Pokok Bahasan
Sasaran
Waktu
: 40 Menit
Hari / tanggal
Tempat
Penyajian Materi
I.
Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan ibu mampu memahami tentang alat kontrasepsi IUD.
b. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan ibu dapat mengetahui tentang :
II.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Manfaat
Menambah wawasan para ibu atau pasien mengenai kontrasepsi dengan metode IUD/
AKDR untuk mencegah kehamilan dalam waktu jangka panjang.
III.
Metode
Ceramah dan Tanya Jawab
IV.
V.
Media
1. Satuan Acara Penyuluhan
2. Leaflet
Pelaksanaan Kegiatan
Waktu
5 Menit
Tahap Kegiatan
Pendahuluan
Kegiatan
Penyuluh
1. Membuka acara
dengan
mengucapkan
salam
kepada
peserta
2. Menyampaikan
topik,
dan
penkes
peserta
3. Kontrak
Sasaran
1. Menjawab salam
2. Mendengarkan
penyuluh
3. Menyetujui
kesepakatan
waktu
pelaksanaan penkes
maksud
tujuan
kepada
waktu
untuk
kesepakatan
pelaksanaan
penkes
20 Menit
Kegiatan Inti
dengan
peserta.
Penyuluh menjelaskan
Mendengarkan penyuluh
tentang :
menyampaikan
semua
6. Waktu
15 Menit
Evaluasi/Penutu
p
pemasangan
IUD
1. Tanya Jawab
2. Memberikan
1. Menanyakan
yang
belum jelas
pertanyaan
kepada 2. Menjawab pertanyaan
3. Mendengarkan
peserta
4. Mendengarkan
3. Menyimpulkan
dan
penyuluh
menutup
mengklarifikasi materi
acara dan menjawab
penyuluhan yang telah
salam
disampaikan kepada
peserta
4. Menutup
acara
mengucapkan
serta
dan
salam
terimakasih
kepada sasaran
VI.
Materi
METODE ALAT KONTRASEPSI IUD
Masa
Bentuk
Multiload
Penggunaan
3 tahun
Multiload CU250
3 tahun
mengelilingi batang.
Batang tegak lurus dengan panjang
Pendek
Multiload CU375
5 tahun
mengelilingi batang.
375mm2 lilitan tembaga mengelilingi
Flexi-T300
5 tahun
batang.
300 mm2 lilitan tempat mengelilingi
Nova T 300
5 tahun
batang.
380mm2 lilitan kawat tembaga
dengan inti perak mengelilingi
T safe 380 A
8 tahun
batang.
380mm2 lilitan mengelilingi batang
dan cincin tembaga mengelilingi tiap
GyneFix
5 tahun
3. Penjelasan Metode
Sebuah IUD dimasukan melalui saluran serviks dan dipasang dalam uterus. IUD
memiliki benang yang menggantung turun kedalam vagina. Yang dapat diperiksa oleh wanita
guna memastikan alat tersebut pada posisi yang benar. IUD mencegah kehamilan dengan
merusak kemampuan hidup sperma dan ovum melalui perubahan tuba falopi dan cairan
uterus, ada reaksi terhadap benda asing disertai peningkatan leukosit. Kondisi ini mngurangi
kesempatan ovum dan sperma bertemu dan menghambat pembuahan. Tembaga pada IUD
bersifat toksik terhadap sperma dan ovum.( Saefuddin, 2009).
Cara Kerja :
waktu yang baik untuk mengingatkan tentang masalah awal dan kapan harus kembali. Anda
harus mengajariklien anda cara memeriksa benang AKDR dan menganjurkan klien untuk
melakukan hal ini setiap menstruasi. (Notoarmodjo, 2010).
5. Pasca Pemasangan
Setelah pemasangan AKDR, wanita harus dianjurkan datang kembali lebih awal dari
janji pertemuan 4-6 minggu bila mereka mengalami tanda-tanda infeksi, karena 20 hari
pertama setelah pemasangan adalah masa infeksi paling tinggi. Apabila klien menderita neyri
abdomen bawah atau pireksia, ia harus kembali lebih awal. Menganjurkan wanita pantang
koitus selama 48 jam merupakan tindakan yang tepat sehingga lendir serviks dapat kembali
normal, yang membantu memberi perlindungan dari infeksi yang lebih berat.
