Anda di halaman 1dari 55

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN

REMAJA PUTRI SMPN7 KERINCI TENTANG DETEKSI DINI


KANKER PAYUDARA DENGAN CARA SADARI
(PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI)
TAHUN 2022

PROPOSAL

OLEH:

MISLIHA
201015201127

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS SUMATERA BARAT (UNISBAR)

TAHUN 2022
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul : pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan remaja putri smpn7

Danau kerinci 2022

Nama : Misliha

Nim : 201015201127

Proposal ini telah diperiksa dan di setujui untk dipersentasikan di hadapan

tim penguji proposal program studi S1 kebidanan universitas sumatera barat.

Mengetahui,

Lubuk alung, 2022

Pembimbing 1 pembimbing II
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullah Wabarokatuh.

Alhamdulillah, puji beserta syukur kehadirat Allah SWT. Dalam setiap

hembusan nafas yang tiada hentinya selalu bersyukur atas limpahan Rahmat,

Karunia, serta Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal ini

dengan judul “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap pengetahuan

remaja putri smpn7 kerinci tentang deteksi dini kanker payudara dengan

cara SADARI”. Sholawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad

SAW. Yang telah menjadi pedoman hidup serta suri tauladan bagi umat manusia.

Proposal ini dibuat untuk memenuhui persyaratan untuk menyelesaikan

pendidikan pada Program Studi S1 Kebidanan universitas sumatera barat.

Dengan selesainya Proposal ini, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-

besarnya kepada Ibu.............sebagai pembimbing I dan Ibu..............sebagai

pembimbing II yang merupakan pembimbing yang telah memberikan arahan,

kritikan dan saran. Selanjutnya izinkan penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Dr.Puthi Dwi Undari, MKM selaku ketua Yayasan Pendidikan

Sumatera Barat (YPSB).

2. Ibu DR.Hj. Nurtati, SE,MM. Selaku Rektor Universitas Sumatera Barat

(UNISBAR).

3. Ibu Ns.Sri Burhani Putri,M,Kep selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Sumatera Barat (UNISBAR).

4. Teristimewanya untuk orang tua tercinta, adik dan rekan-rekan yang

namanya tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan


dorongan, semangat, doa restu dan kasih sayang kepada penulis yang

selalu memberikan dukungan untuk penulis.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat ketidak sempurnaan dalam

pembuatan Laporan Proposal ini, baik dari segi bahasa, penulis dan aspek lainnya.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran ataupun kritikan yang bersifat

membangun dari pembaca atau baiknya Laporan Proposal ini kedepannya

sehingga bermanfaat bagi khalayak ramai. Akhir kata penulis mengucapkan

terima kasih

Wassalamu’alaikum warohmatullah wabarokatuh.

Lubuk alung, 2022


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kanker payudara adalah keganasan pada sel-sel yang terdapat pada

jaringan payudara, bisa berasal dari komponen kelenjarnya (epitel saluran

maupun lobulusnya) maupun komponen selain kelenjar seperti jaringan

lemak, pembuluh darah dan persarafan jaringan payudara (KOES

IRIANTO.2015). Menurut World Health Organization (WHO) Tahun

2020 dan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI)

Tahun 2020, kanker payudara merupakan kanker yang paling umum

diderita oleh perempuan. Kanker payudara merupakan suatu penyakit yang

disebabkan karena adanya pertumbuhan berlebih atau perkembangan tidak

terkontrol dari sel-sel (jaringan) payudara. Munculnya sel kanker payudara

tersebut sebagai hasil mutasi perubahan yang tidak normal pada payudara

(Infodatin, 2018).

Menurut data Global Cancer Observatory 2018 dari World Health

Organization (WHO) menunjukkan kasus kanker yang paling banyak

terjadi di indonesia adalah kanker payudara yakni 58.256 kasus atau

16,7% dari total 348.809 kasus kanker. Berada pada urutan 8 di ASIA

Tenggara Sedangkan di ASIA berada di ururtan Ke 23 (WHO, 2018).

Menurut Kementrian Kesehatan RI (Kemenkes RI) menyatakan angka

kanker payudara di Indonesia mencapai 42,1 orang per 100.000 penduduk

dengan rata-rata kematian 17 per 100.000 penduduk. Yang di ikuti kanker


serviks di Indonesia mencapai 23,4 orang per 100.000 penduduk dengan

rata-rata kematian 13,0 per 100.000 penduduk. (Kemenkes RI, 2019).

Data kasus kanker di Provinsi Sumatra Barat 3 tahun terakhir

(2017-2019) mengalami peningkatan. Angka kejadian untuk perempuan

yang tertinggi kanker payudara 303 (2017), 422 (2018) dan 479 (2019), di

ikuti oleh kanker leher rahim dan kanker lainnya (Dinkes Provinsi Sumatra

Barat, 2020). Di Provinsi Jambi sendiri memiliki prevelensi kanker

payudara sebesar 0,6% dengan 977 penderita kanker payudara. Kota Jambi

menduduki jumah deteksi dini kanker payudara tertinggi di Provinsi

Jambi, yaitu 5,76% pada tahun 2020 yang di alami oleh perempuan usia

30-50 tahun (Dinas Kesehatan Provinsi jambi, 2020). Angka kejadian

kanker payudara di Kabupaten Kerinci tahun 2018 sebanyak 100 orang,

tahun 2019 meningkat menjadi 112 orang dan pada tahun 2020 di

dapatkan kanker payudara sebanyak 120 orang (Dinas Kesehatan

Kabupaten Kerinci, 2020).

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci tahun

2020, angka kejadian tertinggi kasus tumor dan kanker payudara adalah

Puskesmas Sanggaran Agung Kecamatan Danau Kerinci merupakan posisi

pertama yaitu sebanyak 27 kasus yang terdapat tumor atau benjolan pada

payudara. Berdasarkan data Puskesmas Sanggaran Agung Kecamatan

Danau Kerinci tahun 2019 jumlah kasus tumor/benjolan sebanyak 15

orang kasus sekarang mengalami peningkatan 27 kasus (Dinkes

Kabupaten Kerinci, 2020).


Berdasarkan penelitian pada tahun 1980-an dan 1990-an,

diperkirakan sekitar 35% kematian akibat kanker berhubungan dengan

makanan. Sekitar 40% kanker pada pria dan 60% kanker pada wanita

berhubungan dengan makanan. Masalahnya, peran sesungguhnya dari

makanan jenis tertentu dan jumlahnya yang menyebabkan atau membantu

mencegah kanker masih belum jelas.

