Anda di halaman 1dari 7

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan adalah kondisi berhentinya datang bulan atau haid pada

seorang wanita usia reproduksi yang aktif secara seksual, karena bertumbuh

kembangnya calon bayi yang tertanam di kandungan wanita tersebut.

Kehamilan menimbulkan perubahan fisiologis pada wanita hamil. Pada masa

kehamilan ada perubahan hampir pada semua sistem dan organ maternal (Dr.

Ayustawati, 2019).

Kehamilan selalu berhubungan dengan perubahan fisiologis yang

berakibat peningkatan volume cairan dan sel darah merah serta penurunan

konsentrasi protein pengikat gizi dalam sirkulasi darah, begitu juga dengan

penurunan gizi mikro (Tanziha, dkk, 2016). Pertumbuhan dan perkembangan

janin sangat dipengaruhi oleh asupan gizi ibu selama hamil. Jika keadaan

kesehatan dan status gizi ibu selama hamil baki, maka kesehatan ibu dan janin

yang dikandungnya akan baik pula (Dr. Simbolon, Desma, dkk.2018).

Pada masa kehamilan ini terjadi pembentukan jaringan-jaringan baru

melalui beberapa tahapan tertentu. Jaringan-jaringan yang terbentuk meliputi

janin serta jaringan-jaringan lain yang berfungsi sebagai pendukung yang

mampu menjaga kelangsungan janin (Anggerika, NY.,dkk. 2015). Meski

dalam jumlah terminimum sekalipun, keterbatasan nutrisi kehamilan

(maternal) pada saat terjadinya proses pembuahan janin dapat berakibat pada
2

kelahiran prematur dan efek negatif jangka panjang pada kesehatan janin

(Andonotopo & Arifin 2015).

Salah satu zat gizi yang diketahui meningkat kebutuhannya selama

kehamilan adalah zat besi. Menurut Besuni, dkk (2013), zat besi pada masa

kehamilan digunakan untuk perkembangan janin, plasenta, ekspansi sel darah

merah, dan untuk kebutuhan basal tubuh. Zat besi yang diperlukan dapat

diperoleh dari makanan dan tablet besi. Akan tetapi, seperti halnya konsumsi

zat gizi secara umum, konsumsi zat besi seringkali belum memenuhi

kebutuhan dalam tubuh.

Apabila kadar zat besi di dalam tubuh ibu hamil kurang, maka akan

terjadi suatu keadaan yang disebut anemia. Hal itu dikarenakan zat besi

merupakan mikroelemen yang esensial bagi tubuh. Zat ini terutama

diperlukan dalam hemopoiesis (pembentukan darah), yaitu dalam sintesa

hemoglobin. Sebagaimana telah diketahui bahwa rendahnya kadar

hemoglobin dalam darah mengakibatkan suatu keadaan yang disebut anemia.

Dr. Simbolon, Desma, dkk (2018) mengatakan pada ibu hamil selain asupan

zat besi yang kurang dari makanan, anemia dapat terjadi karena pada masa

kehamilan meningkatnya volume sel darah merah.

Angka kejadian anemia menurut WHO berkisar antara 20% sampai

89%, dimana 34% terjadi pada ibu hamil. Kejadian ini 75% berada di negara

sedang berkembang. Di Indonesia 63,5% ibu hamil dengan anemia

(Saifuddin, 2012). Prevalensi anemia ibu hamil berdasarkan hasil Survey

Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2009 mencapai 40,1%. Pada tahun
3

2017 angka kejadian anemia di Lampung sebesar 69,7%, angka kejadian ini

bertahan sampai tahun 2018 (Profil Kesehatan Lampung, 2018). Untuk

angka kejadian anemia di Kabupaten Lampung Selatan mencapai 72,3%

(Dinkes Lamsel, 2018).

Anemia pada ibu hamil diketahui berdampak buruk, baik bagi

kesehatan ibu maupun bayinya. Purnamasari, G, dkk (2016) menyebutkan

bahwa anemia merupakan penyebab penting yang melatarbelakangi kejadian

morbiditas dan mortalitas, yaitu kematian ibu pada waktu hamil dan pada

waktu melahirkan atau nifas sebagai akibat komplikasi kehamilan. Selain itu

ibu hamil yang menderita anemia juga menunjukkan keadaan yang tragis,

yaitu terjadinya perdarahan pada saat melahirkan. Di samping pengaruhnya

kepada kematian dan perdarahan, anemia pada saat hamil akan

mempengaruhi pertumbuhan janin, berat bayi lahir rendah dan peningkatan

kematian perinatal.

Ketidakpatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet Fe dan pengetahuan

yang kurang akan pentingnya tablet zat besi dalam masa kehamilan

merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan anemia (Marlia dkk,

2016). Selain itu, Umur ibu, paritas, Kurang Energi Kronis (KEK), Infeksi

dan penyakit, Jarak kehamilan, pendidikan ternyata juga mempengaruhi

kejadian anemia pada ibu hamil (Dr. Simbolon, Desma, dkk, 2018)). Depkes

(2015) menyatakan bahwa dampak yang menyebabkan timbulnya anemia

pada ibu hamil ialah mengalami pendarahan saat melahirkan, bayi berat lahir

rendah (BBLR), IQ tidak optimal, bayi mudah terinfeksi dan mudah


4

menderita gizi buruk. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, terdapat

hubungan yang signifikan antara kepatuhan ibu yang mengkonsumsi tablet Fe

dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Hal ini disebabkan karena kepatuhan

ibu hamil yang mengkonsumsi tablet Fe memiliki hubungan yang kuat

dengan kadar Hb ibu hamil, sehingga makin patuh ibu hamil mengkonsumsi

tablet Fe semakin tinggi kadar Hb ibu hamil tersebut (Prayitno, 2014). Hal ini

berarti bila semakin patuh ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe maka

resiko terkena anemia semakin kecil.

