FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINDAKAN SADARI PADA
SISWI KELAS XII JURUSAN TATABOGA DI SMK NEGERI 2 KOTA SIBOLGA TAHUN 2019
Tinawati Nainggolan, SKM, M.Kes
STIKes Nauli Husada Sibolga Jln.Kader Manik No.02 Aek Muara Pinang Kota Sibolga Email : golantina17@gmail.com
ABSTRAK
Sadari adalah pemeriksaan payudara sendiri yang bertujuan untuk mengetahui
ada tidaknya kelainan yang terdapat pada payudara seperti kanker payudara. Kanker payudara di Indonesia sampai saat ini banyak menyerang wanita pada stadium lanjut dengan penyulit dan mtastasis sehingga pengobatan sudah sulit dilakukan sehingga berakhir dengan kematian. Kanker payudara merupakan jenis tumor ganas yang hingga kini masih menjadi pembunuh nomor satu bagi perempuan. (WHO, 2016). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan perilaku SADARI pada siswi Kelas XII Jurusan Tataboga SMK Negeri 2 Kota Sibolga. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain cross sectional.Total sampel sebanyak 91 siswi. Data dikumpulkan dengan melakukan wawancara dengan menggunakan kuesioner kepada responden. Pengolahan data dilakukan dengan analisis uji chi-square. Hasil penelitian diperoleh yaitu faktor yang berhubungan dengan perilaku SADARI antara lain: pengetahuan, sikap tentang SADARI, dukungan teman sebaya, dan dukungan orang tua.Jadi, didapatkan ada hubungan pengetahuan,sikap, dukungan teman sebaya, dan dukungan orang tua dengan perilaku SADARI pada siswi Kelas XII Jurusan Tataboga SMK Negeri 2 Kota Sibolga. Diharapkan kedepannya ada suatu kegiatan yang menambah wawasan dan ketertarikan siswi Kelas XII Jurusan Tataboga SMK Negeri 2 Kota Sibolga untuk melakukan SADARI serta penelitian kepada siswi yang belum pernah mendengar SADARI. Daftar Pustaka : 35 buku Kata Kunci : Sadari, Siswi 2
PENDAHULUAN pengobatan sudah sulit dilakukan
Kanker payudara merupakan sehingga berakhir dengan kematian. salah satu penyakit tidak menular Kanker payudara merupakan jenis yang menjadi penyebab kematian tumor ganas yang hingga kini masih terbanyak dikalangan wanita. Kanker menjadi pembunuh nomor satu bagi payudara didefenisikan sebagai salah perempuan. (WHO, 2016). satu patologi yang dimulai dengan Di Indonesia, kanker perubahan genetik pada sel tunggal payudara kini menjadi pembunuh (Johnson, 2010). Perubahan ini nomor satu. Setiap tahunnya disebabkan karena adanya diperkirakan terdapat 100 penderita pertumbuhan yang berlebihan dan baru per100.000 penduduk yang ada perkembangan yang tidak terkontrol di Indonesia. Berdasarkan Sistem dari sel-sel (jaringan) payudara Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun sehingga memerlukan waktu 2012, kanker payudara menempati beberapa tahun untuk dapat urutan pertama pasien rawat inap di terpalpasi dengan pertumbuhan yang seluruh RS di Indonesia (16,85%), berawal dari tumor sebesar 1 cm disusul kanker leher rahim(11,78%) namun dalam kurun waktu 8-12 (Departemen Kesehatan. 2013). Dan tahun sel pemicu akan tumbuh dalam mengalami peningkatan pada tahun tubuh inang (Johnson, 2010; 2014 yaitu kasus rawat inap kanker Mulyani, 2013). Disetiap tubuh kita payudara sebanyak 12.014 kasus mempunyai sel kanker, namun jika (28,7%). Sedangkan menurut profil sel tersebut terus aktif dan kesehatan Departemen Kesehatan berkembang maka akan bergerak Republik Indonesia Tahun 2015 menyebar ke jaringan maupun organ kanker tertinggi yang diderita wanita sekitar payudara sehingga terjadi masih ditempati oleh kanker kerusakan bahkan kematian jaringan payudara dengan angka kejadian maupun organ sekitar