PROPOSAL
Oleh :
195401426468
UNIVERSITAS NASIONAL
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KEBIDANAN
PROGRAM SARJANA TERAPAN
JAKARTA
2020
PENGARUH KONSUMSI SAYUR DAUN BAYAM HIJAU
TERHADAP PENINGKATAN KADAR HEMOGLOBIN (HB)
PADA IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS CISEMPUR
PROPOSAL
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan Pendidikan di
Program Studi Kebidanan – Program Sarjana Terapan
Fakultas Ilmu Kesehatan – Universitas Nasional
Jakarta
Oleh :
WINA NUR FATIMAH
195401426468
UNIVERSITAS NASIONAL
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KEBIDANAN
PROGRAM SARJANA TERAPAN
JAKARTA
2020
BAB I
PENDAHULUAN
penurunan jumlah sel darah merah yang dibutuhkan untuk mensuplai makanan
bagi kebutuhan ibu dan janin. Nilai ambang batas yang digunakan untuk
menentukan status anemia ibu hamil, didasarkan pada kriteria WHO ditetapkan
dalam 3 kategori, yaitu normal (> 11 gr/dl), anemia ringan (8-11 gr/dl), dan
Anemia pada ibu hamil menjadi masalah di dunia, karena anemia pada ibu
hamil sangat erat kaitannya dengan dampak pada ibu dan bayi termasuk resiko
keguguran, lahir mati, rematuritas, berat bayi lahir rendah World Health
termasuk indonesia melaporkan angka prevalansi anemia pada wanita hamil tetap
tinggi meskipun bervariasi. Prevalensi pada kehamilan di negara maju yaitu rata-
rata 18%, sedangkan prevalensi rata-rata anemia pada wanita hamil di negara
didunia diperkirakan 30% dari populasi dunia dan sekitar 500 juta orang diyakini
menderita anemia. WHO (2012) melaporkan bahwa prevalensi anemia pada ibu
hamil di dunia berkisar rata-rata 41,8%. Hasil riskesdas pada tahun 2013,
medik meliputi anemia pada ibu hamil 40%. Kekurangan energi kronis 37%, serta
ibu hamil dengan konsumsi energi dibawah kebutuhan minimal 44,2%. (Depkes
RI, 2018). Di indonesia diperkirakan setiap harinya terjadi 41 kasus anemia, dan
dalam kehamilan cenderung muncul pada kehamilan trimester I dan III (Yuliatin,
2018)
Pada Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat tercatat angka kematian ibu
kematian ibu pada fase kehamilan, persalinan dan nifas di antara 100.000
kelahiran hidup dalam satu wilayah kurun waktu tertentu. Jumlah kematian ibu
kasus atau 74,19 per 100.000 KH, menurun 16 kasus dibandingkan tahun 2018
angka kematian ibu (AKI) pada tahun 2019 yaitu sebanyak 13 kasus. Berdasarkan
dalam kehamilan (HDK), Perdarahan, Infeksi dan penyebab lainnya. Anemia pada
meyebabkan terjadinya perdarahan dan salah satu penyebab dari kematian ibu.
Penyebab anemia pada kehamilan adalah kekurangan zat besi, folat, dan
vitamin B12. Kebutuhan harian zat besi dan asam folat saat hamil meningkat
secara drastis (dua kali lipat) dari sebelum hamil. Anemia defesiensi besi pada ibu
hamil disebabkan oleh bertambahnya volume plasma darah ibu tanpa diimbangi
2013). Anemia dalam kehamilan yang paling sering terjadi disbabkan oleh
defisiensi zat besi sebanyak 62,3%, serta mempunyai pengaruh yang dapat
menyebabkan keguguran, partus prematus, inersia uteri, partus lama, atonia uteri
pemerintah dalam upaya pencegehan dengan pemberian tablet Fe pada ibu hamil.
