Anda di halaman 1dari 9

1

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINDAKAN SADARI PADA


SISWI KELAS XII JURUSAN TATABOGA DI SMK NEGERI 2
KOTA SIBOLGA TAHUN 2019

Tinawati Nainggolan, SKM, M.Kes


STIKes Nauli Husada Sibolga
Jln.Kader Manik No.02 Aek Muara Pinang Kota Sibolga
Email : golantina17@gmail.com

ABSTRAK

Sadari adalah pemeriksaan payudara sendiri yang bertujuan untuk mengetahui


ada tidaknya kelainan yang terdapat pada payudara seperti kanker payudara.
Kanker payudara di Indonesia sampai saat ini banyak menyerang wanita pada
stadium lanjut dengan penyulit dan mtastasis sehingga pengobatan sudah sulit
dilakukan sehingga berakhir dengan kematian. Kanker payudara merupakan jenis
tumor ganas yang hingga kini masih menjadi pembunuh nomor satu bagi
perempuan. (WHO, 2016).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan
dengan perilaku SADARI pada siswi Kelas XII Jurusan Tataboga SMK Negeri 2
Kota Sibolga. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan
menggunakan desain cross sectional.Total sampel sebanyak 91 siswi. Data
dikumpulkan dengan melakukan wawancara dengan menggunakan kuesioner
kepada responden. Pengolahan data dilakukan dengan analisis uji chi-square.
Hasil penelitian diperoleh yaitu faktor yang berhubungan dengan perilaku
SADARI antara lain: pengetahuan, sikap tentang SADARI, dukungan teman
sebaya, dan dukungan orang tua.Jadi, didapatkan ada hubungan
pengetahuan,sikap, dukungan teman sebaya, dan dukungan orang tua dengan
perilaku SADARI pada siswi Kelas XII Jurusan Tataboga SMK Negeri 2 Kota
Sibolga.
Diharapkan kedepannya ada suatu kegiatan yang menambah wawasan dan
ketertarikan siswi Kelas XII Jurusan Tataboga SMK Negeri 2 Kota Sibolga untuk
melakukan SADARI serta penelitian kepada siswi yang belum pernah mendengar
SADARI.
Daftar Pustaka : 35 buku
Kata Kunci : Sadari, Siswi
2

