Oleh :
1. Tinawati nainggolan,SKM, M.Kes
Abstrak
Kehamilan termasuk proses yang sangat perlu pada setiap wanita agar terhindar
dari masalah sampai waktunya melahirkan seorang wanita perlu menjaga
kandungannya semaksimal mungkin. Salah satu caranya dengan mengonsumsi zat
besi yang dapat diperoleh dari tablet Fe . Menurut WHO tahun 2012 menyatakan
sekitar 42% kejadian anemia pada ibu hamil di dunia dan diperkirakan sebanyak
48% berada di Asia, 57% di afrika,25% di Eropa dan 24% di Amerika. Tujuan
penelitian ini adalah membuat produk biskuit yang kaya sumber zat besi berbasis
pangan lokal berupa bayam yang dijadikan sebagai makanan tambahan pada ibu
hamil dengan menggunakan 15 orang responden untuk uji organoleptik serta
dilakukan uji Friedman Test untuk melihat perbedaan kesukaan pada parameter
yang diukur. Hasil deskriptif uji organoleptik terhadap warna menunjukkan
sebagian besar responden menyatakan warna, tekstur,dan rasa yang paling disukai
adalah biskuit pada formula F2 (75%), sedangkan penilaian dari aspek aroma
menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan aroma yang paling
disukai adalah biskuit pada formula 1 (50%). Pada uji Friedman Test dengan taraf
signifikan α=0,05 diperoleh hasil yaitu tidak ada perbedaan yang bermakna pada
hasil uji warna dan aroma serta ada perbedaan yang bermakna pada hasil uji
tekstur dan rasa pada kedua formula, Berdasarkan hasil uji proksimat kadar zat
besi , terlihat bahwa biskuit F2 (21,1 mg/100gr) memiliki kadar zat besi tertinggi
dibandingkan dengan biskuit F1 (17,1 mg/100gr.Hasil uji statistik paired T test
diketahui nilai t sebesar -14,636 dengan Pvalue 0,000 <0,005 artinya biscuit
bayam efektif meningkatkan kadar Hb ibu hamil yang anemia.
Kehamilan termasuk proses yang sangat perlu pada setiap wanita agar
mengonsumsi zat besi yang dapat diperoleh dari tablet Fe . Menurut WHO tahun
2012 menyatakan sekitar 42% kejadian anemia pada ibu hamil di dunia dan
diperkirakan sebanyak 48% berada di Asia, 57% di afrika,25% di Eropa dan 24%
penyebab kecacatan terkemuka kedua di dunia dan menjadi salah satu masalah
pada ibu hamil juga semakin meningkat yaitu mencapai 75%. Angka kematian
pada ibu hamil di negara berkembang sekitar 40% dan kebanyakan diakibatkan
oleh kekurangan zat besi dan perdarahan akut yang saling berhubungan ( Lubis
hamil menderita anemia dengan persentase sebanyak 49%. Semakin rendah usia
ibu hamil, semakin tinggi pula resiko menderita Anemia dimana sebanyak 85%
ibu hamil yang anemia berada pada usia 15-24 tahun ( Riskesdas, 2018).