6. Efektifitas
IUD sangat efektif,(efektifitasnya 92-94%) dan tidak perlu diingat setiap hari seperti
halnya pil. Tipe multiload dapat dipakai sampai 3 tahun, Nova T dan Copper T 200 (CuT200) dapat dipakai 3-5 tahun, Cu T380 A dapat dipakai 8 tahun. Kegagalan rata-rata 0,8
kehamilan per 100 pemakai wanita pada tahun pertama pemakaian.
7. Indikasi
Prinsip pemasangan adalah menempatkan IUD setinggi mungkin dalam rongga rahim
(cavum uteri). Saat pemasangan yang paling baik ialah pada waktu mulut peranakan masih
terbuka dan rahim dalam keadaan lunak. Misalnya, 40 hari setelah bersalin dan pada akhir
haid. Yang boleh menggunakan IUD adalah :
a.
Usia reproduktif
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
Pemasangan IUD dapat di lakukan oleh dokter ataupun bidan yang telah di latih secara
khusus. Pemeriksaan secara berkala harus di lakukan setelah pemasangan 1 minggu, lalu
setiap bulan selama tiga bulan berikutnya. Pemeriksaan selanjutnya di lakukan setiap 6 bulan
sekali.
AKDR dapat di gunakan pada ibu dalam segala kemungkinan keadaan misalnya :
a.
b.
c.
d.
e.
Perokok
Pasca keguguran atau kegagalan kehamilan apabila tidak terlihat adanya infeksi
Sedang memakai anti biotik atau anti kejang
Gemuk ataupun kurus
Sedang menyusui
Begitu juga dalam keadaan seperti di bawah ini dapat menggunakan AKDR :
a. Penderita tumor jinak payudara
b. Penderita kanker payudara
c. Pusing-pusing atau sakit kepala
d. Tekanan darah tinggi
e. Varises di tungkai atau di vulva
f. Penderita penyakit jantung
g. Pernah menderita stroke
h. Penderita diabetes
i. Menderita penyakit hati
j. Malaria
8. Kontraindikasi
Yang tidak di perkenankan menggunakan IUD adalah:
a. Belum pernah melahirkan
b. Hamil atau di duga hamil
c. Kelainan alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan yang tidak normal dari alat
d.
e.
f.
g.
10. Kerugian
Menoragie
Dismenorea
Sedikit peningkatan resiko kehamilan ektopik apabila ada kegagalan IUD
Peningkatan resiko infeksi radang panggul
IUD terlepas keluar
Perforasi uteru, usus dan kandung kemih
Malposisi IUD
Kehamilan yang di sebabkan oleh pengeluaran perforasi atau malposisi
11. Efek samping dan komplikasi
Efek samping umum terjadi:
Perubahan siklus haid (umum pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3
a.
bulan )
Haid lebih lam dan banyak
Perdarahan (spotting) antar menstruasi
Saat haid lebih sakit
Komplikasi lain: merasa sakit dan kejang selama 3sampai 5 hari setelah pemasangan,
perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan penyebab
c. Pasca persalinan (segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau setelah 4-6
minggu )
d. Pasca keguguran ( segera atau selama 7 hari pertama ) selama tidak ada komplikasi
infeksi
13. Keadaan yang memerlukan perhatian khusus
Keadaan
amenorea
kram
Benang hitam
Menderita nyeri
kepala atau migrain
Penyakit jantung
Stroke/riwayat stroke
Nyeri haid hebat
Riwayat kehamilan
ektopik
Gejala penyakit katup
jantung
Anjuran
periksa apakah sedang hamil, apabila tidak, jangan lepas
AKDR, lakukan konseling dan selidiki penyebab amenorea
apabila di kehendak. Apabila hamil jelaskan dan sarankan
untuk melepas AKDR apabila talinya terlihat, atau
kehamilan lebih dari 3 minggu. Apabila benang tidak terlihat
atau kehamilan lebih dari 13 minggu, AKDR jangan d
lepaskan. Apabila klien sedang hamil dan ingin
mempertahankan kehamilannya tanpa melepas AKDR,
jelaskan kemungkinan adanya resiko kegagalan kehamilan
dan infeksi serta perkembangan harus lebih di amati dan
diperhatikan
Pikirkan kemungkinan terjadi infeksi dan beri pengobatan
yang sesuai. Jika tidak parah dan tidak di temukan
penyebabnya,cukup beri analgetik saja. Jika penyebabnya
tidak dapat di temukan dan menderita kram berat, cabut
AKDR kemudian ganti AKDR baru, atau cari metode
kontrasepsi lain
Periksa apakah klien hamil. Bila tidak hamil dan AKDR
masih di tempat, tidak ada tindakan yang perlu di lakukan.