Menurut permenkes RI nomor 88 tentang standar tablet tambah darah bagi wanita
usia subur dan ibu hamil mengatakan bahwa tablet Fe pada ibu hamil diberikan
setiap hari selama masa kehamilannya atau minimal 90 (sembilan puluh) tablet
Ibu hamil yang mengkonsumsi zat besi akan mengalami beberapa efek
samping seperti mual, muntah, konstipasi dan nyeri ulu hati. Berdasarkan
90 orang ibu hamil mengkonsumsi tablet Fe, 58 orang ibu hamil tidak patuh
dalam mengkonsumsi tablet Fe. Hal ini dikarenakan oleh efek samping
yang dirasakan ibu hamil ketika mengkonsumsi tablet Fe. Salah satu
mengkonsumsi sayuran yang berwarna hijau salah satunya bayam. Zat besi
yang terkandung didalam bayam sangat tinggi sebesar 3,9 mg / 100 gram
(2016).
Menurut Abdul Qolik (2014), Bayam adalah tumbuhan yang biasa ditanam
untuk dikonsumsi daunnya sebagai sayuran hijau. Tumbuhan yang berasal dari
amerika tropik namun sekarang sudah tersebar ke seluruh dunia ini relatif
proses fotosintesis C4, yang mampu mengikat gas CO2 secara efesien. Tumbuhan
ini dikenal sebagai sayuran sumber ber zat besi. Mengonsumsi sayuran daun
bayam dapat meningkatkan kadar hemoglobin pada ibu hamil yang dikonsumsi
teratur. Ibu hamil dengan anemia dapat juga ditangani dengan mengonsumsi
sayuran daun bayam karena sayur bayam banyak mengandung zat besi.
Bayam yang telah dimasak mengandung zat besi sebanyak 8,3mg/100 gram
menggantung senyawa yang diperlukan dalam sintesis hemoglobin seperti zat besi
dan vitamin B komplek. Bayam kaya akan garam mineral seperti kalsium, fosfor,
dan besi. Bayam juga mengandung beberapa macam vitamin, seperti vitamin A,
B, dan C .
ibu hamil dengan anemia di wilayah kerja puskesmas cisempur. Dan dari hasil
survey awal pada Penapisan ibu hamil di Desa Cintamulya wilayah kerja
Puskesmas Cisempur pada bulan September 2020, didapatkan hasil pemeriksaan
pada ibu hamil dengan anemia sebanyak 5 orang dari 20 orang (25%).
Berdasarkan dari hasil wawancara dengan ibu hamil yang anemia, didapatkan
hasil dari beberapa ibu hamil belum mengetahui bahwa dengan mengkonsumsi
bayam sebagai alternatif pengganti Fe (zat besi). Sehubungan dengan hal tersebut
penulis tertarik untuk meneliti pengaruh konsumsi sayur daun bayam hijau
terhadap peningkatan kadar hemoglobin (Hb) pada ibu hamil dengan anemia di
konsumsi sayur daun bayam hijau terhadap peningkatan kadar hemoglobin (Hb)
1.3. Tujuan
Puskesmas Cisempur.
Secara praktik manfaat penelitian ini adalah sebagai bahan informasi dan
Sebagai bahan bacaan dan referensi serta untuk dapat dijadikan acuan
mulai dari ovulasi sampai partus kira-kira 280 hari (40 minggu), dan tidak lebih
dari 300 hari (43 minggu). Kehamilan 40 minggu ini disebut matur (cukup bulan).
janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)
dihitung dari hari pertama haid terakhir. Untuk menghitung lamanya kehamilan,
tentunya ibu harus tahu kapan kehamilan itu dimulai. Penting untuk dicatat
tanggal hari pertama haid terakhir ibu guna menentukan usia kehamilan dan
mempengaruhinya yang dapat berupa faktor fisik, faktor psikologis dan faktor
adalah kira-kira 280 hari (40 minggu), dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu).