sudah termasuk kategori berat (Dodik 2014). Pada wanita hamil penderita anemia
perinatal. Rendahnya asupan zat besi pada ibu hamil, tingginya kebutuhan zat
besi, jenis zat besi yang dikonsumsi mempengaruhi kejadian anemia pada ibu
hamil. Meningkatnya kebutuhan akan zat besi pada ibu hamil untuk menjaga
tersedianya cadangan zat besi dalam tubuh serta mencegah defisiensi zat besi
termasuk ibu hamil adalah biskuit yang mudah didapat dan dibawa kemana saja
dengan umur yang tahan lama. Disamping makanan pokok, biskuit sering
menjadi salah satu pilihan konsumsi selingan. Bentuknya yang kering menjadikan
biskuit sangat cocok dikonsumsi ibu hamil yang tidak dapat makan akibat keluhan
mual muntah. Setiap trimester, kebutuhan ibu hamil selalu meningkat sehingga
meskipun dalam keadaan mual. Masalah gizi yang sering dialami oleh wanita
hamil salah satunya anemia. Hal ini dikarenakan rendahnya asupan zat besi pada
ibu hamil selama kehamilan menyebabkan kadar Hb ibu hamil rendah. Sehingga
gtelur, kacang- kacangan dan sayuran hijau. Sayuran hijau banyak mengandung
zat besi, salah satu diantaranya adalah bayam. Dari hasil penelitian mengenai
analisis kadar zat besi pada bayam merah diketahui bahwa kadar Fe pada bayam
merah sekitar 2,63 mg% - 4,48 mg% sedangkan pada Bayam Hijau kadar Fe
sekitar 6,66 mg% - 8,18 mg%. Berdasarkan penelitian ini disimpulkan bahwa
bayam hijau memiliki kadar zat besi yang lebih tinggi dibandingkan dengan
bahwa pemberian jus bayam dan tomat dapat meningkatkan dan mempercepat
kenaikan hb pada ibu hamil dimana pada kelompok kontrol sebanyak 15 orang
yang tidak mengkonsumsi jus bayam dan tomat rata rata kenaikan hb nya
menjadi salah satu intervensi tambahan yang sangat efektif dalam mengatasi
Pemerintah yang disebut sebagai tablet tambah darah diberikan secara oral dan
dapat mengakibatkan efek mual dan muntah serta nyeri pada ulu hati sebagian ibu
sebagai petunjuk teknis yang dibuat pemerintah pada tahun 2017 mengarahkan
pada suplementasi gizi berupa biskuit lapis yang dibuat dengan formulasi khusus
dengan penambahan vitamin dan mineral yang diberikan pada ibu hamil yang
menderita KEK dengan tujuan untuk mencukupi kebutuhan gizi pada ibu hamil
tersebut (Iswardi.2017).
Makanan tambahan pada ibu hamil berupa biskuit bayam saat ini belum
disediakan bagi penderita anemia. Dari hasil survei pendahuluan yang dilakukan
peneliti Desa Pulo Pakkat Wilayah Kerja Puskesmas Pulo Pakkat diketahui
di desa Pulo pakkat sehingga belum pernah ada masyarakat memanfaatkan bayam
menjadi biskuit. Harga bayam yang relatif murah dan mudah didapat
Mengingat semakin meningkatnya kasus anemia pada ibu hamil saat ini
peneliti ingin membuat produk makanan tambahan ibu hamil berupa biskuit yang
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini metode dan rancangan penelitian yang digunakan berupa
eksperimen dengan perlakuan substitusi bayam sebagai sumber zat besi untuk
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Pulo Pakkat wilayah Kerja Puskesmas Pulo
Pakkat.
Waktu Penelitian
Populasi Penelitian
Subjek penelitian ini adalah bayam sebagai bahan substitusi pada produk biskuit,
dan 15 orang ibu hamil yang anemia sebagai responden pada uji efektifitas
biscuit bayam terhadap peningkatan kadar Hb.
Pulo Pakkat. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni hingga Oktober tahun
2021.
Jenis data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah berupa data primer
yaitu uji organoleptik serta tingkat kesukaan. Data primer ini dikumpulkan
pengamatan dengan menggunakan panca indra. Pada penelitian ini dilakukan uji
rasa dan penerimaan keseluruhan. Selain itu, diperoleh juga data kadar zat besi
mutu organoleptik dan daya terima terhadap biskuit yang palig disukai.
Hasil uji daya terima responden terhadap biskuit bayam dilakukan kepada
15 responden ibu hamil untuk menilai secara keseluruhan meliputi Aspek warna,
Rasa, aroma, dan tekstur yang dinilai menggunakan skala kategori penilaianyaitu
Sangat Suka, Suka,Agak Suka, Tidak Suka dan Sangat Tidak suka. Hasil uji daya
Tabel 4.1. Hasil Uji organoleptic Pada Biskuit dengan Penambahan Bayam dari
Aspek Warna
Dari tabel diatas diketahui bahwa penilaian responden untuk aspek warna
sebanyak 33,3 %.
daun bayam sebanyak 50 % yaitu 3,73 yang menunjukkan berada pada rentang
agak suka, selanjutnya pada penilaian biscuit penambahan daun bayam dengan
Berdasarkan perhitungan nilai rata rata aspek warna yang ditunjukkan pada table
diatas bahwa formula 2 dengan penambahan daun bayam sebesar 75% yang
paling disukai dengan nilai rata rata tertinggi sebesar 4,07 yang berada pada
rentang Suka.
responden menyatakan warna yang paling disukai adalah biskuit pada formula F2
(75%). Pada uji Friedman Test diperoleh hasil p (0,248) > (0,05), yang berarti
tidak ada perbedaan yang bermakna pada hasil uji warna kedua formula.