payudara 2,2% dari 1000 perempuan. Jika hal (Jhon, 2010). Munculnya sel kanker ini tidak bisa terkendali, maka tersebut terjadi sebagai hasil dari diperkiran pada tahun 2030 akan ada mutasi atau perubahan yang tidak 26 juta orang yang menderita kanker normal pada gen yang bertanggung payudara dan 17 juta orang yang jawab menjaga pertumbuhan sel dan meninggal dunia (Kementerian menjaganya tetap normal. Kesehatan Republik Indonesia, Sadari adalah pemeriksaan 2016). payudara sendiri yang bertujuan Dilihat dari kasus di untuk mengetahui ada tidaknya Sumatera Utara jumlah kanker kelainan yang terdapat pada payudara sebanyak 2.682 kasus payudara seperti kanker payudara. masuk dalam kategori 10 besar Kanker payudara di Indonesia tertinggi dari 33 Propinsi di sampai saat ini banyak menyerang Indonesia. Berada di peringkat ke 6 wanita pada stadium lanjut dengan setelah dari Propinsi Jakarta disusul penyulit dan mtastasis sehingga Sumatera Barat dan yang tertinggi 3
adalah Propinsi Jawa Tengah Mammae 14 orang dan FAM
(Pusdatin Kemenkes RI, 2015). sebanyak 21 orang. Kanker payudara masih mempunyai kemungkinan besar Berdasarkan latar belakang untuk disembuhkan kalau di temukan diatas maka permasalahan dalam ketika masih pada tahap awal atau penelitian ini adalah Faktor yang dini. Sel kanker pada payudara hanya Berhubungan dengan Tindakan tumbuh sebesar 1cm, pada waktu 8- SADARI pada Siswi Kelas XII 12 tahun. Sel tersebut bersembunyi Jurusan Tataboga di SMK Negeri 2 dalam tubuh kita dan tanpa kita Kota Sibolga. ketahui keaktifannya. Sel tersebut Tujuan penelitian ini adalah diam dalam kelenjar payudara dan untuk mengetahui Untuk mengetahui dapat menyebar melalui aliran darah faktor yang berhubungan dengan keseluruh tubuh (Suryaningsih & tindakan SADARI pada siswi Kelas Sukaca, 2015). XII Jurusan Tataboga di SMK Angka kejadian penyakit Negeri 2 Kota Sibolga pada tahun kanker di Indonesia (136,2/100.000 2019. penduduk) berada pada urutan 8 di METODE PENELITIAN Asia Tenggara, sedangkan di Asia Jenis penelitian ini adalah Urutan ke 23.Angka kejadian observasional dengan pendekatan tertinggi di Indonesia untuk laki – cross sectional study yang dilakukan laki adalah kanker paru yaitu sebesar dengan cara diuji bersamaan antara 19,4 per 100.000 penduduk dengan variabel independen terhadap rata – rata kematian 10,9 per 100.000 variabel dependen. penduduk, yang diikuti dengan Penelitian akan dilakukan di kanker hati sebesar 12,4 per 100.000 di SMK Negeri 2 Kota Sibolga pada penduduk dengan rata- rata kematian bulan Juli sampai Bulan Agustus 7,6 per 100.000 2019. penduduk.Sedangkan angka kejadian Populasi dalam penelitian ini untuk perempuan yang tertinggi adalah seluruh Siswi Kelas XII adalah kanker payudara yaitu sebesar Jurusan Tataboga SMK Negeri 2 42,1 per 100.000 penduduk dengan Kota Sibolga Sebanyak 91 orang. rata- rata kematian 17 per 100.000 penduduk yang diikuti dengan HASIL DAN PEMBAHASAN kanker leher rahim sebesar 23,4 per Hubungan pengetahuan tentang 100.000 penduduk dengan rata – rata SADARI dengan tindakan kematian 13,9 per 100.000 SADARI penduduk. Data yang diperoleh dari Analisis Hubungan Pengetahuan Rumah Sakit Umum Ferdinand Dengan Tindakan SADARI Pada Lumbantobing Kota Sibolga, Siswi Kelas XII Jurusan Tataboga diperoleh data pada Tahun 2018 SMK Negeri 2 Kota Sibolga Tahun dengan Mastitis 35 orang, Ca 2019 Mammae 70 orang serta FAM Pengetahu Tindakan Uji an Statisti sebanyak 55 orang.Untuk Tahun Melaksa Tidak k 2019 mulai dari Bulan Januari nakan Melaksanakan N % N % sampai dengan Bulan Mei 2019 diperoleh data Mastitis 9 orang, Ca Tinggi 39 73, 10 26,3 p= 6 4
