Anda di halaman 1dari 9

JURNAL KEBIDANAN

PENGARUH PENYULUHAN KANKER PAYUDARA


TERHADAP MINAT MELAKUKAN SADARI

Mulia Dian Sumbawati1 , Ima Kharimaturrohmah2, Dewi Rokhanawati3

Intisari : Kejadian kanker payudara di Indonesia rata-rata adalah 10 dari


100.000 perempuan, menjadikan penyakit ini diurutan kedua penyakit
kanker yang telah ditemukan setelah kanker mulut rahim. Minat masyarakat
untuk melakukan SADARI masih sangat rendah, hal ini banyak dipengaruhi
oleh ketidaktahuan wanita tentang bahaya kanker payudara. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penyuluhan kanker payudara
terhadap minat melakukan SADARI pada wanita usia 20-40 tahun di RW 06
Notoprajan Yogyakarta tahun 2009. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian Pre eksperimen dengan menggunakan desain “one group pre test-
post test”, populasi sebanyak 105 orang, cara pengambilan sampel dengan
teknik simple random sampling dengan sampel sebanyak 30 orang. Alat
pengumpulan data berupa kuisioner dengan metode pengumpulan data
variabel terikat dengan penyuluhan dan variabel bebas dengan kuisioner.
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis t Test. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh penyuluhan kanker payudara
terhadap minat melakukan SADARI pada wanita umur 20-40 tahun di RW
06 Notoprajan Yogyakarta tahun 2009 yang ditunjukkan ditunjukkan dengan
nilai p = 0,000 < 0,05 atau t hitung yang diperoleh sebesar 6,759 > t tabel
1,699 dengan derajat kesalahan 5%.

Kata kunci : Penyuluhan, Minat melakukan SADARI, Kanker payudara

PENDAHULUAN
Kematian di dunia salah satunya Dari sekian banyak jenis kanker,
akibat penyakit yang mematikan yaitu ternyata kanker payudara merupakan
kanker menurut Organisasi Kesehatan salah satu penyebab terbanyak
Dunia (WHO) berkisar 7,6 juta orang kematian pada perempuan. Menurut
pada tahun 2005 dan 84 juta orang data dari WHO, setiap tahun jumlah
akan meninggal hingga 10 tahun ke penderita kanker payudara bertambah
depan jika tidak ada upaya sekitar 7 juta jiwa. Survey terakhir di
penanggulangan (depkes, 2006). dunia menunjukkan setiap 3 menit

1
Mahasiswa D III Kebidanan STIKES ’Aisyiyah Yogyakarta
2
Dosen STIKES ’Aisyiyah Yogyakarta
3
Dosen STIKES ’Aisyiyah Yogyakara
ditemukan penderita kanker payudara kualitas hidup penderita kanker dengan
dan setiap 11 menit ditemukan seorang prioritas pencegahan dan deteksi dini
perempuan meninggal akibat kanker kanker ( Yayasan Kanker Indonesia,
payudara (Sutjipto, 2003). Oleh karena 2003 ).
itu American cancer Sociaty ( ACS )
menganjurkan pada wanita yang METODE PENELITIAN
berusia diatas 20 tahun untuk Desain penelitian ini
melakukan periksa payudara sendiri/ menggunakan Pre eksperimen dan
SADARI setiap satu bulan. usia 35-40 menggunakan desain “one group pre
tahun melakukan mammografi, diatas test-post test” . Tempat penelitian di
40 tahun melakukan check up pada RW 06 Notoprajan Yogyakarta. Waktu
dokter ahli, lebih dari 50 tahun check penelitian bulan April-juli 2009.
up rutin dan mammografi setiap tahun Responden sesuai dengan kriteria
dan wanita yang beresiko tinggi yang ditetapkan peneliti, yaitu
pemeriksaan dokter lebih sering dan pendidikan minimal SMP, usia 20-40
rutin (Sutjipto, 2006). tahun, pernah mendapat informasi
Pemeriksaan payudara sendiri mengenai kanker payudara dari sumber
atau SADARI dianggap cara termurah, yang sama yaitu televise, surat kabar
aman dan sederhana. Meski demikian atau dari konseling petugas kesehatan,
ini haruslah berdasarkan petunjuk dan status ekonomi dengan pendapatan
pedoman yang telah ada. Dengan minimal Rp. 700.000, 00/ bulan,
SADARI, bukan tidak mungkin akan bertempat tinggal dan tercatat sebagai
lebih banyak kanker stadium dini yang penduduk RW 06 Notoprajan
dapat dideteksi. Sayangnya SADARI Yogyakarta.
masih dianggap belum efektif. Hal ini Populasi pada penelitian ini
dikarenakan ketakutan dan kecemasan adalah wanita usia 20-40 tahun di RW
dalam menghadapi kenyataan serta 06 Notoprajan Yogyakarta yang
masih sedikitnya wanita yang memakai berjumlah 105 orang periode Januari-
cara test ini yaitu sekitar 15 hingga Desember 2008, ). Teknik pengambilan
30%, selain itu pemahaman SADARI sampel dalam penelitian ini adalah
secara teknis masih belum dikuasai simple random sampling yaitu
(Depkes, 2007). pengambilan sampel anggota populasi
Dalam rangka membantu upaya dilakukan secara acak tanpa
penanggulangan kanker di Indonesia, memperlihatkan strata yang ada dalam
masyarakat membentuk Yayasan populasi itu (Sugiono, 2006: 58).
kanker Indonesia untuk menanggulangi Sampel yang akan diambil berdasarkan
masalah kanker. Sejak tahun 1995 cara dan kriteria tersebut sebanyak 30
Yayasan Kanker Indonesia orang ( 28, 5%).
bekerjasama dengan Departemen
Kesehatan telah mencanangkan HASIL DAN PEMBAHASAN
Program Penanggulangan Kanker Data karakteristik responden
Terpadu Paripurna (PKTP). Paripurna yang meliputi umur dan pendidikan
meliputi pencegahan, deteksi dini, disajikan dalam diagram berikut ini:
pengobatan kuratif dan peningkatan
Gambar 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur

> 35 thn: 6 org


(20%)

20-35 thn: 24
org (80%)

Berdasarkan Gambar 1 dapat Dari data tersebut diketahui


diketahui bahwa jumlah responden wanita usia 20-40 tahun di RW.06
yang paling banyak adalah responden Notoprajan Yogyakarta sebagian besar
yang berumur antara 20 sampai 35 masuk dalam kategori usia reproduksi
tahun yaitu ada 24 orang (80%). sehat yaitu berumur 20 sampai 35
Sementara jumlah responden yang tahun.
berumur antara 36 sampai 40 tahun ada
6 orang (20%).

Gambar 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat


Pendidikan

Sarjana: 3 org
Diploma: 1 org (10%) SMP: 4 org
(3,3%) (13,3%)

SMA: 22 org
(73,3%)

Berdasarkan Gambar 2 dapat orang (73,3%). Sementara jumlah


diketahui bahwa jumlah responden responden yang berpendidikan SMP
yang paling banyak adalah responden ada 4 orang (13,3%), yang
yang berpendidikan SMA yaitu ada 22 berpendidikan Sarjana ada 3 orang
(10%) dan yang berpendidikan Yogyakarta sebagian besar memiliki
Diploma ada 1 orang (3,3%). Dari data tingkat pendidikan menengah keatas.
tersebut diketahui wanita usia 20-40
tahun di RW.06 Notoprajan

Gambar 3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Minat Melakukan


SADARI Sebelum Diberi Penyuluhan Tentang Kanker Payudara

Sedang: 7 org
(23,3%)

Baik: 23 org
(76,7%)

Berdasarkan Gambar 3 dapat 7 orang (23,3%). Dari data tersebut


diketahui bahwa jumlah responden diketahui wanita usia 20-40 tahun di
yang paling banyak adalah responden RW.06 Notoprajan Yogyakarta
yang memiliki minat yang baik untuk sebagian besar memiliki minat yang
melakukan SADARI yaitu ada 23 baik untuk melakukan SADARI
orang (76,7%). Sementara jumlah sebelum diberi penyuluhan tentang
responden yang memiliki minat yang kanker payudara.
sedang untuk melakukan SADARI ada

Gambar 4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Minat Melakukan


SADARI Sesudah Diberi Penyuluhan Tentang Kanker Payudara

Sedang: 1 org
(3,3%)

Baik: 29 org
(96,7%)
Berdasarkan Gambar 4 dapat hanya ada 1 orang (3,3%). Dari data
diketahui bahwa jumlah responden tersebut diketahui wanita usia 20-40
yang paling banyak adalah responden tahun di RW.06 Notoprajan
yang memiliki minat yang baik untuk Yogyakarta sebagian besar memiliki
melakukan SADARI yaitu ada 29 minat yang baik untuk melakukan
orang (96,7%). Sementara jumlah SADARI sesudah diberi penyuluhan
responden yang memiliki minat yang tentang kanker payudara.
sedang untuk melakukan SADARI