PENDAHULUAN pengobatan sudah sulit dilakukan


Kanker payudara merupakan sehingga berakhir dengan kematian.
salah satu penyakit tidak menular Kanker payudara merupakan jenis
yang menjadi penyebab kematian tumor ganas yang hingga kini masih
terbanyak dikalangan wanita. Kanker menjadi pembunuh nomor satu bagi
payudara didefenisikan sebagai salah perempuan. (WHO, 2016).
satu patologi yang dimulai dengan Di Indonesia, kanker
perubahan genetik pada sel tunggal payudara kini menjadi pembunuh
(Johnson, 2010). Perubahan ini nomor satu. Setiap tahunnya
disebabkan karena adanya diperkirakan terdapat 100 penderita
pertumbuhan yang berlebihan dan baru per100.000 penduduk yang ada
perkembangan yang tidak terkontrol di Indonesia. Berdasarkan Sistem
dari sel-sel (jaringan) payudara Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun
sehingga memerlukan waktu 2012, kanker payudara menempati
beberapa tahun untuk dapat urutan pertama pasien rawat inap di
terpalpasi dengan pertumbuhan yang seluruh RS di Indonesia (16,85%),
berawal dari tumor sebesar 1 cm disusul kanker leher rahim(11,78%)
namun dalam kurun waktu 8-12 (Departemen Kesehatan. 2013). Dan
tahun sel pemicu akan tumbuh dalam mengalami peningkatan pada tahun
tubuh inang (Johnson, 2010; 2014 yaitu kasus rawat inap kanker
Mulyani, 2013). Disetiap tubuh kita payudara sebanyak 12.014 kasus
mempunyai sel kanker, namun jika (28,7%). Sedangkan menurut profil
sel tersebut terus aktif dan kesehatan Departemen Kesehatan
berkembang maka akan bergerak Republik Indonesia Tahun 2015
menyebar ke jaringan maupun organ kanker tertinggi yang diderita wanita
sekitar payudara sehingga terjadi masih ditempati oleh kanker
kerusakan bahkan kematian jaringan payudara dengan angka kejadian
maupun organ sekitar payudara 2,2% dari 1000 perempuan. Jika hal
(Jhon, 2010). Munculnya sel kanker ini tidak bisa terkendali, maka
tersebut terjadi sebagai hasil dari diperkiran pada tahun 2030 akan ada
mutasi atau perubahan yang tidak 26 juta orang yang menderita kanker
normal pada gen yang bertanggung payudara dan 17 juta orang yang
jawab menjaga pertumbuhan sel dan meninggal dunia (Kementerian
menjaganya tetap normal. Kesehatan Republik Indonesia,
Sadari adalah pemeriksaan 2016).
payudara sendiri yang bertujuan Dilihat dari kasus di
untuk mengetahui ada tidaknya Sumatera Utara jumlah kanker
kelainan yang terdapat pada payudara sebanyak 2.682 kasus
payudara seperti kanker payudara. masuk dalam kategori 10 besar
Kanker payudara di Indonesia tertinggi dari 33 Propinsi di
sampai saat ini banyak menyerang Indonesia. Berada di peringkat ke 6
wanita pada stadium lanjut dengan setelah dari Propinsi Jakarta disusul
penyulit dan mtastasis sehingga Sumatera Barat dan yang tertinggi
3

adalah Propinsi Jawa Tengah Mammae 14 orang dan FAM


(Pusdatin Kemenkes RI, 2015). sebanyak 21 orang.
Kanker payudara masih
mempunyai kemungkinan besar Berdasarkan latar belakang
untuk disembuhkan kalau di temukan diatas maka permasalahan dalam
ketika masih pada tahap awal atau penelitian ini adalah Faktor yang
dini. Sel kanker pada payudara hanya Berhubungan dengan Tindakan
tumbuh sebesar 1cm, pada waktu 8- SADARI pada Siswi Kelas XII
12 tahun. Sel tersebut bersembunyi Jurusan Tataboga di SMK Negeri 2
dalam tubuh kita dan tanpa kita Kota Sibolga.
ketahui keaktifannya. Sel tersebut Tujuan penelitian ini adalah
diam dalam kelenjar payudara dan untuk mengetahui Untuk mengetahui
dapat menyebar melalui aliran darah faktor yang berhubungan dengan
keseluruh tubuh (Suryaningsih & tindakan SADARI pada siswi Kelas
Sukaca, 2015). XII Jurusan Tataboga di SMK
Angka kejadian penyakit Negeri 2 Kota Sibolga pada tahun
kanker di Indonesia (136,2/100.000 2019.
penduduk) berada pada urutan 8 di METODE PENELITIAN
Asia Tenggara, sedangkan di Asia Jenis penelitian ini adalah
Urutan ke 23.Angka kejadian observasional dengan pendekatan
tertinggi di Indonesia untuk laki – cross sectional study yang dilakukan
laki adalah kanker paru yaitu sebesar dengan cara diuji bersamaan antara
19,4 per 100.000 penduduk dengan variabel independen terhadap
rata – rata kematian 10,9 per 100.000 variabel dependen.
penduduk, yang diikuti dengan Penelitian akan dilakukan di
kanker hati sebesar 12,4 per 100.000 di SMK Negeri 2 Kota Sibolga pada
penduduk dengan rata- rata kematian bulan Juli sampai Bulan Agustus
7,6 per 100.000 2019.
penduduk.Sedangkan angka kejadian Populasi dalam penelitian ini
untuk perempuan yang tertinggi adalah seluruh Siswi Kelas XII
adalah kanker payudara yaitu sebesar Jurusan Tataboga SMK Negeri 2
42,1 per 100.000 penduduk dengan Kota Sibolga Sebanyak 91 orang.
rata- rata kematian 17 per 100.000
penduduk yang diikuti dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
kanker leher rahim sebesar 23,4 per Hubungan pengetahuan tentang
100.000 penduduk dengan rata – rata SADARI dengan tindakan
kematian 13,9 per 100.000 SADARI
penduduk.
Data yang diperoleh dari Analisis Hubungan Pengetahuan
Rumah Sakit Umum Ferdinand Dengan Tindakan SADARI Pada
Lumbantobing Kota Sibolga, Siswi Kelas XII Jurusan Tataboga
diperoleh data pada Tahun 2018 SMK Negeri 2 Kota Sibolga Tahun
dengan Mastitis 35 orang, Ca 2019
Mammae 70 orang serta FAM Pengetahu Tindakan Uji
an Statisti
sebanyak 55 orang.Untuk Tahun Melaksa Tidak k
2019 mulai dari Bulan Januari nakan Melaksanakan
N % N %
sampai dengan Bulan Mei 2019
diperoleh data Mastitis 9 orang, Ca Tinggi 39 73, 10 26,3 p=
6
4