(Miftahul, 2019)
2. Fisiologis Kehamilan
a. Fertilisasi
Ovum
2) Dikeluarkan oleh ovarium saat fase ovulasi, satu kali setiap siklus haid
ovarium
yang harus bisa ditembus oleh sperma untuk dapat terjadi suatu
kehamilan
Sperma
spermatogenesis
2) Jumlahnya akan berkurang, tetapi tidak akan habis seperti pada ovum dan
4) Terdapat 100 juta sperma setiap militer air mani yang di hasilkan, rata-
agak gepeng berisi inti (nukleus), diliputi lagi oleh alkrosom dan
Ekor: panjang kurang lebih 10 kali bagian kepala dan dapat bergetar
Fertlasi
Proses kehamilan dimulai dari fertilasi yaitu bertemunya sel telur dan sel
sperma. Tempat bertemunya ovum dan sperma paling sering adalah di daerah
ampula tuba. Sebelumnya keduanya bertemu, maka akan terjadi tiga fase
Fertilasi terjadi di ampula tuba, hanya satu sperma yang telah mengalami
ovum. Setelah itu zona pellusida mengalami perubahan sehingga tidak dapat
b. Konsepsi
masuk kedalam desidua, menyebabkan luka kecil yang kemudian sembuh dan
pada dinding depan atau belakang rahim (korpus) dekat fundus uteri.
rahim ibunya selama kurang lebih sembilan bulan lamanya. Setiap bulan janin
asupan gizi untuk mencukupi kebutuhan dua orang (sang ibu dan
janinbayinya), yaitu antara lain seperti energi, protein, mineral, kalsium, air,
Faktor Ibu
3) Penyulit Kehamilan
3) infeksi intrauterine
Faktor Plasenta
dengan baik dalam rahim. Karena itu plasenta sangat penting artinya untuk
a. Sistem Reproduksi
1) Uterus
(Saifuddin, 2014).
2) Serviks
(Saifuddin, 2014).
3) Ovarium
pada kulit dan otot–otot diperineum dan vulva, sehingga pada vagina
5) Kulit
6) Payudara
(Manuaba, 2010).
b. Perubahan Metabolik
bertambah 12,5 kg. Pada trimester ke-2 dan ke-3 pada perempuan dengan
gizi baik dianjurkan menambah berat badan perminggu sebesar 0,4 kg,
kg (Saifuddin, 2014).
membesar pula, mamae dan alat lain yang yang berfungsi berlebihan
Seiring dengan makin besarnya uterus, lambug dan usus akan tergeser,
demikian juga dengan yang lainnya seperti apendiks yang akan bergeser
e. Traktus Urinarius
berkemih. Keadaan ini akan hilang dengan makin tuanya kehamilan bila
uterus dengan rongga panggul. Pada akhir kehamilan jika kepala janin
sudah mulai turun ke pintu atas panggul, keluhan itu akan timbul kembali
(Saifuddin, 2014).
f. Sistem Endokrin
Akan tetapi, kelenjar ini tidak begitu mempunyai arti penting dalam
konsentrasinya pada plasma akan menurun. Hal ini juga ditemukan pada
g. Sistem Muskuluskeletal
produk susu terpenuhi. Tulang dan gigi biasanya tidak berubah pada
4. Diagnosa Kehamilan
a. Usia kehamilan sampai 28 minggu dengan berat janin 1000 gram bila
prematuritas.
postdatism (serotinus).
minggu), triwulan kedua (13 minggu sampai 28 minggu), dan triwulan ketiga (29
5. Penatalaksanaan
Hal ini berarti, minimal dilakukan sekali kunjungan antenatal hingga usia
minggu dan sebanyak dua kali kunjungan antenatal pada usia kehamilan
diatas 36 minggu.
kehamilannya pada trimester III (28-36 minggu dan sesudah minggu ke-
K1 dan K2.
g. Resiko rendah: primi tanpa komplikasi kepala masuk PAP minggu ke-36
antepartum.
2.1.2. Anemia
1. Pengertian Anemia
sirkulasi darah atau massa hemoglobin (Hb) sehingga tidak mampu memenuhi
fungsinya sebagai pembawa oksigen ke seluruh jaringan. (Reni dan Dwi, 2018)
2. Patofisiologi Anemia
Etiologi
Eritlopolesis
kehilangan darah
Destruksi
kemampuan membawa
oksigen (hipoksemua)
Hipoksia Jaringan
Kebutuhan oksigen
Kardiovaskuler Ginjal
untuk kerja jantung
Hearth rate, dilatasi Respon renin
kapiler Aldosteron
Eritropolitin Stroke Volum Retensi garam dan
Hiperdinamik air
Gerakan ekstraseluler
Stimulasi sumsum Sirkulasi Hiperdinamik
tulang Cairan ekstraseluler
Gambar 2.1
Patofisiologi Anemia
(Sumber: Sylvia Anderson Price & Lorraine M. Wilson) (Reni dan Dwi, 2018)
3. Klasifikasi Anemia
melihat indeks eritrosit atau hapusan darah tepi dan berdasarkan etiologinya.
hematologik.
