Anda di halaman 1dari 15

SAP

(SATUAN ACARA PENYULUHAN)


ALAT KONTRASEPSI IUD

Pokok Bahasan

: Alat Kontrasepsi IUD

Sub Pokok Bahasan

: Alat Kontrasepsi IUD

Sasaran

: Ibu Post Partum dan Ibu Menyusui

Waktu

: 40 Menit

Hari / tanggal

: Selasa, 04 Oktober 2016

Tempat

: Ruang Mawar / Nifas


(Rsud. Dr. Soedono Madiun)

Penyajian Materi
I.

: Memakai Metode Leaflet

Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan ibu mampu memahami tentang alat kontrasepsi IUD.
b. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan ibu dapat mengetahui tentang :

II.

1.

Pengertian IUD dan Jenis IUD.

2.

Prosedur Pemasangan dan pasca pemasangan

3.

Indikasi dan kontraindikasi IUD

4.

Keuntungan dan kerugian IUD

5.

Efek samping IUD

6.

Waktu pemasangan IUD

Manfaat
Menambah wawasan para ibu atau pasien mengenai kontrasepsi dengan metode IUD/
AKDR untuk mencegah kehamilan dalam waktu jangka panjang.

III.

Metode
Ceramah dan Tanya Jawab

IV.

V.

Media
1. Satuan Acara Penyuluhan
2. Leaflet
Pelaksanaan Kegiatan
Waktu
5 Menit

Tahap Kegiatan
Pendahuluan

Kegiatan
Penyuluh
1. Membuka acara
dengan
mengucapkan
salam

kepada

peserta
2. Menyampaikan
topik,
dan
penkes
peserta
3. Kontrak

Sasaran
1. Menjawab salam
2. Mendengarkan
penyuluh
3. Menyetujui
kesepakatan

waktu

pelaksanaan penkes

maksud
tujuan
kepada
waktu

untuk
kesepakatan
pelaksanaan
penkes
20 Menit

Kegiatan Inti

dengan

peserta.
Penyuluh menjelaskan

Mendengarkan penyuluh

tentang :

menyampaikan

semua

1. Pengertian IUD dan materi sampai selesai


Jenis IUD
2. Prosedur Pemasangan
dan pasca pemasangan
3. Indikasi
dan
kontraindikasi IUD
4. Keuntungan
dan
kerugian IUD
5. Efek samping IUD

6. Waktu
15 Menit

Evaluasi/Penutu
p

pemasangan

IUD
1. Tanya Jawab
2. Memberikan

1. Menanyakan

yang

belum jelas
pertanyaan
kepada 2. Menjawab pertanyaan
3. Mendengarkan
peserta
4. Mendengarkan
3. Menyimpulkan
dan
penyuluh
menutup
mengklarifikasi materi
acara dan menjawab
penyuluhan yang telah
salam
disampaikan kepada
peserta
4. Menutup

acara

mengucapkan
serta

dan
salam

terimakasih

kepada sasaran
VI.

Materi
METODE ALAT KONTRASEPSI IUD

1. Pengertian Kontrasepsi IUD


Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah kehamilan yang bersifat sementara atau
menetap. Kontrasepsi dapat dilakukan tanpa menggunakan alat, secara mekanis,
menggunakan alat atau dengan operasi. (Saifuddin, 2009).
IUD (Intra Uterine devices) atau AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) adalah alat
kecil terdiri dari bahan plastik yang lentur yang dimasukan kedalam rongga rahim, yang
harus diganti jika sudah digunakan selama periode tertentu.
IUD (Intra Uterine device) adalah alat kontrasepsi yang disisipkan kedalam rahim,
terbuat dari bahan semacam plastik, ada pula yang dililit tembaga, dan bentuknya bermacammacam. (Subrata, 2012).
Jadi Alat Kontrasepsi IUD merupakan alat yang dimasukan kedalam rahim yang bersifat
sementara yang terbuat dari plastik yang lentur dan ada pula yang dililit tembaga yang
berntuknya bermacam-macam.
2. Jenis-jenis IUD
Alat