Rendah 14 26, 28 73,7 0,000 tingkat pengetahuan SADARI dan


4
Total 53 10 38 100 perilaku SADARI dikalangan
0 mahasiswi medis adalah baik
Berdasarkan tabel diatas, ada 39
siswi (73,6%) yang melaksanakan Berdasarkan hasil penelitian di Iraq,
SADARI mempunyai pengetahuan terdapat 90,09% orang pernah
tinggi dan 14 mahasiswi (26,4%) mendengar tentang sadari dengan
pengetahuannya rendah. Sedangkan sumber informasi yang utama adalah
pada mahasiswi yang tidak televisi, namun hanya terdapat
melaksanakan SADARI terdapat 28 48,3% yang mempraktikan SADARI
mahasiswi (73,7%) yang mempunyai dengan alasan kurangnya
pengetahuan rendah tentang pengetahuan tentang bagaimana
SADARI. melakukan teknik SADARI yang
Berdasarkan hasil uji statistik benar (Alwan, Eliessa, Nadfaie, &
yang telah dilakukan, didapat ada Tawfeeq, 2012).
hubungan faktor pengetahuan
tentang sadari terhadap tindakan Hubungan sikap tentang SADARI
sadari pada siswi Kelas XII jurusan dengan tindakan SADARI
tataboga di SMK Negeri 2 Kota
Sibolga Tahun 2019. Analisis Hubungan Sikap Dengan
Tindakan SADARI Pada Siswi
Siswi yang mempunyai Kelas XII Jurusan Tataboga SMK
pengetahuan cukup baik namun tidak Negeri 2 Kota Sibolga Tahun 2019
melaksanakan SADARI dalam hal Sikap Tindakan Uji
Melaksanaka Tidak Statistik
ini disebabkan karena siswi tersebut n Melaksana
merasa malas dan kurang kan
N % N %
memperhatikan cara melakukan Positif 53 100 16 42,1
SADARI sewaktu diterangkan Negati 0 0,0 22 57,1 p = 0,000
f
sehingga mereka tidak tahu benar Total 53 100 38 100
cara melakukannya.
Menurut Notoatmodjo (2010) Berdasarkan tabel 4.6 diatas,
Pengetahuan tentang kesehatan diperoleh semua siswi yang
adalah mencakup apa yang diketahui melaksanakan SADARI mempunyai
oleh seseorang terhadap cara - cara sikap yang positif. Sedangkan bagi
memelihara kesehatan. Adopsi kelompok mahasiswi yang tidak
perilaku yang didasari pengetahuan, melaksanakan SADARI terdapat 22
kesadaran dan sikap yang positif mahasiswi (57,9%) yang mempunyai
terhadap stimulus akan membentuk sikap negatif.
perilaku baru yang mampu bertahan
Berdasarkan hasil uji statistik yang
lama.
telah dilakukan, didapat ada
Penelitian yang dilakukan oleh hubungan faktor pengetahuan
Setiawan (2012) mendapatkan hasil tentang sadari terhadap tindakan
bahwa ada hubungan yang signifikan sadari pada siswi Kelas XII jurusan
antara pengetahuan responden tataboga di SMK Negeri 2 Kota
dengan tindakan pemeriksaan kanker Sibolga Tahun 2019.
payudara dini. Hasil penelitian
Nugraheni (2010) juga menunjukkan
5

