Anda di halaman 1dari 20

ANA SUSANTI, SHANTY NATALIA

Progra PENGARUH BAYAM HIJAU TERHADAP KENAIKAN KADAR


HAEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL DENGAN ANEMIA m Studi DIV Kebidanan,
Fakultas Keperawatan,IIK Strada Indonesia

Email : ana23101975@gmail.com , sayashantynatalia@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang: Pemerintah telah melakukan upaya perbaikan gizi masyarakat


secara salah satunya Anemia Gizi Besi (AGB). Namun sampai saat ini anemia gizi masih
merupakan masalah gizi utama yang diderita oleh ibu hamil dan wanita pada umumnya.
Tujuan: Anemia dalam kehamilan merupakan salah satu masalah nasional karena
mencerminkan nilai kesejahteraan social ekonomi masyarakat dan pengaruhnya sangat besar
terhadap kualitas sumber daya manusia. Metode: Hasil uji Non parametrik Man Whitney test
didapatkan ada pengaruh konsumsi ekstrak bayam hijau terhadap perubahan kadar
haemoglobin dengan p value 0.038 yang artinya pemberian ekstrak bayam hijam secara
signifikan mempengaruhi perubahan kadar haemoglobin. Hasil: Dari hasil survey awal
didapat hasil bahwa dari 10 orang ibu hamil yang dilakukan pemeriksaan kadar haemoglobin
didapatkan 6 diantaranya mengalami anemia Kesimpulan: Nilai rata-rata kadar haemoglobin
pada ibu hamil sebelum diberikan jus bayam hijau sebesar 9,03 gr/dl. Dan setelah diberikan
jus bayam hijau sebesar 10,26 gr/dl. Saran: Diharapkan dalam jangka panjang pemenuhan
kebutuhan zat besi pada ibu hamil tercukupi dengan baik.

Kata kunci : Anemia, Ibu hamil, hemoglobin


PENGARUH BAYAM HIJAU TERHADAP KENAIKAN KADAR HAEMOGLOBIN
PADA IBU HAMIL DENGAN ANEMIA ANA SUSANTI, SHANTY NATALIA

Program Studi DIV Kebidanan, Fakultas Keperawatan,IIK Strada Indonesia

Email : ana23101975@gmail.com , sayashantynatalia@gmail.com

ABSTRACT

Background: The government has made efforts to improve community nutrition, one of

which is Iron Nutritional Anemia (AGB). However, until now, nutritional anemia is still the

main nutritional problem suffered by pregnant women and women in general. Objective:

Anemia in pregnancy is one of the national problems because it reflects the value of the

socio-economic welfare of society and its very large influence on the quality of human

resources. Method: The results of the non-parametric Man Whitney test showed that there

was an effect of consumption of green spinach extract on changes in hemoglobin levels with

a p value of 0.038, which means that the administration of hijam spinach extract significantly

affected changes in hemoglobin levels. Results: From the preliminary survey results, it was

found that out of 10 pregnant women who were tested for hemoglobin levels, 6 of them had

anemia. Conclusion: The average value of hemoglobin levels in pregnant women before

being given green spinach juice was 9.03 gr / dl. And after being given green spinach juice of

10.26 gr / dl. Suggestion: It is expected that in the long term the fulfillment of iron needs in

pregnant women is fulfilled properly.