Masa

Bentuk

Multiload

Penggunaan
3 tahun

Batang tegak lurus dengan panjang


3,6 cm ;250mm2 lilitan tembaga

Multiload CU250

3 tahun

mengelilingi batang.
Batang tegak lurus dengan panjang

Pendek

2,5 cm;250 mm2 lilitan tembaga

Multiload CU375

5 tahun

mengelilingi batang.
375mm2 lilitan tembaga mengelilingi

Flexi-T300

5 tahun

batang.
300 mm2 lilitan tempat mengelilingi

Nova T 300

5 tahun

batang.
380mm2 lilitan kawat tembaga
dengan inti perak mengelilingi

T safe 380 A

8 tahun

batang.
380mm2 lilitan mengelilingi batang
dan cincin tembaga mengelilingi tiap

GyneFix

5 tahun

ujung masing-masing lengan.


IUD tanpa bingkai dengan 6 tabung
tembaga dengan panjang masingmasing 5mm dan diameter 2,2mm
dengan total 330 mm2 lilitan tembaga
mengelilingi batang dan lengan.

3. Penjelasan Metode
Sebuah IUD dimasukan melalui saluran serviks dan dipasang dalam uterus. IUD
memiliki benang yang menggantung turun kedalam vagina. Yang dapat diperiksa oleh wanita
guna memastikan alat tersebut pada posisi yang benar. IUD mencegah kehamilan dengan
merusak kemampuan hidup sperma dan ovum melalui perubahan tuba falopi dan cairan
uterus, ada reaksi terhadap benda asing disertai peningkatan leukosit. Kondisi ini mngurangi
kesempatan ovum dan sperma bertemu dan menghambat pembuahan. Tembaga pada IUD
bersifat toksik terhadap sperma dan ovum.( Saefuddin, 2009).
Cara Kerja :

a. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi


b. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
c. AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun AKDR
membuat sperma sulit masuk kedalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi
kemampuan sperma untuk fertilisasi
d. Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus.
4. Prosedur Pemasangan
Sebelum pemasangan, masa menstruasi terakhir diambil untuk menyingkirkan
kehamilan yang telah ada, dan test kehamilan bila dibutuhkan. Wanita harus mengosongkan
kandung kemih karena akan membuat pemasangan lebih mudah meraba uterus pada
abdomen dan lebih nyaman bagi wanita. (Notoatmodjo, 2010).
Selama pemasangan IUD/AKDR, klien anda mungkin menggenggam tangannya dan
membuat dirinya merasa nyaman. Sebelum dipasang pemeriksaan bimanual sangat
diperlukan untuk memastikan ukuran, posisi dan arah uterus dan huna memeriksa bahwa
tidak ada nyeri tekan. (Notoatmodjo, 2010).
Keterampilan dan pengalaman pemasangan akan membantu mengurangi masalah efek
samping. Namun bila wanita ingin mendapat anestesi lokal guna mengurangi nyeri atau
pernah mengalami pengalaman masa lalui, amak AKDR dapat dipasang dengan memberikan
gel lidokain atau blok paraservikal. (Notoatmodjo, 2010).
Pemasangan AKDR dilakukan dengan suatu tehnik tanpa sentuhan sehingga harus
menggunakan sepasang sarung tangan bersih setelah pemeriksaan bimanual. Spekulum steril
dimasukan kedalam vagina dan letak serviks dicari, spekulum ini dibersihkan dengan bol
kapan steril dan larutan antiseptik. Sonde uterus dimasukan kedalam uterus melalui saluran
serviks untuk mengukur panjang, arah, dan potensi uterus. Tindakan ini dapat menyebabkan
kram seperti nyeri menstruasi yang seharusnya berkurang saat sonde uterus dikeluarkan.
Serviks dapat distabilkan dengan korsep allis atau tenakulum sehingga AKDR dapat dipasang
lebih mudah, hal ini dapat menyebabkan rasa tidak nyaman karena serviks sangta peka.
Selanjutnya AKDR dimasukan melalui canalis secvikasli kedalam uiterus. Benang AKDR
dipendekan saat telah berada diposisinya dan dilipat keatas kebelakang serviks. Apabila ada
masalah dengan pemasangan, klienharus dirujuk ke spesialis AKDR. (Notoatmodjo, 2010).
Setelah pemasangan, anda harus menganjurkan klien berbaring terlentang dan
beristirahat. Analgetik dibutuhkan selama nyeri menstruasi. Handuk santasi harus digunakan
sejak awal guna mengurangi resiko infeksi. Klien dapat mengalami pendarahan, ini adalah