Tabel 4.2. Hasil Uji organoleptic Pada Biskuit dengan Penambahan
Bayam dari Aspek Aroma
Dari table diatas diketahui bahwa penilaian responden untuk aspek aroma
daun bayam sebanyak 50 % yaitu 3,87 yang menunjukkan berada pada rentang
agak suka, selanjutnya pada penilaian biscuit penambahan daun bayam dengan
persentase 75 % yaitu 3,20 yang menunjukkan tetap berada pada rentang agak
suka. Berdasarkan perhitungan nilai rata rata aspek aroma yang ditunjukkan pada
table diatas bahwa formula 1 dengan penambahan daun bayam sebesar 50% yang
paling disukai dengan nilai rata rata tertinggi sebesar 3,87 meskipun tetap dalam
responden menyatakan aroma yang paling disukai adalah biskuit pada formula 1
(50%). Pada uji Friedman Test diperoleh hasil p (0,109) > (0,05), yang berarti
tidak ada perbedaan yang bermakna pada hasil uji aroma kedua formula.
Tabel 4.3. Hasil Uji organoleptic Pada Biskuit dengan Penambahan Bayam dari
Aspek Tekstur
daun bayam sebanyak 50 % yaitu 3,87 yang menunjukkan berada pada rentang
agak suka, selanjutnya pada penilaian biscuit penambahan daun bayam dengan
diatas bahwa formula 2 dengan penambahan daun bayam sebesar 75% yang
paling disukai dengan nilai rata rata tertinggi sebesar 4,60 yang berada pada
rentang Suka.
responden menyatakan tekstur yang paling disukai adalah biskuit pada formula F2
(75%). Pada uji Friedman Test diperoleh hasil p (0,03) < (0,05), yang berarti ada
Tabel 4.4. Hasil Uji organoleptic Pada Biskuit dengan Penambahan Bayam dari
Aspek Rasa
Dari table diatas diketahui bahwa penilaian responden untuk aspek rasa
daun bayam sebanyak 50 % yaitu 4,07 yang menunjukkan berada pada rentang
Berdasarkan perhitungan nilai rata rata aspek rasa yang ditunjukkan pada table
diatas bahwa formula 2 dengan penambahan daun bayam sebesar 75% yang
paling disukai dengan nilai rata rata tertinggi sebesar 4,60 yang berada pada
rentang Suka.
responden menyatakan rasa yang paling disukai adalah biskuit pada formula 2
(75%). Pada uji Friedman Test diperoleh hasil p (0,02) < (0,05), yang berarti ada
Laboratorium Pangan STPK Matauli. Pengujian kadar zat besi dilakukan dengan
Tabel 4.5. Hasil Analisis Komposisi Proksimat Biskuit Bayam per 100 gram
Hasil uji kadar zat besi dari kedua formula biskuit bayam adalah F1 17.1
Berdasarkan hasil penelitian pada table 4.6 rata rata kadar HB ibu hamil yang
N Correlation Sig.
Berdasarkan tabel 4.7 diatas diketahui bahwa rata rata kadar HB ibu hamil yang
berbahan dasar tepung terigu dan daun bayam hijau. Proses pembuatannya
mengacu pada proses pembuatan biskuit pada umumnya, yaitu dimulai dari
dihasilkan yaitu tekstur renyah, aroma netral (tidak ada aroma yang menyengat),
warna putih kecokelatan, dan rasa yang gurih. Biskuit ini dapat dikonsumsi
langsung setelah pemanggangan atau dapat disimpan terlebih dahulu dalam wadah
biskuit F2 (40%) dan ada 1 orang responden tidak menyukai warna pada biscuit
bayam. Warna yang didapat pada formula tersebut adalah putih kecokelatan.
Biskuit F2 memiliki imbangan tepung terigu daun bayam hijau yakni 25%:75%.
Warna merupakan salah satu faktor yang sangat penting dan menentukan dalam
penerimaan atau penolakan dari suatu produk, karena warna menjadi kesan
pertama yang tampil terlebih dahulu. Warna pada biskuit disebabkan karena
merupakan reaksi non enzimatis yang terjadi karena adanya reaksi antara gula
pereduksi dengan gugus amin bebas dari asam amino atau protein
tersebut adalah aroma khas namun netral (tidak berbau menyengat). Biskuit F1
memiliki imbangan tepung terigu dan daun bayam hijau yakni 50%:50%. Hasil uji
menyatakan aroma yang paling disukai adalah biskuit pada formula 1 (50%).
