Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator


keberhasilan layanan kesehatan di suatu negara. Kematian ibu dapat terjadi
karena beberapa sebab, diantaranya karena anemia. Angka kematian ibu
menunjukkan bahwa angka kematian ibu adalah 70% untuk ibu-ibu yang
anemia dan 19,7% untuk mereka yang non anemia. Kematian ibu 15-20%
secara langsung atau tidak langsung berhubungan dengan anemia. Anemia
pada kehamilan juga berhubungan dengan meningkatnya kesakitan ibu
(Varney, 2016).

Perdarahan menempati persentase tertinggi penyebab kematian ibu


(28%). Anemia dan kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil menjadi
penyebab utama terjadinya perdarahan dan infeksi yang merupakan faktor
kematian utama ibu. Di berbagai negara paling sedikit seperempat dari seluruh
kematian ibu disebabkan oleh perdarahan, proporsinya berkisar antara kurang
dari 10% sampai hampir 60%. Walaupun seorang perempuan bertahan hidup
setelah mengalami perdarahan pasca persalinan, namun ia akan menderita
akibat kekurangan darah yang berat (anemia berat) dan akan mengalami
masalah kesehatan yang berkepanjangan (WHO, 2012).

Anemia dalam kehamilan merupakan kondisi ibu dengan kadar


haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar <10,5 gr%
pada trimester II. Anemia dalam kehamilan yang disebabkan karena
kekurangan zat besi, jenis pengobatannya relatif mudah, bahkan murah. Yang
sering terjadi adalah anemia karena kekurangan zat besi (Prawirohardjo,
2013).

Penyebab anemia yang paling banyak dijumpai di Indonesia adalah


anemia akibat kekurangan zat besi. Hal ini dikarenakan masukan melalui
makanan yang masih kurang maupun karena kebutuhan yang meningkat, serta
kurangnya konsumsi pemacu penyerapan zat besi seperti protein hewani dan
vitamin C (Wibowo, 2013).

Dampak anemia dalam kehamilan adalah dapat terjadi keguguran.


Dampak anemia dalam persalinan adalah kelahiran premature, inertia uteri,
atonia uteri, partus lama, perdarahan atonis dan kelahiran dengan BBLR
(Berat Bayi Lahir Rendah) dengan kondisi bayi yang lemah. desangkan
Dampak anemia pada masa nifas adalah subinvolusio rahim, daya tahan
terhadap infeksi, produksi ASI rendah dan stress (Prawiraharjo, 2012).

Oleh karena itu anemia harus diatasi karena berbahaya bagi ibu dan
janin. Pemerintah Indonesia sudah melakukan upaya upaya pencegahan dan
penanggulangan anemia dalam kehamilan sejak tahun 1975. Usaha tersebut
dengan memberikan suplemen vitamin (B6,B12) dan mineral (asam folat,
tablet besi). Vitamin dan mineral tersebut digunakan untuk pembentukkan sel
darah merah. Ibu hamil dapat memperoleh tablet besi di Puskesmas atau
posyandu ibu hamil. Tablet besi diberikan sebanyak 90 butir untuk selama
kehamilan sampai 42 hari masa nifas dengan dosis 1x1 perhari (Depkes,
2014). Walaupun pemerintah sudah melakukan upaya-upaya untuk mengatasi
anemia dalam kehamilan, akan tetapi prevalensi anemia masih tinggi
(Triratnawati, 2015).