waktu yang baik untuk mengingatkan tentang masalah awal dan kapan harus kembali. Anda
harus mengajariklien anda cara memeriksa benang AKDR dan menganjurkan klien untuk
melakukan hal ini setiap menstruasi. (Notoarmodjo, 2010).
5. Pasca Pemasangan
Setelah pemasangan AKDR, wanita harus dianjurkan datang kembali lebih awal dari
janji pertemuan 4-6 minggu bila mereka mengalami tanda-tanda infeksi, karena 20 hari
pertama setelah pemasangan adalah masa infeksi paling tinggi. Apabila klien menderita neyri
abdomen bawah atau pireksia, ia harus kembali lebih awal. Menganjurkan wanita pantang
koitus selama 48 jam merupakan tindakan yang tepat sehingga lendir serviks dapat kembali
normal, yang membantu memberi perlindungan dari infeksi yang lebih berat.
6. Efektifitas
IUD sangat efektif,(efektifitasnya 92-94%) dan tidak perlu diingat setiap hari seperti
halnya pil. Tipe multiload dapat dipakai sampai 3 tahun, Nova T dan Copper T 200 (CuT200) dapat dipakai 3-5 tahun, Cu T380 A dapat dipakai 8 tahun. Kegagalan rata-rata 0,8
kehamilan per 100 pemakai wanita pada tahun pertama pemakaian.
7. Indikasi
Prinsip pemasangan adalah menempatkan IUD setinggi mungkin dalam rongga rahim
(cavum uteri). Saat pemasangan yang paling baik ialah pada waktu mulut peranakan masih
terbuka dan rahim dalam keadaan lunak. Misalnya, 40 hari setelah bersalin dan pada akhir
haid. Yang boleh menggunakan IUD adalah :
a.

Usia reproduktif

b.

Keadaan multi para

c.

Mengiginkan kontrasepsi jangka panjang

d.

Perempuan menyususi yang menginginkan kontrasepsi jangka panjang

e.

Setelah melahirkan dan sedang menyusui

f.

Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi

g.

Resiko rendah dari IMS

h.

Tidak menghendaki metoda hormonal

i.

Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari

j.

Tidak boleh menggunakan alat kontrasepsi hormonal

k.

Gemuk ataupun kurus

Pemasangan IUD dapat di lakukan oleh dokter ataupun bidan yang telah di latih secara
khusus. Pemeriksaan secara berkala harus di lakukan setelah pemasangan 1 minggu, lalu
setiap bulan selama tiga bulan berikutnya. Pemeriksaan selanjutnya di lakukan setiap 6 bulan
sekali.
AKDR dapat di gunakan pada ibu dalam segala kemungkinan keadaan misalnya :
a.
b.
c.
d.
e.

Perokok
Pasca keguguran atau kegagalan kehamilan apabila tidak terlihat adanya infeksi
Sedang memakai anti biotik atau anti kejang
Gemuk ataupun kurus
Sedang menyusui

Begitu juga dalam keadaan seperti di bawah ini dapat menggunakan AKDR :
a. Penderita tumor jinak payudara
b. Penderita kanker payudara
c. Pusing-pusing atau sakit kepala
d. Tekanan darah tinggi
e. Varises di tungkai atau di vulva
f. Penderita penyakit jantung
g. Pernah menderita stroke
h. Penderita diabetes
i. Menderita penyakit hati
j. Malaria
8. Kontraindikasi
Yang tidak di perkenankan menggunakan IUD adalah:
a. Belum pernah melahirkan
b. Hamil atau di duga hamil
c. Kelainan alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan yang tidak normal dari alat
d.
e.
f.
g.

kemaluan, perdarahan di leher rahim dan kanker rahim


Perdarahan vagina yang tidak di ketahui
Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis,serviksitis)
Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering mengalami abortus septic
Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yang dapat

mempengaruhi kavum uteri


h. Penyakit trofoblas yang ganas
i. Di ketahui menderita TBC pelvik
j. Kanker alat genital
k. Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm
l. Miom submokosum
m. Sering ganti pasangan (Notoadmodjo: 2010)
9. Keuntungan
Efektif dengan proteksi jangka panjang
AKDR dapat epektif segera setelah pemasangan
Dapat di gunakan setelah menopouse (1 tahun atau lebih setelah haid terakhir)