Jumlah paritas juga dapat mempengaruhi kejadian anemia. Penelitian

Astriana (2017) menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara jumlah

paritas dengan kejadian anemia, semakin tinggi jumlah paritas maka resiko

mengalami anemia sebesar 3-6 kali. Hal ini dikarenakan setelah persalinan

dan lahirnya plasenta serta pendarahan, ibu akan kehilangan zat besi sekitar

900 mg. Jika setelah persalinan kebutuhan zat besi tidak terpenuhi serta

terjadi persalinan yang berulang-ulang maka resiko anemia pada kehamilan

berikutnya lebih tinggi (Manuaba, 2010).

Faktor yang mempengaruhi kejadian anemia selanjutnya yang terjadi

pada ibu hamil yaitu umur ibu. Berdasarkan penelitian Astriana, W (2017),

terdapat hubungan yang signifikan antara umur ibu dengan kejadian anemia.

Kelompok umur < 20 tahun beresiko anemia sebab reproduksi belum

berkembang dengan optimal dan umur di atas 35 tahun juga rentan anemia

karena dalam hal ini daya tahan tubuh menurun sehingga mudah terkena

penyakit infeksi selama masa kehamilan.


5

Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Puskesmas Palas pada

ibu hamil yang sedang memeriksakan kandungannya diperoleh hasil bahwa

dari 10 ibu hamil, 6 (0,6%) diantaranya didapatkan nilai Hb kurang dari 12g

%. Dari uraian latar belakang diatas, maka penulis tertarik melakukan

penelitian yang berjudul “ Faktor – faktor mempengaruhi kejadian anemia

pada ibu hamil di Desa Tanjung Sari Wilayah Kerja Puskesmas Palas Tahun

2019”

B. Rumusan Masalah

Dari uraikan diatas maka dapat dirumuskan permasalahan dalam

penelitian apa saja faktor – faktor yang mempengaruhi kejadian anemia pada

ibu hamil di Desa Tanjung Sari Wilayah Kerja Puskesmas Palas Tahun 2019?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk diketahui faktor – faktor yang berhubungan dengan kejadian

anemia pada ibu hamil di Desa Tanjung Sari Wilayah Kerja Puskesmas

Palas Tahun 2019.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk diketahui distribusi frekuensi kejadian anemia pada ibu

hamil di Desa Tanjung Sari Wilayah Kerja Puskesmas Palas

Tahun 2019
6

b. Untuk diketahui distribusi frekuensi kepatuhan konsumsi tablet Fe

ibu hamil di Desa Tanjung Sari Wilayah Kerja Puskesmas Palas

Tahun 2019

c. Untuk diketahui distribusi frekuensi paritas ibu hamil di Desa

Tanjung Sari Wilayah Kerja Puskesmas Palas Tahun 2019.

d. Untuk diketahui distribusi frekuensi umur ibu hamil di Desa

Tanjung Sari Wilayah Kerja Puskesmas Palas Tahun 2019.

e. Untuk diketahui hubungan kepatuhan konsumsi tablet Fe dengan

kejadian anemia pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Palas

Tahun 2019.

f. Untuk diketahui hubungan paritas dengan kejadian anemia pada

ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Palas Tahun 2019.

g. Untuk diketahui hubungan umur dengan kejadian anemia pada ibu

hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Palas Tahun 2019.

D. Manfaaat Penelitian

1. Teoritis

Manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian yang dilakukan, dapat

digunakan sebagai referensi tambahan tentang anemia pada ibu hamil.

2. Praktis

a. Bagi Responden

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tambahan untuk

masyarakat tentang anemia pada ibu hamil yang dapat menyertai ibu
7

dalam masa kehamilan, sehingga dapat meningkatkan status

kesehatan pada ibu dan janin.

b. Bagi Puskesmas Palas

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi tambahan

dalam pemberian informasi kesehatan kepada ibu hamil tentang

anemia kehamilan, sehingga kondisi kesehatan ibu hamil dapat

dijaga dengan baik.

c. Bagi Universitas Aisyah Pringsewu

Hasil penelitian ini berguna sebagai bahan bacaan di perpustakaan

terutama dalam konteks keperawatan maternitas, terkait anemia

pada ibu hamil dan diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan

bahan masukan untuk penelitian selanjutnya.

d. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

informasi, perbandingan, serta referensi bagi peneliti selanjutnya.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Desain penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan

cross Sectional, subjek dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang hamil

pada bulan Oktober – November Tahun 2019 di Wilayah Kerja Puskesmas

Palas. Variabel dalam penelitian terdiri dari variabel bebas (Kepatuhan

minum tablet Fe, paritas, dan umur) dan variabel terikat (Anemia Kehamilan)

yang dilakukan di Desa Tanjung Sari Wilayah Kerja Puskesmas Palas Tahun

2019, Waktu Penelitian Desember 2019.

Anda mungkin juga menyukai