Key words: Anemia, pregnant women, hemoglobin


PENDAHULUAN

Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan
gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan,
menurunkan produktivitas kerja dan menurunkan daya tahan tubuh, yang berakibat
meningkatnya angka kesakitan dan kematian. Kecukupan gizi sangat diperlukan oleh
setiap individu, sejak janin yang masih di dalam kandungan, bayi, anak-anak, masa
remaja, dewasa sampai lanjut usia. Pemerintah telah melakukan upaya perbaikan gizi
masyarakat secara salah satunya Anemia Gizi Besi (AGB). Namun sampai saat ini
anemia gizi masih merupakan masalah gizi utama yang diderita oleh ibu hamil dan
wanita pada umumnya. Data dari Direktorat Kesehatan Keluarga menunjukkan bahwa
40% penyebab kematian adalah perdarahan dan diketahui bahwa anemia menjadi faktor
resiko terjadinya perdarahan tersebut.
Wanita hamil sangat rentan terjadi anemia defisiensi besi, karena pada kehamilan
kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga memicu peningkatan produksi eritropoietin.
Akibatnya, volume plasma bertambah dan sel darah merah (eritrosit) meningkat,
sehingga terjadi penurunan konsentrasi hemoglobin (Hb) akibat hemodilusi
(Cunninggham, 2013). Anemia dalam kehamilan adalah suatu kondisi ibu dengan kadar
nilai hemoglobin dibawah 11 gr/dl pada trimester satu dan tiga, atau kadar hemoglobin
kurang dari 10,5 gr/dl pada trimester kedua (Cunninggham, 2007).
Menurut World Health Organization (WHO) (2012), prevalensi anemia pada ibu
hamil mencapai 41,8% di dunia, dan Asia menduduki peringkat kedua di dunia setelah
Afrika dengan persentase prevalensi penderita anemia dalam kehamilan 48,2 %.
Berdasarkan Data Survei Kesehatan Nasional 2013, angka anemia pada ibu hamil
sebesar, 40,1% kondisi ini menunjukan bahwa anemia cukup tinggi di indonesia. Bila
diperkirakan dari tahun 2007-2013 prevelensi anemia masi tetap 40% maka akan terjadi
kematian ibu sebanyak 18 ribu per tahun yang disebabkan perdarahan setelah
melahirkan.
Anemia dalam kehamilan merupakan salah satu masalah nasional karena
mencerminkan nilai kesejahteraan social ekonomi masyarakat dan pengaruhnya sangat
besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil disebut “potensial
danger to mother and child” (potensial membahayakan ibu dan anak). Hal ini paling
sering terjadi disebabkan oleh defisensi zat besi sebanyak 62,3 %. Kekurangan zat besi
sejak sebelum kehamilan bila tidak di atasi dapat meningkatkan risiko kematian pada
saat melahirkan, melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah, janin dan ibu mudah
terkena infeksi, keguguran dan meningkatkan resiko bayi lahir premature (Kemenkes RI,
2015). Kebutuhan zat besi pada tubuh ibu hamil terus-menerus meningkat sesuai dengan
usia kehamilan. Zat besi adalah zat gizi penting untuk membentuk hemoglobin, yakni
protein dalam sel darah merah yang membawa oksigen ke seluruh jaringan dan organ
tubuh.
Selama masa kehamilan, jumlah darah dalam tubuh Ibu meningkat hingga 50%
lebih banyak dibandingkan dengan kondisi tubuh dalam keadaan normal, sehingga Ibu
memerlukan banyak zat besi yang membentuk haemoglobin untuk mengimbangi
kenaikan volume darah. Juga untuk memenuhi kebutuhan zat besi bagi perkembangan
janin dan plasenta. Oleh karena itulah anemia memerlukan perhatian serius dari semua
pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan (Manuaba, 2007).