2018)
1) Anemia Mikrositik
2) Anemia Noromostik
3) Anemia Makrositik
4. Kriteria Anemia
Penentuan anemia pada seseorang tergantung pada usia, jenis kelamin dan
laboratorium didapatkan:
a. Kadar Hb <10g/dl
b. Hematokrit <30g/dl
c. Eritrosit < 2,8 juta/mm3 (Bakta 2009 dalam Reni dan Dwi 2018)
menstruasi, tetapi pada orang tua dan pria pendarahan biasanya dari
b. Kurangnya asupan makanan dan zat besi terjadi karena tidak atau
untuk perempuan.
Anemia adalah suatu kondisi medis dimana jumlah sel darah merah atau
keadaan ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari normal (Ani,
2016).
a. Perdarahan Aktif
(kronis), tubuh tidak akan mencukupi kebutuhan zat besi atau cukup
zat besi. Perempuan hamil dan menyusui sering terjadi kekurangan ini
c. Gangguan Penyerapan
d. Penyakit Kronis
Mekanisme yang tepat dalam proses ini tidak diketahui tetapi setiap
hormon ini berkurang dan ini pada gilirannya mengurangi produksi sel
f. Gizi Buruk
sesuai dengan perubahan fisiologis ibu terutama pada akhir trimester kedua
Saat hamil, volume darah dalam tubuh meningkat sekitar 50%, karena tubuh
zat besi yang dibutuhkan untuk memproduksi sel-sel darah merah. Selama hamil,
dibutuhkan zat besi sebanyak 800 mg, dimana 500 mg digunakan untuk
pertambahan sel darah merah ibu, 300 mg untuk janin dan plasenta. ( Betty, dkk
2019)
a. Anemia Ringan
Biasanya anemia ringan tidak menimbulkan tanda dan gejala apapun, jika
dan mengimbangi perubahan, dalam hal ini mungkin tidak ada gejala
b. Anemia Sedang
c. Anemia Berat
Beberapa tanda dan gejala yang mungkin menujukan anemia berat pada
darah rendah, frekuensi nafas cepat, pucat atau kulit dingin, pusing, sakit
2011).
lemah, letih, lesu dan lelah akibat kurangnya kandungan zat besi di dalam
darah. Anemia defisiensi besi merupakan anemia yang paling sering dijumpai
pada trimester terakhir. Keperluan zat besi untuk wanita tidak hamil 12
c. Menjalankan diet miskin zat besi atau pola makan yang kurang baik juga
rentan anemia.
Tubuh berada pada resiko tinggi untuk menjadi anemia selama kehamilan
jika :
2011).
berikut:
Hb, 11g/dl pada trimester I dan III, atau <10,5g/dl pada trimester II. Penegakan
diagnosa pada kehamilan dapat dilakukan dengan anamnesa, pada anamnesa akan
Dampak anemia terhadap ibu maupun bayi antara lain : dapat terjadi
(KPD), terjadinya kematian intrauterin, berat bayi lahir rendah (BBLR), dapat
terjadinya cacat bawaan pada bayi, bayi mudah mengalami infeksi sampai
oral dan perenatal. Pemberian 300 kalori/hari dan suplemen besi 60/hari kiranya
berbagai upaya penanggulangan anemia defisiensi zat besi pada ibu hamil
a. Pemberian tablet besi pada ibu hamil secara rutin selama jangka waktu
untuk ibu hamil sudah tersedia dan telah didistribusikan keseluruh provinsi
b. Buku pedoman pemberian zat besi bagi petugas tahun 1995 dan pemasangan
1996.