Paling sering di temukan pada AKDR yang mengandung
progestin. Bila sakitnya berat, rujuk klien dan cabut AKDR,
keluhan ringan berikan analgetik
sebaiknya jangan di beri AKDR yang mengandung progestin
karena progestin mempengaruhi lipid dan vasokontriksi
Sebaiknya jang di beri AKDR yang mengandung progestin
Dapat di sebabkan oleh AKDR klien perlu di rujuk.
Umumnya terjadi pada permulaan pemakaian
Jelaskan pada klien tanda-tanda kehamilan ektopik dan bila
ada segera mencari pertolongan di rumah sakit
Berikan anti biotik saat insersi AKDR bila anemia (hb<9),
ganti dengan metode kontrasepsi lain
Klien hendaknya di berikan pendidikan mengenai manfaat dan resiko AKDR. Bila
terjadi ekspulsi AKDR dapat kembali di pasang. Pemeriksaan AKDR di lakukan setiap bulan
atau bila terdapat keluhan (nyeri, perdarahan, demam, dsb :
a. Kembali memeriksa diri setelah 4-6 minggu pemasangan AKDR
b. Selama bulan pertama mempergunakan AKDR periksalah benang AKDR secara rutin
setelah haid
c. Setelah bulan pertama pemasangan, hanya perlu memeriksa keberadaan benang setelah
haid apabila mengalami :
- Kram/kejang di perut bagian bawah
- Perdarahan (spotting) di antara haid atau setelah senggama
- Nyeri setelah senggama atau apabila pasangan mengalami tidak nyaman selama
melakukan hubungan seksual
d. Copper T-380A perlu dilepas setelah 10 tahun pemasangan, tetapi dapat dilakukan lebih
awal apabila di inginkan
e. Kembali ke klinik apabila:
- Tidak dapat meraba benang AKDR
- Merasakan bagian benang keras di AKDR
- AKDR terlepas
- Siklus terganggu/ meleset
- Tarjadi pengeluaran cairan dari vagina yang mencurigakan
- Adanya infeksi
VII.
Evaluasi
Prosedur
: Post Test
Bentuk
: Lisan
Jenis
: Tanya Jawab
Jenis Pertanyaan :
1. Apa yang dimaksud dengan IUD ?
2. Apa saja kerugian dan keuntungan IUD?
3.
Bagaimana cara pengecekan IUD secara mandiri ?
4. Apa saja efek samping dari IUD ?
VIII.
Penutup
Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR/IUD) merupakan alat kontrasepsi yang di
pasang dalam rahim yang relatif lebih epektif bila di bandingkan dengan metode pil,
suntik, dan kondom. Alat kontrasepsi dalam rahim terbuat dari pelastik elastik, dililit
tembaga atau campuran tembaga dengan perak. Lilitan logam menyebabkan reaksi anti
fertilitas dengan waktu penggunaan dapat mencapai 2-10 tahun, dengan metode kerja
Referensi
Atikah Proverawati, dkk. 2010. PANDUAN MEMILIH KONTRASEPSI. Yogyakarta :
2.
Nuha Medika.
Saifuddin, BA. (2009). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi Jakarta : Yayasan
3.
X.
Bina Pustaka.
Hrtono, H (2008). KB dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Lampiran
1. Daftar Hadir Peserta
No
TTD
Mengetahui,
Pembimbing Klinik
Nama Mahasiswa
NIM
TTD
3. Leaflet