Tidak ada interakdi dengan obat-obat


Tidak mengganggu hubungan suami istri
Tidak berpengaruh terhadap ASI
Kesuburan kembali setelah IUD di angkat
Epek sampingnya sangat kecil
Memiliki epek sistemik yang sangat kecil

10. Kerugian
Menoragie
Dismenorea
Sedikit peningkatan resiko kehamilan ektopik apabila ada kegagalan IUD
Peningkatan resiko infeksi radang panggul
IUD terlepas keluar
Perforasi uteru, usus dan kandung kemih
Malposisi IUD
Kehamilan yang di sebabkan oleh pengeluaran perforasi atau malposisi
11. Efek samping dan komplikasi
Efek samping umum terjadi:

Perubahan siklus haid (umum pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3

a.

bulan )
Haid lebih lam dan banyak
Perdarahan (spotting) antar menstruasi
Saat haid lebih sakit
Komplikasi lain: merasa sakit dan kejang selama 3sampai 5 hari setelah pemasangan,
perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan penyebab

anemia, perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangan benar)


b. Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
c. Tidak baik di gunakan pada perempuan dengan IMS atau yang sering berganti pasangan
Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai IUD,PRP dapat
memicu infertilitas
a. Prosedur medis termasuk pemeriksaan pelvik di perlukan dalam pemasangan IUD
b. Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangn IUD,
biasanya menghilang dalam 1-2 hari
c. Klien tidak dapat melepas IUD oleh dirinya sendiri, petugas terlatih yang dapat
melepas
d. Mungkin IUD dapat keluar dari uterus tanpa di ketahui (sering terjadi apabila IUD di
pasang segera setelah melahirkan )
e. Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi IUD mencegah
kehamilan
f. Perempuan harus memeriksa posisi benang IUD dari waktu ke waktu
12. Waktu pemasangan
a. Pada akhir masa menstruasi karena servik agak terbuka pada waktu ini setelah
menderita abortus (segera atau dalam waktu hari apabila tidak ada gejala infeksi)
b. Setiap saat selama 7 hari pertama menstruasi atau dalam siklus berjalan bila diyakini
klien tidak hamil

c. Pasca persalinan (segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau setelah 4-6
minggu )
d. Pasca keguguran ( segera atau selama 7 hari pertama ) selama tidak ada komplikasi
infeksi
13. Keadaan yang memerlukan perhatian khusus
Keadaan
amenorea

kram

Benang hitam
Menderita nyeri
kepala atau migrain
Penyakit jantung
Stroke/riwayat stroke
Nyeri haid hebat
Riwayat kehamilan
ektopik
Gejala penyakit katup
jantung

Anjuran
periksa apakah sedang hamil, apabila tidak, jangan lepas
AKDR, lakukan konseling dan selidiki penyebab amenorea
apabila di kehendak. Apabila hamil jelaskan dan sarankan
untuk melepas AKDR apabila talinya terlihat, atau
kehamilan lebih dari 3 minggu. Apabila benang tidak terlihat
atau kehamilan lebih dari 13 minggu, AKDR jangan d
lepaskan. Apabila klien sedang hamil dan ingin
mempertahankan kehamilannya tanpa melepas AKDR,
jelaskan kemungkinan adanya resiko kegagalan kehamilan
dan infeksi serta perkembangan harus lebih di amati dan
diperhatikan
Pikirkan kemungkinan terjadi infeksi dan beri pengobatan
yang sesuai. Jika tidak parah dan tidak di temukan
penyebabnya,cukup beri analgetik saja. Jika penyebabnya
tidak dapat di temukan dan menderita kram berat, cabut
AKDR kemudian ganti AKDR baru, atau cari metode
kontrasepsi lain
Periksa apakah klien hamil. Bila tidak hamil dan AKDR
masih di tempat, tidak ada tindakan yang perlu di lakukan.
Paling sering di temukan pada AKDR yang mengandung
progestin. Bila sakitnya berat, rujuk klien dan cabut AKDR,
keluhan ringan berikan analgetik
sebaiknya jangan di beri AKDR yang mengandung progestin
karena progestin mempengaruhi lipid dan vasokontriksi
Sebaiknya jang di beri AKDR yang mengandung progestin
Dapat di sebabkan oleh AKDR klien perlu di rujuk.
Umumnya terjadi pada permulaan pemakaian
Jelaskan pada klien tanda-tanda kehamilan ektopik dan bila
ada segera mencari pertolongan di rumah sakit
Berikan anti biotik saat insersi AKDR bila anemia (hb<9),
ganti dengan metode kontrasepsi lain

