Anda di halaman 1dari 11

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Masa remaja merupakan sebuah periode dalam kehidupan manusia

yang batasan usia maupun peranannya seringkali tidak terlalu jelas. Masa

remaja ini sering dianggap sebagai masa peralihan, dimana saat-saat ketika

anak tidak mau lagi diperlakukan sebagai anak-anak, tetapi dilihat dari

pertumbuhan fisiknya ia belum dapat dikatakan orang dewasa.

Remaja diharapkan lebih mengerti dirinya sendiri dan dimengerti orang

lain, sehingga dapat menjalani persiapan masa dewasa dengan lancar.

Memanfaatkan semua kesempatan yang tersedia, terbentuklah kepribadian

yang terpadu untuk bisa beradaptasi dengan lingkungan di sekolahnya.

Di dunia diperkirakan kelompok remaja berjumlah 1,2 milyar atau 18%

dari jumlah penduduk di dunia (WHO,2014). Berdasarkan data, jumlah

penduduk remaja Indonesia saat ini mencapai 65 juta jiwa atau sekitar 30%

dari total jumlah penduduk Indonesia. Jumlah penduduk remaja di Provinsi

Jawa Barat mencapai 11.358.704 jiwa atau sebesar 26,60% dari total jumlah

penduduk di Jawa Barat. Jumlah remaja usia 10-14 tahun sebanyak 446.507

jiwa penduduk laki-laki dan 52.154 jiwa penduduk perempuan. Jumlah remaja

usia 15-19 tahun sebanyak 46.795 jiwa penduduk laki-laki 43.245 jiwa

penduduk perempuan. (BKKBN,2010). Sekolah yang akan dijadikan tempat

penelitian yaitu SMPN 2 Telukjambe Timur pada tahun ajaran 2016 yang

terdiri atas 10 kelas dengan jumlah 230 siswi dan 170 siswa. Peneliti akan
1
mengambil data pada setiap kelas VIII berjumlah 7 orang di SMPN 2

Telukjambe Timur Karawang tahun ajaran 2016 di sekolah tersebut dengan

jumlah siswi 70 orang. (PKS Kurikulum SMPN 2 Telukjambe Timur).

Masa remaja berlangsung proses-proses perubahan fisik maupun

perubahan biologis yang dalam perkembangan selanjutnya berada dibawah

kontrol hormon-hormon khusus. Pada wanita, hormon-hormon ini bertanggung

jawab atas permulaan proses ovulasi dan menstruasi, juga pertumbuhan

payudara. Pada masa ini sudah seharusnya para remaja putri mulai

memperhatikan perubahan yang ada pada dirinya, juga halnya dengan

payudara dan kesehatanya. Payudara merupakan estetika kaum wanita dan

daya tarik seksual yang utama sejak dahulu kala didalam bermacam-macam

masyarakat, payudara wanita merupakan fokus obyek seni. Tetapi di zaman

dan kebudayaan beberapa tahun belakangan ini ada sambutan hangat terhadap

pemberian ASI dengan segala keuntunganya bagi ibu maupun bayinya. Seluruh

aktifitas didalam payudara sehubungan dengan perkembangan dalam

kehidupan seorang wanita dan juga perubahan siklus yang biasa disebabkan

oleh periode menstruasi teratur, sebaiknya semua wanita bermawas diri

terhadap masalah yang mungkin timbul pada payudara mereka, sebaiknya

pemeriksaan dapat dimulai dari waktu remaja dan pemeriksaan yang rutin dan

teratur untuk mendeteksi tanda-tanda dini persoalan payudara merupakan

kebiasaan yang sangat baik yang harus dilakukan sejak dini.

Seorang remaja putri dapat memeriksa payudara sendiri (SADARI)

pada saat mandi dengan menggunakan jari-jari tangan sehingga dapat

2
menentukan benjolan pada lekukan halus payudaranya. Bagi banyak wanita

kejadian sangat mengejutkan pada waktu sebuah benjolan sudah nampak

dengan jelas, kemungkinannya bahwa benjolan tersebut adalah kanker, maka

seseorang mungkin telah kehilangan waktu yang berharga untuk memulai

pengobatan sedini mungkin. Jadi, jalan yang paling bijaksana adalah

memeriksa payudara secara teratur pada selang waktu yang tertentu pula. Cara

ini, kelainan yang terkecil sekalipun dapat ditemukan dan langkah-langkah

aktif untuk perngobatan dapat dimulai sedini mungkin.