bau kurang sedap sekarang telah diperbarui dalam bentuk tablet salut yang
2.1.3. Bayam
1. Pengertian Bayam
sebagai sayuran hijau. Tumbuhan yang berasal dari amerika tropik namun
sekarang sudah tersebar keseluruh dunia ini relatif tahan terhadap pencayaan
langsung karena merupakan tumbuhan yang memiliki proses fotosintesis C4, yang
mampu mengikat gas CO2 secara efesien. Tumbuhan ini dikenal sebagai sayuran
Amaranthus tricolor, yaitu jenis bayam yang dapat ditanam sebagai bayam
cabut dan juga bayam petik. Jenis bayam ini tumbuh tegak, berdaun besar,
berwarna hijau keabu-abuan dan dapat dipanen secara cabutan pada umur 3
minggu (Abdul Qolik, 2014).
sebagai bahan pangan sumber protein. Bayam adalah salah satu sayuran yang
paling begizi. Kandungan yang ada di dalam sayuran bayam berwarna hijau ini
begitu banyak, kandungan yang banyak inilah yang menyebabkan daun bayam
2. Jenis-Jenis Bayam
a. Bayam Hijau
Bentuk daunnya yang kecil dan lembut sangat digemari oleh masyarakat,
bayam ini juga disebut bayam cabut (Amaranthus tricolor). Juga ada
bayam berdaun lebar, tebal dan agak liat yang disebut bayam tahunan
b. Bayam Merah
Bayam jenis ini sangat berbeda dengan bayam yang lain karena bayam
batang sekitar 0.4-1 mtr dan bercabang, batang lemah dan berair, daun
Jenis bayam ini juga banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Dapat dibuat
2014).
c. Bayam Putih
putihan, daunnya bulat, berdaging tebal dan lunak. bayam ini juga sering
3. Kandungan Bayam
mineral, kalsium, zat besi dan vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Pada
tabel di bawah ini diuraikan mengenai komposisi gizi yang terkandung tiap 100g
anak sehingga pemberian kebutuhan gizi secara akurat turut menentukan kualitas
tumbuh kembang sebagai sumber daya manusia dimasa yang akan datang.
Dalam tubuh kita memerlukan zat gizi untuk manjaga kesehatan tubuh, diantara
zat gizi yang diperlukan dalam tubuh adalah karbohidrat, protein, lemak, vitamin,
mineral, dan air. Jadi makanan yang dikonsumsi sehari-hari dalam kehidupan
sayuran yang merupakan bagian dari nutrisi tersebut. Kandungan gizi yang kaya
akan nutrisi pada bayam juga dapat menurunkan kolesterol, gula darah,
mencegah kanker usus, diabetes, dan gagal ginjal (Abdul Qolik, 2014)
4. Manfaat Bayam
Bayam sangat bagus untuk dikonsumsi, terutama bagi anak- anak, karena
remaja atau balita. Zat besi dan mineral yang terkandung dalam bayam
sangat baik untuk pertumbuhan anak anak dan remaja. Selain itu, byam
b. Menjaga Pencernaan
Sayuran bayam mengandung vitamin C dan beta karote yang sangat bagus
untuk menjaga sel-sel tubuh dari efek buruk radikal bebas. Selain itu,
Kandungan vitamin A dalam bayam akan memainkan peran ini. Hal ini
f. Menyehatkan Mata
sangat bagus dalam melindungi mata dari efek buruk sinar untraviolet.
Selain itu, bayam juga mengadung luten dan karotenoid yang dipercaya
bertambah.
untuk menurunkan tekanan darah tinggi. Dan juga meiliki mineral yang
tinggi dan bermanfaat bagi penderita hipertensi atau tekanan darah tinggi.
darah tinggi dan melemaskan pembuluh darah yang ada akhirnya dapat
Bagi yang sedang menjalankan program diet, bayam juga baik untuk diet.
Bayam bisa sangat bagus bagi pencernaan. Satu gelas bayam mengandung
rendah.
Manfaat bayam dapat melawan kanker. Hal ini karena vitamin A dan C,
serat, asam folat, serta 13 flavonoid yang terdapat dalam kandungan baym
flavonoid yang ada dalam bayam mejadi sebuah phytonutrisi yang dapat
j. Mencegah Anemia
Bayam merupakan sumber zat besi yang baik. Zat besi diperlukan untuk
mencegah anemia atau kekurangan sel darah merah. Zat besi bermanfaat
2014)
Zat besi yang terdapat pada daun bayam sangat tinggi dibandingkan sayuran
oksigen keseluruh tubuh. Adapun manfaat zat besi ini adalah sebagai penyusun
sitrokom, dan protein yang terlibat dalam proses fotosintesis dengan begitu
berguna untuk penderita anemia. Selain itu, bayam juga mengandung antioksidan
Bayam tidak boleh dikonsumsi dalam jangka waktu lama setelah dimasak.
