Anda di halaman 1dari 5

BAB I.

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Anemia pada ibu hamil masih menjadi masalah serius di Indonesia. Hal ini
mempengaruhi kesehatan baik ibu maupun janin. Prevalensi penderita anemia yang
dialami oleh ibu hamil di seluruh dunia menduduki angka 40%. Prevalensi anemia
pada wanita usia subur antara umur 15 - 49 tahun pada tahun 2019 di Indonesia
sebesar 31,2% (World Health Organization, 2021). Data yang diterima oleh World
Health Organization (WHO) menyatakan secara global sekitar 295.000 kematian
ibu terjadi pada tahun 2017, sedangkan hasil keseluruhan AKI (Angka Kematian
Ibu) yaitu 211 kematian ibu dari 100.000 ibu yang melahirkan dengan selamat
(World Health Organization, 2019).
Anemia dapat menyebabkan beberapa gangguan kesehatan antara lain tumbuh
kembang janin, abortus, partus lama, kematian ibu dan janin, meningkatkan berat
badan lahir rendah, dan prematuritas. Menurut penelitian yang dilakukan oleh
(Kartini, 2018) menyatakan bahwa ibu hamil yang mengalami anemia akan
memiliki risiko sebesar 5,95 kali bayi yang dilahirkan memiliki panjang badan lahir
yaitu <48 cm. Berdasarkan data yang diperoleh dari laporan Puskesmas
Karangmoncol tahun 2021 pada bulan Agustus terdapat 131 ibu hamil dengan 70
ibu hamil yang mengalami anemia yang sebelumnya dilakukan pemeriksaan kadar
hemoglobin, 70 diantaranya mengalami anemia dengan hasil kadar hemoglobin
antara 8 – 12,7 g/dL. Jumlah kasus anemia paling banyak terjadi pada trimester tiga
atau pada usia kehamilan antara 28-40 minggu yaitu sebanyak 42 orang.
Pemerintah menetapkan kebijakan untuk mengatasi masalah anemia yang
terjadi pada masa kehamilan dengan pemberian rutin tambahan zat besi berupa
tablet Fe selama masa kehamilan dengan dosis 60 mg. Kebijakan pemerintah yang
telah ditetapkan tersebut hampir mencapai target yang diharapkan dan telah
maksimal ibu hamil yang mengkonsumsi tablet Fe, namun hal tersebut memberikan
hasil yang belum maksimal terhadap angka kejadian anemia yang diderita oleh ibu
hamil di Indonesia. Hal tersebut didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh
(Susiloningtyas, 2012) yang menyatakan bahwa, sekitar 76,93% ibu hamil
mengalami defisiensi besi dan 35,28% menderita anemia yang kemudian diberikan
suplemen besi sebanyak 90 tablet selama 13 minggu. Hasilnya angka ibu hamil