Siswi yang mempunyai sikap Perilaku akan terbentuk melalui


positif namun tidak melaksanakan suatu sikap yang positif terhadap
SADARI dikarenakan mereka perilaku tersebut. Hal ini dapat
biasanya lupa dan merasa malas dimengerti, karena pengetahuan
untuk melakukannya. Mereka malas tentang SADARI menyebabkan
melakukannya juga disebabkan sikap mereka terhadap SADARI dan
kepercayaan diri yang dimiliki kanker payudara berubah ke arah
bahwa mereka tidak berisiko terkena positif sehingga timbullah perilaku
kanker payudara. yang diharapkan, yaitu keinginan
melakukan SADARI teratur setiap
Suatu sikap optimis terwujud bulan. Seperti penelitian yang
dalam suatu tindakan (overt diperoleh T. M. Sari (2013) di
behavior). Untuk mewujudkan sikap Karanganyar menyatakan bahwa ada
menjadi suatu perbuatan nyata hubungan yang signifikan antara
diperlukan faktor pendukung atau sikap dengan perilaku deteksi dini
suatu kondisi yang memungkinkan, kanker payudara pada wanita.
antara lain fasilitas dan orang-orang
terdekat (Notoatmojo, 2012). Sikap wanita tergolong negatif
tentang pencagahan kanker payudara
Sikap dikatakan sebagai suatu sebelum diberikan pendidikan
respon evaluative. Respon hanya kesehatan tentang kanker payudara
akan timbul apabila individu dan pencegahannya. Namun setelah
dihadapkan pada suatu stimulus yang diberikan pendidikan kesehatan,
menghendaki adanya reaksi sikap wanita berubah menjadi sikap
individual. Respon evaluative berarti yang positif dan mau melakukan
bahwa bentuk reaksi yang tindakan pencegahan kanker
dinyatakan sebagai sikap itu timbul payudara (Deniar, 2013).
didasari oleh proses evaluasi dalam
diri individu yang memberi Menurut penelitian Basri (2011) ada
kesimpulan stimulus dalam bentuk hubungan antara sikap tentang
nilai baik-buruk, positif-negatif, SADARI dengan tindakan SADARI.
menyenangkan-tidak menyenangkan Kuatnya hubungan yang terjadi
yang kemudian mengkristal sebagai termasuk dalam kategori lemah. Ini
potensi reaksi terhadap objek sikap berarti sebagian besar mahasiswi
(Azwar, 2010) memiliki sikap yang positif terhadap
SADARI yang kemudian mendorong
Menurut Newcomb dalam mereka mengaplikasikannya dalam
Notoatmojo (2010) seorang ahli kehidupan sehari-hari. Sikap remaja
psikologi sosial bahwa sikap itu putri tentang kanker payudara dan
merupakan kesiapan atau kesediaan SADARI kurang karena remaja putri
untuk bertindak dan bukan mengatakan penyakit kanker
merupakan pelaksanaan motif payudara tidak perlu ditakuti dan
tertentu. Sikap belum merupakan SADARI tidak dapat mencegah
“predisposisi” tindakan atau terjadinya kanker payudara (Y. P.
perilaku. Lebih jelas lagi bahwa Sari, Lubis, & Syahrial, 2014).
sikap merupakan reaksi terhadap
objek di lingkungan tertentu sebagai
suatu pengembangan terhadap objek.
6

