A. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan sasaran mampu mengetahui tentang Teknik
Distraksi dan Relaksasi
B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 20 menit diharapkan pasien dan keluarga dapat :
1. Menyebutkan pengertian teknik distraksi dan relaksasi dengan benar.
2. Menyebutkan jenis-jenis teknik distraksi dan relaksasi dengan benar.
3. Menyebutkan tujuan distraksi dan relaksasi dengan benar.
4. Menjelaskan penatalaksanaan distraksi dan relaksasi.
C. Materi
1. Pengertian teknik distraksi dan relaksasi
2. Jenis-jenis teknik distraksi dan relaksasi
3. Tujuan distraksi dan relaksasi
4. Penatalaksanaan distraksi dan relaksasi.
D. Metode
- Ceramah
- Tanya jawab
E. Media
- Leaflet
- Flip chart
F. Strategi
a. Kontrak dengan pasien dan keluarga (waktu, tempat, topik)
b. Menggunakan leaflet
c. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.
d. Dengan tanya jawab langsung.
G. Proses Penyuluhan
NO KEGIATAN WAKTU PENYAJI SASARAN
1 Pembukaan 5 menit 1. Mengucapkan salam 1. Membalas salam
2. Memperkenalkan 2. Memperhatikan
diri dan mendengarkan
2 Penyajian bahan 5 menit 1. Menjelaskan 1. Mendengarkan
tentang: pengertian teknik 2. Mempertahankan
1. Pengertian teknik distraksi dan kontak mata
distraksi dan relaksasi
relaksasi 2. Menjelaskan jenis-
2. Jenis-jenis teknik jenis teknik distraksi
distraksi dan dan relaksasi
relaksasi 3. Menjelaskan tujuan
3. Tujuan distraksi dan distraksi dan
relaksasi relaksasi
4. Penatalaksanaan 4. Menjelaskan
distraksi dan penatalaksanaan
relaksasi. distraksi dan
relaksasi.
H. Evaluasi
1. Proses : - Penyuluhan berjalan lancer.
- Tidak ada audiens yang meninggalkan proses penyuluhan
- Maksimal audiens meninggalkan penkes 10%.
2. Hasil : - 20% audiens dapat menjelaskan pengertian distraksi
- 20% audiens dapat menjelaskan pengertian relaksasi
- 20% audiens dapat menjelaskan 3-4 dari 9 langkah relaksasi
- 20% audiens dapat menjelaskan 2-3 dari 5 langkah distraksi
3
TEKNIK DISTRAKSI DAN RELAKSASI
A. Pengertian
Tehnik distraksi adalah pengalihan dari fokus perhatian terhadap nyeri ke stimulus
yang lain. Tehnik distraksi dapat mengatasi nyeri berdasarkan teori bahwa aktivasi retikuler
menghambat stimulus nyeri. jika seseorang menerima input sensori yang berlebihan dapat
menyebabkan terhambatnya impuls nyeri ke otak (nyeri berkurang atau tidak dirasakan oleh
klien),. Stimulus yang menyenangkan dari luar juga dapat merangsang sekresi endorfin,
sehingga stimulus nyeri yang dirasakan oleh klien menjadi berkurang. Peredaan nyeri secara
umum berhubungan langsung dengan partisipasi aktif individu, banyaknya modalitas sensori
yang digunakan dan minat individu dalam stimulasi, oleh karena itu, stimulasi penglihatan,
pendengaran dan sentuhan mungkin akan lebih efektif dalam menurunkan nyeri dibanding
Relaksasi adalah kegiatan yang memadukan otak dan otot. Otak yang "lelah" dibuat
tenang dan otot yang tegang dibuat relaks. Jika seseorang melakukan relaksasi, puncaknya
adalah fisik yang segar dan otak yang siap menyala kembali. Oleh karena itu, relaksali
melibatkan komponen-komponen penting tubuh yang secara terus menerus dipakai, misalnya
pancaindra, pernapasan, aliran darah, (sistem kardiovaskuler), otak dan otot-otot rangka.