KONSEP TEORI
Pencegahan dan pengobatan anemia dapat di tentukan dengan memperhatikan
faktor faktor penyebabnya, jika penyebabnya adalah masalah nutrisi, penilaian status gizi
di butuhkan untuk mengidentifikasi nutrisi yang berperan dalam kasus anemia. Anemia
gizi dapat di sebabkan oleh berbagai macam nutrisi penting pada pembentukan
haemoglobin. Cara mengatasi kekurangan zat besi pada tubuh dengan cara mengonsumsi
60-120 mg Fe perhari dan meningkatkan asupan makanan sumber Fe, diantaranya
daging, hati ikan, susu yoghurt, kacang-kacangan dan sayuran berwarna hijau. Dalam
memenuhi kebutuhan zat besi, seseorang biasanya mengkonsumsi suplemen. Studi
menunjukan bahwa suplemen Fe pada ibu hamil dapat menurunkan sebesar 73% insiden
anemia dalam kehamilan aterem dan 67% insiden anemia defisiensi besi pada kehamilan
aterm. Hal ini dapat dijelaskan bahwa dengan suplemen Fe dapat meningkatkanantara
jumlah retikolosit (RetHe), sel darah merah (RBC) dan hemoglobin. Akan tetapi,
suplemen memiliki beberapa efek samping, misalnya kegagalan hati. Menyatakan bahwa
zat besi yang terkandung dalam suplemen, jika dikonsumsi dengan dosis besar dan dalam
waktu yang lama dapat menyebabkan kerusakan pada lapisan usus, kelainan Ph badan,
shock, dan kegagalan hati (Fatimah 2011).
Kebijakan pemerintah dalam menangani anemia kehamilan adalah pemberian
tablet zat besi (Fe) dan asam folat. Ibu hamil dianjurkan untuk mengonsumsi 60 mg zat
besi dan 0.25 asam folat setara dengan 200 mg ferrosulfat selama masa kehamilan
minimal 90 tablet. Pemberian tablet sudah dimulai pada kehamilan trimester pertama
(Dinkes Riau, 2011). Pemberian zat besi untuk dosis pencegahan 1x1 tablet dan untuk
dosis pengobatan ( bila Hb kurang dari 11 gr/dl) adalah 3x1 tablet (Tarwoto, 2007).
Ibu hamil yang mengkonsumsi zat besi akan mengalami beberapa efek samping
seperti mual, muntah, konstipasi dan nyeri ulu hati. Berdasarkan hasil penelitian di desa
Sedimen karangasem ditemukan dari 50 orang ibu hamil mengkonsumsi tablet Fe, 32
orang ibu hamil tidak patuh dalam mengkonsumsi tablet Fe. Hal ini dikarenakan oleh
efek samping yang dirasakan ibu hamil ketika mengkonsumsi tablet Fe. Penelitian ini
sejalan dengan pendapat Hidayah dan Anasari (2012) Hal ini sesuai dengan pernyataan
bahwa suplemen zat oral besi dapat menyebabkan mual, muntah, nyeri ulu hati dan
konstipasi (Sivanganam, 2015).
Ditinjau dari kandungan gizinya, bayam merupakan jenis sayuran hijau yang
banyak manfaatnya bagi kesehatan dan pertumbuhan badan, terutama bagi anak-anak dan
para ibu yang sedang hamil. Bayam yang telah dimasak mengandung zat besi sebanyak
8,3 mg/100 gram. Menambahkan zat besi pada bayam berperan untuk pembentukan
hemoglobin.
Menurut Midelton (2007), bahwa bayam hijau memiliki manfaat baik bagi tubuh
karena merupakan suber kalsium, vitamin A, vitamin E dan vitamin C, serat, dan juga
betakaroten. Selain itu, bayam juga memiliki kandungan zat besi yang tinggi untuk
mencegah anemia. Kandungan mineral dalam bayam cukup tinggi, terutama Fe yang
dapat digunakan untuk mencegah kelelahan akibat anemia. Karena kandungan Fe dalam
bayam cukup tinggi, ditambah kandungan vitamin B terutama asam folat, zaman dahulu
bayam dikonsumsi oleh ibu hamil dan melahirkan.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rohmatika et al (2016) yang dilakukan pada
34 responden yang terdiri dari kelompok I (ekstrak bayam hijau) dan kelompok II (tablet
Fe) selama 7 hari. Selama suplementasi rata-rata perubahan kadar hemoglobin pada ibu
hamil kelompok I sebesar 0,541 gr/dl dan pada kelompok II sebesar 0,22 gr/dl. Hasil uji
Non parametrik Man Whitney test didapatkan ada pengaruh konsumsi ekstrak bayam
hijau terhadap perubahan kadar haemoglobin dengan p value 0.038 yang artinya
pemberian ekstrak bayam hijam secara signifikan mempengaruhi perubahan kadar
haemoglobin.
Berdasarkan data yang diperoleh dari laporan tahun Puskesmas Kecamatan Pasar
Minggu Jakarta Selatan tahun 2017 terdapat 529 ibu hamil dengan anemia di wilayah
kerja Puskesmas Pasar Minggu. Dari hasil survey awal didapat hasil bahwa dari 10 orang
ibu hamil yang dilakukan pemeriksaan kadar haemoglobin didapatkan 6 diantaranya
mengalami anemia dan berdasarkan hasil wawancara didapat hasil bahwa ,ibu hamil
belum pernah mengetahui serta mengonsumsi bayam sebagai alternatif pengganti zat
besi, maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh pemberian jus
bayam hijau terhadap peningkatan kadar hemoglobin ibu hamil di Wilayah Kerja
Puskesmas Pasar Minggu Jakarta Selatan”.
Ditambah berdasarkan hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sinurat
(2010) bahwa dari 80 ibu hamil didapatkan 26 orang orang ibu mengalami anemia
dengan kelompok usia kehamilan trimester I sebanyak 1 orang (5%), trimester II
sebanyak 4 orang (20,0%), dan trimester III sebanyak 21 orang (52,5%).
Hasil data di Provinsi Riau memiliki jumlah ibu hamil dengan anemia sebesar
47,8% pada tahun 2011 (Dinkes Riau, 2011). Berdasarkan laporan Dinkes Kota
Pekanbaru (2012) jumlah ibu hamil yang menderita anemia ringan-sedang di Kota
Pekanbaru pada tahun 2011 sebanyak 1105 orang dan pada tahun 2012 sebanyak 703
orang. Lokasi terbanyak ditemukan pada Kecamatan Sail dengan jumlah 216 orang pada
tahun 2012.
Sampel pada penelitian di Puskesmas Sail Pekanbaru menunjukkan bahwa
mayoritas responden dalam penelitian adalah usia 20-35 tahun yaitu sebanyak 23 orang
(76,7%) dengan usia kehamilan terbanyak adalah trimester 3 yaitu 17 orang (56,7%).
Menurut gravida, responden terbanyak adalah multigravida yaitu 19 orang (63,3%), dan
pendidikan terbanyak adalah berpendidikan SMA yaitu 13 orang (43,3%).
Kadar Hb sebelum, 1 minggu sesudah dan 2 minggu sesudah pemberian jus
bayam merah di Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar pada tanggal 31
Oktober 2013-13 Nopember 2013. Ibu Hamil Trimester II yang diberi jus bayam merah
kadar Hbnya meningkat rata-rata 0,93 gr% gram dalam 2 minggu. Nilai rata-rata (mean)
kadar HB sebelum perlakuan yaitu 11,210gr% , nilai rata-rata kadar HB sesudah
perlakuan pada minggu I yaitu 11,850gr% dan nilai rata-rata (mean) sesudah perlakuan
minggu II yaitu 12,140gr%.
Berdasrkan pengambilam data survey awal di Puskesmas Balowerti. Jumlah ibu
hamil trimester I yaitu 34 (33,3%) ibu hamil dengan anemia 5 orang , jumlah ibu hamil
trimestr II yaitu 30 (29,4%) ibu hamil dengan anemia 7 orang, dan jumlah ibu hamil
trimester III yaitu 38 ibu hamil dengan anemia 7 orang. Dari di atas dapat di
Interprestasikan bahwa data tersebut terdapat 19 (18,6%) ibu hamil dengan kadar Hb di
bawah 11 gr% sebesar 83(81,3%) ibu hamil. Hal ini menunjukkan bahwa masih adanya
angka kejadian anemia pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Balowerti.
ibu hamil dengan anemia di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kecamatan
Pontianak Selatan Hasil uji 7 statistik dengan menggunakan uji t berpasangan
menyatakan bahwa terapi kombinasi jus bayamjeruk sunkis-madu efektif terhadap
peningkatan kadar hemoglobin pada ibu hamil dengan anemia dengan p (0.018) < α
(0.05).
HASIL PENELITIAN Tabel .1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Umur, Paritas,
Pendidikan Dan Pekerjaan Ibu Hamil TM II Dengan Anemia Di Wilayah Kerja
Puskesmas Pasar Minggu Jakarta Selatan Tahun
Karakteristik Frekuensi Persentase ( % )