Hubungan Dukungan Teman dibandingkan keluarga terhadap


Sebaya tentang SADARI dengan pengetahuan dan tindakan remaja.
tindakan SADARI Teman sebaya dijadikan role model
dalam hal perilaku bagi anak usia
Analisis Hubungan Dukungan remaja (Narendra, 2002).
Teman Sebaya Dengan Tindakan
SADARI Pada Siswi Kelas XII Teman yang baik adalah teman
Jurusan Tataboga SMK Negeri 2 yang membawa temannya ke arah
Kota Sibolga Tahun 2019 yang baik juga. Apabila seorang
Dukungan Tindakan teman tahu jelas mengenai manfaat
Teman
Sebaya
Melaksanakan Tidak
Melaksanaka Uji
SADARI, maka dia juga pasti akan
n Statisti memberitahukan kepada temannya
k
N % N % yang belum tahu. Sikap dapat terjadi
Mendukung 45 84,9 14 36,8
Tidak 8 15,1 24 63,2 p= melalui pengalaman langsung, media
Mendukung 0,000 massa, pengaruh orang lain yang
Total 53 100 38 100
dianggap penting, lembaga
Berdasarkan tabel diatas,
pendidikan,dll (Wawan & Dewi,
diperoleh data bahwa sebanyak 45
2011).
siswi (84,9%) yang melaksanakan
SADARI mendapat dukungan dari Penelitian ini sesuai dengan
temannya dan 8 siswi (15,1%) yang penelitian yang pernah dilakukan
tidak mendapat dukungan. Pada oleh Yang (2010) di Taiwan bahwa
kelompok yang tidak melaksanakan rasa keamanan diri menjadi faktor
SADARI diperoleh 24 siswi (63,2%) penting untuk mengikuti pelatihan
yang mendapat dukungan kurang ataupun cara melakukan SADARI
dari teman sebayanya. untuk diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari.
Berdasarkan hasil uji statistik
yang telah dilakukan, didapat ada Terdapat faktor-faktor lain yang
hubungan faktor pengetahuan dapat memengaruhi perilaku
tentang sadari terhadap tindakan SADARI selain pengetahuan, yaitu
sadari pada siswi Kelas XII jurusan pengalaman; sikap; tradisi; dan
tataboga di SMK Negeri 2 Kota kepercayaan (predisposing factors),
Sibolga Tahun 2019. sarana dan prasarana (enabling
factors), serta sikap dan perilaku dari
Dukungan sosial merupakan orang sekitar (reinforcing factors)
hubungan interpersonal dalam (Baswedan & Listiowati, 2014).
bentuk interaksi antara dua orang
atau lebih menggunakan komunikasu Menurut penelitian Y. P. Sari et al.
verbal maupun nonverbal yang (2014) dukungan orang terdekat
dikarakteristikkan dengan nilai, remaja putri kurang karena orang
untuk bertukar informasi, barang terdekat (ibu,kakak,teman dan guru)
maupun tersedianya bantuan (Frey, remaja putri tidak pernah
1988). menyarankan untuk melakukan
SADARI dan ada hubungan antara
Faktor lain yang mempengaruhi orang terdekat dengan tindakan
kehidupan remaja adalah teman SADARI remaja putri. Namun
sebaya. Bahkan teman sebaya menurut penelitian Fatayati (2015)
cenderung lebih berpengaruh variabel dukungan sahabat dekat
7