Kanker payudara merupakan kanker terbanyak pada wanita dengan

prevalensi sebesar 1,4 juta jiwa pada tahun 2008 di dunia dengan angka

kematian sebesar 458.400 jiwa. (Mohammad Syafri, 2014).

Kejadian kanker payudara di Indonesia sampai saat ini hanya

menyerang wanita sudah pada stadium lanjut dengan penyulit dan metastasis

pengobatan sudah sulit dilakukan sehingga berakhir dengan kematian.

Kejadian kanker payudara di negara maju ditemukan pada stadium yang lebih

awal sehingga dapat diberikan pengobatan yang sempurna. Hal ini disebabkan

olehtingkat pengetahuan, sikap dan perilakunya yang sudah baik dalam

mengetahui deteksi payudara (Widiya,2011).Penderita kanker payudara di

Indonesia tiap tahun diperkirakan terdapat 100 penderita baru per 100.000

penduduk. Ini berarti dari jumlah 273 juta penduduk, ada sekitar 273.000

penderita kanker baru setiap tahunnya. Sejalan dengan itu, data empiris juga

mununjukan bahwa kematian akibat kanker dari tahun ke tahun terus

meningkat. Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2007, sekitar 5,7% kematian

3
semua umur disebabkan oleh kanker ganas. Sedangkan berdasarkan data

Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2007, kanker payudara

menempati urutan pertama pada pasien rawat inap di seluruh RS di Indonesia

(16,85%).

Kanker payudara merupakan kanker yang paling sering mengenai

perempuan dan menjadi penyebab kematian terbanyak akibat kanker pada

perempuan. Angka kejadian kanker payudara bervariasi secara global dimana

terjadi peningkatan insiden di negara berkembang tetapi cenderung menurun di

negara maju. Kanker payudara dapat bervariasi sesuai kelompok usia dan

memiliki peran penting dalam faktor prognostik penyakit. Berdasarkan

estimasi Globocan, International Agency for Research on Cancer (IARC) tahun

2012, kanker payudara adalah kanker dengan presentase kasus baru tertinggi

(43,3%) dan presentase kematian tertinggi (12,9%) pada perempuan.

Berdasarkan Data Riset Kesehatan Dasar (BDRKD) tahun 2013, prevalensi

kanker payudara di Indonesia mencapai 0,5 per 1000 perempuan. (Kemenkes

RI, 2015).

Insidensi kanker payudara di Jawa Barat khususnya di RS Hasan

Sadikin Bandung pada tahun 2009 adalah 275 kasus, dengan prevalensi

kelompok umur tertinggi berusia 40-49 tahun yaitu 99,64%. (Mohammad

Syafri, 2014).

Menurut data laporan index diagnosa pasien Rumah Sakit di Karawang

periode 1 Januari 2013 s/d 30 Desember 2013 ditemukan kasus sebanyak 83

4
pasien penderita kanker payudara. Dan pada periode 1 Januari s/d 30 Desember

2014 ditemukan kasus sebanyak 91 kasus pasien penderita kanker payudara.

(Laporan Index Diagnosa Pasien Rumah Sakit di Karawang, 2013-2014).

Berdasarkan study pendahuluan di SMPN 2 Telukjambe Timur

Karawang sebanyak 10 siswi tidak ada yang menderita gejala atau tanda-tanda

kanker payudara.

Perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh

pengetahuan, sikap, kepercayaan dan tradisi. Masih kurangnya kesadaran

wanita-wanita Indonesia dalam melakukan deteksi dini terhadap kanker

payudara menyebabkan angka kejadian kanker payudara cukup besar. Faktor

lain yang berpengaruh adalah tingkat pendapatan penduduk yang masih

tergolong rendah sehingga mereka tidak dapat memeriksakannya ke fasilitas

kesehatan. Pemeriksaan sederhana untuk mendeteksi secara dini perubahan

yang terjadi pada payudara yaitu dengan memeriksa payudara sendiri atau

disebut dengan istilah sadari. Sadari merupakan salah satu langkah deteksi dini

untuk mencegah terjadinya kanker payudara yang akan lebih efektif jika

dilakukan sedini mungkin ketika wanita mencapai usia reproduksi.