1
Efektivitas Jus Bayam…, Salsabila Fitrian Fauzi, Fakultas Farmasi UMP, 2022
yang menderita defisiensi besi turun menjadi 27,43%, sedangkan yang mengalami
anemia turun menjadi 9,35%. Akan tetapi, setelah perlakuan berakhir masih
terdapat ibu hamil yang mengalami defisiensi besi yaitu sebanyak 27% dan 9%
mengalami anemia. Ibu hamil memiliki kebutuhan nutrisi termasuk zat besi dua kali
lipat lebih banyak dibandingkan dengan kondisi ibu ketika sedang tidak
mengandung. Ibu hamil dengan anemia yang hanya mengkonsumsi tablet Fe untuk
mencukupi kebutuhan kadar zat besi yang banyak pada masa kehamilan
membutuhkan waktu yang tidak singkat agar kadar hemoglobinnya meningkat dan
tetap stabil di dalam tubuhnya. Pemberian tablet Fe 60 mg/hari dapat menaikkan
kadar hemoglobin sebanyak 1 g/dL per bulan (Susiloningtyas, 2012). Akan tetapi,
jika ibu hamil mengkonsumsi tablet Fe berlebih cenderung mengalami konstipasi
dan warna feses berubah menjadi kehitaman yang akan meningkatkan kecemasan
dan mempengaruhi tekanan darah pada ibu hamil (Hayati, 2020). Sehingga perlu
dorongan lain seperti tambahan suplemen zat besi baik berupa makanan ataupun
minuman yang banyak mengandung zat besi untuk dikonsumsi agar presentase
kejadian dan risiko ibu hamil yang mederita anemia akan menurun.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh (Fatimah, 2009), salah satu sumber
zat besi yang paling banyak yaitu didapatkan dari makanan dan minuman untuk
mencukupiya. Sumber zat besi ditemukan melimpah pada sayur-sayuran terutama
yang berwarna hijau, salah satu contohnya yaitu bayam (Amaranthus spp). Menurut
(Kundaryanti et al., 2019) bahwa setiap 100 gram bayam mengandung 3,9 mg zat
besi di dalamnya. Proses pembentukan hemoglobin dalam darah dapat dibantu oleh
kandungan yang terdapat dalam bayam yaitu zat besi. Selain itu, dalam 100 gram
bayam juga mengandung 80 mg vitamin C yang dapat membantu penyerapan zat
besi (Agusta, 2018). Menurut (Hajjarwati, 2020) usia paneen bayam yaitu 1–1,5
bulan karena pada daun bayam yang muda rasanya sedikit lebih manis dan memiliki
tekstur yang lembut. Sumber zat besi lain yang dapat dijadikan untuk
meningkatkan kadar hemoglobin pada ibu hamil yaitu buah kurma. Kurma
(Phoenix dactylifera, L.) merupakan buah yang sangat bermanfaat dan kaya akan
vitamin antara lain vitamin B6, vitamin C, omega -3, dan lainnya. Menurut (Yulita,
2020) menyatakan bahwa kandungan zat besi yang terdapat pada buah kurma yaitu
1,02 mg. Sedangkan, menurut (Irandegani et al., 2019) menyatakan bahwa dalam

2
Efektivitas Jus Bayam…, Salsabila Fitrian Fauzi, Fakultas Farmasi UMP, 2022
100 gram kurma mengandung sekitar 0,3 mg hingga 10,4 mg zat besi. Kemudian
kandungan mineral di dalamnya juga banyak seperti kalium, mangan, besi, dan
lainnya. Zat besi yang terkandung di dalam Sari Kurma dapat memenuhi kebutuhan
AKG (Angka Kecukupan Gizi) sebesar 6% atau sebesar 129 kkal zat besi. Sehingga
dapat digunakan untuk menambah kadar hemoglobin di dalam tubuh (Tyas, 2018).
Selain kaya akan vitamin dan mineral, kurma yang akan dikombinasikan dengan
bayam hijau juga dapat digunakan untuk memperbaiki rasa pada sediaan yang akan
dibuat.
Lokasi yang akan diteliti adalah di Kecamatan Karangmoncol, Kabupaten
Purbalingga. Hal tersebut disebabkan karena prevalensi kematian ibu di Kecamatan
Karangmoncol menduduki peringkat ketiga mengenai kasus jumlah kematian ibu
pada tahun 2019. Alasan lainnya karena di Kecamatan Karangmoncol belum ada
penelitian mengenai pengaruh pada pemberian suplemen Fe terhadap kadar
hemoglobin yang terjadi pada ibu hamil yang menderita anemia dan belum banyak
edukasi mengenai pemanfaatan bahan alam sebagai terapi komplementer untuk
menambah tingkat kadar hemoglobin yang terdapat pada ibu hamil dengan anemia.
Berdasarkan hasil tersebut, peneliti tertarik untuk mengetahui dan melakukan
penelitian mengenai “Efektivitas Jus Bayam Hijau (Amaranthus hybridus, L.)
dengan Sari Kurma (Phoenix dactylifera, L.) sebagai Terapi Komplementer untuk
Antianemia pada Ibu Hamil di Kecamatan Karangmoncol”. Penelitian yang akan
dilakukan yaitu jus bayam hijau yang dikombinasikan dengan sari kurma akan
diteliti pada sampel ibu hamil yang mengalami anemia tanpa dibatasi oleh usia
kehamilan. Perbedaannya yaitu adanya kombinasi antara jus bayam hijau dengan
sari kurma, responden dan lokasi penelitian, serta adanya pemeriksaan sebelum
perlakuan (pretes).

