89,2

Berdasarkan tabel 1 diatas tentang karakteristik responden didapatkan bahwa jumlah responden
angkatan 2016 adalah sebanyak 33 orang mahasiswi atau 35,5% sedangkan responden angkatan 2017
adalah sebanyak 33 orang mahasiswi atau 35,5% sedangkan responden angkatan 2018 adalah sebanyak
27 orang mahasiswi atau 29%. Dari 93 responden, sebanyak 83 orang mahasiswi atau 89,2% berusia
>20 tahun dan sebanyak 10 orang mahasiswi atau 10,8% berusia<20 tahun.

Tabel 2. Analisis Univariat


Analisis Univariat Frekuensi (orang) Presentase (%)
Pengetahuan
Baik 84 90,3
Buruk 9 9,7
Kejadian Keputihan
Keputihan 28 30,1
Tidak 65 69,9

Berdasarkan tabel 2 diatas didapatkan hasil tingkat pengetahuan Mahasiswi Fakultas


Kedokteran Universitas Wahid Hasyim tentang keputihan menunjukkan mayoritas memiliki
pengetahuan yang baik yaitu sebanyak 84 orang mahasisiwi atau 90,3%, sedangka untuk responden
dengan pengetahuan kurang baik yaitu sebanyak 9 orang mahasiswi atau 9,7%. Hasil kejadian keputihan
Mahasiswi Fakultas Kedokeran Universitas Wahid Hasyim menunjukkan bahwa mayoritas responden
tidak mengalami keputihan sebanyak 65 orang mahasiswi atau 69,9% dan responden yang mengalami
keputihan sebanyak 28 orang mahasiswi atau 30,1%.

Tabel 3. Keterangan Tambahan


Keterangan Tambahan Frekuensi (Orang) Persentase (%)
Berbau Amis 2 7,1
Berwarna 10 35,7
Gatal 8 28,6
Terus – Menerus 4 14,3
Seperti Susu 4 14,3

17
Medicomplementary Journal
Fakultas Kedokteran Universitas Wahid Hasyim, Semarang
Berdasarkan table 3 didapatkan dari jumlah 28 orang responden yang mengalami keputihan,
didapatkan keterangan tambahan mengenai bau amis sebesar 2 orang responden atau 7,1%, gatal sebanyak
8 orang responden atau 28,6%, berwarna sebanyak 10 orang responden atau 35,7%, kejadian keputihan
terus – menerus sebanyak 4 orang responden atau 14,3%, dan seperti susu sebanyak 4 responden atau
14,3%.

Tabel 4. Analisis Bivariat

Variabel Keputihan
Tidak Ya
P
Jumlah (n) Persentase Jumlah Persentase
(%) (n) (%)
Angkatan 2018 21 77,8 6 22,2
2017 27 81,8 6 18,2 0,016
2016 17 51,5 16 48,5
Usia <20 3 30 7 70
0,007
>20 62 74,7 21 25,3
Pengetahuan Baik 60 71,4 24 28,6
Personal Buruk 5 55,6 4 44,4 0,045
Hygiene

Berdasarkan analisis statistik dengan menggunakan uji Chi square menunjukkan bahwa ada
hubungan antara pengetahuan personal hygiene dengan kejadian keputihan (nilai p < 0,05), dimana dari
84 responden dalam kategori pengetahuan baik, 60 diantaranya tidak mengalami keputihan (71,4%),
dan sisanya 24 responden mengalami keputihan (28,6%). Selanjutnya dari 9 responden yang memiliki
pengetahuan kurang baik, 5 diantaranya tidak mengalami keputihan (55,6%) dan 4 sisanya mengalami
keputihan (44,4%).