Gambar 5. Deskripsi Minat Melakukan SADARI Sebelum dan Sesudah


Diberi Penyuluhan Tentang Kanker Payudara

90 88.9

88

86

84

82 80.73

80

78

76
Pre Test Post Test
Minat Melakukan SADARI

Jadi dapat diketahui bahwa mean dibandingkan mean skor minat sebelum
skor minat melakukan SADARI diberi penyuluhan. Nilai mean skor
sesudah diberi penyuluhan lebih baik minat melakukan SADARI sebelum
dibandingkan mean skor minat sebelum diberi penyuluhan sebesar 80,73% dan
diberi penyuluhan yang berarti bahwa mean skor minat melakukan SADARI
ada pengaruh yang signifikan sesudah diberi penyuluhan sebesar
pemberian penyuluhan tentang kanker 88,90%. Sebenarnya sebelum diberi
payudara terhadap minat melakukan penyuluhan, wanita usia 20-40 tahun di
SADARI. RW.06 Notoprajan Yogyakarta
Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar (76,7%) sudah memiliki
ada pengaruh pemberian penyuluhan minat yang baik untuk melakukan
tentang kanker payudara tersebut SADARI. Terlihatnya pengaruh
terhadap minat melakukan pemeriksaan pemberian penyuluhan tentang kanker
payudara sendiri dimana mean skor payudara tersebut dari peningkatan
minat melakukan SADARI sesudah minat wanita tersebut untuk melakukan
diberi penyuluhan lebih baik pemeriksaan payudara sendiri yaitu
sesudah diberi penyuluhan, 96,7% pendidikan sasaran penyuluhan
memiliki minat yang baik untuk dikendalikan dengan memilih ibu-ibu
melakukan SADARI. Hasil ini yang memiliki tingkat pendidikan yang
menunjukkan penyuluhan kanker tidak terlalu rendah yaitu minimal SMP
payudara efektif dalam meningkatkan sehingga tidak terlalu sulit mencerna
minat wanita untuk melakukan pesan yang penyuluh sampaikan.
pemeriksaan payudara sendiri. Sebab Kondisi lingkungan ibu-ibu di
dengan semakin meningkatnya RW.06 Notoprajan Yogyakarta juga
pengetahuan tentang kanker payudara mendukung keberhasilan pemberian
dan pemeriksaan payudara sendiri penyuluhan tersebut. Seperti yang
maka peserta penyuluh semakin sadar dinyatakan oleh Effendy (1998: 247-
akan pentingnya pemeriksaan payudara 248), kondisi lingkungan yaitu tempat
sehingga minatnya untuk melakukan tinggal sasaran dapat mendukung
SADARI semakin tinggi. sasaran merubah perilakunya. Dari
Pemberian penyuluhan tentang studi pendahuluan yang dilakukan
kanker payudara ini efektif dalam peneliti dengan ketua RW 06
meningkatkan minat peserta penyuluh Notoprajan Yogyakarta diketahui
untuk melakukan pemeriksaan bahwa terdapat 2 orang warganya yang
payudara sendiri menunjukkan terkena kanker payudara, salah satunya
penyuluhan kesehatan yang dilakukan meninggal dunia pada tahun 2006
di RW.06 Notoprajan Yogyakarta karena terlambat diberikan
adalah berhasil. Pemilihan metode pertolongan. Dengan kondisi
ceramah dan metode demonstrasi ini lingkungan ini, ibu-ibu di wilayah
merupakan salah satu faktor yang RW.06 Notoprajan Yogyakarta
mempengaruhi keberhasilan semakin termotivasi untuk melakukan
penyuluhan kesehatan. Menurut pemeriksaan payudara sendiri.
Effendy (1998: 247-248), faktor-faktor Sutjipto (2003) menyatakan
yang mempengaruhi keberhasilan kanker payudara di Indonesia rata-rata
penyuluhan kesehatan adalah dari adalah 10 dari 100.000 perempuan,
penyuluh, dari sasaran penyuluhan dan menjadikan penyakit ini diurutan kedua
proses dalam penyuluhan. Metode penyakit kanker yang telah ditemukan
demonstrasi ini masuk dalam proses setelah kanker mulut rahim.
penyuluhan dimana dalam metode ini Diharapkan dengan adanya