Kondisi ini disebabkan karena adanya persepsi yang salah pada ibu
hamil dan adanya ketidak tepatan perilaku ibu hamil ketika minum tablet besi
(WHO, 2012), Selain itu juga karena kurangnya penyuluhan kepada ibu hamil
baik diperkotaan maupun dipedesaan, kurangnya peran petugas kesehatan
dalam memotivasi ibu hamil untuk minum tablet besi dan kepatuhan ibu hamil
selama mengkonsumsi tablet besi masih relatif rendah (Wigyosastro, 2015).
Anemia adalah suatu keadaan yang mana kadar hemoglobin (Hb)
dalam tubuh dibawah nilai normal sesuai kelompok orang tertentu (Irianto,
2014). Anemia pada ibu hamil berdampak buruk bagi ibu maupun janin.
Kemungkinan dampak buruk terhadap ibu hamil yaitu proses persalinan yang
membutuhkan waktu lama dan mengakibatkan perdarahan serta syok akibat
kontraksi. Dampak buruk pada janin yaitu terjadinya prematur, bayi lahir berat
badan rendah, kecacatan bahkan kematian bayi (Fikawati, 2015).
Data dari World Health Organization (WHO) 2010, secara global
prevalensi anemia pada ibu hamil di seluruh dunia adalah sebesar 41,8%.
Prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia meningkat dibandingkan
dengan 2013, pada tahun 2013 sebanyak 37,1% ibu hamil anemia sedangkan
pada tahun 2018 meningkat menjadi 48,9% (Riskesdas, 2018). Prevalensi
anemia ibu hamil di Kabupaten Kulon Progo sebesar 12,88% (Dinkes DIY,
2017).
Menurut data Riskesdas (2018), pada bagian cakupan tablet tambah
darah (TTD), ibu hamil yang memperoleh TTD ≥ 90 butir, hanya 38,1% nya
yang mengonsumsi ≥ 90 butir, sisanya yaitu 61,9% mengonsumsi < 90 butir.
Data tersebut berarti bahwa 61,9% ibu hamil tidak mengonsumsi TTD sesuai
anjuran.
Menurut data Profil Kesehatan Provinsi DIY (2017), persentase ibu
hamil yang mendapatkan TTD di masing-masing Kabupaten/Kota di DIY
pada Tahun 2017 yaitu Kulon Progo 88,86%, Bantul 86,48%, Gunung Kidul
84,74%, Sleman 95,5%, dan Kota Yogyakarta 85,55%.
Anemia dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Ada faktor langsung
dan tidak langsung. Faktor langsungnya yaitu kecukupan konsumsi tablet
tambah darah, jarak kehamilan, paritas, status gizi, serta penyakit infeksi.
Penyebab terjadinya anemia yang utama adalah kurangnya asupan zat besi
dalam makanan atau tablet tambah darah. Kejadian anemia diakibatkan oleh
kekurangan asupan zat besi (Rahmawati, 2012). Penelitian yang dilakukan di
Puskesmas Sentolo II pada tahun 2015 ditemukan bahwa kepatuhan konsumsi
tablet Fe berpengaruh pada anemia (Faridah, 2015). Penelitian serupa yang
dilakukan oleh Atik Purwandani tahun 2016 di Minahasa, didapatkan hasil
bahwa terdapat hubungan yang erat antara asupan zat besi dengan kejadian
anemia. Hasil dari penelitian yang dilakukan di Sukoharjo menunjukkan
seluruh ibu hamil yang anemia tidak patuh mengonsumsi TTD, dan seluruh
ibu hamil yang tidak anemia patuh mengonsumsi tablet besi (Rizqi, 2016).
Anemia pada ibu hamil yang disebabkan oleh kekurangan zat besi
biasa disebut dengan anemia gizi besi atau AGB. Anemia gizi besi memang
biasa diderita oleh ibu hamil, wanita menyusui dan wanita usia subur.
Kekurangan zat gizi besi atau defisiensi zat besi di Indonesia merupakan
masalah defisiensi yang harus ditanggulangi secara serius. Kementerian
Kesehatan mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan no.8 tentang TTD.
Kementerian kesehatan pun menetapkan kebijakan guna menanggulangi atau
mencegah anemia, dengan cara pemberian TTD dengan harapan agar seluruh
wanita usia subur khususnya ibu hamil mudah menjangkau TTD dan
mendapat asupan zat besi yang cukup.
Berdasarkan uraian tersebut, perlu dilakukan penelitian mengenai
pengaruh pemakaian alarm dalam ketertiban minum tablet besi sebagai
pencegahan HPP

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang munculah masalah penelitian sebagai


berikut “Bagaimana Pengaruh Pemakaian Alarm dalam ketertiban minum
tablet besi sebagai pencegahan HPP?”
C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui kepatuhan konsumsi TTD dan karakteristik pada ibu hamil