Sayur bayam juga tidak boleh di makan apabila sudah di panaskan berulang-
ulang. Sayur bayam akan menimbulkan efek yang berbahaya bagi tubuh. Bahaya
sayur bayam akan terjadi karena peristiwa oksidasi yang terjadi antara udara dan
bayam (Mansoor, 2015).
Salah satu penyakit yang berbahaya disebabkan konsumsi bayam yang tidak
mengikat oksigen, sehingga seluruh jaringan tubuh akan terasa lemas karena
mengurangi zat gizi terutama vitamin yang larut dalam air (Vitamin C da
B).
d. Hindari memasak terlalu lama baik direbus maupun ditumis karena zat
tubuh. Selain itu bayam yang sudah dimasak tidak boleh dipanaskan
sebagai sayuran hijau. Tumbuhan yang berasal dari amerika tropik namun
sekarang sudah tersebar ke seluruh dunia ini relatif tahan terhadap pencayaan
langsung karena merupakan tumbuhan yang memiliki proses fotosintesis C4, yang
mampu mengikat gas CO2 secara efesien. Tumbuhan ini dikenal sebagai sayuran
sumber ber zat besi. Indonesia merupakan salah satu tropis yang tanahnya lembap
dan mudah untuk menanam sayur bayam. Sayur bayam juga mudah diperoleh di
Bayam merupakan sumber zat besi yang baik. Zat besi diperlukan untuk
mencegah anemia atau kekurangan sel darah merah. Zat besi bermanfaat untuk
Tumbuhan ini dikenal sebagai sayuran sumber ber zat besi. Ibu hamil
dengan anemia membutuhkan asam folat dan zat besi. Ibu hamil masih
Rohmatika (2017).
±200 gram yang diberikan 2 kali setiap hari selama 2 minggu. Pada sayuran
meningkatkan kadar hemoglobin. Kandungan zat besi pada bayam berperan untuk
pembentukan hemoglobin
yang akan diteliti agar peneliti mempunyai pengetahuan yang luas sebagai dasar
berikut:
Makanan yang
mengandung zat besi
tinggi :
a. Daging
Peningkatan
b. Ikan
Hemoglobin Pada
c. Telur
Ibu Hamil
d. Sereal
Dengan Anemia
e. Hati sapi
f. Kacang-kacangan
g. Kedelai
h. Daun bayam
Gambar 2.2
Kerangka Teori
dengan konsep-konsep yang ingin diamati dan diukur melalui penelitian yang
terdiri dari variabel-variabel serta hubungan yang satu dengan yang lain, yang
Gambar 2.3
Kerangka Konsep
2.4. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian adalah jawaban sementara penelitian, patokan
duga, atau dalil sementara, yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian
penelitian ini yaitu “Adanya Pengaruh konsumsi sayur daun bayam hijau terhadap
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan Rancangan pada
menerima perlakuan yang diikuti dengan pengukuran kedua atau observasi. Hasil
observasi ini kemudian dikontrol atau dibandingkan dengan hasil observasi pada
daun bayam hijau terhadap peningkatan kadar hemoglobin (Hb) pada ibu hamil
Perlakuan Posttest
Kelompok Eksperimen X
O2
Kelompok Kontrol
O2
Gambar 3.4
Static Group Comparison
Sumber : Notoatmodjo, 2018
Keterangan :
X = Perlakuan
ibu hamil dengan anemia yang berjumlah 52 ibu hamil dengan anemia yang ada di
3.2.2. Sampel
Sampel adalah bagian atau jumlah dan karakteritik yang dimiliki oleh
mempelajari semua yang ada pada populasi, misal karena keterbatasan dana,
tenaga dan waktu, maka peneliti akan mengambil sampel dari populasi itu.
Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akn diberlakukan untuk
populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul
(Notoatmodjo, 2018), sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil dengan
anemia yang berjumlah 24 ibu hamil. Teknik sampling atau tekinik pengambilan
sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah “Purposive Sampling” , yaitu
peneliti memilih sampel yang sesuai dengan tujuan penelitian dan memiliki
1. Kriteria Inklusi
objek yang terpilih dalam penelitian. Kriteria inklusi pada penelitian ini
yakni:
a. Seluruh ibu hamil dengan anemia yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas
Cisempur
2. Kriteria Ekslusi
objek tidak dapat menjadi bagian dari responden dalam penelitian. Kriteria
a. Ibu hamil yang memiliki riwayat penyakit, seperti hipertensi dan kanker
peningkatan kadar hemoglobin (Hb) pada ibu hamil dengan anemia ini dilakukan
Sumedang.
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2017). Variabel independen
dalam penelitian ini adalah pemberian sayur daun bayam hijau, sedangkan
Anemia.
digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, yaitu daftar pengecek yang
berisi nama subjek dan beberapa gejala serta identitas lainnya dari sasaran
adalah dengan memberi kode sesuai dengan kategori pada masing- masing
7. Peneliti akan meminta bantuan dari orang lain dalam mengambil data
data.
responden.
Bentuk analisis univariat tergantung jenis datanya. Pada data numerik analisis data
Keterangan :
d = mean
d1 = selisih pre-post
n = jumlah sampel
ibu hamil dengan anemia) dan variabel independen (pengaruh pemberian sayur
daun bayam hijau). Uji t-test digunakan jika variabel pertama dalam penelitian
berbentuk kategorik (nominal atau ordinal) dan variabel kedua berbentuk numerik
dan variabel kedua menggunakan (nominal). Uji T statistik yang digunakan untuk
menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah depnden sampel t-test (paried t-
test).
adalah tingkat keyakinan terhadap suatu hipotesis. Jika didapatkan hasil penguji
hipotesis signifikan, hal ini berarti hipotesis tersebut meyakinkan dan berarti
“tidak terdapat pengaruh konsumsi sayur daun bayam hijau terhadap peningkatan
ditolak, yang berati “ terdapat pengaruh konsumsi sayur daun bayam hijau
secara adil dan tidak mebeda-bedakan ras, agama, atau status sosial
ekonomi.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, Q., 2014, Buku Pintar Bertanam Bayam dan Sawi, Indoliterasi,
Yogyakarta
Ani, L.S., 2016, Buku Saku Anemia Defisiensi Besi. ECG, Jakarta
Baharini, I. A., Pratama, A. N. W., & Christianty, F. M., 2017, Hubungan Efek
Betty, Y., dkk, 2019, Buku Pegangan Petugas KUA Sebagai Konselor 1000 HPK
Cunningham, F.G., Gant N.F., dkk, 2013, Obstetri Williams Volume 1 Edisi 23,
EGC, Jakarta
Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil Dengan Anemia Ringan, KTI, Prodi
Sumedang
Dinkes Provinsi Jawa Barat, 2019, Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat,
Bandung
Yogyakata
Manado
Husin, F., 2013, Asuhan Kehamilan, Berbasis Bukti Paradigma Baru dalam
Lina, Evi, 2013, Hubungan Konsumsi Sayuran Hijau Dengan Anemia Pada Ibu
Lusiana, G., Julietta, H., 2020, Asuhan Kebidanan Kehamilan, Zifatama Jawara,
Sidoarjo
Mansoor, Nizam, 2015, Tahukah Anda Fakta Makanan dan Minuman yang
Manuaba, 2010, Ilmu kebidanan Penyakit Kandungan dan KB, EGC, Jakarta
Mengkuji, B., dkk, 2012, Asuhan Kebidanan 7 Langah SOAP, EGC, Jakarta
Miftahul, K., Arkha, R.B., dan Kholifatul, U., 2019, Buku Ajar Asuhan
Proverawati, dan Atikah, 2011, Anemia dan Anemia Kehamilan, Nuha Medika,
Yogyakarta
Reni, Y.A., dan Dwi, E., 2018, Anemia dalam Kehamila, CV Pustaka Abadi,
Jember
Jakarta
Bandung