Rendah 14 26, 28 73,7 0,000 tingkat pengetahuan SADARI dan
4 Total 53 10 38 100 perilaku SADARI dikalangan 0 mahasiswi medis adalah baik Berdasarkan tabel diatas, ada 39 siswi (73,6%) yang melaksanakan Berdasarkan hasil penelitian di Iraq, SADARI mempunyai pengetahuan terdapat 90,09% orang pernah tinggi dan 14 mahasiswi (26,4%) mendengar tentang sadari dengan pengetahuannya rendah. Sedangkan sumber informasi yang utama adalah pada mahasiswi yang tidak televisi, namun hanya terdapat melaksanakan SADARI terdapat 28 48,3% yang mempraktikan SADARI mahasiswi (73,7%) yang mempunyai dengan alasan kurangnya pengetahuan rendah tentang pengetahuan tentang bagaimana SADARI. melakukan teknik SADARI yang Berdasarkan hasil uji statistik benar (Alwan, Eliessa, Nadfaie, & yang telah dilakukan, didapat ada Tawfeeq, 2012). hubungan faktor pengetahuan tentang sadari terhadap tindakan Hubungan sikap tentang SADARI sadari pada siswi Kelas XII jurusan dengan tindakan SADARI tataboga di SMK Negeri 2 Kota Sibolga Tahun 2019. Analisis Hubungan Sikap Dengan Tindakan SADARI Pada Siswi Siswi yang mempunyai Kelas XII Jurusan Tataboga SMK pengetahuan cukup baik namun tidak Negeri 2 Kota Sibolga Tahun 2019 melaksanakan SADARI dalam hal Sikap Tindakan Uji Melaksanaka Tidak Statistik ini disebabkan karena siswi tersebut n Melaksana merasa malas dan kurang kan N % N % memperhatikan cara melakukan Positif 53 100 16 42,1 SADARI sewaktu diterangkan Negati 0 0,0 22 57,1 p = 0,000 f sehingga mereka tidak tahu benar Total 53 100 38 100 cara melakukannya. Menurut Notoatmodjo (2010) Berdasarkan tabel 4.6 diatas, Pengetahuan tentang kesehatan diperoleh semua siswi yang adalah mencakup apa yang diketahui melaksanakan SADARI mempunyai oleh seseorang terhadap cara - cara sikap yang positif. Sedangkan bagi memelihara kesehatan. Adopsi kelompok mahasiswi yang tidak perilaku yang didasari pengetahuan, melaksanakan SADARI terdapat 22 kesadaran dan sikap yang positif mahasiswi (57,9%) yang mempunyai terhadap stimulus akan membentuk sikap negatif. perilaku baru yang mampu bertahan Berdasarkan hasil uji statistik yang lama. telah dilakukan, didapat ada Penelitian yang dilakukan oleh hubungan faktor pengetahuan Setiawan (2012) mendapatkan hasil tentang sadari terhadap tindakan bahwa ada hubungan yang signifikan sadari pada siswi Kelas XII jurusan antara pengetahuan responden tataboga di SMK Negeri 2 Kota dengan tindakan pemeriksaan kanker Sibolga Tahun 2019. payudara dini. Hasil penelitian Nugraheni (2010) juga menunjukkan 5
Siswi yang mempunyai sikap Perilaku akan terbentuk melalui
positif namun tidak melaksanakan suatu sikap yang positif terhadap SADARI dikarenakan mereka perilaku tersebut. Hal ini dapat biasanya lupa dan merasa malas dimengerti, karena pengetahuan untuk melakukannya. Mereka malas tentang SADARI menyebabkan melakukannya juga disebabkan sikap mereka terhadap SADARI dan kepercayaan diri yang dimiliki kanker payudara berubah ke arah bahwa mereka tidak berisiko terkena positif sehingga timbullah perilaku kanker payudara. yang diharapkan, yaitu keinginan melakukan SADARI teratur setiap Suatu sikap optimis terwujud bulan. Seperti penelitian yang dalam suatu tindakan (overt diperoleh T. M. Sari (2013) di behavior). Untuk mewujudkan sikap Karanganyar menyatakan bahwa ada menjadi suatu perbuatan nyata hubungan yang signifikan antara diperlukan faktor pendukung atau sikap dengan perilaku deteksi dini suatu kondisi yang memungkinkan, kanker payudara pada wanita. antara lain fasilitas dan orang-orang terdekat (Notoatmojo, 2012). Sikap wanita tergolong negatif tentang pencagahan kanker payudara Sikap dikatakan sebagai suatu sebelum diberikan pendidikan respon evaluative. Respon hanya kesehatan tentang kanker payudara akan timbul apabila individu dan pencegahannya. Namun setelah dihadapkan pada suatu stimulus yang diberikan pendidikan kesehatan, menghendaki adanya reaksi sikap wanita berubah menjadi sikap individual. Respon evaluative berarti yang positif dan mau melakukan bahwa bentuk reaksi yang tindakan pencegahan kanker dinyatakan sebagai sikap itu timbul payudara (Deniar, 2013). didasari oleh proses evaluasi dalam diri individu yang memberi Menurut penelitian Basri (2011) ada kesimpulan stimulus dalam bentuk hubungan antara sikap tentang nilai baik-buruk, positif-negatif, SADARI dengan tindakan SADARI. menyenangkan-tidak menyenangkan Kuatnya hubungan yang terjadi yang kemudian mengkristal sebagai termasuk dalam kategori lemah. Ini potensi reaksi terhadap objek sikap berarti sebagian besar mahasiswi (Azwar, 2010) memiliki sikap yang positif terhadap SADARI yang kemudian mendorong Menurut Newcomb dalam mereka mengaplikasikannya dalam Notoatmojo (2010) seorang ahli kehidupan sehari-hari. Sikap remaja psikologi sosial bahwa sikap itu putri tentang kanker payudara dan merupakan kesiapan atau kesediaan SADARI kurang karena remaja putri untuk bertindak dan bukan mengatakan penyakit kanker merupakan pelaksanaan motif payudara tidak perlu ditakuti dan tertentu. Sikap belum merupakan SADARI tidak dapat mencegah “predisposisi” tindakan atau terjadinya kanker payudara (Y. P. perilaku. Lebih jelas lagi bahwa Sari, Lubis, & Syahrial, 2014). sikap merupakan reaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu pengembangan terhadap objek. 6
Hubungan Dukungan Teman dibandingkan keluarga terhadap
Sebaya tentang SADARI dengan pengetahuan dan tindakan remaja. tindakan SADARI Teman sebaya dijadikan role model dalam hal perilaku bagi anak usia Analisis Hubungan Dukungan remaja (Narendra, 2002). Teman Sebaya Dengan Tindakan SADARI Pada Siswi Kelas XII Teman yang baik adalah teman Jurusan Tataboga SMK Negeri 2 yang membawa temannya ke arah Kota Sibolga Tahun 2019 yang baik juga. Apabila seorang Dukungan Tindakan teman tahu jelas mengenai manfaat Teman Sebaya Melaksanakan Tidak Melaksanaka Uji SADARI, maka dia juga pasti akan n Statisti memberitahukan kepada temannya k N % N % yang belum tahu. Sikap dapat terjadi Mendukung 45 84,9 14 36,8 Tidak 8 15,1 24 63,2 p= melalui pengalaman langsung, media Mendukung 0,000 massa, pengaruh orang lain yang Total 53 100 38 100 dianggap penting, lembaga Berdasarkan tabel diatas, pendidikan,dll (Wawan & Dewi, diperoleh data bahwa sebanyak 45 2011). siswi (84,9%) yang melaksanakan SADARI mendapat dukungan dari Penelitian ini sesuai dengan temannya dan 8 siswi (15,1%) yang penelitian yang pernah dilakukan tidak mendapat dukungan. Pada oleh Yang (2010) di Taiwan bahwa kelompok yang tidak melaksanakan rasa keamanan diri menjadi faktor SADARI diperoleh 24 siswi (63,2%) penting untuk mengikuti pelatihan yang mendapat dukungan kurang ataupun cara melakukan SADARI dari teman sebayanya. untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hasil uji statistik yang telah dilakukan, didapat ada Terdapat faktor-faktor lain yang hubungan faktor pengetahuan dapat memengaruhi perilaku tentang sadari terhadap tindakan SADARI selain pengetahuan, yaitu sadari pada siswi Kelas XII jurusan pengalaman; sikap; tradisi; dan tataboga di SMK Negeri 2 Kota kepercayaan (predisposing factors), Sibolga Tahun 2019. sarana dan prasarana (enabling factors), serta sikap dan perilaku dari Dukungan sosial merupakan orang sekitar (reinforcing factors) hubungan interpersonal dalam (Baswedan & Listiowati, 2014). bentuk interaksi antara dua orang atau lebih menggunakan komunikasu Menurut penelitian Y. P. Sari et al. verbal maupun nonverbal yang (2014) dukungan orang terdekat dikarakteristikkan dengan nilai, remaja putri kurang karena orang untuk bertukar informasi, barang terdekat (ibu,kakak,teman dan guru) maupun tersedianya bantuan (Frey, remaja putri tidak pernah 1988). menyarankan untuk melakukan SADARI dan ada hubungan antara Faktor lain yang mempengaruhi orang terdekat dengan tindakan kehidupan remaja adalah teman SADARI remaja putri. Namun sebaya. Bahkan teman sebaya menurut penelitian Fatayati (2015) cenderung lebih berpengaruh variabel dukungan sahabat dekat 7
tidak signifikan terhadap perilaku dipondokan jadi keterbatasan orang
SADARI dengan nilai sebesar 0,208 tua untuk mengingatkan anaknya p (0,146). untuk SADARI itu ada. Dan juga Hubungan Dukungan Orangtua SADARI dianggap kurang penting tentang SADARI dengan tindakan bagi responden karena mereka sibuk SADARI untuk urusan kuliah jadi tidak ada Analisis Hubungan Dukungan waktu untuk melakukannya. Orangtua Dengan Tindakan SADARI Pada Siswi Kelas XII Menurut teori Lawrence Green Jurusan Tataboga SMK Negeri 2 (1980) dalam Notoatmodjo (2010) Kota Sibolga Tahun 2019 perilaku kesehatan, kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor pokok, Dukungan Tindakan yakni faktor perilaku (behavior Orangtua Melaksanaka n Tidak Melaksanaka Uji cause) dan faktor diluar perilaku n Stati (non behavior cause). Perilaku itu stik N % N % sendiri terbentuk dari tiga faktor, Mendukun 30 56,6 12 31,6 g p= salah satunya faktor penguat Tidak 23 43,4 26 68,4 0,00 ( reinforcing factor). Faktor-faktor Mendukun 0 g yang mendorong atau memperkuat Total 53 100 38 100 terjadinya perilaku pada seorang individu yaitu faktor perilaku dari Berdasarkan tabel diatas, tokoh masyarakat, tokoh agama, para terdapat 30 siswi (56,6%) yang petugas kesehatan, dan juga orang- melaksanakan SADARI mendapat orang sekitarnya itu orang tua dari dukungan yang cukup dari orang tua individu itu sendiri. mereka dan 23 siswi (43,4%) Fungsi peran orang tua khususnya melaksanakan SADARI namun ibu sangat penting untuk melakukan mendapatkan dukungan yang kurang SADARI dirumah, serta teman dari orang tua. Sementara terdapat 26 sebagai informasi untuk berbagi ilmu siswi (68,4%) yang tidak tentang cara SADARI. Mencari melaksanakan SADARI karena informasi mengenai kesehatan mendapat dukungan yang kurang reproduksi khususnya cara dari orang tua mereka. melakukan SADARI sangat penting karena dapat melakukan cara Perilaku orang tua juga tak lepas SADARI sesuai prosedur dan dari cara anaknya bersikap dan dilakukan secara berurutan bertindak. Orang tua yang menjadi (Viviyawati, 2014) tempat utama bagi anaknya untuk menjadi teladan. Dan tentu saja setiap orang tua ingin yang terbaik buat anaknya terlebih untuk menjaga kesehatan anaknya. Siswi yang mendapatkan KESIMPULAN dukungan cukup namun tidak Berdasarkan melaksanakan SADARI dikarenakan penelitian dan pembahasan mengenai mereka tidak tinggal bersama orang hubungan antara pengetahuan, sikap, tuanya dalam artian mereka tinggal dukungan teman sebaya, dan 8
dukungan orang tua mengenai siswi yang belum pernah
