Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari

persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra-hamil.

Lama masa nifas ini 6-8 minggu Asupan makanan adalah semua jenis

makanan dan minuman yang dikonsumsi tubuh setiap hari. Nutrisi atau gizi

adalah zat yang diperlukan oleh tubuh untuk keperluan metabolismenya.

Kebutuhan gizi pada masa nifas terutama bila menyusui akan meningkat

25%, karena berguna untuk proses kesembuhan karena sehabis melahirkan

dan untuk memproduksi air susu yang cukup untuk menyehatkan bayi. Semua

itu akan meningkat tiga kali dari kebutuhan biasa (Retna, 2008).

Makanan yang dikonsumsi berguna untuk melakukan aktifitas,

metabolisme, cadangan dalam tubuh, proses memproduksi ASI serta sebagai

ASI itu sendiri yang akan dikonsumsi bayi untuk pertumbuhan dan

perkembangan (Retna, 2008). Anemia adalah penyakit kurang darah yang

ditandai dengan kadar hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit) lebih

rendah dibandingkan normal (Soebroto, 2010).

Hemoglobin adalah molekul protein pada sel darah merah yang

berfungsi sebagai media transport karbondioksida dari jaringan tubuh ke

paru-paru. Kandungan zat besi terdapat dalam hemoglobin membuat darah

berwarna merah. Anemia dalam masa nifas merupakan lanjutan dari pada

1
2

anemia yang diderita saat kehamilan, yang menyebabkan banyak keluhan

bagi ibu dan mengurangi presentasi kerja, baik dalam pekerjaan rumah sehari

- hari maupun dalam merawat bayi (Wijanarko, 2010).

Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat terbesar didunia

terutama bagi kelompok wanita usia reproduksi (WUS). Anemia pada

umumnya terjadi di seluruh dunia, terutama di Negara berkembang

(Developing countries) dan pada kelompok sosio-ekonomi rendah

(Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2008). Di Indonesia, anemia

gizi masih merupakan salah satu masalah kesehatan di samping masalah-

masalah gizi yang lainnya, yaitu: kurang kalori protein, defisiensi vitamin A,

dan gondok endemik (Arisman, 2007).

Anemia gizi disebabkan oleh defisiensi zat besi, asam folat, dan / atau

vitamin B12, yang kesemuanya berakar pada asupan yang tidak adekuat,

ketersediaan hayati rendah (buruk), dan kecacingan yang masih tinggi

(Arisman, 2007). Anemia kekurangan besi dan juga anemia kekurangan asam

folat sebenarnya tidak perlu terjadi bila makanan sehari-hari cukup

mengandung besi dan asam folat. Namun sumber makanan kaya besi

umumnya terdapat pada sumber protein hewani, ikan dan daging yang

sepenuhnya tidak terjangkau oleh kebanyakan masyarakat. Penyerapan besi

juga dipengaruhi oleh adanya zat-zat penghambat penyerapan besi, yaitu

asam fitat, asam oksalat, dan tannin yang banyak terdapat pada serealia,

sayuran, kacang-kacangan, dan teh. Untuk meningkatkan penyerapan besi,

dianjurkan untuk lebih banyak mengkonsumsim vitamin C dan protein


3

hewani (Waryana, 2010). Penyebab anemia gizi besi, selain karena adanya

pantangan terhadap makanan hewani faktor ekonomi merupakan penyebab

pola konsumsi masyarakat kurang baik, tidak semua masyarakat dapat

mengkonsumsi lauk hewani dalam sekali makan. Padahal pangan hewani

merupakan sumber zat besi yang tinggi absorbsinya (Waryana, 2010).

Faktor-faktor yang mempengaruhi anemia pada masa nifas adalah ibu

hamil dengan anemia, persalinan dengan perdarahan, penyakit virus dan

bakteri, nutrisi yang kurang. Oleh karena itu, penting dipertimbangkan

nutrisi/ gizi yang kurang sebagai faktor yang memperburuk kondisi ibu dalam

masa nifas. Status gizi yang buruk memberikan kontribusi pada penyebab

utama kematian ibu. Kehilangan darah pada saat perdarahan jauh lebih serius

pada ibu yang menderita anemia. Status gizi ibu pada masa nifas dapat dinilai

dengan melihat bagaimana pola makannya dan kadar hemoglobinnya

(Manuaba, 2010).