Pada uji Friedman Test diperoleh hasil p (0,109) > (0,05), yang berarti tidak ada
Aroma yang dihasilkan pada F1 adalah aroma yang tidak berbau dan
menyengat. Hasil uji daya terima aroma bahwa tidak ada Aroma merupakan salah
satu atribut yang paling banyak menentukan kelezatan dari suatu produk makanan.
Aroma merupakan indikator yang penting dalam industri pangan karena dengan
cepat dapat memberikan hasil penilaian diterima atau tidaknya produk tersebut
(Wahyuni 2010). Aroma yang terdapat pada suatu produk diperkuat dengan
adanya penggunaan margarin dan butter dalam adonan. Lemak merupakan salah
mengandung amilosa sedang mempunyai nilai aroma yang lebih tinggi daripada
bahan yang beramilosa tinggi, hal ini disebabkan kadar amilosa sedang memiliki
(volatile) yang lebih rendah daripada bahan beramilosa tinggi (Mulyadi 2014).
yaitu 4,07 yang menunjukkan berada pada rentang suka, selanjutnya pada
responden menyatakan rasa yang paling disukai adalah biskuit pada formula 2
(75%). Pada uji Friedman Test diperoleh hasil p (0,02) < (0,05), yang berarti ada
perbedaan yang bermakna pada hasil uji warna kedua formula. Rasa pada biskuit
dipengaruhi oleh bahan pembuatan biskuit, seperti gula, susu, margarin, dan
tepung yang digunakan. Rasa merupakan salah satu bagian dari organoleptik yang
berasal dari indera pengecapan, dimana akhir dari kesatuan interaksi antara sifat-
sifat aroma, rasa, dan tekstur merupakan keseluruhan makanan yang dinilai. Rasa
adalah parameter mutu yang terindera lewat alat pengecap pada lidah manusia
menimbulkan rasa pahit bila dikonsumsi, jika tidak diolah dengan tepat.
responden menyatakan tekstur yang paling disukai adalah biskuit pada formula F2
(75%). Pada uji Friedman Test diperoleh hasil p (0,03) < (0,05), yang berarti ada
perbedaan yang bermakna pada hasil uji tekstur kedua formula. Tekstur yang
didapat pada formula tersebut adalah renyah. Kedua formula tersebut memiliki
Hasil Uji Kadar Zat Besi Berdasarkan hasil uji kadar zat besi, terlihat
bahwa biskuit F2 memiliki kadar zat besi tertinggi dibandingkan dengan biskuit
F1. Hasil uji kadar zat besi dari kedua formula biskuit bayam adalah F1 17.1
Kandungan gizi bayam hijau pada biskuit F2 lebih besar dari F1.
Pengujian kadar zat besi dilakukan pula pada bahan dasar pembuatan biskuit
bayam , yaitu pada daun bayam hijau dan tepung terigu. Hasil uji kadar zat besi
pada daun bayam hijau adalah 27.8 mg/100gr, dan hasil uji kadar zat besi tepung
terigu adalah 3.78 mg/100gr. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa daun bayam
hijau memiliki kadar zat besi yang lebih tinggi dibandingkan tepung terigu. Hal
itu menggambarkan daun bayam hijau mensuplai lebih banyak zat besi dalam
pengaruh penambahan bayam sebagai sumber zat besi alami dalam pembuatan
meningkat pula kadar zat besinya. Selain itu, pada penelitian mengenai
penambahan zat besi pada egg roll dengan menggunakan imbangan 80% tepung
sorgum (Etika,2018).