PEMBAHASAN
Angkatan 2016 memiliki beban atau permasalahan yang lebih tinggi dari angkatan 2017 dan
2018. Menurut Dwi Agustin 2011, stress yang dapat disebabkan oleh karena adanya beban tambahan
seperti permasalahan keluarga atau pertemanan, beban belajar, yang ditambah beban sosial, dapat
menyebabkan responden mengalami tekanan, sehingga mengalami stress. Kondisi stress akan
mengalami perubahan pada hormon, estrogen akan terpengaruh oleh stres (Agustiyani, 2011).
Kondisi stress atau meningkatnya beban pikiran memicu peningkatan sekresi hormon adrenalin.
Meningkatnya sekresi hormon adrenalin menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan mengurangi
elastisitas pembuluh darah. Kondisi ini menyebabkan aliran hormon estrogen ke organ - organ tertentu
termasuk vagina terhambat sehingga asam laktat yang dihasilkan berkurang. Berkurangnya asam laktat
menyebabkan keasaman vagina berkurang sehingga penyebab keputihan patologis seperti bakteri,
jamur, dan parasit mudah berkembang (Benson&Pernol, 2009).
Hubungan usia dengan kejadian keputihan pada penelitian ini menunjukkan bahwa pada usia >
20 tahun sebanyak 21 responden (25,3%) mengalami keputihan, dan 62 responden (74,7%) tidak
mengalami keputihan, dengan p < 0,05. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Umar Rani 2015 mengatakan bahwa kejadian keputihan paling banyak terjadi pada usia reproduktif (>
20 tahun) dengan jumlah 38 responden. (Rani dkk, 2015)
Pada penelitian ini ditemukan terdapat hubungan antara pengetahuan dengan kejadian keputihan,
dimana 71,4% tidak mengalami keputihan dengan p < 0,05. Hasil penelitian ini sejalan dengan yang
dilakukan oleh Yunianti bahwa dari 118 responden dalam kategori pengetahuan tinggi, 96 diantaranya
tidak mengalami keputihan (81,4%) dan sisanya 1 responden mengalami keputihan (18,6%). Dengan
hasil uji statistik p = <0,05 (Yunianti, 2015).
Hal tersebut sesuai dengan Teori Lawrance Green bahwa pengetahuan merupakan faktor yang
dapat mempermudah terjadinya perilaku sehat pada seseorang. Dan berdasarkan teori Hendrik L Blum
juga memaparkan bahwa lingkungan dan perilaku dapat menentukan sehat atau tidaknya seseorang
18
Medicomplementary Journal
Fakultas Kedokteran Universitas Wahid Hasyim, Semarang
yang didasari oleh pendidikan ataupun pengetahuan (Notoatmojo, 2012) (Irwan, 2017).

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Tingkat pengetahuan personal hygiene Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Wahid


Hasyim adalah sebanyak 84 orang mahasiswi atau 90,3%.
2. Angka kejadian keputihan pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Wahid Hasyim
adalah sebanyak 30,1%.
3. Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan personal hygiene dengan kejadian keputihan
pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Wahid Hasyim (p <0,05). Maka dapat
disimpulkan bahwa semakin tinggi pengetahuan personal hygiene seseorang maka semakin
kecil kemungkinan mengalami keputihan.

SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta kesimpulan yang dibuat, beberapa saran dari
peneliti adalah :

1. Diharapkan mahasiswi dapat lebih mengerti dan memahami tentang keputihan sehingga dapat
berbagi ilmu kepada masyarakat dan berperan aktif dalam upaya preventif berupa pemeliharaan
dan perawatan personal hygiene dan masyarakat termasuk perilaku pencegahan dan
penanganan keputihan dengan menggunakan informasi yang didapat baik melalui internet,
perpustakaan, dan media lainnnya.
2. Untuk penelitian selanjutnya perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor – faktor
penyebab yang dapat menyebabkan kejadian keputihan berdasarkan gambaran klinis.

DAFTAR PUSTAKA
Agustiyani, D., & Suryani, S. (2011). Hubungan Tingkat Stress dengan Kejadian Keputihan pada Remaja
Putri Kelas X dan XI di SMA Taman Madya Jetis Yogyakarta (Doctoral dissertation,
STIKES'Aisyiyah Yogyakarta).
Andarmoyo, S. (2012). PERSONAL HYGIENE Konsep, Proses, dan Aplikasi dalam Praktik
Keperawatan.
Benson, R. C., & Pernoll, M. L. (2009). Berbagai kelainan dan komplikasi menstruasi. Dalam: Buku Saku
Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: EGC, 638-640.
Hurlock, E. B., Istiwidayanti, Sijabat, R. M., & Soedjarwo. (1990). Psikologi perkembangan: Suatu
pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Erlangga, Jakarta.
Irwan. (2017). Etika Dan Perilaku Kesehatan. Cetakan I. Yogyakarta : CV. Absolute Media.
Kusmiran, E. (2011). Kesehatan reproduksi remaja dan wanita. Jakarta: Salemba Medika, 21.
Notoatmodjo, S. (2012). Promosi kesehatan dan perilaku kesehatan.
Rani, Y. U., Sarada, D., Varalakshmi, D., Rajeswari, M. R., & Padmaja, Y. (2015). Mi-crobiological study
of leucorrhoea with special reference to Gardnerella Vaginalis. Inter-national Journal of
Advanced Research, 3, 1192-1199.
Sari, P. M. (2017). Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Remaja Dengan Kejadian Fluor Albus
Remaja Putri Smkf X Kediri. Jurnal Wiyata: Penelitian Sains dan Kesehatan, 3(1), 1-4.
Wijayanti, D. (2009). Fakta penting seputar kesehatan reproduksi wanita. Yogyakarta: Book Marks, 59.
Yunianti. (2015) Hubungan Pengetahuan Tentang Keputihan dan Sikap personal Hygiene Terhadap
Kejadian Fluor Albus (Keputihan) Pada Mahasiswi keperawatan UIN Alauddin Makassar.
Skripsi. 2015.

19

Anda mungkin juga menyukai