Umur
< 20 tahun 1 7,7
20-35 tahun 5 38,5

>35 tahun 7 53,8

Jumlah 13 100

Paritas
Primigravida 3 23,1
Multigravida 10 76,9

Jumlah 13 100

Pendidikan
Menegah (SMP, SMA) 11 84,6
Perguruan tinggi 2 15,4

Jumlah 13 100

Pekerjaan
Bekerja 9 69,2
Tidak bekerja 4 30,8
Jumlah 13 100

Berdasarkan tabel 1 didapat hasil bahwa responden yang berumur >35 tahun sebesar 58,8%
dan sebagian besar (76,9%) responden dengan multigravida. Dan 84,6% berpendidikan
menengah, serta sebagian besar responden memiliki pekerjaan (69,2%).
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Kadar Haemoglobin Sebelum Dan Sesudah Pemberian jus
Bayam Hijau Pada Ibu Hamil Anemia TM II Di Wilayah Kerja Puskesmas Pasar
Minggu Jakarta Selatan Tahun 2018
Perlakuan Mean SD Median Variance Min Maks N
Sebelum 81587 8.9000 0.666 7,80 10.60 13
9.0308
perlakuan
Sesudah 85200 10.0000 0,726 9,00 11.50
10.2615
perlakuan

Berdasarkan tabel 2 didapat hasil bahwa rata-rata kadar haemoglobin responden sebelum
pemberian jus bayam hijau adalah 9,0308 dengan Std. Deviasi 0.81587 dan skor minimal
kadar haemoglobin terendah adalah 7,80 dan yang tertinggi adalah 10,60. Dan setelah
pemberian jus bayam hijau adalah 10,2615 dengan Std. Deviasi 0,85200 dan skor nilai
terendah adalah 9,00 dan yang tertinggi adalah 11,50.

