pada bulan Juli tahun 2020. Penelitian ini menggunakan teknik analitik
Payudara RSUD dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung pada tahun 2020 yang
Analisa dilakukan tiap variabel dari hasil penelitian, baik variabel dependen
maupun variabel independen. Hasil dari setiap variabel ini ditampilkan dalam
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Usia Pasien Kanker Payudara di RSUD dr. H. Abdul
Moeloek
sampel didapatkan sampel yang masuk kategori usia dewasa sebanyak 11 orang
(36,7%), kategori lansia sebanyak 16 orang (53,3%), dan masuk kategori manula
Analisis ini digunakan untuk melihat hubungan antara usia dengan derajat
diferensiasi kanker payudara. Uji statistik yang dilakukan pada analisis bivariat
ini adalah Chi Square dengan derajat kepercayaan 95% (α = 95%). Berdasarkan
hasil uji statistik akan diperoleh nilai probabilitas (p-value) < 0,05 (pada CI;95%)
maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti ada hubungan yang bermakna dan
jika probabilitas (p-value)≥ 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti
Tabel 5 Uji Analisis Chi Square Antara Usia Dengan Derajat diferensiasi
Kanker Payudara
Usia
Total
Derajat diferensiasi Dewasa Lansia Manula P-Value
n % n % n % n %
Derajat diferensiasi I 4 36,4% 3 18,8% 1 33,3% 8 26,7% 0.355
Derajat diferensiasi II 7 63,6% 9 56,3% 2 66,7% 18 60,0%
Derajat diferensiasi III 0 0,0% 4 25,0% 0 0,0% 4 13,3%
Total 11 100,0% 16 100,0% 3 100,0% 30 100,0%
Uji analisis bivariat antara usia dengan derajat diferensiasi kanker payudara pada
sampel di RSUD dr. H. Abdul Moeloek tahun 2020 dapat dilihat pada tabel di atas
dimana dari 30 sampel penelitian yang mengalami kanker payudara didapatkan sampel
yang masuk kategori kelompok usia dewasa, 4 orang mengalami kanker payudara
derajat diferensiasi I dan 7 orang mengalami kanker payudara derajat diferensiasi II.
Sementara itu, dari sampel yang masuk kategori kelompok usia lansia, didapatkan 3
payudara derajat diferensiasi II, dan 4 orang mengalami kanker payudara derajat
diferensiasi III. Selanjutnya, sampel yang masuk kategori kelompok usia manula,
mengalami kanker payudara derajat diferensiasi II. Dari analisis Chi-square diperoleh
nilai p = 0,355 (p>0,05) yang berarti tidak terdapat hubungan yang bermakna antara
Kanker atau tumor ganas yaitu jaringan baru yang timbul dalam tubuh pada lokasi
pertumbuhan yang tidak normal, jaringan ini dapat menginvasi dan merusak struktur
kehilangan kendali, dan berkembang dengan cepat di dalam jaringan payudara. Kanker
Payudara (Carcinoma mammae) pada prinsipnya adalah tumor ganas yang berasal dari
kelenjar kulit, saluran kelenjar, dan jaringan di sebelah luar rongga dada. Sel kanker
payudara dapat bersembunyi di dalam tubuh kita selama bertahun-tahun tanpa kita
ketahui dan tiba-tiba aktif menjadi tumor ganas atau kanker (American Cancer Society,
2016).
Kanker payudara sendiri merupakan jenis kanker tersering pada wanita, pada
tahun 2017 diperkirakan sekitar 252.710 kasus baru kanker payudara invasif dan sekitar
63.410 kasus kanker payudara non invasif yang akan didiagnosis pada wanita. Sekitar
40.610 orang wanita diperkirakan meninggal akibat kanker payudara pada tahun 2017
terbanyak, lebih dari 2,1 juta wanita menderita kanker payudara. Pada tahun 2018,
diperkirakan 627.000 wanita meninggal akibat kanker payudara atau sekitar 15% dari
Pada penelitian ini didapatkan hasil uji Chi–square menunjukkan hasil tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara usia dengan derajat diferensiasi kanker
penelitian dan perhitungan statistik, maka hasil penelitian tersebut dapat dibahas
sebagai berikut.
kategori usia dewasa (26-45 tahun) sebanyak 11 orang dengan persentase 36,7%.
Sedangkan sampel yang kategori lansia (46-65 tahun) sebanyak 16 orang dengan
persentase 53,3%. Selanjutnya, sampel yang masuk kategori manula (>65 tahun)
sampel paling banyak masuk dalam kategori usia lansia (46-65 tahun).
itu, 4 sampel mengalami kanker payudara derajat diferensiasi III. Dapat disimpulkan
sampel paling banyak masuk dalam kategori kanker payudara derajat diferensiasi II.