(Notoatmojo, 2007).

Kurangnya sumber informasi dan pengetahuan mengenai kanker

payudara ditambah dengan gejala permulaan kanker payudara yang sering

tidak disadari atau dirasakan dengan jelas oleh penderita, mengakibatkan

sekitar 70% kasus kanker di Indonesia datang dan menjalani pemeriksaan pada

5
stadium lanjut. Hal itulah yang menjadi penyebab tingginya angka kematian

akibat kanker payudara.Padahal, kanker payudara seperti kanker pada

umumnya dimana kesuksesan pengobatannya sangat ditentukan oleh deteksi

pada stadium awal. (Depkes,2008).

Jumlah yang diperkirakan 50% penderita kanker payudara di

Indonesiadatang memeriksakan penyakit kanker yang dideritanya sudah pada

stadiumlanjut. Deteksi dini kanker payudara merupakan langkah awal yang

baik untukmengetahui adanya penyakit kanker payudara sedini mungkin, yaitu

denganperiksa payudara sendiri (SADARI). Keterlambatan deteksi dini ini

kemungkinan disebabkan karena kurangnya sumber informasi dan

pengetahuan wanita tentangdeteksi dini kanker payudara (Indonesian Cancer

Fondation, 2011).

Saat ini kecenderungan kanker payudara dialami oleh perempuan usia

15 tahun (Sutjipto,2010). Melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)

akan menurunkan tingkat kematian akibat kanker payudara sampai 20%.

Wanita yang melakukan SADARI masih rendah (25%-30%). Laporan hasil

riset kesehatan dasar 2007 menyebutkan bahwa prevalensi nasional penyakit

tumor/kanker adalah 0,4% (berdasarkan diagnosis nakes).

Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh petugas kesehatan dalam

memberi dan atau meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kanker

payudara dan cara deteksi dini adalah dengan cara memberikan pendidikan

kesehatan. Pendidikan kesehatan bukan hanya berhubungan dengan

6
komunikasi informasi, tetapi juga berhubungan dengan adopsi motivasi,

keterampilan, dan kepercayaan diri untuk melakukan tindakan memperbaiki

kesehatan (Nursalam dan Effendi, 2009).

Sumber informasi dan pengetahuan pendidikan berpengaruh kepada

sikap wanita terhadap kesehatan. Pendidikan kesehatan merupakan salah satu

metode untuk meningkatkan pengetahuan tentang kanker payudara yang

mempengaruhi motivasi wanita usia subur untuk melakukan deteksi dini

kanker payudara. Meskipun informasi kanker payudara dan deteksi dini kanker

payudara sudah banyak dikampanyekan baik secara langsung maupun tidak

langsung, namun masih banyak wanita yang kurang mengetahui dan kurang

memahami tentang kanker payudara dan cara pemeriksaan payudara sendiri

(SADARI). Wanita perlu mendapatkan pendidikan kesehatan sehingga akan

mempengaruhi motivasi mereka untuk melakukan pemeriksaan payudara

sendiri (SADARI).

Pemeriksaan payudara sendiri adalah upaya deteksi dini kanker

payudara. Cara ini perlu dikuasai dan dilakukan oleh remaja putri agar dapat

melakukan deteksi dini kanker payudara. Salah satu upaya untuk meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan SADARI remaja adalah melalui pelatihan

SADARI. Dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat hal ini

didasari pemikiran bahwa sekolah merupakan lembaga yang sengaja didirikan

untuk membina dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia baik fisik

mental maupun spiritual.

7
Berdasarkan uraian di atas dan informasi kasus kanker dengan insiden

tertinggi pada perempuan dengan kanker payudara, maka perlu adanya upaya

pendeteksian dini kanker/tumor payudara pada tingkat sekolah menengah

pertama, karena pada tingkatan ini siswa merupakan remaja putri yang

beresiko terkena kanker payudara.