Tabel 3 Uji Normalitas Kadar Haemoglobin Ibu Hamil Anemia TM II Sebelum Dan
Sesudah Konsumsi Jus Bayam Hijau Di Wilayah Kerja Puskesmas Pasar Minggu
Jakarta Selatan (N=13)

Variabel N P value
Sebelum 0.835
Sesudah 13 0.441

Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa hasil uji normalitas dengan menggunakan
shapiro wilk hasil sebelum dilakukan perlakuan selama 7 hari nilai signifikansi lebih besar
dari alpha, nilai (0,835>0,05) dan sesudah perlakuan nilai signifikansi (0,441>0,05) maka Ho
diterima, yang artinya kadar haemoglobin sebelum dan sesudah perlakuan berdistribusi
normal sehingga menggunakan uji paired sample t-test.

Tabel 4 Perbedaan Kadar Haemoglobin Ibu Hamil Anemia Antara Sebelum Dengan
Setelah Pemberian Jus Bayam Hijau Di Wilayah Kerja Puskesmas Pasar Minggu
Jakarta Selatan

Tahun 2018

Standart Standart
Perlakuan N Mean P value
deviansi error 0.81587
Sebelum 9.0308
13 0,000
Sesudah 10.2615
0.22628
0.85200 0.23630

Berdasarkan tabel 3 didapat hasil bahwa sebelum pemberian jus bayam hijau adalah 9.0308
dengan Std. Deviasi 0.81587 dan Std. Error 0,22628. Sedangkan sesudah pemberian jus
bayam hijau adalah 10,2615 dengan Std. Deviasi 0,85200 dan Std. Error 0,23630. Terlihat
perbedaan nilai mean antara sebelum dan setelah adalah 1,23077 dengan standar deviasi
0,47150.
Hasil uji statistik dengan uji paired sample t test didapatkan nilai 0,000 yang artinya < 0,05
makahal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh pemberian jus bayam hijau terhadap
perubahan kadarhaemoglobin ibu hamil anemia.

PEMBAHASAN
Karakteristik Responden sebagian besar responden (53,8%) berumur >35 tahun, hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian Amanah et al (2012) yang menyatakan bahwa 181
ibu, hamil berada pada usia yang tidak aman sebesar 45,4 % dari 399 ibu.
Pada penelitian ini sebagian besar (76,9%) ibu hamil dengan multigravida, Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian Merida (2014) dimana dari 30 ibu hamil didapatkan
19 (63.3 %) adalah multigravida.Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Nasyidah
(2011) dimana ibu hamil dengan anemia paling sering terdapat pada kelompok multigravida
yaitu sebesar 52.6 % kemudian diikuti kelompok primigravida sebesar 44.9 %, dan kelompok
grandemultigravida hanya 2.6 %. Seorang ibu yang sering hamil memiliki resiko mengalami
anemia apabila tidak memperhatikan kebutuhan nutrisi.
Kemudian hasil penelitian didapat mayoritas (84,6%) berpendidikan menengah, hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian Sulastri (2013),yang mengungkapkan bahwa ada
hubungan yang sangat signifikan antara pendidikan ibu dengan kejadian anemia pada ibu
hamil).
Rendahnya pendidikan ibu mempengaruhi penerimaan informasi sehingga
pengetahuan tantang zat besi (Fe) menjadi terbatas. Menurut peneliti, semakin tinggi tingkat
pendidikan seseorang, semakin mudah menerima informasi sehingga semakin banyak pula
pengetahuan yang dimiliki baik dalam pencegahan anemia kehamilan, pemenuhan kebutuhan
gizi ibu hamil, dan pemanfaatan pelayanan kesehatan yang ada. Sebaliknya pendidikan yang
rendah akan menghambat perkembangan sikap seseorang dalam penerimaan informasi, hal
tersebut menyebabkan ibu tidak mengetahui tentang kebutuhan zat besi ibu hamil dan tidak
memanfaatkan pelayanan kesehatan yang tersedia. Menurut peneliti, semakin tinggi tingkat
pendidikan seseorang,semakin mudah menerima informasi sehingga semakin banyak pula
pengetahuan baik dalam pencegahan anemia kehamilan, pemenuhan kebutuhan gizi ibu
hamil, dan pemanfaatan pelayanan kesehatan yang ada.
Serta ibu hamil sebagian besar memiliki pekerjaan (69,2%), ibu hamil yang bekerja
lebih banyak melakukan aktivitas. Menurut Guyton (2008) aktivitas yang berat seperti
seorang atlet dapat mempengaruhi kadar haemoglobin, hal ini diakibatkan saat olahraga
kebutuhan metabolik sel-sel otak meningkat, oksigen yang cukup sedangkan sendiri dibawa
oleh haemoglobin. Jika aktifitas yang dikerjakan berat maka pembentukan haemoglobin juga
harus memadai dengan konsumsi makanan yang mengandung Fe dan protein yang cukup.