digunakan alat peraga yang dapat peningkatan minat wanita melakukan
menunjang atau mempermudah periksa payudara sendiri, perilaku
pemahaman sasaran sehingga tidak wanita tersebut dalam melakukan
membosankan. pemeriksaan payudara sendiri semakin
Selain metode penyuluhan, baik agar jika terjadi kelainan pada
faktor sasaran penyuluhan juga bentuk payudaranya dapat segera dicari
mendukung keberhasilan penyuluhan solusinya karena dengan kanker
tentang kanker payudara di RW.06 payudara ditemukan pada stadium awal
Notoprajan Yogyakarta. Menurut sehingga tidak menyebabkan keadaan
Effendy (1998: 247-248), sasaran yang semakin buruk sampai
penyuluhan sebaiknya memiliki tingkat mengakibatkan kematian.
pendidikan yang tidak terlalu rendah.
Dalam penelitian ini, tingkat
Hasil penelitian ini membuktikan KESIMPULAN DAN SARAN
bahwa penyuluhan kanker payudara
dapat meningkatkan minat melakukan Kesimpulan
SADARI, hal ini mendukung penelitian Terdapat pengaruh yang
yang dilakukan oleh Desmarani (2008) signifikan pemberian penyuluhan
dengan judul “Hubungan Pengetahuan tentang kanker payudara terhadap
tentang periksa payudara sendiri minat melakukan SADARI pada wanita
(SADARI) dengan pemeriksaan usia 20-40 berdasarkan hasil nilai t
payudara sendiri pada siswi kelas III hitung yang diperoleh sebesar 6,759
di SMP Muhamadiyah I Yogyakarta dan nilai t tabel sebesar 1,699 maka t
Tahun 2008”. Dari penelitian tersebut hitung > t tabel ( 6,759 > 1,699 ) atau
mendapatkan hasil bahwa terdapat dapat dilihat dari nilai p = 0,000
hubungan yang bermakna antara menunjukkan bahwa p < 0.05.
pengetahuan tentang periksa payudara Saran
sendiri (SADARI) dengan pemeriksaan Pertama Bagi kader di RW 06
payudara sendiri. Notoprajan diharapkan dapat
Handayani (2001) meneliti memotivasi secara langsung dan
tentang ”Pengaruh Tingkat Pendidikan meningkatkan peran serta masyarakat
Formal wanita Usia Subur (WUS) (ibu-ibu) agar secara teratur melakukan
Terhadap Pengetahuan Tentang SADARI sebagai langkah menurunkan
Pemeriksaan Payudara Sendiri angka kematian ibu yang disebabkan
(SADARI) Sebagai Upaya Deteksi Dini karena kanker payudara di RW 06
kanker Payudara Pada Wanita Usia Notoprajan.
Subur”. Dari Penelitian tersebut Kedua Bagi Wanita usia 20-40
didapatkan hasil bahwa terdapat tahun di RW 06 Notoprajan mengikuti
hubungan yang bermakna antara berbagai penyuluhan yang dilakukan
Tingkat pendidikan dengan baik oleh kader ataupun oleh bidan di
pengetahuan WUS, dimana semakin Puskesmas untuk melakukan tindakan
tinggi tingkat pendidikan seseorang preventif. Sementara untuk wanita usia
maka semakin luas pengetahuannya 20-40 tahun yang belum melakukan
tentang SADARI. SADARI diharapkan bersedia
Fajriyah (2008) meneliti melakukan SADARI setiap satu bulan
tentang ”Hubungan Tingkat sekali pada 4-5 hari setelah haid
Pengetahuan Tentang Kanker berakhir untuk mendeteksi lebih dini
Payudara dengan Prilaku SADARI apabila terdapat kanker payudara.
pada Wanita di RW 03 Gendingan Ketiga Bagi bidan di Puskesmas
Yogyakarta Tahun 2008”. Dari Ngampilan Meningkatkan dan
penelitian tersebut didapatkan hasil mengoptimalkan penyuluhan kesehatan
bahwa terdapat hubungan yang terutama tentang deteksi dini kanker
bermakna antara tingkat pengetahuan payudara mengingat hasil penelitian
dengan prilaku SADARI, dimana yang menunjukkan bahwa penyuluhan
semakin tinggi pengetahuan seseorang mempunyai pengaruh terhadap minat
maka semakin baik prilaku SADARI. melakukan SADARI.