penderita anemia
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui karakteristik (usia, status pekerjaan, tingkat
pendidikan, usia kehamilan, paritas, dan status gizi) ibu hamil
penderita anemia
b. Mengetahui kepatuhan konsumsi TTD pada ibu hamil penderita
anemia
c. Mengetahui kepatuhan konsumsi TTD menurut usia pada ibu hamil
penderita anemia
d. Mengetahui kepatuhan konsumsi TTD menurut status pekerjaan
pada ibu hamil penderita anemia
e. Mengetahui kepatuhan konsumsi TTD menurut tingkat pendidikan
pada ibu hamil penderita anemia
f. Mengetahui kepatuhan konsumsi TTD menurut usia kehamilan
pada ibu hamil penderita anemia
g. Mengetahui kepatuhan konsumsi TTD menurut paritas pada ibu
hamil penderita anemia
h. Mengetahui kepatuhan konsumsi TTD menurut status gizi pada ibu
hamil penderita anemia
D. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian berbasis gizi masyarakat.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

a. Bagi mahasiswa, penelitian ini diharapkan dapat menambah


pengetahuan maupun wawasan tentang kepatuhan TTD pada ibu
hamil penderita anemia.
b. Bagi peneliti dan peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan
dapat menambah pengetahuan dan menjadi media pengembangan
ilmu pengetahuan serta memberi referensi untuk penelitian
selanjutnya yang serupa.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Puskesmas, penelitian ini diharapkan memberikan gambaran
kajian kepetuhan ibu hamil penderita anemia di Kabupaten Kulon
Progo dan Bantul, penelitian ini juga diharapkan menjadi evaluasi
untuk meningkatkan pelayanan gizi dan pemantauan pada ibu
hamil.
b. Bagi pemerintah, penelitian ini diharapkan memberi gambaran
kajian kepatuhan ibu hamil mengonsumsi TTD di Daerah Istimewa
Yogyakarta sehingga dapat menjadi bahan evaluasi tentang
kebijakan-kebijakan yang telah dibuat atau yang akan diputuskan
selanjutnya.
c. Bagi tokoh masyarakat setempat, penelitian ini diharapkan
memberikan gambaran kajian kepatuhan konsumsi TTD sehingga
dapat memberi motivasi kepada ibu hamil dalam rangka
pemberdayaan masyarakat.
F. Keaslian Penelitian

1. Penelitian Ayu Nabela Mukti dengan judul “Gambaran Kepatuhan


Konsumsi TTD dan Status Anemia pada Ibu Hamil di Puskesmas
Ngemplak II Sleman” pada tahun 2018. Tujuan penelitian ini adalah
diketahuinya gambaran kepatuhan konsumsi TTD dan status anemia
pada ibu hamil di Puskesmas Ngemplak II Sleman. Jenis penelitian ini
adalah penelitian observasional dengan desain cross sectional.
Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah subjek
penelitian, tempat dan waktu penelitian.
Hasil penelitan ini adalah sebesar 45% ibu hamil patuh dan 55%
tidak patuh mengonsumsi TTD. Ibu hamil yang patuh 100% memiliki
status anemia normal. Sedangkan ibu hamil yang tidak patuh konsumsi
TTD 67% diantaranya memiliki status anemia normal dan 33%
diantaranya mengalami anemia.
2. Penelitian oleh Dilla pada tahun 2017 dengan judul “Gambaran
Kepatuhan Ibu Hamil dalam Mengosumsi TTD di Puskesmas Jetis I, Bantul”.
Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui kepatuhan ibu

hamil dalam mengonsumsi TTD. Penelitian ini dilakukan secara


deskriptif kuantitatif. Pengambilan sampel dengan cara purposive
sampling serta analisis data menggunakan distribusi dan presentase.
Hasilnya adalah 82,1% patuh konsumsi TTD sedangkan 17,9%
tidak patuh konsumsi TTD. Perbedaannya dengan penelitian ini adalah
subjeknya, penelitian yang akan dilakukan menggunakan subjek ibu
hamil penderita anemia.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Sinthu Sivangman pada tahun 2015
dengan judul “Gambaran Tingkat Kepatuhan Ibu Hamil Mengonsumsi
TTD di Wilayah Kerja Puskesmas Sidemen Tahun 2015”. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepatuhan ibu hamil minum
TTD dan pemberian TTD di desa Sidemen. Metode yang digunakan
yaitu deskriptif cross sectional. Hasil penelitian yaitu 36% patuh
konsumsi tablet besi dan 64% tidak patuh mengonsumsi TTD.
Persamaannya dengan penelitian ini adalah variabelnya yaitu tingkat
kepatuhan konsumsi tablet besi. Perbedaannya adalah tempat, waktu,
dan subjek penelitian.

Anda mungkin juga menyukai