tidak signifikan terhadap perilaku dipondokan jadi keterbatasan orang


SADARI dengan nilai sebesar 0,208 tua untuk mengingatkan anaknya
p (0,146). untuk SADARI itu ada. Dan juga
Hubungan Dukungan Orangtua SADARI dianggap kurang penting
tentang SADARI dengan tindakan bagi responden karena mereka sibuk
SADARI untuk urusan kuliah jadi tidak ada
Analisis Hubungan Dukungan waktu untuk melakukannya.
Orangtua Dengan Tindakan
SADARI Pada Siswi Kelas XII Menurut teori Lawrence Green
Jurusan Tataboga SMK Negeri 2 (1980) dalam Notoatmodjo (2010)
Kota Sibolga Tahun 2019 perilaku kesehatan, kesehatan
seseorang atau masyarakat
dipengaruhi oleh dua faktor pokok,
Dukungan Tindakan yakni faktor perilaku (behavior
Orangtua Melaksanaka
n
Tidak
Melaksanaka Uji
cause) dan faktor diluar perilaku
n Stati (non behavior cause). Perilaku itu
stik
N % N % sendiri terbentuk dari tiga faktor,
Mendukun 30 56,6 12 31,6
g p= salah satunya faktor penguat
Tidak 23 43,4 26 68,4 0,00 ( reinforcing factor). Faktor-faktor
Mendukun 0
g yang mendorong atau memperkuat
Total 53 100 38 100 terjadinya perilaku pada seorang
individu yaitu faktor perilaku dari
Berdasarkan tabel diatas, tokoh masyarakat, tokoh agama, para
terdapat 30 siswi (56,6%) yang petugas kesehatan, dan juga orang-
melaksanakan SADARI mendapat orang sekitarnya itu orang tua dari
dukungan yang cukup dari orang tua individu itu sendiri.
mereka dan 23 siswi (43,4%)
Fungsi peran orang tua khususnya
melaksanakan SADARI namun
ibu sangat penting untuk melakukan
mendapatkan dukungan yang kurang
SADARI dirumah, serta teman
dari orang tua. Sementara terdapat 26
sebagai informasi untuk berbagi ilmu
siswi (68,4%) yang tidak
tentang cara SADARI. Mencari
melaksanakan SADARI karena
informasi mengenai kesehatan
mendapat dukungan yang kurang
reproduksi khususnya cara
dari orang tua mereka.
melakukan SADARI sangat penting
karena dapat melakukan cara
Perilaku orang tua juga tak lepas
SADARI sesuai prosedur dan
dari cara anaknya bersikap dan
dilakukan secara berurutan
bertindak. Orang tua yang menjadi
(Viviyawati, 2014)
tempat utama bagi anaknya untuk
menjadi teladan. Dan tentu saja
setiap orang tua ingin yang terbaik
buat anaknya terlebih untuk menjaga
kesehatan anaknya.
Siswi yang mendapatkan KESIMPULAN
dukungan cukup namun tidak Berdasarkan
melaksanakan SADARI dikarenakan penelitian dan pembahasan mengenai
mereka tidak tinggal bersama orang hubungan antara pengetahuan, sikap,
tuanya dalam artian mereka tinggal dukungan teman sebaya, dan
8