Berdasarkan penjabaran di atas, hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Sari,
dkk. pada tahun 2018 yang menyatakan bahwasannya faktor risiko yang tidak memiliki
pengaruh terhadap kanker payudara adalah usia, riwayat kanker payudara pada anggota
keluarga, usia menarche, penggunaan pil KB, usia melahirkan anak pertama, dan
aktifitas fisik. Analisis yang dilakukan antara variabel penelitian menunjukan beberapa
variabel yang diteliti ada yang secara mandiri menunjukan pengaruh yang bermakna
terhadap ekspresi reseptor estrogen namun ada juga menunjukkan variabel yang tidak
berpengaruh terhadap ekspresi reseptor estrogen. Variabel yang secara mandiri (analisis
adalah usia dengan p=0,1; riwayat kanker payudara (KPD) pada keluarga dengan
p=0,16; usia menarche dengan p=0,17; penggunaan pil KB dengan p=0,1; dan aktifitas
bahwasannya wanita yang memiliki usia kurang dari 40 tahun berisiko rendah untuk
terkena kanker payudara yaitu 1 per 200 penduduk dan risiko ini akan mengalami
yaitu 1 per 10 penduduk. Hal ini menjadikan kanker payudara sebagai salah satu jenis
kanker yang paling banyak ditemui pada wanita usia paruh baya (Sihombing, 2014).
Meskipun kanker payudara dapat terjadi pada wanita muda, secara umum kanker
payudara merupakan penyakit yang banyak ditemukan pada usia tua. Seorang wanita
berusia 30-an risikonya kira-kira 1 dari 250, sedangkan untuk wanita pada usia 70-
annya, adalah sekitar 1 dari 30. Sebagian besar kanker payudara yang didiagnosis
adalah setelah menopause dan sekitar 75% dari kasus kanker payudara terjadi setelah
Penelitian yang dilakukan oleh Sari dan Gumayesty (2016) juga bertentangan
dengan hasil penelitian ini. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, terdapat hubungan
antara usia (p=0,002 ; OR=2,83), riwayat keluarga (p=0,009 ; OR=2,55), usia menarche
(p=0,008 ; OR= 2,65) dengan kejadian kanker payudara (Sari dan Gumayesty, 2016).
Hasil penelitian ini pun bertentangan dengan penelitian Ali Akbar dalam
berusia < 40 tahun relatif lebih rendah dibandingkan dengan wanita berusia ≥ 40 tahun
(Firasi, 2016). Kanker Payudara jarang ditemukan pada wanita muda, jika pun ada
Menurut Firasi 2016, pada wanita yang berumur di atas 40 tahun terutama yang
masih mengalami masa reproduksi, setiap bulan akan mengalami menstruasi, namun
tidak mengalami ovulasi, sehingga hormon progesteron yang dihasilkan tidak cukup
(Firasi, 2016). Ditinjau dari subtipe histologi dan stadium, angka harapan hidup
(survival rate) kanker payudara pada wanita berusia < 40 tahun relatif rendah
Akan tetapi, banyak faktor yang dapat berhubungan dengan terjadinya kanker
payudara diantaranya adalah riwayat keluarga dan genetik (American Cancer Society,
2015), terapi hormonal (Sakura, 2018), riwayat sistem reproduksi (menarche yang
terlalu cepat dan menopause yang terlambat) (Ponniah, 2010), riwayat menyusui
(Anggorowati, 2013), paparan radiasi (Desen, 2011), pola makan meliputi diet dan gizi
(American Cancer Society, 2015), dan riwayat kehamilan (Rasjidi, 2009). Peningkatan
faktor risiko tersebut berkaitan dengan waktu lamanya terpapar hormon reproduksi.
menjadi faktor resiko bagi terjadinya kanker payudara. Wanita dengan riwayat keluarga
yang mengidap kanker payudara, terutama pada hubungan kekerabatan yang dekat (ibu,
saudara perempuan, anak perempuan, ayah, saudara laki-laki, atau anak laki-laki) maka
2-3 kali lebih besar untuk menderita kanker payudara dibandingkan dengan wanita yang
tanpa riwayat keluarga (American Cancer Society, 2015). Hal ini sejalan oleh penelitian
yang dilakukan oleh Isnaini dan Elpiana (2017) yang menyatakan bahwasannya dari
penelitian yang dilakukan di RSUD dr. H. Abdoel Moeloek Provinsi Lampung tahun
2015 didapatkan dan ada hubungan riwayat keluarga dengan kejadian kanker payudara
Selanjutnya, faktor resiko yang paling banyak diteliti dalam kanker payudara
Therapy atau HRT). Dari hasil penelitian didapatkan sedikit peningkatan risiko pada
pengguna kontrasepsi oral saat ini. Risiko meningkat 1,24 kali untuk penggunaan 10
meningkat 1,35 kali selama 5 tahun atau lebih pada penggunaan HRT. Namun, 5 tahun
setelah penghentian, risiko ini akan kembali normal. Hasil penelitian WHI (Women’s
Health Initiative), terapi estrogen dan kombinasi HRT yang digunakan untuk
pencegahan penyakit kronis menunjukkan bahwa terdapat hasil yang buruk terkait pada
memiliki siklus haid lebih karena mereka mulai menstruasi/menarche pada usia dini
(sebelum usia 12) dan/atau melalui menopause pada usia lanjut (setelah umur 55)
mempunyai resiko sedikit lebih tinggi mendapat kanker payudara. Hal ini mungkin
terkait dengan eksposur seumur hidup yang lebih tinggi kepada hormon estrogen dan
progesteron yang diperkuat oleh penelitian yang dilakukan di RSUD dr. H. Abdoel
Moeloek Provinsi Lampung tahun 2015 didapatkan ada hubungan antara usia menarche
insiden kanker payudara. Wanita Nulliparous memiliki risiko yang sama dengan yang
ada pada wanita yang melahirkan pertama ketika mereka berusia 30 tahun, dengan
kelahiran pertama kelahiran yang kemudian menimbulkan risiko yang lebih tinggi
(khususnya dalam waktu 5 tahun setelah melahirkan) dan perempuan melahirkan ketika
mereka masih muda memiliki risiko rendah. Seorang wanita yang melahirkan pertama
ketika ia berusia 20 tahun risikonya sekitar 30% relatif lebih rendah dibandingkan
wanita yang anak pertama lahir ketika ia berusia 30 tahun (Ponniah, 2010). Ini
diperkirakan karena adanya rangsangan pematangan dari sel-sel pada payudara yang
diinduksi oleh kehamilan, yang membuat sel-sel ini lebih peka terhadap transformasi
memproduksi hormon prolaktin yang mana hormon ini dapat menekan paparan hormon
estrogen dalam jumlah yang banyak dan dalam waktu lama yang merupakan pemicu
Faktor lainnya adalah pola makan. Berbagi studi kasus menunjukan diet tinggi
lemak dan kalori berkaitan langsung dengan timbulnya kanker payudara. Risiko kanker
payudara berhubungan dengan kelebihan berat badan disebabkan kadar estrogen yang
tinggi karena jaringan lemak sebagian besar berasal dari estrogen pada wanita pasca
aktivitas fisik secara rutin memiliki 10-25% berisiko lebih rendah mengidap kanker
payudara dibandingkan dengan wanita yang tidak aktif, dengan bukti yang lebih kuat
pada wanita pasca menopause daripada pra menopause (Desen, 2011; American Cancer
Menurut asumsi peneliti, usia memang merupakan faktor yang berperan dalam
terjadinya kanker payudara. Namun, masih banyak faktor-faktor lain yang dapat
mempengaruhi sifat dan perkembangan dari kanker payudara yang akhirnya dapat
mempengaruhi prognosis dan terapinya. Usia bukanlah faktor tunggal yang dapat
berdiri sendiri sehingga dapat menyebabkan terjadinya kanker payudara, akan tetapi
secara simultan dengan faktor-faktor lainnya seperti riwayat keluarga dan genetik, terapi
hormonal, riwayat sistem reproduksi, riwayat menyusui, paparan radiasi, pola makan
5.1 Kesimpulan
berikut:
1. Dari 30 sampel didapatkan sampel yang masuk kategori usia dewasa (26-45
orang (53,3%), dan masuk kategori manula (>65 tahun) sebanyak 3 orang (10%).
2. Dari 30 sampel yang diteliti, terlihat bahwa sampel yang memiliki Kanker
orang (13,3%).
3. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia dengan derajat diferensiasi
Lampung.
5.2 Saran
Bagi peneliti dan universitas, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber
Memberikan masukan bagi RSUD dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung yang
merupakan tempat pengambilan data sampel agar dapat melengkapi data pasien baik itu
kanker payudara sejak dini, mencari informasi tentang kanker payudara serta menjaga
pola hidup sehat dan menghindari faktor pencetus yang dapat diubah dari kanker
payudara. Selain itu, perempuan perlu melakukan konseling kesehatan reproduksi dan
menggunakan sampel yang lebih banyak. Hal ini bisa dilakukan dengan memperpanjang
variabel lainnya juga dapat diteliti oleh penelitian selanjutnya, seperti pengaruh