Data yang diperoleh dari Profil Dinas Kesehatan Propinsi Jawa

Tengah, AKI pada tahun 2013 yaitu 668 kasus atau 118,62 per 100.000 KH.

Pada tahun 2014 terdapat 711 kasus atau 126,55 per 100.000 KH. Pada tahun

2015 terdapat 437 kasus atau 77,78 per 100.000 KH. Berdasarkan data di

Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang AKI pada tahun 2013 terdapat 17

kasus atau 120,22 per 100.000 KH, meningkat pada tahun 2014 sebanyak 20
4

kasus atau 144,31 per 100.000 KH. Pada tahun 2015 mengalami penurunan

sebanyak 17 kasus atau 120,34 per 100.000 KH. Meskipun mengalami

penurunan namun belum dapat mencapai target sebesar 102 per 1.000 KH.

Di Kecamatan Pringapus pada tahun 2013 tidak terdapat kematian ibu.

Pada tahun 2014 terdapat 2 kasus AKI. Data yang didapat dari Bidan

Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang pada bulan Agustutus 2016

terdapat 37 ibu nifas dan 22 ibu nifas mengalami anemia dengan kadar Hb

rata-rata 9-10 gr%, dan 15 ibu nifas tidak anemia dengan kadar Hb rata-rata

11 gr%. Pada umumnya, ibu yang baru melahirkan atau ibu nifas

membutuhkan sangat banyak asupan gizi. Jika pola makannya tidak sesuai

maka asupan gizi yang diperoleh tidak akan tercukupi, dan ibu bisa

mengalami anemia.

Berdasarkan latar belakang di atas, perlu dilakukan penelitian lebih

lanjut apakah asupan makanan yang dikonsumsi berpengaruh dengan kadar

hemoglobin pada ibu nifas di Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang diangkat dalam

penelitian ini adalah “Adakah pengaruh asupan makanan terhadap kadar

hemoglobin pada ibu nifas di Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang?”


5

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh asupan makanan sesuai program terhadap

kadar hemoglobin pada ibu nifas.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui kadar hemoglobin ibu nifas sebelum diberikan asupan

makanan sesuai program.

b. Mengetahui kadar hemoglobin ibu nifas sesudah diberikan asupan

makanan sesuai program.

c. Mengetahui pengaruh asupan makanan sesuai program terhadap kadar

hemoglobin pada ibu nifas.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Profesi

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam rangka

meningkatkan upaya-upaya pencegahan anemia khususnya pada ibu nifas.

2. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana memperkaya ilmu

pengetahuan serta wawasan masyarakat khususnya pembaca mengenai

kadar hemoglobin dan anemia.


6

3. Bagi Institusi

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu referensi bagi

institusi, menambah perpustakaan institusi pendidikan dan sebagai bahan

bacaan bagi mahasiswa.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti membatasi ruang lingkup yang diteliti, yaitu:

1. Jenis penelitian : Quasi Eksperimental

2. Subjek penelitian

Ibu nifas di Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang.

3. Objek penelitian

Kadar hemoglobin masa nifas.

4. Tempat Penelitian

Tempat yang digunakan sebagai tempat penelitian adalah Kecamatan

Pringapus Kabupaten Semarang.

5. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan pada bulan November 2016.

F. Keaslian Penelitian

Penelitian tentang pengaruh asupan makanan dengan kadar

hemoglobin pada ibu nifas di Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang

tahun 2016 belum pernah dilakukan. Akan tetapi sudah ada penelitian yang

dilakukan dan terkait dengan asupan makanan dan hemoglobin, yaitu :


7

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian


Judul, Nama, Variabel yang Metode Hasil
Tahun Diteliti
Hubungan pola Asupan vitamin c, Jenis penelitian Hasil penelitian ini
konsumsi frekuensi adalah penelitian menunjukkan bahwa ada
dengan status konsumsi sumber survey analitik hubungan yang
hemoglobin zat besi dengan rancangan signifikan antara asupan
pada ibu hamil nonhem,frekuensi cross sectional vitamin C (p=0,01)
di Kabupaten konsumsi sumber dilakukan pada frekuensi konsumsi
Gowa Tahun pelancar zat besi, bulan Februari - sumber zat besi nonhem
2013 frekuensi Maret 2013, (p=0,04), frekuensi
konsumsi diKabupaten Gowa. konsumsi sumber
Bulkis penghambat zat Populasi sebanyak pelancar zat besi
(2013) besi 187 responden. (p=0,03) dan frekuensi
Pengambilan konsumsi penghambat
Status sampel dilakukan zat besi (p=0,03) dengan
hemoglobin ibu secara randoms status hemoglobin ibu
hamil. ampling dengan hamil. Hasil penelitian
jumlah sampel 65 ini juga menunjukkan
responden ibu tidak ada hubungan
hamil. yang
Pengumpulan data Signifikan antara asupan
dilakukan dengan protein (p= 0,64),
pengambilan data asupan Fe (p= 0,25), dan
primer dan frekuensi konsumsi
sekunder. sumber zat besi heme
Analisis data (p=0,34) dengan status
dilakukan dengan hemoglobin ibu hamil.
menggunakan uji
chi-square.