1.2 Rumusan masalah

Kanker payudara merupakan kanker yang paling sering mengenai

perempuan dan menjadi penyebab kematian terbanyak akibat kanker pada

perempuan.Perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan

oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan dan tradisi. Masih kurangnya kesadaran

wanita-wanita Indonesia dalam melakukan deteksi dini terhadap kanker

payudara menyebabkan angka kejadian kanker payudara cukup

besar.Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka permasalahan

yang akan diteliti dalam penelitian ini di rumuskan sebagai berikut:

“Bagaimana pengaruh sumber informasi dan pengetahuan terhadap sikap

pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada remaja putri kelas VIII di

SMPN 2 Telukjambe Timur tahun 2016”

1.3 Pertanyaan penelitian

8
Apakahada pengaruh sumber informasi dan pengetahuan terhadap sikap

pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada remaja putri kelas VIII di

SMPN 2 Telukjambe Timur tahun 2016?

1.4 Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahuipengaruh sumber informasi dan pengetahuan terhadap

sikap pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada remaja putri kelas VIII

di SMPN 2 Telukjambe Timur tahun 2016.

2. Tujuan khusus

a. Diketahuinya distribusifrekuensi responden berdasarkanpengaruh

sumber informasi dan pengetahuan terhadap sikap pemeriksaan

payudara sendiri (SADARI) pada remaja putri kelas VIII di SMPN 2

Telukjambe Timur tahun 2016.

b. Diketahuinya pengaruh sumber informasi terhadap sikap pemeriksaan

payudara sendiri (SADARI) pada remaja putri kelas VIII di SMPN 2

Telukjambe Timur tahun 2016.

c. Diketahuinya pengaruh pengetahuan terhadap sikap pemeriksaan

payudara sendiri (SADARI) pada remaja putri kelas VIII di SMPN 2

Telukjambe Timur tahun 2016.

1.5Manfaat

9
1. Bagi pengetahuan

Dapat menambah pengetahuan terutama informasitentang pengaruh

sumber informasi dan pengetahuan terhadap sikap pemeriksaan payudara

sendiri (SADARI) pada remaja putri kelas VIII di SMPN 2 Telukjambe

Timur tahun 2016.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Dapat mengaplikasikan atau menemukan ilmu yang diperoleh di

bangku kuliah dan pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitian

tentang pengaruh sumber informasi dan pengetahuan terhadap sikap

pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada remaja putri kelas VIII di

SMPN 2 Telukjambe Timur tahun 2016.

3. Bagi institusi

a. Bagi institusi pendidikan tempat penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan bagi

pengelola pendidikan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas

pendidikan di SMPN 2 Telukjambe Timur dengan cara memberikan

materi pemeriksaan payudara sendiri serta kesadaran tentang

pemeriksaan payudara sendiri sehingga semua siswi akan

melakukannya secara rutin..

b. Bagi Pendidikan Kebidanan

Dapat menjadi referensi dalam memperluas wawasan mahasiswa

khususnya program studi kebidanan tentang pengaruh sumber informasi

10
dan pengetahuan terhadap sikap pemeriksaan payudara sendiri

(SADARI) pada remaja putri.

1.6 Ruang Lingkup

Penelitian ini bersifat deskriptif analitik, subjek penelitiannya

yaitupengaruh sumber informasi dan pengetahuan terhadap sikap pemeriksaan

payudara sendiri (SADARI) pada remaja putri di SMPN 2 Telukjambe Timur

tahun 2016.

Untuk itu penulis membatasi penelitian ini terhadap variabel yang

berkaitan denganpengaruhsumber informasi dan pengetahuan terhadap sikap

pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada remaja putri kelas VIII di

SMPN 2 Telukjambe Timur 2016antara lain :

1. Variabel bebas (independent) yaitu : Sumber informasi dan pengetahuan

2. Variabel terikat (defendent) yaitu : Sikappemeriksaan payudara sendiri.

11

Anda mungkin juga menyukai