SADARI dengan perilaku SADARI mendengar mengenai SADARI. pada siswi kelas XII jurusan tataboga di SMK Negeri 2 Kota Sibolga DAFTAR PUSTAKA maka disimpulkan sebagai berikut: Azwar, A. (2012). Pengantar 1. Ada hubungan antara Administrasi Kesehatan. pengetahuan tentang SADARI Tangerang: Binarupa dengan tindakan SADARI pada Aksara. siswi kelas XII jurusan tataboga di SMK Negeri 2 Kota Sibolga. Baron, R. A., & Byrne, D. (2003). 2. Ada hubungan antara sikap Psikologi Sosial. Jakarta: tentang SADARI dengan Erlangga. tindakan SADARI pada siswi kelas XII jurusan tataboga di Basri, A. H. (2011). Hubungan SMK Negeri 2 Kota Sibolga. Pengetahuan, Sikap, dan 3. Ada hubungan antara dukungan Motivasi Terhadap Tindakan teman sebaya tentang SADARI Pemeriksaan Payudara dengan tindakan SADARI pada Sendiri Pada Mahasiswi siswi kelas XII jurusan tataboga FKM UNHAS. Universitas di SMK Negeri 2 Kota Sibolga. Kesehatan Masyarakat, Makassar. 4. Ada hubungan antara dukungan orangtua tentang SADARI Desanti, O. I., Sunarsih, I., & dengan tindakan SADARI pada Supriyati. (2010). Persepsi siswi kelas XII jurusan tataboga Wanita Berisiko Kanker di SMK Negeri 2 Kota Sibolga. Payudara Tentang Pemeriksaan Payudara SARAN Sendiri Di KOta Semarang , Berdasarkan hasil Jawa Tengah. Berita penelitian yang dilakukan, adapun Kedokteran Masyarakat, saran yang dapat diberikan yakni 26(3), 152-161. sebagai berikut : Global Cancer Statistics. Cancer Journal a. Diharapkan adanya suatu For Clinicians, 61(2), 69-90. kegiatan yang menambah wawasan dan ketertarikan pada Erbil, N., & Bolukbas, N. (2012). siswi kelas XII jurusan tataboga Beliefs, Attitudes, and di SMK Negeri 2 Kota Sibolga Behavior of Turkish Women untuk melakukan SADARI. about Breast Cancer and Seperti penambahan materi Breast Self-Examination pelajaran pada mata pelajaran According to a Turkish tertentu dan pihak lainnya yang Version of the Champion mendukung kegiatan Sadari. Health Belief Model Scale. b. Perlu adanya penelitian lanjutan Asian Pacific Journal of yang menyoroti tentang faktor- Cancer Prevention, 13(11), faktor penghambat dalam 5823-5828. pelaksanaan SADARI. Dan bagi Febriana, F. (2010). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap 9
Dengan Praktek Pemeriksaan Purwoastuti, E. (2012). Kanker
Payudara Sendiri (SADARI) Payudara (Pencegahan & Pada Wanita. Deteksi Dini). Yogyakarta: Gale, D., & Charette, J. (2009). Kanisius. Rencana Asuhan Rahman. (2016). The Role of Keperawatan Onkologi. Medical Student in The Jakarta: EGC. Faculty of Medicine – Kementerian Kesehatan Republik University of Gezira – Sudan. Indonesia. (2016). Pedoman Public Health, 1(1), 36-42. Teknis Pengendalian Kanker Rasjidi, I. (2012). Kemoterapi Payudara dan Kanker Leher Kanker Ginekologi dalam Rahim. Jakarta. Praktik Sehari-hari. Jakarta: Lemeshow, S., Hosmer, D. W., Klar, CV Sagung Seto. J., & Lwanga, S. K. (1997). Besar Sampel Dalam Penelitian Kesehatan. Jogjakarta: Gajamada university press. Manuaba, I. (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan Edisi 2. Jakarta: EGC.
Narendra, M. S. (2002). Buku Ajar
1 Tumbuh Kembang Anak dan Remaja Edisi Pertama IDAI. Jakarta: Sagung Seto. Notoatmodjo, S. (2010). Promosi Kesehatan Teori & Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmojo, S. (2010). Kesehatan Masyarakat Ilmu & Seni. Jakarta: Rineka Cipta. Olfah, Y., Mendri, N. K., & Badi'ah, A. (2013). Kanker Payudara & SADARI.Yogyakarta: Nuha Medika. Otto, S. (2015). Buku Saku Keperawatan Onkologi. Jakarta: EGC. Pamungkas, Z. (2011). Deteksi Dini Kanker Payudara. Yogyakarta: Buku Biru. Purwanto, H. (2014). Pengantar Perilaku Manusia Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.