14. Pemantauan dan petunjuk bagi klien

Klien hendaknya di berikan pendidikan mengenai manfaat dan resiko AKDR. Bila
terjadi ekspulsi AKDR dapat kembali di pasang. Pemeriksaan AKDR di lakukan setiap bulan
atau bila terdapat keluhan (nyeri, perdarahan, demam, dsb :
a. Kembali memeriksa diri setelah 4-6 minggu pemasangan AKDR
b. Selama bulan pertama mempergunakan AKDR periksalah benang AKDR secara rutin
setelah haid
c. Setelah bulan pertama pemasangan, hanya perlu memeriksa keberadaan benang setelah
haid apabila mengalami :
- Kram/kejang di perut bagian bawah
- Perdarahan (spotting) di antara haid atau setelah senggama
- Nyeri setelah senggama atau apabila pasangan mengalami tidak nyaman selama
melakukan hubungan seksual
d. Copper T-380A perlu dilepas setelah 10 tahun pemasangan, tetapi dapat dilakukan lebih
awal apabila di inginkan
e. Kembali ke klinik apabila:
- Tidak dapat meraba benang AKDR
- Merasakan bagian benang keras di AKDR
- AKDR terlepas
- Siklus terganggu/ meleset
- Tarjadi pengeluaran cairan dari vagina yang mencurigakan
- Adanya infeksi
VII.

Evaluasi
Prosedur
: Post Test
Bentuk
: Lisan
Jenis
: Tanya Jawab
Jenis Pertanyaan :
1. Apa yang dimaksud dengan IUD ?
2. Apa saja kerugian dan keuntungan IUD?
3.
Bagaimana cara pengecekan IUD secara mandiri ?
4. Apa saja efek samping dari IUD ?

VIII.

Penutup
Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR/IUD) merupakan alat kontrasepsi yang di
pasang dalam rahim yang relatif lebih epektif bila di bandingkan dengan metode pil,
suntik, dan kondom. Alat kontrasepsi dalam rahim terbuat dari pelastik elastik, dililit
tembaga atau campuran tembaga dengan perak. Lilitan logam menyebabkan reaksi anti
fertilitas dengan waktu penggunaan dapat mencapai 2-10 tahun, dengan metode kerja

mencegah masuknya spermatozoa/sel mani ke dalam saluran tuba. Pemasangan dan


pencabutan alat kontrasepsi ini harus di lakukan oleh tenaga medis (dokter/bidan terlatih)
dapat di pakai oleh semua perempuan usia reproduktif namun tidak boleh di pakai
perempuan yang terpapar IMS. Jenis-jenis IUD yaitu: Copper-T, Copper-7, multi load,
lippes loap.
Jadi penulis berharap dengan adanya satuan acara penyuluhan ini masyarakat
dapat lebih mengerti mengenai alat kontrasepsi IUD baik dari manfaatnya maupun
keefektifannya.
IX.
1.

Referensi
Atikah Proverawati, dkk. 2010. PANDUAN MEMILIH KONTRASEPSI. Yogyakarta :

2.

Nuha Medika.
Saifuddin, BA. (2009). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi Jakarta : Yayasan

3.
X.

Bina Pustaka.
Hrtono, H (2008). KB dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Lampiran
1. Daftar Hadir Peserta
No

Nama Peserta (Pasien)

TTD

Madiun, 04 Oktober 2016

Mengetahui,
Pembimbing Klinik

2. Daftar Hadir Penyaji


No

Nama Mahasiswa

NIM

TTD

Madiun, 04 Oktober 2016


Mengetahui,
Pembimbing Klinik

3. Leaflet

Anda mungkin juga menyukai