Pola Konsumsi Pola Konsumsi Desain penelitian Hasil penelitian


Dan Kadar adalah cross menunjukkan ada
Hemoglobin Kadar Hb sectional dengan hubungan antara lama
Pada Ibu Hamil jumlah sampel 200 sekolah, status gizi
Di Kabupaten ibu hamil yang lingkar lengan atas
Maros, dipilih secara (LILA), konsumsi tablet
Sulawesi proportional besi, asupan vitamin C
Selatan stratified random dan asupan energi
sampling. Analisis protein dengan kadar
Fatimah multivariat hemoglobin ibu hamil (p
(2013) digunakan untuk = 0,001; R2 = 0,24).
melihat hubungan
pola konsumsi dan
kadar hemoglobin.
8

Lanjutan tabel 1.1

Judul, Nama, Variabel yang Metode Hasil


Tahun Diteliti
Hubungan Asupan Nutrisi Metode penelitian Hasil dari penelitian ini
Asupan Nutrisi adalah survey diperoleh nilai r hitung
dengan Kadar Kadar Hb analitik dengan 0,674 > r tabel 0,312
HB Pada Ibu pendekatan cross dan p-value 0,001 <
Hamil di BPS sectional study. 0,05. Hal ini
Suratini Jumlah sampel 40 menunjukkan bahwa
Suwarno ibu hamil, dengan terdapat hubungan yang
Surakarta teknik sampel signifikan antara asupan
secara quota nutrisi dengan kadar Hb
Anis sample. Instrumen pada ibu hamil.
Nurhidayati penelitian :
(2014) kuesioner dan set
HB Digital. Analisa
: Pearson Product
Moment.
Hubungan Asupan Zat Gizi Jenis penelitian Ada hubungan antara Fe
Asupan Zat Pembentuk Sel survey analitik (ρ = 0,001), Asam folat
Gizi Pembentuk Darah Merah dengan desain (ρ = 0,002), Vitamin B
Sel Darah cross sectional. 12 (ρ = 0,040), Protein
Merah Kadar Hb Teknik sampling : (ρ = 0,007), Vitamin E
Dengan kadar random sampling (ρ = 0,009), Cu (ρ =
Hemoglobin sampel 66 orang. 0,000) dengan kadar
Pada Ibu Hamil Pengumpulan data : hemoglobin pada ibu
di Kabupaten data primer dan hamil. Tidak ada
Gowa data sekunder. hubungan antara
Analisis : corelasi. Vitamin C dengan kadar
Angreani hemoglobin pada ibu
Besuni hamil (ρ = 0,126).
(2007)
Pengaruh Variabel Bebas : Desain penelitian Hasil penelitian
Asupan Asupan Makanan menggunakan pre menunjukkan kadar
Makanan test – post test hemogoblin ibu nifas
Terhadap Kadar Variabel Terikat : design. Populasi : sebelum diberikan
Hemoglobin Kadar Hb seluruh ibu nifas. asupan makanan rata-
Pada Ibu Nifas Sampel : 27 rata 10,25. Kadar
Di Kecamatan responden dengan hemogoblin ibu nifas
Pringapus teknik sampling sesudah diberikan
Kabupaten simple random asupan makanan rata-
Semarang sampling. Alat rata 12,56. Ada
pengumpulan data pengaruh asupan
Istiqomah berupa data primer makanan sesuai program
(2017) yaitu data Hb. terhadap kadar
Analisa : wilcoxon hemoglobin pada ibu
. nifas (p=0,001).
9

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah pada judul,

tempat penelitian, desain penelitian, populasi, sampel, teknik sampling dan analisa

data.

Anda mungkin juga menyukai