Kandungan zat besi yang tersedia pada produk biskuit bayam adalah jenis
zat besi non heme. Zat besi non heme memiliki bioavailabilitas yang rendah,
sehingga memerlukan enhancer dan inhibitor yang ada dalam makanan tersebut,
5.3. Kadar HB Ibu Hamil Sebelum dan Sesudah Pemberian Biskuit Bayam
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa rata rata kadar Hb ibu hamil
yang anemia sebelum diberikan biskuit bayam sebesar 9,955 dan sesudah
diberikan biscuit bayam selama 14 hari berturut turut rata rata Hb ibu hamil yang
anemia menjadi 11,070 dengan arti bahwa terjadi peningkatan kadar Hb ibu
hamil yang anemia dengan rata rata peningkatan kadar Hb sebesar 1,115. Hasil
uji statistik paired T test diketahui nilai t sebesar -14,636 dengan Pvalue 0,000
<0,005 artinya biscuit bayam efektif meningkatkan kadar Hb ibu hamil yang
penyakit, mata kunangkunang, selain itu kelopak mata, bibir, dan kuku tampak
pucat. Penanggulangan ibu hamil dapat dilakukan dengan cara pemberian tablet
normal adalah kira-kira 15 gram setiap 100ml darah dan jumlah ini biasanya
disebut 100%, batas normal nilai Hb untuk seseorang sukar ditentukan karena
kadar hemoglobin bervariasi diantara setiap suku bangsa. Kebutuhan Fe (zat besi)
Kebutuhan ini terdiri dari 300mg diperlukan untuk janin, dan plasenta
Kurang lebih 200mg lebih untuk dieksresikan lewat usus, urin, dan kulit.
Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan menghasilkan sekitar 8-10mg zat besi.
Perhitungan makan 3 kali dengan 25000 kalori akan menghasilkan sekitar 20-
25mg zat besi setiap hari. Selama kehamilan dengan perhitungan 288 hari, ibu
hamil akan menghasilkan sebanyak 100mg sehingga kebutuhan zat besi masih
kurang untuk wanita hamil. Naibaho (2011) menambahkan, kebutuhan ibu hamil
akan Fe meningkat (untuk pembentukan plasenta dan sel darah merah) sebesar
200-300%.
Perkiraan besaran zat besi yang perlu ditimbun selama hamil ialah
1040mg. Dari jumlah ini, 200mg Fe tertahan oleh tubuh ketika melahirkan dan
untuk pembentukan plasenta, 450 mg untuk menambah jumlah darah merah, dan
200mg lenyap ketika melahirkan. Mekanisme konsumsi jus bayam merah campur
madu meningkatkan hemoglobin yaitu bayam merah dan madu yang mengandung
zat besi yang berfungsi membantu dalam melancarkan sirkulasi oksigen darah.
yang dapat melindungi tubuh dan otak dari racun dan populasi.
tubuh. Selain itu, adanya vitamin B12 dan asam folat, di mana keduanya
kehamilan adalah 20%, trimester II sebesar 70%, dan trimester III sebesar 70%.
Hal ini disebebkan karena pada trimester pertama kehamilan, zat besi yang
dibutuhkan sedikit karena terjadi menstruasi dan pertumbuhan janin masih lambat.
Menginjak trimester kedua hingga ketiga, volume darah dalam tubuh wanita akan
meningkat sampai 35%, ini ekuivalen dengan 450 mg zat besi untuk memproduksi
kehilangan darah. Sampai saat melahirkan, wanita hamil butuh zat besi sekitar 40
mg perhari atau dua kali lipat kebutuhan kondisi tidak hamil (Saribu, 2006).
Penyerapan besi dipengaruhi oleh banyak faktor. Protein hewani dan vitamin C
meningkatkan penyerapan. Kopi, teh, garam kalsium, magnesium, dan fitat dapat
dalam waktu bersamaan. Disamping itu, penting pula diingat, tambahan besi
kadar seng dalam serum. Sejalan dengan teori yang diungkapkan oleh Dalimartha
(2013) dikatakan Untuk pencegahan atau mengatasi anemia (turunnya kadar Hb)
rendah sampai pegunungan, selain itu bayam memiliki kandungan zat yang
banyak didalamnya. Dalam setiap 100 gram bayam terdapat zat besi sebanyak
7mg. untuk itu mengkonsumsi bayam sangat cocok untuk kehidupan sehari-hari
dan mencegah anemia (Dalimartha, 2013). Sejalan dengan teori bayam terkenal
dengan sayuran sumber zat besi, selain mengandung vitamin A, vitamin C, dan
mengandung karoternoid dan flavonoid yang merupakan zat aktif dengan khasiat
antioksidan.