Beberapa jenis makanan yang diduga meningkatkan resiko akan

tumbuhnya kanker payudara yang semakin berkembang adalah jenis

makanan yang mengandung lemak baik lemak jenuh maupun lemak tak

jenuh dan alkohol yang dapat meningkatkan resiko berkembangnya

sejumlah kanker.(Koes Irianto,2015)

Gejala kanker payudara akan dapat diketahui dengan baik dengan

cara melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dilakukan

dengan prosedur yang benar. Tanda yang mungkin muncul pada stadium

dini seperti ada benjolan kecil di payudara namun tidak terasa nyeri.

Pemeriksaan payudara sendiri sangat mudah dilakukan akan tetapi pada

kenyataannya tidak, sedikit perempuan acuh tak acuh dengan kondisi

kesehatan organ reproduksinya.

Meningkatnya pengetahuan tentang deteksi dini kanker payudara

dengan cara SADARI, maka akan mempengaruhi para wanita khususnya

remaja putri untuk menyadari pentingnya melakukan SADARI untuk

mencegah resiko kanker payudara, hal tersebut akan meningkatkan

kesadaran wanita khususnya remaja putri untuk memotivasi diri sendiri

mempraktekkan secara langsung SADARI sehingga dapat mengetahui


kondisi payudaranya. Melakukan SADARI akan menurunkan tingkat

kematian penderita payudara sebanyak 20%. Namun sayangnya wanita

yang melakukan SADARI masih rendah karena minat untuk melakukan

SADARI masih kurang (Firda tamar jaya, 2020).

Pendidikan kesehatan merupakan sebuah langkah awal dalam

peningkatan pengetahuan seseorang, karena dengan adanya pendidikan

kesehatan dapat memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada seseorang,

tak terkecuali pendidikan kesehatan tentang deteksi dini kanker payudara

dengan dengan cara SADARI (Firdatamar jaya, 2020).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Yesi Maifita (2017)

tentang “Pengaruh pendidikan kesehatan tentang sadari sebagai deteksi

dini kanker payudara terhadap pengetahuan remaja putri” di ditemukan

bahwa dengan adanya pengaruh pendidikan kesehatan tentang SADARI

sebagai deteksi dini kanker payudara terhadap tingkat pengetahuan remaja

putri di SMK 2 Kota Pariaman. Sementara penelitian yang dilakukan oleh

Dona Seniorita (2017) tentang Pengaruh pendidikan kesehatan tentang

sadari terhadap pengetahuan remaja putri dalam upaya deteksi dini kanker

payudara di SMA Yaspend pada tahun 2017, dari hasil penelitiannya juga

ditemukan adanya perbedaan tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah

diberikan pendidikan kesehatan tentang SADARI terhadap pengetahuan

remaja putri dalam upaya deteksi dini kanker payudara di SMA Yaspend

pada tahun 2017.


Berdasarkan survey awal yang dilakukan oleh peneliti di sekolah,

terhadap remaja putri atau siswi. Sebanyak 10 orang remaja putri di

masing masing lokal kelas 3, dan ditemukan 1 lokal yaitu lokal B kelas 3

smpn7 Kerinci yang keseluruhan (10 orang siswi) belum mengetahui dan

tidak mengerti bagaimana cara melakukan pemeriksaan payudara sendiri

(SADARI), sementara lokal lainnya ada ditemukan 1-2 siswi yang

mengetahui tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dari hasil

wawancara. Untuk meningkatkan pengetahuan remaja putri tentang

pemeriksaan payudara sendiri. Seorang remaja putri yang memiliki

pengetahuan tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) cenderung

akan melakukan pemeriksaan ini untuk dirinya sendiri, dibandingkan

dengan mereka yang sama sekali tidak mengetahui tentang pemeriksaan

payudara sendiri. Sehingga kadang mereka tidak menyadari telah terkena

gejala awal dari kanker payudara.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pendidikan Kesehatan

terhadap pengetahuan remaja putri smpn7 kerinci tentang deteksi dini

kanker payudara dengan cara SADARI”.

B. Rumusan Masalah

Prevelensi kanker payudara semakin meningkat di Indonesia. Ini

menunjukkan bahwa masih rendahnya pengetahuan, dan kemampuan

masyarakat tentang pentingnya melakukan deteksi dini agar terhindar dari

kanker payudara. Salah satu cara untuk mencegah kanker payudara adalah
dengan melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) sebagai

deteksi dini kanker payudara.

Salah satu sasaran dari upaya pencegahan kanker payudara adalah

remaja putri, sehingga akan meningkatkan status kesehatan mereka. Untuk

itu perlu diberikan informasi dan pengetahuan sejak dini tentang

pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Berdasarkan permasalahan

diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Pengaruh

Pendidikan Kesehatan terhadap pengetahuan remaja putri smpn7 kerinci

tentang deteksi dini kanker payudara dengan cara SADARI”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “Pengaruh

Pendidikan Kesehatan terhadap pengetahuan remaja putri smpn7

kerinci tentang deteksi dini kanker payudara dengan cara SADARI”.

2. Tujuan khusus

a. Diketahuinya rata-rata pengetahuan remaja putri dalam melakukan

SADARI sebelum diberikan pendidikan kesehatan di smpn7

kerinci 2022.

b. Diketahuinya rata-rata pengetahuan remaja putri dalam

melaksanakan SADARI sesudah diberikan pendidikan kesehatan di

smpn7 kerinci 2022.


c. Diketahuinya pengaruh perbedaan rata-rata pengetahuan remaja

putri dalam melaksanakan SADARI sebelum dan sesudah

diberikan pendidikan kesehatan di smpn7 kerinci 2022.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Smpn7 kerinci

a. Penelitian ini diharapkan dapat membuka wawasan remaja putri

tentang SADARI dan dapat meningkatkan pengetahuan dengan

penuh kesadaraan untuk melakukan SADARI dengan cara

diberikan pendidikan kesehatan tentang pemeriksaan SADARI.

b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi remaja

putri untuk melakukan SADARI sebagai deteksi dini kanker

payudara.

2. Bagi institusi Pendidikan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah referensi bagi

perpustakaan dan untuk memperluas wawasan pengetahuan

mahasiswa, khususnya program studi kebidanan Universitas

Sumatera Barat.

3. Bagi responden

Dapat menambahkan pengetahuan, akan pentingnya melaksanakan

SADARI dalam upaya deteksi dini kanker payudara.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendidikan Kesehatan

1. Definisi Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan adalah suatu proses penyediaan bahwa

pendidikan kesehatan adalah pengalaman belajar yang mempengaruhi

pengetahuan, sikap dan perilaku yang ada hubungannya dengan

kesehatan perseorangan atau kelompok (Susilo, 2011).

Pendidikan kesehatan adalah upaya menerjemahkan apa yang telah

diketahui tentang kesehatan dalam perilaku yang diinginkan dari

perorangan ataupun masyarakat melalui proses pendidikan

(Susilo,2011).

Pendidikan kesehatan terjadi karena adanya perubahan kesadaran

dalam diri individu sendiri untuk menambah pengetahuan dan

kemampuan melalui teknik praktek belajar dengan tujuan untuk

mengingat fakta/kondisi nyata dengan cara memberikan dorongan

terhadap pengarahan diri (Agnes,2019).

2. Tujuan Pendidikan Kesehatan

a. Tujuan kaitannya dengan batasan sehat

Tujuan pendidikan kesehatan adalah untuk mengubah perilaku

orang atau masyarakat dari perilaku tidak sehat menjadi perilaku

sehat.
b. Mengubah perilaku sehat kaitannya dengan budaya

Sikap dan perilaku adalah bagian dari budaya. Kebiasaan, adat

istiadat, tata nilai atau norma adalah kebudayaan. Kebudayaan

adalah suatu sikap dan perilaku serta cara berpikir orang yang

terjadinya melalui suatu. proses belajar. Perilaku kesehatan sebagai

tujuan pendidikan kesehatan

menjadi 3 macam, yaitu :

1. Perilaku yang menjadikan kesehatan sebagai suatu yang

bernilai di masyarakat.

2. Secara mandiri mampu menciptakan perilaku sehat bagi dirinya

sendiri maupun menciptakan perilaku sehat didalam kelompok.

3. Mendorong berkembangnya dan penggunaan sarana pelayanan

kesehatan yang ada secara tepat (Susilo, 2011).

Pendidikan kesehatan juga bertujuan untuk meningkatkan

pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang kebiasaan

deteksi dini dan perilaku hidup sehat, sehingga dengan deteksi dini

kanker payudara dapat ditemukan, serta untuk sembuh lebih besar.

Dengan demikian, diharapkan mampu mengubah sikap wanita

untuk menjaga kesehatannya dan bisa melakukan SADARI (Dewi

bauty, 2017).

3. Sasaran Pendidikan Kesehatan

Sasaran pendidikan kesehatan, yaitu :

a. Masyarakat umum dengan berorientasi pada masyarakat pedesaan

b. Masyarakat dalam kelompok tertentu


c. Sasaran individu dengan teknik pendidikan kesehatan individu

(Susilo,2011).

4. Tahap-tahap Kegiatan Pendidikan Kesehatan

Tahap-tahap kegiatan pendidikan kesehatan, yaitu :

a. Tahap Sensitisasi

Tahap ini dilakukan guna memberikan informasi kesadaran pada

masyarakat terhadap adanya hal-hal penting berkaitan dengan

kesehatan. Misal kesadaran akan kesehatan, pelayanan kesehatan,

wabah penyakit,kegiatan imunisasi anak.

b. Tahap Publisitas

Tahap ini adalah kelanjutan dari tahap sensitisasi, yaitu press

release dikeluarkan oleh Dapertemen Kesehatan untuk menjelaskan

lebih lanjut jenis atau macam pelayanan kesehatan.

c. Tahap Edukasi

Tahap ini adalah kelanjutan dari tahap publisitas. Tujuannya untuk

meningkatkan pengetahuan, mengubah sikap serta mengarahkan

kepada perilaku yang diinginkan oleh kegiatan tersebut.

d. Tahap Motivasi

Tahap ini adalah kelanjutan dari tahap edukasi. Perorangan atau

masyarakat setelah mengikuti pendidikan kesehatan (Azwar,2011).

5. Metode Pendidikan Kesehatan

Menurut Sanjaya (2011), metode pendidikan kesehatan ada ceramah,

permainan peran, diskusi, dan metode yang sering dilakukan tenaga


kesehatan seperti, demonstrasi adalah suatu cara penyajian pengertian

atau ide yang dipersiapkan dengan teliti untuk memperlihatkan

bagaimana cara melaksanakan suatu tindakan, adegan atau

menggunakan prosedur.

6. Media Pendidikan Kesehatan

Media sebagai alat peraga digunakan dalam rangka atau bertujuan

kemudahan dalam menyampaikan pesan. Alat peraga disusun

berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan yang ada pada manusia

diterima atau ditangkap melalui panca indra. Semakin banyak indra

yang digunakan akan semakin jelas (Hikmawati, 2012).

Menurut Sanjaya (2012), media pendidikan kesehatan ada radio,

gambar, video, dan media yang digunakan dalam penelitian ini

phantom payudara adalah alat bantu sederhana yang digunakan untuk

memenuhi proses pembelajaran.

B. Pengetahuan

1. Defenisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan

terjadi melalui panca indra manusia, yakni indera penglihatan,

pendengaran, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia

diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2012).


2. Tingkatan Pengetahuan

Pengetahuan atau kongnitif merupakan dominan yang sangat penting

untuk terbentuknya tindakan seseorang (overbehavior) pengetahuan

yang tercangkup didalam dominan kognitif mempunyai 6 tingkatan

yakni :

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini

adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari

seluruh bahan yang dipelajari atau ransangan yang telah diterima.

Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang

terendah.

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat di

interprestasikan materi tersebut secara benar orang telah paham

terhadap objek atau materi harus menjelaskan, menyebutkan,

mencontohkan, menyimpulkan, meramalkan dan sebagai objek

yang telah dipelajari .

c. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan


hukum – hukum, rumus, metode, dan sebagainya dalam konteks

dan situasi yang lain.

d. Analisis (analisys)

Analisis adalah suatu kemampuan menjabarkan materi atau suatu

objek kedalam komponen – komponen, tetapi masih dalam suatu

struktur organisasi dan masih ada kaitannya. Kemampuan analisis

ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat

menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan,

mengelompokkan dan sebagainya.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seorang untuk

menerangkan atau meletakkan dalam satu hubungan yang logis

dari komponen untuk menyusun formulasi baru dari formulasi

yang telah ada.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atu objek.

Penilaian–penilaian itudidasarkan pada suatu kriteria yang

ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria yang ada

(Notoatmodjo, 2012).

3. Cara Memperoleh Pengetahuan

a. Cara memperoleh kebenaran nonilmiah

1) Cara coba salah (Trial and Error)


Cara ini telah dipakai orang sebelum kebudayaan, bahkan

mungkin sebelun adanya peradaban. Cara ini dilakukan dengan

menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah dan

apabila kemungkinan itu tidak berhasil maka dicoba

kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut dapat

dipecahkan.

2) Secara kebetulan

Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak

disengajai oleh orang yang bersangkutan.

3) Cara kekuasaan atau otoritas

Pengetahuan yang diperoleh berkaitan dengan otoritas atau

kekuasaan, baik tradisi otoritas pemerintah, otoritas pemimpin

agama, otoritas agama, maupun ahli ilmu pengetahuan.

4) Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagi upaya

memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang kembali

pengalaman yang pernah diperoleh dalam memecahkan

permasalahan yang dihadapi di masa lalu (Notoadmojo, 2012 )

b. Cara Ilmiah dalam Memperoleh Pengetahuan

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada

dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut

“metode penelitian ilmiah” atau lebih populer disebut metodologi

penelitian atau research methodology (Notoadmojo, 2012).


4. Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang

menurut Notoatmodjo 2007, diantaranya:

a. Pendidkan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan

kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan

berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses

belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang

tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi

maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi,

baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak

informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang

didapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya

dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan

pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula

pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang

berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah

pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di

pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada

pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu

obyek juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif.

Kedua aspek inilah yang akhirnya akan menentukan sikap

seseorang terhadap obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif


dari obyek yang diketahui, akan menumbuhkan sikap makin positif

terhadap obyek tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian Norhayati (2019) tentang The

effectiveness of educational interventional program on knowledge

of BSE among secondary school girls in Seremban, Negeri

Sembilan Malaysia 2019, bahwa program intervensi pendidikan

ditemukan sebagai metode yang efektif untuk meningkatkan

pengetahuan tentang SADARI dikalangan anak perempuan sekolah

menengah.

b. Informasi / Media Massa

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal

maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek

(immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau

peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia

bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi

pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana

komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio,

surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar

terhadap pembentukan opini dan kepercayan orang. Dalam

penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa

membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat

mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai

sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya

pengetahuan terhadap hal tersebut.


Hasil penelitian Hyewon Shin (2019) dengan judul Effects

of smartphone application education combined with hands-on

practice in breast self examination on junior nursing studenth in

South Korea 2019, membuktikan bahwa : Di antara tiga kelompok,

pengetahuan dan sikap pengalaman kelompok mental secara

signifikan lebih tinggi daripada kelompok control. Selain itu, grup

menggunakan kombinasi aplikasi smartphone dan praktik langsung

menunjukkan perubahan skor tertinggi dalam keterampilan dan

kepuasan dengan metode pembelajaran. Jadi, penggunaan aplikasi

smartphone dikombinasikan dengan praktek langsung bisa menjadi

metode pendidikan yang efektif untuk pemeriksaan payudara

sendiri.

Gwarzo (2008) juga melakukan penelitian dengan judul

Knowladege adn practic of breast self examination among famale

undergraduate students of ahmadu bello university zaria,

northwestern Nigeria, Ia mengamati perbedaan antara tingkat

pengetahuan yang tinggi tentang SADARI dibandingkan dengan

tingkat yang rendah latihan. Hasil penelitian ia membuktikan

bahwa Pendidikan kesehatan masyarakat dengan menggunakan

media dapat secara signifikan mengurangi praktek pengetahuan

dan deteksi dini kanker payudara.


c. Sosial budaya dan ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa

melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan

demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun

tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan

tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu,

sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi

pengetahuan seseorang.

Menurut hasil penelitian Bothyna Zakaria (2017) tentang

Educational intervention on knowledge and attitude regarding

breast cancer self examination in Saudi Arabia 2017, membuktikan

bahwa Tingkat pengetahuan siswa tentang kanker payudara

meningkat setelah posttest. Mereka punya peningkatan luar biasa

dalam pemahaman tentang penyakit yang diverifikasi dengan

perbedaan signifikansi statistik dibandingkan di pretest. Intervensi

pendidikan cukup baik untuk meningkatkan pengetahuan,

pemahaman dan sikap siswa tentang kanker payudara. Program

pendidikan wajib dilaksanakan yang memanfaatkan faktor sosial

dan budaya yang krusial untuk sosial kesadaran termasuk topik

kritis seperti itu dalam kurikulum sekolah menengah.

d. Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar

individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial.

Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan


ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini

terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang

akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.

e. Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara

untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang

kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah

yang dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang

dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan

professional serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat

mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang

merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan

etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya.

f. Usia

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir

seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang

pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang

diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu akan

lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta

lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya

menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya

akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca.


Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan

verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini. Dua

sikap tradisional mengenai jalannya perkembangan selama hidup :

1) Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi

yang dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan

sehingga menambah pengetahuannya

2) Tidak dapat mengajarkan kepandaian baru kepada orang yang

sudah tua karena mengalami kemunduran baik fisik maupun

mental. Dapat diperkirakan bahwa Intelligence Quotient(IQ)

akan menurun sejalan dengan bertambahnya usia, khususnya

pada beberapa kemampuan yang lain seperti misalnya kosa

kata dan pengetahuan umum. Beberapa teori berpendapat

ternyata Intelligence Quotient(IQ) seseorang akan menurun

cukup cepat sejalan dengan bertambahnya usia.

C. Remaja

1. Pengertian remaja

Remaja atau adolesens adalah suatu periode perkembangan selama

dimana individu mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju

dewasa, biasanya antara usia 13-20 tahun (Potter, 2005).

Masa remaja merupakan suatu periode transisi antara masa

kanakkanak dan masa dewasa merupakan waktu kematangan fisik,

kognitif, sosial dan emosionalyang cepat pada anak laki-laki untuk

mempersiapkan diri menjadi laki-laki dewasa dan pada anak


perempuan utnuk mempersiapkan diri menjadi wanita dewasa (Wong,

2008).

2. Perubahan Fisik Pada Remaja

Masa remaja terjadi perubahan fisik yang cepat disertai banyak

perubahan termasuk didalam perubahan tersebut terjadi perubahan

organ-organ reproduksi (organ seksual) sehingga tercapai kematangan

yang ditunjukkan dengan kemampuan melaksanakan fungsi reproduksi

(Saputri,2012).

Perubahan yang terjadi pada pertumbuhan tersebut diikuti

munculnya tanda-tanda berikut :

a. Tanda seks primer

Semua organ wanita tumbuh selama masa puber. Namun tingkat

kecepatannya antara organ satu dan lainnya berbeda. Berat uterus

pada anak usia 11 dan 12 tahun kira-kira 5,3 gram, pada anak usia

16 tahun rata-rata beratnya 43 gram.

b. Tanda seks sekunder

1) Pada remaja perempuan

a) Rambut

Rambut kemaluan pada wanita juga tumbuh seperti halnya

laki-laki. Tumbuhnya rambut kemaluan ini terjadi setelah

pinggul dan payudara mulai berkembang, bulu ketiak dan

bulu pada kulit wajah mulai tampak setelah haid.

b) Pinggul

Pinggul menjadi berkembang, membesar dan menguat.


c) Kulit

Kulit seperti halnya laki-laki juga menjadi kasar, lebih

tebal, pori-pori menjadi membesar. Akan tetapi berbeda

dengan laki-laki kulit pada wanita tetap lebih lembut.

d) Kelenjar lemak dan kelenjar keringat

Kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif.

Sumbatan kelenjar lemak dapat menyebabkan jerawat.

e) Otot

Menjelang masa puber, otot semakin membesar dan kuat.

f) Suara

Suara berubah menjadi lebih merdu. Suara serak jarang

terjadi pada wanita.

g) Payudara

Pertumbuhan buah dada (payudara) pada saat pubertas,

buah dada berkembang.

D. Kanker Payudara

1. Pengertian

Kanker payudara adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar,

saluran kelenjar, dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk

kulit payudara. Estimasi International Agencies for Research on

Cancer (IARC) tahun 2012, kasus baru di Indonesia sekitar 40 per

100.000 perempuan setiap tahun, sebagian besar ditemukan sudah

dalam stadium lanjut (>50%). Berdasarkan data yang sudah didapatkan

dari Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia (PERABOI) pada


tahun 2003, didapatkan data prognosis daya tahan hidup penderita

kanker payudara (survival rate) per stadium sabagai berikut:

a. Stadium 0 : 10-years survival ratenya 98% (nonpalpable breast

cancer yang terdeteksi oleh Mammografi/Ultrasonografi (USG)

b. Stadium 1 : 5-years survival ratenya 85%

c. Stadium 2 : 5-years survival ratenya 60-70%

d. Stadium 3 : 5-years survival ratenya 30-50%

e. Stadium 4 : 5-years survival ratenya 15%

Sampai saat ini patofisiologi kanker payudara masih belum

diketahui secara pasti, sehingga upaya deteksi dini yang dilakukan

hanya bertujuan untuk menemukan penderita kanker pada stadium

yang masih rendah (down staging) dan persentase kemungkinan untuk

dapat disembuhkan tinggi.

Kegiatan deteksi dini kanker payudara dapat dilakukan oleh tenaga

kesehatan terlatih di puskesmas yang disebut dengan pemeriksaan

payudara klinis (CBE=Clinical Breast Examination) yang diikuti

dengan pengajaran cara melakukan pemeriksaan payudara sendiri

(SADARI) dengan cara yang benar (Kepmenkes, 2015).

2. Faktor Risiko

Tidak seperti kanker leher rahim yang dapat diketahui etiologi dan

perjalanan penyakitnya secara jelas, penyakit kanker payudara belum

dapat dijelaskan, tetapi banyak penelitian yang menunjukkan adanya

beberapa faktor yang berhubungan dengan peningkatan risiko atau


kemungkinan untuk terjadinya kanker payudara. Faktor – faktor itu

disebut faktor risiko. Perlu diingat, apabila seseorang perempuan

mempunyai faktor risiko, bukan berarti perempuan tersebut pasti akan

meningkatkan kemungkinannya untuk terkena kanker payudara.

Banyak perempuan yang mempunyai satu atau beberapa faktor risiko

tidak akan pernah menderita kanker payudara sampai akhir hidupnya.

Faktor risiko yang utama berhubungan dengan keadaan hormonal

(estrogen dominan) dan genetik. Penyebab terjadinya keadaan ostrogen

dominan dapat terjadi karena beberapa faktor risiko tersebut di bawah

ini dan dapat digolongkan berdasarkan :

a. Diet dan faktor yang berhubungan dengan diet

Faktor risiko ini dapat dibagi dalam 2 (dua) kategori yaitu faktor

risiko yang memperberat terjadinya kanker dan yang mengurangi

terjadinya kanker. Beberapa faktor yang memperberat seperti :

1) Peningkatan berat badan yang bermakna pada saat pasca

menopause

2) Diet ala barat yang tinggi lemak (western style)

3) Minuman beralkohol

4) Perokok aktif maupun pasif

Faktor-faktor yang menurunkan risiko terjadinya kanker payudara,

seperti:

1) Peningkatan konsumsi serat

2) Peningkatan konsumsi buah dan sayur

3) Peningkatan aktifitas fisik


b. Hormon dan faktor reproduksi

1) Menarche atau menstruasi pertama pada usia relatif muda

(kurang dari 12 tahun).

2) Menopause atau mati haid pada usia relatif lebih tua (lebih dari

50 tahun).

3) Belum pernah melahirkan.

4) Infertilitas.

5) Melahirkan anak pertama pada usia relatif lebih tua (lebih dari

35 tahun).

6) Pemakaian kontrasepsi oral dalam waktu lama.

7) Tidak menyusui.

c. Radiasi pengion pada saat pertumbuhan payudara

Pada masa pertumbuhan, perubahan organ payudara sangat cepat

dan rentan terhadap radiasi pengion.

d. Riwayat keluarga

Pada kanker payudara, telah diketahui beberapa gen yang dikenali

mempunyai kecendrungan untuk terjadinya kanker payudara yaitu

gen BRCA 1, BRCA 2 dan juga pemeriksaan histopatologi faktor

proliferasi p53 germline mutation. Pada masyarakat umum yang

tidak dapat memeriksakan gen dan faktor proliferasinya, maka

riwayat kanker pada keluarga merupakan salah satu faktor risiko

terjadinya penyakit :

1) Tiga (3) atau lebih keluarga (saudara ibu/klien atau bibi) dari

sisi keluarga yang sama terkena kanker payudara atau ovarium.


2) Dua (2) atau lebih keluarga dari sisi yang sama terkena kanker

payudara atau ovarium usia di bawah 40 tahun.

3) Adanya keluarga dari sisi yang sama terkena kanker payudara

dan ovarium.

4) Adanya riwayat kanker payudara bilateral pada keluarga.

e. Riwayat adanya penyakit tumor jinak

Beberapa tumor jinak pada payudara dapat bermutasi

menjadi ganas, seperti termasuk atipikal duktal hiperplasia

(Kepmenkes, 2015).

Kanker payudara invasif adalah kanker yang bermula di

payudara dan kemudian menyebar keseluruh bagian tubuh hongga

mencapai organ-organ lain. Jika kanker menyebar ke organ lain di

dalam tubuh, hal tersebut dinamakan metastasis. Ada tiga cara

kanker dapat menyebar ke seluruh tubuh yaitu melalui :

a. Jaringan tubuh, kanker menyebar dengan cara tumbuh pada

jaringan di area terdekat dari tempat ia tumbuh pertama kali.

b. Sistem getah bening, kanker menyebardengan masuk ke dalam

sistem getah bening dan menyebar melalui cairan di dalamnya.

c. Darah, kanker menyebar dengan cara masuk ke aliran darah.

Sel kanker ikut mengalir di dalam pembuluh darah menuju

organ lain di dalam tubuh (Astrid, 2015).

3. Gejala Umum Kanker Payudara

Gejala – gejala umum yang dapat dirasakan para penderita kanker

menurut Endang (2009) adalah sebagai berikut :


a. Timbul benjolan

Benjolan pada payudara dapat diraba dengan tangan. Semakin lama

benjolan ini semakin mengeras dan bentuknya tidak beraturan.

Gejala awal dapat dirasakan berbeda dari payudara sekitarnya serta

terkadang menimbulkan nyeri sehingga memiliki pinggiran yang

tidak teratur.

b. Bentuk dan ukuran atau berat salah satu payudara berubah

c. Pada awal stadium benjolan jika didorong dengan menggunakan

jari maka benjolan bisa digerakkan dengan mudah oleh kulit. Pada

stadium lanjut benjolan biasanya melekat pada dinding dada dan

kulit sekitarnya. Dengan ini bisa menyebabkan pembengkakan

pada kulit dan ada borok di kulit payudara .

d. Timbul benjolan kecil di bawah ketiak

e. Keluar darah, nanah atau cairan encer dari puting susu Biasanya

keluar cairan yang tidak normal dari puting susu berdarah atau

berwarna kuning sampai hijau, mungkin juga bernanah, perubahan

pada warna atau tekstur kulit pada payudara, puting susu maupun

areola (daerah berwarna coklat tua disekeliling puting susu),

payudara tampak kemerahan, kulit di sekitar puting susu bersisik,

puting susu tertarik ke dalam atau terasa gatal, nyeri payudara atau

pembengkakan salah satu payudara. Bentuk dan arah puting juga

berubah misalnya puting susu tertekan ke dalam.

f. Kulit payudara mengerut seperti kulit jeruk


g. Pada stadium lanjut bisa timbul nyeri tulang, penurunan berat

badan, pembengkakan lengan atau ulserasi kulit.

4. Stadium Kanker Payudara

a. Stadium 0

Kanker payudara pada stadium ini disebut juga dengan carcinoma

in situ. Ada tiga jenis carcinoma in situ yaitu ductal carcinoma in

situ (DCIS), lobular carcinoma in situ (LCIS) dan penyakit Paget

puting susu.

b. Stadium 1

Pada stadium I, kanker payudara umumnya sudah mulai terbentuk.

Stadium I kanker payudara dibagi ke dalam dua bagian gantung

ukuran dan beberapa faktor lainnya.

1) Stadium IA , tumor berkurang 2 cm atau lebih kecil dan belum

menyebar keluar payudara.

2) Stadium IB, tumor berukuran 2 cm dan tidak berada pada

payudara melainkan pada kelenjar getah bening.

c. Stadium II

Pada stadium II, kanker umumnya telah tumbuh membesar.

Stadium II dibagi dalam dua bagian yaitu :

1) Stadium II A, kanker berukuran 2-5 cm dan ditemukan pada 3

jalur kelenjar getah bening.

2) Stadium IIB, kanker berukuran sekitsr 2-5 cm dan ditemukan

menyebar pada 1-3 lajur kelenjar getah bening dan terletak di

dekat tulang dada.


d. Stadium III

Pada tahap ini kanker dibagi menjadi tiga stadium yaitu :

1) Stadium IIIA, kanker berukuran lebih dari 5 cm dan ditemukan

pada 4-9 lajur kelenjar getah bening atau di area dekat tulang

dada.

2) Stadium IIIB, ukuran kanker sangat beragam dan pada

umumnya telah menyebar ke dinding dada sehingga mencapai

kulit sehingga menimbulkan infeksi pada kulit payudara

(inflammatory breast cancer).

3) Stadium IIIC, ukuran kanker sangat beragam dan umumnya

telah menyebar ke dinding dada atau kulit payudara sehingga

menyebabkan pembengkakan atau luka. Kanker juga mungkin

sudah ke 10 lajur kelenjar getah bening atau kelenjar getah

beninng yang berada di bawah tulang selangka atau tulang

dada.

e. Stadium IV

Pada stadium ini kanker telah menyebar dari kelenjar getah bening

menuju aliran darah dan mencapai organ lain dari tubuh seperti

otak, paru-paru, hati dan tulang (Astrid, 2015).

5. Deteksi Dini

Secara umum, ketika masalah risiko cenderung membuat bingung,

salah satu cara mudah adalah melakukan deteksi dini pada semua

wanita setelah mendapatkan menstruasi dengan melakukan

pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) (Monty, 2012).


Upaya deteksi dini kanker payudara adalah upaya mendeteksi dan

mengidentifikasi secara dini adanya kanker payudara, sehingga

diharapkan dapat diterapi dengan teknik yang dampak fisiknya kecil

dan punya peluang lebih besar untuk sembuh. Upaya ini sangat

penting, sebab apabila kanker payudara dapat dideteksi pada stadium

dini dan diterapi secara tepat maka tingkat kesembuhan yang cukup

tinggi (80 – 90 %). Penapisan pada negara maju seperti Amerika,

Inggris, dan Balanda dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan

ultrasonografi dan mamografi, karena sumber daya di negara–negara

itu cukup memadai untuk melakukan program tersebut, sedangkan di

negara berkembang seperti Indonesia, penapisan secara massal dengan

Ultrasonografi (USG) dan mamografi belum memungkinkan untuk

dilakukan. Oleh karena itu pemeriksaan klinis payudara oleh tenaga

kesehatan terlatih yang diikuti dengan promosi dan edukasi tentang

pengobatan yang baik kepada masyarakat (bahwa kanker payudara bila

ditemukan pada stadium awal dan dilakukan operasi akan

meningkatkan kemungkinan untuk sembuh dan waktu untuk bertahan

hidup lebih lama) sehingga pada akhirnya akan meningkatkan

pencapaian tujuan dari penapisan yaitu menurunkan angka kematian

dan meningkatkan kualitas hidup penderita kanker payudara. Selain

penapisan, penemuan dini merupakan strategi lain untuk down staging.

Penemuan dini dimulai dengan peningkatan kesadaran masyarakat

tentang perubahan bantuk atau adanya kelainan di payudara mereka

sendiri, dengan cara memasyarakatkan program SADARI bagi semua


perempuan dimulai sejak usia subur, sebab 85% kelainan di payudara

justru pertama kali dikenali oleh penderita bila tidak dilakukan

penapisan masal. SADARI sebaiknya dilakukan setiap kali selesai

menstruasi (hari ke- 10, terhitung mulai hari-pertama haid).

Pemeriksaan dilakukan setiap bulan sejak umur 16 tahun

(Kepmenkes,2015).

6. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

a. Tujuan pemeriksaan teratur pada payudara

1) Dengan melakukan pemeriksaan secara teratur, apabila

ditemukan kelainan pada payudara, temuan tersebut adalah

temuan sedini mungkin.

2) Dengan temuan sedini mungkin, stadiumnya pun diharapkan

masih se awal mungkin.

3) Dengan stadium yang awal, kemungkinan memperoleh

keadaan yang buruk akibat penyebaran dapat dihindari jika

memperoleh pengobatan yang maksimal (Monty, 2012).

b. Waktu untuk memeriksa payudara

Sebaiknya pemeriksaan payudara ibu 7-10 hari setelah hari

pertama mentruasi (saat payudara kemungkinan tidak mengeras

dan nyeri). Ibu harus memeriksa payudara sendiri setiap bulan,

bahkan setelah masa mentruasi telah berhenti selamanya. Jika ibu

tidak mendapat menstruasi lagi, ibu harus memilih hari/tanggal

yang sama setiap bulannya untuk memeriksa payudara.

Pemeriksaan payudara dapat dilakukan sendiri saat mandi atau


sebelum tidur. Dengan memeriksa saat ibu mandi tangan dapat

bergerak dengan mudah di kulit yang basah (Kepmenkes, 2015).

c. Cara memeriksa payudara

1) Perhatikan bentuk dan ukuran payudara melalui cermin dengan

posisi kedua lengan di samping tubuh.

2) Perhatikan payudara dengan kedua tangan ke atas kepala

kemudian kedua tangan dipinggang.

3) Dengan lembut tekan setiap puting dan lihat apakah ada cairan

yang keluar.

4) Angkat lengan kiri ke atas kepala atau dapat juga dilakukan

pada posisi tiduran.

5) Gunakan permukaan jari yang rata untuk menekan payudara.

Pastikan untuk menyentuh seluruh bagian payudara. Gunakan

pola yang sama setiap bulan.

6) Periksalah daerah antara payudara dan tulang ketiak serta

payudara dan tulang dada. Ulangi semua langkah tersebut

untuk payudara sebelah kanan.

7. Pencegahan Kanker Payudara

a. Strategi pencegahan

Pada prinsipnya, strategi pencegahan dikelompokkan dalam tiga

kelompok

besar, yaitu pencegahan pada lingkungan, pada penjamu, dan

milestone. Hampir setiap epidemiolog sepakat bahwa pencegahan

yang paling efektif bagi kejadian penyakit tidak menular adalah


promosi kesehatan dan deteksi dini. Begitu pula pada kanker

payudara, pencegahan yang dilakukan antara lain berupa :

1) Pencegahan primer

Pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu

bentuk promosi kesehatan karena dilakukan pada orang yang

“sehat” melalui upaya menghindarkan diri dari keterpaparan

pada berbagai faktor risiko dan melaksanakan pola hidup sehat.

2) Pencegahan sekunder

Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang

memiliki risiko untuk terkena kanker payudara. Setiap wanita

yang normal dan memiliki siklus haid normal merupakan

populasi at risk dari kanker payudara. Pencegahan sekunder

dilakukan dengan melakukan deteksi dini. Beberapa metode

deteksi dini terus mengalami perkembangan. Skrining melalui

mammografi diklaim memiliki akurasi 90%.

3) Pencegahan tertier

Pencegahan tertier biasanya diarahkan pada individu yang telah

positif menderita kanker payudara. Penanganan yang tepat

penderita kanker payudara sesuai dengan stadiumnya akan

dapat mengurangi kecacatan dan memperpanjang harapan

hidup penderita. Pencegahan tertier ini penting untuk

meningkatkan kualitas hidup penderita serta mencegah

komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan. Tindakan

pengobatan dapat berupa operasi walaupun tidak berpengaruh


banyak terhadap ketahanan hidup penderita. Bila kanker telah

jauh bermetastasis, dilakukan tindakan kemoterapi dengan

sitostika. Pada stadium tertentu, pengobatan diberikan hanya

berupa simptomatik dan dianjurkan untuk mencari pengobatan

alternatif.

b. Pencegahan Secara Alami

Pencegahan secara alami meliputi :

1) Berolah raga secara teratur

2) Kurangi lemak

3) Jangan memasak daging terlalu matang

4) Konsumsi buah dan sayuran

5) Konsumsi suplemen anti-oksidan

6) Konsumsi makanan berserat

7) Konsumsi makanan yang mengandung kedelai/protein.

8) Konsumsi kacang – kacangan

9) Hindari alkohol

10) Kontrol berat badan

11) Hindari Xeno-estrogens

12) Berjemur di bawah sinar matahari

13) jangan merokok

14) Berikan ASI rutin pada anak

15) Pertimbangkan sebelum melakukan Hormone replacement

therapy (HRT) atau terapi pengganti hormon (Monty, 2012)

E. Kerangka Teori
Pencegahan primer :
Menghidarkan diri dari
keterpaparan pada
berbagai faktor resiko dan
Melaksanakan pola hidup
sehat

Pencegahan sekunder
Kanker pemeriksaan SADARI
dan pencegah resiko pengetahuan
payudara
datangnya kanker
payudara.

Pencegahan tersier :
Pengobatan terapi/operasi

Pencegahan secara alami:

- Berolahraga secara
teratur.

- Kurangi lemak

- Konsumsi buah dan


sayur

- Konsumsi makanan
bersera

- Jangan merokok

- Kontrol berat badan

- Konsumsi kacang-
kacangan

Skema 2.1 Kerangka Teori (Monty 2012, Astrid 2015, Endang 2009)

BAB III
KERANGKA KONSEP

A. KERANGKA KONSEP

Kerangka konsep adalah suatu abstraksi yang dibentuk dengan

menggeneralisasikan suatu pengertian. Oleh sebab konsep tidak dapat di

ukur dan diamati secara langsung. Agar dapat diamati dan dapat di ukur,

maka konsep tersebut harus di jabarkan ke dalam variabel –variabel. Dari

variabel itulah konsep dapat diamati dan di ukur. (Notoatmodjo, 2010).

Berdasarkan kerangka teori di atas, maka peneliti membuat suatu kerangka

konsep pada Penelitian ini sebagai berikut :

PRE TEST INTERVENSI POST TEST

Pengetahuan remaja Pengetahuan remaja


Pendidikan
putri sebelum putri sesudah
kesehatan tentang
diberikan pendidikan diberikan pendidikan
SADARI dengan
kesehatan tentang kesehatan tentang
metode demonstrasi
SADARI SADARI

Variabel devenden Variabel Indevendent Variabel


Devenden

Skema 3.1 Kerangka Konsep


Pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan Metode Demonstrasi Tentang
SADARI Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara Terhadap Remaja Putri Di
SMPN7 Kerinci Tahun 2022
B. Defenisi Operasional

Untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian, variabel-variabel

diamati/diteliti, perlu sekali variabel-variabel tersebut diberi batasan atau

“devinisi operasional”. Definisi operasional ini juga bermanfaat untuk

mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap variabel-

variabel yang bersangkutan serta pengembangan instrumen (alat ukur).

(Notoatmodjo,2012).

Tabel 3.1 Defenisi Operasional

NO Variabel Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala


Ukur
1 Pendidikan Suatu proses Booklet Metode Diberikan Nominal
kesehatan perubahan pada ceramah pendidikan
diri manusia (pendidikan kesehatan
tentang kesehatan)
pemeriksaan
SADARI untk
mendeteksi dini
kanker
payudara.
2 pengetahuan Hasil kuesioner Mengisi Rendah : Ordinal
penginderaan angket jika nilai <
manusia atau mean .
hasil tahu
seseorang Tinggi: jika
terhadap objek nilai >
melalui indera mean.
yang
dimilikinya
(mata,hidung,
telinga, dan
sebaginya)

C. Hipotesis
Menurut (Notoatmodjo, 2012) dapat disimpulkan bahwa hipotesa

adalahsuatu jawaban sementara dari sebuah penelitian. Biasanya hipotesis

di rumuskan dalam bentuk hubungan antara dua variabel, variabel bebas

dan variabel berikat. Hipotesis berfungsi untuk menetukan ke arah

pembuktian.

Berdasarkan kerangka pemikiran peneliti di atas, maka hipotesis

yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

1. Adanya Pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan Metode Demonstrasi

Tentang SADARI Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara Terhadap

Pengetahuan Remaja Putri Di Smpn7 kerinci tahun 2022


BAB 1V

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif Quasy

Eksperimen dengan pendekatan one group pre test post test design yang

bertujuan untuk mengetahui Pengaruh pendidikan kesehatan dengan

metode demonstrasi tentang SADARI sebagai deteksi dini kanker

payudara terhadap pengetahuan, remaja putri di Smpn7 kerinci tahun

2022. Rancangan ini tidak memiliki kelompok pembanding (kontrol),

tetapi paling tidak sudah dilakukan observasi pertama (pre test) yang

memungkinkan menguji perubahan-perubahan yang terjadi setelah adanya

eksperimen. Bentuk rancangan ini adalah sebagai berikut (Notoatmodjo,

2012) :

Pretest perlakuan posttest

01 X 02

Keterangan:

01: sebelum penggunaan intervensi Pendidikan Kesehatan dengan metode

demonstrasi tentang SADARI

X : Pengguna intervensi Pendidikan Kesehatan dengan metode demonstrasi

tentang SADARI

02: Sesudah penggunaan intervensi Pendidikan Kesehatan dengan metode

demonstrasi tentang SADARI


B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juni-Juli 2021. Bertempat

di Smpn7 kerinci tahun 2022.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subbjek penelitian atau objek yang

diteliti (Notoatmodjo 2012). Dalam penelitian ini populasinya adalah

seluruh siswi kelas 3 Smpn7 kerimci sebanyak 65

orang.

2. Sampel

Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh

populasi (Notoatmodjo, 2012).

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan pada suatu

pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan

ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya

(Notoatmodjo,2012). Peneliti mengambil sampel sebanyak 20 orang.

Maka kriteria sampling pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Kriteria Inklusi :

a. Remaja putri Smpn7 kerinci

b. Remaja putri yang bersedia menjadi responden


D. Teknik dan cara Pengumpulan Data
a) Jenis data

1. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari

responden penelitian (Notoadmojo, 2012). Data yang didapatkan

dari kuesioner yang memuat pertanyaan untuk menggali informasi

tentang variabel independent dan variabel devenden. Data

dikumpulkan oleh peneliti melalui kuesioner yang akan dilakukan

di smpn7 kerinci yang kemudian diminta kesediaan responden

untuk mengisi dan peneliti memberikan penjelasan mengenai

proses dan cara pengisian yang benar.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah Data sekunder ialah data pendukung

yang diperoleh dari sumber lain yang atau lewat perantara lain

yang berkaitan dengan penelitian pada penelitian ini data

didapatkan dari instansi terkait berupa, pencatatan dan pelaporan

remaja putri di smpn7 kerinci.

b) Cara Pengumpulan Data

Peneliti mengajukan perizinan untuk melaksanakan penelitian di

Smpn 7 Kerinci. Peneliti setelah di izin kan untuk melaksanakan

penelitiannya, peneliti akan mengumpulkan data tentang remaja putri

kelas XI. Peneliti lalu menawarkan akan dilaksanakan intervensi

pengaruh pendidikan kesehatan tentang SADARI terhadap deteksi dini

kanker payudara pada remaja putri .


Peneliti selanjutnya akan mendatangi satu persatu responden yang

bersedia untuk diberikan pendidikan kesehatan tentang SADARI,

setelah mendapat kriteria responden yang diinginkan dan bersedia

untuk menerima intervensi pendidikan kesehatan tentang SADARI,

responden diminta kesediannya untuk menandatangani lembar

persetujuan penelitian.

E. Teknik dan Cara Pengolahan Data


Data yang sudah diperoleh dikumpulkan dan diolah secara

komputerisasi. Beberapa kegiatan harus dilakukan dalam pengolahan data

yaitu :

1. Editting

Editing adalah upaya memeriksa kembali kebenaran data diperoleh

atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan

data atau setelah data dikumpulkan.(Notoatmodjo 2012).

2. Coding

Merupakan pemberian kode (angka terhadap data yang terdiri atas

beberapa kategori. Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar

kode dan artinya dalam satu buku (code book) untuk memudahkan

kembali melihat lokasi dan arti suatu variabel data entry (processing).

Data entry adalah kegiatan memasukan data yang telah dikumpulkan

kedalam master tabel atau database computer (Notoatmodjo 2012).

3. Processing

Pada tahap ini dilakukan kegiatan memasukkan data dan diolah

dengan menggunakan program computer (Noatmodjo, 2012).


4. Cleaning

Apabila semua data disetiap sumber data atau responden selesai

dimasukan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan adanya

kesalahan pada kode, ketidak lengkapan dan sebagainya, kemungkinan

dilakukan pembetulan atau koreksi (Notoatmodjo,2012)

F. Analisis Data

1. Analisa Univariat

Bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karateristik

setiap variabel penelitian (Notoadmojo, 2012). Analisa ini digunakan

untuk mengetahui pengetahuan sebelum dan sesudah perlakuan.

2. Analisa Bivariat

Analisa bivariat mempunyai tujuan untuk menganalisis hubungan

dan variabel yang diduga berhubungan atau berkolerasi. Analisa ini

dilakukan dengan uji T test (Notoadmojo, 2012).

Analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan, korelasi

atau pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen.

Dalam penelitian ini analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui

pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan remaja putri

dalam melakukan SADARI.


DAFTAR PUSTAKA

Agnes, T. (2019). Efektiivitas Pendidikan Kesehatan SADAR Terhadap


Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Wus Tentang Deteksi Dini
Kanker Payudara. II

Infodatin. (2018). Beban Kanker Di Indonesia. Retrieved

Koes Irianto.(2015). Memahami berbagai macam penyakit. Penerit


Alfabeta,bandung

Savitri, A. (2017). Kupas Tuntas Kanker Payudara, Leher Rahim Dan


Rahim (Cetakan V; Mona, Ed.). Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

c.

Anda mungkin juga menyukai