B. Jenis
Jenis Tehnik Distraksi antara lain :
4
1) Distraksi visual
2) Distraksi pendengaran
3) Distraksi pernafasan
4) Distraksi intelektual
5) Imajinasi terbimbing
Jenis-jenis relaksasi:
- Relaksasi pernafasan
- Imagery
- Senam
C. Tujuan
Tujuan dari penggunaan teknik distraksi, yaitu agar seseorang yang menerima teknik ini
merasa lebih nyaman, santai, dan merasa berada pada situasi yang lebih menyenangkan.
Teknik distraksi ini dapat digunakan untak memusatkan perhatian anak menjauhi rasa nyeri.
Teknik distraksi pada anak dapat sangat efektif dalam mengurangi nyeri. Teknik distraksi yang
paling disukai oleh anak-anak, seperti melihat gambar di buku, meniup gelembung (blowing
bubbles), atau menghitung. Sentuhan, usapan, tepukan, atau mengayun dapat menjadi teknik
distraksi yang baik pada anak yang sedang dalam distres.Orangtua harus diajarkan teknik
distraksi dan didorong untuk mempertahankan anak mereka agar nyaman selama mungkin.
Melatih orang tua akan memberi mereka jalan untuk berpartisipasi dalam nyeri anaknya, serta
2. Menurunkan nyeri
D. Penatalaksanaan
Langkah-langkah relaksasi pernapasan menurut Stewart (1976: 959), yaitu sebagai berikut :
5
1. Tarik nafas dalam-dalam dan tahan di dalam paru
2. Keluarkan udara perlahan-lahan dan rasakan tubuh menjadi kendor dan rasakan betapa
otot-otot lain
8. Setelah merasa relaks, bernafaslah secara perlahan.
9. Bila nyeri menjadi hebat klien bernafas secara dangkal dan cepat.
gemercik air, individu dianjurkan untuk memilih musik yang disukai dan musik tenang
seperti musik klasik, dan diminta untuk berkosentrasi pada lirik dan irama lagu. Klien juga
sebetulnya ciptaan milik Wolfgang Amadeus Mozart (1756-1791) yang paling dianjurkan.
Beberapa penelitian sudah membuktikan, Mengurangi tingkat ketegangan emosi atau nyeri
fisik. Penelitian itu di antaranya dilakukan oleh Dr. Alfred Tomatis dan Don Campbell.
mampu merangsang dan memberdayakan daerah kreatif dan motivatif di otak. Yang tak
kalah penting adalah kemurnian dan kesederhaan musik Mozart itu sendiri. Namun, tidak
berarti karya komposer klasik lainnya tidak dapat digunakan (Andreana, 2006)
Distraksi pernafasan dengan bernafas ritmik, anjurkan klien untuk memandang fokus pada
satu objek atau memejamkan mata dan melakukan inhalasi perlahan melalui hidung dengan
hitungan satu sampai empat dan kemudian menghembuskan nafas melalui mulut secara
perlahan dengan menghitung satu sampai empat (dalam hati). Anjurkan klien untuk
6
berkosentrasi pada sensasi pernafasan dan terhadap gambar yang memberi ketenangan,
lanjutkan tehnik ini hingga terbentuk pola pernafasan ritmik. Bernafas ritmik dan massase,
instruksi kan klien untuk melakukan pernafasan ritmik dan pada saat yang bersamaan
lakukan massase pada bagaian tubuh yang mengalami nyeri dengan melakukan pijatan atau
7
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, A., A,. A. (2006). Pengantar kebutuhan dasar manusia 1. Jakarta: Salemba Medika.
Potter, P.,A & Perry, A.,G.(2005). Buku ajar fundamental keperawatan: Konsep,proses,dan praktik
(edisi 4) Jakarta : EGC.
Smeltzer, S. C. & Bare, B. G. (2001). Buku ajar keperawatan medikal-bedah Brunner & Suddarth
(Edisi 8). Jakarta: EGC.