Keempat Bagi Peneliti
Selanjutnya Diharapkan dapat
melakukan penelitian faktor sasaran
yang memiliki tingkat pendidikan atau Hawari, D. (2004). Kanker Payudara
tingkat sosial ekonomi yang rendah. Dimensi Religi, cetakan pertama,
Sebab mereka juga perlu diberikan FK UI, Jakarta.
pengetahuan tentang kesehatan, Hurlock I.E.B. (2000). Psikologi
khususnya tentang kanker payudara. Perkembangan, Erlangga,
Jakarta.
DAFTAR RUJUKAN Jong, D, M. (2004). Kanker Apakah
Itu?, Arcan: Jakarta.
Ahmadi, A., Supriyono, W. (2004). Lee, kerrie, (1998). Segala Sesuatu
Psikologi Belajar, Rineka Cipta, Tentang Kanker Payudara,
Jakarta. Cetakan ke I, Kawan Pustaka,
Arikunto, S. (2002). Prosedur Jakarta.
Penelitian Suatu Pendekatan Luwia, S, M. (2003). Problematika dan
Praktik, Rineka Cipta, Jakarta Perawatan Payudara, Cetakan
Aryandono, T. (2007). Pengobatan Pertama, Kawan Pustaka, Jakarta.
alternaiif perlambat pengobatan Machfudz, I. (2006). Pendidikan
medis, 6 Oktober 2008, Kesehatan Bagian dari Promosi
www.ugm.ac.id. Kesehatan, Fitamaya,
Bima, (2007). Kanker Payudara, 7 Yogyakarta.
Oktober 2008, Magee, E. (2003). Kiat Mencegah
www.bima.ipb.ac.id. Kanker Payudara, PT. Kanan
Bobak, i.M., Jensen, M.D. (2000). Pustaka, Depok.
Perawatan Maternitas dan
Ginekologi, Yayasan IAPKO, Neville, F. Hacker, Moore George, J.
Bandung (2001). Essensial Obstetri dan
Dalyono, M. (2000). Psikologi belajar, Ginekologi, Edisi 2, Hipokrates,
Rineka Cipta, Jakarta. Jakarta.
Depkes, (2008). Deteksi Kanker Leher Notoatmojo, S. (2002). Metodelogi
Rahim Dan Kanker Payudara, 5 Penelitian Kesehatan, cetakan
Oktober 2008. kedua, Rineka Cipta, Jakarta.
www.depkes.go.id. Purwanto, H. (1998). Pengantar
______, (2007). Informasi Tentang Prilaku Manusia Keperawatan,
Kanker Payudara, 26 Februari Buku kedokteran EGC, Jakarta.
2008, www.depkes. go.id. Soebroto, (1999). Penanggulangan
______, (2006). Upaya Mencegah 8 Kanker payudara Terpadu
Juta Kematian Akibat Kanker (PKTP) Sebagai Program
Hingga Tahun 2015, 6 Maret Penanggulangan kanker yang
2008, www.depkes.go.id. Rasional dan manusiawi,
Efar, P. (2008). Presentasi Meninggal Seminar Ceramah Ilmiah Populer
Karena Kanker Payudara, 13 Penanggulangan dan Pencegahan
Februari 2008, Mutkhir Penyakit Kanker, FK
www.tanyadokteranda.com. UGM, Yogyakarta.
Effendi, N. (1998). Dasar-dasar Sugiono, DP. (2006). Statistika Untuk
Keperawatan Kesehatan Penelitian, Cetakan Kesembilan,
masyarakat, cetakan pertama, Alfabeta, Bandung.
EBG, Jakarta.
Sukardja, I. (1996). Onkologi Klinik,
Airlangga University Press:
Surabaya.
Suharsimi-Arikunto, (2006). Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. Rineka Cipta, Jakarta.
Sutarto, (2006). Pita Pink Peduli
Kanker Payudara: 5 Oktober
2008, www.pitapink.com.
Sutjipto, (2003). Kanker Payudara
Bukan Akhir Segalanya, 14
Oktober 2003, www.Sinar
Harapan. Com
______, (2006). Permasalahan Deteksi
Dini Dan Pengobatan Kanker
Payudara, 8 Oktober 2008,
www.dharmais.co.id
Tambunan, (2005). Diagnosis dan Tata
Laksana Sepuluh Jenis Kanker
Terbanyak di Indonesia, EGC,
Jakarta
www. kankerpayudara.wordpress.com,
(2008). Ayo Mulai Melakukan
Sadari (Periksa Payudara
Sendiri ): 12 Januari 2009
www. ranesi.com, 12-01-2007, Kanker
Payudara: 6 oktober 2008
www. Totalkesehatananda. Com.
(2008), Kanker payudara: 26
Februari 2008.
www. Nakertrans. Go. Id. (2009): 1
Januari 2009
www. White hat life. Com. (2006): 5
Oktober 2008
Yayasan kanker Indonesia. (2003).

Anda mungkin juga menyukai