Analisis Sebelum dan Sesudah pemberian Jus Bayam Hijau


Berdasarkan penelitian ini didapat hasil bahwa rata-rata kadar haemoglobin responden
sebelum pemberian jus bayam hijau adalah 9.0308 dengan Std. Deviasi 0.81587, sedangkan
sesudah pemberian jus bayam hijau adalah 10,2615 dengan Std. Deviasi 0,85200. Terlihat
nilai mean perbedaan antara sebelum dan setelah pemberian jus bayam hijau adalah 1,23077
dengan standar deviasi 0,47150. Hasil uji statistik dengan uji paired sample t test didapatkan
nilai 0,000 yang artinya < 0,05 maka hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh pemberian jus
bayam hijau terhadap perubahan kadar haemoglobin ibu hamil anemia.

Instrumen Penelitian
Jenis penelitian yamg digunakan adalah penelitian quasi experimental dengan one
group pretest posttest design. Penelitian ini tidak menggunakan kelas pembanding namun
sudah menggunakan tes awal sehingga besarnya efek atau pengaruh penggunaan mind
mapping dapat diketahui secara pasti.

Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rohmatika et al
(2015) di Puskemas Gambirsari Surakarta selama 7 hari yang menunjukkan hasil adanyan
peningkatan kadar Hb yang signifikan setelah konsumsi ekstrak bayam hijau dengan uji
statistik nilai signifikansi lebih kecil dari alpa p 0,000 (p<0,05).
Selama massa kehamilan ibu dianjurkan untuk mengonsumsi tablet fe yang
mengandung 60 mg zat besi setiap harinya (Dinkes Riau, 2011), disamping itu bayam hijau
juga mengandung zat besi besi sebesar 3,9 mg/100 gr bayam (Marlina, 2016). Oleh karena
itu, untuk menyetarakan kandungan zat besi yang ada pada tablet fe sebanyak 60 mg/hari, ibu
hamil dapat mengonsumsi sekitar 1,5 kg bayam dengan jus bayam setiap hari dalam jangka
waktu selama 7 hari secara rutin.
Menurut Bobak (2004) dalam Nuraysih (2015) Besi adalah salah satu nutrien yang
tidak dapat diperoleh dalam jumlah yang adekuat dari makanan yang dikonsumsi selama
hamil. Kerena merupakan zat yang sulit diserap oleh tubuh maka dibutuhkan vitamin C agar
zat besi dapat diserap secara maksimal. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Zulaekah
(2007) yang menyatakan bahwa pemberian suplemen zat besi dan vitamin C lebih efektif
meningkatkan kadar hemoglobin dan jumlah sel darah merah dibandingkan pemberian zat
besi saja atau vitamin C saja. Salah satu buah yang memiliki vitamin C dan senyawa
bermanfaat untuk kesehatan adalah jeruk. Selain mengandung banyak vitamin C jeruk juga
merupakan buah yang enak untuk di konsumsi. Menurut Suranto (2004) Madu merupakan
obat dari segala jenis penyakit. Salah satu pemanfaatan madu adalah dengan menambahkan
atau mencampurkan herbal yang memiliki khasiat tertentu bagi kesehatan. Salah satunya
untuk ibu hamil dapat mencegah mual dan kandungannya yang baik untuk kehamilan.

Pendapat Peneliti
Jadi menurut peneliti dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa konsumsi jus
bayam hijau berpengaruh terhadap peningkatan kadar haemoglobin ibu hamil. Dengan
demikian minuman jus bayam hijau dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif pengobatan
secara nonfarmakologi untuk meningkatkan kadar haaemoglobin ibu hamil yang mengalami
anemia seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa bayam memiliki kandungan yang
bermanfaat sebagai pengobatan anemia, sehingga anemia yang dialami ibu hamil dapat
berkurang dengan mengonsumsi jus bayam hijau. Hal ini menunjukan bahwa konsumsi jus
bayam hijau secara teratur berpengaruh terhadap peningkatan kadar haemoglobin ibu hamil
yang mengalami anemia di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta
Selatan.
Menurut pendapat peneliti gizi ibu hamil sangatlah penting bagi berlangsungnya
kesehatan ibu dan janin. Jadi pemenuhan gizi harus diperhatikan sejak awal kehamilan.
PENUTUP