dukungan orang tua mengenai siswi yang belum pernah


SADARI dengan perilaku SADARI mendengar mengenai SADARI.
pada siswi kelas XII jurusan tataboga
di SMK Negeri 2 Kota Sibolga DAFTAR PUSTAKA
maka disimpulkan sebagai berikut:
Azwar, A. (2012). Pengantar
1. Ada hubungan antara Administrasi Kesehatan.
pengetahuan tentang SADARI Tangerang: Binarupa
dengan tindakan SADARI pada Aksara.
siswi kelas XII jurusan tataboga
di SMK Negeri 2 Kota Sibolga. Baron, R. A., & Byrne, D. (2003).
2. Ada hubungan antara sikap Psikologi Sosial. Jakarta:
tentang SADARI dengan Erlangga.
tindakan SADARI pada siswi
kelas XII jurusan tataboga di Basri, A. H. (2011). Hubungan
SMK Negeri 2 Kota Sibolga. Pengetahuan, Sikap, dan
3. Ada hubungan antara dukungan Motivasi Terhadap Tindakan
teman sebaya tentang SADARI Pemeriksaan Payudara
dengan tindakan SADARI pada Sendiri Pada Mahasiswi
siswi kelas XII jurusan tataboga FKM UNHAS. Universitas
di SMK Negeri 2 Kota Sibolga. Kesehatan Masyarakat,
Makassar.
4. Ada hubungan antara dukungan
orangtua tentang SADARI
Desanti, O. I., Sunarsih, I., &
dengan tindakan SADARI pada
Supriyati. (2010). Persepsi
siswi kelas XII jurusan tataboga
Wanita Berisiko Kanker
di SMK Negeri 2 Kota Sibolga.
Payudara Tentang
Pemeriksaan Payudara
SARAN
Sendiri Di KOta Semarang ,
Berdasarkan hasil
Jawa Tengah. Berita
penelitian yang dilakukan, adapun
Kedokteran Masyarakat,
saran yang dapat diberikan yakni
26(3), 152-161.
sebagai berikut :
Global Cancer Statistics. Cancer Journal
a. Diharapkan adanya suatu For Clinicians, 61(2), 69-90.
kegiatan yang menambah
wawasan dan ketertarikan pada Erbil, N., & Bolukbas, N. (2012).
siswi kelas XII jurusan tataboga Beliefs, Attitudes, and
di SMK Negeri 2 Kota Sibolga Behavior of Turkish Women
untuk melakukan SADARI. about Breast Cancer and
Seperti penambahan materi Breast Self-Examination
pelajaran pada mata pelajaran According to a Turkish
tertentu dan pihak lainnya yang Version of the Champion
mendukung kegiatan Sadari. Health Belief Model Scale.
b. Perlu adanya penelitian lanjutan Asian Pacific Journal of
yang menyoroti tentang faktor- Cancer Prevention, 13(11),
faktor penghambat dalam 5823-5828.
pelaksanaan SADARI. Dan bagi Febriana, F. (2010). Hubungan
Pengetahuan Dan Sikap
9

Dengan Praktek Pemeriksaan Purwoastuti, E. (2012). Kanker


Payudara Sendiri (SADARI) Payudara (Pencegahan &
Pada Wanita. Deteksi Dini). Yogyakarta:
Gale, D., & Charette, J. (2009). Kanisius.
Rencana Asuhan Rahman. (2016). The Role of
Keperawatan Onkologi. Medical Student in The
Jakarta: EGC. Faculty of Medicine –
Kementerian Kesehatan Republik University of Gezira – Sudan.
Indonesia. (2016). Pedoman Public Health, 1(1), 36-42.
Teknis Pengendalian Kanker Rasjidi, I. (2012). Kemoterapi
Payudara dan Kanker Leher Kanker Ginekologi dalam
Rahim. Jakarta. Praktik Sehari-hari. Jakarta:
Lemeshow, S., Hosmer, D. W., Klar, CV Sagung Seto.
J., & Lwanga, S. K. (1997).
Besar Sampel Dalam
Penelitian Kesehatan.
Jogjakarta: Gajamada
university press.
Manuaba, I. (2010). Ilmu Kebidanan,
Penyakit Kandungan dan KB
untuk Pendidikan Bidan Edisi
2. Jakarta: EGC.

Narendra, M. S. (2002). Buku Ajar


1 Tumbuh Kembang Anak
dan Remaja Edisi Pertama
IDAI. Jakarta: Sagung
Seto.
Notoatmodjo, S. (2010). Promosi
Kesehatan Teori & Aplikasi.
Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmojo, S. (2010). Kesehatan
Masyarakat Ilmu & Seni.
Jakarta: Rineka Cipta.
Olfah, Y., Mendri, N. K., &
Badi'ah, A. (2013). Kanker
Payudara &
SADARI.Yogyakarta: Nuha
Medika.
Otto, S. (2015). Buku Saku
Keperawatan Onkologi.
Jakarta: EGC.
Pamungkas, Z. (2011). Deteksi Dini
Kanker Payudara.
Yogyakarta: Buku Biru.
Purwanto, H. (2014). Pengantar
Perilaku Manusia Untuk
Keperawatan. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai