PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan suatu proses berantai yang berkesinambungan dan
terdiri dari ovulasi pelepasan sel telur, migrasi spermatozoa dan ovum,
konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus,
pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm
(Manuaba, 2010). Sedangkan menurut Kuswanti (2014), kehamilan
merupakan kondisi alamiah yang unik karena meskipun bukan penyakit,
tetapi sering sekali menyebabkan komplikasi akibat berbagai perubahan
anatomi serta fisiologis dalam tubuh ibu.
Angka kematian ibu (AKI) adalah salah satu indikator yang dapat
menggambarkan kesejahteraan masyarakat di suatu negara. Berdasarkan
data World Health Organization (WHO) pada tahun 2015, angka kematian
ibu di dunia pada tahun 2015 adalah 216 per 100.000 kelahiran hidup atau
diperkirakan jumlah kematian ibu adalah 303.000 kematian dengan jumlah
tertinggi berada di negara berkembang yaitu sebesar 302.000 kematian.
Angka kematian ibu di negara berkembang 20 kali lebih tinggi
dibandingkan angka kematian ibu di negara maju yaitu 239 per 100.000
kelahiran hidup sedangkan di negara maju hanya 12 per 100.000 kelahiran
hidup pada tahun 2015.
Anemia sendiri dapat menimbulkan efek pada ibu dan janin dari ringan
sampai berat. Bila kadar hemoglobin lebih rendah dari 6 g/dl, maka dapat
timbul komplikasi yang signifikan pada ibu dan janin. Kadar hemoglobin
serendah itu tidak dapat mencukupi kebutuhan oksigen janin,
menyebabkan gagal jantung pada ibu, terjadinya hambatan pertumbuhan
janin baik sel tubuh maupun sel otak., abortus, lamanya waktu partus
karena kurangnya daya dorongan rahim, perdarahan post partum, rentan
terjadi infeksi dengan hemoglobin kurang dari 4 g/% (Proverawati, 2011).
Prevalensi anemia pada ibu hamil di dunia sebesar 38,2% dan ini
merupakan salah satu masalah kesehatan yang ekstrim di seluruh dunia
dengan prevalensi tertinggi di Afrika sebesar 44,6% diikuti oleh Asia
dengan prevalensi sebesar 39,3%. Sedangkan di Indonesia Prevalensi
anemia pada ibu hamil berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) pada tahun 2013 sebesar 37,1% meningkat pada tahun 2018
menjadi sebesar 48,9%. Anemia bila dilihat berdasarkan kelompok umur
pada tahun 2018 adalah sebagai berikut; kelompok umur 15-24 tahun
sebesar 84,6%, kelompok umur 25-34 tahun sebesar 33,7%, kelompok
umur 35-44 tahun sebesar 33,6% dan kelompok umur 45-54 tahun sebesar
24% (Kemenkes RI, 2019).
A. Rumusan Masalah
“Bagaimanakah efektivitas pemberian jus jambu biji terhadap peningkatan
kadar hemoglobin pada ibu hamil dengan anemia di BKIA Poliklinik
Rajawali?”