1.2 Perumusan Masalah


1. Bagaimana profil demografi pasien ibu hamil yang menderita anemia di
Kecamatan Karangmoncol?
2. Bagaimana perbedaan kadar hemoglobin yang terjadi pada ibu hamil yang
menderita anemia sebelum dan setelah pemberian jus bayam hijau dengan
sari kurma?

3
Efektivitas Jus Bayam…, Salsabila Fitrian Fauzi, Fakultas Farmasi UMP, 2022
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui profil demografi pasien ibu hamil yang mengalami anemia di
Kecamatan Karangmoncol
2. Mengetahui perbedaan kadar hemoglobin yang terjadi pada ibu hamil yang
menderita anemia sebelum dan setelah pemberian jus bayam hijau dengan
sari kurma.

1.4 Manfaat Penelitian


Bagi Peneliti:
1. Memberikan tambahan pengetahuan mengenai aktivitas zat besi pada sediaan
jus bayam hijau dengan sari kurma yang dapat digunakan untuk riset
selanjutnya.
2. Mendapat pengalaman dan ketrampilan baru mengenai penerapan terapi secara
langsung kepada pasien.
3. Sebagai wujud pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi
4. Berkontribusi membantu masyarakat dan pemerintah dalam dunia kesehatan
khususnya mengenai penyakit anemia yang diderita ibu hamil.

Bagi Responden:
1. Memberikan pengetahuan mengenai potensi bahan alam khususnya bayam dan
sari kurma untuk antianemia yang diderita pada ibu hamil yang lebih ekonomis
dan praktis.
2. Mencegah terjadinya risiko anemia yang diderita ibu hamil.

Bagi Puskesmas:
1. Mengurangi angka anemia yang diderita oleh ibu hamil berdasarkan profil
demografi di puskesmas.
2. Sebagai upaya promotif dan preventif dalam peningkatan kadar hemoglobin
khususnya ibu hamil yang menderita anemia sesuai dengan profil demografi
puskesmas.

4
Efektivitas Jus Bayam…, Salsabila Fitrian Fauzi, Fakultas Farmasi UMP, 2022
3. Memberikan pengalaman dan ilmu yang bermanfaat bagi tenaga kesehatan
mengenai terapi antianemia selain obat konvensional.
4. Meningkatkan citra puskesmas dalam menangani penurunan angka anemia
yang diderita oleh ibu hamil.

Bagi Perguruan Tinggi:


1. Penelitian yang dihasilkan dapat digunakan sebagai sarana untuk menambahan
pengetahuan mengenai aktivitas zat besi pada sediaan jus bayam hijau dengan
sari kurma yang dapat digunakan untuk riset selanjutnya.
2. Meningkatkan citra Universitas Muhammadiyah Purwokerto dalam bidang
kesehatan terutama penyakit anemia.

Bagi Masyarakat:
1. Memberi informasi kepada masyarakat mengenai manfaat jus bayam hijau
dengan sari kurma sebagai salah satu sumber zat besi dalam upaya
peningkatkan kadar hemoglobin khususnya pada ibu hamil yang mengalami
anemia.
2. Sediaan jus bayam hijau dengan sari kurma diharapkan dapat menjadi solusi
untuk mengurangi prevalensi kekurangan zat besi yang dialami oleh ibu hamil
di Indonesia bahkan seluruh dunia.

5
Efektivitas Jus Bayam…, Salsabila Fitrian Fauzi, Fakultas Farmasi UMP, 2022

Anda mungkin juga menyukai