Kesimpulan
Nilai rata-rata kadar haemoglobin pada ibu hamil sebelum diberikan jus bayam hijau
sebesar 9,03 gr/dl. Dan setelah diberikan jus bayam hijau sebesar 10,26 gr/dl. Ada
pengaruh pemberian jus bayam hijau terhadap peningkatan kadar hemoglobin ibu hamil.
Untuk kedepannya peneliti menyarankan agar lebih mengembangkan pengetahuan
mengenai kesehatan dan cara- cara menjaga kesehatan pada ibu hamil, hidup sehat
adalah membangun negeri sendiri. Memberikan pengertian mengenai cara yang baik
menjalani hidup sehat dan baik selektif pada gizi ibu hamil.

Saran
Diharapkan waktu intervensi lebih lama agar didapatkan hasil yang lebih signifikan,
faktor-faktor lain yang mempengaruhi seperti asupan zat besi dan penyakit anemia.
Dilakukan pengontrolan terhadap zat yang menghambat zat absopsi dalam zat besi. Serta
diharapkan dalam jangka panjang pemenuhan kebutuhan zat besi pada ibu hamil
tercukupi dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Al Khusmah, Wilda. 2018. Pengaruh Konsumsi Jus Bayam Merah Terhadap


Peningkatan Kadar Hb Pada Ibu Hamil Di Kecamatan Tawangmangu. Yogyakarta : Publis
Jurnal Kesehatan Masyarakat
Astuti, Endah Widhi Sugit. 2015. Pengaruh Konsumsi Jus Bayam Merah Terhadap
Peningkatan Kadar Hb Pada Ibu Hamil Di Kecamatan Tawangmangu. Surakarta :
Publis Jurnal Kesehatan Masyarakat
Kundaryanti, Rini. 2018. Pengaruh Pemberian Jus Bayam Hijau Terhadap Peningkatan
Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil Anemia Di Wilayah Kerja Puskesmas Pasar
Minggu. Jakarta Selatan : Publis Jurnal Kesehatan Masyarakat
Manggiasih, Vidia Atika. 2019. Pengaruh Sayur Bayam Terhadap Kejadian Anemia Pada
Ibu Hamil di Klinik Fatimah Medika Terung Kulon Krian. Sidoarjo : Publis Jurnal
Kesehatan Masyarakat
Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru. 2012. Data Statistik Resiko Tinggi Ibu Hamil. Pekanbaru :
Dinkes Kota Pekanbaru
Efendi, Ferry. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktek dalam
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran. 1983. Obstetri Fisiologis. Bandung: Elemen
Syafrudin, SKM, M.Kes. (2009). Kebidanan Komunitas. Jakarta: EGC
Yusnaini. 2013. Pengaruh Konsumsi Jambu Biji Terhadap Perubahan Kadar Hemoglobin
Pada Ibu Hamil (diakses tanggal 17 September 2020)
Merida, Novie. 2020. Efektifitas Terapi Kombinasi Jus Bayam Dan Tomat Terhadap
Peningkatan Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil Dengan Anemia. Diunduh dari
https://media.neliti.com/media/publications/189038-ID-efektifitas-terapi-kombinasijus-
bayam-d.pdf
Astuti, Endah Widhi. 2015. Pengaruh Konsumsi Jus Bayam Merah Terhadap Peningkatan
Kadar Hb Pada Ibu Hamil di Kecamatan Tawangmangu. Diunduh dari
http://ojs.akbidylpp.ac.id/index.php/Prada/article/view/119
Wigati, Putri Wahyu. 2018. Pengaruh Pemberian Kombinasi Jus Bayam dan Jambu Biji
terhadap Kadar Hemoglobin pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Balowerti.
Diunduh dari https://www.neliti.com/id/publications/268135/pengaruh-
pemberiankombinasi-jus-bayam-dan-jambu-biji-terhadap-kadar-hemoglobin
Nuraysih. 2015. Efektivitas Terapi Kombinasi Jus Bayam-Jeruk Sunkis-Madu Terhadap
Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil dengan Anemia di Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Kecamatan Pontianak Selatan. Diunduh dari
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmkeperawatanFK/article/view/11009
Kundaryanti, Rini. 2018. Pengaruh Pemberian Jus Bayam Hijau Terhadap Peningkatan
Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil Anemia di Wilayah Kerja Puskesmas Pasar
Minggu Jakarta Selatan. Diunduh dari http://journal.unas.ac.id/health