Jenis karotenoid utama dalam bayam adalah beta karoten, sedangkan zat
aktif lainnya adalah klorofil. Jenis flavonoid yang terkandung didalam bayam
adalah lutein dan kuersetin merupakan antioksidan kuat yang mampu merangkap
radikal bebas superoksida dan menghambat oksidasi kolesterol LDL. Lebih lanjut
dikatakan bahwa ada dua jenis bayam, yaitu bayam hijau dan bayam
sedangkan bayam merah lebih banyak mengandung zat besi. Bayam dapat
penelitian ini untuk pengukuran kadar Hb pada ibu hamil yaitu pada hari pertama
bayam. Hasil yang didapatkan bahwa ibu yang mengkonsumsi biscuit bayam
merah terlihat adanya perubahan pada kadar hemoglobin ibu sebelum dilakukan
perlakuan dan setelah dilakukan perlakuan, dari perlakuan tersebut dari hasil yang
peningkatan kadar hb yang signifikan dimana terlihat dari nilai rata-rata dan beda
adanya faktor-faktor lain yang mempengaruhi kondisi ibu seperti faktor usia,
selain ibu mengkonsumsi biscuit bayam. Ibu juga mengkonsumsi makanan lain
yang mengandung tinggi zat besi yang tidak dapat dikontrol oleh peneliti. Seperti
dikemukan Wigati (2018) bahwa pemberian bayam yang dikombinasi dengan
jambu biji dapat menjadi alternatif bagi ibu hamil yang tidak mau
mengkonsumsi tablet suplemen besi karena efek samping seperti mual dapat
digantikan dengan terapi jus ini karena telah terbukti dapat meningkatkan
sel darah merah bagi ibu hamil. Kebutuhan zat besi penting sekali bagi ibu hamil
karena berfungsi untuk memenuhi masa sel darah merah janin, tali pusat dan
memerlukan tambahan zat besi untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan
membentuk sel darah merah janin dan plasenta. Makin sering seseorang wanita
mengalami kehamilan dan melahirkan akan makin banyak kehilangan zat besi dan
menjadi makin anemis. Kekurangan zat besi ini dapat disebabkan karena kurang
penggunaan, atau karena terlampau banyaknya besi keluar dari badan, misalnya
perdarahan.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
1. Hasil deskriptif uji organoleptik terhadap warna menunjukkan bahwa
2. Pada uji Friedman Test dengan taraf signifikan α=0,05 diperoleh hasil
yaitu tidak ada perbedaan yang bermakna pada hasil uji warna dan aroma
serta ada perbedaan yang bermakna pada hasil uji tekstur dan rasa pada
kedua formula, Berdasarkan hasil uji proksimat kadar zat besi , terlihat
6.2. Saran
produk dalam memenuhi kebutuhan Gizi ibu hamil serta dapat mengukur
hamil.
DAFTAR PUSTAKA
Rohimah I, Sudaryati E, Nasution E. 2013. Analisis Energi dan Protein serta Uji
Daya Terima Biskuit Tepung Labu Kuning dan Ikan Lele. J Gizi, Kesehat
reproduksi dan Epidemiol;2(6):1–9.
Sam, M. A. Et Al.(2018) „Formulasi Cupcake Dari Tepung Jagung (Zea Mays L)
Dengan Penambahan Bayam (Amarahantus Spp) Sebagai Sumber Zat Besi
Untuk Mengatasi Anemia‟, 3(2), Pp. 1208–1220.
Setiyowati W.,Nisa F. 2014. Formulasi Biskuit Tinggi Serat ( Kajian Proporsi
Bekatul Jagung: Tepung Terigu dan Penambahan Baking Powder).J Pangan
dan Agroindustri.
Stephanie,Y.2008. Reaksi Mailard Pada Produk Pangan.Penulisan Ilmiah.Institut
Pertanian Bogor.
Susiloningtyas I. Pemberian Zat Besi (Fe) dalam Kehamilan. 2015 [Internet].
Available from: https://media.neliti.com/media/publications/219937-
pemberian-zat-besi-fe-dalam-kehamilan.pdf
Ulfa MM. Hubungan Kadar Hemoglobin Maternal dengan Luaran Perinatal di RS
PKU Muhammadiyah Surakarta [Internet]. 2013. Available from:
http://eprints.ums.ac.id/22729/12/Naskah_Publikasi_Ilmiah.pdf
Wahyuni,R.2010.Pemanfaatan Kulit Buah Naga Super Merah ( Hylocereus
Costaricensis) sebagai Sumber antioksidan dan Pewarna Alami pada
Pembuatan Jelly. Jurnal Teknologi Pangan (2).
Winarno, F.G., Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama;
2002.
Yuliarti N.2009. Hidup Sehat dengan Sayuran. Yogyakarta: Cakrawala.