LAMPIRAN
1) Inform consent

Lembar Penjelasan Penelitian


Nama Peneliti : Ana Susanti
NIM : 1941A1340
Alamat : Desa Wonokupang, RT.08 / RW.04, Kecamatan
Balongbendo
Kabupaten Sidoarjo
Judul Penelitian : Pengaruh Pemberian Bayam Hijau Terhadap Kenaikan
Haemoglobin
Ibu Hamil dengan Anemia

Peneliti adalah mahasiswa Program Studi DIV Kebidanan IIK Strada Indonesia.
Saudara telah diminta ikut berpartisipasi dalam penelitian ini. Responden dalam penelitian ini
adalah secara sukarela. Peneliti sepenuhnya akan menjaga kerahasiaan identitas saudara dan
tidak dipublikasikan dalam bentuk apapun. Jika ada yang belum jelas, saudara boleh bertanya
pada peneliti. Jika saudara sudah memahami penjelasan ini dan bersedia berpartisipasi dalam
penelitian ini, silahkan saudara menandatangani lembar persetujuan yang akan dilampirkan.

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN


Kepada
Yth. Seluruh Calon Responden ditempat

Responden yang saya hormati, saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Ana Susanti
NIM : 1941A1340]
prodi : DIV Kebidanan Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Institut
Ilmu Kesehatan (IIK) Strada Indonesia
akan mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Bayam Hijau Terhadap Kenaikan
Kadar Haemoglobin pada Ibu Hamil dengan Anemia”. Penelitian ini bertujuan untuk
mnegetahui bahwa anemia dalam kehamilan merupakan salah satu masalah nasional karena
mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan pengaruhnya sangat besar
terhadap kualitas sumber daya manusia. Mengetahui bagaimana penelitian ini tidak akan
menimbulkan akibat yang merugkan bagi siapapun. Kerahasiaan seluruh informasi yang
didapatkan akan dijaga dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Tidak ada
paksaan dalam keikutsertaan menjadi responden penelitian.
Untuk itu saya mohon kesediaan bapak/ibu sebagai responden dalam penelitian ini,
jika bapak/ibu bersedia menjadi responden saya mohon bapak/ibu menandatangani lembar
persetujuan dan menjawab pertanyaan pada lembar identitas responden yang telah disediakan,
serta menjawab pertanyaan berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti.
Atas perhatian dan partisipasi bapak/ibu, saya ucapkan terima kasih.

Peneliti,

Ana Susanti

PERNYATAAN BERSEDIA MENJADI RESPONDEN


Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bersedia turut berpartisipasi
sebagai responden dalam penelitian Mahasiswa DIV Kebidanan Fakultas Keperawatan dan
Kebidanan Institut Ilmu Kesehatan (IIK) Strada Indonesia yang diberi judul “Pengaruh
Bayam Hijau Terhadap Kenaikan Kadar Haemoglobin pada Ibu Hamil dengan Anemia”.
Tandatangan saya menunjukan saya telah berpartisipasi dan menyetujui penelitian ini.
Tandatangan :
Tanggal/bulan/tahun :
No. Informan (diisi peneliti :

CURRICULUM VITAE

Nama : Ana Susanti


Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/ Tanggal Lahir : Tulungagung/ 23 Oktober 1975

Kewarganegaraan : Indonesia

Keturunan : WNI

Agama : Islam

Hobi : Traveller, Masak


Alamat Rumah : Desa Wonokupang, RT.08/RW.04, Kecamatan
Balongbendo

Kabupaten Sidoarjo
Provinsi : Jawa Timur

No. Telepon : 08123139894

Alamat Email : ana23101975@gmail.com

Pendidikan Formal
No Sekolah / Universitas Periode
1 SDN Pakel 2 1987
2 SMPN Bandung 1991
3 SPK Depkes Sidoarjo 1995
4 PPB Depkes Sidoarjo 1996
5 Akbid Poltekes Mojopahit 2007
6 Sarjana Psikologi 2001

Pengalaman Organisasi
No Organisasi Periode
1 IBI cabang seksi pendidikan dan pelatihan 2008-2013
2 IBI cabang seksi pendidikan dan pelatihan 2014-2018
3 Ranting bendahara 2013-2018
4 Asosiasi klinik PKFI sebagai humas 2017-2022
5 Penakib Jatim Fatayat NU bendahara kecamatan 2011-2015

WAWANCARA

Anda mungkin juga menyukai